Anda di halaman 1dari 8

Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429

2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

SIMULASI DAN PEMODELAN SISTEM ANTRIAN


BAHAN BAKAR PERTALITE
DI SPBU JL. MONGINSIDI, SURAKARTA DENGAN
MENGGUNAKAN SOFTWARE ARENA
Dwinda Asyfi Addina*1), Puty Mairawati*2), Eko Liquiddanu*3)
*1,2,3)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas tknik, Universitas Sebelas Maret, 57126, Indonesia
dasyfiaddina@gmail.com, puty.maira@gmail.com, liquiddanu@gmail.com

ABSTRAK
Mengantri merupakan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Antrian yang terjadi
dalam sebuah sistem akan memberikan dampak kerugian pada pihak pelanggan/ pengguna fasilitas
maupun pihak penyedia fasilitas. Software arena merupakan alat yang fleksibel dalam analisis untuk
membuat model simulasi animasi yang secara akurat merepresentasikan secara virtual banyak sistem.
Pengamatan yang dilakukan di SPBU Jl. Monginsidi ini bertujuan untuk melihat bagaimana sistem
antrian pengisian bahan bakar pertalite pada kendaraan roda dua. Melalui simulasi yang dilakukan
menggunakan software arena akan dapat dilihat ukuran kinerja dari sistem yang diamati yaitu sistem
antrian di SPBU Jl. Monginsidi sehingga akan diperoleh output berupa usulan perbaikan dalam hal
pelayanan agar dapat maksimum. Tujuan dari penelitian ini adalah cara mengatasi antrian pertalite di
SPBU Jl. Monginsidi berdasar simulasi software arena. Pendekatan simulasi yang telah dikembangkan
dapat sebagai acuan untuk memutuskan investasi yang direncanakan perusahaan.
Keyword : Antrian, Arena, Simulasi

1. Pendahuluan

Mengantri merupakan peristiwa yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.


Terjadinya antrian akan membuat konsumen menunggu untuk dilayani. Kejadian mengantri
disebabkan oleh kapasitas sistem pelayanan yang lebih kecil dibandingkan permintaan
pelayanan. Antrian yang terjadi dalam sebuah sistem akan memberikan dampak kerugian pada
pihak pelanggan/ pengguna fasilitas maupun pihak penyedia fasilitas. Kerugian yang mungkin
terjadi pada pihak penyedia jasa adalah kehilangan pelanggan akibat waktu antrian yang
panjang. Kerugian yang mungkin terjadi pada pihak konsumen adkaah kerugian dalam hal
waktu mengantri yang dapat dinyatakan sebagai opportunity cost.
Pengamatan yang dilakukan di SPBU Jl. Monginsidi ini bertujuan untuk melihat
bagaimana sistem antrian pengisian bahan bakar pertalite pada kendaraan roda dua. Terjadinya
antrian dipengaruhi oleh waktu waktu antar kedatangan, waktu pelayanan, dan jumlah server.
Permasalahan yang terjadi di SPBU Jl. Monginsidi adalah terjadinya antrian yang panjang pada
bahan bakar pertalite, yaitu sekitar 6 menit. Adanya antrian akan membuat konsumen
mengurungkan niatnya untuk melakukan pengisian bahan bakar di SPBU Jl. Monginsidi dan
mencoba mencari SPBU di lokasi lain. Kondisi ini akan mengurangi potensi pemasukan bagi
SPBU jl. Monginsidi. Salah satu antrian yang terjadi dikarenakan jumlah server pada bagian
pertalite hanya satu sedangkan permintaan pertalite banyak.
Melalui simulasi yang dilakukan menggunakan software arena akan dapat dilihat
ukuran kinerja dari sistem yang diamati yaitu sistem antrian di SPBU Jl. Monginsidi sehingga
akan diperoleh output berupa usulan perbaikan dalam hal pelayanan agar dapat maksimum.
Software arena merupakan alat yang fleksibel dalam analisis untuk membuat model simulasi
animasi yang secara akurat merepresentasikan secara virtual banyak sistem.
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

2. Metodologi Penelitian

Gambar 1. Diagram alir (flowchart) penelitian


3. Hasil dan Pembahasan

3.1 Rich Picture


Tahap perumusan masalah dapat digambarkan dengan berbagai metode, salah satu metode
penggambaran identifikasi masalah adalah menggunakan rich picture. Berikut rich picture
identifikasi masalah antrean pada SPBU Jl. Monginsidi Solo:
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

Gambar 2. Rich Picture Penelitian


3.2 Activity Cycle Diagram (ACD)

Untuk memperlihatkan keterkaitan antar kegiatan yang terjadi pada proses pengisian bahan
bakar, maka perlu digambarkan dengan diagram. Berikut adalah aktivitas yang terjadi didalam
sistem pelayanan pengisian bahan bakar pertalite di SPBU Jl. Monginsidi Solo :

Gambar 3. Activity Cycle Diagram (ACD)


Analisis Distribusi
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

Tabel 1. Data Waktu Antar Kedatangan dan Waktu Proses

Perhitungan jenis distribusi dilakukan menggunakan microsoft excel. Waktu antar kedatangan
berdistribusi normal dengan rata-rata 33,2 dan standar deviasi12,35. Sedangkan waktu proses
berdistribusi beta dengan beta 1,22 dan alfa 1,76.
Berikut adalah grafik waktu antar kedatangan dan waktu proses :

Gambar 4. Grafik WAK (detik)


Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

Gambar 5. Grafik WP (detik)

4. Model Simulasi dan Analisis


4.1 Model Simulasi Realcase

Setelah memilih distribusi yang tepat kemudian dilakukan pembuatan model simulasi dengan
menggunakan software Arena. Pada real case hanya terdapat satu server, model simulasi arena
dapat dilihat pada gambar 6. Berikut DFD sistem pelayanan pertalite di SPBU Jl. Monginsidi :

Gambar 6. DFD Sistem Pelayanan Pertalite di SPBU Jl. Monginsidi

Gambar 7. Dialog Box Create 1

Gambar 8. Dialog Box Assign


Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

Gambar 9. Dialog Box Proses Pelayanan Pertalite

Gambar 10. Dialog Box Dispose

Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada 11 Desember 2017 pukul 16.00-17.00
diperoleh:
Diketahui:
N : 100 orang, Rata-rata antar kedatangan ( ): 28,54 detik, Rata-rata tingkat pelayanan (µ):
33,04 detik. Dari nilai tersebut dapat diketahui nilai untuk karakteristik model antrian jalur
tunggal dengan satu tahap pelayanan yang meliputi, rata-rata yang antri dalam sistem, rata-rata
antrian, peluang terjadinya jumlah pelanggan dalam antrian, rata-rata waktu menunggu dalam
antrian, rata-rata waktu menunggu dalam sistam, rata-rata waktu menunggu dalam antrian,
tingkat kesibukan server, dan tingkat pengangguran server.
Analisis biaya dihitung dan didapatkan total biaya menunggu sebesar Rp. 71.925.000/ bulan
serta total biaya pelayanan sebesar 152.500.000 /bulan. Sehingga didapatkan total biaya
keseluruhan sebesar Rp. 224.425.000. Dengan total biaya tersebut antrian yang terjadi masih
belum bisa diatasi. Untuk itu apabila pihak perusahaan melakukan penambahan satu unit server
kerugian yang diperoleh akan semakin berkurang.

4.3 Model Simulasi Perbaikan dengan Penambahan Satu Server


Salah satu perbaikan yang digunakan untuk mengatasi antrian bahan bakar pertalite di SPBU Jl.
Monginsidi, Surakarta adalah menambah satu server sehingga terdapat dua server pada pertalie.
Customer akan memilih server sesuai dengan kondisi. Umumnya pemilihan didasarkan pada
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

server memiliki antrian paling pendek, sehingga mengurangi waktu customer untuk mengantri.
Simulasi pada perbaikan ini sama seperti pada realcase namun terdapat box decide yang
bertujuan untuk memilih server.

Gambar 12. DFD Sistem Pelayanan Pertalite dengan Menambah Satu Server
di SPBU Jl. Monginsidi

Gambar 13. Dialog Box Decide

Dialog box yang ditujakan untuk memilih server sesuai kondisi. Maksud dari type 2-way by
condition adalah, jika server 1 dalam keadaan sibuk, maka customer akan memilih server 2,
begitupun sebaliknya.

Gambar 14. Animasi Sistem Pelayanan Pertalite di SPBU Jl. Monginsidi Setelah Perbaikan

4.4 Analisis Penambahan Server

Penambahan satu server pengisian bahan bakar pertalite akan mengurangi panjangnya antrian
yang ada. Adanya penambahan server membuat model antrian yang terjadi akan berubahan
menjadi model antrian jalur ganda, satu tahap pelayanan. Untuk membagi konsumen menjadi 2
Seminar dan Konferensi Nasional IDEC ISSN: 2579-6429
2018 Surakarta, 7-8 Mei 2018

server adalah dengan membandingkan waktu kedatangan konsumen dengan waktu selesai
konsumen sebelumnya. Jika waktu kedatangan konsumen saat ini kurang dari waktu selesai
konsumen sebelumnya, maka konsumen akan dilayani di server 2. Jika waktu kedatangan
konsumen saat ini lebih dari waktu selesai konsumen sebelumnya, konsumen akan dilayani di
server 1. Jika server 1 dan server 2 masih terisi konsumen, maka konsumen selanjutnya bebas
memilih untuk masuk pada server 1 atau server 2.
5. Kesimpulan dan Saran

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
- Total biaya operasional pihak SPBU Jl. Monginsidi, Surakarta adalah sebesar Rp.224.425.000.
Dengan total biaya seperti antrian yang terjadi masih belum bisa diatasi.

Dari jumlah 1 server pelayanan pengisian bahan bakar jenis pertalite pada SPBU Jl. Monginsidi
Solo masih mengalami antrean sehingga saat menjadi 2 server pelayanan maka antrean
berkurang.

5.2 Saran

Saran sebagai masukan untuk penelitian selanjutnya adalah penelitian ini belum
memperhitungkan analisis kelayakan investasi, sehingga pada penelitian selanjutnya, biaya-
biaya yang menjadi tambahan ketika menambahkan server perlu diperhitungkan.

DAFTAR PUSTAKA

Hasian P, Putra A. (2014). Simulasi Pelayanan Pengisian Bahan Bakar di SPBU Gunung
Pangilun. Jurnal Teknik Industri, 9(1), hal 31-36
Wahyudi G, Sinulingga S, Firdaus. (2012.) Perancangan Sistem Simulaso Anyrian Kendaraan
Bermotor pada Stasiun Pengisian Bahan Baikar Umum (SPBU) Menggunakan Metode Distribusi
Eksponensial. Jurnal Elektronika Ilmu Kompunter, 1(1).

Anda mungkin juga menyukai