Anda di halaman 1dari 22

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA

ARTIKEL

OLEH
AWAL AKBAR JAMALUDDIN
NIM 160614801335

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA

ARTIKEL

Diajukan
Untuk memenuhi salah satu persyaratan
Dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
Landasan Pendidikan dan Pembelajaran

Oleh
Awal Akbar Jamaluddin
NIM 160614801335

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


PROGRAM PASCASARJANA
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA
2016
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TATAP MUKA

Awal Akbar J,

Jurusan Pendidikan Olahraga, Progam Pascasarjana


Matakuliah Landasan Pendidikan dan Pembelajaran
Universitas Negeri Malang
Email: awalakbarj@gmail.com

Abstrak: Model pembelajaran tatap muka dalam proses


belajar mengajar adalah hal yang paing penting untuk
menunjang keberhasilan belajar, seorang pendidik tidak
mampu menilai kemampuan peserta didiknya tanpa
melalui proses pembel;ajaran berbasis tatap muka.

Kata Kunci: Model, Pembelajaran, Tatap Muka

PENDAHULUAN yang telah banyak dikembangkan


Pembelajaran tatap muka saat ini. Menurut Santyasa (2005)
merupakan pembelajaran yang model pembelajaran yang dapat
sangat umum berlangsung saat ini. diterapkan pada bidang studi
Pembelajaran tatap muka harus hendaknya dikemas koheren dengan
direncanakan secara khusus hakikat pendidikan bidang studi
berdasarkan kaidah-kaidah tersebut. Namun, secara filosofis
pengembangan bahan ajar dan tujuan pembelajaran adalah untuk
standar proses dalam penerapannya. memfasilitasi siswa menjadi pemikir
Pada pembelajaran tatap muka, kritis, humanis, lentur, dan adaptif
kemampuan mengajar pengajar dalam menerapkan pengetahuan di
sangat menentukan, misalnya dunia nyata.
penguasaan konsep materi pelajaran Model-model pembelajaran yang
dan lingkungan tempat belajar. dapat mengakomodasikan tujuan
Konsep materi pelajaran dan tersebut adalah yang berlandaskan pada
lingkungan belajar paradigma konstruktivistik sebagai
dapatdikembangkan dengan tepat paradigma alternatif. Santyasa (2005)
sesuai dengan kondisi peserta didik mengungkapkan bahwa terdapat dua
melalui model-model pembelajaran faktor yang cukup esensial dalam
pembelajaran yang bermakna, yaitu PEMBAHASAN
orientasi desain dan
A. Konsep Belajar, Pembelajaran,
evaluasi pembelajaran.
dan Tatap Muka
Pembelajaran hendaknya mencoba
menggali kesulitan-kesulitan belajar Konsep Belajar
para siswa berbasis pengetahuan Belajar merupakan komponen
awal dengan desain ilmu pendidikan yang berkenaan
pembelajaran berorientasi pada dengan tujuan dan bahan acuan
fenomena dunia nyata. interaksi, baik yang bersifat eksplisit
Pembelajaran hendaknya maupun implisit (tersembunyi). Teori-
diupayakan dapatmemberdayakan teori yang dikembangkan dalam
pengetahuan awal dan evaluasi yang komponen ini antara lain teori tentang
komprehesif, kerja individu berbasis tujuan pendidikan, organisasi
proyek, pemecahan masalah kurikulum, isi kurikulum, dan modul-
kolaboratif, dan kerja kooperatif modul pengembangan kurikulum
dalam kelompok-kelompok kecil. (Sagala, 2009:11). Menurut Sagala
Menurut Mursell & Nasution (2009), dalam proses pembelajaran
(2008) mengajar dengan sukses tak terdapat tiga domain yang harus
dapat dilakukan menurut suatu pola diperhatikan yaitu kognitif, afektif,
tertentu yang diikuti secara rutin. dan psikomotorik. Kognitif yaitu
Agar berhasil dengan baik, mengajar kemampuan yang berhubungan
memerlukan kecakapan, dengan pengetahuan, penalaran
pemahaman, inisiatif, dan kreativitas atau pikiran. Afektif merupakan
dari pihak pengajar. Berdasarakan kemampuan yang mengutamakan
latar belakang tersebut maka penulis perasaan, emosi, dan reaksi-reaksi
melakukan kajian literatur dan yang berbeda dengan penalaran
menyajikannya dalam bentuk yang terdiri dari kategori penerimaan,
makalah yang berjudul “Model partisipasi, penilaian/penentuan
Pembelajaran Tatap Muka”, dengan sikap, organisasi, dan pembentukan
tujuan untuk memperluas wawasan pola hidup. Sedangkan psikomotorik
kependidikan dan menstimulasi merupakan kemampuan yang
kreativitas dalam belajar dan mengutamakan keterampilan
mengajar. jasmani yang terdiri kategori
persepsi, kesiapan, gerakan
terbimbing, gerakan terbiasa, dan (2) faktor yang bisa dirubah yaitu
gerakan kompleks, penyesuaian pola faktor metode. Faktor given adalah
gerakan, dan kreatifitas. Menurut faktor dalam pembelajaran yang
Gagne (dalam Sagala, 2009), belajar mempengaruhi hasil belajar, tetapi
