Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL MEKANIK

I. NAMA UNIT PRAKTIKUM


Pembuatan Power Supply Adaptor (PSA)

II. TUJUAN PRAKTIKUM


1. Dapat mengetahui cara pembuatan PSA dari awal sampai akhir
2. Dapat membuat layout atau design PSA
3. Dapat mengukur tegangan output dari PSA yang dibuat sendiri
4. Dapat mengetahui cara kerja dari PSA
5. Dapat mengetahui alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan PSA yang
sebelumnya belum diketahui.

III. ALAT DAN BAHAN


A. Alat pembuatan PSA

No. Nama Alat Jumlah


1. Timah 1 Gulungan
2. Ember 1 Buah
3. Gunting 1 Buah
4. Attractor 1 Buah
5. Bor 1 Buah
6. Universal adaptor 1 Buah
7. Gergaji 1 Buah
8. Penggaris 1 Buah
9. Spidol permanen 1 Buah
10. Mata bor 1 Buah
11. Lem tembak 1 Paket

B. Bahan pembuatan PSA

No. Komponen Keterangan


1. Kabel + Colokan 1 Buah
2. Trafo step down
3. Fuse 1 Buah
4. PCB polos 1 Buah
5. Dioda IN4001 (2 Buah)
6. Kapasitor C1 = 1000𝜇𝑓
C2 = 10 𝜇𝑓
7. Resistor R1 = 1,5 Kohm
R2 = 120 Ohm
8. Potensiometer 5 Kohm
9. LED Merah 1 Buah
10. IC LM317
11. Penjepit buaya hitam dan merah 2 Buah
12. Kabel Secukupnya
13. Box X6
14. Saklar 1 Buah

3
IV. DASAR TEORI
Rangkaian yang mengubah arus listrik AC menjadi DC ini disebut dengan DC
Power Supply atau dalam bahasa Indonesia disebut dengan Catu daya DC. DC Power
Supply atau Catu Daya ini juga sering dikenal dengan nama “Adaptor”.
Sebuah DC Power Supply atau Adaptor pada dasarnya memiliki 4 bagian
utama agar dapat menghasilkan arus DC yang stabil. Keempat bagian utama tersebut
diantaranya adalah Transformer, Rectifier, Filter dan Voltage Regulator. Berikut
diagram blok DC Power Supply.

Berikut ini adalah penjelasan singkat tentang prinsip kerja DC Power Supply
(Adaptor) pada masing-masing blok berdasarkan Diagram blok diatas.
1. Transformator (Transformer/Trafo)

Transformator (Transformer) atau disingkat dengan Trafo yang digunakan


untuk DC Power supply adalah Transformer jenis Step-down yang berfungsi untuk
menurunkan tegangan listrik sesuai dengan kebutuhan komponen Elektronika yang
terdapat pada rangkaian adaptor (DC Power Supply). Transformator bekerja
berdasarkan prinsip Induksi elektromagnetik yang terdiri dari 2 bagian utama yang
berbentuk lilitan yaitu lilitan Primer dan lilitan Sekunder. Lilitan Primer merupakan
Input dari pada Transformator sedangkan Output-nya adalah pada lilitan sekunder.
Meskipun tegangan telah diturunkan, Output dari Transformator masih berbentuk
arus bolak-balik (arus AC) yang harus diproses selanjutnya.

2. Rectifier (Penyearah Gelombang)

Rectifier atau penyearah gelombang adalah rangkaian elektronika dalam power


supply (catu daya) yang berfungsi untuk mengubah gelombang ac menjadi
gelombang dc setelah tegangannya diturunkan oleh transformator step down.
Rangkaian rectifier biasanya terdiri dari komponen dioda. Terdapat 2 jenis rangkaian
rectifier dalam power supply yaitu “half wave rectifier” yang hanya terdiri dari 1
komponen dioda dan “full wave rectifier” yang terdiri dari 2 atau 4 komponen dioda.

4
3. Filter (Penyaring)
Dalam rangkaian Power supply (Adaptor), Filter digunakan untuk meratakan
sinyal arus yang keluar dari Rectifier. Filter ini biasanya terdiri dari komponen Kapasitor
(Kondensator) yang berjenis Elektrolit atau ELCO (Electrolyte Capacitor).

4. Voltage Regulator (pengatur tegangan)


Untuk menghasilkan Tegangan dan Arus DC (arus searah) yang tetap dan stabil,
diperlukan Voltage Regulator yang berfungsi untuk mengatur tegangan sehingga
tegangan Output tidak dipengaruhi oleh suhu, arus beban dan juga tegangan input yang
berasal Output Filter. Voltage Regulator pada umumnya terdiri dari Dioda
Zener, Transistor atau IC (Integrated Circuit).
Pada DC Power Supply yang canggih, biasanya Voltage Regulator juga
dilengkapi dengan Short Circuit Protection (perlindungan atas hubung singkat), Current
Limiting (Pembatas Arus) ataupun Over Voltage Protection (perlindungan atas kelebihan
tegangan).

V. GAMBAR RANGKAIAN

5
VI. LANGKAH KERJA
1. Buatlah layout dengan menggunakan aplikasi eagle ataupun proteus, sehingga
hasilnya sebagai berikut :

Kemudian cetak pada kertas CTS dengan menggunakan printer laser.

2. Potonglah PCB polos sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan, karena benda kerja
yang dibuat terdiri dari beberapa modul kecil

3. Kemudian pindahkan jalur yang sudah dicetak dengan menggunakan CTS pada
papan PCB dengan teknik sablon, atau setrika permukaan yang ditepeli CTS
hingga berwarna kehitaman.

6
4. Kemudian bersihkan kertas CTS yang menempel pada PCB dengan menggunakan
hangat atau lepas dengan tangan kosong.

5. Apabila terdapat jalur yang hilang, maka tebali menggunakan spidol permanen.
6. Kemudian larutan papan PCB yang sudah tertempel jalur tadi pada FeCl (Ferit
Chloride) atau pada tahap ini biasa disebut pelarutan PRT
a. Larutan tembaga pada FeCl yang terlah disiapkan. Agar proses pelarutan dapat
berjalan lebih cepat maka dapat diperlukan larutan Klorida Besi dengan
konsentrasi tinggi (pekat), menggunakan air panas sebagai pelarut,
menggoyang-goyangkan PRT yang telah dimasukkan pada larutan klorida
besi, serta dikenakan pada sinar matahari secara langsung.

b. Apabila lapisan tembaga yang tidak tertutup pola jalur rangkaian telah terlarut,
maka proses pelarutan telah selesai. Selanjutnya papan tembaga dicuci dengan
menggunakan air bersih, keringkan kemudian bersihkan dengan tiner dan PCB
telah siap.
7. Kemudian tahap pengeboran
Proses selanjutnya dilakukan pengeboran pada PRT pada titik-titik tempat kaki
komponen. Pengeboran dilakukan dengan menggunakan mata bor berdiameter 0,8
mm sampai 1 mm untuk lubang kaki komponen, diameter 3 mm untuk lubang tepi
sebagai tempat dudukan (spacer). Untuk lubang-lubang yang mempunyai ukuran
lain digunakan mata bor yang diameternya disesuaikan.

7
8. Pemasangan komponen
Sebelum komponen dipasang pada Papan Rangkaian Tercetak (PRT). Kaki-
kaki komponen perlu dibersihkan dahulu agar tidak ada kotoran yang menempel.
Kotoran ini dapat mengganggu kualitas hasil penyolderan. Pembersihan ini
dilakukan untuk hasil penyolderan yang lebih rapi dan mengkilap. Adapun proses
penyolderan adalah sebagai berikut :
a. Memeriksa hubungan jalur-jalur PCB menggunakan ohm meter untuk
memastikan semua jalur terhubung dengan baik dan tidak ada jalur-jalur
yang terhubung singkat.

b. Memasang dan menyolder komponen-komponen pasif, dimulai dengan


komponen yang lebih tahan panas, seperti resistor. Pemasangan komponen
harus sesuai tata letak sesuai layout.

c. Memasang dan menyolder komponen-komponen aktif, dimulai dengan


komponen yang lebih tahan panas, seperti dioda, kemudian komponen
yang kurang tahan panas, seperti transistor, IC.perlu diperhatikan bahwa
pada saat pemasangan komponen ini pastikan posisi kaki-kaki tidak boleh
tertukar dan harus sesuai.

d. PCB telah selesai dan siap digunakan

8
1

Anda mungkin juga menyukai