Anda di halaman 1dari 4

UJIAN TENGAH SEMESTER

PENDIDIKAN AGAMA

Dosen Pengampu : Fresdewinda Nur Widayati, S.Ag., M. Pd.

Disusun oleh :

Nama : Margaretha Arihta Lestari


NIM : 168114133
Prodi : Farmasi

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
1. Bagaimana anda menghayati pengalaman religius di dalam keterbatasan
yang anda miliki?
Pokok-pokok refleksi:
a. Setiap pribadi diciptakan dalam keadaan yang khas dan unik.
b. Apapun dan bagaimanapun keadaan yang dialami, manusia tetap
memiliki martabat yang luhur dan mulia.
c. Keterbatasan perlu disikapi dan dimaknai dalam perspektif
keluhuran martabat.
d. Di samping keterbatasan, manusia selalu memiliki kekuatan/
keunggulan di bidang lain untuk bisa menjalani hidup sesuai
tuntutan martabatnya.
2. Bagaimana motivasi beragama itu dapat memperkuat iman kepercayaan
anda sehingga sampai sekarang anda tetap mempertahankan iman
kepercayaan tersebut?

Jawab:
1. Cara saya menghadapi pengalaman religius di dalam keterbatasan yang
saya miliki yaitu dengan merefleksikannya sebagai berikut:

Saya menyadari setiap pribadi yang dilahirkan di dunia ini diciptakan


oleh Tuhan dengan sangat spesifik, khas dan unik. Di dalam dunia ini, tidak
ada satu pun orang yang diciptakan sama seperti saya. Sekalipun jika saya
terlahir kembar, maka saya dan saudara kembar saya pun tidak akan tercipta
sama persis. Karena setiap pribadi diciptakan Tuhan dalam keadaan yang
khas dan unik, maka setiap pribadi pun akan memiliki pengalaman religius
yang berbeda-beda. Pengalaman religius yang berbeda-beda tersebut
menyebabkan adanya dinamika yang baik dalam sebuah kehidupan. Bagi
saya, Tuhan yang Maha Adil telah menetapkan rancangan kehidupan yang
terbaik bagi setiap pribadi di dunia ini. Pengalaman religius yang dapat
dirasakan pun hanyalah perkenanan Tuhan semata. Kita bisa saja mengalami
suatu musibah ataupun kelimpahan, namun kita tidak bisa menghayati
pengalaman religius tersebut karena keterbatasan kita. Jadi bagi saya,
penghayatan mengenai pengalaman religius hanyalah berkat Tuhan semata
sehingga saya bisa merasakan bahwa segala sesuatu yang saya alami
merupakan suatu pengalaman religius yang Tuhan perkenankan terjadi dalam
kehidupan saya.

Apapun dan bagaimana pun keadaan yang dialami, manusia tetap


memiliki martabat yang luhur dan mulia sehingga orang lain tidak bisa
membatasi setiap pengalaman religius yang dialaminya. Pengalaman religius
tidak selalu mengacu pada suatu hal yang bermakna musibah, melainkan bisa
terjadi di dalam suatu kebahagiaan. Namun, sebagai manusia kita seringkali
lupa untuk mengucap syukur dalam kebahagiaan kita sehingga kita tidak bisa
melihat bahwa pengalaman religius pun bisa diperoleh melalui kebahagiaan.
Jadi, pengalaman religius ini bisa dilihat dari sudut pandang mana pun dan
tidak terpaku pada sesuatu yang berlebihan, seperti orang yang memberikan
kesaksian di depan jemaat atau orang yang mengalami mujizat besar seperti
mengalami kesembuhan dalam sakit kerasnya. Akan tetapi, tidak pula
dinyatakan bahwa contoh di atas adalah suatu kemustahilan karena di dalam
Tuhan tidak ada yang mustahil.

Keterbatasan kita sebagai manusia, perlu disikapi dan dimaknai dalam


perspektif keluhuran martabat. Keterbatasan yang kita alami seringkali
membuat kita kurang menghargai pendapat orang lain mengenai pengalaman
religius yang dialaminya. Sebagai sesama umat yang dikasihi Allah, alangkah
baiknya kita dapat saling memahami tentang pengalaman religius kita
masing-masing. Selain itu, kita hendaknya belajar untuk menghormati
keluhuran martabat orang lain. Mendengarkan dan saling berbagi pengalaman
religius juga dapat meningkatkan rasa iman kepercayaan kita terhadap Tuhan.
Keterbatasan yang dimiliki oleh setiap manusia tersebut pun berbeda-beda.
Namun, keterbatasan tersebut sebaiknya disikapi dan dimaknai dalam sudut
pandang yang baik dan benar berlandaskan nilai luhur martabat manusia.
Di samping keterbatasan, manusia selalu dianugerahi suatu kekuatan
atau keunggulan di bidang lainnya agar dapat menjalani kehidupannya sesuai
tuntutan martabatnya. Contohnya, ketika kita jatuh dan merasa tidak ada
harapan lagi, Tuhan selalu ada di sana untuk menghadirkan sebuah
pengharapan baru dalam bentuk Roh Kudus yang selalu menaungi hati kita.
Kita sebagai manusia bisa mendengarkan suara tersebut sehingga kita bisa
memilih apa yang baik dan benar untuk dilakukan. Sekalipun hanya sebuah
hal yang sederhana, namun hal ini bersangkutan tentang pengalaman religius,
yaitu dengan setia dan mau mendengarkan suara Roh Kudus sehingga kita
beroleh pengharapan baru. Di sini, meskipun kita memiliki keterbatasan
kurang bisa menghargai dan menghormati pendapat orang lain mengenai
pengalaman religius yang dialami orang tersebut, namun kita memiliki suatu
kekuatan atau keunggulan yakni mau mendengarkan dan setia kepada suara
Roh Kudus. Dengan begitu, niscaya kita bisa menjalani hidup kita sesuai
tuntutan martabat kita sebagai ciptaan Tuhan yang paling sempurna.

2. Motivasi beragama itu sangat diperlukan karena motivasi tersebut dapat


memperkuat iman kepercayaan saya sehingga sampai sekarang saya tetap
mempertahankan iman kepercayaan tersebut. Motivasi itu bisa datang dari
orang lain atau diri sendiri. Motivasi saya pribadi sehingga saya tetap
mempertahankan iman kepercayaan saya adalah tetaplah mengamini
bahwa segala sesuatunya berasal dari Tuhan. Saya telah menyerahkan
hidup saya ke dalam tangan Tuhan dan saya mengamini bahwa Tuhan
telah menyiapkan rencana indah bagi saya. Contoh motivasi yang muncul
dari orang lain adalah dengan saling berbagi pengalaman religius
sehingga setiap orang yang mendengarkan pengalaman tersebut merasa
iman kepercayaannya semakin kuat, semakin bertumbuh di dalam Tuhan
dan akhirnya yang diharapkan adalah dapat menghasilkan buah-buah Roh
dalam kehidupannya masing-masing. Saya percaya dan saya mengamini
bahwa Tuhan sendiri yang telah mengatur setiap kehidupan manusia
dengan sedemikian rupa agar suatu saat setiap manusia ciptaanNya dapat
menjadi pribadi yang sesuai dengan kehendakNya.

Anda mungkin juga menyukai

  • Tugas
    Tugas
    Dokumen2 halaman
    Tugas
    Margaretha Arihta Lestari
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen2 halaman
    Tugas
    Margaretha Arihta Lestari
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen2 halaman
    Tugas
    Margaretha Arihta Lestari
    Belum ada peringkat
  • Latar Belakang Makalah Pancasila
    Latar Belakang Makalah Pancasila
    Dokumen7 halaman
    Latar Belakang Makalah Pancasila
    Margaretha Arihta Lestari
    Belum ada peringkat