Anda di halaman 1dari 13

JURNAL HUMAN CARE (JHC)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN


FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2019
HUBUNGAN MOTIVASI DAN KEPUASAN KERJA DENGAN KINERJA
PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD H. HANAFIE
MUARA BUNGO TAHUN 2018

Ani Marlina
Ilmu Keperawatan STIKes Fort De Kock Bukittinggi
Email : animarlina.ken@gmail.com

ABSTRACT
Nurse performance is one of the important factors in realizing the quality of nursing services in hospitals.
However, the fact is that nurse's performance is a problem in all nursing services. This is the case with the H.
Hanafie Muara Bungo Hospital. Motivation and job satisfaction factors are thought to influence nurse performance.
This study aims to determine the relationship between motivation and job satisfaction with nurse performance in the
inpatient room of H. Hanafie Muara Bungo Hospital in 2018. This study used a descriptive analytical method
conducted by cross sectional. The study was conducted in the Inpatient Room of H. Hanafie Muara Bungo Hospital
in September to January 2019. The population of this study were all inpatient nurses at H. Hanafie Muara Bungo
Hospital, 145 nurses with proportional sampling as many as 50 people. nurse in the Inpatient Room of H. Hanafie
Hospital Muara Bungo. Primary data collection using questionnaires and secondary data through documentation
recording H. Hanafie Hospital Muara Bungo.The results of this study from 50 respondents obtained More than half
of nurses had low motivation (54%), More than half of nurses had job satisfaction that was less satisfied (56%), and
More than half of nurses had poor performance (62%). The results of statistical tests showed that there was a
significant relationship between motivation and nurse performance (p = 0.005; OR = 6.8), and there was a
significant relationship between job satisfaction and nurse performance (p = 0.001; OR = 9.6).Based on the results
of the study it can be concluded that there is a relationship between motivation and job satisfaction with nurse
performance. The suggestion in this study is that it is better for the H. Hanafie Muara Bungo Hospital to optimize
nurses' motivation and job satisfaction so that they can improve the performance of nurses in the Inpatient Room of
H. Hanafie Hospital Muara Bungo.

Keywords: Nurse, Motivation, Statisfaction, Perfomance

ABSTRAK
Kinerja perawat merupakan salah satu faktor penting dalam mewujudkan kualitas pelayanan keperawatan
di rumah sakit. Namun, faktanya kinerja perawat menjadi permasalahan disemua layanan keperawatan. Demikian
dengan RSUD H. Hanafie Muara Bungo. Faktor motivasi dan kepuasan kerja diduga mempengaruhi kinerja
perawat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Motivasi dan Kepuasan Kerja dengan Kinerja
Perawat di Ruang Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo Tahun 2018.Penelitian ini menggunakan metode
deskriptif analitik yang dilakukan secara cross sectional. Penelitian dilakukan di Ruang Rawat Inap RSUD H.
Hanafie Muara Bungo pada bulan september -Januari 2019. Populasi penelitian ini adalah seluruh perawat ruang
rawat inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo yaitu 145 orang perawat dengan pengambilan sampel secara
proportional sampling yaitu sebanyak 50 orang perawat di Ruang Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo.
Pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner dan data sekunder melalui pencatatan dokumentasi
RSUD H. Hanafie Muara Bungo.Hasil penelitian ini dari 50 responden didapatkan Lebih dari separuh perawat
memiliki motivasi yang rendah (54%), Lebih dari separuh perawat memiliki kepuasan kerja yang kurang puas
(56%), dan Lebih dari separuh perawat memiliki kinerja yang kurang baik (62%). Hasil uji statistik menunjukkan
ada hubungan yang signifikan antara motivasi dengan kinerja perawat (p=0,005;OR=6,8), dan ada hubungan yang
signifikan antara kepuasan kerja dengan kinerja perawat (p=0,001;OR=9,6).Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa adanya hubungan motivasi dan kepuasan kerja dengan kinerja perawat. Saran pada penelitian
ini adalah sebaiknya pihak RSUD H. Hanafie Muara Bungo lebih mengoptimalkan motivasi dan kepuasan kerja
perawat sehingga dapat meingkatkan kinerja perawat di Ruang Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo.
Kata Kunci : Perawat, Motivasi, Kepuasan, Kinerja

