Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

MASSA PANKREAS
DI RUANG KEMUNING RS MARGONO SOEKARJO

Oleh :
HERI FIRMANSAH
I 4B018061

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PENDIDIKAN PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
KANKER PANKREAS

A. Latar Belakang
Kanker pankreas merupakan salah satu tumor saluran cerna yang sering
ditemukan. Belakangan ini kejadiannya cenderung meningkat. Gejala klinis
karsinoma pankreas tidak spesifik, sehingga sulit menegakkan diagnosis dini dan
pada waktu diagnosis umumnya sudah stadium lanjut sehingga dewasa ini
termasuk salah satu kanker yang prognosisnya paling buruk.
Kanker pankreas dapat berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan
endokrin pankreas, serta jaringan penyangganya. Tumor pankreas dapat berupa
tumor jinak atau tumor ganas. Dalam klinis sebagian besar pasien (+ 90%) tumor
pankreas adalah tumor ganas dari jaringan ekssokrin pankreas, yaitu
adenokarsinoma duktus pankreas.
Kanker pankreas tetap merupakan sumber utama mortalitas di negara
maju. Insidennya meningkat, dan kini sebesar 9/100.000. Penyakit ini lebih
sering ditemukan pada pria dibanding wanita. Di Indonesia, kanker pankreas
tidak jarang ditemukan dan merupakan tumor ganas ketiga terbanyak pada pria
setelah tumor paru dan tumor kolon.Insiden tertinggi pada usia 50-60 tahun.
Faktor yang telah terbukti meningkatkan risiko, yaitu merokok berat, diet daging
terutama daging goreng yang tebal dan banyak kalori, diabetes melitus, dan
pernah gastrektomi dalam kurun waktu 20 tahun terakhir, sedangkan faktor
minum teh, kopi, dan alkohol, tidak konsisten terbukti meningkatkan risiko.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan laporan pendahuluan dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan penyakit kanker pankreas ini adalah :
1. Mendeskripsikan tentang penyakit kanker pankreas
2. Mendeskripsikan proses asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker
pankreas
C. Definisi Kanker Pankreas
Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi
utama, yaitu: Menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting
seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian posterior perut dan berhubungan
erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang
melapisi saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan
Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak
lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia
50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55
tahun. (Brunner & Suddarth, 2002).
D. Etiologi Kanker Pankreas
Adapun etiologi dari Kanker Pankreas yaitu :
1. Faktor Resiko Eksogen
Merupakan adenoma yang jinak dan adenokarsinoma yang ganas yang
berasal dari sel parenkim (asiner atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang
termasuk factor resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan
kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka mengkonsumsi
kopi, dan beberapa zat karsinogen.
2. Faktor Resiko Endogen
Contohnya : Penyakit DM, pankreatitis kronik, kalsifikasi pankreas
Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau
melalui pembuluh darah kelenjar getah bening. Lebih sering ke hati,
peritoneum, dan paru. Tapi agak jarang pada adrenal, Lambung,
duodenum, limpa. Kolestasis Ekstrahepatal. Kanker di kaput pankreas
lebih banyak menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut Tumor
akan masuk dan menginfiltrasi duodenum sehingga terjadi perdarahan di
duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kauda akan lebih sering
mengalami metastasis ke hati, bisa juga ke limpa. (Setyono, 2001).
E. Klasifikasi Ca Pankreas
1. Tumor pada kaput pankreas : Tumor ini menyebabkan obstruksi duktus
koledokus tempat saluran yang berjalan melalui kaput pankreas untuk
bersatu dengan duktus pankreatikus dan berjalan pada ampula fater ke
dalam duodenum.Obstruksi aliran getah empedu akan menimbulkan gejala
ikterus yaitu feses yang berwarna pekat dan urine yang berwarna gelap.
2. Tumor pulau langerhans pankreas : Pankreas terdiri dari pulau-pulau
langerhans yaitu kumpulan kecil sel-sel yang mengeksresikan produknya
langsung ke dalam darah dan dengan demikian merupakan bagian dari
sistem endokrin.Paling tidak ada 2 tipe tumor sel pulau langerhans yang
telah diketahui yaitu tumor yang meneksrisikan insulin dan tumor yang
tidak meningkatkan sekresi insulin.
3. Tumor ulserogenik : Sebagian tumor pulau langerhans berhubungan
dengan hipersekresi asam lambung yang menimbulkan ulkus pada
lambung,duodenum,dan bahkan jejuneum.Hipersekresi tersebut bisa terjadi
begitu hebat sehingga sekalipun rekseksi parsial lambung sudah dilakukan
tapi masih tersisa cukup banyak asam yang menimbulkan ulserasi lebih
lanjut.Apabila terjadi kecendrungan untuk terjadinya ulkus lambung atau
duodenum kemungkinan adanya tumor ulserugenik
F. Tanda dan Gejala Kanker Pankreas
Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal.
Tapi setelah tumbuh dan menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian
bawah dan kadang-kadang menyebar ke punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih
buruk setelah orang makan atau berbaring. Gejala lain yang mungkin muncul
antara lain:
1. Berat badan menurun drastis akibat kehilangan nafsu makan
2. Anoreksia dan kembung
3. Diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea)
4. Diabetes ( pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis,
mual, serta kulit, mata, atau selaput lendir menguning.)
5. Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai warna
tanah
6. Mengalami kelelahan berkepanjangan
7. Terjadi pembekuan darah
8. Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada menurunnya
metabolisme tubuh
9. Depresi berkepanjangan
10. Gangguan pada organ hati atau liver
G. Komplikasi Kanker Pankreas
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Masalah Metabolisme Glukosa
Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi
insulin sehingga dapat mendorong permasalahan di metabolisme glukosa,
termasuk diabetes.
2. Ikterus atau Jaundice
Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan
bagian putih mata dapat terjadi jika tumor pankreas menyumbat saluran
empedu, yaitu semacam pipa tipis yang membawa empedu dari liver ke
usus dua belas jari. Warna kuning berasal dari kelebihan bilirubin. Asam
empedu dapat menyebabkan rasa gatal jika kelebihan bilirubin tersebut
mengendap di kulit.
3. Nyeri
Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf,
menimbulkan rasa sakit di punggung atau perut yang terkadang bisa
menjadi hebat
4. Metastasis.
Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas
pankreas. Pankreas dikelilingi oleh sejumlah organ vital, termasuk juga
perut, limpa kecil, liver, paru-paru dan usus. Karena kanker pankreas
jarang terdeteksi pada stadium awal, kanker ini seringkali menyebar ke
