Anda di halaman 1dari 14

“PERENCANAAN PENGEMBANGAN LOKASI WISATA KOLAM RENANG

TIRTO MUDO KABUPATEN MAGETAN MENGGUNAKAN METODE HOUSE OF


QUALITY DAN BENEFIT COST ANALYSIS”
(Studi Kasus : Lokasi Wisata Kolam Renang Tirto Mudo Kabupaten Magetan, Jawa Timur)

Nanda Kiswanto, Lantip Trisunarno


Jurusan Teknik Industri
Fakultas Teknologi Industri
Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya
Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111
E-mail: kiswanto.nanda@gmail.com ; trisunarno@yahoo.com

ABSTRAK
Program pemberdayaan masyarakat yang dilaksanakan di desa Sumberdodol telah
menyelesaikan tahap awal. Hasil dari program ini adalah kolam renang Tirto Mudo. Pada tahap
selanjutnya, pemerintah berencana mengembangkan kolam renang ini menjadi Lokasi wisata baru.
Pengembangan akan dilakukan berdasarkan suara konsumen dan stakeholder. Selain itu, pemerintah
juga ingin mengetahui kemanfaatan dari kolam renang tersebut terhadap masyarakat desa. Untuk
mendapatkan konsep yang sesuai dengan dan Stakeholder, maka dilakukan penyusunan konsep
pengembangan menggunakan metode HOQ, FAST, PUGH. Sedangkan untuk mengukur tingkat
kemanfaatannya, dilakukan pendekatan menggunakan Benefit Cost Ratio (BCR). Setelah dilakukan
pendekatan dengan metode di atas, dihasilkan prioritas konsep pengembangan yaitu peningkatan
kelengkapan fasilitas penunjang di dalam area kolam renang. Hasil identifikasi manfaat menunjukkan
bahwa masyarakat mendapatkan manfaat berupa tambahan pendapatan dari aktifitas kolam renang ini.
Perhitungan rasio B/C didapatkan nilai lebih dari satu, ini menunjukkan bahwa proyek ini layak untuk
dilaksanakan.

Kata Kunci : VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis

ABSTRACT
Community empowerment programs conducted in the village Sumberdodol has finished the
first stage. The result of this stage is Tirto Mudo swimming pool. At the next stage, the government
plans to expand the pool to become a new tourism site. The development to be undertaken should be
based on the voice of customer and stakeholders. In addition, the government also wanted to know the
benefit of this pool for the village community. In order to get the best concept that in accordance with
the VOC and stakeholders, then planning design is performed using HOQ, FAST, and PUGH Method.
While to measure the level of benefits, made the approach using the Benefit cost ratio. After the
approach using those methods above has conducted, the resulting priority concept of development is
increasing the completeness of the supporting facilities in the pool area. Benefit identification results
show that the village communities get the benefit in additional income from the activity of this pool.
The result of B/C ratio obtained a value of more than one, this indicates that this project is feasible.

Keywords: VOC, HOQ, Stakeholder, Fast, PUGH, Benefit Cost Analysis

1. Pendahuluan dan dihormati dalam sistem Pemerintahan


1.1. Latar Belakang Negara Kesatuan Republik Indonesia, demikian
Desa adalah kesatuan masyarakat hukum menurut Pemerintah nomor 72 Tahun 2005
yang memiliki batas-batas wilayah yang tentang Desa. Desa sebagai satuan
berwenang untuk mengatur dan mengurus pemerintahan terkecil di Negara Indonesia
kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan memiliki banyak potensi dan juga tentunya
asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui permasalahan. Dalam proses berkembangannya,

1
desa sebaiknya dipandang sebagai sebuah konsumen. Disisi lain, pengembangan ini juga
kesatuan yang bisa didekati menggunakan harus bisa menjawab bagaimana meningkatkan
konsep triple bottom line agar dapat keterlibatan masyarakat khusunya rumah tangga
berkembang secara seimbang dan menyeluruh hampir miskin serta harus bisa menunjukkan
(Trisunarno, dkk, 2009). Konsep ini besaran manfaat yang bisa diterima oleh
memperlihatkan keseimbangan 3 unsur penting masyarakat, karena tujuan awal kolam renang
yaitu People, Planet, dan Profit (Manusia, ini adalah peningkatan kondisi perekonomian
Lingkungan dan Ekonomi) seperti digambarkan masyarkat.
dalam gambar 1.1 berikut. Secara keseluruhan, Penelitian Tugas
Akhir ini merupakan tahap yang penting untuk
menentukan langkah selanjutnya sehingga
proses penelitian harus dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya. Pengambilan data dilakukan
dengan menyebarkan kuisioner yang kemudian
hasil dari kuisioner tersebut divalidasi agar
benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Hasil
Gambar 1: konsep triple bottom line (Septony,
yang telah valid akan diolah dengan pendekatan
2010)
HOQ (House of Quality). Dalam pemilihan
skenario pengembangan akan menggunakan
Berbagai progam telah dijalankan
fast and pugh. Kemudian untuk mengetahui
pemerintah, baik pemerintah lokal, pemerintah
seberapa besar dampak berupa kemanfaatan
provinsi maupun pemerintah pusat untuk
(benefit) yang dihasilkan melalui pembangunan
mencoba meningkatkan kesejahteraan
tersebut akan dilakukan analisa rasio Benefit
masyarakat desa berbasis potensi dan kearifan
dan cost atau yang lebih sering disebut Benefit
local sesuai pendekatan konsep Tripple bottom
Cost Analysis. Dari rangkaian metodologi
line diatas. Berbagai program diatas diantaranya
diatas diharapkan dapat didapatkan skenario
Bantuan Langsung Tunai, Kredit mikro, PNPM,
pengembangan terbaik yang mewakili
dan termasuk program Desa Model Gerdu
kepentingan berbagai Stakeholder dan memiliki
Taskin tahun 2009 yang dilaksanakan di desa
kemanfaatan tertinggi sehingga dapat
Sumberdodol, Kabupaten Magetan. Salah satu
meningkatkan perekonomian di desa
produk riil dari program ini adalah fasilitas
Sumberdodol, Kabupaten Magetan.
Kolam Renang Tirto Mudo yang memanfaatkan
sumberdaya air yang sangat melimpah di desa
Sumberdodol. 1.2 Tujuan
Kolam renang berukuran 25x10 meter dan Adapun tujuan yang ingin dicapai
kedalaman maksimal 120 cm ini memiliki dalam penelitian tugas akhir ini sebagai berikut:
tingkat kedatangan pengunjung yang meningkat 1. Mengidentifikasi Voice of Customer
dari awal dibuka, Dalam hal kualitas fasilitas, terhadap pengembangan lokasi wisata tirto
kolam renang tirto mudo tergolong cukup baik, mudo.
akan tetapi ada beberapa hal yang perlu 2. Menyusun House of Quality (HOQ) untuk
dilengkapi, diantaranya adalah belum adanya mendapatkan rancangan pengembangan
toilet yang representatif, tempat berteduh yang lokasi wisata kolam renang yang sesuai
cukup, tempat orang tua menemani anak- dengan harapan stakeholder dan customer.
anaknya, fasilitas bermain utuk anak-anak 3. Mengidentifikasi biaya pembangunan
(Survey UP3D, 2010). Fasilitas pendukung proyek pengembangan lokasi wisata kolam
yang sudah mulai dikembangkan adalah stand renang Tirto Mudo Magetan.
pasar/toko untuk menunjang kolam renang yang 4. Menganalisa manfaat dan kerugian (Benefit
didanai oleh progam PNPM 2010. and disbenefit) yang ditimbulkan oleh
Melihat potensi diatas Dinas Pariwisata keberadaan kolam renang tirto mudo.
Kabupaten Magetan dan BAPEMAS Provinsi 5. Melakukan analisa kelayakan proyek
Jatim bermaksud mengembangkan kolam pembangunan dan pengembangan kolam
renang tersebut. Rencana pengembangan lokasi renang Tirto Mudo menggunakan Benefit
wisata kolam renang ini harus bisa Cost Ratio.
mengakomodasi kepentingan seluruh
Stakeholder yang berkepentingan terutama

2
1.3 Manfaat Start

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:


Observasi Awal
• Membantu Badan Pemberdayaan
Masyarakat Provinsi Jawa Timur dalam Identifikasi dan
perumusan masalah
menentukan langkah pendanaan Tahap
Pemandirian program Gerdu Taskin dalam Penetapan tujuan TAHAP
EKSPLORASI AWAL
hal pengembangan wisata kolam renang
Tirto Mudo Studi Pustaka
1. House of Quality, 2. FAST-PUGH, 3.
• Menjadi referensi pendekatan program Benefit Cost Analysis, 4. Dimensi
Kualitas Jasa, 5. Time Value of
pemberdayaan berbasis potensi alam berupa Money, 6. Depresiasi, 7.
Forecasting, 8. Sampling.
air bersih untuk daerah-daerah lain di Jawa
Timur.
• Membantu Dinas Pariwisata kab. Magetan Pengumpulan Data

untuk menyusun pengembangan konsep


lokasi wisata baru berupa Kolam Renang di Pengumpulan Data Sekunder
Data monografi desa, data
Pengumpulan Data Primer
Pembuatan dan Penyebaran TAHAP
PENGUMPULAN DATA
Kab. Magetan. jumlah pengunjung kolam
renang.
Kuisioner Unuk mendapatkan
VOC (Voice of Customer)
• Membantu Pemerintah desa untuk dapat
mengetahui keterlibatan RTM dan
mengetahui pengelolaan kolam renang yang A
Rekapitulasi
hasil kuesinoner
lebih baik untuk meningkatkan pelayanan
Uji Validitas
bagi pengunjung.
Uji Realibilitas

TAHAP
2. Metodologi Penelitian Menyusun House Of Quality PERANCANGAN
PENGEMBANGAN LOKASI
Metodologi penelitian ini meliputi tahapan- Menentukan konsep pengembangan
WISATAKOLAM RENANG
SESUAI VOC
tahapan proses penelitian atau urutan langkah menggunakan metode FAST and PUGH

yang harus dilakukan dalam menjalankan Gambar Teknis Pengembagan Kolam


Renang sesuai HOQ
penelitian. Di awal dilakukan tahap observasi
awal yang terdiri dari tahap observasi awal, Mengevaluasi kelayakan proyek
TAHAP
Pengembangan dengan metode PENGUKURAN MANFAAT
identifikasi masalah, perumusan masalah, Benefit Cost Analysis WISATA KOLAM RENANG

penentuan tujuan, dan studi pustaka yang


Analisa Dan Pembahasan
mempelajari tentang House of Quality, dimensi Analisis House Of Quality
TAHAP ANALISA
DAN PEMBAHASAN
kualitas jasa, forecasting, dan Benefit Cost Analisis Fast & Pugh
Analisis Hasil Rasio B/C
Ratio.
Tahap kedua adalah tahap pengumpulan Menyusun Kesimpulan dan
Saran TAHAP KESIMPULAN
danpengolahan data. Dalam tahap ini meliputi DAN SARAN

tahap identifikasi kebutuhan pelanggan dengan Selesai

menggunakan kuisioner. Dengan hasil Gambar 2: Flowchart Metodologi Penelitian


perhitungan VOC, disusun House of Quality.
Setelah itu masuk ke dalam tahap pemilihan 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data
konsep pengembangan menggunakan metode Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
FAST dan PUGH. Setelah mendapatkan konsep data yang terdiri dari 2 tahap. Tahap pertama
pengembangan wisata kolam renang dilakukan adalah mencari data-data yang dibutuhkan
penyusuan gambar teknis dan dilanjutkan untuk menusun HOQ. Tahap kedua adalah
dengan mengidentifikasi manfaat dan kerugian pengumpulan data yang berhubungan dengan
keberadaan objek tersebut menggunakan analisa benefit cost ratio. Kedua tahap tersebut
metode Benefit Cost Ratio. terdiri dari data primer dan data sekunder. Data
Tahap selanjutnya adalah tahap analisis dan primer didapatkan melalui penyebaran
pembahasan yang berisi analisis hasil kuesioner Voice of Customer dan wawancara
perhitungan pada tahap sebelumnya, dan dengan pakar. Sedangkan data sekunder
kemudian dilakukan penarikan kesimpulan dari diperoleh melalui pengumpulan berkas-berkas
penelitian serta merumuskan saran untuk pihak- laporan pelaksanaan kegiatan dan juga buku
pihak terkait dengan penelitian ini. Urutan monografi desa untuk mendapatkan informasi
metodologi dapat dilihat pada gambar 2.1. yang dibutuhkan. Pengumpulan data primer
diawali dari menyusun atribut voice of customer
tentang wisata kolam renang Tirto Mudo dan

3
competitor yaitu kolam renang Banyu Biru. persepsi-harapan pelanggan kolam renang Tirto
Berikut ini hasil atribut yang didapatkan. Mudo dilakukan untuk mengetahui apakah
Tabel 1: Atribut Voice of Customer pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam
kuesioner sudah valid atau belum. Dugaan yang
Dimensi Kode
jasa Atribut
Atribut Voice of Customer dipakai dalam uji validitas tersebut adalah
Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman sebagai berikut:
X1
bagi pengunjung H0 = Pertanyaan tidak valid
Tedapat Kolam yang bisa digunakan
X2
oleh anak-anak dan Dewasa
H1 = Pertanyaan valid
X3
Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Dengan menggunakan α = 5% dan nilai
Kolam Renang baik df = 30-2 =28 maka didapatkan nilai R tabel =
X4 Kebersihan Air Kolam sangat baik
terdapat Toilet yang bersih dan terpisah
0,37.Suatu atribut dapat dikatakan valid jika
X5 nilainya lebih besar dari0,37.
laki-laki perempuan
X6 Terdapat ruang ganti pakaian yang baik Hasil uji dengan R tabel senilai 0,34 pada
Ada Tempat Penitipan barang bagi
X7
pengunjung
kuesioner tingkat kepuasan menunjukkan ada
beberapa atribut yang tidak valid yaitu: X2, X4,
Tangible

Ada tempat bilas dengan air bersih yang


X8
cukup X8, X19, X22, X24, X26. Sedangkan pada
X9 Terdapat tempat parkir yang memadahi
kuesioner tingkat kepentingan atribut yang
Akses jalan masuk ke lokasi kolam
X10 tidak valid yaitu: X7, X9, X13, X15, X19, X21.
renang mudah dijangkau
X11
Terdapat Papan petunjuk menuju ke Setelah di lakukan crosscheck, didapati hampir
kolam renang
Ada rambu-rambu peringatan atau
keseluruhan dari atribut yang tidak valid di atas
X12 sangat dibutuhkan untuk melanjutkan penelitian
pembatas kedalaman air kolam renang
X13
Terdapat Fasilitas Permainan Air tugas akhir ini. Atribut tersebut akan ikut
(sluncur, pancuran)
Terdapat Kantin/gerai jajanan dan
menentukan kelengkapan tinjauan aspek jasa
X14
minuman di dalam area kolam renang keseluruhan pada objek yang dianalisa.
Kantin/gerai jajanan dan minuman di Menurut Kusrini dan Rumiati (2006)
X15
Luar area kolam renang
dalam bukunya yang berjudul “Metode Riset
Responsive-

Penjaga tanggap terhadap pengunjung


X16
yang datang
Sosial”, tidak selamanya variable yang tidak
ness

valid dalam uji validitas harus dihilangkan.


Penjaga Tanggap ketika ada
X17
permasalahan di kolam renang
Variabel tidak valid harus dievaluasi ulang
Jam buka kolam renang sudah sesuai dengan pertimbangan kemungkinan terjadi
realibility

X18
dengan yang tertulis di loket kesalahan pelaksanaan pengambilan data, baik
Harga tiket masuk sudah sesuai dengan pada pemilihan responden atau cara pengisian
X19
yang tertulis di loket.
Adanya penjaga Keselamatan berenang kuesioner. Setelah melakukan diskusi terhadap
X20
untuk menjamin keselamatan pengelola dan juga expert dalam statistika
assurance

Adanya jaminan Keamanan tempat dalam hal ini Dra. Agnes Tuti R, penulis
X21
parkir
Tersedia Pelampung yang menjamin memutuskan untuk tetap menggunakan atribut
X22
keselamatan pengunjung tidak valid tersebut dalam aktifitas penelitian
Kepedulian pengelola terhadap selanjutnya.
X23
pengunjung
empathy

X24 Tersedia Kotak obat-obatan (P3K)


X25
Keramahan penjaga terhadap 3.2 Uji Reliabilitas
pengunjung
Penjaga mau membantu jika ada
Reliabilitas adalah suatu indeks yang
X26
pengunjung yang kesulitan menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
Dari atribut diatas disusun kuesioner berapa kalipun variabel-variabel pada kuesioner
persepsi harapan dan dilakukan penyebaran tersebut ditanyakan kepada responden yang
kuesioner pendahuluan dengan jumlah sampel berlainan maka hasilnya tidak akan
pendahuluan sebanyak 30 orang. menyimpang terlalu jauh dari rata-rata jawaban
responden untuk variabel tersebut. Reliabilitas
3.1 Uji Validitas dapat menunjukkan konsistensi suatu alat ukur
Uji validitas dapat digunakan sebagai di dalam mengukur gejala yang sama. Dugaan
ukuran seberapa kuat suatu alat tes melakukan yang dipakai dalam uji reliabilitas tersebut
fungsi ukurnya. Semakin tinggi validitas suatu adalah sebagai berikut:
variabel maka tes tersebut semakin mengenahi H0 = alat ukur tidak reliable
sasarannya dan menunjukkan apa yang harus H1 = alat ukur reliable
ditunjukkannya. Uji validitas dalam kuesioner

4
Berikut ini adalah uji reliabilitas tingkat prosentase jumlah responden yang tidak puas
manfaat masing-masing atribut dengan (q) sebesar 0.78%, tingkat signifikansi sebesar
menggunakan softwareSPSS 16.0: 0,05, nilai Zα/2 yang digunakan adalah 1,96
dan toleransi kesalahan yang digunakan sebesar
Tabel 2: Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat 10%, maka didapatkan jumlah responden (N)
Kepuasan minimum yang harus diambil adalah 34,57 (35
Case Processing Summary
Responden).
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
3.4 Rekap Kuesioner Sebenarnya
Total 30 100.0
Kuesioner ini disebarkan kepada 40
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure. responden yang pernah mengunjungi kolam
Reliability Statistics renang Tirto Mudo dan kolam renang Banyu
Cronbach's Alpha N of Items Biru Magetan. Dari rekapitulasi nilai rata-rata
.947 18 tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan dari
kedua obyek yang diteliti di atas, dapat dilihat
Tabel 3: Uji Reliabilitas Kuesioner Tingkat ada perbedaan hasil survey pada tingkat
Kepentingan kepuasan dan tingkat kepentingan dari dua
Case Processing Summary obyek tersebut. Perbedaan terebut dapat dilihat
N %
secara visual dalam histogram pada Gambar 2
Cases Valid 30 100.0
dan gambar 3 berikut ini:
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.961 20
Menurut Kusrini dan Rumiati (2006)
dalam bukunya yang berjudul “Metode Riset
Sosial”, variable-variabel dalam kuesioner yang
digunakan sebagai alat ukur dinyatakan reliabel
jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,7. Dari hasil pengolahan
menggunakan software SPSS 16.0 terhadap Gambar 3: Histogram perbandingan nilai rata-
kuesioner tingkat kepuasan dan tingkat rata tingkat kepuasan
kepentingan di atas, kedua kuesioner baik
tingkat kepuasan maupun tingkat kepentingan
dinyatakan reliabel karena masing-masing
memiliki nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.947
dan 0.961> 0,7.

3.3 Uji Kecukupan Data


Uji kecukupan data dilakukan dengan
persamaan
(Zα/2)2. p.q (1)
N ≥
e2
N : Jumlah Sampel Minimum Gambar 4: Histogram perbandingan nilai rata-
α : Tingkat Signifikansi rata tingkat kepentingan
Zα/2 : Nilai Distribusi Normal (1,96)
e : Toleransi kesalahan (digunakan 10%) Dari dua gambar di atas, dapat dilihat
p : prosentase jumlah responden yang bahwa untuk tingkat kepuasan pengunjung,
puas kolam renang Banyu Biru masih lebih baik
q : Prosentasi Jumlah Responden yang daripada Tirto Mudo. Dari segi tingkat
tidak puas (1-p). kepentingan, terlihat bahwa masing-masing
Dengan jumlah sampel pendahuluan 30 atribut masih relatif sama untuk tiap objek.
orang didapatkan prosentase jumlah responden
yang puas (p) adalah sebesar 0.92% dan nilai

5
3.5 Menyusun House of Quality (HOQ) masing-masing elemen kebutuhan pelanggan
Langkah selanjutnya adalah penentuan dengan masing-masing respon teknis. Gambar 4
raw weight. Raw weight adalah nilai berikut ini menunjukkan respon teknis dan
pembobotan pada masing-masing atribut. hubungan antar respon teknisnya:
Rawweight= nilai kepentingan x
salespoint..(2)
Langkah selanjutnya adalah
menghitung normalized raw weight dengan
tujuan untuk mengetahui tingkat bobot yang
diperoleh dari masing-masing atribut.
Normalized raw weight = raw weight / Σ raw
weight……………………………………….(2)
Setelah dilakukan tahapan
benchmarking, dilakukan penentuan Technical
Response. Technical response merupakan acuan Gambar 5: Respon Teknis dan hubungan antar
atau spesifikasi teknis yang akan dilakukan respon teknis
untuk memenuhi setiap atribut (keinginan Setelah itu dilakukan penyusunan
konsumen). Setelah mendefinisikan Technical HOQ, gambar 5 berikut ini menunjukkan HOQ
Response dibentuk Relationship matrix yang selanjutnya:
merupakan matriks berisi hubungan antara

IMPORTANCE TO CUSTOMER
CUSTOMER SATISFACTION Sales
GOAL IR RW NRW CRW
Tirto Mudo Banyu Biru Tirto Mudo Banyu Biru Point

X1 Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman bagi pengunjung 4,25 4,25 4,57 4,1 4,58 4,5 1,10 1,5 7,00 0,03 0,03
0,268 0,030 0,089 0,268

X2 Tedapat Kolam yang bisa digunakan oleh anak-anak dan Dewasa 4,5 4,5 4,84 3,625 4,85 4 1,10 1,5 7,45 0,03 0,06
0,032 0,285 0,032

X3 Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Kolam Renang baik 4,7 4,7 4,32 3,4 4,35 5 1,47 1,2 8,29 0,04 0,10
0,318 0,106

X4 Kebersihan Air Kolam sangat baik 4,53 4,525 4,50 4,6 3,15 4,8 1,04 1,5 7,08 0,03 0,13
0,271

X5 terdapat Toilet yang bersih dan terpisah laki-laki perempuan 4,93 4,925 4,50 1,8 4,50 4 2,22 1,2 13,13 0,06 0,18
0,503

X6 Terdapat ruang ganti pakaian yang baik 4,25 4,25 4,58 2,125 4,58 4 1,88 1,2 9,60 0,04 0,22
0,368

X7 Ada Tempat Penitipan barang bagi pengunjung 4,9 4,9 4,45 2,225 4,48 4 1,80 1,2 10,57 0,04 0,27
0,405
Tangible

X8 Ada tempat bilas dengan air bersih yang cukup 4,25 4,25 4,47 3,925 4,48 4,5 1,15 1,2 5,85 0,02 0,29
0,224

X9 Terdapat tempat parkir yang memadahi 4,45 4,45 4,58 4,1 4,58 4,5 1,10 1,2 5,86 0,02 0,32
0,025 0,224

X10 Akses jalan masuk ke lokasi kolam renang mudah dijangkau 4,25 4,25 4,29 2,125 4,30 4 1,88 1,2 9,60 0,04 0,36
0,368

X11 Terdapat Papan petunjuk menuju ke kolam renang 4,7 4,7 4,76 1,8 4,75 4,5 2,50 1,5 17,63 0,08 0,43
0,225 0,675
Ada rambu-rambu peringatan atau pembatas kedalaman air kolam
X12 4,5 4,5 4,47 2,125 4,48 4,5 2,12 1 9,53 0,04 0,47
renang 0,365

X13 Terdapat Fasilitas Permainan Air (sluncur, pancuran, dll) 4,6 4,6 4,50 1,475 4,50 4,5 3,05 1,5 21,05 0,09 0,56
0,806
Terdapat Kantin/gerai jajanan dan minuman di dalam area kolam
X14 4,25 4,25 4,30 1,625 4,30 4,5 2,77 1,5 17,65 0,08 0,64
renang 0,676

X15 Kantin/gerai jajanan dan minuman di Luar area kolam renang 4,6 4,6 4,49 4,1 4,50 4,5 1,10 1,5 7,57 0,03 0,67
0,290
realibility responsivene

X16 Penjaga tanggap terhadap pengunjung yang datang 4,25 4,25 4,46 3,625 4,48 4,5 1,24 1,2 6,33 0,03 0,70
0,081

X17 Penjaga Tanggap ketika ada permasalahan di kolam renang 4,25 4,25 4,49 4,1 4,50 4,5 1,10 1,2 5,60 0,02 0,72
0,214

X18 Jam buka kolam renang sudah sesuai dengan yang tertulis di loket 4,5 4,5 4,46 3,625 4,48 4,5 1,24 1,2 6,70 0,03 0,75
0,086

X19 Harga tiket masuk sudah sesuai dengan yang tertulis di loket. 4,35 4,35 4,54 4,4 4,53 5 1,14 1 4,94 0,02 0,77
0,063

X20 Adanya penjaga Keselamatan berenang untuk menjamin keselamatan 4,25 4,25 4,49 2,525 4,50 4 1,58 1,2 8,08 0,03 0,81
0,034
assurance

X21 Adanya jaminan Keamanan tempat parkir 4,5 4,5 4,30 2,35 4,30 4,5 1,91 1 8,62 0,04 0,84
0,110 0,110

X22 Tersedia Pelampung yang menjamin keselamatan pengunjung 4,25 4,25 4,49 3,525 4,50 4,5 1,28 1,2 6,51 0,03 0,87
0,249

X23 Kepedulian pengelola terhadap pengunjung 4,7 4,7 4,57 3,625 4,58 4,5 1,24 1,2 7,00 0,03 0,90
0,268

X24 Tersedia Kotak obat-obatan (P3K) 4,25 4,25 4,49 1,85 4,50 4,5 2,43 1 10,34 0,04 0,94
empathy

0,396 0,396

X25 Keramahan penjaga terhadap pengunjung 4,7 4,7 4,49 3,625 4,50 5 1,38 1,2 7,78 0,03 0,98
0,298

X26 Penjaga mau membantu jika ada pengunjung yang kesulitan 4,1 4,1 4,30 4,25 4,30 4,5 1,06 1,2 5,21 0,02 1,00
0,067

Contribution 0,86 1,23 1,12 0,70 0,37 0,99 1,84 1,15 0,27 0,68
Normalized Contribution 0,09 0,13 0,12 0,08 0,04 0,11 0,20 0,12 0,03 0,07
Own Performance 1,91 3,28 2,67 3,32 3,46 3,24 4,11 2,52 4,60 1,80
Competitor Performance 4,30 4,61 4,55 5,00 4,13 4,16 4,97 4,52 4,50 4,48
Targetting 3,5 4,2 3,6 4,3 3,8 3,7 4 3,7 4,7 3,5

Gambar 6: HOQ keseluruhan

3.6 Konsep FAST (Functional Analysis dalam hal performa perusahaan dengan tingkat
System Technique) kepentingan setiap atribut. Grafik ini terdiri
Input utama dari FAST adalah nilai dari 4 kuadran. Kuadran-kuadran ini
kontibusi dari beberapa respon teknis hasil dipisahkan oleh rata-rata kepuasan dan
olahan HOQ. Untuk menentukan beberapa kepentingan yang menunjukkan hubungan
respon teknis yang memiliki kontribusi antara tingkat kepentingan atribut dengan
tertinggi digunakan pertimbangan grafik tingkat kepuasan konsumen. Atribut yang
Performance- Importance yang berada dalam kuadran pertama berarti atribut
menggambarkan atribut kebutuhan konsumen tersebut sangat dipentingkan oleh konsumen

6
dan sudah dipenuhi dengan baik oleh belum terpenuhi oleh perusahaan. Berikut
perusahaan. Kuadran 2 berarti konsumen gambar 6 menujukkan grafik performance-
menganggap atribut itu penting akan tetapi importance.

Kuadran II Kuadran I

Kuadran Kuadran

Gambar 7: Grafik Performance Importance


Grafik IP menunjukkan atribut mana Melengkapi
fasilitas ruang
ganti dan toilet
yang harus segera diperbaiki oleh pengelola
berdasarkan tingkat kepentingan dan kepuasan Pengadaan fasilitas
permainan anak di Peningkatan
fasilitas di dalam
dalam area kolam
pelanggan terhadap kolam renang. Kuadran II renang area kolam

adalah kuadran yang berisi atribut-atribut yang Peningkatan

dipentingkan oleh konsumen akan tetapi jaminan


keselamatan
berenang
performa manajemen masih dibawah rata-rata.
Oleh karena itu sebagai pertimbangan respon Gambar 9: Skema penggabungan respon teknis
(R1, R3, dan R8)
teknis yang akan dipilih adalah respon teknis
yang dapat menjawab atribut VOC di kuadran Selanjutnya akan dilakukan analisis
II. Pertimbangan selanjutnya, kuadran III. FAST terhadap masing-masing konsep.
respon teknis yang menjawab atribut-
Pelatihan
atribut di dalam kuadran I, II, III. Respon Manajemen
Keuangan dan
teknis itu adalah R1, R2, R3, R4, R7, R8, Marketing
Meningkatan
respon teknis ini yang akan dilakukan Kapasitas SDM
Pengelola
pengolahan menggunakan metode FAST Pelatihan
(Functional Analysis System Technique). Manajemen
operasional kolam
Dalam proses penyusunan FAST ini ada renang

beberapa respon teknis yang bisa digabung Gambar 10: FAST Konsep 1 Peningkatan SDM
menjadi satu konsep berdasarkan hasil pengelola Kolam Renang
Gerai Makanan
brainstorming berikut ilustrasinya: dan oleh-oleh
khas desa
(sosialisasi dan
operasional)
Infrastruktur jalan,
parkir dan jamininan Meningkatkan
keamanan parkir Perbaikan jalan kelengkapan
akses Masuk fasilitas penunjang
Kolam renang di luar area Kolam
Peningkatan renang
fasilitas di luar
area kolam renang.
Gerai makanan dan Pavingisasi area
oleh-oleh khas desa parkir
di luar ar ea kolam
renang Gambar 11: FAST Konsep 2 Meningkatkan
kelengkapan Fasilitas penunjang di luar area kolam
Gambar 8: Skema penggabungan respon teknis renang
(R4 dan R2)

7
Gerai Makanan di
dalam area kolam
5. Pengadaan fasilitas kemanaan berenang,
renang
tediri dari pengadaan batas kedalaman
Perbaikan Ruang
kolam renang dan pengadaan
ganti dan
pengadaan toilet
pelampung/ban untuk berenang.
Kegiatan ini diperkirana menelan dana
Pengadaan mini
waterboom/
sluncuran air
Meningkatkan
kelengkapan fasilitas
sebesar Rp. 5.000.000,-
untuk anak di penunjang di dalam
kolam renang area kolam renang Setelah didapat estimasi biaya, maka
Perbaikan tempat
ditentukan baseline atau konsep acuan dalam
tunggu di dalam
area kolam renang metode PUGH, dipilih konsep 1 (pelatihan
bagi pengelola) dengan pertimbangan konsep
Pengadaan
fasilitas keamanan
berenang
ini memiliki nilai kontribusi tertinggi dalam
HOQ yang menunjukkan kemampuan
Gambar 12: FAST Konsep 3 Meningkatkan
kelengkapan Fasilitas penunjang di dalam area
menjawab pemintaan pelanggan.Hasil metode
kolam renang Pugh dapat dilihat pada gambar 12 berikut ini.
Gambar 12 berikut, dapat diketahui bahwa
3.7 Metode Pugh konsep ke-3 memiliki poin (+) lebih banyak
Metode ini dikembangkan oleh daripada konsep ke-2. Ini menunjukkan bahwa
professor Stuart Pugh (Pugh,1991) untuk konsep ke-3 memiliki kemampuan menjawab
mengevaluasi konsep desain. Karakteristik kebutuhan konsumen.Maka kesimpulannya
keunggulan dari metode Pugh dibanding teknik adalah konsep dipilih untuk menjadi prioritas
atau metode lain adalah karena metode ini implementasi adalah konsep ke-3 yaitu
pemahanan kualitatif yang jelas, pertama yang Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area
dilakukan adalah identifikasi biaya masing- kolam renang.
masing kegiatan yang didapatkan dari metode Keterangan:

Konsep III
Base Line

Konsep II
+ : Lebih baik
FAST, berikut estimasi biayannya: S : Sama baik
• Konsep 1 (Peningkatan SDM pengelola - : Lebih buruk

Kolam Renang) X1 Terdapat Tempat Tunggu yang nyaman bagi pengunjung S +


1. Pelatihan Manajemen Kuangan dan X2 Tedapat Kolam yang bisa digunakan oleh anak-anak dan Dewasa S S
X3 Kebersihan dan kerapian Sekitar Lokasi Kolam Renang baik - S
marketing sebesar Rp. 3.000.000,- X4 Kebersihan Air Kolam sangat baik S S
2. Pelatihan Manajemen Operasional X5 terdapat Toilet yang bersih dan terpisah laki-laki perempuan - +
X6 Terdapat ruang ganti pakaian yang baik - +
Kolam Renang sebesar Rp. 4.000.000,- X7 Ada Tempat Penitipan barang bagi pengunjung S +

• Konsep 2 (Meningkatkan kelengkapan X8


X9
Ada tempat bilas dengan air bersih yang cukup
Terdapat tempat parkir yang memadahi
-
+
+
S
fasilitas penunjang di luar area kolam X10 Akses jalan masuk ke lokasi kolam renang mudah dijangkau + S
X11 Terdapat Papan petunjuk menuju ke kolam renang + S
renang) X12 Ada rambu-rambu peringatan atau pembatas kedalaman air kolam - +
X13 Terdapat Fasilitas Permainan Air (sluncur, pancuran, dll) S +
1. Pengadaan gerai makanan dan oleh-oleh X14 Terdapat Kantin/gerai jajanan dan minuman di dalam area kolam S +
khas desa, sebesar Rp. 5.000.000,- X15 Kantin/gerai jajanan dan minuman di Luar area kolam renang S S
X16 Penjaga tanggap terhadap pengunjung yang datang - -
2. Perbaikan jalan masuk ke kolam renang, X17 Penjaga Tanggap ketika ada permasalahan di kolam renang - -
sebesar Rp. 15.000.000,- X18 Jam buka kolam renang sudah sesuai dengan yang tertulis di loket S S
X19 Harga tiket masuk sudah sesuai dengan yang tertulis di loket. S S
3. Pavingisasi area pakir, sebesar X20 Adanya penjaga Keselamatan berenang untuk menjamin - S
X21 Adanya jaminan Keamanan tempat parkir + S
Rp.8.000.000,- X22 Tersedia Pelampung yang menjamin keselamatan pengunjung S +
• Konsep 3 (Meningkatkan kelengkapan X23
X24
Kepedulian pengelola terhadap pengunjung
Tersedia Kotak obat-obatan (P3K)
-
-
-
+
fasilitas penunjang di dalam area kolam X25 Keramahan penjaga terhadap pengunjung - -
X26 Penjaga mau membantu jika ada pengunjung yang kesulitan - -
renang) IMPLEMENTATION COST - -
1. Pengadaan gerai makanan dan minuman OPERATIONAL COST - -
Jumlah Tanda (+) 4 10
di area kolam renang, sebesar Rp. Jumlah Tanda (-) 14 7
Jumlah Tanda (S) 10 11
8.000.000,-
2. Perbaikan ruang ganti dan pengadaan Gambar 13: Seleksi konsep prioritas
toilet, sebesar Rp. 15.000.000,- menggunakan metode PUGH
3. Pengadaan mini waterboom/sluncuran
air untuk anak-anak, sebesar Rp. 3.8. Implementasi Teknis Rancangan
20.000.000,- Konsep Pengembangan Lokasi Kolam
4. Perbaikan tempat tunggu di area kolam Renang
renang, sebesar Rp. 10.000.000,- Untuk menngantisipasi keterbatasan dana,
maka perlu disusun prioritas langkah yang

8
akan dilaksanakan, berikut urutan langkah • Manfaat tidak terlihat (Intangible
implementasi konsep ke-3 sesuai dengan hasil Benefit)
HOQ, IP diagram FAST dan PUGH : 1. Membantu proses belajar mengajar bagi
1. Pengadaan fasilitas kemanaan berenang, sekolah-sekolah di sekitar.
tediri dari pengadaan batas kedalaman 2. Mencetak 11 orang atlet renang junior
kolam renang dan pengadaan yang berprestasi di berbagai event tingkat
pelampung/ban untuk berenang. kabupaten.
2. Pengadaan miniwaterboom/ sluncuran air 3. Menjadi Sarana wisata baru di Magetan
untuk anak-anak,
3. Perbaikan tempat tunggu di area kolam Sementara itu ketika para ahli di atas
renang, ditanya tentang kerugian (disbenefit) semua
4. Perbaikan ruang ganti dan toilet. menjawab belum menemukan unsur kerugian
5. Pengadaan gerai makanan dan minuman baik dalam bidang ekonomi, sosial, dan
di area kolam renang lingkungan.
Sedangkan untuk keseluruhan pengembangan
kolam renang, berikut urutan langkah sesuai 3.9.2 Pengumpulan Data Biaya
hasil HOQ, IP diagram FAST dan PUGH: Data biaya yang dijadikan bahan
1. Peningkatan fasilitas penunjang di dalam perhitungan adalah sebagaik berikut.
area kolam renang.
2. Pelatihan bagi pengelola untuk 3.9.2.1 Data Biaya Pembangunan
meningkatkan kapasitas SDM sehingga Infrastruktur Kolam Renang
dapat meningkatkan kualitas pelayanan Rekapitulasi biaya pembangunan
terhadap konsumen. infrastruktur kolam renang dapat dilihat pada
3. Peningkatan fasilitas penunjang di luar Tabel 4 berikut ini.
area kolam renang. Tabel 4: Total Biaya Pembangunan infrastruktur
4. Pembangunan kolam renang dewasa kolam renang (initial cost)
untuk mewadahi keinginan konsumen
dewasa. No Uraian Biaya
Pekerjaan pembuatan kolam renang
Selain urutan terebut diatas, implementasi juga 1
anak
Rp 101.872.500
membutuhkan gambaran teknis yang jelas atas Pekerjaan Pembuatan Stand Pasar
2 Rp 64.000.000
rancangan pengembangan wisata kolam PNPM
renang. TOTAL BIAYA Rp 165.872.500

3.9. Benefit Cost Ratio 3.9.2.2 Biaya pengembangan kolam renang


Dalam subbab ini akan dijelaskan Setelah melakukan identifikasi
mengenai identifikasi manfaat dan kebutuhan konsumen dan stakeholder telah
pengumpulan data biayanya serta perhitungan dihasilkan desain pengembangan: Berikut
rasio manfaat dibandingkan biayanya. rekapitulasi rencana anggarannya.
Tabel 5: Rekapitulasi Rencana anggaran
3.9.1. Identifikasi Manfaat menurut Pakar pengembangan kolam renang
Hasil identifikasi manfaat menurut para No Uraian Biaya
Peningkatan Faslitias penunjang di dalam area
pakar adalah sebagai berikut: 1
kolam renang
Rp 58.000.000

• Manfaat yang dapat dilihat (Tangible 2


Peningkatan Fasilitas penunjang di luar area
Rp 28.000.000
Benefit) kolam renang
3 Pelatihan bagi pengelola Rp 7.000.000
1. Menambah Pendapatan Asli Desa (PAD) 4 Pembangunan Kolam renang dewasa Rp 200.000.000
melalui penjualan Tiket. TOTAL BIAYA Rp 235.000.000
2. Menambah pendapatan rumah tangga
miskin yang terlibat dalam aktifitas 3.9.2.3 Biaya Maintenance dan Operasional
pengelolaan kolam renang. TiapTahun
3. Menambah Penghasilan usaha Biaya maintenance dan operasional
pertokoan/warung disekitar kolam renang. tahunan didapatkan dari data historis
4. Mendapat pemasukan dari penyewaan penggunaan dana operasioanal tahun 2010.
stand pasar PNPM Setelah melakukan diskusi dengan pengelola
kolam renang diputuskan untuk menggunakan
asumsi peningkatan operasional 20% setiap

9
tahun.Berikut ini tabel rekapitulasi perkiraan mencapai 30% setiap tahun. Setelah itu
biaya operasional proyek. dilakukan perhitungan perkiraan jumlah
Tabel 6: Rekapitulasi perkiraan biaya operasional pengunjung sebagai berikut:
kolam renang Tabel 8: Rekapitulasi hasil forecast Data Jumlah
Tahun Biaya Operasional Pengunjung tahun 2011-2020
2010 Rp 4.905.000 Jumlah Rata-Rata Jumlah Rata-rata
Tahun
2011 Rp 6.376.500 Pengunjung/Tahun Pengunjung/Bulan Jumlah
2012 Rp 8.289.450 2011 3820 318 11
2012 4966 414 14
2013 Rp 10.776.285 2013 6456 538 18
2014 Rp 14.009.171 2014 8393 699 23
2015 Rp 18.211.922 2015 10910 909 30
2016 14183 1182 39
2016 Rp 23.675.498
2017 18438 1537 51
2017 Rp 30.778.148 2018 23970 1997 67
2018 Rp 40.011.592 2019 31161 2597 87
2019 Rp 52.015.069 2020 40509 3376 113
Total 162806 13567 452
2020 Rp 67.619.590
Jumlah Rp 276.668.224
Dengan hasil forecast di atas, dapat
3.9.3 Identifikasi Planning Horizon diketahui perkiraan pendapatan dari penjualan
Proyek tiket. Setelah melakukan diskusi terhadap
Proyek pemerintah pada umumnya pengelola tentang pendapatan kolam renang
membutuhkan investasi yang sangat besar dan dari tiket, mereka berencana akan melakukan
memiliki umur panjang, bahkan sampai di atas kenaikan harga dengan skenarion berikut:
50 tahun (Pujawan, 2003). Menurut UPKu • Tahun 2011harga tiket Rp. 2000,-
Tirto Mudo, sebagai pihak yang menangani • Tahun 2012-2014 harga tiket Rp. 3000,-
proyek ini umur ekonomis pembangunan • Tahun 2015-2017 harga tiket Rp. 4000,-
kolam renang ini dapat mencapai 10 tahun. • Tahun 2018-2019 harga tiket Rp. 5000,-
• Tahun 2020 harga tiket Rp. 6000,-
3.9.4 Ekivalensi manfaat ke dalam nilai Dengan skenario harga tiket di atas,
rupiah berikut tabel perhitungan perkiraan jumlah
3.9.4.1 Menambah Pendapatan Asli Desa pendapatan.
(PAD) melalui penjualan Tiket. Tabel 9: Perkiraan pendapatan dari penjualan tiket
Dana hasil penjualan tiket merupakan tahun 2011-2020
salah satu hal yang bisa disebut sebagai PAD Tahun Harga Tiket Jumlah Pedapatan/tahun
2011 2000 Rp 7.640.000
(Pendapatan Asli Desa) karena UPKu sebagai 2012 3000 Rp 14.898.000
pengelola kolam renang adalah lembaga yang 2013 3000 Rp 19.367.400
2014 3000 Rp 25.177.620
dibentuk atas peraturan desa. Data penjualan 2015 4000 Rp 43.641.208
tiket didapatkan dari forecast penjualan tiket 2016 4000 Rp 56.733.570
2017 4000 Rp 73.753.642
yang sudah terjual pada tahun 2010. 2018 5000 Rp 119.849.667
Perkiraan karakteristik pengunjung, 2019 5000 Rp 155.804.568
2020 6000 Rp 243.055.126
memperhatikan jumlah pengunjung kolam Total Rp 759.920.801
renang banyu biru setiap tahun. Sedangkan
untuk tahun 2010, perkiraan karakteristik 3.9.4.2 Menambah Penghasilan usaha
pengunjung kolam renang Tirto Mudo sebagai pertokoan/warung disekitar kolam
berikut: renang dan Rumah tangga miskin
Tabel 7: Perkiraan karakteristik pengunjung yang terlibat di kolam renang.
No Karakteristik asal Prosentase
pengunjung (%)
1
2
Siswa Pendidikan
Anak-anak luar desa
30%
15%
Kolam renang ini merupakan hasil dari
sekitar program Gerdutaskin tahun 2009 Sesuai
3 Anak-anak dari 20%
dalam desa rencana awal UPKu hasil musyawarah desa,
4 Anak-anak dari luar
kecamatan (kota)
20% kolam renang ini akan meningkatan
5 Dewasa (Pengantar) 15% pendapatan toko sekitar.
Total Prosentase 100%

Setelah melihat dan


memmpertimbangkan berbagai data di atas,
pengelola memperkirakan pertumbuhan
optimis jumlah pengunjung per tahun dapat

10
Tabel 10: Data rata-rata pendapatan tambahan toko terlibat dalam aktifitas perdagangan di area
selama bulan April-Desember 2010 (Sumber: kolam renang di tahun berikutnya.
Survey TPM 2011) Tabel 13: Jumlah Perkiraan rata-rata peningkatan
Sego Iwak Bakso Es Warung kopi pendapatan warung yang sudah ada dan RTM yang
Mie Ayam Toserba
Kali Degan dan jajanan akan terlibat.
April Rp 100.000 Rp 80.000 Rp 70.000 Rp 25.000 Rp 115.000
Jumlah perkiraan pendapatan
mei Rp 240.000 Rp 180.000 Rp 130.000 Rp 120.000 Rp 160.000 Tahun
per kios/warung/RTM
juni Rp 180.000 Rp 150.000 Rp 160.000 Rp 120.000 Rp 240.000
juli Rp 120.000 Rp 210.000 Rp 130.000 Rp 170.000 Rp 210.000 2011 Rp 964.741
2012 Rp 1.254.163
agustus Rp 80.000 Rp 60.000 Rp 150.000 Rp 90.000 Rp 70.000
2013 Rp 1.630.412
september Rp 350.000 Rp 380.000 Rp 450.000 Rp 250.000 Rp 320.000 2014 Rp 2.119.536
oktober Rp 200.000 Rp 300.000 Rp 320.000 Rp 280.000 Rp 160.000 2015 Rp 2.755.397
nopember Rp 325.000 Rp 400.000 Rp 420.000 Rp 240.000 Rp 300.000 2016 Rp 3.582.016
desember Rp 565.000 Rp 720.000 Rp 820.000 Rp 450.000 Rp 700.000 2017 Rp 4.656.621
Data dalam Tabel 14 di atas merupakan 2018 Rp 6.053.607
2019 Rp 7.869.689
data yang dianggap sebagai jumlah uang yang 2020 Rp 10.230.595
dibelanjakan oleh pengunjung kolam renang. Total Rp 41.116.776
Untuk mengetahui rata-rata pengeluaran
belanja pengunjung per orang dapat dicari Selain dari pendapatan diatas,
dengan membagi total uang yang dibelanjakan diperkirakan ada juga pendapatan yang berasal
dibagi dengan jumlah pengunjung pada bulan dari sewa stand pasar dari pengguna, dengan
yang sama (Wahyuni, 2009). Berikut jumlah asumsi besaran harga sewa per stand per bulan
pengunjung April-Desember 2010. sebesar Rp. 50.000,-. Dan jumlah pengguna
Tabel 11: Jumlah Pengunjung bulan April- stand yang berjumlah 14 orang dengan sistem
Desember 2010 pergantian pengguna tiap 2 bulan. Berikut
Total Uang Yang Dibelanjakan Rp 11.310.000 perkiraan pendapatan dari sewa stand PNPM
Total Pengunjung 2239 berikut:
dibelanjakan per pengunjung Rp 5.051
Tabel 14: Jumlah Perkiraan rata-rata pendapatan
sewa stand pasar
Rata-rata jumlah uang yang dibelanjakan Jumlah Pendapatan
Tahun Biaya Sewa/bulan
pengunjung per orang adalah: Sewa
2011 Rp 50.000 Rp 6.600.000
Rp. 11.310.000 / 469= Rp. 5.051,- / Orang. 2012 Rp 50.000 Rp 6.600.000
Pendapatan warung dan RTM di tahun 2013 Rp 50.000 Rp 6.600.000
2014 Rp 50.000 Rp 6.600.000
selanjutnya di asumsikan linear dengan jumlah
2015 Rp 50.000 Rp 6.600.000
pengunjung yang datang. Perkiraan jumlah 2016 Rp 100.000 Rp 13.200.000
pendapatan tersebut bisa didapatkan dengan 2017 Rp 100.000 Rp 13.200.000
2018 Rp 100.000 Rp 13.200.000
cara mengalikan jumlah pengunjung dengan 2019 Rp 100.000 Rp 13.200.000
rasio rata-rata uang yang dibelanjakan per 2020 Rp 100.000 Rp 13.200.000
Jumlah Rp 99.000.000
orang di tahun 2010.
Tabel 12: Jumlah Pengunjung bulan April-
Desember 2010 Harga sewa stand pasar direncanakan
Jumlah Uang yang oleh pengelola naik dari 50.000 menjadi
Tahun dibelanjakan
Pengunjung/Tahun 100.000 mulai tahun 2015 ke atas. Hal ini
2011
2012
Rp
Rp
19.294.820
25.083.266
dilakukan dengan anggapan tangun 2015
2013 Rp 32.608.246 pedagang sudah mendapatkan pendapatan
2014
2015
Rp
Rp
42.390.720
55.107.935
yang lebih banyak dari pengunjung.
2016 Rp 71.640.316
2017
2018
Rp
Rp
93.132.411
121.072.134
3.9.5 Perhitungan Total Biaya
2019 Rp 157.393.774 Total biaya adalah biaya yang
2020 Rp 204.611.907 digunakan untuk investasi awal, operasional
Rp 822.335.529
dan perawatan. Adapun total biaya yang
Data dalam tabel diatas menjadi dasar digunakan adalah sebagai berikut:
perhitungan jumlah penerimaan pertambahan
pendapatan warung dan pendapatan RTM yang

11
Tabel 15: Total Biaya proyek kolam renang Tabel 17 diatas menunjukkan hasil
TAHUN Nilai Keterangan perhitungan BCR dengan hasil rasio B/C
investasi awal adalah 1,59. Nilai rasio ini lebih besar dari 1,
2009 Rp 165.872.500
Infrastruktur+pembebasan lahan
maka dapat disimpulkan bahwa proyek ini
biaya pengembangan infrastruktur+ layak.
2010 Rp 235.000.000
operasional+ maintenance
2011 Rp 6.376.500 operasional+maintenance
2012 Rp 8.289.450 operasional+maintenance 4. Analisis dan Pembahasan
2013 Rp 10.776.285 operasional+maintenance 4.1 Analisis HOQ
2014 Rp 14.009.171 operasional+maintenance
Output dari HOQ adalah nilai
2015 Rp 18.211.922 operasional+maintenance
2016 Rp 23.675.498 operasional+maintenance kontribusi masing-masing respon teknis dalam
2017 Rp 30.778.148 operasional+maintenance memenuhi kebutuhan konsumen. Pemilihan
2018 Rp 40.011.592 operasional+maintenance respon teknis yang akan diolah menggunakan
2019 Rp 52.015.069 operasional+maintenance
metode selanjutnya adalah dengan
2020 Rp 67.619.590 operasional+maintenance
TOTAL BIAYA Rp 672.635.724,43
menggunakan perspektif grafik IP
(Importance-Performance).
3.9.6 Perhitungan Cash Flow Grafik IP ini menunjukkan atribut-
Perhitungan cash flow didapatkan atribut mana yang dipentingkan oleh
dengan mengurangkan total manfaat dengan responden akan tetapi performa kita masih
total biaya. rendah. Atribut-atribut itulah yang harusnya
menjadi konsentrasi terbesar untuk segera
Tabel 16 Perhitungan Cashflow proyek Kolam diperbaiki melalui respon teknis yang bisa
renang Tirto Mudo menjawab atribut-atribut tersebut. Setelah
Tahun Nett Cashflow dilakukan pemetaan atribut dan respon teknis
2009 Rp (165.872.500,00)
2010 Rp (400.872.500,00) yang menjawabnya maka didapatkan ada
2011 Rp (373.714.180,00)
2012 Rp (335.422.364,00)
beberapa respon teknis yaitu R1, R2, R3, R4,
2013 Rp (287.623.003,20) R7, R8, respon teknis ini yang akan dilakukan
2014 Rp (227.463.834,16)
2015 Rp (140.326.612,41) pengolahan menggunakan metode FAST
2016
2017
Rp
Rp
(22.428.224,13)
126.879.680,63
(Functional Analysis System Technique).
2018 Rp 340.989.890,31 Dalam proses penyusunan FAST ini ada
2019 Rp 615.373.162,90
2020 Rp 1.008.620.604,87 beberapa respon teknis yang bisa digabung
menjadi satu konsep berdasarkan hasil
3.9.7 Perhitungan Ratio B/C brainstorming aatau komunikasi dengan
Perhitungan BCR dilakukan dengan pengelola kolam renang dalam hal ini bapak
membandingkanNPV benefit dengan NPV Sardjono, SE selaku ketua UPKu.
cost. Keseluruhan respon teknis kemudian
Adapun hasil perhitungan BCR proyek dikelompokkan menjadi 3 konsep
pengembangan kolamTirto Mudo adalah pengembangan, yaitu: Pelatihan bagi
sebagai berikut. pengelola, Peningkatan fasilitas penunjang di
luar area kolam renang dan Peningkatan
Tabel 17: Perhitungan Benefit/cost Ratio Kolam fasilitas penunjang di dalam area kolam
renang Tirto Mudo renang. Ketiga konsep inilah yang akan diolah
TAHUN TOTAL BENEFIT TOTAL COST menggunakan metode FAST-PUGH.
2009 Rp - Rp 165.872.500
2010 Rp - Rp 235.000.000
2011 Rp 33.534.820 Rp 6.376.500
4.2 Analisis FAST-PUGH
2012 Rp 46.581.266 Rp 8.289.450 Input dari FAST ini adalah konsep
2013 Rp 58.575.646 Rp 10.776.285
2014 Rp 74.168.340 Rp 14.009.171
yang disusun atas respon teknis hasil
2015 Rp 105.349.143 Rp 18.211.922 pemilihan menggunakan intepretasi dari IP
2016 Rp 141.573.886 Rp 23.675.498
2017 Rp 180.086.052 Rp 30.778.148
diagram. Konsep akan di breakdown menjadi
2018 Rp 254.121.802 Rp 40.011.592 kegiatan-kegiatan operasional yang terukur.
2019 Rp 326.398.342 Rp 52.015.069
2020 Rp 460.867.032 Rp 67.619.590
Konsep yang di breakdown adalah Pelatihan
Bunga Bank 9% bagi pengelola, Peningkatan fasilitas
NPV COST Rp 473.240.326
NPV Benfit Rp 750.474.164
penunjang di luar area kolam renang dan
Rasio B/C 1,59 Peningkatan fasilitas penunjang di dalam area
Kesimpulan LAYAK
kolam renang. Penyusunan kegiatan-kegiatan
turunan dari konsep dilakukan melalui diskusi

12
dengan pengelola kolam renang karena mereka kesimpulan untuk menjawab tujuan penelitian.
dianggap paling mengerti tentang kondisi dan Adapun kesimpulan dari penelitian ini adalah
perkembangan kolam renang sampai saat ini. sebagai berikut:
Pada metode PUGH, setiap konsep 1. Menurut konsumen atribut kolam renang
akan diperkirakan besaran biaya yang yang penting dan harus segera diperbaiki
dibutuhkan untuk menjalankan konsep adalah ketersediaan fasilitas permainan
tersebut. Biaya yang disusun disesuaikan air, ketersediaan toilet dan ruang ganti
dengan asumsi lokal yang membuat anggaran yang baik, petunjuk jalan menuju kolam
akan realistis untuk dilaksanakan di lokasi. renang, jaminan keamanan parkir, dan
Setelah itu masing-masing konsep akan ketersediaan petugas penjaga keselamatan
dibandingkan dengan konsep baseline terkait bernenang.
kemampuan konsep tersebut menjawab atribut 2. Konsep yang terpilih sebagai prioritas
kebutuhan konsumen, biaya dan perawatan. adalah peningkatan fasilitas penunjang di
Dimana yang ditentukan sebagai konsep dalam area kolam renang yang terdiri
baseline adalah konsep pelatihan bagi dari;
pengelola. Konsep ini dipilih sebagai baseline • Pengadaan gerai makanan di dalam
atas 2 pertimbangan yaitu nilai kontribusi yang area kolam renang
tertinggi dan biaya yang paling terjangkau. • Perbaikan ruang ganti dan toilet
Hasil dari PUGH ini adalah konsep ke 3 yang • Pengadaan mini waterboom
dipilih prioritas untuk segera direalisasikan. • Perbaikan tempat tunggu
• Pengadaan faslitas keamanan dan
4.3 Analisis Benefit Cost Ratio keselamatan berenang
Perhitungan BCR dilakukan dengan 3. Biaya proyek meliputi:
membandingkan NPV benefit dengan NPV • Investasi awal pengadaan
cost. Nilai NPV benefit didapatkan dengan infrastrukutur Rp. 165.872.500,
menjumlahkan semua benefit pada setiap • Maintenance dan operasional (2010-
tahun. Hasil penjumlahan benefit setiap tahun 2020) Rp. 276.668.224
kemudian dikonversikan dengan menggunakan • Biaya pengembangan lokasi kolam
fungsi NPV yang ada di Microsoft Excell. renang tirto Mudo Rp. 235.000.000,-.
NPV cost didapatkan dengan menjumlahkan 4. Manfaat Tangible dari proyek :
semua total biaya setiap tahunnya. Hasil • Menambah Pendapatan Asli Desa
tersebut kemudian dihitung dengan fungsi (PAD) melalui penjualan Tiket
NPV yang ada di Microsoft Excell pada • Menambah pendapatan rumah tangga
periode tahun 2010-2020 kemudian miskin yang terlibat dalam aktifitas
dijumlahkan dengan biaya pada nilai saat ini pengelolaan kolam renang,
(2010). Perhitungan NPV ini menggunakan • Menambah Penghasilan usaha
asumsi nilai bunga bank sebesar 9%. Nilai ini pertokoan/warung disekitar kolam
adalah niai yang disesuaikan dengan interest renang.
rate salah satu bank BUMN pada tahun 2010. • Mendapat pemasukan dari
Dengan nilai bunga tersebut, maka total NPV penyewaan stand pasar PNPM.
Total benenefit adalah sebesar Rp. 5. Manfaat tidak terlihat (Intangible Benefit)
750.424.164 dan NPV dari total Cost adalah dari proyek adalah membantu proses
Rp. 473.240.326,-. Rasio B/C dari angka belajar mengajar bagi sekolah-sekolah di
tersbut adalah 1,59. Nilai Rasio B/C Lebih sekitar, mencetak 11 orang atlet renang
besar dari 1 maka bisa disimpulkan bahwa junior yang berprestasi di berbagai even
proyek ini layak. tingkat kabupaten dan menjadi sarana
wisata baru di Magetan.
5. Kesimpulan dan Saran 6. Peningkatan pendapatan Rumah Tangga
Dalam bab ini akan diberikan kesimpulan dan Miskin (RTM) per bulan adalah sebesar
saran yang diperoleh dari hasil penelitian tugas Rp. 941.741.
akhir ini. 7. Rasio B/C adalah sebesar 1,59 yang
5.1 Kesimpulan artinya proyek ini memiliki keuntungan
Berdasarkan penelitian yang telah lebih besar daripada cost yang
dilaksanakan, dapat diambil beberapa dibutuhkan, maka dapat disimpulkan

13
bahwa proyek ini layak untuk Surabaya). Laporan Tugas Akhir S1
dilaksanakan. Teknik Industri ITS.
Ramasvamy, R. 1996. Design and
5.2 Saran Management of Service Processes.
Adapun beberapa saran yang dapat penulis AT&T
sampaikan dalam rangka pengembangan Kusrini, E, dan Rumiati, A. 2006. Metode
penelitian dan implementasi hasil penelitian ini Riset Sosial. Fakultas Matematika
adalah sebagai berikut: dan Ilmu Pengetahuan Alam ITS.
• Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Surabaya
Kabupaten Magetan dapat menggunakan Soeharto. A. 1995. Manajemen Proyek
hasil dari penelitian ini untuk melakukan dari Konseptual sampai Operasional.
investasi pengembangan kolam renang Erlangga. Jakarta.
Tirto Mudo. Septony, EW. 2010. Perancangan Program
• Peningkatan fasilitas harus juga diikuti CSR pada Klaster Industri Migas
dengan peningkatan kapasitas SDM Jawa Timur menggunakan metode
pengelola, karena SDM ikut mempengaruhi QFD, FAST, PUGH. Laporan Tugas
perkembangan wisata kolam renang Akhir S1 Teknik Industri ITS.
kedepannya. Sumaroh, E. 2009. Studi Kelayakan
• Pengembangan Lokasi Wisata Kolam pengadaan BRT di Surabaya
Renang Tirto Mudo adalah langkah awal menggunakan Benefit Cost Analysis.
untuk menuju pengembangan desa wisata Laporan Tugas Akhir S1 Teknik
Tirto Mudo Kabupaten Magetan. Oleh Industri ITS.
karena itu perlu adanya penelitian lebih Trisunarno, L, Sutikno, dan Soedjono, E.
lanjut tentang pengembangan desa wisata. 2009. Pengembangan Model
Pemberdayaan Masyarakat Untuk
6. Referensi Pengentasan Kemiskinan (Studi
Anggrahini, D. 2010. Perancangan Mesin Kasus Di Kabupaten Magetan Dan
sizing Teri Nasi Berdasarkan Kabupaten Gresik. Laporan
Prinsip Length Grader Dengan Penelitian Hibah DIKTI.
Menggunakan Quality Function UP3D ITS. 2009. Laporan Akhir Desa
Deployment (Studi Kasus: PT Model 2009.
Insan Citraprima Sejahtera Jenu- UP3D ITS. 2010. Laporan Survey Tahap
Tuban). Laporan Tugas Akhir S1 Penguatan Desa Model 2009.
Teknik Industri ITS.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Provinsi UPKu Sumberdodol. 2010. Laporan
Jawa Timur. 2009. Buku Petunjuk Tahunan UPKu Sumberdodol.
Teknis Operasional Program Gerdu UPKu. Magetan
Taskin 2009. BAPEMAS. Surabaya
Pemerintah Desa Sumberdodol. 2009. Wahyuni, R, dan Masyitah, I. 2009.
Buku Monografi Desa. Desa Aplikasi Benefit Cost Ratio pada
Sumberdodol. Magetan. Studi Alternatif Investasi
Pemerintah Kabupaten Magetan. 2009. Pembangunan Jalan Marabahan-
Sumberdodol Sebagai Desa Wisata. Margasari Kalimantan Selatan.
http://kotamagetan.com/mengunju Laporan Penelitian Hibah.
ngi-sumberdodol-yang-
Zeithaml, V, A. Parasuraman, A, dan
dikembangkan-sebegai-desa-
Leonard, L, B. (1990). Delivering
wisata.html. Diakses: 03 Oktober
Quality Service: Balancing Customer
2010.
Perception and Expectation. The Free
Pujawan, IN. 2003. Ekonomi Teknik.
Press. New York.
Guna Widya. Surabaya
Prayogi, D. 2010. Peningkatan pelayanan
nasabah pada proses pembiayaan
(Studi Kasus PT. Bank Jatim Syariah

14

Anda mungkin juga menyukai