adalah sebagai suatu proses dimana pembelajar tidak bisa mengubahnya.
suatu organisme berubah Faktor-faktor itu adalah: (1)
perilakunya sebagai akibat dari karakteristik pebelajar
pengalaman. (siswa/mahasiswa), seperti latar
Sedangkan Henry E. Garret belakang, asal, sosial ekonomi,
(dalam Sagala, 2009) berpendapat kesehatan, kepribadian, intelegensi,
bahwa belajar merupakan proses dan sebagainya, dan (2) karakteristik
yang berlangsung dalam jangka bidang studi, seperti bidang studi
waktu lama melalui latihan maupun dengan tipe isi berupa fakta, konsep,
pengalaman yang membawa kepada prosedur, dan prinsip. Faktor yang
perubahan diri dan pengubahan cara kedua adalah faktor metode.
mereaksi terhadap suatu perangsang Terdapat beberapa hal yang
tertentu. mempengaruhi faktor metode,
Lester D. Crow (dalam Sagala, meliputi: (1) pengorganisasian bahan
2009) mengemukakan belajar ialah ajar berubah menjadi strategi
upaya untuk memperoleh kebiasaan- pengorganisasian pembelajaran, (2)
kebiasaan, pengetahuan, dan sikap- penyajian bahan dan pengelolaan
sikap. Belajar dikatakan berhasil kelas berubah menjadi strategi
manakala seseorang mampu penyimpanan, dan (3) evaluasi hasil
mengulangi kembali materi yang dan proses pengajaran berubah
telah dipelajarinya. Hal ini sering menjadi strategi pengelolaan
disebut sebagai “rote learning”. pembelajaran.
Kemudian jika yang telah dipelajari
Konsep Pembelajaran
itu mampu disampaikan dan
Menurut Dimyati dan Mudjiono
diekspresikan dalam bahasa sendiri,
(dalam Sagala, 2009), pembelajaran
maka disebut “overlearning”.
merupakan kegiatan guru secara
Menurut Hariadi (2003), faktor
terprogram dalam desain
yang mempengaruhi hasil belajar ada
instruksional untuk membuat siswa
2, yaitu: (1) faktor yang tidak bisa
belajar secara aktif yang
diubah (given) yaitu faktor kondisi
menekankan pada penyediaan gilirannya, kemampuan berfikir itu
sumber belajar. UUSPN No. 20 tahun dapat membantu siswa untuk
2003 menyatakan pembelajaran memperoleh pengetahuan yang
adalah proses interaksi peserta didik mereka konstruksi sendiri. Proses
dengan pendidik dan sumber belajar pembelajaran atau pengajaran kelas
pada suatu lingkungan belajar. (Clasroom Teaching) menurut
Pembelajaran sebagai prosesbelajar Dunkin dan Biddle (dalam Sagala,
yang dibangun oleh guru untuk 2009) berada pada empat variabel
mengembangkan kreatifitas berfikir interaksi yaitu (1) variabel pertanda
yang dapat meningkatkan (presage variables) berupa pendidik;
kemampuan berfikir siswa serta (2) variabel konteks (context
dapat meningkatkankemampuan variables) berupa peserta didik,
mengkonstruksi pengetahuan baru sekolah, dan masyarakat; (3) variabel
sebagai upaya meningkatkan proses (process variables) berupa
penguasaan yang baik terhadap interaksi peserta didik dengan
materi pelajaranPengetahuan tidak pendidik; dan (4) variabel produk
diperoleh dengan cara diberikan atau (product variables) berupa
ditransfer dari orang lain, tetapi lewat perkembangan peserta didik dalam
“dibentuk dan dikonstruksi” oleh jangka pendek maupunjangka
individu itu sendiri, sehingga siswa itu panjang.
mampu mengembangkan
Selanjutnya Dunkin dan Biddle
intelektualnya. Pembelajaran
mengatakan proses pembelajaran
mempunyai dua karakteristik, yaitu:
akan berlangsung dengan baik jika
1. Proses pembelajaran melibatkan
pendidik mempunyai dua kompetensi
proses mental siswa secara
utama,yaitu: (1) kompetensi
maksimal, bukan hanya menuntut
substansi materi pembelajaran atau
siswa sekedar mendengar,
penguasaan materi pelajaran; dan (2)
mencatat, akan tetapi menghendaki
kompetensi metodologi
aktivitas siswa dalam proses berfikir.
pembelajaran. Seorang guru tidak
2. Pembelajaran membangun suasana
hanya menguasai materi saja, tetapi
dialogis dan proses tanya jawab terus
juga menguasai metode
menerus yang diarahkan untuk
pembelajaran sesuaikebutuhan
memperbaiki dan meningkatkan
materi ajar yang mengacu pada
kemampuan berfikir siswa. Pada
prinsip pedagogik, yaitu memahami memperhitungkan kejadian-kejadian
karakteristik peserta didik. Jika eksternal yang berperanan terhadap
metode dalam pembelajaran tidak rangkaian kejadian-kejadian
dikuasai, maka penyampaian materi eksternal yang berlangsung di dalam
ajar menjadi tidak maksimal. peserta didik yang dapat diketahui
Metode yang digunakan sebagai atau diprediksi selama proses tatap
strategi dapat memudahkan peserta muka. Kegiatan tatap muka adalah
didik untuk menguasai ilmu kegiatan pembelajaran yang berupa
pengetahuan yang diberikan oleh proses interaksi antara peserta didik
guru. Hal ini menggambarkan bahwa dengan pendidik.
pembelajaran terus mengalami Kegiatan tatap muka adalah
perkembangan sejalan dengan kegiatan pembelajaran yang berupa
kemajuan ilmu pengetahuan dan proses interaksi antara peserta didik,
teknologi. Karena itu dalam materi pembelajaran, guru, dan
merespon perkembangan tersebut, lingkungan (Peraturan Menteri
tentu tidaklah memadai kalau sumber Pendidikan Nasional Nomor 22
belajar berasal dari guru dan media Tahun 2006, Glosariumbutir 15);
teks belaka sehingga diperlukan cara Dalam mengajar, metode yang
baru dalam mengomunikasikan ilmu sering kali digunakan adalah metode
pengetahuan atau materi ajar dalam tatap muka di kelas Dalam bertaatap
pembelajaran, baik dalam sistem muka tersebut, ada lagi metode lain
yang mandiri maupun dalam sistem yang digunakan dalam proses
yang terstruktur. Untuk itu perlu pembelajaran seperti metode
dipersiapkan sumber belajar oleh ceramah, diskusi, Tanya jawab,
pihak guru maupun para ahli demostrasi dan lain-lain. Dengan
pendidikan yang dapat dimanfaatkan strategi yang berbeda pula sesuai
dalam proses pembelajaran. dengan kompetensi dan kemampuan
guru dalam mengajar. Secara umum
Konsep Pembelajaran Tatap Muka
terdapat strategi pembelajaran tatap
Pembelajaran tatap muka
muka yaitu strategi yang berpusat
merupakan seperangkat tindakan
pada guru (teacher centre oriented)
yang dirancang untuk mendukung
dan strategi yang berpusat pada
proses belajar peserta didik secara
peserta didik (student centre
tatap muka, dengan
oriented). Pendekatan pembelajaran
yang berpusat pada guru keterlibatan peserta didik dalam
menggunakan strategi ekspositori, pembelajaran.
sedangkan pendekatan
Pemilihan strategi ekspositori
pembelajaran yang berpusat pada
dilakukan atas pertimbangan:
peserta didik menggunakan strategi
1. Karakteristik peserta didik dengan
diskoveri inkuiri (discovery inquiry).
kemandirian belum memadai;
2. Sumber referensi terbatas;
B. PROSEDUR PENDEKATAN
3. Jumlah pesera didik dalam kelas
PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
banyak;
DAN DISCOVERY INQUIRI
4. Alokasi waktu terbatas; dan
Secara umum ada dua
5. Jumlah materi (tuntutan kompetensi
pendekatan pembelajaran yaitu
dalam aspek pengetahuan) atau
berpusat pada guru yang biasanya
bahan ajar;
menggunakan strategi ekspositorik
dengan metode ceramah dan tanya Langkah-langkah yang dilakukan pada
jawab, sedang yang berpusat pada strategi ekspositori adalah sebagai
peserta didik biasanya menggunakan berikut:
strategi discovery inquiri, dengan 1. Preparasi, guru menyiapkan bahan
metode observasi, diskusi kelompok, materi pembelajaran;
eksperimen, ekplorasi, simulasi 2. Apersepsi diperlukan untuk
(panduan pembelajaran TM, PT, dan penyegaran;
KMTT yang diterbitkan oleh 3. Presentasi (penyajian) materi
Direktorat Pembinaan SMA, BAB II pembelajaran;
A.1). 4. Resitasi, pengulangan pada bagian
Strategi ekspositori adalah yang menjadi kata kunci kompetensi
kegiatan pembelajaran berupa atau materi pembelajaran;
instruksional langsung (direct
instructional) yang dipimpin oleh Strategi discoveri inquiri adalah
guru. Metode yang digunakan adalah kegiatan pembelajaran berbentuk
ceramah atau presentasi, diskusi Problem Based Learning yang
kelas, dan tanya jawab. Namun difasilitasi oleh guru. Strategi ini
demikian, ceramah atau presentasi melibatkan aktivitas peseserta didik
yang dilakukan secara interaktif dan yang tinggi. Metode yang digunakan
menarik dapat meningkatkan adalah observasi, diskusi kelompok,
eksperimen, ekplorasi, simulasi, dan Pengelolaan kelas adalah proses
sebagainya (Panduan TM, PT dan pemberdayaan sumber daya baik
KMTT yang diterbitkan oleh material elemen tmaupun human
Direktorat Pembinaan SMA Bab II); element di dalam kelas oleh guru
sehingga memberikan dukungan
Pemilihan strategi diskoveri inkuiri
terhadap kegiatan belajar siswa dan
dilakukan atas pertimbangan:
mengajar guru.
1. Karakteristik peserta didik dengan
Menurut Hadari Nawawi
kemandirian cukup memadai;
Pengelolaan kelas dapat diartikan
2. Sumber referensi, alat, media, dan
sebagai kemampuan guru atau wali
bahan cukup;
kelas dalam mendayagunakan
3. Jumlah peserta didik dalam kelas
potensi kelas berupa pemberian
tidak terlalu banyak;
kesempatan yang seluas-luasnya
4. Materi pembelajaran tidak terlalu
pada setiap personal untuk
luas; dan
melakukan kegiatan-kegiatan yang
5. Alokasi waktu cukup tersedia;
kreatif dan terarah sehingga waktu
Langkah-langkah yang dilakukan dan dana tersedia dapat
pada strategi discoveri inquiri adalah dimanfaatkan secara efisien untuk
sebagai berikut: melakukan kegiatan-kegiatan kelas
1. Guru atau peserta didik mengajukan yang berkaitan dengan kurikulum dan
dan merumuskan masalah; perkembangan murid.
2. Merumuskan logika berpikir untuk Menurut Suharmi Arikunto
mengajukan hipotesis atau jawaban pengelolaan kelas adalah suatu
sementara; usaha yang dilakukan oleh
3. Merumuskan langkah kerja untuk penanggung jawab kegiatan belajar
memperoleh data; mengajar atau yang membantu
4. Menganalisis data dan melakukan dengan maksud agar dicapai kondisi
verifikasi; optimal sehingga dapat terlaksana
5. Melakukan generalisasi kegiatan belajar yang diharapkan.
Menurut Made Pidarta
C. PENGELOLAAN KELAS SISWA pengelolaan kelas adalah proses
PADA PEMBELAJARAN TATAP seleksi dan penggunaan alat-alat
MUKA yang tepat terhadap problem dan
Pengertian Pengelolaan Kelas
situasi kelas.Ini berarti guru bertugas 2. Guru sebagai pembimbing, memberi
menciptakan, memperbaiki, dan tekanan kepada tugas, memberikan
memelihara sistem/organisasi kelas, bantuan kepada siswa dalam
sehingga anak didik dapat pemecahan masalah yang
memanfaatkan kemampuannya, dihadapinya. Tugas ini merupakan
bakatnya, dan energinya pada tugas- aspek mendidik sebab tidak hanya
tugas individual. berkenaan dengan penyampaian
Dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan akan tetapi juga
pengelolaan kelas adalah suatu menyangkut pengembangan
upaya memberdayagunakan potensi kepribadian dan pembentukan nilai-
kelas yang ada seoptimal mungkin nilai para siswa.
untuk mendukung proses interaksi 3. Guru sebagai administrator kelas,
edukatif mencapai tujuan memiliki kemampuan tata ruang
pembelajaran. Kegiatan pengelolaan untuk pengajaran, serta mampu
kelas merupakan suatu kegiatan menciptakan iklim belajar-mengajar
yang dilakukan oleh guru yang erat berdasarkan hubungan manusiawi
hubungannya dengan pengajaran yang harmonis dan sehat.
dan salah satu prasyarat untuk Disamping faktor guru, kualitas
terciptanya proses belajar mengajar pengajaran dipengaruhi juga oleh
yang efektif. Untuk itu tugas dan karakteristik kelas. Diantara variabel
tanggung jawab guru meliputi 3 karakteristik kelas yaitu:
aspek Menurut Peters dalam Dasar- 1. Besarnya kelas (class size), artinya
Dasar Proses Belajar Mengajar yang banyak sedikitnya jumlah siswa yang
dikutip oleh Nana Sudjana, yakni: belajar. Diduga makin besar jumlah
1. Guru sebagai pengajar, lebih siswa yang harus dilayani guru dalam
menekankan kepada tugas dalam satu kelas, makin rendah kualitas
merencanakan dan melaksanakan pengajaran, demikian pula
pengajaran. Dalam tugas ini guru sebaliknya.
dituntut untuk memiliki seperangkat 2. Suasana belajar. Suasana belajar
pengetahuan dan keterampilan yang demokratis akan memberikan
teknis mengajar, disamping peluang dalam mencapai hasil
menguasai ilmu atau bahan yang belajar yang optimal, dibandingkan
akan diajarkannya. dengan suasana belajar yang kaku,
disiplin dan ketat, dengan otoritas
ada pada guru. Dalam suasana mengajar di dalam kelas agar terjadi
belajar yang demokratis, ada interaksi edukatif yang efektif.
kebebasan siswa dalam belajar, Sebagai sebuah proses maka
mengajukan pendapat, berdialog dalam pelaksaannya pengelolaan
dengan teman sekelas. Belajar yang kelas memiliki kegiatan-kegiatan
serba diatur akan menumbuhkan yang harus dilakukan oleh guru.
perasaan cemas dan khawatir pada Dalam pengelolaan kelas ini juga
siswa, sehingga menghambat terkandung maksud bahwa kegiatan
kekreatifan belajar siswa. yang dilakukan efektif mengenai
3. Fasilitas dan sumber belajar yang sasaran yang hendak dicapai dan
tersedia. Sering ditemukan bahwa efisien karena tidak menghambur-
guru merupakan satu-satunya hamburkan waktu, uang dan sumber
sumber belajar di kelas, situasi daya lainnya. Secara garis besar ada
seperti ini kurang menunjang kualitas dua kegiatan dalam pengelolaan
pengajaran, sehingga hasil belajar kelas yaitu:
yang dicapai siswa tidak optimal. 1. Pengaturan (orang) siswa
Oleh karena itu kalas diusahakan Siswa adalah orang yang
sebagai laboratorium belajar siswa. melakukan aktifitas dan kegiatan di
Artinya kelas harus menyediakan kelas yang ditempatkan sebagai
berbagai sumber belajar seperti buku obyek dan arena perkembangan ilmu
pelajaran, alat peraga dan lain-lain. pengetahuan dan kesadaran