organ-organ tersebut atau ke dekat ujung limpa.
H. Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas
1. USG
USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker
pankreas. Yang ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif,
dapat multi-sumbu pengamatan permukaan, dan lebih jelas melihat
struktur pancreas dengan internal saluran empedu atau tanpa obstruksi dan
lokasi obstruksi. Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang
rentan terhadap perut, gas usus, dan somatotip. Selain itu, USG juga
bergantungan dengan pengalaman dokter yang memeriksa dan peralatan
yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika perlu, mengingat kombinasi
dari pencitraan maka dapat ditambahkan dengan pemeriksaan resonansi
CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.
2. CT
CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas
dengan pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis
kanker pankreas dan pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi
secara luas, tetapi diagnosis kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untuk
menampilkan hubungan antara tumor dan struktur sekitarnya. CT dapat
dengan akurat menentukan apakah sudah ada metastasis pada hati dan
kelenjar getah bening. CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa
tahun terakhir bidang diagnosis tumor dan sebagai sarana untuk
menentukan langkah pengobatan, anda dapat lebih akurat menilai sifat dan
tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan pengobatan dengan nilai yang
lebih tinggi.
3. Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik
Kolangiopankreatografi (MRCP) : Bukan sebagai metode pilihan untuk
diagnosis kanker pankreas, tetapi ketika pasien alergi dengan kontras
ketingkatkan CT maka dapat dilakukan pemeriksaan scan MRI,tetapi tidak
untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain itu, beberapa lesi sulit
untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT dapat digantikan
dengan melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar CT.
MRCP dilakukan untuk menentukan perbandingan tanpa obstruksi bilier
dan tempat obstruksi, penyebab obstruktif memiliki keuntungan jelas, dan
Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography (ERCP), empedu
transhepatik saluran pencitraan alat invasif, dan lebih aman.
I. Penatalaksanaan/Pengobatan Kanker Pankreas
Tindakan bedah yang harus dilakukan biasanya cukup luas jika ingin
mengangkat tumor terlokalisir yang masih dapat direseksi. Namun demikian,
terapi bedah yaitu Definitive (eksisi total lesi), Tidak dapat dilakukan karena
pertumbuhan yang sudah begitu luas. Tindakan bedah tersebut sering terbatas
pada tindakan paliatif.
Meskipun tumor pankreas mungkin resisten terhadap terapi radiasi
standar, pasien dapat diterapi dengan radioterapi dan kemoterapi (Fluorourasil,
5-FU) . jika pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi introperatif (IORT =
Intraoperatif Radiation Theraphy) dapat dilakukan untuk memberikan radiasi
dosis tinggi pada jaringan tumor dengan cedera yang minimal pada jaringan lain
serta dapat mengurangi nyeri pada terapi radiasi tersebut. (Brunner & Suddarth,
2002)
J. Patofisiologi
Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas,
melapisi dan melekat pada pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat
infiltrasi di jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan perineural. Pada
stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering bermetastasis ke duodenum,
lambung, peritoneum, hati dan kandung empedu.
Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke
hati, peritoneum, limpa, lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput
pancreas sering menimbulkan sumbatan pada saluran empedu sehingga terjadi
kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan menginfiltrasi
duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma
yang letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati
dan ke limpa.
Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang
beresiko mengakibatkan edema pada pancreas (terutama daerah ampula vater).
Edema pada ampulla akan berakibat aliran balik getah empedu dari duktus
koledokus ke dalam duktus pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas
akan terjadi peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan pada
pancreas. Proses peradangan ini kalau ditumpangi mikroorganisme maka akan
berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang hipotalamus untuk
meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).
Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada
pancreas yang merangsang reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah
abdomen dan punggung. Kondisi ini memunculkan adanya keluhan nyeri hebat
pada abdomen yang menjalar sampai punggung.
Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada
penekanan dinding duktus dan pancreas serta pembuluh darah pancreas.
Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak sehingga darah
dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat
pada ekimosis pinggang dan umbilicus.
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan
respon asam lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat
kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk
meningkatkan ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan
muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah
akan berdampak peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini
menurunkan volume dan komposisi cairan tubuh yang secara otomatis akan
menurunkan volume darah. Penurunan volume darah inilah yang secara klinis
akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan
oksigen dan penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel
termasuk otak. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada
penderita. Ditambah lagi mual akan menurunkan komposisi kalsium darah yang
berdampak pada penurunan eksitasi system persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri berhubungan dengan obstruksi pankreas.
2. Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan
anoreksia, gangguan sekresi insulin, mual diare, keletihan.
3. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan obstruksi saluran cerna.
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan salah interpretasi penyakit atau
ketidaktahuan tentang penyakit tersebut.
Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8.


Jakarta: EGC.
Corwin, J. Elizabeth.2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Rev. 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid 1, Jakarta: Media
Aesculapius
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol. 2.
Jakarta EGC
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan
Gangguan Eksokrin & Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha
Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai