Laporan WB Mariska
Laporan WB Mariska
A. Nama Peneliti :
B. Institusi :
C. Sampel : Lisat protein dari kulit tikus
D. Parameter :
Pengujian Western Blot untuk mendeteksi ekspresi protein XXX pada jaringan kulit
PROSEDUR
Bahan:
Lisat protein dari jaringan kulit
Antibodi primer anti-XXX
Antibodi Sekunder (terkonjugasi dengan Horse Radish Peroxidase)
Running Buffer
Transfer Buffer
Blocking solution
Chemiluminescent Substrate
RIPA Buffer
Protease Inhibitor
Phospatase Inhibitor
LDS sample buffer
Alat:
Electrophoresis dan Western Blot module
Western Blot Scanner
ARETHA MEDIKA UTAMA
Biomolecular and Biomedical Research Center
Cara Kerja:
Proses western blot membutuhkan beberapa langkah khusus, yaitu:
Persiapan sampel
Elektroforesis (SDS-PAGE)
Transfer protein/Blotting
Deteksi protein dengan antibodi
Blocking membrane
Deteksi protein target.
Prosedur
Protein dari jaringan kulit diekstraksi dengan mencampurkan jaringan kulit dengan RIPA lysis
buffer (20 mM Tris-HCl pH 7.5; 150 mM NaCl; 1 mM Na2EDTA; 1 mM EGTA; 1% NP-40; 1%
sodium deoxycholate; 2.5 mM sodium pyrophosphate; 1 mM β-glycerophosphate; 1 mM
Na3VO4; 1 ug/mL leupeptin) ditambah 1 mM protease inhibitors and 1 mM phospastase
inhibitor. Lisat jaringan disentrifugasi dengan kecepatan 15,000 x g, 4°C selama 15 menit.
Supernatan dipisahkan dan kemudian kadar protein diukur dengan metode lowry.
Sampel protein dengan kuantitas yang sama dicampurkan dengan LDS sample buffer dan di
denaturasi dengan cara dipanaskan pada suhu 100 derajat Celcius selama 5 menit. Sampel
kemudian di elektroforesis dalam gel SDS-PAGE. Protein pada gel di transfer ke membran
nitroselulosa. Kemudian membran di inkubasi dengan blocking solution (1 % susu dalam PBST)
selama 1 jam, dilanjutkan dengan inkubasi dengan antibodi primer anti-XXX selama 1 malam
pada suhu 4 derajat. Selanjutnya membran di inkubasi dengan antibodi sekunder (terkonjugasi
dengan Horse Radish Peroxidase) selama 2 jam pada suhu ruangan. Kompleks antigen-antibodi
dideteksi dengan WesternSure ECL Substrate, dan divisualiasikan dengan LICOR C-Digit
Western Blot Scanner. Analasi ketebalan pita protein dilakukan dengan bantuan perangkat lunak
Image J (NIH Image). Anti-GAPDH antibody digunakan sebagai loading control.
ARETHA MEDIKA UTAMA
Biomolecular and Biomedical Research Center
AKT (A serin-Threonin Kinase) merupakan factor prognosis pada kasus leukemia. AKT
ditemukan pada sebagian besar pasien LMA (Leukemia Mieloblastik Akut). Fosforilasi AKT
menghasilkan proteksi terhadap apoptosis dan peningkatan proliferasi (Martelli etal.,2006).
Seluruh perlakuan baik control obat imatinib dan senyawa kalkon menunjukkan hasil yang
efektif dalam menghambat pertumbuhan sel leukemia K562 yaitu dengan menghambat ekspresi
AKT Total. Ekspresi AKT Total lebih rendah pada semua perlakuan jika dibandingkan dengan
control sel K562 tanpa perlakuan, namun hasil yang berbeda ditunjukkan oleh satu perlakuan
yaitu pada perlakuan acutan 25ug/ml yang menunjukkan ekspresi AKT Total yang dihasilkan
lebih tinggi dibandingkan control.