08 - Makroevolusi PDF
08 - Makroevolusi PDF
MAKROEVOLUSI
Makroevolusi:
a. Evolusi filetik
Artinya evolusi menurut garis keturunan. Species A hidup di
suatu kawasan tertentu, dengan perjalanan waktu ia
mengalami perubahan sehingga keturunannya berbeda
dengan leluhurnya sehingga speciesnya tidak sama lagi
dengan leluhurnya. Kuda yang kita kenal sekarang genus
Equus, berkembang dari leluhurnya yang hidup di kala Eosen,
Eohippus (Hyracotherium) yang ukurannya hanya sebesar
rubah. Persoalan utama adalah bukti-bukti yang ditunjukkan
oleh fosil sangat sedikit sehingga jarang sekali kita jumpai
jejak fosil yang menujukkan perubahan gradual yang
memperlihatkan tahapan berjenjang seperti pada species
kuda. Perubahan bentuk spesies biasanya sifatnya mendadak
dan tidak ada bentuk peralihannya.
b. Evolusi simultan
Istilah simultan disini kira-kira sama maksudnya dengan
istilah spesiasi yang dipandang dari skala makro. Model
evolusi simultan merupakan model alternative yang dapat
memberikan jawaban atas kelemahan model filetik,
khususnya yang bertalian dengan adanya kesenjangan
bentuk antara leluhur dan keturunannya. Konsep ini
perkembangan spesies baru terjadi secara simultan dari suatu
spesias tertentu. Jadi spesies A berkembang menjadi dua
spesies baru atau lebih. Keturunan A mungkin memiliki sifat
dan daya adaptasi yang berlainan terhadap lingkungannya,
karena itu biasanya spesies baru itu muncul pada teori yang
berbeda. Spesies A sebagai spesies asal, mungkin punah, tapi
mungkin juga tidak.
Menurut konsep evolusi simultan, fenomena gradualistik
pada spesies kuda diperkirakan kuda muncul dari leluhurnya
secara bervariasi ada yang besar dan ada yang kecil. Diduga
spesies yang berukuran besar dapat hidup lebih lama dari
pada yang berukuran kecil. Jadi kuda yang sekarang ada
adalah hasil deferensiasi dari jenis kuda yang bertipe besar.
Pola Evolusi
a. Divergensi evolusi
Salah satu pola umum evolusi adalah berkembangnya suatu
spesies menjadi beberapa spesies turunan secara radiasi adaptif
atau sering disebut sebagai pola evolusi divergen (evolusi
bercabang). Radiasi adaptif adalah spesiasi yang berlangsung
cepat ke banyak arah, terjadi bila suatu populasi memasuki
suatu kawasan geografi baru atau berkembang ke arah cara
hidup baru. Divergensi evolusi cenderung menghasilkan organ-
organ yang homolog, salah satu contoh radiasi adaptif adalah
keaneka ragaman hewan marsupialia di Australia. Dengan tidak
adanya mamalia berplaseta maka marsuplialia berkembang
menjadi berbagai bentuk: perumput (kangguru), pelubang
(tikus), mirip tupai (phalanger), mirip kelinci (walabi), karnivor
mirip anjing (srigala) dan lain-lain. Pada dunia tumbuhan banyak
terjadi radiasi adaptif ini.
b. Konvergensi Evolusi
Kadang-kadang organisme yang tidak berkerabat atau cukup
jauh kekerabatannya memasuki zone adaptasi yang sama.
Sebagai hasil seleksi alam organisme-organisme tadi memiliki
keserupaan bentuk satu sama lain. Evolusi yang berlangsung
dengan pola seperti ini disebut Evolusi Konvergen ( evolusi
memusat). Contohnya adalah kupu-kupu dan burung sama-sama
memiliki sayap karena keduanya mengembangkan kebiasaan
terbang maka sayap burung adalah analog dengan sayap kupu-
kupu. Apabila organisme yang mengalami pola konvergensi ini
kekerabatannya tidak terlalu jauh, melainkan masih satu
rumpun maka polanya disebut Evolusi Paralel. Contoh evolusi
parallel ini adalah keparalelan antara kaki depan anjing laut dan
sapi laut yang berbentuk sirip, padahal keduanya tidak
sekerabat betul, tetapi mereka masih memiliki garis keturunan
yang sama. Dari dunia tumbuhan, contoh pola konvergen dapat
dilihat pada aneka tumbuhan gurun yang umumnya memilki;
kutikula tebal, ratio luas permukaan tubuh terhadap volume
yang kecil adalah untuk mengurangi laju penguapan air tubuh
dapat dipertahankan. Ciri lain umumnya berduri untuk mencegh
pemangsaan, contoh; Euphorbiceae, Asclepiadaceae dan
Cactaceae.
