KECAMATAN BATURETNO
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA SARADAN
Jalan :PanembahanSenopati No.12 kodepos 57673
TENTANG
BAB 1
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
BAB II
Pasal 2
(1) Anggota BPD adalah wakil dari penduduk desa bersngkutan berdasarkan keterwakilan
wilayah yang ditetapkan dengan musyawarah dan mufakat.
(2) Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, golongan profesi, pemuka agama, dan tokoh
atau pemuka masyarakat lainnya.
Pasal 4
Pasal 5
Tata cara pengucapan sumpah//janji anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 4 sesuia
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pasal 6
Masa jabatan BPD adalah 6 tahun dan dapat diangkat/diusulkan kembali untuk 1 (satu) kali masa
jabatan berikutnya.
BAB III
PEMILIHAN PIMPINAN BPD DAN PEMBERHENTIAN KEANGGOTAAN BPD
Bagian Pertama
Pemilihan Pimpinan BPD
Pasal 7
(1) Pimpinan BPD terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang Wakil ketua, dan 1 (satu) orang
Sekretaris.
(2) Pimpinan BPD dipilih dari dan oleh anggota BPD secara langsung dalam rapat tertentu BPD
yang dihadiri sekurang-kurangnya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah anggota BPD dan keputusan
ditentukan berdasarkan suara terbanyak.
Pasal 8
Rapat pemilihan Pimpinan BPD untuk pertama kali dipimpin oleh anggota tertua dan dibantu
anggota termuda.
Bagian Kedua
Pembentukan Keanggotaan BPD
Pasal 9
(1) Pemberhentian anggota BPD diusulkan oleh pimpinan BPD kepada Bupati melalui Camat.
(2) Anggota BPD yang berhenti karena meninggal dunia dan/atau atas permintaan sendiri
diusulkan oleh pimpinan BPD.
(3) Pemberhentian anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, huruf e, huruf f,
huruf g, dan huruf h diusulkan pimpinan BPD berdasarkan hasil pemeriksaan fungsional oleh
Badan Pengawasan Kabupaten.
Pasal 11
(1) Apabila pimpinan berhenti atau diperhentikan sebelum masa jabatannya berakhir, diadakan
penggantian pimpinan BPD.
(2) Mekanisme penggantian pimpinan BPD dilakukan dengan cara musyawarah dan mufakat.
(3) Masa jabatan pimpinan BPD pengganti adalah sisa waktu masa jabatan yang belum dijalani
oleh pimpinan BPD yang berhenti atau diperhentikan.
BAB IV
Bagian Pertama
Kedudukan dan fungsi BPD
Pasal 12
Pasal 13
BPD berfungsi menetapkan Peraturan Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan
aspirasi masyarakat .
Bagian Kedua
Tugas, Wewenang, Hak dan Kewajiban BPD
Pasal 14
Pasal 15
Pasal 17
(1) Setiap anggota BPD berhak mengajukan usul kepada Pimpinan BPD untuk meminta
keterangan kepada Kepala Desa secara lisan maupun tertulis tentang sesuatu kebijakan
Pemerintah Desa;
(2) Usul sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada Pimpinan BPD disusun secara
singkat, jelas dan ditanda tangani oleh para pengusul;
(3) Usul untuk meminta keterangan sebagaimana dimaksud ayat (2) oleh Pimpinan BPD
disampaikan dalam rapat BPD;
(4) Dalam rapat BPD sebagaimana dimaksud (3) pengusul diberi kesempatan memberikan
penjelasan dengan lisan atas usul permintaan keterangan tersebut.
(5) Pembicaraan mengenai sesuatu usul untuk meminta keterangan dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada :
a. Anggota BPD lainnya untuk memberikan pandangan;
b. Pengusul untuk memberikan jawaban atas pandangan anggota BPD.
(6) Keputusan atas usul permintaan keterangan kepada Kepala Desa dapat disetujui atau ditolak
dan ditetapkan dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) atau rapat BPD lainnya.
(7) Selama usul untuk permintaan keterangan belum memperoleh keputusan BPD pengusul
berhak mengajukan perubahan atau menarik kembali usulnya.
Pasal 18
(1) Kepala Desa wajib memberikan keterangan lisan maupun tertulis terhadap permintaan
keterangan anggota BPD sebagaimana dimaksud dalam pasal 17 dalam rapat BPD.
(2) Setiap anggota BPD dapat mengajukan pertanyaan atas keterangan Kepala Desa sebagaimna
dimaksud pada ayat (1).
(3) Terhadap jawaban Kepala desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2), BPD dapat menyatakan
pendapatnya.
(4) Pernyataan pendapat sebagaimana dimaksud ayat (3), disampaikan secara resmi oleh BPD
kepada Kepala Desa.
(5) Pernyataan pendapat BPD atas keterangan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (4) pasal
ini, dijadikan bahan untuk BPD dalam pelaksanaan fungsi pengawasan dan untuk Kepala Desa
sebagai bahan dalam penetapan pelaksanaan kebijakan Pemerintah Desa lebih lanjut.
Pasal 19
(1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota BPD berhak mengajukan rancangan peraturan
desa usul inisiatif BPD.
(2) Usul rancangan peraturan desa sebagaimana dimaksud ayat (1) serta penjelasannya secara
tertulis disampaikan kepada pimpinan BPD disertai daftar nama dan ditanda tangani oleh para
pengusul.
(3) Usul rancangan peraturan desa dimaksud pada ayat (2) pasal ini oleh pimpinan BPD
disampaikan dalam rapat BPD.
(4) Pengusul diberi kesempatan memberikan pennjelasan dengan lisan atas usul rancangan
peraturan desa tersebut.
Pasal 20
(1) Sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota BPD dapat mengajukan usul pernyataan pendapat
terhadap kebijakan Kepala Desa atau mengenai kejadian luar biasa yang terjadi di Desa.
(2) Usul sebagaimna dimaksud pada ayat (1) pasal ini, serta penjelasannya disampaikan secara
tertulis kepada pimpinan BPD dengan disertai daftar nama dan tanda tangan para pengusul
diberi Nomor Pokok oleh Sekretariat BPD.
(3) Usul pernyataan pendapat tersebut oleh pimpinan BPD disampaikan dalam rapat BPD.
(4) Dalam rapat BPD sebagaimana dimaksud pada ayat (3), para pengusul diberi kesempatan
memberikan penjelasan atas usul pernyataan pendapat tersebut.
(5) Pembicaraan mengenai sesuatu usul pernyataan pendapat dilakukan dengan memberikan
kesempatan kepada :
a. Anggota BPD lainnya dapat memberikan pandangan.
b. Kepala Desa untuk memberikan pendapat.
c. Para pengusul memberikan jawaban atas pandangan para anggota dan pendapat Kepala
Desa.
(6) Usul pernyataan pendapat sebelum memperoleh keputusan BPD pengusul berhak mengajukan
peubahan atau menarik kembali usulannya.
(7) Pembicaraan diakhiri dengan Keputusan BPD yang menerima atau menolak usul pernyataan
pendapat tersebut menjadi pernyataan pendapat BPD.
(8) Apabila BPD menerima usul pernyataan pendapat, keputusan BPD dapat berupa :
a. Pernyataan pendapat
b. Saran penyelesaiannya; dan
c. Peringatan.
Pasal 21
(1) Setiap anggota BPD dapat mengajukan pertanyaan kepada Pemerintah Desa bertalian dengan
tugas dan wewenang BPD baik secara lisan maupun tertulis.
(2) Pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), disusun singkat dan jelas disampaikan
kepada Pimpinan BPD.
(3) Pimpinan BPD mengadakan rapat untuk menilai pertanyaan yang diajukan guna memutuskan
layak tidaknya pertanyaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk ditindak lanjuti.
(4) Apabila keputusan rapat Pimpinan BPD menyatakan pertanyaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), perlu ditindak lanjuti Pimpinan BPD meneruskan pertanyaan sebagaimana dimaksud
ayat (2), kepada Kepala Desa.
(5) Apabila jawaban atas pertanyaan dimaksud oleh Kepala Desa disampaikan secara tertulis tidak
dapat diadakan lagi rapat untuk menjawab pertanyaan.
(6) Anggota BPD yang mengajukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dapat meminta supaya
pertanyaan dijawab oleh Kepala Desa secara lisan.
(7) Apabila Kepala Desa menjawab secara lisan, anggota BPD sebagaimana dimaksud pada ayat
(6), dapat mengemukakan lagi pertanyaan secara singkat dan jelas agar Kepala Desa dapat
memberikan yang lebih jelas.
Pasal 22
(1) Setiap anggota BPD dalam rapat-rapat berhak mengajukan usul dan pendapat secara
leluasabaik kepada Pemerintah Desa maupun kepada Pimpinan BPD.
(2) Usul dan pendapat sebagaimana diamksud pada ayat (1) pasal ini, disampaikan dengan
memperhatikan tata krama, etika, moral, sopan santun dan kepatutan sebagai wakil masyarakat
desa.
Pasal 23
Setiap anggota BPD berhak untuk memilih dan dipilih menjadi pimpinan BPD dalam rapat BPD.
Pasal 24
Pasal 25
(1) Anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan sebelum berakhir masa jabatan diadakan
pergantian antar waktu.
(2) Masa jabatan keanggotaan BPD pengganti adalah sisa waktu yang belum dijalankan oleh
anggota BPD yang berhenti atau diberhentikan.
(3) Mekanisme penetapan anggota BPD pengganti dilakukan dengan cara musyawarah dan
mufakat.
Pasal 26
BAB V
PERSIDANGAN DAN RAPAT BPD
Pasal 27
(1) Tahun sidang BPD dimulai pada tanggal 1 (satu) Januari dan berakhir tanggal 31 (tiga puluh
satu) Desember tahun yang bersangkutan.
(2) Kegiatan persidangan jadwal acaranya ditetapkan dengan rapat BPD.
Pasal 29
(1) Rapat BPD pada dasarnya bersifat terbuka untuk umum kecuali permintaan Kepala Desa atau
permintaan sekurang-kurangnya 3 (tiga) orang anggota atau apabila dipandang perlu oleh
Pimpinan BPD untuk dinyatakan sebagai rapat tertutup;
(2) Rapat terbuka adalah rapat anggota BPD yang dihadiri oleh umum.
(3) Rapat tertutup adalah rapat anggota BPD yang tidak dapat dihadiri oleh umum.
(4) Pembicaraan dalam rapat tertutup bersifat rahasia dan tidak boleh diumumkan.
(5) Sifat Rahasia yang dimaksud ayat (4) harus dipegang teguh oleh yang mengetahui
pembicaraan dalam rapat tertutup tersebut.
Pasal 30
Pasal 31
(1) Rapat BPD dilakukan sekurang-kurangnya 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun.
(2) Sebelum rapat dimulai anggota BPD dan peserta rapat diwajibkan menandatangi daftar hadir.
(3) Rapat BPD dibuka oleh Pimpinan BPD apabila quorum tercapai yaitu dihadiri sekurang-
kurangnya ½ (satu per dua ) anggota BPD dan menanda tangani daftar hadir.
(4) Anggota BPD yang telah menandatangani daftar hadir apabila akan meninggalkan rapat harus
seijin Pimpinan.
(5) Apabila waktu yang telah ditetapkan untuk pembukaan rapat jumlah anggota BPD belum
mencapai quorum Pimpinan rapat menunda rapat, penundaan rapat paling lama 1 (satu) jam.
(6) Apabila penundaan waktu sebagaimana dimaksud ayat (5) quorum belum tercapai maka
Pimpinan rapat setelah mendpatkan persetujuan anggota yang hadir, Pimpinan dapat menunda
rapat paling lama 3 (tiga) jam dari rapat yang pertama.
(7) Apabila penundaan waktu sebagaimana dimaksud ayat (6) pasal ini tidak dapat dicapai maka
rapat dapat dilaksanakan dan keputusan dinyatakan Sah.
(8) Setelah rapat dibuka Pimpinan rapat, Sekretaris BPD membacakan susunan acara rapat untuk
dimintakan persetujuan anggota rapat yang hadir.
(9) Susunan acara rapat dapat diubah atas persetujuan anggota yang hadir.
(10) Pembahasan atau pembicaraan mengenai suatu masalah/materi rapat dilakukan dalam 2 (dua )
tahap, kecuali rapat menentukan lain.
(11) Tahap pembahasan / pembicaraan pertama adalah :
a. Penjelasan Kepala Desa dalam rapat mengenai Rancangan Peraturan Desa yang berasal
dari Pemerintah Desa ;
b. Penjelasan anggota BPD selaku pengusul dalam rapat mengenai Rancangan Peraturan
Desa dari inisiatif BPD.
(12) Tahap pembahasan / pembicaraan kedua adalah : tanggapan atas Rancangan Peraturan Desa
dari anggota BPD dan Kepala Desa serta pengembilan keputusan.
Pasal 33
(1) Untuk kelancaran jalannya rapat Pimpinan memberikan kesempatan berbicara kepada anggota
BPD dengan mendaftarkan diri kepada pimpinan rapat, giliran berbicara diberikan menurut
urutan pendaftaran.
(2) Untuk kelancaran rapat, Pimpinan rapat menetapkan lamanya waktu berbicara atas
pertimbangan anggota.
(3) Setiap anggota mendapatkan kesempatan berbicara sesuai urutan pendaftaran dan waktu yang
telah ditetapkan dan selama yang bersangkutan masih berbicara dalam batas batas wajar tidak
boleh diganggu.
(4) Pembicara yang menyimpang dari pokok bahasan/masalah Pimpinan rapat mengingatkan agar
pembicara kembali pada pokok masalah yang dibahas dan apabila pembicara melampaui batas
waktu yang telah ditentukan, Pimpinan rapat mengingatkan pembicara supaya segera
mengakhiri pembicaraan.
(5) Pada saat anggota BPD sedang berbicara anggota BPD yang lain dengan seijin Pimpinan
rapat, dapat menyampaikan pembicaraan sela (interupsi) untuk meminta penjelasan
permasalahan yang sedang dibicarakan serta hal-hal yang berkaitan.
Pasal 34
(1) Pengambilan keputusan dalam rapat, rapat BPD pada dasarnya diusahakan dengan cara
musyawarah untuk mufakat dengan semangat persatuan dan memperhatikan kepentingan
masyarakat desa
(2) Apabila usaha sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini setelah diusahakan dengan sungguh-
sungguh tidak tercapai, keputusan ditetapkan berdasarkan suara terbanyak melalui
pemungutan suara dengan jumlah suara yang diperoleh ½ (satu per dua) lebih dari anggota
BPD yang hadir.
BAB VI
KEDUDUKAN DAN KEUANGAN
Pasal 36
(1) Untuk keperluan kegiatan BPD dan uang sidang BPD disediakan biaya sesuai dengan
kemampuan keuangan Desa yang dikelola oleh Sekretaris BPD.
(2) Biaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
BAB VII
PERUBAHAN PERATURAN TATA TERTIB BPD
Pasal 38
(1) Perubahan terhadap peraturan tata tertib BPD dapat diajukan sekurang-kurangnya 3 (tiga)
orang anggota BPD.
(2) Pembahasan perubahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam rapat
tertentu BPD untuk keperluan tersebut dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 (dua pertiga) dari
jumlah anggota BPD.
(3) Keputusan yang diambil dengan persetujuan bagi penetapan terhadap perubahan peraturan tata
tertib BPD dilaksanakan dengan persetujuan oleh sekurang-kurangnya ½ (satu per dua)
ditambah 1 (satu) anggota BPD yang hadir.
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 39
Dengan ditetapkannya Keputusan Badan Permusyawaratan Desa ini maka Keputusan Badan
Permusyawaratan Desa (BPD), Desa Saradan Kecamatan Baturetno Kabupaten Wonogiri Nomor :
01 Tahun 2006 tentang Tata Tertib Badan Permusyawaratan Desa, Desa Saradan Kecamatan
Baturetno Kabupaten Wonogiri dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 40
Hal-hal yang belum diatur dalam keputusan ini sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur
lebih lanjut dengan Keputusan Pimpinan BPD.
Pasal 41
Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Saradan
Pada tanggal Desember 2012
Ketua
KASBINI,S.Pd
BPD Saradan 2012-2018 10