KECAMATAN ...................................................
DESA .............................................................
1
6. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014
Nomor 7, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5495);
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
5679);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 123, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5539)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014
tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang
Nomor6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 157, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5717);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2018 tentang
Kecamatan ( Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 73, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6206);
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 112 Tahun
2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 2092)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
112 Tahun 2014 tentang Pemilihan Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1221);
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036);
12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 82 Tahun
2015 tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala
Desa (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016
Nomor 4) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1222); Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 82 Tahun 2015 tentang
2
Pengangkatan dan Pemberhentian Kepala Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 4)
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 66 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor
82 Tahun 2015 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Kepala Desa (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 1222);
13. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun
2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor
2036);
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 110 Tahun
2016 tentang Badan Permusyawaratan Desa (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 89);
15. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 17
Tahun 2016 tentang Pemilihan, Pengesahan dan
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala
Desa. (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun
2016 Nomor 16, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Wonogiri Nomor 150) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri
Nomor 7 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 17
Tahun 2016 tentang Pemilihan, Pengesahan dan
Pengangkatan, Pelantikan dan Pemberhentian Kepala
Desa. (Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun
2018 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah
Kabupaten Wonogiri Nomor 170 );
16. Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 8
Tahun 2018 tentang Badan Permusyawaratan Desa
(Lembaran Daerah Kabupaten Wonogiri Tahun 2018
Nomor 8, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Wonogiri Nomor 171);
MEMUTUSKAN:
3
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
4
18. Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, selanjutnya disebut APB Desa,
adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan Desa
19. Laporan Keterangan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang selanjutnya
disingkat LKPPD atau yang disebut dengan nama lain adalah laporan
Kepala Desa kepada BPD atas capaian pelaksanaan tugas Kepala Desa
dalam satu tahun anggaran
20. Pihak Ketiga adalah instansi, lembaga, Badan Hukum dan perorangan
diluar Pemerintah Desa, antara lain Pemerintah, Pemerintah Propinsi,
Pemerintah Kabupaten, Pemerintah Negara Asing, Badan Usaha Milik
Negara, Badan Usaha Milik Daerah, Badan Usaha Milik Desa, Koperasi,
Swasta Nasional, dan Swasta Asing, Lembaga Keuangan Dalam dan Luar
Negeri.
BAB II
Bagian Pertama
Susunan Keanggotaan
Pasal 2
Pasal 3
(1) Pimpinan BPD terdiri dari Ketua, Wakil Ketua, dan Sekretaris.
(2) Bidang sebagaimana dimaksud pada pasal 2 terdiri atas :
Bagian Kedua
Kedudukan
Pasal 4
5
Bagian Ketiga
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
BPD berwenang:
a. mengadakan pertemuan dengan masyarakat untuk mendapatkan aspirasi;
b. menyampaikan aspirasi masyarakat kepada Pemerintah Desa secara lisan
dan tertulis;
c. mengajukan rancangan Peraturan Desa yang menjadi kewenangannya;
6
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi kinerja Kepala Desa;
e. meminta keterangan tentang penyelenggaraan Pemerintahan Desa kepada
Pemerintah Desa;
f. menyatakan pendapat atas penyelenggaraan Pemerintahan Desa,
pelaksanaan pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan
pemberdayaan masyarakat Desa;
g. mengawal aspirasi masyarakat, menjaga kewibawaan dan kestabilan
penyelenggaraan Pemerintahan Desa serta mempelopori penyelenggaraan
Pemerintahan Desa berdasarkan tata kelola pemerintahan yang baik;
h. menyusun peraturan tata tertib BPD;
i. menyampaikan laporan hasil pengawasan yang bersifat insidentil kepada
Bupati melalui Camat;
j. menyusun dan menyampaikan usulan rencana biaya operasional BPD
secara tertulis kepada Kepala Desa untuk dialokasikan dalam Rancangan
Anggaran dan Pendapatan Belanja Desa;
k. mengelola biaya operasional BPD;
l. mengusulkan pembentukan Forum Komunikasi Antar Kelembagaan Desa
kepada Kepala Desa; dan
m. melakukan kunjungan kepada masyarakat dalam rangka monitoring dan
evaluasi penyelenggaraan Pemerintahan Desa.
Bagian Keempat
Pasal 8
7
b. penghargaan dari Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten bagi
pimpinan dan anggota BPD yang berprestasi.
Pasal 9
Paragraf 1
Pasal 10
Paragraf 2
8
Pasal 11
Paragraf 3
Pasal 12
(1) Setiap anggota BPD dapat mengajukan usul perubahan atas Rancangan
Peraturan Desa.
(2) Pokok-pokok usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
disampaikan dalam pemandangan para anggota BPD pada Pembicaraan
Tahap I.
9
(3) Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan oleh
anggota BPD dalam Pembicaraan Tahap II untuk dibahas dan diambil
keputusan.
Paragraf 4
Pasal 13
Paragraf 5
Pasal 14
10
(2) Anggaran Belanja BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dan
dicantumkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
Paragraf 6
Pasal 15
(1) BPD menyusun dan menetapkan Peraturan Tata Tertib BPD sebagai
landasan dalam melaksanakan tugas, wewenang, hak dan kewajiban
sebagai wakil rakyat dari desa yang bersangkutan.
(2) Peraturan Tata Tertib BPD ditetapkan dengan Keputusan BPD dalam
Rapat Paripurna dengan memperhatikan serta menyesuaikan dengan
berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
Paragraf 7
Pasal 16
Pasal 17
Bagian Kelima
Larangan
11
Pasal 18
BAB III
KEANGGOTAAN
Pasal 19
Masa keanggotaan BPD adalah 6 (enam) tahun dan dapat dipilih kembali
untuk 1 (satu) kali masa keanggotaan berikutnya.
Pasal 20
Pasal 21
(1) Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan diusulkan oleh pimpinan
BPD beserta usulan pergantiannya kepada Bupati melalui Camat.
12
(2) Anggota BPD yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2) harus mendapatkan persetujuan 1/3 (sepertiga) dari jumlah
anggota BPD.
(3) Anggota BPD yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19
ayat (2) huruf c, diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui
Camat.
Pasal 22
(1) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti adalah sisa waktu yang belum
dijalankan oleh Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan.
(2) Mekanisme penetapan Anggota BPD pengganti dilakukan dengan cara
musyawarah dan mufakat.
(3) Musyawarah dan mufakat sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan
untuk menetapkan anggota pengganti dengan memperhatikan
keterwakilan wilayah.
BAB IV
Pasal 23
(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua merangkap anggota, 1
(satu) orang Wakil Ketua) merangkap anggota, dan 1 (satu) orang
Sekretaris merangkap anggota.
(2) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bersifat kolektif
kolegial yang mencerminkan demokrasi asli pada tingkat desa.
(3) Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipilih dalam Rapat
Paripurna Khusus yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga)
dari jumlah anggota BPD, dan untuk pertama kali dipimpin oleh anggota
tertua usia dan dibantu anggota termuda usia.
(4) Apabila jumlah anggota BPD belum mencapai quorum sebagaimana
dimaksud pada ayat (3), Pimpinan dapat menunda rapat paling lama satu
jam.
(5) Pemilihan Pimpinan BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
dilaksanakan secara langsung, bebas, rahasia, jujur dan adil.
(6) Pimpinan BPD mempunyai tugas:
a. Menyusun Rencana Kerja dan Mengadakan Pembagian Kerja antara
Ketua dan Wakil Ketua dengan Suatu Keputusan Pimpinan BPD;
b. Memimpin rapat-rapat BPD serta pelaksanaannya;
c. Memimpin rapat BPD dengan menjaga agar Peraturan Tata Tertib
dilaksanakan dengan seksama. Memberi izin berbicara dan menjaga
agar pembicara dapat menyampaikan pandangannya dengan tidak
terganggu;
d. Menyimpulkan hasil pembahasan dalam rapat yang dipimpinnya;
e. Melaksanakan keputusan-keputusan rapat;
f. Menyampaikan keputusan rapat kepada Pihak-pihak yang
bersangkutan;
13
g. Memberitahukan hasil musyawarah yang dianggap perlu kepada Kepala
Desa;
h. Mengadakan konsultasi dengan Kepala Desa.
Pasal 24
BAB V
Bagian Pertama
Pasal 25
(1) BPD membentuk Panitia Pemilihan Kepala Desa dengan Suatu Keputusan
BPD.
(2) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1), keanggotaannya terdiri dari:
a. Perangkat Desa;
b. Tokoh Masyarakat, Kaum Muda, dan Kaum Perempuan.
(3) Jumlah anggota Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan
sesuai kondisi desa, beban tugas, kemmapuan pembiayaan dan jumlahnya
dalam angka ganjil (7, 9, 11, 13, 15... orang)
(4) Ketua, Wakil Ketua, Sekretaris, dan Bendahara dipilih dari dan oleh
anggota Panitia sendiri.
(5) Panitia Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas
sebagaimana diatur dalam Pasal 7 ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten
Wonogiri Nomor 17 Tahun 2016 tentang Pemilihan, Pengesahan Dan
Pengangkatan, Pelantikan Dan Pemberhentian Kepala Desa..
(6) Apabila ada anggota Panitia Pemilihan tersebut yang ditetapkan sebagai
Bakal Calon atau Calon yang berhak dipilih, maka keanggotaannya diganti
oleh Tokoh Masyarakat atau Perangkat Desa lainnya dengan keputusan
BPD.
(7) Panitia sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertanggungjawab kepada
BPD
(8) Dalam hal anggota panitia tidak melaksanakan tugas dan kewajiban dapat
diberhentikan dengan keputusan BPD.
14
Pasal 26
(1) Yang dapat memilih Kepada Desa adalah penduduk desa Warga Negara
Republik Indonesia yang memenuhi syarat sebagaimana diatur dalam
Pasal (8) ayat (1) Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 17 Tahun
2016.
(2) Yang dapat dipilih menjadi Kepala Desa adalah penduduk Desa Warga
Negara Republik Indonesia yang memenuhi syarat-syarat sebagaimana
diatur dalam Pasal (8) ayat (2) Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri
Nomor 17 Tahun 2016.
Pasal 27
(1) BPD memberitahukan kepada Kepala Desa bahwa akan berakhir masa
jabatannya secara tertulis 6 (enam) bulan sebelum berakhir masa
jabatannya dengan tembusan kepada Bupati dan Camat.
(2) Kepala Desa sesudah mendapatkan pemberitahuan tersebut, mengajukan
permohonan berhenti kepada Bupati dengan tembusan kepada Camat dan
BPD.
(3) Setelah mendapat pemberhentian dari Bupati, BPD membentuk Panitia
Pemilihan Kepala Desa, 4 (empat) bulan sebelum berakhir masa jabatan
Kepala Desa.
Pasal 28
Pasal 29
(1) Calon Kepala Desa terpilih sebagaimana dimaksud dalam Pasal (15) ayat
(4) Peraturan Daerah Kabupaten Wonogiri Nomor 17 Tahun 2016
ditetapkan dengan Keputusan BPD berdasarkan laporan dan Berita Acara
Pemilihan dari Panitia.
(2) Apabila ada dua orang calon atau lebih yang berhak dipilih memperoleh
suara terbanyak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dengan jumlah yang
sama, maka diadakan pemilihan ulang hanya untuk calon-calon yang
berhak dipilih dengan perolehan jumlah suara terbanyak yang sama dan
dilakukan paling lama 7 (tujuh) hari.
(3) Apabila pemilihan ulang sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hasilnya
tetap sama, maka untuk menetapkan calon terpilih diadakan pemilihan
ulang hingga mendapatkan calon dengan jumlah suara terbanyak.
(4) Calon Kepala Desa Terpilih yang mendapat perolehan suara terbanyak
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh BPD dan disahkan
oleh Bupati dengan Surat Keputusan Bupati tentang Pengesahan Calon
Terpilih sebagai Kepala Desa, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari
sebelum berakhir masa jabatan Kepala Desa.
