Anda di halaman 1dari 9

FINAL REPORT GROUP PROJECT MANAGERIAL ACCOUNTING

Penerapan Sistem ​Activity Based Costing


Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kota Yogyakarta

Dosen Pengampu :
Wuri Handayani, S.E., Ak., M.Si., M.A., Ph.D.,

Oleh :

Sita Puspitaningtyas (15/379348/EK/20408)


Mashita Anindya (15/381962/EK/20543)
Desinta Laras A.R.A (15/382064/EK/xxxxx)
Arundina Septiyani (16/393299/EK/20843)

Fakultas Ekonomika dan Bisnis


Universitas Gadjah Mada
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sistem ​activity based costing telah banyak diimplementasikan

perusahaan-perusahaan besar, tidak hanya di Indonesia namun juga seluruh dunia.

Peralihan sistem tradisional menuju sistem ​activity based costing ini dikarenakan

penyajian informasi pada biaya produk dianggap lebih akurat. Hal ini disebabkan sistem

tersebut dalam menghitung biaya keluaran tidak sebatas berdasar biaya bersama yang

tidak langsung didistribusikan kepada masing-masing kegiatan.

Instansi pemerintah sebagai organisasi non-profit juga dapat menerapkan sistem

activity based costing untuk menjawab tantangan dan dorongan terkait ​good governance

yang semakin tinggi. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

menjelaskan agar sistem penganggaran Indonesia berubah dari sistem anggaran

tradisional (​line item budgeting)​ menuju sistem anggaran berbasis kinerja. Namun karena

bukan merupakan organisasi berbasis profit, instansi pemerintah lebih bertujuan pada

perencanaan anggaran, pertanggungjawaban anggaran, serta evaluasi.

Tugas pemerintah adalah memberikan pelayanan kepada masyarakat, sehingga

tidak sepenuhnya biaya layanan dibebankan pada masyarakat. Melalui penelitian ini,

kami akan membahas analisis penerapan sistem ​activity based costing khususnya di

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang yang berada di Kota Yogyakarta.
B. Profil Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Yogyakarta

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Yogyakarta

merupakan unit kerja vertikal dari Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)

Kementerian Keuangan yang berada di bawah Kantor Wilayah DJKN Jawa Tengah dan

Daerah Istimewa Yogyakarta. KPKNL Yogyakarta terus berusaha memberikan

pelayanan terbaik melalui peningkatan profesionalitas kinerja, memegang teguh

integritas, serta melakukan penyempurnaan dalam segala aspek untuk ​stakeholders.​

Dalam memberikan pelayanan kepada ​stakeholder​, KPKNL Yogyakarta memiliki

motto “IKRAR” yaitu :

I : Inovatif, yaitu berpedoman pada peraturan yang ada dan menemukan hal baru.

K : Komunikatif, yaitu dengan memberikan pelayanan terbaik kepada ​stakeholder.

R : Responsif, yaitu tanggap pada setiap perkembangan yang terjadi dalam pelayanan.

A : Akuntabel, yaitu semua tindakan terukur dan dapat dipertanggungjawabkan.

R : Religius, segala tindakan berpedoman kepada agama, etika, dan moral.

a) Visi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang

Menjadi Pengelola Kekayaan Negara, Piutang Negara, dan Lelang yang

profesional dan bertanggung jawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

b) Misi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang meliputi:

- Mewujudkan optimalisasi penerimaan, efisiensi pengeluaran, dan

efektivitas pengelolaan kekayaan Negara.

- Mengamankan kekayaan Negara secara fisik, administrasi, dan hukum.


- Mewujudkan nilai kekayaan Negara yang wajar dan dapat dijadikan acuan

dalam berbagai keperluan.

- Melaksanakan pengurusan piutang Negara yang efektif, efisien, transparan

dan akuntabel.

- Mewujudkan lelang yang efektif, efisien, transparan, akuntabel, adil, dan

kompetitif sebagai instrumen jual beli yang mampu mengakomodasi

kepentingan masyarakat.

c) Jumlah Karyawan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Yogyakarta

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Yogyakarta memiliki komposisi

jumlah pegawai sebanyak 43 orang dan 11 orang honorer. Jika dilihat dari sebaran

jumlah pegawai KPKNL Yogyakarta tersebut, 24 orang pegawai termasuk

kategori pegawai yang sudah senior (41-58 tahun). Oleh karena itu, dari sisi

emosional yang sudah matang pegawai senior lalu bersinergi dengan tenaga muda

yang cenderung lebih energik dan penuh semangat, tentunya dapat menjadi

kontribusi positif pada pelaksanaan tugas dan fungsi KPKNL Yogyakarta.

d) Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Yogyakarta

Untuk memperlancar kegiatan di KPKNL Yogyakarta diperlukan struktur

organisasi. Struktur organisasi yang baik adalah struktur yang dapat memisahkan

fungsi, tanggung jawab, dan wewenang yang jelas. KPKNL memiliki beberapa

sub bagian yaitu Sub Bagian Umum, Seksi Pengelolaan Kekayaan Negara, Seksi

Pelayanan Penilaian, Seksi Piutang Negara, Seksi Pelayanan Lelang, Seksi

Hukum dan Informasi, dan Seksi Kepatuhan Internal.


C. Rumusan Masalah

Berdasarkan yang telah disampaikan pada bagian latar belakang, permasalahan yang akan

dibahas pada penelitian ini sebagai berikut :

1) Bagaimana identifikasi aktivitas dan penentuan biaya masing-masing aktivitas di

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kota Yogyakarta?

2) Bagaimana Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kota Yogyakarta

menentukan ​cost driver​ dalam menjalankan aktivitasnya?

3) Bagaimana sistem ​activity based costing dapat diterapkan pada layanan Kantor

Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kota Yogyakarta?

D. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini sebagaimana berpedoman pada rumusan masalah yaitu :

1) Mengidentifikasi aktivitas dan biaya masing-masing aktivitas yang dilakukan oleh

Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kota Yogyakarta.

2) Menentukan ​cost driver dalam melaksanakan aktivitas di Kantor Pelayanan

Kekayaan Negara dan Lelang Kota Yogyakarta

3) Mengetahui penerapan sistem ​activity based costing yang diterapkan pada

layanan Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Kota Yogyakarta.


E. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode wawancara. Wawancara merupakan metode

pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dilakukan secara sistematis dan

berlandaskan kepada tujuan penelitian. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini

yaitu dengan mewawancarai Kepala Sub Bagian Umum Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara (Ibu Sri Wahyuni) dan staf-nya (Bapak Annassohi).


BAB II

PEMBAHASAN

A. Seksi Pelayanan Lelang KPKNL

Seksi pelayanan lelang atau bidang lelang merupakan bidang di bawah KPKNL

yang bertugas untuk:

1. melaksanakan bimbingan teknis, pemantauan evaluasi, penggalian potensi

dan pengembangan lelang serta verifikasi dan penatausahaan risalah

lelang,

2. penyiapan bahan pengawasan lelang,

3. pelaksanaan pemeriksaan kinerja lelang dan pembukuan hasil lelang,

4. pelaksanaan pengolahan data di bidang lelang,

5. penyiapan bahan bimbingan dan pelaksanaan pengawasan Profesi Pejabat

Lelang dan Jasa Lelang.

Secara lebih rinci, seksi Pelayanan Lelang mempunyai tugas melakukan

pemeriksaan dokumen persyaratan lelang, penyiapan dan pelaksanaan lelang,

serta penatausahaan minuta risalah lelang, pembuatan salinan, kutipan, dan grosse

risalah lelang, penatausahaan hasil lelang, penggalian potensi lelang, pelaksanaan

lelang kayu kecil PT. Perhutani (Persero) dan penatausahaan bea lelang

Pegadaian.

B. Penentuan Biaya Masing-Masing Aktivitas

Biaya untuk aktivitas lelang dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1. Biaya tenaga kerja langsung yang dihitung dari biaya gaji dan tunjangan

untuk pejabat dan pegawai pada Seksi Pelayanan Lelang KPKNL.

2. Biaya perjalanan dinas untuk mendukung aktivitas lelang.

3. Biaya operasional.

4. Biaya overhead yang dialokasikan dari biaya untuk aktivitas umum dan

administrasi.

C. Penentuan Cost Driver

Berikut adalah tabel cost driver untuk masing-masing biaya tidak langsung:

Tabel 1: Cost Driver Biaya- Biaya Seksi Pelayanan Lelang KPKNL

No. Uraian Biaya Cost Driver

1. Biaya gaji dan tunjangan Jumlah pegawai (orang)

2. Biaya honor pegawai honorer Jumlah pegawai (orang)

3. Biaya honor operasional satuan kerja Jumlah pegawai (orang)

4. Biaya pemeliharaan gedung dan bangunan Luas ruangan (meter)

5. Beban depresiasi Luas ruangan (meter)

6. Biaya listrik Jam kerja (jam)

7. Biaya telepon dan internet Jam kerja (jam)

8. Biaya air Jam kerja (jam)

9. Biaya pengiriman surat dinas Jumlah surat (buah)

10. Biaya penyuluhan dan seminar Jumlah pegawai (orang)

11. Biaya makanan/minuman Jumlah pegawai (orang)

12. Biaya rapat dinas dan pertemuan Jumlah pegawai (orang)

13. Biaya pembinaan dan konsultasi Jumlah pegawai (orang)


D. MDKDKD

Anda mungkin juga menyukai