Di samping itu guru harus memberi manusia, maka siswa bergerak
kesempatan siswa untuk berperan kemudian menduduki fungsi sebagai
sebagai sumber belajar. subyek. Artinya siswa bukan barang
atau obyek yang hanya dikenai akan
Ruang Lingkup Pengelolaan Kelas tetapi juga objek yang memiliki
Sebagaimana yang telah potensi dan pilihan untuk bergerak.
dijelaskan bahwa pengelolaan kelas Jadi pergerakan yang terjadi dalam
adalah proses pemberdayaan konteks pencapaian tujuan tidak
sumber daya baik material sembarang, artinya disini fungsi guru
elementmaupun human element memiliki
yang di lakukan oleh guru untuk proporsi yang besar dalam
mendukung kegiatan belajar rangka membimbing, mengarahkan
dan memandu segala aktifitas yang
dilakukan oleh siswa. Oleh karena itu Adanya pengorganisasian siswa
pengaturan siswa adalah bagaimana di dalam kelas juga melatih dan
mengatur dan menempatkan siswa menciptakan ketertiban kelas, Aspek
dalam kelas sesuai dengan potensi yang terpenting dalam
intelektual dan perkembangan pengorganisasian ini adalah usaha
emosionalnya. Siswa diberi menempatkan personal yang tepat
kesempatan untuk memperoleh pada tempat yang tepat, dengan
posisi dalam belajar yang sesuai memperhatikan kemampuan
dengan minat dan keinginannya. ataupun pengalamannya. Syaiful
Peserta didik merupakan orang yang Bahri Djamarah dalam bukunya yang
sedang tumbuh dan berkembang, berjudul guru dan anak didik dalam
baik secara fisik maupun psikologis interaksi edukatif mengatakan:
dalam rangka mencapai tujuan Organisasi-organisasi kelas pada
pendidikannya melalui lembaga umumnya berbentuk sederhana yang
pendidikan formal, khusunya berupa personelnya meliputi ketua kelas,
sekolah. Dalam pengelolaan kelas wakil ketua kelas, bendahara,
kegiatan pengaturan peserta didik sekertaris, dan beberapa buah seksi
meliputi: sesuai keperluan. Pemilihan para
a. Pembentukan Organisasi Siswa personel kelas dilakukan oleh
Wali atau guru kelas harus anggota kelas (para anak didik)
mampu membagi beban kerja dan secara demokratis dengan dibimbing
pemberian wewenang dan tanggung oleh guru kelas (wali kelas).
jawab secukupnya, kepada semua Dengan kegiatan seperti ini guru
warga sekolah, tidak hanya sudah melakukan kegiatan
dikalangan guru, tetapi murid juga manajerial. Dengan adanya
hendaknya memperoleh beban kerja organisasi kelas ini diharapkan akan
sebagai wujud rasa tanggungjawab membantu guru baik dalam
siswa terhadap kelas, dan ketertiban kelas, ataupun dalam
menumbuhkan jiwa kepemimpinan melukukan pengawasan, dan juga
dalam diri siswa, karena pada menciptakan kekompakan dan rasa
dasarnya setiap orang merupakan kekeluargaan di dalam kelas.
pemimpin baik bagi diri sendiri b. Pengelompokan Siswa
ataupun orang lain. Dalam melayani kegiatan belajar
siswa aktif, pengelompokan peserta
didik mempunyai arti tersendiri. Pembimbingan dan konseling
Pengelompokkan siswa bermacam- adalah bentuk kegiatan sebagai
macam, dari yang sederhana sampai salah satu fungsi educational yang
yang kompleks. tidak dapat dipisahkan dengan fungsi
Menurut William A. Jeager dalam manajerial guru, karena hal itu
mengelompokkan peserta didik berhubungan dengan tugas pokok
dapat didasarkan pada: seorang guru.
1) Fungsi integrasi, yaitu e. Pembinaan (Raport)
pengelompokan yang didasarkan Pembinaan hubungan baik
atas kesamaan-kesamaan yang ada (raport) antara guru dan siswa dalam
pada peserta didik. Pengelompokan pengelolaan kelas adalah hal yang
ini berdasarkan jenis kelamin, umur sangat penting. Dengan terciptanya
dan sebagainya. Biasanya hubungan baik dan guru-siswa,
pengelompokan berdasarkan fungsi diharapkan siswa dapat senantiasa
ini menghasilkan pembelajaran yang gembira, penuh gairah dan
bersifat klasikal. semangat, bersikap optimistik,
2) Fungsi perbedaan, yaitu realistic dalam kegiatan belajar yang
pengelompokan peserta didik sedang dilakukannya. Rasa humor
didasarkan kepada perbedaan- guru dalam hubungan dengan siswa
perbedaan yang ada dalam individu akan mempunyai pengaruh yang
peserta didik, seperti minat, bakat, positif dalam pengelolaan kelas.
kemampuan dan sebagainya. f. Kedisiplinan Siswa
Pengelompokan berdasarkan fungsi Pelaksanaan pengelolaan kelas
ini menghasilkan pembelajaran sangat erat kaitannya dengan
individual. kedisiplinan siswa, dalam
c. Penugasan Siswa pengelolaan yang efektif,
Penugasan adalah proses kedisiplinan siswa akan terwujud
memberikan tanggungjawab kepada dengan adanya aturan-aturan kelas
siswa untuk melakukan kegiatan yang menjadi standar bagi perilaku
secara mendiri dan dapat siswa.
mengevaluasi kemampuan secara Menurut Hadari Nawawi disiplin
sendiri. diartikan sebagai usaha mencegah
d. Pembimbingan Siswa. terjadinya pelanggaran-pelanggaran
terhadap ketentuan-ketentuan yang
telah disetujui bersama dalam Aktifitas dalam kelas baik guru
melaksanakan kegiatan kelas, agar maupun siswa dalam kelas
pemberian hukuman pada seseorang kelangsungannya akan banyak
atau sekelompok orang (guru atau dipengaruhi oleh kondisi dan situasi
murid) dapat dihindari. Kedisiplinan fisik lingkungan kelas. Oleh karena
akan mencegah perilaku-perilaku itu lingkungan fisik kelas berupa
siswa yang tidak baik, seperti sarana dan prasarana kelas dapat
berbicara yang tidak senonoh, memenuhi dan mendukung interaksi
meninggalkan kelas tanpa izin, yang terjadi, sehingga harmonisasi
mengucapkan kata-kata yang tidak kehidupan kelas dapat berlangsung
bersahabat. dengan baikdari permulaan masa
g. Raport dan Kenaikan Kelas kegiatan belajar mengajar sampai
Tata cara sekolah tentang raport akhir masa belajar mengajar.
untuk orang tua, sangat sering Pengaturan fasilitas dalam
menerima kritikan. Yang harus kita pengelolaan kelas meliputi:
pertimbangkan di sini bukanlah a. Pengaturan Tempat Duduk
kelemahan-kelemahan suatu raport, Dalam mengatur tempat duduk
tetapi bagaimana kita bisa yang penting adalah memungkinkan
memanfaatkan raport sebaik terjadinya tatap muka, dimana
mungkin. Raport adalah buku yang dengan demikian guru sekaligus
mencerminkan keberhasilan seni dapat mengontrol tingkah laku siswa.
dalam mengelola kelas. hasil Melalui pengaturan tempat duduk
tersebut harus menjadi feed back yang baik dan jumlah siswa yang
untuk kerja kita selanjutnya. ideal antara 20-30 orang siswa satu
Selain raport penataan siswa di kelas dapat mempengaruhi
dalam kelas dalam aspek kelancaran proses belajar mengajar.
pengelolaan kelas yang merupakan Namun demikian guru harus
garapan guru adalah kenaikan kelas. mempertimbangkan perasaan siswa
Aspek ini disamping memerlukan bahwa mereka sudah sesuai dengan
ketrampilan khusus juga sangat susunan kelas karena rasa
dibutuhkan konsisten dan guru kesesuaian adalah kebutuhan dasar.
tersebut. Susunan fisik yang sesuai dapat
meningkatkan perasaan-perasaan
2. Pengaturan Fasilitas menjadi lebih baik dan membantu
mencegah masalah-masalah dalam tempat ibadat, bunga, pemandangan
pengelolaan kelas. dan sebagainya)
b. Pengaturan Alat-alat Pengajaran 2) Lemari tempat menyimpan hasil
Diantara alat-alat pengajarandi pekerjaan siswa, perlengkapan
kelas yang harus diatur adalah belajar mengajar, harus
sebagai berikut: ditempatkan/disimpan secara tertib
1) Perpustakaan Kelas, sekolah yang dan benar. Sehingga peralatan
maju memiliki perpustakaan di setiap tersebut terlihat rapi, mudah
kelas yang mana pengaturannya dijangkau bila diperlukan dan tidak
dilakukan bersama-sama dengan mengganggu ruang gerak siswa
peserta didik. pada saat siswa melakukan kegiatan
2) Alat peraga atau media pengajaran, belajar.
alat peraga atau media pengajaran 3) Pemeliharaan kebersihan,
semestinya diletakkan di kelas agar memelihara kebersihan dan
memudahkan penggunaannya, kenyamanan suatu kelas / ruang
pengaturan dilakukan bersama-sama belajar, sama artinya dengan
anak didik. Misalkan kapur tulis, mempermudah anak didik menerima
penghapus, jam dinding dan lain-lain. pelajaran. Ruang kelas yang bersih
3) Papan tulis, hendaknya ukurannya dan segar akan menjadikan anak
disesuaikan, warnanya harus didik bergairah belajar. Untuk itu
kontras, penempatannya perlu adanya kegiatan yang
memperhatikan estetika dan dilakukan oleh siswa dan guru untuk
terjangkau oleh anak didik. menciptakan kebersihan tersebut,
4) Papan presensi anak didik, diantaranya Anak didik bergiliran
ditempatkan di bagian depan membersihkan kelas, dan guru selalu
sehingga dapat dilihat oleh semua mengawasi kebersihan dan
anak didik, difungsikan sebagaimana ketertiban kelas.
mestinya. d. Ventilasi dan Pengaturan Cahaya
Ventilasi harus cukup menjamin
c. Penataan keindahan dan kebersihan kesehatan siswa. Jendela harus
ruangan kelas cukup besar, sehingga
1) Gambar-gambar yang bersifat memungkinkan cahaya matahari
mendidik (seperti: gambar pahlawan, masuk dan udara yang sehat juga
masuk ke kelas. Dengan ventilasi
yang baikdan udara yang sehat, peran guru dalam pembelajaran
semua siswa dan guru di dalam kelas sebagai berikut
dapat, menghirup udara yang segar.
1. Guru sebagai Perancang

Penulis menyimpulkan bahwa Pembelajaran (Designer of

dalam pemeliharaan dan perawatan instruction)

serta penggunaan alat kelengkapan


Pihak Kementerian Pendidikan
belajar meskipun pekerjaannya
Nasional telah memprogramkan
kelihatan bersifat teknis, tetapi
bahan pembelajaran yang harus
menjadi bagian dari otonom
diberikan guru kepada peserta didik
profesional dibawah pengawasan
pada suatu waktu tertentu. Di sini
guru dikelas dalam memberikan
guru dituntut untuk berperan aktif
pelayanan belajar. Untuk itu perlu
dalam merencanakan proses belajar
adanya kerjasama antara guru dan
mengajar dengan memperhatikan
siswa bersama-sama memelihara
berbagai komponen dalam sistem
peralatan yang ada didalam kelas,
pembelajaran yang meliputi sebagai
mengatur suhu, ventilasi dan
berikut:
penerangan (kendati guru sulit
mengatur karena sudah ada), adalah a. Membuat dan merumuskan Tujuan
aset penting untuk terciptanya Instruksional Khusus (TIK).
suasana belajar mengajar. b. Menyiapkan materi yang relevan
Sebaiknya tidak merokok dalam dengan tujuan, waktu, fasilitas,
kelas karena akan mengganggu yang perkembangan ilmu, kebutuhan dan
lain. kemampuan siswa, komprehensif,
sistematis dan fungsional efektif.
D. PERANAN GURU DALAM c. Merancang metode yang
PEMBELAJARAN TATAP MUKA disesuaikan dengan situasi dan
Peranan guru dewasa ini tidak kondisi siswa.
dapat dilepaskan dari interaksi antara d. Menyediakan sumber belajar, dalam
guru dengan siswa melalui media hal ini guru berperan sebagai
pembelajaran yang dilakukan di fasilitator dalam pengajaran.
dalam kelas. Moon (dalam Uno:2009) e. Media, dalam hal ini guru berperan
mengemukakan terdapat beberapa sebagai mediator dengan
memerhatikan relevansi (seperti juga
materi), efektif dan efesien, tingkah laku dan kepribadiannya
keseuaian dengan metode, serta sendiri. Salah satu cirri manajemen
pertimbangan praktis. kelas yang baik adalah tersedianya
kesempatan bagi siswa untuk sedikit
Dengan demikian, guru dengan demi sedikit mengurangi
waktu yang sedikit atau terbatas ketergantungannya pada guru
tersebut dituntut dapat merancang hingga mereka mampu membimbing
dan mempersiapkan semua kegiatannya sendiri.
komponen agar berjalan dengan
efektif dan efesien. Untuk itu, guru Sebagai manajer, guru
harus memiliki pengetahuan yang hendaknya mampu mempergunakan
cukup memadai tentang prinsip- pengetahuan tentang teori belajar
prinsip belajar, sebagai landasan dari mengajar dari teori perkembangan
perencanaan. hingga memungkinkan untuk
menciptakan situasi belajar yang baik
2. Guru sebagai Pengelola mengendalikan pelaksanaan
Pembelajaran (Manager of pengajaran dan pencapaian tujuan.
Instruction)
3. Guru sebagai pengarah
Tujuan umum pengelolaan kelas Pembelajaran
adalah menyediakan dan
menggunakan fasilitas bagi Hendaknya guru senantiasa
bermacam-macam kegiatan belajar berusaha menimbulkan, memelihara,
mengajar. Tujuan khusunya adalah dan meningkatkan motivasi peserta
mengembangkan kemampuan siswa didik untuk belajar. Dalam hubungan
dalam menggunakan alat-alat ini, guru mempunyai fungsi sebagai
belajar, menyediakan kondisi-kondisi motivator dalam keseluruhan
yang memungkinkan siswa bekerja kegiatan belajar mengajar. Empat hal
dan belajar, serta membantu siswa yang dapat dikerjakan guru dalam
untuk memperoleh hasil yang memberikan motivasi adalah sebagai
diharapkan. berikut:

Selain itu guru juga berperan


dalam membimbing pengalaman
sehari-hari kea rah pengenalan
a. Membangkitkan dorongan siswa belajar sesuai dengan kemampuan
untuk belajar. pribadinya.
b. Menjelaskan secara konkret, apa d. Mengevaluasi keberhasilan Rencana
yang dapat dilakukan pada akhir Pelaksanaan Pembelajaran dan
pengajaran. langkah kegiatan yang telah
c. Memberikan ganjaran terhadap dilakukannya.
prestasi yang dicapai hingga dapat b. Untuk itu, guru hendaknya
merangsang pencapaian prestasi memahami prinsip-prinsip bimbingan
yang lebih baikdikemudian hari. dan menerapkannya dalam proses
Membentuk kebiasaan belajar yang pembelajaran.
baik.
4. Guru sebaai Evaluator
Pendekatan yang dipergunakan (Evaluator of Student Learning)
oleh guru dalam hal ini adalah
pendekatan pribadi, di mana guru Tujuan utama penilaian adalah

dapat mengenal dan memahami untuk melihat tingkat keberhasilan,

siswa lebih mendalam hingga dapat efektifitas, dan efesiensi dalam

membantu dalam keseluruhan proses pembelajaran. Selain itu,

proses belajar mengajar atau denga untuk mengetahui kedudukan

kata lain guru berfungsi sebagai peserta dalam kelas atau

pembimbing. kelompoknya. Dalam fungsinya


sebagai penilai hasil belajar peserta
Sebagai pembimbing dalam didik, guru hendaknya secara terus
proses belajar mengajar, guru menerus mengikuti hasil belajar yang
diharapkan mampu untuk : telah dicapai peserta didik dari waktu
ke waktu. Informasi yang diperoleh
a. Mengenal dan memahami setiap melalui evaluasi ini akan menjadi
peserta didik, baik secara individu umpan balik terhadap proses
maupun secara kelompok. pembelajaran. Umpan balik akan
b. Membantu tiap peserta didik dalam dijadikan sebagai titik tolak untuk
mengatasi masalah pribadi yang memperbaiki dan meningkatkan
dihadapinya. pembelajaran selanjutnya. Proses
c. Membantu kesempatan yang pembelajaran akan terus-menerus
menjadi agar tiap peserta didik dapat
ditingkatkan untuk memperoleh hasil Kurikulum adalah seperangkat
yang optimal. pengalaman belajar yang akan
didapat oleh peserta didik selama ia
5. Guru sebagai Konselor mengikuti suatu proses pendidikan.
Keberhasilan dari suatu kurikulum
Sesuai dengan peran guru
yang ingin dicapai sangat bergantung
sebagai konselor, maka guru
pada faktor kemampuan yang dimiliki
diharapkan akan dapat merespons
oleh seorang guru. Artinya, guru
segala masalah tingkah laku yang
adalah orang yang
terjadi dalam proses pembelajaran.
bertanggungjawab dalam upaya
Oleh karena itu, guru harus
mewujudkan segala sesuatu yang
dipersiapkan agar dapat menolong
telah tertuang dalam suatu kurikulum
peserta didik memecahkan masalah-
resmi. Bahkan pandangan mutakhir
masalah yang timbul antara peserta
menyatakan bahwa meskipun suatu
didik dengan orang tuanya dan dapat
kurikulum itu bagus, namun berhasil
memperoleh keahlian dalam
atau gagalnya kurikulum tersebut,
membina hubungan yang manusiawi
pada akhirnya terletak di tangan
dan dapat mempersiapkan untuk
pribadi guru.
berkomunikasi dan bekerja sama
dengan bermacam-macam manusia.

Pada akhirnya guru akan Terdapat beberapa alasan


memerlukan pengertian tentang untuk pernyataan di atas yaitu :
dirinya sendiri, baik itu motivasi,
harapan, prasangka, ataupun a. Guru adalah pelaksana langsung dari
keinginannya. Semua hal itu akan kurikulum di suatu kelas.
memberikan pengaruh pada b. Gurulah yang bertugas
kemampuan guru dalam mengembangkan kurikulum pada
berhubungan dengan orang lain, tingkat pembelajaran, karena ia
terutama siswa. melakukan tugas sebagai berikut:

6. Guru sebagai Pelaksana 1) Menganalisis tujuan berdasarkan


Kurikulum apa yang tertuang dalam kurikulum
resmi.
2) Mengembangkan alat evaluasi
berdasarkan tujuan.
3) Merumuskan bahan yang sesuai
dengan isi kurikulum.
Sedangkan peranan guru dalam
4) Merumuskan bentuk kegiaan belajar
pembinaan dan pengembangan
yang dapat memberikan pengalaman
kurikulum secara aktif dapat
belajar bagi peserta didik
dijabarkan sebagai berikut.

dalam melaksanakan apa yang


 Perencanaan kurikulum
telah diprogramkan.
Kurikulum di tingkat nasional

c. Gurulah yang langsung menghadapi dirancang dan dirumuskan oleh para

berbagai permasalahan yang muncul pakar dari berbagai bidang disiplin

sehubungan dengan ilmu yang terkait, sedangkan guru-

pelaksanaankurikulum di kelas. guru yang sudah berpengalaman

d. Tugas gurulah yang mencarikan biasanya terlibat untuk memberikan

berbagai upaya pemecahan masukan berupa saran, ide, dan atau

permasalahan yang dihadapi siswa. tanggapan terhadap kemungkinan


pelaksanaannya di sekolah.
Sehubungan dengan pembinaan  Pelaksanaan di lapangan
dan pengembangan kurikulum, Para guru bertanggungjawab
permasalahan yang seringkali sepenuhnya dalam pelaksanaan
muncul dan harus dihadapi oleh guru kurikulum, baik secara keseluruhan
yaitu : kurikulum maupun tugas sebagai
penyampaian mata pelajaran sesuai
1) Permasalahan yang berhubungan
dengan garis-garis besar program
dengan tujuan dan hasil-hasil yang
pengajaran yang telah dirancang
diharapkan dari suatu lembaga
dalam suatu kurikulum.
pendidikan.
 Proses penilaian
2) Permasalahan yang berhubungan
Selama pelaksanaan kurikulum
dengan isi/materi/bahan pelajaran
akan dinilai seberapa jauh tingkat
dan organisasi atau cara
ketercapaiannya. Guru diminta saran
pelaksanaan dari kurikulum.
ataupun pendapat maupun menilai
kurikulum yang sedang berjalan guna
melihat kebaikan dan kelemahan
yang ada, dilihat dari berbagai aspek, Dari pembahasan diatas dapat
seperti aspek fisiologis, sosiologis, ditarik kesimpulan bahwa dalam
dan metodologis. proses pembelajaran kita selaku
pendidik perlu mempertimbangkan
 Pengadministrasian beberapa hal untuk menunjang
Guru harus menguasai tujuan proses pembelajaran itu sendiri. Di
kurikulum, isi program (pokok antaranya pembelajaran tatap muka
bahasan/subpokok bahasan) yang yang mempunyai beberapa metode
harus diberikan kepada peserta didik. pembelajaran dan metode ini
Misalnya, pada keals dan semester kebanyakan digunakan dalam proses
berapa suatu pokok bahasan pembelajaran di Negara kita
diberikan dan bagaimana tergantung dari keompetensi
memberikannya. Biasanya dengan pendidik itu sendiri.
menyusun suatu bagan analisis Metode yang berpusat pada guru
tugas pembelajaran dan rencana disebut ekspositori dan yang
pembelajaran. berpusat pada siswa adalah
 Perubahan kurikulum discovery inkuiri dan masing-masing
Guru sebagai pelaku kurikulum metode memiliki strategi.
mau tidak mau tentu akan selalu
terlibat dalam pembaharuan yang
DAFTAR RUJUKAN
sedang dilakukan sebagai suatu
usaha untuk mencari format Ahmad Rohani, 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Rineka Cipta.
kurikulum yang sesuai dengan Jakarta
perkembangan zaman. Masukan Ithadamaa. 2015. Strategi Proses
sebagai input berupa saran, ide, dan Pengelolaan Kelas Dalam
kritik berdasarkan pengalaman yang Sagala, S. Administrasi Pendidikan
Kontemporer
telah dilakukan oleh guru sangat
Semarada. Pendidikan Profesi
besar artinya bagi perubahan dan
Kependidikan Peranan Guru
pengembangan suatu kurikulum. Dalam Pembelajaran Tata
Muka
KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai