PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aspek keuangan merupakan aspek yang digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara
keseluruhan. Aspek keuangan memberikan gambaran yang berkaitan dengan keuntungan
perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang sangat penting untuk diteliti
kelayakanya. Alat ukur untuk menentukan kelayakan suatu usaha berdasarkan kriteria investasi
dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan.
Keuangan merupakan salah satu fungsi bisnis yang bertujuan untuk membuat keputusan
keputusan investasi, pendanaan dan dividen.
Keputusan investasi ditujukan untuk menghasilkan kebijakan yang berhubungan dengan (a)
kebijakan pengalokasian sumber dana secara optimal, (b) kebijakan modal kerja (c) kebijakan
invesasi yang berdampak pada strategi perusahaan yang lebih luas (merger dan akuisisi)
(Damodaran, 1997).
Keputusan dividen ditentukan dari jumlah keuntungan perusahaan setelah pajak (earning
after tax). Oleh karena itu tujuan memaksimumkan keuntungan yang dibagikan kepada
pemegang saham (dividen) dengan kendala memaksimumkan laba ditahan untuk
diinvestasikan kembali sebagai sumber dana internal.dengan kata lain semakin banyak jumlah
laba ditahan berqarti semakin sedikituang yang tersedia bagi pembayaran dividen.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Bentuk Kebutuhan Dana Untuk Aktiva Tetap ?
2. Bagaimana Bentuk Kebutuhan Dana Untuk Modal Kerja ?
3. Bagaimana Bentuk-Bentuk Sumber Dana ?
4. Bagaimana Pentingnya Aliran Kas Proyek ?
5. Bagaimana Komponen Aliran Kas Proyek ?
6. Bagaimana Menaksir Aliran Kas Proyek ?
C. Tujuan Penulisan
1. Mendeskripsikan Bentuk Kebutuhan Dana Untuk Aktiva Tetap
2. Mendeskripsikan Bentuk Kebutuhan Dana Untuk Modal Kerja
3. Mendeskripsikan Bentuk-Bentuk Sumber Dana
4. Mendeskripsikan Pentingnya Aliran Kas Proyek
5. Mendeskripsikan Komponen Aliran Kas Proyek
6. Mendeskripsikan Taksiran Aliran Kas Proyek
D. Manfaat Penulisan
1. Dapat Mengetahui Bentuk Kebutuhan Dana Untuk Aktiva Tetap
2. Dapat Mengetahui Bentuk Kebutuhan Dana Untuk Modal Kerja
3. Dapat Mengetahui Bentuk-Bentuk Sumber Dana
4. Dapat Mengetahui Pentingnya Aliran Kas Proyek
5. Dapat Mengetahui Komponen Aliran Kas Proyek
6. Dapat Mengetahui Cara Menafsirkan Aliran Kas Proyek
BAB II
PEMBAHASAN
Kebutuhan dana
Suatu aktivitas bisnis tidak akan dapat berjalan dengan baik bila tidak didukung oleh
ketersediaan dana yang baik dan mencukupi. Bila suatu aktivitas bisnis tidak dapat memenuhi
permintaan barang atau jasa sesuai dengan jumlah dan kriteria pelanggan dikarenakan bisnis
tersebut tidak memiliki dana yang cukup untuk melakukan proses produksinya, maka sudah
dapat dipastikan usaha bisnis tersebut akan terancam gagal.
Dalam menentukan besarnya dana yang akan diperlukan untuk menjalankan suatu
aktivitas bisnis, dibutuhkan suatu peramalan (forecasting) yang baik. Peramalan atau taksiran
ini berbeda-beda untuk masing-masing jenis proyek. Pada umumnya, taksiran dana yang
dibutuhkan tersebut tergantung pada kompleksitas dari kegiatan pendanaan itu sendiri,
misalnya penentuan lokasi bisnis yang bergantung kepada harga tanah. Semakin mahal harga
tanah maka akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan oleh bisnis tersebut. Disamping
itu, terdapat pula faktor-faktor biaya yang akan dikeluarkan selama umur bisnis tersebut.
Menurut carter dan Usry, biaya adalah: nilai tukar, pengeluaraan, pengorbanan untuk
memperoleh manfat. Biaya seringkali sinonim dengan beban. Biaya-biaya dapat dibagi dalam
kategori (diklasifikasi) menjadi biaya langsung, biaya utama, biaya konversi, biaya tidak
langsung, biaya tetap, biaya variabel, biaya terkendali, biayaproduk, baiya periode, biaya
bersama (joint cost), biaya estiamsi, biaya standar, biaya tertanam (sunk cost) dan biaya tunai.
Studi keuangan akan lebih memberikan pendalaman ke arah bagaimana dana akan
dialokasikan. Secara umum, pengalokasian dana tersebut dapat dilakukan kedalam dua bentuk,
yaitu untuk aktiva tetap (fixed assets), dan untuk modal kerja (working capital).
3. Sumber dana
Pendanaan adalah suatu indikator penting dalam mendeteksi apakah suatu bisnis dapat
dijalankan atau tidak. Akhir-akhir ini, telah banyak berkembang berbagai lembaga keuangan
maupun non-keuangan yang telah bersedia untuk mendanai suatu aktivitas bisnis, tentu saja
dengan persyaratan tertentu. Sumber dana dari lembaga-lembaga itu sering disebut sebagai
modal asing (modal pinjaman). Menurut Suratman (2001), sumber dana dari modal asing
adalah: sumber dana yang didapatkan dari luar perusahaan (kreditur) yang tidak ikut memiliki
perusahaan tersebut seperti Bank, Perusahaan Leasing, dan Lain Sebagainya. Sumber dana dari
modal asing biasanya berwujud hutang, baik hutang jangka panjang, maupun hutang jangka
pendek. Sumber dana itu sendiri dapat juga berasal dari pihak internal perusahaan yang akan
melakukan aktivitas bisnis. sumber dana ini disebut juga sebagi sumber dana modal sendiri.
Sumber dana modal sendiri biasanya berwujud Modal Saham dan Laba Ditahan.
Masalah yang sebenarnya yang pada akhirnya akan dibahas di dalam Studi Aspek
Keuangan itu sendiri – perihal modal – adalah bagaimana bisnis tersebut akan didanai baik
dengan modal sendiri, modal asing ataupun gabungan keduanya, akan dapat mencapai
keuntungan yang ekonomis. Artinya: bagaimana struktur modal tersebut disusun agar dapat
meminimumkan biaya modal (cost of capital), sehingga akan optimal penggunaannya. Oleh
karena itu, pembahasan biaya modal ini – yang nanti akan dibahas juga dalam makalah ini –
sangat penting dilakukan untuk menentukan tingkat keuntungan (cut off rate) yang diharapkan
dari suatu aktivitas bisnis. artinya, suatu aktivitas bisnis tersebut, baik akan didanai oleh modal
asing atau modal sendiri atau gabungan keduanya sangat bergantung kepada biaya modal
perusahaan.
Dengan melakukan studi keuangan, akan diketahui informasi mengenai total pasiva, biaya
modal, sistem anggaran, proses akuntansi, tingkat suku bunga, dan neraca pembukuan
perusahaan tersebut, yang berguna untuk memperoleh dana pembelanjaan atau investasi
(Purba, 2001). Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa dana pembelanjaan dapat
diperoleh dari 2 sumber, diantaranya:
1. Pembelanjaan Hutang
Pembelanjaan Hutang (debt) sebagai sumber pendanaan akan memiliki resiko (risk) berupa
pembayaran bunga (interest) dan pengembaliannya (repayment). Hal ini dikarenakan adanya
prinsip The Risk – return Tradeoff, yaitu: kecenderungan investor untuk memberikan investasi
kepada proyek dengan resiko yang tinggi, dengan tingkat pengembalian yang diharapkan
(expected return) akan tinggi pula. Artinya: hutang/kredit dapat dipenuhi, apabila tingkat suku
bunga terhadap pinjaman tersebut sesuai dengan keinginan kreditor atau investor.
Hutang yang digunakan untuk membelanjai kegiatan perusahaan dapat dibagi dua, yaitu:
Menurut Warren, Reeve & Fess, such liabilities that are to be paid out of current assets
and are due within a short time, usually one year, are called current liabilities. Artinya: hutang
jangka pendek akan dikembalikan dalam tempo waktu kurang dari 1 tahun. Hutang jangka pendek
ini hanya dapat digunakan untuk pembiayaan investasi jangka pendek pula, mis: pembiayaan
aktiva lancar atau modal kerja.
3. Kredit Dagang
kredit dagang adalah surat hutang yang memiliki kekuatan hokum lebih lemah dibandingkan
surat dagang.
Menurut Warren, Reeve, & Fess, liabilities that will be due for a long time (usually more
than one year) are called long-term liabilities. Artinya hutang jangka panjang akan
diharapkan dibayarkan kembali dalam kurun waktu lebih dari 1 tahun, mis: obligasi (bonds),
hipotik (mortage), dan sebagainya. Hutang jangka panjang dapat digunakan untuk pembiayaan
modal kerja ataupun membiayai aktiva tetap.
Banyak perusahaan besar, yang umumnya membutuhkan dana yang besar, memilih
memperoleh dana dari obligasi, yaitu merupakan surat hutang jangka panjang yang dibeli oleh
para investor dari Negara. Hal ini dikarenakan tingkat suku bunga obligasi yang relatif lebih rendah
dibandingkan pinjaman terhadap lembaga keuangan lainnya.
Ketika sebuah perusahaan berencana akan menerbitkan obligasi, maka perusahaan tersebut
akan membuat suatu indent document (dokumen inden). Dokumen inden adalah suatu dokumen
resmi yang menerangkan atau menjamin kesanggupan perusahaan untuk membayarkan hutang
kepada pemegang Obligasi. Dokumen inden juga mengungkapkan suatu Ciri call, yaitu hak
kepada perusahaan penerbit obligasi untuk melakukan pembelian kembali obligasi yang telah
diterbitkan sebelum jatuh temponya obligasi tersebut.
Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan dalam menggunakan pendanaan hutang
untuk membelanjai aktivitas usaha suatu bisnis, yaitu:
1. biaya
2. resiko
3. syarat-syarat yang ditetapkan kreditor.
4. tingkat inflasi
5. kemampulabaan
6. posisi likuidiatas
7. keamanan usaha.
Pembelanjaan yang akhir-akhir ini umumnya dipakai oleh banyak aktivitas bisnis adalah
Pembelanjaan modal sendiri. Pembelanjaan modal sendiri disebut juga sebagai pembelanjaan atau
pendanaan ekuitas, yang digunakan untuk waktu yang tidak terbatas. Artinya pendanaan tersebut
akan digunakan selama umur perusahaan.
Di dalam pendanaan ekuitas, terdapat 2 hal yang penting, yaitu:
1. Laba Ditahan
Perusahaan besar biasanya akan menahan sebahagian labanya untuk deviden, dan
sebahagian lagi untuk ditahan. Sementara perusahaan kecil akan menahan sebahagian besar
labanya untuk tujuan tertentu.
2. Penerbitan Saham
Pendanaan ekuitas, biasanya akan sering menggunakan saham pada perseroan terbatas
sebagai sumber pendanaannya, atau pada persekutuan komanditer (CV) dan Firma (Fa) digunakan
modal sekutu. Sementara untuk perusahaan perseorangan, pembelanjaan sendirinya menggunakan
modal pribadi. Saham adalah sebuah tanda bukti keikutsertaan seseorang atau suatu pihak akan
kepemilikan suatu perusahaan atau suatu bisnis. saham akan diterbitkan oleh perusahaan yang
membutuhkan pendanaan ekuitas.
Saham yang akan diterbitkan dibagi menjadi dua, yaitu: saham biasa dan saham preferen.
Saham biasa adalah sekuritas yang mewakili sebagian kepemilikan dari perusahaan tertentu.
Saham memiliki nilai nominal (parvalue), dan dibukukan berdasarkan pada nilai nominalnya.
Saham diperdagangkan pada pasar modal (capital market). Harga dari saham yang dijual
oleh perusahaan (emisi saham) akan menghadapi tiga kemungkinan, yaitu:
1). harga pasar (market price) > nilai nominal (par value)
Apabila hal ini terjadi, maka proyek dinyatakan surplus. Para pemegang saham yang bebas
memperdagangkan sahamnya, akan memperoleh pendapatan modal (capital gain).
Apabila hal ini terjadi, maka akan terjadi suatu kondisi Break Event Point (BEP).
Apabila hal ini terjadi, maka proyek dikatakan akan mengalami kerugian atau sering disebut
deficit. Sementara para pemegang saham, akan mengalami kerugian modal (capital loss).
3. Pembelanjaan Campuran
Untuk memenuhi modal yang cukup tersebut, perusahaan akan melakukan kegiatan
pencarian modal. Modal tersebut dapat diperoleh dari hutang atau modal sendiri. Dalam
kenyataannya, jumlah kredit atau hutang di dalam kegiatan permodalan suatu perusahaan untuk
membelanjai proyek selalu terbatas.
Semakin tinggi peranan hutang di dalam pembiayaan aktivitas bisnis suatu perusahaan,
maka akan semakin besar pula kemungkinan untuk mencapai kemampulabaan modal sendiri yang
tinggi dari perusahaan tersebut, diikuti semakin tingginya resiko, namun keamanan yang dijamin
akan semakin rendah. Sebaliknya, bila peranan modal sendiri yang semakin tinggi,
maka resiko yang dihadapi perusahaan akan lebih rendah, sementara keamanan akan lebih tinggi,
dan sekaligus pula kemampulabaan akan modal sendiri semakin rendah.
Tingkat pengembalian investasi adalah balas jasa dari resiko. Artinya semakin besar resiko
suatu proyek, maka akan semakin besar pula ROE yangdiharapkan akan diterima di masa depan.
Sebaliknya, semakin kecil resiko suatu proyek, akan semakin rendah pula tingkat ROE yang
diharapkan akan diterima.
Untuk menganalisis resiko biasanya dilakukan dengan mengukur secara operasional suatu
standard deviasi. Standard deviasi adalah: ukuran lebar dispersi titik tengah distribusi probabilitas.
Resiko yang muncul dari kegiatan pendanaan adalah Resiko Ekonomi (economic risk), dan
resiko keuangan (financial risk). Resiko ekonomi berhubungan dengan factor permintaan
dan factor penawaran. Resiko Keuangan berkaitan erat dengan penggunaan kredit untuk aktivitas
pembiayaan itu sendiri, yang sering digambarkan dengan tingkat bunga dan keamanan
pembayaran kembali (repayment).
Keamanan
Telah dikemukakan bahwa resiko menggambarkan suatu kondisi, dimana diperoleh lebih
dari satu dampak terhadap satu keputusanyang dibuat. Probabilitas dari setiap kemungkinan
tersebut, dapat diramalkan terlebih dahulu, atau diestimasi. Probabilitas suatu peristiwa itu sendiri
adalah: kesempatan dari suatu kejadian untuk muncul atau terjadi. Dengan mencatat segala
kemungkinan yang dapat muncul dari suatu peristiwa, dapat dlakukan sebuah distribusi
probabilitas.
Cash flow merupakan arus kas atau aliran kas yang ada diperusahaan dalam suatu periode
tertentu. Cash flow menggambarkan berapa uang yang masuk (cash in) ke perusahaan dan
jenis-jenis pemasukan tersebut. Cash flow juga menggambarkan berapa uang yang keluar (cash
out) serta jenis-jenis biaya yang dikeluarkan.
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah dari pihak tertentu.
Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari
penghasilan atau pendapatan yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha
yang sedang dijalankan seperti penjualan. Disamping itu, uang masuk bisa pula berasal dari
pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama.
Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode,
baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang dijalankan, maupun yang tidak ada
hubungannya saama sekali dengan usah utama. Uang keluar ini merupakan biaya-biaya yang
harus dikeluarkan perusahaan untuk berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha,
seperti pembayaran cicilan utang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja,
biaya pemasaran dan biaya lain-lainnya.
Dalam cash flow semua data pendapatan yang akan diterima dan biaya yang akan
dikeluarkan baik jenis, maupun jumlahnya di estimasi1 sedemikian rupa, sehingga
menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran dimasa yang akan datang.
Estimasi pendapatan dan biaya merupakan perkiraan berapa pendapatan yang akan
diperoleh dan berapa besarnya biaya yang akan dikeluarkan dalam suatu periode. Kemudian
jenis-jeis pendapatan dan biaya apa saja yang dikeluarkna serta berapa besar pendapatan yang
diperoleh dan biaya yang dikeluarkan setiap pos. Pada akhirnya cash flow aka terlihat pada kas
akhir yang diterima perusahaan.
1
pendugaan
Jadi, arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar dalam suatu perusahaan mulai
dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya investasi tersebut. Dalam hal ini bagi
investor yang terpenting adalah berapa kas bersih yang diterima dari uang yang diinvestasikan
dasuatu usaha pentingnya kas akhir bagi investor jika dibandingkan dengan laba yang diterima
perusahaan dikarenakan:
Mengukur kelayakan suatu proyek secara finansial dimulai dari estimasi biaya dan
pendapatan yang dihasilkan dari proyek tersebut. Estimasi biaya akan mencakup :
Estimasi segala biaya yang merupakan pengeluaran yang dipergunakan untuk memperoleh aset
fisik yang diharapkan memiliki umur pemakaian lama, meliputi biaya memperoleh ijin usaha,
biaya peralatan, biaya instalansi, biaya engineering, biaya pelatihan, biaya pembelian tanah,
dan lain-lain.
a. biaya langsung (segala biaya yang terkait langsung dengan proses produksi
mencakup biaya bahan langsung dan biaya tenaga kerja langsung),
b. biaya tidak langsung (segala biaya yang tidak terkait langsung dengan proses
produksi mencakup biaya bahan tak langsung, biaya tenaga kerja tak langsung) dan
3) Estimasi pendapatan
Proyeksi pendapatan dapat dilakukan dengan melakukan estimasi jumlah konsumen yang
mampu diraih, serta pendapatan yang diperoleh per konsumen yang terkait dengan komponen
harga produk per unit.
Pada akhirnya dapat dilakukan evaluasi atas kelayakan suatu proyek secara finansial
berdasarkan cash flow yaitu aliran kas yang akan dihasilkan oleh suatu proyek. Perlu dicatat
bahwa dasar evaluasi adalah menggunakan cash flow dan bukan menggunakan pendapatan,
karena hanya kas-lah yang dapat dipergunakan oleh perusahaan kelak untuk membayar dividen
atau dipergunakan untuk investasi kembali.
Tujuan utama laporan arus kas adalah menyediakan informasi yang relevan mengenai
penerimaan dan pembayaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode meliputi:
Jenis-jenis cash flow yang dikaitkan dengan suatu usaha terdiri dari:
1. Inital cash flow atau lebih dikenal kas awal yang merupakan pengeluaran-pengeluaran
pada awal periode untuk investasi. Contoh biaya pra-investasi adalah pembelian tanah,
gedung, mesin peralatan, dan modal kerja.
2. Aliran kas operasional (Operational Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan
dengan operasional proyek seperti; penjualan, biaya umum, dan administrasi. Oleh sebab
itu aliran kas operasional merupakan aliran kas masuk (cash in flow) dan aliran kas keluar
(cash out flow).
3. Aliran kas akhir (Terminal Cash Flow) merupakan aliran kas yang berkaitan dengan nilai
sisa proyek (nilai residu) seperti sisa modal kerja, nilai sisa proyek yaitu penjualan
peralatan proyek
CF = (1-t)EBIT + DEP
Contoh 1 :
PT. XYZ melakukan investasi senilai Rp. 3.000.000,-. Seluruh modal berasal dari pemilik.
Umur ekonomis investasi 3 tahun dan disusutkan dengan menggunakan metode garis
lurus, tanpa nilai sisa. Perkiraan pendapatan per tahun sebesar
Rp. 4.000.000,- dan biaya pertahun Rp. 2.000.000,- (belum termasuk penyusutan) serta
dikenakan pajak sebesar 50%.
Pertanyaan :
Jawab :
Pendapatan 4.000.000
Penyusutan 1.000.000
Total 3.000.000
Contoh 2 :
PT. XYZ melakukan investasi senilai Rp. 3.000.000,-. 50% modal berasal dari pemilik,
sedangkan sisanya berasal dari pinjaman dengan bunga 20% per tahun. Umur ekonomis
investasi 3 tahun dan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus, tanpa nilai sisa.
Perkiraan pendapatan per tahun sebesar Rp. 4.000.000,- dan biaya
pertahun Rp. 2.000.000,- (belum termasuk penyusutan) serta dikenakan pajak sebesar
50%.
Pertanyaan :
Jawab :
Pendapatan 4.000.000
Penyusutan 1.000.000
Total 3.000.000
= 1.500.000
1.1 Klasifikasi Proyek
Dengan adanya Laporan Laba/Rugi dan Neraca, kita bisa mengetahui posisi
keuangan perusahaan pada saat tertentu (dilihat dari Neraca) dan mengetahui hasil aktivitas
usaha (Laba atau Rugi) perusahaan untuk periode tertentu. Akan tetapi karena laporan
keuangan sebagian besar menganut sistem accrual (pendapatan dan cost/biaya diakui pada
saat transaksi terjadi meskipun realisasi kas belum terjadi).
Adapun fungsinya adalah untuk mengetahui realisasi kas masuk dan keluar
perusahaan, sehingga dapat diprediksi potensi realisasi kas di masa yang akan datang
(tingkat liquiditas). Termasuk juga untuk mengetahui potensi kemampuan perusahaan
untuk membagikan keuntungan perusahaan kepada pemegang saham dalam bentuk kas
(pembagian dividen).
Walaupun saldo akhir kas sudah bisa dilihat pada Neraca, tetapi dari neraca, belum
tergambar secara terperinci, mengenai :
Realisasi Kas (kas masuk/keluar) dikelompokkan ke dalam tiga jenis aktifitas, yang
selanjutnya menjadi elemen Laporan Arus Kas, yaitu :
Masalah dalam penaksiran arus kas bukan hanya menyangkut akurasi taksiran, tetapi juga
perlu memahami arus kas yang relevan. Per definisi, karena taksiran menyangkut masa yang
akan datang. Maka selalu terbuka peluang untuk melakukan kesalahan. Kesalahan mungkin
tidak sengaja dilakukan, tetapi mungkin juga senngaja dilakukan. Sponsor yanng sangat ingin
proyek tersebut dilaksanakan, akan cenderung memberikan taksiran yang selalu optimis.
Karena itulah diperlukan evaluasi oleh bagian keuangan. Tidak kalah pentingnya adalah
penaksiran arus kas yang relevan. Bagian keuangan sering bartanggung jawab dalam masalah
ini. Untuk menaksir arus kas yang relevan perlu diperhatikan hal-hal berikut:
Taksirlah arus kas atas dasar setelah pajak. Perhatikan bahwa yang dinikmati oleh pemilik
perusahaan adalah kaas masuk bersih setelah pajak.
Taksirlah arus kas atas dasar incremental atau selisih. Rencana peluncuran produk baru
mungkin akan mengakibatkan pengurangan penjualan produk lama (kanibalisme), lebih-
lebih kalau produk-produk tersebut ternyata mempunyai pasar yang sama. Dengan
demikian perlu diperhatikan pengurang kas masuk dari produk lama akibat peuncuran
produk baru.
Taksirlah arus kas yang timbul karena keputusan investasi. Aruus kas karena keputusan
pendanaan, seperti membayar bunga pinjaman, mengangsur pokok pinjaman, dan
pembayaran dividen, tidak perlu diperhatikan. Perhatikan yang kita analisis adalah
profitabilitas investasi.
Jangan memasukkan sunk cost2. Apa yang telah terjadi tidak mungkin berubah karena
keputusan yang kita ambil. Hanya biaya yang berubah karena keputusan kitalah yang
relevan dalam analisis.