15
Pasal 30
(1) Kepala Desa diangkat untuk masa jabatan 6 (enam) tahun, terhitung sejak
tanggal pelantikan.
(2) Kepala Desa dapat dipilih kembali hanya untuk 1(satu) kali masa jabatan
berikutnya dan telah menyampaikan laporan pertanggungjawaban akhir
masa jabatan.
Bagian Kedua
Pasal 31
Pasal 32
16
bersangkutan tidak dapat dipertimbangkan untuk dicalonkan pada periode
mendatang.
Pasal 33
(1) BPD mengusulkan kepada Bupati untuk menunjuk Sekretaris Desa dan /
atau Kepala-kepala Bidang untuk menjalankan tugas, wewenang, dan
kewajiban sebagai Kepala Desa apabila Kepala Desa tidak dapat
menjalankan tugas, wewenang, dan kewajiban karena sakit atau
mengalami kecelakaan dalam melaksanakan tugasnya sampai dengan 6
(enam) bulan berturut-turut.
(2) BPD mengusulkan kepada Bupati untuk memberhentikan Kepala Desa
sekaligus menetapkan Penjabat Kepala Desa, apabila selama 6 (enam)
bulan Kepala Desa yang bersangkutan belum dapat menjalankan tugas,
wewenang, dan kewajiban berdasarkan Keterangan Majelis Penguji
Kesehatan Pegawai.
Pasal 34
BAB VI
Pasal 35
Pasal 36
17
disempurnakan dalam waktu 30 (tiga puluh) hari dan disampaikan
kembali kepada BPD.
(3) Pertanggungjawaban Kepala Desa yang telah dilengkapi dan
disempurnakan, apabila ditolak BPD untuk kedua kalinya maka BPD
mengusulkan pemberhentian Kepala Desa kepada Bupati.
BAB VII
RAPAT-RAPAT BPD
Bagian Pertama
Pasal 37
Pasal 38
a. Rapat Paripurna adalah rapat yang dipimpin oleh Ketua dan / atau Wakil
Ketua BPD dan merupakan Forum Tertinggi dalam melaksanakan tugas
dan wewenang BPD antara lain untuk menyetujui Rancangan Peraturan
Desa menjadi Peraturan Desa dan menetapkan Keputusan BPD.
b. Rapat Paripurna Istimewa adalah Rapat Anggota BPD yang dipimpin oleh
Ketua dan / atau Wakil Ketua BPD untuk melaksanakan suatu acara
tertentu dengan tidak mengambil keputusan antara lain Pelantikan
Anggota BPD Pengganti Antar Waktu.
c. Rapat Paripurna Khusus adalah Rapat Anggota BPD yang dipimpin oleh
Ketua dan / atau Wakil Ketua BPD untuk membahas hal-hal khusus
antara lain untuk menyetujui atau menolak personil yang diusulkan
Kepala Desa sebagai Sekretaris BPD dan Perangkat Desa.
d. Rapat Kerja adalah Rapat antara BPD dengan Pemerintah Desa (Kepala
Desa dan Perangkat Desa).
e. Rapat Dengar Pendapat adalah Rapat antara BPD dengan Pemerintah
Desa, Lembaga / Badan / Organisasi Kemasyarakatan yang ada di desa.
Pasal 39
18
(1) Rapat-rapat BPD pada dasarnya bersifat terbuka untuk umum kecuali atas
permintaan Kepala Desa atau permintaan sekurang-kurangnya 1/3
(sepertiga) dari jumlah anggota BPD atau apabila dipandang perlu oleh
Pimpinan BPD untuk dinyatakan sebagai Rapat Tertutup.
(2) Rapat Terbuka adalah Rapat Anggota BPD yang dapat dihadiri oleh umum,
sedangkan Rapat Tertutup adalah Rapat Anggota BPD yang tidak dihadiri
oleh umum.
(3) Pembicaraan dalam Rapat Tertutup bersifat rahasia dan tidak boleh
diumumkan.
(4) Sifat rahasia sebagaimana dimaksud pada ayat (3) juga harus dipegang
teguh oleh mereka yang mengetahui pembicaraan dalam Rapat Tertutup
tersebut.
(5) Setiap Rapat Tertutup dibuat laporan tertulis tentang pembicaraan yang
dilakukan dan dengan jelas dicantumkan pernyataan mengenai sifat rapat
yaitu: RAHASIA.
(6) Pimpinan BPD dapat memutuskan bahwa suatu hal yang dibicarakan
dalam Rapat Tertutup tidak dimasukkan dalam laporan.
Bagian Kedua
Pasal 40
(1) Waktu-waktu rapat BPD dapat dilakukan pada hari Senin sampai dengan
hari Minggu termasuk hari libur lainnya sesuai dengan kondisi desa dan
terjadi pada:
a. Siang : Hari Senin – Kamis & Sabtu : 08.00 – 14.00 WIB
Pasal 41
19
(4) Apabila pada akhir waktu pengunduran sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) quorum belum juga tercapai, Ketua Rapat menunda rapat sampai
waktu yang ditentukan.
(5) Setelah rapat dibuka, Sekretaris BPD memberitahukan surat-surat
mengenai urusan BPD.
Bagian Ketiga
Pasal 42
(1) Untuk kelancaran jalannya rapat, ketua rapat dapat menetapkan babak
pembicaraan dan pembicara supaya menyebutkan namanya terlebih
dahulu sebelum pembicaraan mengenai suatu hal dimulai.
(2) Ketua rapat menetapkan lamanya waktu pembicaraan, sehingga apabila
ada pembicara yang telah melampaui batas waktu yang telah ditentukan,
Ketua dapat memperingatkannya untuk mengakhiri pembicaraannya.
(3) Ketua rapat dapat memperingatkan pembicara yang menyimpang dari
pokok permasalahan.
(4) Ketua rapat hanya dapat berbicara selaku Pimpinan Rapat untuk
menyelesaikan masalah yang menjadi pokok pembicaraan dan
menyimpulkan Pembicaraan dalam rapat.
(5) Apabila Ketua rapat hendak berbicara selaku anggota rapat, maka untuk
sementara Pimpinan Rapat diserahkan kepada Anggota Rapat lainnya.
Pasal 43
(1) Anggota BPD berbicara di tempat yang disediakan setelah mendapat izin
dari Ketua rapat dan selama berbicara tidak boleh diganggu.
(2) Giliran berbicara diberikan sesuai urutan permintaan, namun bisa
dilakukan penyimpangan apabila dipandang perlu oleh Ketua rapat.
(3) Ketua rapat memperingatkan pembicara apabila pembicaraannya
menyimpang atau bertentangan dengan Peraturan Tata Tertib.
(4) Pada saat anggota BPD sedang berbicara kepada anggota BPD yang lain
dengan seizin Ketua rapat dapat menyampaikan Pembicaraaan Sela
(interupsi) untuk:
a. Meminta penjelasan tentang duduk permasalahan yang sebenarnya
mengenai hal-hal yang sedang dibicarakan serta hal-hal yang
berkaitan.
b. Usul menunda pembicaraan.
(5) Permasalahan mengenai hal-hal yang dibicarakan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tidak diadakan perdebatan.
Pasal 44
20
(1) Apabila seorang pembicara dalam rapat menggunakan perkataan yang
tidak layak dan melakukan perbuatan yang mengganggu rapat, Ketua
memperingatkan supaya pembicaraan dapat tertib kembali.
(2) Ketua rapat memberikan kesempatan kepada pembicara untuk menarik
kembali perkataan yang tidak layak dan apabila pembicara menggunakan
kesempatan tersebut maka perkataan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) tidak dimuat dalam Risalah Rapat.
(3) Apabila seorang pembicara tidak memenuhi peringatan Ketua Rapat
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan mengulangi hal yang sama,
maka Ketua rapat melarang meneruskan pembicaraannya.
(4) Apabila larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) masih tidak
diindahkan oleh yang bersangkutan maka Ketua Rapat meminta yang
bersangkutan untuk meninggalkan rapat dan jika dipandang perlu yang
bersangkutan dilarang untuk menghadiri rapat yang membicarakan hal
yang sama.
(5) Apabila terjadi peristiwa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (3),
dan ayat (4) dan Ketua Rapat berpendapat bahwa rapat tidak mungkin
diteruskan maka Ketua Rapat menunda rapat dalam waktu tidak lebih dari
12 (dua belas) jam.
Bagian Keempat
Pasal 45
(1) Untuk setiap Rapat Paripurna dan Rapat Istimewa dibuat Risalah resmi
yang ditandatangani oleh Sekretaris BPD dan diketahui oleh Ketua / Wakil
Ketua Rapat.
(2) Risalah adalah catatan Rapat Paripurna atau Rapat Istimewa yang secara
lengkap memuat jalannya pembicaraan termasuk kesimpulan dan
keputusan rapat dalam hal rapat mengambil keputusan serta dilengkapi
dengan keterangan mengenai:
a. Jenis dan sifat rapat;
b. Hari dan tanggal rapat;
c. Tempat rapat;
d. Acara rapat;
e. Waktu pembukaan dan penutupan rapat;
f. Ketua dan sekretaris rapat;
g. Jumlah dan nama anggota BPD yang hadir; dan
h. Undangan yang hadir.
(3) Sesuai rapat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Sekretaris BPD
secepatnya menyusun rancangan risalah sementara untuk dibagikan
kepada anggota BPD dan Pihak yang bersangkutan.
(4) Setiap anggota BPD dan pihak yang bersangkutan diberikan kesempatan
untuk mengoreksi rancangan risalah atau risalah sementara dalam waktu
1 (satu) minggu sejak diterimanya dan setelah itu mengembalikan kepada
Sekretaris BPD.
(5) Apabila terjadi beda pendapat tentang isi risalah sementara, maka
keputusan diserahkan kepada Ketua Rapat yang bersangkutan.
21
(6) Setelah batas waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris BPD
segera menyusun risalah resmi untuk dibagikan kepada anggota BPD dan
pihak yang bersangkutan.
Pasal 46
(1) Untuk setiap rapat Pimpinan BPD dibuat catatan rapat yang dihadiri oleh
Ketua rapat yang bersangkutan.
(2) Catatan rapat yang dimaksud pada ayat (1) adalah catatan yang memuat
pokok pembicaraan, kesimpulan, dan keputusan serta dilengkapi pula
keterangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44 ayat (2).
(3) Untuk rapat Panitia Khusus dibuatkan Laporan tertulis mengenai hasil
rapat untuk disampaikan kepada Pimpinan BPD.
Bagian Kelima
Pasal 47
(1) Acara rapat dapat diubah atas usul sekurang-kurangnya 1/3 (sepertiga)
dari jumlah anggota BPD dan disampaikan melalui Pimpinan BPD.
(2) Usul perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) baik berupa
perubahan waktu, pokok pembicaraan maupun yang menghendaki supaya
pokok pembicaraan baru dimasukan ke dalam acara rapat disampaikan
melalui Pimpinan BPD (Ketua dan Sekretaris).
Bagian Keenam
Pasal 48
(1) Undangan ialah mereka yang bukan anggota BPD yang hadir dalam rapat
atas undangan Pimpinan BPD.
(2) Peninjau ialah mereka yang hadir dalam rapat Paripurna BPD tanpa
undangan Pimpinan BPD.
(3) Untuk undangan dan peninjau disediakan tempat tersendiri.
(4) Undangan dan peninjau wajib mentaati Tata Tertib rapat dan / atau
ketentuan lain yang diatur oleh BPD.
(5) Undangan rapat berbicara dalam rapat atas persetujuan Ketua Rapat
tetapi tidak mempunyai hak suara.
(6) Peninjau tidak mempunyai hak suara dan tidak boleh menyatakan sesuatu
baik dengan perkataan maupun dengan cara yang lain.
(7) Surat undangan untuk rapat Pimpinan BPD, Rapat Paripurna, dan rapat-
rapat BPD lainnya ditandatangani oleh Pimpinan BPD.
22
BAB VIII
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 49
(1) Pengambilan keputusan dalam rapat Pimpinan BPD dan rapat Paripurna
BPD pada dasarnya diusahkan sejauh mungkin dengan cara musyawarah
untuk mufakat.
(2) Apabila mufakat yang dimaksud pada ayat (1) belum tercapai maka
Pimpinan BPD berusaha untuk mendapatkan kata mufakat dengan pihak
yang memberikan kata mufakat, dalam semangat persatuan serta
menginsafi kedudukannya sebagai anggota BPD yang mewakili dan
mempertahankan kepentingan Masyarakat Desa.
(3) Apabila usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (2) setelah diikhtiarkan
dengan sungguh-sungguh tidak juga tercapai maka keputusan ditetapkan
berdasarkan persetujuan suara terbanyak.
(4) Keputusan berdasarkan persetujuan suara terbanyak sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) ialah keputusan yang ditetapkan berdasarkan
pemungutan suara dengan jumlah suara yang diperoleh lebih dari separuh
jumlah anggota BPD yang hadir.
Pasal 50
(1) Produk hukum BPD terdiri dari Keputusan BPD dan Keputusan Pimpinan
BPD.
(2) Peraturan Desa dan Keputusan BPD ditetapkan melalui rapat BPD.
(3) Keputusan Pimpinan BPD ditetapkan dalam Rapat Pimpinan BPD.
BAB IX
Bagian Pertama
Pasal 51
Bagian Kedua
Pasal 52
23
(1) Rancangan Peraturan Desa yang berasal dari Kepala Desa disampaikan
kepada Pimpinan BPD dengan Surat Pengantar Kepala Desa.
(2) Rancangan Peraturan Desa yang merupakan usul prakarsa BPD beserta
penjelasannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 disampaikan
secara tertulis kepada Pimpinan BPD.
(3) Rancangan Peraturan Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan
ayat (2) disampaikan oleh Pimpinan BPD kepada seluruh anggota BPD
paling lambat 3 X 24 jam sebelum rapat BPD untuk pembahasan
Peraturan Desa.
Pasal 53
Bagian Ketiga
Tahapan Pembicaraan
Pasal 54
Pasal 55
Pasal 56
Suasana pembahasan Peraturan Desa dalam rapat BPD yang diadakan untuk
itu, supaya tetap dipelihara dalam semangat kekeluargaan untuk mencapai
musyawarah / mufakat dan harus mencerminkan keinginan Masyarakat Desa.
Bagian Keempat
Pasal 57
Pasal 58
25
BAB X
KEUANGAN
Pasal 59
Pasal 60
(1) Untuk keperluan kegiatan BPD dapat disediakan biaya sesuai dengan
kemampuan keuangan Desa yang dikelola oleh Sekretariat BPD.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam
Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa.
BAB XI
SEKRETARIAT BPD
Pasal 61
BAB XII
Pasal 62
26
(2) Hal-hal lain yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) adalah :
a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam
dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
b. Diduga telah melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan
pidana mati.
(3) Tindakan penyidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberitahukan
kepada Bupati paling lama 3 (Tiga) Hari.
BAB XIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 63
(1) Dengan berlakunya Keputusan ini maka semua Keputusan BPD yang
mengatur tentang hal yang sama dinyatakan tidak berlaku lagi.
(2) Keputusan ini disebut PERATURAN TATA TERTIB BADAN
PERMUSYAWARATAN DESA.
(3) Apabila di kemudian hari terdapat hal-hal yang belum sesuai dan / atau
belum diatur dalam Peraturan Tata Tertib ini maka akan disesuaikan.
Pasal 64
DITETAPKAN DI
...................................................
KECAMATAN ...................................................
KABUPATEN WONOGIRI
KETUA
(...........................................................................)
27