Anda di halaman 1dari 15

CRITICAL JOURNAL REVIEWs

KONSEP PENDIDIKAN SENI

Dosen Pengampu :
Oktaviana Br TobingS.Pd., M.Pd

Disusun Oleh :
Sahril Alfari (2183142032)

PRODI PENDIDIKAN SENI MUSIK


JURUSAN SENDRATASIK
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas nikmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan Tugas Critical Journal Review pada mata kuliah
Konsep Pendidikan Seni.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Oktaviana Br TobingS.Pd,M.Pd selaku


dosen pengampu mata kuliah Konsep Pendidikan Seni yang telah memberikan bimbingan
dalam menyusun makalah ini.

Kami meminta maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan kami juga mengharapkan
kritik dan saran yang membangun guna kesempurnaan tugas ini.Akhir kata kami ucapkan
terima kasih. Semoga dapat bermanfaat dan bisa menambah pengetahuan kita semua. Amin.

Medan, 18 Februari 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
A. LatarBelakang ......................................................................................................... 1
B. Tujuan ...................................................................................................................... 2
C. Manfaat ................................................................................................................... 2
BAB II RINGKASAN ..................................................................................................... ... 4
2.1 Identitas Jurnal utama ............................................................................................. 5
2.2 Ringkasan Jurnal utama .......................................................................................... 5
2.3 Identitas jurnal pembanding…………………………………………………………6
2.4 Ringkasan jurnal pembanding……………………………………………………….6
BAB III PEMBAHASAN ................................................................................................... 7
3.1 Keunggulan Jurnal .................................................................................................. 7
3.2 Kelemahan Jurnal.................................................................................................... 7
3.2 Identitas Jurnal pembanding………………………………………………………...7
3.4 Ringkasan jurnal pembanding……………………………………………………….7
3.5Implikasi terhadap Perkembangan Pendidikan .............................................. …….. 7
3.6Kajian Teori ............................................................................................................. 8
BAB IV PENUTUP............................................................................................................ 9
A. Kesimpulan............................................................................................................. 9
B. Saran....................................................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 10


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Seni Budaya merupakan satu mata pelajaran yang dituntut oleh kurikulum
untuk diajarkan atau diberikan kepada peserta didik mulai tingkat TK sampai dengan
Perguruan Tinggi. Pendidikan Seni Budaya diharapkan mampu mengembangkan kemampuan
imajinatif-intelektual yang diekspresikan melalui kegiatan berkesenian, sehingga kepekaan
perasaan, ketrampilan dan kemampuan menerapkan teknologi dalam berkreasi melalui
pameran dan pergelaran karya seni. Pendidikan seni adalah salah satu upaya mengembangkan
kepribadian anak yang positif dalam kehidupannya kelak, serta dapat mengembangkan
potensi individualnya secara wajar dan terarah, disamping mampu mengembangkan
potensinya di dalam kelompok.
Oleh sebab itu sangatlah jelas bahwa memberikan pendidikan seni suara atau
menyanyi adalah menambah pengaruh yang bermanfaat dalam kegiatan anak-anak secara
kreatif untuk pembentukan kepribadian anak di masa depannya. Dengan mendidik anak
sedini mungkin, mereka secara tidak langsung dilatih agar ungkapan estetiknya dapat terbina,
baik untuk menambahkan kreatifitasnya maupun untuk mengembangkan bakatnya secara
wajar dan alamiah yang pada gilirannya akan menjadi sarana untuk membantu
pengembangan kepribadian secara utuh. Perlu diketahui bahwa manusia sejak lahir sudah
memiliki kreatifitas secara alamiah artinya setiap orang memiliki rasa seni sejak lahir.
Jika kemudian terdapat variasi kadar kreatifitas yang dimilikinya, itu berarti karena
adanya pengaruh lingkungan atau tempat dimana seseorang berada atau tinggal dan
berkembang. Mendidik anak dalam seni adalah suatu upaya nyata yang dipastikan dapat
mempengaruhi jiwa anak, karena seni nyanyi memiliki bentuk imaginatif sekaligus
mengandung salah satu elemen konkrit sebagai mekanisme penggerak hidup yakni ritme
irama. Ki Hajar Dewantara sebagai ahli pendidikan menyatakan ; ada tiga pusat pendidikan
atau tri pusat pendidikan yakni : keluarga, masyarakat dan sekolah. Kerja sama tiga pusat
pendidikan tersebut akan menjadi kekuatan yang luar biasa untuk menjaga, memelihara,
memanfaatkan dan mengembangkan fasilitas pendidikan yang biasanya berada di
tengahtengah masyarakat yang memanfaatkan lembaga pendidikan tertentu (Bappeda DIY,
2008 :3)
B. Tujuan Penulisan Critical Journal Report (CJR)
Mengkritik Jurnal (critical journal review) ini dibuat sebagai salah satu referensi ilmu yang
bermanfaat untuk menambah wawasan penulis maupun pembaca dalam mengetahui
kelebihan dan kekurangan suatu jurnal, menjadi bahan pertimbangan, dan juga
menyelesaikan salah satu tugas mata kuliah Konsep Pendidikan Seni di Universitas Negeri
Medan.
C. Manfaat Penulisan Critical Journal Report (CJR)
. Membantu pembaca mengetahui gambaran dan penilaian umum dan sebuah jumal atau hasil
karya tulis ilmiah lainnya secara ringkas.
. Mengetahui kelebihan dan kelemahan jurnal yang dikritik.
. Mengetahui latar belakang dan alasan jurnal tersebut dibuat.
Mengetahui kualitas jumal dengan membandingkan terhadap karya dari penulis yang sama
atau penulis lainnya.
Memberi masukan kepada penulis jurnal berupa kritik dan saran terhadap cara penulisan, isi,
dan substansi jurnal.
BAB II
RINGKASAN
2.1 Identitas Jurnal Utama
Judul :Pembelajaran Seni Budaya Berbasis Kearifan Lokal Dalam Upaya Membangun
Pendidikan Karakter Siswa Di Sekolah
Jenis Jurnal : Jurnal Seni Budaya dan Pendidikan Seni
Volume dan Nomor : Volume 2 No. 1
Halaman : 10
Tahun Terbit : Februari 2016
Di teliti pada jam : 20.00 WIB
Abstrak :
Nilai-nilai moral yang ditanamkan dalam pembelajaran Seni Budaya dapat
membangun karakter yang merupakan fondasi utama terbentuknya sebuah tatanan
masyarakat yang beradab dan sejahtera. Tujuan artikel ini adalah untuk mendapatkan
pemahaman tentang teori pendidikan karakter yang terkandung dalam kearifan lokal seni tari
di lembaga Sekolah Dasar. Data-data yang dikaji dalam artikel ini merupakan konseptual
berdasarkan penelusuran pustaka yang telah dilakukan. Hasil yang ingin dicapai berlandaskan
pada konsep pendidikan karakter yang berorientasi pada pendekatan moral reasoning melalui
pembelajaran pendidikan seni tari tercermin dalam toleransi, solidaritas, dan kebersamaan.
2.2 Ringkasan Jurnal Utama
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU
Sikdiknas Pasal 1 Ayat 1). Di samping itu, fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan
kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, serta bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman, bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab (UU Sindiknas pasal 3). Secara singkat, maka pendidikan dapat
disimpulkan bahwa pendidikan merupakan suatu usaha pendidik untuk menyalurkan ilmu
pengetahuan serta nilai-nilai yang berlaku di masyarakat kepada peserta didik. Dalam
hubungan itu, eksistensi pendidikan tidak dapat terlepas dari adanya lembaga-lembaga
pendidikan di Indonesia salah satunya adalah Sekolah.
Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Sebagai seorang calon pendidik, maka
diperlukan pengetahuan tentang seni drama untuk anak usia sekolah menengah. Keterampilan
seorang guru dalam memahami karakteristik anak usia sekolah menegah sangat diperlukan
dalam menyampaikan materi ini. Dalam pendidikan seni tari di sekolah umum pada dasarnya
adalah untuk memfasilitasi berbagai potensi yang dimiliki oleh siswa bukan untuk
menjadikan siswa sebagai ahli seni tari sesuai dengan prinsip khusus yaitu prinsip yang
berkenaan tentang tujuan pendidikan. guru harus memilih tarian-tarian yang sesuai dengan
tingkatannya dan mempunyai nilai atau pesan yang baik kepada siswa yang akan diajarkan
selain itu memilih tarian yang mempunyai nilai pendidikan, agar siswa mampu menyerap
pelajaran seni tari dengan baik dan mampu menerapkan pesan yang terkandung dalam tarian-
tarian tersebut hal ini sesuai dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan isi
pendidikan. Dalam proses pembelajaran seni tari guru dituntut untuk membaca kondisi siswa
yang beragam agar guru mengetahui apakah siswa suka dengan pendidikan seni tari atau
tidak, jika tidak semua siswa menyukai seni tari maka guru bisa mengkolaborasikan

Berbagai seni tapi tujuannya tetap kepada seni tari hal ini sesuai dengan prinsip
khusus yang berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar. Guru seni tari juga dalam
pembelajarannya sebaiknya menggunakan alat-alat yang canggih dan media yang mudah
dimengerti oleh siswa, agar siswa tidak jenuh dan lebih menyukai seni tari hal ini sesuai
dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan media dan alat pengajaran. Guru
seni tari pun dituntut untuk memberikan nilai kepada siswa dari proses yang telah dilakukan
hal ini seesuai dengan prinsip khusus yang berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian.
Demikian pula apabila dikaitkan dengan pendidikan karakter adalah suatu usaha
pengembangan dan mendidik karakter seseorang, yaitu kejiwaan, akhlak dan budi pekerti
sehingga menjadi lebih baik.
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa
yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk
melaksanakan nilai-nilai tersebut. Implementasinya dalam pendidikan seni tari adalah guru,
misalnya mengajarkan tarian yang memiliki nilai moral yang baik, guru bisa mengajarkan tari
yang dapat menanamkan karakter pada siswa sehingga memahami dalam menerapkannya
dengan baik dalam kehidupan sehari-harinya. Perlu dipahami bahwa karakteristik siswa
berbeda-beda sesuai dengan tingkat perkembangannya. Perbedaan karakteristik siswa
tersebut secara global dibedakan antara siswa kelas rendah dan tinggi. Kelompok tersebut
mempunyai perbedaan yang tampak sekali, yang dapat diamati pada kerakteristik gerak dan
karakteristik tarinya.
Di tengah pusaran pengaruh hegemoni global tersebut, fenomena yang terjadi juga
telah membuat lembaga pendidikan serasa kehilangan ruang gerak.Selain itu, juga membuat
semakin menipisnya pemahaman peserta didik tentang sejarah lokal serta tradisi budaya yang
ada dalam masyarakat. Oleh karena itu, maka alangkah lebih baiknya jika diupayakan
bagaimana caranya agar keanekaragam budaya yang telah kita miliki tersebut bisa kita jaga
dan kita lestarikan bersama.
2.1 Identitas Jurnal Pembanding
Judul :Pendidikan Seni Sebagai Penunjang Kreatifitas
Jenis Jurnal : Jurnal dan Pendidikan dan kajian Seni
Volume dan Nomor : Vol.1, No.1, ISSN 2503-4626
Halaman : 15
Tahun Terbit : April2016
Di teliti pada jam : 20.00 WIB
Abstrak
Konsep pendidikan seni di Sekolah Dasar diarahkan pada pembentukan sikap,
sehingga terjadi keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran
dan kepekaan emosi. Karena pada masa usia Sekolah Dasar, perkembangan mental dan fisik
anak sedang dalam tahap maksimal sehingga untuk mengoptimalkan kreativitasnya maka
pendidikan seni merupakan salah satu cara yang tepat untuk digunakan. Pada usia SD anak
masih memiliki kejujuran dan kepolosan dalam berekspresi dan mengembangkan
kreativitasnya. Oleh karena itu, pendidikan seni baik seni rupa, seni music, seni tari maupun
drama seharusnya dapat menjadi wadah atau sarana bagi anak untuk mengembangkan dan
menuangkan kreativitasnya. Kebutuhan akan kreativitas bagi anak tidak hanya bagi
kehidupan seninya saja tetapi juga dalam kehidupannya sehari-hari, kreativitas memiliki
peranan yang sangat penting. Kreativitas bukan hanya kemampuan untuk menciptakan tetapi
lebih dari itu yaitu meliputi kemampuan membaca situasi, kemampuan beradaptasi dengan
lingkungan, kemampuan membuat analisis yang tepat, serta kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru yang lain dari pada yang lain. Maka dari itu, melalui pendidikan seni, anak
dapat melatih dan meningkatkan kreativitasnya melalui kegiatan-kegiatan seni yang sesuai
dengan tujuan pendidikan yang telah ditetapkan, tetapi kegiatan-kegiatan seni yang dilakukan
ini tetap menyenangkan bagi anak.
2.4 Ringkasan Jurnal Pembanding
Sebagai komponen dari kebudayaan baik seni maupun pendidikan mengalami pola
perubahan yang sejalan dengan perkembangan pandangan hidup masyarakat.Pada dasarnya,
konsep pendidikan seni ada dua macam, yang pertama yaitu konsep pendidikan seni yang
berkaitan dengan aspek ekspresi artistic dan kedua yaitu konsep pendidikan seni yang
dikaitkan dengan tujuan pendidikan. Beberapa konsep pendidikan seni yang pernah ada
antara lain.
1. Gerakan Reform
Gerakan reform adalah usaha pembaruan di bidang konsep pendidikan seni yang
mengutamakan kebebasan ekspresi sebagai cara untuk memberi peluang kepada anak didik
mengembangkan kemampuan yang ada pada dirinya. Gerakan ini bertujuan untuk
mendewasakan anak didik bukan hanya pada segi intelektualnya saja, akan tetapi
menghendaki agar anak belajar dariperbuatan aktif melalui kegiatan seni, maksudnya adalah
anak dapat belajar dengan baik dan mendapatkan “pelajaran” dari apa yang telah dialaminya
sendiri, bukan hanya melalui cerita, teori ataupun ceramah saja. Selain itu untuk melatih
kedua tangannya supaya supaya syaraf dari otak kanan dan otak kiri terlatih dalam
menjalankan fungsinya.
2. Konsep Pendidikan Seni untuk Apresiasi
Konsep ini dipelopori oleh Alfred Lichtwart dan Konrad Lange, dengan pemikiran
bahwa “persepsi” anak-anak kepada seni dan keindahan perlu dekembangkan melalui
penghayatan langsung, baik melalui kegiatan menggambar maupun kegiatan observasi,
dengan mengunjungi obyek-obyek seni seperti museum, sanggar seniman, pameran dan
lainnya.
3. Konsep Pendidikan Seni untuk Pembentukan Konsepsi
Konsep ini bermula dari pemikiran bahwa “ menggambar adalah alat untuk
mengungkapkan pikiran” yangdicetuskan oleh Walter Sargent. Gambar adalah bahasa yang
digunakan untuk melahirkan dan mengembangkan ide-ide.Menggambar suatu obyek berarti
menerjemahkan persepsi ke dalam bahasa visual.Kegiatan menggambar merupakan kegiatan
mental dan pikir yang dapat membentik konsep. Konsep ini memandang seni pada proses
kegiatannya yang terkait dengan kemampuan kognitif.

4. Konsep Pendidikan Seni untuk Pertumbuhan Mental dan Kreatif


Menurut konsep ini, anak adalah idealnya, sedangkan seni adalah sarananya. Maksud
dari konsep ini adalah, bahwa seni merupakan sarana bagi anak dalam proses pertumbuhan
mental dan jiwa kreatifnya.
5. Konsep Seni sebagai Keindahan
Konsep ini menyatakan bahwa seni identik dengan keindahan.Hasil seni yang indah
didapatkan dari benda-benda yang terseleksi.
6. Konsep Seni sebagai Imitasi
Menurut konsep ini yang dimaksud dengan kegiatan seni adalah kegiatan meniru
alam, dan setiap hasil seni haruslah tiruan dari bentuk alam.
7. Konsep Seni sebagai Hiburan yang Menyenangkan
Konsep ini berpendapat bahwa seni haruslah sesuatu yang menyenangkan dan dapat
menghibur pengamat.Suatu karya disebut karya seni jika dapat dinikmati oleh pengamat dan
pengamat dapat menangkap makna atau mengerti pesan/ide penciptaannya.Dalam pendidikan
seni di sekolah dasar, konsep pendidikan seni diarahkan pada pembentukan sikap, sehingga
terjadi keseimbangan intelektual dan sensibilitas, rasional dan irasional, akal pikiran dan
kepekaan emosi. Konsep ini mulai dikembangkan oleh Plato dalam tesisnya “Art should be
The Basis of Education“. Konsep ini menempatkan seni sebagai materi, alat atau media dan
metode yang digunakan dalam mencapai tujuan pendidikan.
BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Keunggulan Jurnal Utama
Penulisan judul sudah benar, dicetak dengan huruf besar/kapital, dicetak tebal (bold)
tidak melebihi jumlah kata maksimum 15. Penulisan nama penulis juga sudah benar, nama
penulis ditulis di bawah judul tanpa gelar, tidak boleh disingkat, diawali dengan huruf kapital,
tanpa diawali dengan kata "oleh", urutan penulis adalah penulis pertama diikuti oleh penulis
kedua, ketiga dan seterusnya. Nama perguruan tinggi dan alamat surel (email) semua penulis
ditulis di bawah nama penulis.
Tata cara penulisan dan isi abstrak sudah baik karena penulis dapat memberikan
gambaran menyeluruh mengenai kegiatan penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi
Siswa Terhadap Dukungan Sosial Orang Tua dengan Prestasi Belajar Siswa SMA di
Surabaya serta menjelaskan latar belakang jumal penelitian yang dibuat secara ringkas, tepat
dan jelas. Dalam penulisan jumal jenis huruf yang digunakan sama, penggunaan sistem
penomoran (numbering) juga tersusun dengan baik.
Referensi yang digunakan peneliti sudah cukup baik. Ditambah lagi peneliti dalam
membuat item pada instrumen penelitiannya mengacu pada teori di sebuah buku. Seluruh
kutipan pustaka sudah sesuai dengan daftar pustaka.
3.2 Kelemahan Jurnal Utama
Pada metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data dengan kuisioner tapi
juga dengan studi dokumentasi. Namun peneliti tidak menjelaskan bagaimana studi
dokumentasi yang is lakukan, hasil studi dokumentasi juga tidak dibahas oleh peneliti.
Kuisioner yang dibuat peneliti sebagai instrumen penelitian berjumlah 103 item, dalam jurnal
peneliti tidak menyebutkan apakah instrumen tersebut telah valid atau belum. Karena
validitas instrumen sangat mempengaruhi hasil penelitian. Jumlah item yang digunakan
peneliti pada alat instrumen penelitian terlalu banyak, yaitu 103 item.
3.1 Keunggulan Jurnal Pembanding
Dari aspek ruang lingkup isi artikel ,Memaparkan secara jelas dan lengkap mulai dari
pendahuluan,latar belakang dari permasalahan mengapa di buatnya pendidikan karakter
sampai menjelaskan pendidikan karakter dan mendeskripsikan nya,Pengembangan nya yang
lebih mudah sehingga merebaksecara cepat di berbagai aspek,Sedangkan Dari aspek tata
bahasaKelebihannya Penulis jurnal teratur dan sesuai dengankamus EYD bahasa,Bahasanya
mudah di mengerti.
3.4 Kelemahan Jurnal Pembanding
Dari aspek ruang lingkup isi artikel,Dari segi tata bahasa, kalimat ada yang kurang
jelas dan susah di pahami,Ada bebrapa kalimat yang berlebihan sehingga melalkukan
pemborosan kata sedangkan Dari aspek tata bahasaKelebihan,Tidak ada saran untuk
penelitian selanjutnya, Penelitian nya kurang memiliki data yang lengkap
3.5 Implikasi seni terhadap Pendidikan
Seni budaya merupakan suatu keahlian untuk mengekspresikan ide-ide atau gagasan
estetika dalam bentuk karya yang dapat mengungkapkan perasaan manusia. Ide-ide atau
gagasan estetika tersebut memiliki kebudayaan sesuai dengan perkembangan
zamannya.Melalui seni budaya, siswa diajak mengembangkan jiwa kreatifitas, kepekaan
indrawi serta mampu berkreasi seni dalam lingkungan dan kondisi yang terarah, sebagai
bekal siswa pada saat berperan langsung sebagai pelaku kehidupan bermasyarakat.Selain itu
seni dapat menumbuhkan sikap toleransi, demokrasi, dan beradab, serta mampu hidup rukun
dalam masyarakat majemuk, mengembangkan kemampuan imajinatif intelektual, ekspresi
melalui seni, mengembangkan kepekaan rasa, ketrampilan, serta mampu menerapkan
teknologi dalam berkreasi dan dalam memamerkan dan mempergelarkan karya seni.
Sedangkan pada pengorganisasian materi pendidikan seni menggunakan pendekatan terpadu,
yang penyusunan kompetensi dasarnya dirancang secara sistemik berdasarkan keseimbangan
antara kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Selain itu, ditekankan di dalam sistem pendidikan seni diharapkan seni bisa membawa
sebuah visi dan misi kehidupan damai pada masyarakat pluralisme di Indonesia, agar tidak
mendapat benturan budaya antara satu dengan lainnya dimasa krisis saat ini.Fungsi Seni
dalam Dunia Pendidikan Tentunya dalam dunia pendidikan, seni mempunyai peran yang
penting untuk menunjang perkembangannya. Banyak hal yang dapat diperoleh oleh siswa
dengan belajar seni, yaitu sebagai berikut : 1. Memberikan fasilitas yang sebesar-besarnya
kepada siswa untuk mengemukakan pendapatnya (ekspresi bebas). 2. Melatih imajinasi anak,
ini merupakan konsekuensi logis dalam kegiatan ekspresi supaya dalam berekpresi seorang
anak mempunyai bayangan terlebih dahulu yaitu dengan latihan imajinasi yang dapat
berangkat dari pengamatan maupun hasil rekapitulasi kejadian yang telah direkam oleh otak.
3. Memberikan pengalaman estetik dan mampu memberi umpan balik penilaian (kritik dan
saran) terhadap suatu karya seni sesuai dengan mediumnya. 4. Pembinaan sensitivitas serta
rasa pada umumnya, hasil yang diharapkan adalah terbinanya visi artistik dan fiksi imajinatif.
5. Mampu memberikan pembinaan ketermpilan yaitu dengan membina kemampuan praktek
berkarya seni kerajinan. Hal ini berguna untuk mempersiapkan kemampuan terampil dan
praktis sebagai bekal hidup di kemudian hari. 6. Mengembangkan kemampuan intelektual,
imajinatif, ekspresi, kepekaan kreatif, keterampilan, dan mengapresiasi terhadap hasil karya
seni dan keterampilan dari berbagai wilayah Nusantara dan mancanegara. 7. Siswa memiliki
pengetahuan, pengalaman dan kemauan keras berkarya dan berolah seni, serta kepekaan
artistik sebagai dasar berekspresi pada budaya bangsa.
Tujuan tersebut pada dasarnya adalah menyiapkan anak untuk berpengetahuan,
bercakapan dan berkemampuan dalam tingkat dasar agar kelak mampu melanjutkan ke
jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 8. Menumbuhkembangkan sikap profesional,
kooperatif, toleransi, dan kepemimpinan. 9. Seni sebagai alat pendidikan dalam pendidikan
seni bukan semata-mat bertujuan untuk mendidik anak menkjadi seniman melainkan
membina anak-anak untuk menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, dan melalui
permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreatifitasnya sedini mungkin. Dengan
demikian dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan.
3.6 Kajian Teori
A.Konsep Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan (SBK)
1. Konsep Dasar Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan Konsep dasar pendidikan seni
Pada dasarnya dapat dibagi dalam dua kategori, yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan
melalui seni. 13 Konsep yang pertama seni dalam pendidikan, pada awalnya dikemukakan
oleh golongan esensialis yang menganggap bahwa secara hakiki materi seni penting
diberikan kepada anak. Dengan demikian menurut konsep ini, keahlian seni seperti melukis,
menyanyi, menari dan sebagainya perlu diajarkan kepada anak dalam rangka pengembangan
dan pelestariannya. Artinya lembaga pendidikan dan pendidik berperan untuk mewariskan,
mengembangkan, dan melestarikan berbagai jenis kesenian kepada anak didiknya. Konsep
yang kedua adalah konsep pendidikan melalui seni. Berdasarkan konsep ini, seni dipandang
sebagai sarana atau alat untukmencapai tujuan pendidikan dan bukan untuk tujuan seni itu
