Anda di halaman 1dari 29

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG RISIKO ABORSI

DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH


DI SMA NEGRI 1 SEWON BANTUL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan


STIKES A.Yani Yogyakarta

Disusun oleh:
EKO NURWANTO
3208047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
JENDERAL ACHMAD YANI
YOGYAKARTA
2013

i
ii
HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG RISIKO ABORSI
DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH
DI SMA NEGERI 1 SEWON BANTUL

Eko Nurwanto 1, Retno Mawarti 2, Masta Hutasoit 3

INTISARI

Latar Belakang: Pengetahuan tentang risiko aborsi dapat mempengaruhi sikap


remaja tersebut terhadap seks pranikah. Sikap seksual pranikah remaja dapat
berwujud sikap positif yaitu adalah mendukung seksual pranikah dan sikap negatif
yaitu menghindari seksual pranikah. Masalah seksualitas yang sangat mengganggu
ketenangan orang tua dan remaja adalah hubungan seks pranikah di kalangan remaja.
Tujuan: Tujuan penelitian adalah untuk diketahuinya hubungan antara pengetahuan
remaja tentang risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA
Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.
Metode: Metode cross sectional digunakan dalam penelitian ini. 162 siswa yang
masuk dalam kriteria inklusi diambil sebagai sampel dengan teknik simple random
sampling. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner. Analisis data menggunakan
Kendall Tau dengan p<0,05.
Hasil: Tingkat pengetahuan remaja tentang risiko aborsi di SMA Negeri 1 Sewon
Bantul sebagian besar adalah baik (45,7%), sikap remaja terhadap seks pranikah
sebagian besar adalah positif (69,1%). Hasil uji Kendall Tau (τ = 0,548, p = 0,000).
Tingkat keeratan hubungan sedang yaitu sebesar 0,548.
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan remaja
tentang risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1
Sewon Bantul Yogyakarta.
Saran: Siswa hendaknya secara aktif mencari informasi tentang risiko aborsi dan
dampak dari hubungan seks pranikah.

Kata Kunci: Risiko aborsi, seks pranikah, pengetahuan.

1
Mahasiswa, STIKES A. Yani Yogyakarta.
2
Dosen, STIKES Aisyah Yogyakarta.
3
Dosen, Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKES A. Yani Yogyakarta.

iii
The Relationship of Adolescent’s Knowledge about the Risk of Abortion
with Adolescent’s Attitude against Premarital Sex in
First Public Senior High School of SewonBantul

EkoNurwanto 1, RetnoMawarti 2, MastaHutasoit 3

ABSTRACT

Background: Knowledge about the riskof abortion can affect adolescent’s


attitude against premarital sex. Adolescent’s premarital sex attitude can be
positive that is supportive of premarital sex, while the negative attitude is
avoiding premarital sex. The issue of sexuality that is very disturbing parents and
adolescent is premarital sex.
Purpose: The study aimed to know the relationship of Adolescent’s Knowledge
about the Risk of Abortion with Adolescent’s Attitude against Premarital Sex in
First Public Senior High School of SewonBantul
Method: Cross sectional was utilized in this study. 162 participants who met
inclusion criteria were recruited as a sample with simple random sampling
technique. Data were collected using a questionnaire. Data analysis used was
Kendall Tau with p < 0.05.
Result: The level of adolescent’s knowledge about the risks of abortion in First
Public Senior High School of SewonBantul mostly good (45.7%), adolescent’s
attitude against premarital sex most were positive (69.1%). The test results of
Kendall Tau (τ = 0.548, p = 0.000). The level of the close relationship showed
moderate of 0.548.
Conclusion: There is a significant relationship between the levels of knowledge
about the risks of abortion adolescent’s attitude against premarital sex in First
Public Senior High School of SewonBantul.
Suggestion: Student must be searching for the information about the risk of
abortion and the affect of premarital sex, actively.

Keywords: Risk of abortion, premarital sex, knowledge.

1
Nursing Student, STIKES A. Yani Yogyakarta.
2
Lecturer, STIKES Aisyah Yogyakarta.
3
Lecturer, Program Study of Nursing Science, STIKES A. Yani Yogyakarta.

iv
PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu
Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain kecuali yang secara
tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Yogyakarta, Januari 2013

Eko Nurwanto

v
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
HidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG RISIKO ABORSI
DENGAN SIKAP REMAJA TERHADAP SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI 1
SEWON BANTUL” yang disusun sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar
sarjana di STIKES Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.
Dalam penulisan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak yang dengan tulus dan sabar membantu dan memberikan dorongan semangat
baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan
dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan sepenuh hati
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak dr. I Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi ilmu Kesehatan
Jenderal Ahmad Yani Yogyakarta.
2. Ibu Dwi Susanti, S. Kep., Ns selaku Kepala Program Studi Ilmu Keperawatan
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengadakan dan
menyusun skripsi.
3. Ibu Retno Mawarti, S.Pd. M.Kes selaku Dosen Pembimbing I yang telah
banyak memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis
dalam persiapan, pelaksanaan dan penyusunan skripsi.
4. Ibu Masta Hutasoit, S.Kep., Ns selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
memberikan bimbingan, pengarahan dan masukan kepada penulis dalam
persiapan, pelaksanaan dan penyusunan skripsi.
5. Ibu Ida Nursanti, S.Kep., Ns., selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
banyak masukan kepada penulis dalam penyusunan skripsi.
6. Seluruh Dosen Keperawatan STIKES Achmad Yani Yogyakarta yang telah
memberikan ilmu pengetahuan dengan tulus dan sabar.

vii
7. Seluruh karyawan STIKES Achmad Yani Yogyakarta yang telah membantu
peneliti dalam memberikan surat izin untuk studi pendahuluan dan izin
penelitian.
8. Kedua orang tua dan adik tercinta beserta semua keluarga yang sudah
memberikan banyak hal dalam kehidupan saya.
9. Teman-teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu
tersusunnya skripsi ini
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan yang disebabkan oleh keterbatasan
pengetahuan, pengalaman, dan kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu
penulis dengan senang hati akan menerima segala saran dan kritik yang berguna.
Akhir kata, penulis berharap agar hasil pemikiran yang tertuang dalam skripsi ini
dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Yogyakarta, Januari 2013

Penulis

viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
INTISARI......................................................................................................... iii
ABSTRACT ....................................................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ......................................................................... v
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.............................................. vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengetahuan .............................................................................. 8
B. Remaja ...................................................................................... 11
C. Sikap ......................................................................................... 14
D. Aborsi ....................................................................................... 18
E. Seks Pranikah ........................................................................... 25
F. Landasan Teori........................................................................ 27
G. Kerangka Teori........................................................................ . 29
H. Kerangka Konsep.................................................................... . 30
I. Hipotesis.................................................................................. . 30
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ............................................................... 31
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 31
C. Populasi dan Sampel................................................................. 31
D. Variabel Penelitian ................................................................... 33
E. Definisi Operasional............................................................... .. 33
F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ........................................ 34
G. Validitas dan Reliabilitas .......................................................... 35
H. Metode Pengolahan dan Analisa Data...................................... 35
I. Etika Penelitian......................................................................... 38
J. Pelaksanaan Penelitian............................................................ . 39
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian……………………………………………. .... 42
B. Pembahasan…………………………………………………. . 45
C. Keterbatasan Penelitian............................................................. 49
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ............................................................................... 50
B. Saran .......................................................................................... 50
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 51
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................... .................. 36
Tabel 3.2 Kisi – kisi Pertanyaan.......................... .......................................... 37
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja .................................... 42
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja ...................... 43
Tabel 4.3 DistribusiFrekuensi Sikap Remaja ................................................ 44
Tabel 4.4 Tabulasi Silang dan Uji Statistik ................................................... 44

x
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori................................................................... 31
Gambar 2.2 Kerangka Konsep............................................................... 32

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Time Schedule Penelitian


Lampiran 2. Surat Permohonan Menjadi Responden Penelitian
Lampiran 3. Informe Consent
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Kunci Jawaban
Lampiran 6. Surat Permohonan Studi Pendahuluan
Lampiran 7. Surat Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 8. Hasil Uji Statistik

xii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kasus aborsi adalah fenomena sosial yang tak kunjung ada solusi
pemecahan masalahnya. Tidak tertinggal pelaku atau korban aborsi dari
kehamilan yang tidak dikehendaki terjadi dikalangan remaja. Secara umum aborsi
merupakan berhentinya dan dikeluarkannya kehamilan sebelum 20 minggu atau
berat janin kurang dari 500 gram atau panjang janin kurang dari 25 cm (Gulardi
dkk, 2002).
Menurut Kusmaryanto (2002), terdapat beberapa jenis aborsi antara lain
induce abortion atau pengguguran, miscarriage atau keguguran, aborsi terapeutik,
aborsi kriminalis, aborsi eugenetik, aborsi langsung tak langsung, selective
abortion, dan partial birth abortion. Berdasarkan penelitian WHO, sejak awal
2008 hingga kini, di Indonesia diperkirakan ada sekitar 20 - 60% kasus aborsi
yang disengaja atau Induced abortion yaitu penghentian dan pengeluaran secara
sengaja hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup diluar kehamilan
oleh campur tangan manusia, baik melalui alat mekanik, obat atau cara lainnya.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, di
Indonesia angka aborsi sebesar 4,8% dilakukan oleh kelompok perempuan yang
berada pada jenjang SLTA. Sebesar 30% kasus aborsi di Yogyakarta dilakukan
oleh penduduk usia 15 – 24 tahun. Indonesia merupakan salah satu negara yang
melarang praktek aborsi. Hal ini ditegaskan dalam UU kesehatan No.23 tahun
1992. Bahkan Kitab Undang – Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan tegas
melarang tindakan aborsi apapun alasannya kecuali untuk menyelamatkan nyawa
ibu sebagaimana diatur dalam pasal 346, pasal 347, pasal 348, pasal 349 (Maria,
2006). Program kesehatan reproduksi yang dikembangkan oleh pemerintah hanya
untuk yang sudah menikah dan tidak merujuk pada kebutuhan yang terkait dengan
informasi seksualitas, edukasi dan penyediaan pelayanan (Widiastuti, 2009).
Kehamilan yang tidak diinginkan pada remaja dipahami sebagai kehamilan
yang tidak direncanakan dan terjadi diluar pernikahan akibat dari hubungan seks

1
2

pranikah yang dilakukan oleh remaja dan istilah aborsi dipahami sebagai
pengguguran kandungan yang dilakukan secara sengaja (Munajat, dalam Tukiran,
2010). Data yang diperoleh dari dinas kesehatan Kabupaten Sleman diketahui
bahwa 366 kasus kesehatan reproduksi yang tercatat di wilayah puskesmas
tersebut dengan 176 kasus tentang seks pranikah. Data Survey Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007, menunjukkan dari 801 orang remaja
yang telah melakukan hubungan seks pranikah sebanyak 81 orang atau 11%
berakhir dengan kehamilan yang tidak diharapkan.
Usia remaja merupakan umur yang sangat belia untuk menanggung
persoalan sosial yang sangat pelik. Secara finansial remaja ini belum memiliki
kemampuan yang lebih sehingga sangat dimungkinkan aborsi dilakukan secara
ilegal dan jauh dari fasilitas medis. Remaja yang melakukan seks pranikah hingga
melakukan aborsi justru adalah remaja yang mempunyai kebiasaan 51% membaca
surat kabar atau majalah dan 60% mendengar radio. Untuk remaja yang
melakukan aborsi sebesar 56,5% sesuai dengan data Badan Pusat Statistik (BPS)
dalam Tukiran, dkk (2010).
Remaja banyak yang tidak sadar dari pengalaman yang tampaknya
menyenangkan justru dapat menjerumuskan, salah satu problema dari kaum
remaja apabila kurangnya pengetahuan adalah kehamilan yang tidak diinginkan,
aborsi tidak aman dan juga penyakit kelamin (Chyntia, 2003). Selain itu, menurut
BPS dalam Tukiran dkk (2010), remaja yang menempuh aborsi memiliki masalah
psikologi yang traumatis sehubungan dengan aborsi yang telah dilakukannya dan
memiliki perasaan bersalah yang cukup lama.
Pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan ini terjadi setelah orang melakukan
pengindraan terhadap suatu objek tertentu, dimana pengetahuan yang didapatkan
akan mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang (Wawan dan Dewi, 2010).
Menurut Wikipedia, pengetahuan adalah pelbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan akal dan muncul ketika seseorang
menggunakan akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang
belum pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya.
3

Informasi kesehatan aborsi yang kurang memadai dapat berakibat sangat


buruk, apalagi untuk kelompok usia remaja yang masih mencari jati diri.
Pendidikan kesehatan reproduksi dan seksual bagi remaja merupakan hal yang
harus diberikan untuk mengimbangi laju informasi teknologi yang begitu cepat.
Televisi seringkali tidak menggambarkan konsekuensi negatif hubungan seks,
seperti kehamilan yang tidak dikehendaki atau penyakit menular melalui
hubungan seks dan masalah sertaan, yaitu aborsi. Oleh karena itu menonton isi
tayangan televisi yang mengandung muatan seksual merupakan faktor yang
sangat kuat menambah kemungkinan remaja mengalami kehamilan yang tidak
diinginkan dan melakukan aborsi ( Tukiran dkk, 2010).
Pengetahuan tentang risiko aborsi dapat mempengaruhi sikap individu
tersebut terhadap seksual pranikah (Adikusuma, 2005). Sikap seksual pranikah
remaja dipengaruhi oleh banyak hal, selain dari faktor pengetahuan juga
dipengaruhi oleh faktor kebudayaan, orang lain yang dianggap penting, media
massa, pengalaman pribadi, lembaga pendidikan, lembaga agama dan emosi dari
dalam individu. Sikap seksual pranikah remaja bisa berwujud positif ataupun
negatif, sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendukung seksual pranikah
sedangkan sikap negatif kecenderungan tindakan adalah menghindari seksual
pranikah remaja (Azwar, 2009). Hasil penelitian Kusumastuti (2010), dengan
judul “Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja”,
didapatkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan yang
dimiliki dengan sikap yang ditunjukkan, yaitu remaja dengan pengetahuan yang
baik cenderung akan menghindari perilaku seksual pranikah, sedangkan remaja
dengan pengetahuan yang kurang, cenderung akan mendekati seksual pranikah.
Menurut studi pendahuluan yang peneliti lakukan pada tanggal 12 Maret
2012, dengan wawancara langsung kepada kepala UKS di SMA 1 Sewon Bantul,
didapatkan hasil bahwa di sekolah tersebut pernah terjadi kasus seks pranikah
yang berujung dengan kehamilan pada salah satu siswi, sehingga siswi tersebut
dikeluarkan. Di sekolah tersebut sudah terdapat pelajaran tentang kesehatan
reproduksi, akan tetapi belum maksimal dikarenakan keterbatasan ruangan dan
waktu. Dari wawancara yang dilakukan terhadap 10 siswa di SMA Negeri 1
4

Sewon Bantul, didapatkan 6 orang diantaranya tidak mengetahui tentang risiko


aborsi. Sedangkan kesepuluh siswa tersebut mengatakan tidak setuju dengan seks
pranikah. Didapatkan pula dalam studi pendahuluan bahwa di sekolah tersebut
belum pernah dilakukan penelitian tentang pengetahuan remaja tentang aborsi.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik menuangkan dalam
bentuk sebuah penelitian dengan judul Hubungan Pengetahuan Remaja tentang
Risiko Aborsi dengan Sikap Remaja terhadap Seks Pranikah pada siswa/i SMA
Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah pada


penelitian ini adalah ”Adakah hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
tentang risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri
1 Sewon Bantul Yogyakarta ?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk diketahuinya hubungan antara pengetahuan remaja tentang risiko
aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1 Sewon
Bantul Yogyakarta.
2. Tujuan khusus
a. Untuk diketahuinya tingkat pengetahuan remaja tentang risiko aborsi di
SMA Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.
b. Untuk diketahuinya sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1
Sewon Bantul Yogyakarta.
c. Untuk mengukur keeratan hubungan antara tingkat pengetahuan remaja
tentang risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA
Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta.
5

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Dunia Kesehatan


Untuk memberikan gambaran tentang pengetahuan remaja terhadap
risiko aborsi dan sikap remaja terhadap seks pranikah, sehingga dengan
demikian dapat menentukan atau mengadakan program – program untuk
meningkatkan pengetahuan remaja tentang risiko aborsi dan
penanggulangan terkait masalah seks pranikah di kalangan remaja.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pemberian informasi dan
mengadakan kegiatan tambahan sebagai bimbingan tentang kesehatan
reproduksi khususnya aborsi dan seks pranikah yang dapat diberikan oleh
Guru BP bagi anak didiknya.
3. Bagi Siswa
Untuk menambah pengetahuan tentang kesehatan reproduksi
khususnya aborsi, serta dampak dari hubungan seks pranikah.
4. Bagi Peneliti
Sebagai media pembelajaran untuk menerapkan ilmu pengetahuan
yang didapatkan selama kuliah.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Sebagai referensi untuk peneliti selanjutnya dalam rangka
perkembangan ilmu pengetahuan tentang aborsi terutama pada remaja.

E. Keaslian Penelitian

Menurut data yang diperoleh penulis, terdapat beberapa penelitian yang


pernah dilakukan yang berhubungan dengan aborsi antara lain ;
1. Wiyani (2008), dengan judul “Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan
Remaja terhadap Seks Pranikah di SMA Negeri 9 dan SMA Negeri 1 Depok
Sleman Yogyakarta”. Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan tentang aborsi, sedangkan variabel terikat pada penelitian ini
6

adalah sikap remaja terhadap seks pranikah. Penelitian ini menggunakan


metode cross sectional. Subjek penelitian adalah siswa siswi SMA Negeri 9
dan SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta. Instrumen yang digunakan
adalah menggunakan kuesioner. Analisis penelitian ini menggunakan chi –
square. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan remaja terhadap seks pranikah.
Perbedaan dengan yang akan diteliti oleh penulis yaitu terletak pada lokasi
serta sampel penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah, siswa siswi
SMA Negeri 9 berjumlah 360 orang dan SMA Negeri 1 Depok berjumlah
483 orang, dan sebanyak 272 orang yang diambil dengan menggunakan
teknik proportionate stratified random sampling.
2. Kusumastuti (2010), dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan dengan
Sikap Seksual Pranikah Remaja di SMAN 3 Surakarta”. Variabel bebas
pada penelitian ini adalah pengetahuan seksual pranikah remaja, sedangkan
variabel terikat adalah sikap seksual pranikah remaja. Penelitian ini
menggunakan metode cross sectional. Subjek penelitian adalah siswa siswi
kelas X di SMA Negeri 3 Surakarta berjumlah 341 orang, dengan teknik
pengambilan sampling menggunakan teknik probability sampling.
Instrumen yang digunakan adalah menggunakan kuesioner. Analisis
penelitian ini menggunakan chi – square. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan sikap
seksual pranikah remaja. Perbedaan dengan yang akan diteliti oleh penulis
yaitu, peneliti menggunakan pengetahuan remaja tentang risiko aborsi
sebagai variabel bebas dan sikap remaja terhadap seks pranikah sebagai
variabel terikat.
3. Astuti (2011), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap
Remaja tentang Aborsi di SMA Islam 1 Gamping”. Variabel bebasnya
adalah tingkat pengetahuan dan variabel terikatnya adalah sikap remaja
tentang aborsi. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Subjek
penelitian adalah siswi kelas XI (IPA, IPS) berjumlah 71 orang dengan
teknik pengambilan sampel adalah total sampling. Analisis statistik
7

menggunakan uji chi – square. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa


terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan dengan sikap
remaja tentang aborsi. Perbedaan dengan yang akan diteliti oleh penulis
yaitu, peneliti menggunakan pengetahuan remaja tentang risiko aborsi
sebagai variabel bebas dan sikap remaja terhadap seks pranikah sebagai
variabel terikat.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian dilakukan di SMA Negeri 1 Sewon Bantul yang berlokasi di
jalan Parangtritis KM 4. Bangunan SMA Negeri 1 Sewon Bantul terdiri dari
Ruang BP, Ruang Guru, Ruang Kelas, Laboratorium, Tata Usaha (TU),
Masjid, Perpustakaan, Kantin, dan lapangan upacara. SMA Negeri 1 Sewon
Bantul menempati tanah seluas 2340 m² dan berdiri tahun 1967. Kelas X
SMA Negeri 1 Sewon Bantul terdiri dari 273 siswa yang terbagi dalam 7
kelas.
Lokasi SMA Negeri 1 Sewon Bantul ini cukup dekat dengan sumber
informasi, seperti internet, media elektronik, media masa dan memiliki
karakteristik masyarakat yang bermacam – macam. SMA Negeri 1 Sewon
Bantul berada di bawah wilayah Puskesmas Sewon. Lokasi puskesmas
dengan SMA Negeri 1 Sewon Bantul berjarak sekitar 2 KM. Pengetahuan
tentang risiko aborsi diperoleh siswa dari Bimbingan Penyuluhan (BP) 1 kali
dalam setahun, pelajaran Biologi. Siswa SMA Negeri 1 Sewon Bantul belum
pernah mendapatkan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang
kesehatan reproduksi serta seks bebas dari puskesmas Sewon.
2. Karakteristik Responden
Hasil penelitian terhadap karakteristik remaja kelas X di SMA Negeri 1
Sewon Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.1.
Distribusi Frekuensi Karakteristik Remaja Berdasarkan Umur
dan Jenis Kelamin di SMA Negeri 1 Sewon Bantul

No Karakteristik Frekuensi %
1. Umur
a. 15 tahun 28 17,3
b. 16 tahun 107 66,0
c. 17 tahun 27 16,7

42
43

2. Jenis Kelamin
a. Laki-laki 77 47,5
b. Perempuan 85 52,5
Total 162
Sumber: Data Primer Tahun 2013
Tabel 4.1 menunjukkan sebagian besar remaja di SMA Negeri 1 Sewon
Bantul berusia 16 tahun sebanyak 107 orang (66%). Jenis kelamin siswa
sebagian besar adalah perempuan sebanyak 85 orang (52,5%).

3. Analisis Hasil Penelitian


Hasil penelitian yang dilakukan pada tanggal 23 Januari 2013 kemudian
dianalisis dengan analisis univariabel dan bivariabel. Hasil analisis univariabel
bertujuan untuk mendapatkan gambaran distribusi frekuensi dari karakteristik
responden, tingkat pengetahuan remaja tentang risiko aborsi, serta sikap remaja
terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1 Sewon Bantul, sehingga kumpulan
data tersebut menjadi informasi yang berguna. Hasil analisis bivariabel
bertujuan untuk diketahuinya hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang
risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1
Sewon Bantul, serta untuk diketahuinya keeratan hubungan antara dua variable
tersebut.
a. Analisis Univariabel
1) Tingkat pengetahuan remaja tentang risiko aborsi pada siswa kelas X
SMA Negeri 1 Sewon Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.2.
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Risiko
Aborsi di SMA Negeri 1 Sewon Bantul

Tingkat pengetahuan Frekuensi Prosentase (%)


Baik 74 45,7
Cukup 43 26,5
Kurang 45 27,8
Jumlah 162 100
Sumber: Data Primer Tahun 2013
44

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar remaja di SMA Negeri 1


Sewon Bantul memiliki pengetahuan yang baik tentang risiko aborsi
sebanyak 74 orang (45,7%).
2) Sikap Remaja terhadap Seks Pranikah di SMA Negeri 1 Sewon Bantul
Hasil penelitian sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA
Negeri 1 Sewon Bantul disajikan pada tabel berikut:
Tabel 4.3.
Distribusi Frekuensi Sikap Remaja terhadap Seks Pranikah
di SMA Negeri 1 Sewon Bantul

Sikap Frekuensi Prosentase (%)


Positif 50 30,9
Negatif 112 69,1
Jumlah 162 100
Sumber: Data Primer Tahun 2013
Tabel 4.3 menunjukkan sebagian besar remaja di SMA Negeri 1
Sewon Bantul memiliki sikap negatif terhadap seks pranikah sebanyak
112 orang (69,1%).

b. Analisis Bivariabel
Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Risiko Aborsi dengan
Sikap Remaja Terhadap Seks Pranikah di SMA Negeri 1 Sewon Bantul
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dihasilkan tabulasi
silang dan hasil uji statistik hubungan tingkat pengetahuan remaja tentang
risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1
Sewon Bantul sebagai berikut :
Tabel 4.4.
Tabulasi Silang dan Uji Statistik Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja
Remaja Tentang Risiko Aborsi dengan Sikap Remaja terhadap
Seks Pranikah di SMA Negeri 1 Sewon Bantul
Tingkat Sikap remaja terhadap seks pranikah Total p-
pengetahuan Positif Negatiftif τ value
f % f % f %
Baik 5 3,1 69 42,6 74 45,7
Cukup 12 7,4 31 19,1 43 26,5 0,548 0,000
Kurang 33 20,4 12 7,4 45 27,8
Total 50 30,9 112 69,1 162 100
45

Tabel 4.4 menunjukkan remaja yang memiliki tingkat pengetahuan


baik tentang risiko aborsi sebagian besar memiliki sikap negatif terhadap
seks pranikah sebanyak 69 orang (42,6%). Remaja yang memiliki tingkat
pengetahuan cukup tentang risiko aborsi sebagian besar memiliki sikap
negatif terhadap seks pranikah sebanyak 31 orang (19,1%). Remaja yang
memiliki pengetahuan kurang sebagian besar memiliki sikap positif
terhadap seks pranikah sebanyak 33 orang (20,4%).
Hasil uji Kendall Tau diperoleh p-value sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang risiko aborsi
dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1 Sewon
Bantul. Untuk mengetahui kekuatan hubungan kedua variabel tersebut
dilakukan dengan melihat nilai dari koefisien korelasi. Berdasarkan hasil
analisis dengan diperoleh nilai koefisiensi korelasi sebesar 0,548. Angka
hasil pengujian tersebut kemudian dibandingkan dengan tabel pedoman
interpretasi koefisien korelasi. Nilai koefisiensi korelasi (0,548) terletak
diantara 0,500 – 0,699 yang berarti keeratan hubungan antara pengetahuan
tentang risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di SMA
Negeri 1 Sewon Bantul adalah sedang.

B. Pembahasan

1. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Risiko Aborsi


Tingkat pengetahuan remaja tentang risiko aborsi di SMA Negeri 1
Sewon Bantul sebagian besar adalah baik sebanyak 74 orang (45,7%), cukup
sebanyak 43 orang (26,7%), dan kurang sebanyak 45 orang (27,8%). Menurut
Rahman (2003), pengetahuan adalah hasil dari kegiatan mengetahui, dan
mengetahui adalah mempunyai bayangan dalam pikiran seseorang tentang
sesuatu hal, di mana pada dasarnya manusia mengetahui dengan dua cara
sehingga dalam otaknya ada bayangan, yaitu mengetahui indra dan mengetahui
lewat akalnya.
46

Pengetahuan tentang risiko aborsi didapatkan siswa SMA Negeri 1


Sewon Bantul dari berbagai sumber seperti pelajaran bimbingan konseling,
media cetak/eletronik, media internet serta buku-buku tentang kesehatan
reproduksi. Tingkat pengetahuan siswa yang baik dipengaruhi oleh faktor umur
remaja siswa SMA Negeri 1 Sewon Bantul yang sebagian besar 16 tahun
sebanyak 107 orang (66%). Menurut Notoatmodjo (2007), semakin tinggi
pendidikan maka seseorang akan mudah menerima hal – hal baru dan mudah
menyesuaikan dengan hal yang baru tersebut.
Menurut Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan yang didapatkan akan
mempengaruhi sikap dan tindakan seseorang. Hal ini berarti remaja yang
memiliki pengetahuan yang baik tentang risiko aborsi akan melakukan
berbagai upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan tidak diinginkan yang
dapat memicu terjadinya tindakan aborsi.
Hasil penelitian ini sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian Astuti (2011), dengan judul “Hubungan Tingkat Pengetahuan
dengan Sikap Remaja tentang Aborsi di SMA Islam 1 Gamping”, didapatkan
bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan yang cukup
tentang aborsi, yaitu sebanyak 39 responden (54,9%) dari total 71 responden.

2. Sikap Remaja terhadap Seks Pranikah


Sikap remaja terhadap seks pranikah SMA Negeri 1 Sewon Bantul
sebagian besar adalah negatif sebanyak 112 orang (69,1%) dan sikap positif
sebanyak 50 orang (30,9%). Sikap merupakan reaksi terhadap objek di
lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek (Notoatmojo,
2007). Banyaknya siswa yang memiliki sikap negatif atau menghindari
perilaku seksual pranikah antara lain dipengaruhi oleh faktor lembaga
pendidikan. Siswa yang menjadi sampel dalam penelitian ini duduk di kelas X
SMA sehingga telah memiliki dasar pengertian dan konsep moral dalam diri
mereka masing-masing. Menurut Azwar (2007), lembaga pendidikan dan
agama merupakan faktor yang mempengaruhi sikap. Lembaga pendidikan dan
47

lembaga agama sebagai suatu sistem mempunyai pengaruh dalam


pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu., pemahaman akan baik dan buruk, garis
pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh
dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
Sikap seksual pranikah remaja bisa berwujud positif ataupun negatif,
sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendukung seksual pranikah
sedangkan sikap negatif kecenderungan tindakan adalah menghindari seksual
pranikah remaja (Azwar, 2007). Sikap yang negatif dari remaja terhadap seks
pranikah nantinya akan berpengaruh terhadap usaha yang dilakukan oleh
remaja untuk menghindari perilaku seks pranikah sehingga terhindari dari
kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi tidak aman dan juga penyakit kelamin.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, yaitu
penelitian Kusumastuti (2010), dengan judul “Hubungan Antara Pengetahuan
dengan Sikap Seksual Pranikah Remaja di SMAN 3 Surakarta”, di mana
didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki sikap negatif atau
menjauhi seks pranikah sebanyak 115 reponden dari total 184 responden.

3. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Risiko Aborsi


dengan Sikap Remaja Terhadap Seks Pranikah
Hasil tabulasi silang menunjukkan remaja yang memiliki tingkat
pengetahuan baik tentang risiko aborsi sebagian besar memiliki sikap negatif
terhadap seks pranikah sebanyak 69 orang (42,6%). Remaja yang memiliki
tingkat pengetahuan cukup tentang risiko aborsi sebagian besar memiliki sikap
negatif terhadap seks pranikah sebanyak 31 orang (19,1%). Remaja yang
memiliki pengetahuan kurang sebagian besar memiliki sikap positif terhadap
seks pranikah sebanyak sebanyak 33 orang (20,4%). Berdasarkan hasil analisis
Kendall Tau, didapatkan nilai p-value 0,000 < 0,05, sehingga dapat
disimpulkan terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
remaja tentang risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks pranikah di
SMA Negeri I Sewon Bantul.
48

Remaja yang memiliki pengetahuan baik tentang risiko aborsi maka


mereka akan cenderung mempunyai sikap negatif terhadap seks pranikah.
Sebaliknya remaja yang kurang pengetahuannya tentang risiko aborsi
cenderung mempunyai sikap positif. Pemahaman tentang risiko aborsi
merupakan salah satu hal yang penting diketahui sebab kelompok usia remaja
masih mencari jati diri. Pada masa remaja ini mereka melakukan hubungan
seks pranikah atau seks bebas mungkin merupakan eksplorasi, coba – coba,
atau mungkin juga untuk bersenang-senang. Kurangnya pemahaman tentang
risiko perilaku seksual pada masa remaja sangat merugikan bagi remaja itu
sendiri termasuk keluarganya.
Menurut Wawan dan Dewi (2010), pengetahuan adalah hasil ‘tahu’, dan
ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu,
dimana pengetahuan yang didapatkan akan mempengaruhi sikap dan tindakan
seseorang, jika remaja mengetahui tentang risiko aborsi maka remaja tersebut
tidak akan melakukan hubungan seks pranikah dikarenakan remaja tersebut
mengetahui dampak yang akan terjadi pada diri sendiri dan pasangannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan
Adikusuma (2005), yang menunjukkan bahwa pengetahuan tentang risiko
aborsi dapat mempengaruhi sikap individu tersebut terhadap seksual pranikah.
Demikian juga dengan penelitian Kusumastuti (2010), yang menyimpulkan
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan yang dimiliki dengan
sikap yang ditunjukkan, yaitu remaja dengan pengetahuan yang baik tentang
risiko aborsi cenderung akan menghindari perilaku seksual pranikah,
sedangkan remaja dengan pengetahuan yang kurang, cenderung akan
mendekati seksual pranikah. Selain itu, pada penelitian Astuti (2011),
didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat
pengetahuan dengan sikap remaja tentang aborsi.

4. Keeratan Hubungan Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Risiko Aborsi


dengan Sikap Remaja terhadap Seks Pranikah
Berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi Kendall Tau diperoleh nilai
49

koefisien korelasi sebesar 0,548. Berdasarkan interpretasi nilai koefisien


kontingensi menurut Sugiyono (2007) angka ini menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang sedang antara pengetahuan remaja tentang risiko aborsi dengan
sikap remaja terhadap seks pranikah. Hal ini dikarenakan tidak dilakukan
pengontrolan terhadap faktor – faktor yang mempengaruhi sikap terhadap seks
pranikah, seperti: pengalaman pribadi, media massa, lembaga keagamaan dan
faktor emosi. Menurut Azwar (2007), pengalaman pribadi akan ikut
membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus sosial,
sedangkan pengalaman pribadi setiap orang berbeda – beda dan tidak dapat
dibatasi. Selanjutnya media massa berisi pesan – pesan sugestif yang dibawa
informasi tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam
menilai sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu, sama halnya
dengan pengalaman pribadi, setiap individu mempunyai frekuensi akses yang
berbeda terhadap media massa. Lembaga keagamaan sebagai suatu sistem
mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap, sehingga setiap individu
memiliki dasar pengertian masing – masing. Faktor emosi setiap individu
berbeda – beda, yang dapat dipengaruhi oleh lingkungannya sehingga memiliki
dampak yang berbeda dalam sikap yang ditunjukkan.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini adalah belum dilakukan pengontrolan terhadap


faktor-faktor yang mempengaruhi sikap, seperti: pengalaman pribadi, media
massa, lembaga keagamaan dan faktor emosi.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah secara statistik ada hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan remaja tentang risiko aborsi dengan sikap
remaja terhadap seks pranikah di SMA Negeri 1 Sewon Bantul Yogyakarta,
ditunjukkan dengan nilai p (0,000) dan tingkat keeratan hubungan antara tingkat
pengetahuan remaja tentang risiko aborsi dengan sikap remaja terhadap seks
pranikah menunjukkan keeratan yang sedang yaitu sebesar 0,458.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka peneliti memberikan saran-saran
sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan
Dinas kesehatan melalui instansi terkait hendaknya secara rutin melakukan
promosi kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan remaja tentang risiko
aborsi dan penanggulangan terkait masalah seks pranikah di kalangan remaja.
2. Bagi Instansi Pendidikan
Guru BP diharapkan memasukkan program Health Education tentang
kesehatan reproduksi khususnya dampak seks pranikah ke dalam mata
pelajaran tambahan yang diberikan secara rutin.
3. Bagi Siswa
Siswa hendaknya secara aktif mencari informasi tentang risiko aborsi dan
dampak dari hubungan seks pranikah melalui buku – buku kesehatan, media
massa cetak dan elektronik serta mengikuti berbagai penyuluhan kesehatan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Peneliti perlu melakukan pengontrolan terhadap faktor – faktor yang
mempengaruhi sikap terhadap seks pranikah, seperti pengalaman pribadi,
media massa, lembaga keagamaan dan faktor emosi.

50
51

DAFTAR PUSTAKA

Adikusuma, I. (2005). ” Sikap Remaja Terhadap Seks Bebas di Kota Negara:


Perspektif kajian Budaya”. Ejournal. Unud. Ac.
Idabstrake_journal_rasmen.pdf. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012

Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian. Cetakan ke 12. Jakarta. Rineka Cipta.

Astuti. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan dengan Sikap Remaja tentang


Aborsi di SMA Islam 1 Gamping.

Azwar. (2007). Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka


Pelajar.

. (2010). Metode Penelitian. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Chyntia, A. (2003). ”Pendidikan Seks”.http://www.scribd.com/doc/14823326


/Pendidikan seks. Diakses pada tanggal 21 Maret 2012

Gulardi, dkk. (2002). Aborsi dalam Perspektif Fiqh Kontemporer. Jakarta.


Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Hawari, D. (2006). Aborsi Dimensi Psikoreligi. Jakarta. Fakultas Kedokteran


Universitas Indonesia.

Kusmaryanto, CB. (2002). Kontroversi Aborsi. Jakarta. Grafindo.

Kusumastuti. (2010). Hubungan Antara Pengetahuan dengan Sikap Seksual


Pranikah Remaja.

Machfoedz, Ircham. (2007). Metodologi Penelitian Bidang Kesehatan,


Keperawatan, Kebidanan, Kedokteran. Yogyakarta. Penerbit Fitramaya.

Maria U. A. (2006). Fikih Aborsi. Jakarta. Penerbit Buku Kompas.

Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka


Cipta.

. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta. Rineka Cipta.

Nursalam. (2008). Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu


Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Rahman, M. (2003). Filsafat Ilmu. Semarang: UPT UNNES.

Santrocx, J.W (2003). Adolescence. Perkembangan Remaja. Jakarta. Erlangga.


Alih Bahasa : Shinto, B.A dan S, Saragih.
52

Sarwono, S. (2010). Psikologi Remaja. Jakarta. Rajawali Pers.

Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta. Raja Grafindo Persada.

Soetjitiningsih. (2007). Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Media


Penelitian dan Perkembangan Vol.XI. UGM. Yogyakarta.

Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta.

Tukiran, Pitoyo. A. J., dan Kutanegara P. M. (2010). Keluarga Berencana dan


Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.

Wawan dan Dewi. (2010). Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia. Yogyakarta. Nuha Medika.

Widiastuti. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta. Fitramaya.

Wiyani. (2008). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Remaja terhadap Seks


Pranikah di SMA Negeri 9 dan SMA Negeri 1 Depok Sleman Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai