ID Peran Antioksidan Bagi Kesehatan
ID Peran Antioksidan Bagi Kesehatan
Asri Werdhasari
Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan Balitbangkes, Kemenkes RI
email: asriwerdhasari@yahoo.com
Abstract
Antioxidants are needed to prevent the occurrence of oxidative stress, which plays an important role in the
etiology of various degenerative diseases. This paper discusses the benefits of antioxidant. This article was
made with prior search of references using search engine Schoolar Google with key words antioxidant,
oxidative stress, Alleaceae, N-acetyl cystein, vitamin C and degenerative disease. Mechanisms of resistance of
the body to fights oxidative stress is through endogenous antioxidants. If the amount of free radicals and
reactive species in the body exceeds the ability of endogenous antioxidants, the body requires the intake of
antioxidants obtained from foods or drugs. Antioxidants are commonly consumed daily as a spice in cooking is
onions. Synthetic drug commonly used as antioxidants include N-acetyl cysteine and vitamin C. Alleaceae and
N-acetyl cysteine containing thiol groups / sulfur that act as antioxidant. Organosulfur role in cancer cells is
through the mechanism of apoptosis. Both N-acetyl cysteine and vitamin C in animals induced oxidative stress
using carbon tetrachloride, showed they play a role in the prevention of oxidative stress. Alleaceae, N-acetyl
cysteine and vitamin C plays a role in the prevention of degenerative diseases due to its antioxidant properties.
Abstrak
Antioksidan diperlukan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif, yang berperan penting dalam
etiologi terjadinya berbagai penyakit degeneratif. Tulisan ini membahas peran antioksidan bagi kesehatan.
Artikel ini dibuat dengan mencari referensi menggunakan mesin pencari Google Schoolar dengan kata kunci
antioksidan, stres oksidatif, allium, N-asetil sistein, vit C dan penyakit degeneratif. Mekanisme perlawanan
tubuh terhadap stres oksidatif adalah melalui antioksidan endogen. Apabila jumlah radikal bebas dan spesies
reaktif dalam tubuh melebihi kemampuan antioksidan endogen, maka tubuh memerlukan asupan antioksidan
yang didapat dari makanan atau obat-obatan. Antioksidan yang lazim dikonsumsi setiap hari sebagai bumbu
dalam masakan adalah bawang-bawangan. Obat sintetis yang biasa digunakan sebagai antioksidan antara lain N-
asetil sistein dan vit C. Bawang-bawangan (Alleaceae) dan N-asetil sistein mengandung gugus thiol/sulfur yang
bersifat sebagai antioksidan. Peran antioksidan organosulfur selain sebagai antikanker melalui mekanisme
apoptosis, juga sebagai antitrombosis. Baik N-asetil sistein maupun vit C pada hewan coba yang diinduksi stres
oksidatif menggunakan karbon tetraklorida, menunjukkan kedua komponen tersebut berperan dalam pencegahan
stres oksidatif. Bawang-bawangan, N-asetil sistein dan vitamin C berperan dalam pencegahan penyakit
degeneratif karena sifat antioksidan yang dimilikinya.
61
(onion) dan Allium porrum (bawang pre) Gambar 2 menginformasikan struktur
adalah keluarga bawang-bawangan molekul komponen Allicaceae. Tiosulfinat
(Alliaceae atau Liliaceae). (allisin [2], ajoene [3], z-ajoene [4], 2-
vinil-1,3-dithiin [5], 3-vinil-1,2-dithiin [6],
A. sativum mengandung alliin yang
dialil disulfida [7], dan dialil trisulfida [8])
dengan cepat akan menjadi allisin. Allisin
bukan komponen yang terdapat secara
dan turunannya akan dimetabolisme
alami, namun merupakan hasil degradasi
menjadi Alil metil sulfida (AMS), yang
kandungan alaminya, yaitu sistein
merupakan metabolit aktif.9 Turunan
sulfoksida (alliin[1]). Ketika bawang
allisin anatara lain: ajoene, z-ajoene, 2-
dipotong atau proses lain, alliin terlepas
vinil-1,3-dithiin, 3-vinil-1,2-dithiin, dialil
dari kompartemennya dan berinteraksi
disulfida, dan dialil trisulfida. Allinase,
dengan enzim alliinase kemudian
enzim yang terdapat pada onion dan garlic
membentuk allicin. Allisin bukan produk
mempunyai efek antioksidan, antibakteri
yang stabil, ia akan mengalami reaksi
dan antiinflamasi. Onion dan garlic juga
menghasilkan turunannya [3-8].9
dimanfaatkan sebagai pencegah
thrombosis dan kanker karena kandungan Organosulfur pada Allium mening-
organosulfurnya. katkan aktifitas glutation transferase (GST)
dan glutation peroksidase (GPx), serta
menghambat penurunan rasio glutation
reduksi dan oksidasi.10 Peningkatan
aktivitas GPx ini juga terjadi pada
pemberian dialil sulfida (DAS), dialil
disulfida (DADS) dan dialliltrisulfida
(DTS).10 Terjadi pula penghambatan
peroksidasi lipid yang disebabkan oleh
CCl4. Peran sebagai antioksidan ini juga
berdampak sebagai antikanker dan
antitrombosis, seperti diketahui stres
oksidatif mendasari terbentuknya sel-sel
kanker dan terjadinya trombosis.
Sel endotel yang diambil dari vena
umbilikus manusia diinkubasi dengan 1
mmol/L DAS, 200 µmol/L DADS, or 100
µmol/L dialiltrisulfida (DATS) selama 16
jam, kemudian ditambahkan 40 mg/L ox-
LDL selama 24 jam. Induksi ox-LDL
Sumber: J. Agric. Food Chem. 2005; 53 (6): 1974– terhadap sel dan permukaan sel untuk
1983 mengekspresikan E-selectin dan molekul
adhesi sel vascular (VCAM-1) dihambat
oleh allilsulfida dengan efek DATS >
Gambar 2. Gugus Sulfur pada DADS > DAS.11 Tingkatan kemampuan
Onion dan Garlic9 melawan metisilin resistan S. aereus
(MRSA), candida dan Aspergillus pada
dialiltetrasulfida > trisulfida > disulfide.12
Peran organosulfur pada sel kanker
adalah melalui mekanisme apoptosis. Alkil
trisulfid yang terdapat pada berbagai
Allium dapat bereaksi dengan mikrotubul
dan menyebabkan siklus sel berhenti.
Sembilan macam alkil sulfide ditambahkan dengan banyaknya ikatan sulfida ini juga
pada kultur sel kanker kolon pada diperlihatkan pada efek antibakterial dan
manusia, HT-29. DATS menginduksi antifungal.
pemisahan mikrotubul setelah 30-60 menit Pengaruh asupan komponen organo-
dan menyebabkan siklus sel berhenti sulfur telah terbukti secara epidemiologi
setelah 4 jam. Hal ini terjadi karena gugus dan eksperimental terhadap pencegahan
S pada DATS bereaksi dengan asam amino dan pengobatan kanker. Namun,
sistein pada protein mikrotubul sehingga bagaimana mekanismenya dapat memilih
menyebabkan pemisahan mikrotubul secara selektif antara sel neoplasma dan sel
karena terjadi depolimerisasi. Namun, normal belum diketahui secara pasti.
kemampuan depolimerisasi ini tidak Molekul target yang penting dalam
semata-mata karena gugus S-nya, tapi juga pencegahan dan terapi kanker adalah
dipengaruhi oleh rantai sampingnya. Efek enzim-enzim yang berperan dalam
DATS dan DPTS dibandingkan dengan metabolisme, transport dan repair, yang
terhadap polimerisasi mikrotubul, ternyata secara kuat mempengaruhi kematian sel,
DPTS memperlihatkan efek yang lebih proliferasi dan pembentukan metastasis.
lemah daripada DATS. Depolimerisasi Maka, efeknya tidak terbatas pada program
mikrotubul terjadi setelah 30 menit oleh kematian sel, tetapi juga berkaitan dengan
DATS, tapi setelah 120 menit oleh DPTS. respon imun dan proses inflamasi.
Tapi tidak ada efek pada pemberian gugus Kandungan sulfur sebagai “pharma-
alkil saja.13 cophore” dapat mengalami reaksi reduksi
DATS mempengaruhi siklus sel dan oksidasi, interaksi elektrostatik, dan
menyebabkan siklus sel terhenti pada fase membuat ROS sebagai mekanisme dalam
G2/M. Pemberian DATS meningkatkan perannya sebagai antikanker. ROS
persentase populasi sel dalam siklus fase berfungsi memicu molekul sinyal untuk
G2/M dan mencapai maksimum pada menginisiasi terjadinya apoptosis sel
perlakuan 8-12 jam, kemudian menurun kanker.14
perlahan. Hal ini menandakan bahwa Efek perlindungan dari onion oil yang
hambatan siklus sel oleh alkenil trisulfid diekstraksi dari A. cepa diujikan pada sel
bersifat sementara, berarti pula sel kanker paru A 549.15 Onion oil
mempunyai mekanisme pembersihan mengandung komponen propyl sulfonat
sulfida. IC50 hambatan pertumbuhan oleh lebih banyak dari allyl. Onion oil pada
DATS sebesar 11,0 + 1,4µM, sementara konsentrasi 25 mg/l secara bermakna
IC50 hambatan pertumbuhan oleh DPTS menginduksi apoptosis, atas indikasi
sebesar 25,2 + 3,5µM, menunjukkan kandungan DNA pada fase sub-G1, juga
DPTS lebih lemah dari DATS. Potensi menyebabkan cycle cell arrest pada fase
hambatan pertumbuhan ini berkaitan G2/M. Aksi onion oil mungkin melalui
dengan kemampuan disruption mikrotubul mekanisme pembuatan ROS, karena
dan hambatan polimerisasi tubulin.13 hambatan pada siklus sel ini dicegah oleh
Adesi sel human leukemia (HL-60) pemberian glutation dan antioksidan N-
pada sel endotel dan produksi peroksidasi asetilsistein. Kollapsnya potensial
seluler dihambat 27-33% dan 43-50% oleh membran mitokondria menyebabkan
DADS dan DATS (p<0,05). Hal ini disfungsi mitokondria yang mungkin
membuktikan bahwa supresi ox-LDL, berperan pada oxidative burst dan
yang menginduksi ekspresi E-selektin, apoptosis yang diinduksi oleh onion oil.
dilakukan oleh DADS dan DATS. Ekspresi fosfo-cdc2 dan fosfo-siklin B1
Sehingga diperkirakan banyaknya ikatan dihambat regulasinya oleh onion oil, yang
sulfida mempengaruhi tingginya aktivitas menyebabkan terhentinya siklus sel.
antioksidan. Tingginya aktivitas sebanding Secara umum onion oil dapat mencegah
63
pertumbuhan sel kanker melalui bahan aktif yang sama dengan onion dan
15
mekanisme cycle cell arrest. Hasil garlic, namun perhatian terhadap manfaat
eksperimen ini terlihat pada gambar 2. spesies ini sebagai antioksidan masih
kurang. Mungkin karena kandungan
organosulfurnya yang tidak setinggi onion
dan garlic.
Tabel 2. Perbandingan Komponen
Organo Sulfur pada A.
ampelopra-sum12
NAC merupakan prekursor asam amino pemberian NAC.19 Pemberian CCl4 secara
sistein dan glutation tereduksi (GSH). bermakna menaikkan aktivitas enzim
Secara langsung gugus tiol pada NAC juga aspartat transferase (AST), alkali fosfatase
dapat bertindak sebagai antioksidan. (ALP), serta γ-glutamil transferase (GGT)
Pemberian NAC menghasilkan di plasma, namun pemberiannya bersama
peningkatan kadar sistein endogen, NAC menyebabkan penurunan aktivitas
sehingga menstimulasi sintesis glutation enzim-enzim tersebut secara bermakna.
saat kebutuhan meningkat, memperkuat Status antioksidan yang ditandai oleh
aktivitas enzim yang bergantung pada kadar antioksidan di plasma (vitamin C, E,
glutation dan meningkatkan aktivitas GSH), enzim antioksidan di jaringan
antioksidan.18 (superoksida dismutase / SOD, katalase/
CAT, glutation peroksidase/GPx) dan
Kamalakkannan melaporkan bahwa
produk peroksidasi lipid (asam tiobar-
pemberian NAC dengan dosis 150 mg/kg
biturat/TBARS, hiroksiperoksidase/ HP) di
BB pada hewan coba yang diinduksi
jaringan menunjukkan bahwa pada
karbon tetraklorida (CCl4) menyebabkan
pemberian CCl4 terjadi penurunan status
penurunan aktivitas enzim petanda
antioksidan dan peningkatan produk
kerusakan hati di dalam plasma dan
peroksidasi lipid, sementara bila diberikan
peroksidasi lipid yang menunjukkan status
bersama dengan NAC terlihat perbaikan
antioksidan. Dua jenis penanda kerusakan
yang bermakna mendekati kontrol
sel ini tidak berbeda bermakna antara tikus
normal.19 Hal ini dijelaskan dalam Tabel 1
kontrol normal dengan tikus yang
dan 3.
diinduksi CCl4 bersamaan dengan
Tabel 3. Pengaruh Pemberian NAC dan CCl 4 Terhadap Kerusakan Jaringan Hati19
65
Tabel 4. Pengaruh Pemberian NAC dan CCl4 GTZ Terhadap Status
Antioksidan dan Peroksidasi Lipid19
Ucapan Terima Kasih 11. Lei YP, Chen HW, Sheen LY, Lii CK. Diallyl
Terima kasih penulis sampaikan kepada Disulfide and Diallyl Trisulfide Suppress
reviewer dan editor yang telah memberi Oxidized LDL–Induced Vascular Cell
koreksi sehingga penulis dapat Adhesion Molecule and E-Selectin Expression
through Protein Kinase A– and B–Dependent
memperbaiki tulisan ini Signaling Pathways. 2008;J. Nutr. 138:996-
1003.
Daftar Rujukan
12. Tsao SM, Yin MC. In-vitro antimicrobial
1. Badan Litbangkes Depkes RI. Laporan Riset activity of four diallil sulphides occurring
Kesehatan Dasar 2007. Jakarta; 2008: 275-8. naturally in garlic and chinese leek oil. J.
Med. Microbiol. 2001; 50:646-649.
67
13. Powolny AA, Singh SV. Multitargeted 18. Ward S, ed. Role of N-Acetylcystein in the
prevention and therapy of cancer by diallyl Treatment of Acute Respiratory Disorders.
trisulfide and related Allium vegetable- Wolters Kluwer Health, 2005.
derived organosulfur compounds.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/eutils 19. Kamalakkannan N, Rukkumani R, Aruna K,
/elink.fcgi?dbfrom=pubmed&retmode=ref Varma PS, Viswanathan P, Padmanabhan V.
&cmd=prlinks&id=18579286. Protective Effect of N-Acetyl Cystein in
Carbon Tetrachloride Induced Hepetotoxixity
14. Antosiewicz J, Ziolkowski W, Kar S, in Rats. Iranian Journal of Pharmacology and
Powolny AA, Singh SV. Role of Reactive Therapeutic. 2005; 4;118-123.
Oxygen Intermediates in Cellular Responses
to Dietary Cancer Chemopreventive Agents. 20. Panjaitan RGP, Handharyani E, Chairul,
Planta Med. 2008 October; 74(13): 1570– Masriani,Zakiah Z, Manalu W. Pengaruh
1579. pemberian karbon tetraklorida terhadap fungsi
hati dan ginjal tikus. Makara kesehatan. [serial
15. Wu XJ, Stahl T, Hu Y, Kassie F, Sundermann online]. 2007. [disitasi bulan Mei 2009]; 11.
FM. The Production of Reactive Oxygen No.1: 11-16.
Species and the Mitochondrial Membrane
Potential Are Modulated during Onion Oil– 21. Rosmalena. Pengaruh vitamin C pada tikus
Induced Cell Cycle Arrest and Apoptosis in yang mendapat stres oksidatif dengan karbon
A549 Cells. J. Nutr. 2006;136:608-613. tetraklorida [Tesis]. FKUI, 2006.
16. Irkin R, Korukluoglu M. Control of 22. Lean JM, Davies JT, Fuller K, Jagger CJ,
Aspergillus niger with garlic, onion and leek Kirstein B, Partington GA, et al. A crucial
extracts. African Journal of Biotechnology. role for thiol antioxidants in estrogen-
2007; 6 (4): 384-387. deficiency bone loss. J. Clin. Invest. 2003;
112:915–923.
17. Wei W, Linu A, Joshua O, Richard M, Glenn
G, Ercal, et al. Effects of N-acetylcysteine
amide (NACA), a thiol antioxidant on
radiation-induced cytotoxicity in Chinese
hamster ovary cells. Life Sciences, 2008; 82:
1122-30.