Seringkali dalam arus kas dipergunakan taksiran rugi laba sesuai dengan prinsip
akuntansi, dan kemudian merubahnya menjadi taksiran atas dasar arus kas.
Biaya-biaya yang Rp. 1.000 juta Kas keluar Rp. 1.000 juta
sifatnya tunai
Pajak (tarif 30%) Rp. 150 juta Kas keluar Rp. 150 juta
Laba setelah pajak Rp. 350 juta Kas masuk bersih Rp. 850 juta
Sesuai dengan prinsip akuntansi, laba bersih dilaporkan sebesar Rp. 350 juta. Sedangkan
menurut arus kas. Pada periode tersebut proyek tersebut menghasilkan kas masuk beersih
sebesar Rp. 850 juta. Perhatikan bahwaa kas masuk bersih = laba setelah pajak ditambah
penyusutan. Perhatikan pula dalan taksiran rugi laba sam sekali tidak dimunculkan transaksi
yang menyangkut keputusan pendanaan, yaitu pembayaran bunga (kalau ada). Ini merupakan
cara yang benar.Misalkan taksiran arus kas pada tabel di atas merupakan taksiran arus kas
dari proyek peluncuran produk baru. Sayangnya ternyata peluncuran produk baru tersebut
mengakibatkan penurunan kas masuk bersih dari produk lama sebesar Rp. 150 juta. Dengan
demikian arus kas yang relevan untuk proyek
2
Biaya yang telah terjadi sehingga tidak akan berubah karena keputusan yang akan kita ambil
peluncuran produk baru tersebut adalah Rp. 850 juta dikurangi Rp. 150 juta, yaitu sebesar Rp.
700 juta.
Misalkan untuk pengembangan produk baru tersebut telah dikeluarkan biaya riset dan
pengembangan senilai Rp. 10 miliar. Seandaina perusahaan akan memproduksi roduk baru
tesebut, apakah biaya riset dan pengembangan ini harus dimasukkan sebagai komponen
investasi? arus kas yang relevan dalam penilaian investasi adalah arus kas yang terjadi apabila
investasi tersebut dilaksanakan dan tidak terjadi apabila tidak dilaksanakan. Sebagai misal,
untuk pembuatan produk tersebut diperlukan mesin tertentu senilai Rp. 30 miliar, arus kas
untuk membeli mesin ini relevan dalam perhitungan karena arus kas tersebut akan terjadi
kalau memutuskan untuk membuat produk baru tersebut, dan tidak terjadi kalau tidak
membuat produk baru. Sebaliknya pengeluaran biaya untuk riset dilakukan, dan apapun
keputusan kita (artinya melaksanakan atau tidak proyek tersebut) tidak akan meruabh arus
kas itu, karen itu arus kas ini tidak relevan dalam penilaian investasi. Biaya yang telah
dikeluarkan disebut sebagai sunk cost. Yang menunjukkan bahwa kita tidak bisa merubahnya
apapun keputusan kita. Karena itu tidak relevan.
STUDI KASUS PADA PT INDUSTRI JAMU DAN FARMASI SIDO MUNCUL Tbk
DAN ENTITAS ANAKNYA / AND ITS SUBSIDIARIES
PENUTUP
A. SIMPULAN
Aspek keuangan dinilai dari sumber dana yang diperoleh , menghitung secara
keseluruhan biaya investasi sebelum dan sesudahnya sampai pada perhitungan rasio keuangan
yang digunakan. Setelah itu dilihat lagi dari segi keluar masuknya uang (arus kas) dan menilai
kriteria investasi.
Setelah semua metode dalam menilai kriteria investasi dihitung sesuai dengan
kebutuhan usaha yang akan dijalankan, dan akan lebih bagusnya semua metode tersebut
digunakan agar hasil layak atau tidaknya terlihat dengan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
http://www.id.wikipedia.org/wiki/Rasio_finansial
http://www.ati.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/7074/ekonomi+dan+keuangan.ppt
http://www.sidomuncul.id