Anda di halaman 1dari 4
e ia Daerah Hima Persis Kota Bandung oo eee tiie Homoseksual Identitas Kaum Pembangkang! leh :Rifqi Azhar Nugraha (Kabid. Kaderisasi PD. Hima Persis Kota Bandung) Manusia cikatakan sebagai rmakluk paling sempurna daripada rmakluk Allah yang lain, itu dikarenakan manusia diberikan akal dan nafsu oleh Allah. Berbeda dengan malaikat yang hanya diberi akal, sehingga mereka tidak pernah membangkang kepada Allah, Binatang yang hanya diberika hawa nafsu saje tidak pemah diceritakan bahwa mereka pemnah membangkang kepada Allah. Adapun makhluk hidup yang lain yang entah sifet apa yang Allah berikan kepada mereka, yakni tumbuhan, limu-mantiq menjelaskan bahwa manusia adalah hayawanun natiqun, ewan yang berpikir. Manusia diberikan nafsu oleh Allah dan juga akal pikiran untuk menyeimbangkan tingkab aku dan cara peribadatan yang benar sesuai yang Allah perintahkan. Namun apa jadinya jika hawa nafsu-mengendalikan kal, sehingga berpikir membenarkan hawa nafsu. Maka yang terjadi selain penyimpangan beribadah, juge penyimpangan terhadap akhlak dan Contohnya adalah dengan akal terus untuk timbulnya pemikiran yang membenarkan hubungan sesama jenis yang biasa kita Gay, sebut sebagai LGBT (Lesbian, Biseksual, dan Transgender) Jatingan Islam Liberal adalah salah satu kelompok yang membenarkan pemikiran ini, mereka menganggap homoseksval hanyalah perbedaan budaya dari barat yang masih tidak bisa diterima di Indonesia. 26 Juli 2010, Jaringan Islam Liberal UIL) mengadakan diskusi bulanan bertempat di Gedung Teater Utan Kayy, JI. Utan Kayu 68 H, Jakarta yang berjudul "Tafsir atas Homoseksuelitas dalam Kitab Suci", Berikut kutipan dari Dr Rakhmat yang menjadi salah pembicara dalam kajian ini sebagai orang yang berbicara dalam pandangan Kristen: “Teks ini tidak memberikan petunjuk Jelas mengenai bentuk kedurjanaan kota ‘Sodom. Teks ini hanya menyatakan alasan para lelaki di kota tersebut hendak menyodomi kedva orang asing yakni kedua orang asing itu dipandang mau menjadi hakim atas mereka (29:9). Di dalam konteks zaman kuno di Timur Tengah, penyodomian terjadi sebagai bentuk penghinaan dan perendahan ‘martabat dari pihak yang menang atau lebih berkuasa kepada pihak yang alah atau lebih lemah. Biasanya hal itu terjadi kepada raja yang kaleh perang, atau kepada orang asing yang datang di suatu tempat dan disodomi oleh penduduk asl loanes satu ima Persis Kota Bandung eT SALAM REDAKSI [oe Cue eum ae CU Pee Cry ene Ere ere Sy neta men Pree acter} Buletin ini merupakan salah Pe a Kominfo PD. Hima Persis Kota Bandung dalam upaya untuk Se CuRe CUE Pat ao Sec CMe Pee certs Cee a eee a a ee eo eee oc cL Cue cas Pine e ee! ere cn Ee arene es) o Dengan demikian, teks Kejadian 29 ini tidak bisa dipakai sebagai dasar untuk menolak homoseksualitas, melainkan teks yang membela kaum yang tertindas dan diperlakukan semena-mena oleh pihak yang merasa dri lebih superior.” Kutipan di atas saya ambil dari website resmi JIL www.islamlib.com dalam tulisan Hans Abdiel yang menulis artikel Reportase Diskusi JIL bulan Juli dalam website tersebut. Nyatanya orang yang mengimani Alkitab bernama Dr. loanes Rakhmat ini tidak setuju atas tafsiran kaumnya sendiri yang menjastifikasi kaum Sodom bahwa mereka diberi azab oleh Allah karena perbvatannya yang suka bethubungan sesama jenis. la secara_tegas_malah mentafsirkan bahwa azab itu turun bukan karena kebiasaannya yang senang berhubungan sesama jenis, namun melainkan karena pada saat itu masyarakatnya ‘merasa paling berkuasa, pintar, dan sukses daripada kaum yang lain, sehingga Allah memberi mereka azab karena sifat burukitu. Dalam diskusi JIL itu pun ada satu lagi pembicara yang mewakili- kalangan muslim, namun ia melakukan interpretasi ulang terhadap tafsiran Al-Quran yang telah jelas, orang tersebut adalah Mohamad Guntur Romli. Berikut adalah tafsirannya yang saya ambil dari artikel yang “Selain itu, hal lain yang dapat dilakukan adalah adanya cara pandang yang lain terhadap Quran, yaitu dengan membedakan ayat-ayat hukum dan ayat-ayat kisah yang tentunya tidak dapat langsung dikaitkan dengan kaidah-kaidah hukum. Misainya saja, kisah Luth yang memiliki kesamaan dengan kisah Sodom dan Gomora dalam Kejadian 19 dari Alkitab Kristen, yang biasanya menjadi dalil menentang homoseksvalitas. Di dalam kisah tersebut sebenamnya disebutkan bahwa penyebab kota Sodom yang dihuni Luth dihukum Allah bukan karena praktik homoseksval yang terjadi di sana tetapi karena penduduk kota itu melakukan berbagai kejahatan seperti melakukan keonaran, menyamun, dan sebagainya. Dengan demikian, kisah Luth tersebut dilihat dari satu sisi saja dan digumakan untuk pembenaran untuk menolak homoseksvalitas.” Bagaimana bisa kisah-kisah yang Allah ceritakan delam Al-Quran tidak bisa dikaitkan dengan hukum? Bukankah Al-Qur‘an diturunkan sebagai petunjuk bagi seluruh umat manusia? Maka petunjuk ini harus kita turuti bagaimanapun jalannya. Analoginya seperti kita pergi keluar kota, namun kita tidak mengetahui jalan mana yang hraruskita tuju, GPS sebagai teknologi membantu kita untuk pergi ke tempat yang kita tuju. Seperti itu lah Al-Our’an, ‘tempat yang kita tuju yakni ridlo Allah agar dapat tinggal di surga-Nya, maka Al-Qur'an-lah sebagai petunjuk kita pergi ke sana. Justru jadi tidak masuk akal jka kisah yang telah Fei) eee) Allah sampaikan dalam kitab-Nya tidak ada kaitannya dengan hukum, Al-Qur‘an itu dari Allah Yang Mahakuasa, bukan dari penulis majalah dongeng. Allah memberi petunjuk tentang toleransi beragama dalam OS, Al-Kafirun ayat 6: “Bagimu agama mu, dan bagiku agama ku". Surat beserta ayat itu turun saat Rasulullah bimbang, tentang apa yang harus beliau lakukan saat ditawari oleh orang kafir, tentang saling menyembah Tuhan yang dipercayai. Apakeh ity dongeng? Tenty tidak, Allah bermaksud memberi tahu kepada Rasulullah bahwa tidak seharusnye _menyembah Tuhan yang lain selain Allah, ‘walaupun sebagai gantinya mereka menyembah Allah juga. Begitu pula dengan kisah kaum Sodom/Sadum, Allah beri mereka azab Karena sifat mereka yang seperti binatang, bahkan sebelum azab ity Allah beri peringatan kepada mereka melalui utusan-Nya Nabi Luth As, hanya saja mereka tidak mendengarnya dan tetap melakukan praktik kejiitu. Selain itu, Mohamad Guntur Romli sepertinya tidak memperhatiken servan dari Nabi Luth As. mengenai homoseksval dan lesbian, bahwa perbuatan itu bertolak belakang dengan fitrah dan hati nurani manusia, serta menyalahi hikmah yang terkandung dalam penciptaan manusia, Servan itu ada dalam QS. Asy-Syvarea ayat 165-166: "Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara ‘manusia, dan kamu tinggalkan istr-istri yang dijadikan oleh Tuhanmu untukmu, bahkan kamu adalah orang-orang yang ‘melampaui batas” Bukankah sudah jelas Nabi Luth As. melarang mereka mendatangi jenis lelaki, dan menyuruhnya untuk kembali kepada istr-istri mereka. Mengapa Mohamad Guntur Romi dari kalengan muslim malah menyelewengkan hal itu, bahkan tidak menyinggung ayat ini sama sekali, maka akal yang ia kedepankan justru jadi tidak masuk akal. Tidak hanya dalam ayat tersebut, secara jelas OS, Al-A’raaf ayat 80-82: “Dan (Kami juga telah mengutus) Lut (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada kaumnya: “Mengapa kamu mengerjakan perbuatan feahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorang pun (di dunia ini) sebelummu?’ Sesungguhnya kamu mendatangj lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas. Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: ‘Usiriah mereka (Lut dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura menyucikan dir.” Faahisyah dalam QS. Al-A‘raaf ayat 80 itu berarti suka bethubungan sesama jenis, maka gugur interpretasi dari Mohamad Guntur Romi karena dalam ayat ini sudah jelas ima Persis Kota Bandung bencinya Allah kepada kaum Sodom bukan hanya karena mereka suka menyamun, namun juga karena perbuatan homoseksval mereka. Menurut H. Muhammad Yusuf bin Abdurrahman dalam bukunya “Para Pembangkang!” la bekata sebagai berikut: "Dalam QS. Al-A‘aaf [7] 80 disebutkan bahwa masyarakat Sadum suka melakukan perbuatan faahisyah, yakni melakukan hubungan seks dengan sesama jenis. Perbuatan ini sangat tidak dibenarkan dalam syar‘at Allah Sswr" Interpretasi dari Mohamad Guntur Romli sama sekali tidak bisa dijadikan rujukan, karena tidak ada referensi dan fakta ilmiah yang jelas dalam pemikirannya. Agama yang rasional itu justru dihadiri dengan fakta-fakta ilmiah dari Al-Qur'an, bukan mengedepankan akal tanpa fekta ilmiah yang justru menjadi boomerang bagi dirinya sendiri, mereka mengedepankan akal namun ucapan dan pemikirannya tidak masuk akal, itulah liberalisme. Islam yang masuk akal senantiasa menjadikan Allah sebagai sumber kebenaran, berbeda dengan Islam Liberal yang mengedepankan akal sehingga menjadikan akal sebagai Tuhan-Nya sendin, ustry hal ini menjadi tidak masuk akal sama sekal. Sebagai pesantren, saya belajar metodologi tafsir Qur'an dan Hadits. Bahwa sanya menafsirkan Qur'an itu tidak bisa dijelaskan dari segi bahasanya saja, ada sejarah yang berkaitan, ada nasikh mansukh. Begity pula dengan hadits, ditinjau keadaan Rasul, sifat dan kapasitas rowi & sanad. Namun saya tidak membaca atau melihat JIL yang menafsirkan Al-Our‘an alumni dari menggunakan metodologi itu, mereka terlihat melakukan tafsiran dengan hanya melihat bahasanya saja, atau bahkan terjemahannya, Hal ini menjadi sangat masuk akal untuk tidak menjadikan JIL dan tokoh-tokehnya sebagai bahan rujukan atau perbandingan study, karena apa yang mereka sampaikan tidak disertai dengan fakta-fakta ilmiah, mereka hanya menumpuk nafeu diatas akal. Dr. Adian Husaini pun sependapat tentang hal in, ia menulis dalam bukunya: "Logika-logika yang dipakai Musdah Mulia (Dosen UIN| Jakarta) semacam ini sama sekali tidak dapat dikatakan sebagai “{tihad” karena dilakukan dengan semena-mena dan merusak tatanan hukum Islam. Dia tidak menggunakan metode yang dapat diuj oleh para ilmuwan di bidang hukum Islam. Didalam Hermetika Kristen saja, ada tata aturan yang harus dipenuhi oleh seorang penafsir. Tidak bebas begitu saja menafsirkan Bibel menurut kehendak masing-masing. Sebuah buku berjudul Hermeneutik: Prinsip dan metode Penafsiran Alkitab karya Pdt. Hasan Sutanto, M.Th, (Malang: Seminari Alkitab Asia Tenggara, 2998), menyebutkan banyak syarat dalam pemberlakuan metode analisa konteks, Jika metodologi pengambilan hukum Islam dihancurkan, maka akan muncullah penafsiran yang serampangan dan asal bunyi.” Homoseksual, atau praktik seksual sesama jenis lainnya, dan biseksual dengan tegas telah Allah jelaskan bahwa hal itu dibenci dan diharamkan oleh-Nya. Berbeda dengan perceraian yang walaupun dibencitetap dibolehkan, maka seharusnya sudah tidak ada lagi pertentangan tentang hal ini karena Allah sudah melarangnya dan hukum Allah itu rmutlak pun bersepakat hubungan sesama jenis tidak halal, selain larangan dari Allah, hal tersebut bertentangan dengan fitrah manusia, dan citi kaum yang tidak beradab, belum lagi hubungan ini tidak akan mendapatkan keturunan sedarah, jelas tidak ada manfaatnya sama sekali. Sesungguhnya Allah beri kita akal dan kitab-Nya untuk menutupi hawa nafsu manusia, dan agar tidak melakukan praktik kaum yang membangkang kepada-Nya pada jaman dahulu. ‘Semoga apa yang telah kita ikhtiarkan mendapat ridlo Allah SWT. dan kita dilindungi dari godaan syetan yang terkutuk, serta tidak termasuk dalam kaum yang membangkan kepada Allah, hanya menjadi kaum Rasulullah Saw.-lah kita dapat masuk ke surga-Nya. (DAF/LA) Ulama-ulamasunni bahwa Karya_tulis anda ingin dimuat di buletin ulul Albab/Website Hima Persis Kota Bandug? Kirim Tulisan ‘anda ke email himapersisbandung@gmail.com Segenap Keluarga Besar Hima Persis Kota Bandung Mengucapkan Selamat kepada Rakanda kami Iqbal M. Dzilal_ yang terpilin menjadi ketua umum Hima Persis periode 2018-2020 Pada Muktamar Hima Persis IX. Selamat Mengabdi! ts eae tO tT] doe tle] THN] a

Anda mungkin juga menyukai