sendiri. Kons ep pendidikan melalui seni inilah yang kemudian dianggap paling sesuai untuk
diajarkan atau diselenggarakan di sekolah umum, khususnya pada tingkat sekolah dasar. Seni
digunakan dalam pembelajaran disekolah untuk mendorong perkembangan peserta didiknya
secara optimal, menciptakan keseimbangan rasional dan emosional. Pendidikan seni pada
hakekatnya merupakan proses pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara
umum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan
pemenuhan dirinya dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan budaya, memperluas
kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk menambah pengetahuan.
2. Sifat Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan memiliki sifat multilingual,
multidimensional, dan multikultural.
a. Sifat Multilingual
Sifat multilingual dimaksudkan bahwa melalui seni dapat mengembangkan
kemampuan mengekspresikan diri secara kreatif dengan berbagai cara dan media seperti
bahasa rupa, bunyi, gerak, peran, dan berbagai perpaduannya. Untuk memiliki kemampuan
ini, peserta didik dapat mempelajari berbagai disiplin pendidikan seni seperti seni rupa, seni
musik, seni tari atau seni drama baik secara terpisah maupun secara terpadu.
b. Sifat Multidimensional
Maksud dari sifat multidimensional adalah melalui pendidikan seni dapat
dikembangkan beragam kompetensi meliputi konsepsi (pengetahuan, pemahaman, analisis,
evaluasi), apresiasi, dan kreasi dengan cara memadukan secara harmonis unsur estetika,
logika, kinestetika, dan etika.
c. Sifat Multikultural
Sifat multikultural Mengandung makna pendidikan seni menumbuhkembangkan
kesadaran dan kemampuan apresiasi terhadap beragam budaya Nusantara dan Mancanegara.
Hal ini merupakan wujud pembentukan sikap demokratis yang memungkinkan seseorang
hidup 14 secara beradab serta toleran dalam masyarakat dan budaya yang majemuk. Melalui
pendidikan ini peserta didik mengenal keanekaragaman karya dan hasil budaya dari berbagai
daerah, suku bangsa bahkan dari berbagai negara.
3. Ruang Lingkup Pendidikan Seni Budaya dan Keterampilan Berdasarkan KTSP, ruang
lingkup mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Seni rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni
berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya.
b. Seni musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan alat musik,
apresiasi karya musik.
c. Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa
rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
d. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan dengan memadukan seni musik, seni tari
dan peran.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang didapatkan menunjukkanbahwa pendidikan seni sangatlah penting
untuk siswa dan siswa di sekolah,baik itu sekolah dasar,dan sekolah menengah. Seni
sangatlah penting bagi sekolah sekolah pada zaman era globalisasi sekarang ini. Karna selain
mempertahankan kebudayaan di Negara kita Indonesia,siswa juga dapat mempelajari lagi apa
itu sebenarnya seni dalam kehidupan dan pendidikan,membangun kreatifitas dalam dirinya
dan bisa memperluas bakatnya lagi.
B. Saran
Sebaiknya peneliti dalam melakukan metode penelitian, peneliti tidak hanya mengambil data
dengan kuisioner tapi juga dengan studi dokumentasi, menjelaskan bagaimana studi
dokumentasi serta hasil studi yang didapat. Karena validitas instrumen sangat mempengaruhi
hasil penelitian. Dan sebaiknya peneliti memberikan batasan sampel yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, dan Widodo Supriyono, 2004.Pendidikan seni dalam menunjang kreatifitas
siswa. Jakarta: Rineka Cipta
Shalahudin,Mahfudh, 1990. Pengantar Pendidikan seni, Surabaya: Bina Ilmu.
Purwanto,M. Ngalim, 1990.Pendidikan seni, Bandung: Remaja Rosda Karya
https://belajarseni.com/pengertian--pendidikanseni

Dina, Danu, dan Arika, 2010.Pendidikan seni dalam menunjang kreatifitas siswa. Jakarta:
Rineka Cipta
Samsudin,Alifah, 1995. Pengantar Pendidikan seni dalam sekolah, Bandung: Ilmu Belajar.
Ridwan,M.Randa, 1995.Pendidikan seni dalam sekolah, Bandung: Belajar Seni
https://senidisekolahdalamkreatifitas.com/pengertian--pendidikansenidanbelajarseni

Anda mungkin juga menyukai