Koevolusi
a. Kompetisi
Interaksi spesies disebut kompetisi jika kehadiran masing-
masing populasi menghambat perkembangan populasi yang
lain yang dapat menimbulkan salah satu dari kemungkinan
berikut.
1) Salah satu spesies mungkin teradaptasi lebih baik sehingga
mampu memonopoli relung ekologis, sedangkan yang
kurang teradaptasi dapat mengalami kepunahan.
2) Salah satu atau keduanya mungkin mengalami perubahan
(ke arah) untuk mengurangi kompetisi langsung di antara
mereka. Misal jika dua populasi yang bersaing itu adalah
spesies burung sesama pemakan biji. Maka salah satu akan
memilih biji denagn tipe dan ukuran tertentu sedangkan
yang satu lagi memilih biji dengan tipe ukuran yang
berbeda. Akibatnya terjadi divergensi ciri dan sifat pada
kedua spesies burung tersebut.
b. Eksploitasi
Yang dimaksud dengan interaksi yang bersifat eksploitatif
adalah apabila hadirnya spesies A merangsang perkembangan
spesies B. Selanjutanya kehadiran spesies B itu menghambat
perkembangan spesies A. Contoh interaksi antara: tumbuhan
dan hewan herbivore, mangsa dan predator serta parasite
dan inang. Salah satu contoh koevolusi yang terjadi akibat
interaksi tumbuhan dan hewan herbivor adalah interaksi
antara tanaman anggur (Passifora) dan serangga. Tanaman ini
memproduksi sejenis racun untuk menolak serangga, tetapi
larva kupu-kupu Heliconius tidak terpengaruh oleh racun
tersebut.
Contoh koevolusi lain interaksi antara predator dan mangsa
adalah evolusi sejenis siput dengan predatornya sejenis
kepiting. Awalnya siput memiliki cangkang yang tipis yang
dapat dipecahkan oleh capit kepiting. Semakin lama cangkang
siput lebih menebal seiring dengan menguat capit kepiting.
c. Mutualisme
Adalah interaksi yang memberikan keuntungan kepada kedua
belah pihak yang berinteraksi. Hadirnya masing-masing
spesies saling merangsang pertumbuhan dan perkembangan
satu sama lain. Contoh; koevolusi tumbuhan berbunga
dengan serangga penyerbuknya. Dalam interaksi tersebut
bunga mendapat keuntungan dengan adanya serangga
sebagai mediator penyerbukan sehingga kelangsungan
reproduksi berjalan, sementara serangga memperoleh
keuntungan dari nectar atau polen yang dimakannya.
Kecenderungan Evolusi
Hingga kini masih belum diketahui kemana arahnya evolusi, yang bisa
dilihat adalah kecenderungannya, didasarkan atas berbagai fosil yang
ditemukan. Kecenderungan umum yang tampak adalah bahwa evolusi
itu irreversible dan cenderung progresif.
a. Irreversibelitas Evolusi
Irreversibelitas adalah kecenderungan yang paling menonjol
dalam evolusi. Yang dimaksud dengan sifat irreversible adalah
bahwa evolusi tidak pernah kembali ke asal. Organisme begitu
kompleks sehingga garis keturunan tidak dapat kembali persis
ke bentuk semula (leluhur). Kalaupun garis keturunan itu
kembali ke cara hidup leluhur, evolusi sekunder keturunan
tesebut akan beradaptasi dengan cara-cara baru, bukan ke cara
adaptasi leluhurnya. Misalnya di zaman Dinosaurus banyak
reptile kembali hidup di air, tetapi tidak satupun yang berubah
kembali seperti ikan. Kendati dari luar tampak seperti ikan yang
memiliki sirip tetapi bukanlah ikan. Tulang belulangnya nyata-
nyata reptile dan tidak berinsang.
b. Progresivitas Evolusi
Model evolusi filetik mengisyaratkan adanya kecenderungan
progresif dalam evolusi. Progresivitas ialah perkembangan
bertahap ke arah yang semakin “maju”, maju menurut
interpretasi manusia misal; peningkatan ukuran dan
kompleksitas. Peningkatan ukuran mungkin memiliki nilai
tambah dalam fungsi fisiologi organisme yang bersangkutan.
Misalnya tumbuhan yang berdaun lebar akan lebih banyak
menerima cahaya untuk fotosintesis, tubuh besar pada paus
membantu konservasi panas dan pada kaktus tubuh besar dapat
mengurangi penguapan.
Laju Evolusi