PENDAHULUAN 53,4%. Penelitian Hidayat (2016) di rumah


Kepuasan kerja perawat sangat sakit Surabaya juga memperlihatkan kinerja
dibutuhkan bagi perawat agar meningkatkan perawat rendah sebesar 50% (Kinerja adalah
pelayanan kesehatan, rendahnya tingkat hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang
kepuasan dan motivasi kerja merupakan hal dicapai dalam melaksanakan tugas dan
yang umum terjadi di Negara berkembang, tanggung jawab yang diberikan kepadanya
namun baru-baru ini dari hasil penelitian (Mangkunegara, 2004).
internasional pada 43.000 perawat dari 700 Fenomena yang ada menunjukkan
rumah sakit di Amerika Serikat, Kanada, masih banyak keluhan klien terhadap
Inggris, Skotlandia dan Jerman yang kualitas pelayanan yang kurang
dilakukan Aiken et al (2012) menunjukkan memuasakan, banyak masalah yang terjadi
bahwa jumlah ketidakpuasaan para perawat diseputar motivasi kerja perawat, menurut
dengan pekerjaan mereka berkisar antara peneliti Shahnaz et al (2014) di Pakistan
17% di Jerman sampai 41% di Amerika diketahui motivasi kerja perawat yang
Serikat dan adanya presentase keinginan rendah 52,1%, di Indonesia Budiawan
para perawat untuk meninggalkan kerja (2015) juga melaporkan di rumah sakit jiwa
mereka bervariasi dari 17% di Jerman Bali terdapat 60% perawat dengan motivasi
sampai 39 % di Inggris. Penelitian Wang et kerja yang rendah, Khasia (2013) di
al (2015) di Shanghai juga memperlihatkan Sumatera Utara terdapat motivasi kerja
bahwa kepuasan kerja perawat yang rendah perawat rendah 19,7% .
sebesar 60,8 %. Keadaan yang berkaitan Di Provinsi
Indonesia merupakan Negara Jambi, yaitu di RSUD Raden Mattaher
berkembang dengan isu motivasi dan diketahui berdasarkan nilai total indikator
kepuasan kerja perawat yang tidak jauh mutu pelayanannya masih dibawah standar,
berbeda, penelitian Kartika (2012) di Bekasi dan kepuasan kerja perawat masih rendah,
diketahui bahwa kepuasan kerja perawat penelitian yang dilakukan oleh Rino (2016)
yang rendah sebanyak 70,96%, Muhammad di RSUD Raden Mattaher diketahui bahwa
(2009) di Medan juga melaporkan kepuasan bagian keperawatan masih mengahadapi
kerja perawat yang rendah sebanyak 41,4%. masalah motivasi kerja yang rendah.
Perawat dalam melaksanakan tugas dan Sementara penelitian yang dilakukan oleh
tanggung jawabnya dalam maulani (2015) di RSUD H. Hanafie Muara
perkembangannya sangat dipengaruhi oleh Bungo Jambi juga memperlihatkan kinerja
beberapa faktor yang berhubungan dengan perawat dalam kategori kurang baik sebesar
penampilan kerjanya, diantaranya adalah 47,6%.
kemampuan melaksanakan tugas dan Kinerja perawat yang baik merupakan
motivasinya, seseorang yang melaksanakan harapan seluruh pasien, menurut
tugasnya dengan baik maka akan Mangkunegara (2015) kinerja adalah hasil
mendapatkan kepuasan (Indriono, 2014). kerja hasil kerja secara kualitas dan
Namun, faktanya kinerja perawat kuantitas yang dicapai dalam melaksanakan
menjadi permasalahan disemua layanan tugas dan tanggung jawab yang diberikan
keperawatan, kinerja perawat di Indonesia kepadanya. Kinerja merupakan hasil
masih rendah. Penelitian Maimun (2016) di pekerjaan manajer perawat dalam
rumah sakit Bhayangkara Pekanbaru mengontrol sumber daya manusia dan
melaporkan kinerja perawat rendah sebesar prduktifitas, standar instrumen penilaian
kerja perawat dalam melaksanakan asuhan beberapa perawat di ruang rawat inap
keperawatan mengacu pada tahapan proses mengatakan bahwa yang memotivasi mereka
keperawatan yang meliputi pengkajian, bekerja di rumah sakit adalah diri mereka
diagnosis keperawatan, perencanaan, sendiri dan keluarga serta kepuasan kerja
implementasi, dan evaluasi (Nursalam, yang masih kurang seperti belum sesuainya
2012). upah atau gaji untuk pekerjaan yang
Menurut penelitian yang dilakukan dilakukan. Hasil wawancara yang diakukan
oleh Wahyuni dan Arrum (2012) dengan dengan 5 orang pasien didapatkan bahwa
judul Motivasi dan Kinerja Perawat mereka mengeluhkan adanya sikap dan cara
pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara kerja sebagai perawat di RSUD H. Hanafie
Medan menunjukkan bahwa ada hubungan Muara Bungo tidak sesuai dengan harapan
motivasi dengan kinerja perawat pelaksana mereka.
di Rumah Sakit Bhayangkara Medan. Hal Peneliti berasumsi adanya hubungan
ini sama dengan penelitian Ramadini dan motivasi dan kepuasan kerja dengan kinerja
Jasmita (2014) dengan judul hubungan perawat di ruang rawat inap RSUD H.
motivasi dengan kinerja perawat peaksana Hanafie Muara Bungo. Adapun tujuan
diruangan rawat inap RSUD DR. Rasidin penelitian adalah untuk mengetahui
Padang menunjukkan adanya hubungan hubungan motivasi dan kepuasan kerja
antara motivasi dengan kinerja perawat dengan kinerja perawat di ruang rawat inap
pelaksana diruangan rawat inap RSUD DR. RSUD H. Hanafie Muara Bungo.
Rasidin Padang. Kartika (2012) dengan
judul Hubungan Kepuasan Kerja Dengan METODE PENELITIAN
Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Penelitian ini bersifat Deskriptif
Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Analitik dengan pendekatan Cross Sectional
Bekasi menunjukkan bahwa terdapat dimana variabel independen dan variabel
hubungan antara kepuasan kerja dengan dependen diteliti secara bersamaan
kinerja perawat. (Notoadmodjo 2012). Penelitian ini
Menurut teori faktor mempengaruhi dirancang untuk melihat hubungan variabel
motivasi kerja perawat. Menurut teori dua independen yaitu motivasi dan kepuasan
faktor yaitu : faktor instrinsik adalah daya kerja dengan variabel dependen kinerja
dorong yang timbul dari dalam diri masing- perawat di Ruang Rawat Inap RSUD H.
masing orang dan ekstrinsik adalah daya Hanafie Muara Bungo. Populasi pada
dorong yang datang dari luar diri seseorang, penelitian ini adalah semua perawat di
terutama dari organisasi tempatnya bekerja Ruang Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara
(Hezberg, 1966 dalam Hasibuan 2010). Jika Bungo yaitu sebanyak 145 orang.
ke dua faktor ini tidak sesuai dengan Pengambilan sampel diambil dengan teknik
keinginan perawat, maka akan berdampak Proportional Sampling yang berjumlah 50
pada motivasi kerja perawat yang rendah. orang.
Berdasarkan Survey awal dan Instrumen penelitian menggunakan
observasi yang dilakukan oleh peneliti di kuesioner motivasi, kepuasan kerja dan
RSUD H. Hanafie Muara Bungo, yang kinerja perawat. kuesioner diisi responden
dilakukan pada tanggal 28 September 2018 dengan sebelumnya meminta persetujuan
dengan cara mengobservasi jam masuk dan untuk bersedia menjadi responden.
pulang perawat, menunjukkan bahwa masih Pengumpulan data untuk variabel
terdapat perawat yang kurang disiplin pada independen dan dependen dilakukan dengan
jam kerja. Berdasarkan wawancara pada menyebar kuesioner motivasi, kepuasan
kerja dan kinerja perawat yang mengacu
pada pemberian asuhan keperawatan. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 1 Distribusi Frekuensi Motivasi di Ruang Rawat Inap

No Motivasi f %

1 Rendah 27 54
2 Tinggi 23 46

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui Inap RSUD H. Hanafie Muara Bungo Tahun
bahwa lebih dari separuh (54%) perawat 2018
memiliki motivasi rendah di Ruang Rawat

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja di Ruang Rawat Inap

No Kepuasan Kerja f %

1 Kurang Puas 29 58
2 Puas 21 42

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Ruang Rawat Inap RSUD H.Hanafie Muara
bahwa lebih dari separuh (58%) perawat Bungo Tahun 2018.
merasa kurang puas dengan pekerjaannya di

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kepuasan Kerja di Ruang Rawat Inap

No Kinerja Perawat f %

1 Kurang Baik 31 62
2 Baik 19 38

Jumlah 50 100

Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui Rawat Inap RSUD H.Hanafie Muara Bungo
bahwa lebih dari separuh (62%) perawat Tahun 2018.
memiliki kinerja yang kurang baik di Ruang

Tabel 4 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat Ruang Rawat Inap

Kinerja
OR
P
No Motivasi Kurang Baik Total (95%
value
CI)
n % n % N %
Berdasarkan
1 tabel 5.5 di atas
Rendah 22 81.5 5 39,1%27memiliki
18.5 100 kinerja kurang
6.84 baik. Hasil
2 Tinggi 9
menujukkan bahwa dari 27 perawat yang 39.1 14 60.9 23 100
uji satatistik menggunakan (1.89-
uji Chi-Square
0.005
24.67)
memiliki motivasiJumlah
rendah terdapat31 81,5%
62.0 19 didapatkan
38.0 50 100 p value = 0,005 (p value < 0,05)
memiliki kinerja kurang baik dan 18,5% artinya terdapat hubungan yang signifikan
memiliki kinerja baik. Dari 23 orang antara motivasi dengan kinerja perawat di
perawat yang memiliki motivasi tinggi Ruang Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara
terdapat 60,9% memiliki kinerja baik dan Bungo

Tabel 5 Hubungan Kepuasan Kerja dengan Kinerja


Perawat Ruang Rawat Inap
Kinerja
OR
Kepuasan P
No Kurang Baik Total (95%
Kerja value
CI)
n % n % N %

1 Kurang Puas 24 82.8 5 17.2 29 100 9.60


2 Puas 7 33.3 14 66.7 21 100 (1.89-
0.001
24.67)
Jumlah 31 62.0 19 38.0 50 100

Berdasarkan tabel 5 di atas kinerja kurang baik. Hasil uji satatistik


menujukkan bahwa dari 29 perawat yang menggunakan uji Chi-Square didapatkan p
merasa kurang puas dengan pekerjaannya value = 0,001 (p value < 0,05) artinya
terdapat 82,8% memiliki kinerja kurang baik terdapat hubungan yang signifikan antara
dan 17,2% memiliki kinerja baik. Dari 21 kepuasan kerja dengan kinerja perawat di
orang perawat yang merasa puas dengan Ruang Rawat Inap RSUD H. Hanafie Muara
pekerjaannya terdapat 66,7% perawat Bungo
memiliki kinerja baik dan 33,3% memiliki
terutama dari organisasi tempatnya bekerja
Motivasi (Hezberg, 1966 dalam Hasibuan 2010). Jika
Motivasi adalah kekuatan, baik dari ke dua faktor ini tidak sesuai dengan
dalam maupun dari luar yang mendorong keinginan perawat, maka akan berdampak
seseorang untuk mencapai tujuan tertentu pada motivasi kerja perawat yang rendah.
yang telah ditetapkan sebelumnya (Hamzah, Faktor ini menentukan mutu pelayanan
2008). menurut Nursalam (2015) motivasi asuhan keperawatan yang diberikan oleh
adalah perasaan atau pikiran yang perawat di rumah sakit.
mendorong seseorang untuk melakukan Hasil penelitian ini sama dengan
pekerjaan atau menjalankan kekuasaan, penelitian yang dilakukan oleh Sunanto
terutama dalam berperilaku. (2010) tentang faktor dominan yang
Menurut teori faktor mempengaruhi mempengaruhi kinerja perawat dalam
motivasi kerja perawat. Menurut teori dua melaksanakan asuhan keperawatan di ruang
faktor yaitu : faktor instrinsik adalah daya rawat inap RSUD Waluyo Jati, dimana
dorong yang timbul dari dalam diri masing- tingkat motivasi kerja perawat masih
masing orang dan ekstrinsik adalah daya tergolong rendah (62%). Hal ini sama
dorong yang datang dari luar diri seseorang, dengan penelitian Buheli (2010) tentang
faktor yang mempengaruhi kinerja perawat menunjukkan ada hubungan yang positif
dalam penerapan proses keperawatan di antara kepuasan kerja dengan kinerja
RSUD Toto Kabupaten Bone Bolango sebesar 0,241
dimana (54,9%) perawat motivasinya masih Menurut asumsi peneliti, sebagian
kurang. besar perawat merasa kurang puas dengan
Menurut asumsi peneliti, sebagian pekerjaannya disebabkan status
besar responden mempunyai motivasi yang kepegawaian yang kurang menjanjikan,
rendah disebabkan kurangnya perhatian kondisi kerja yang kurang menyenangkan,
atasan, kurangnya kebijakan atasan dalam kompensasi yang diterima belum sesuai
menyelesaikan masalah, kondisi kerja yang dengan kinerja (gaji), pembagian tugas kerja
kurang menyenangkan serta kompensasi belum sesuai dengan kemampuan, serta
yang diterima belum sesuai dengan kinerja kurangnya perhatian atasan dalam
(gaji). membimbing bawahannya.
Kinerja bisa meningkatkan kepuasan
Kepuasan Kerja para karyawan dalam organisasi, dan dapat
Kepuasan kerja (job statisfaction) diketahui jika kepuasan kerja dan kinerja
menyangkut sikap umum seorang individu mempunyai hubungan timbal balik. Ketika
terhadap pekerjaannya. Seseorang dengan seorang karyawan puas dalam bekerjanya,
tingkat kepuasan tinggi menunjukkan sikap otomatis kinerja yang dihasilkannnya
yang positif terhadap pekerjaanya itu menjadi optimal dan memuaskan, begitu
(Robbins & Judge 2008) kepuasan kerja pula saat kinerja yang dihasilkan optimal,
adalah perasaan seseorang terhadap maka karyawan akan memperoleh kepuasan
pekerjaannya dan penilaian dari pekerja dalam bekerja.
yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara
keseluruhan memuaskan kebutuhannya Kinerja Perawat
(Anoraga, 2006). Kepuasan kerja Kinerja (prestasi kerja) adalah hasil
berhubungan dengan sikap dari karyawan kerja kualitas dan kuantitas yang dicapai
terhadap pekerjaan itu sendiri, situasi kerja, oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
kerjasama antara pimpinan dan sesama tugasnya seusuai dengan tanggung jawab
karyawan. Kepuasan kerja menurut Blum yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
merupakan sikap umum yang merupakan 2009). Faktor-faktor yang memengaruhi
hasil dari beberapa sikap khusus terhadap kinerja adalah faktor individu (kemampuan,
faktor-faktor pekerjaan, penyesuaian diri dan keterampilan, latar belakang keluarga,
hubungan sosial individu diluar kerja penagalaman kerja, tingkat sosisal dan
(Muninjaya, 2007). demografi seseorang), faktor psikologis
Hasil penelitian ini sesuai dengan (persepsi, peran, sikap, kepribadian,
penelitian Kartika (2014) tentang hubungan motivasi dan kepuasan kerja), dan faktor
kepuasan kerja dengan kinerja perawat di organisasi (struktur organisasi, desain
ruang rawat inap RSUD Kabupaten Bekasi pekerjaan, kepemimpinan, system
didapatkan perawat yang merasa puas hanya penghargaan) Gibson dalam Nursalam
7,04% yang tidak puas sebesar 92,96%. Hal (2015). Kinerja perawat adalah hasil kerja
ini sama dengan penelitian Wahyuningrum yang dicapai seseorang baik berupa produk
(2008) tentang hubungan kemampuan, atau jasa dan dalam pelaksanaan tugas atau
kepuasan dan disiplin kerja dengan kinerja pekerjaannya sesuai dengan beban tugas
pegawai di kecamatan tanggungharjo yang harus dilaksanakan dengan disertai
kabupaten grobogan dengan hasil penelitian adanya standar kerja yang telah ditentukan.
Hasil penelitian ini sama dengan 60%. Oleh karena itu, rumah sakit haruslah
penelitian yang dilakukan oleh Ramadini memiliki perawat yang berkinerja baik yang
dan Jasmita (2014) tentang Hubungan akan menunjang kinerja rumah sakit
Motivasi dengan Kinerja Perawat Pelaksana sehingga dapat tercapai kepuasan pelanggan
di Ruangan Rawat Inap RSUD DR. Rasidin atau pasien (Swansburg, 2000 dalam Suroso,
Padang didapatkan dari 40 perawat lebih 2011).
dari separuh (55%) perawat pelaksana Hasil penelitian ini sama dengan
memiliki kinerja yang kurang baik dan penelitian yang dilakukan oleh Wahyuni dan
kurang dari separuh (45%) perawat memiliki Arrum (2012) dengan judul motivasi dan
kinerja yang baik. Hal ini sama dengan perawat pelaksana di Rumah Sakit
penelitian Maimun (2016) tentang Kinerja Bhayangkara Medan, dengan hasil yang
Keperawatan di Rumah Sakit Bhayangkara diperoleh menunjukkan bahwa ada
Pekanbaru dengan hasil penelitian kinerja hubungan motivasi dengan kinerja perawat
perawat rendah yaitu 53,4% dan terdapat pelaksana di Rumah Sakit Bhayangkara
hubungan antara motivasi OR = 18,333. Medan dengan nilai p value = 0, 005. Hal ini
Menurut analisa peneliti, sebagian sama dengan penelitian Mudayana (2010)
perawat yang memiliki kinerja kurang baik dengan judul pengaruh motivasi dan beban
disebabkan perawat belum melaksanakan kerja terhadap kinerja karyawan di Rumah
tugas dan tanggung jawab secara benar, hal Sakit Nur Hidayah Bantul, dimana
ini terlihat dari kuesioner dengan penelitiannya menyatakan bahwa ada
pernyataan jarang melakukan pengkajian, pengaruh yang kuat antara motivasi terhadap
evaluasi dan pendokumentasian terhadap kinerja karyawan RSKB Nur Hidayah
tindakan keperawatan. Kinerja juga Bantul dengan nilai p value = 0,000.
dipengaruhi oleh faktor-faktor diantaranya, Penelitian Santoso (2010) juga
rasa tanggung jawab, komitmen kerja, memperlihatkan hal yang sama tentang
inisiatif, reward (penghargaan) dan hubungan motivasi perawat dengan kinerja
semangat kerja yang mendorong untuk perawat di RS PKU Muhammadiyah
meningkatkan kerja. Gombang, dalam penelitiannya menyatakan
dengan uji product moment diketahui bahwa
Hubungan Motivasi dengan Kinerja ada hubungan yang signifikan antara
Perawat motivasi kerja dengan kinerja perawat RS
Setiap perawat hendaknya PKU Muhammadiyah Gombang dengan
mempunyai motivasi yang tinggi agar nilai r = 0,687.
nantinya dapat menunjukkan kinerja yang Menurut asumsi peneliti, perawat
baik, perawat sebagai salah satu tenaga dengan motivasi yang baik tapi memiliki
kesehatan di rumah sakit memegang peranan kinerja yang kurang baik disebabkan oleh
penting dalam upaya mencapai tujuan beberapa faktor seperti latar belakang
pembangunan kesehatan. Keberhasilan pendidikan, lama masa kerja, pengetahuan,
pelayanan kesehatan bergantung pada keterampilan, psikologis dan lain
partisipasi perawat dalam memberikan sebagainya. kondisi kerja yang tidak
asuhan keperawatan yang berkualitas bagi mendukung untuk pengembangan kinerja
pasien (Potter & Perry, 2005). Hal ini terkait seperti ketersediaan fasilitas dan kurang
dengan keberadaan perawat yang bertugas berfungsinya peralatan, kenyamanan dan
selama 24 jam melayani pasien, serta jumlah keamanan tempat kerja serta kurang
perawat yang mendominasi tenaga terjalinya komunikasi interpersonal yang
kesehatan di rumah sakit, yaitu berkisar 40- baik antara sesama divisi. Semakin baik
kondisi kerja, hubungan kerja dan gaji Suroso (2011) tentang hubungan kepuasn
karyawan dapat menjaga karyawan untuk kerja dengan kinerja perawat suatu Rumah
tetap termotivasi dalam menjalankan Sakit Negeri Di Kabupaten Banyumas, dari
tugasnya masing-masing. Perawat yang hasil penelitian terdapat hubungan antara
memiliki motivasi baik namun memiliki kepuasan kerja dengan kinerja perawat (p
kinerja yang kurang baik pada penelitian ini value = 0,001).
disebabkan oleh beberapa faktor internal Menurut asumsi peneliti, perawat yang
yang dapat dilihat dari hasil kuesioner merasa puas dengan pekerjaannya tapi
penelitian seperti pencapaian, pengakuan memiliki kinerja yang kurang baik
dan faktor eksternal yaitu kebijakan, disebabkan oleh beberapa faktor seperti latar
imbalan atau gaji, hubungan antar pribadi belakang pendidikan, lama masa kerja,
dan kondisi kerja. pengetahuan, keterampilan, psikologis dan
lain sebagainya. kondisi kerja yang tidak
Hubungan Kepuasan Kerja dengan mendukung untuk pengembangan kinerja
Kinerja Perawat perawat seperti ketersediaan fasilitas dan
Semua faktor-faktor penyebab kurang berfungsinya peralatan, kenyamanan
ketidakpuasan memengaruhi konteks tempat dan keamanan tempat kerja, kondisi kerja
pekerjaan dilakukan. Faktor yang paling yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
penting adalah kebijakan perusahaan yang perasaan perawat terhadap keadaan
dinilai banyak orang sebagai penyebab lingkungan kerjanya, sejauh mana tempat
utama ketidakefisienan ini tidak kerja dianggap mendukung dalam
menyebabkan kepuasan kerja tetapi hanya melaksanakan tugasnya. serta kurang
menghilangkan ketidakpuasan. Secara terjalinnya komunikasi interpersonal yang
lengkap, beberapa faktor yang membuat baik antara sesama divisi. Semakin baik
ketidakpuasan adalah kebijakan perusahaan kondisi kerja, hubungan kerja dan gaji
dan administrasi, supervisi, hubungan karyawan dapat menjaga karyawan untuk
dengan supervisor, kondisi kerja, gaji, tetap termotivasi dalam menjalankan
hubungan dengan rekan sejawat, kehidupan tugasnya masing-masing. Sebagaimana yang
pribadi, hubungan dengan bawahan, status dijelaskan oleh Siagain (2004) mengatakan
dan keamanan. Faktor penyebab kepuasan paling sedikit empat faktor yang berperan
(faktor memotivasi) termasuk prestasi, terhadap kepuasan kerja, dimana salah satu
pengakuan, tanggung jawab, dan kemajuan, faktor tersebut adalah sistem penghargaan
semuanya berkaitan dengan isi pekerjaan yang adil mencakup soal pengupahan dan
imbalan prestasi kerja. Berbagai faktor lain penggajian.
yang membuat kepuasan yang lebih besar Dikatakan bahwa biasanya seseorang
yaitu: berprestasi, bekerja sendiri, tanggung melihat upah atau gaji itu dengan “kaca
jawab, kemajuan dalam pekerjaan, dan mata” perbandingan. Perbandingan pertama
pertumbuhan. dikaitkan dengan harapan seseorang
Hasil penelitian ini sama dengan berdasarkan tingkat pendidikan,
penelitian yang dilakukan oleh As’ad dkk pengalaman, masa kerja dan kebutuhan
(2013) tentang hubungan kepuasan kerja ekonomisnya. Perbandingan yang ke dua
dengan kinerja perawat di Unit Rawat Inap dikaitkan dengan orang lain dalam
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin, hasil organisasi seperti melakukan pekerjaan yang
penelitiannya menunjukkan bahwa ada sejenis serta memikul tanggung jawab
hubungan kepuasan kerja dengan kinerja profesional yang relatif sama. Hal ini sesuai
perawat. hal ini sama dengan penelitian dengan kuesioner perawat yang tidak setuju
tentang output dari pernyataan bahwa REFERENSI
perawat bahagaia karena pekerjaan ini dapat Aiken, LH. et al. 2012. Nurse’s Report On
menjanjikan status kepegawaian lebih baik, Hospital Care In Five Countries’.
senang karena pembagian insentif yang Health Aff, Vol 20, No. 3, Hal 43-53
diterima sesuai dengan apa yang dikerjakan ,
senang dengan kebersihan dan keamanan Anoraga, P. 2006. Psikologi Kerja. Rhneka
tempat bertugas, dan senang atas perhatian Cipta Jakarta.
manajemen dalam membimbing
bawahannya Asmadi. 2005. Konsep Dasar Keperawatan.
Beberapa responden yang merasa Buku Kedokteran EGC
kurang puas tapi memiliki kinerja yang baik Asmadi. 2008. Tehnik Prosedural
disebabkan faktor sikap yang baik adalah Keperawatan Konsep dan Aplikasi
sikap dimana perawat tersebut mau Kebutuhan Dasar. Jakart: Salemba
mengerjakan pekerjaan tanpa terbebani oleh Medika.
sesuatu hal yang menjadi konflik internal
terhadap kinerja klinis sehingga timbul B. Uno Hamzah. 2008. Teori Motivasi dan
kepercayaan pimpinan pada perawat Pengukurannya, Jakarta: Bumi
tersebut. Faktor perilaku menyenangkan Aksara.
juga menjadi pendorong dalam menentukan
pelaksanaan asuhan keperawatan yang baik. Bacal, Robert. 2011. Performance
Management. Terjemahan Surya
SIMPULAN Dharma dan Yanuar Irawan,
Dari penelitian ini dapat disimpulkan Gramedia Pustaka Jakarta
bahwa ada hubungan yang signifikan antara Berman. 2010. Fundmental Nursing,
motivasi dengan kinerja perawat dan ada Conspet, Process and Practice.
hubungan yang signifikan antara kepuasan USA: Philadelpia.
kerja dengan kinerja perawat di RSUD H.
Hanafie Muara Bungo. Diaharapkan kepada Budiawan, IN. 2015. Hubungan
tenaga perawat di RSUD H. Hanafie Muara Kompetensi, Motivasi dan Kepuasan
Bungo agar tidak hanya mengutamakan Kerja Perawat Pelaksana dengan
reward dalam melakukan pekerjaan, tetapi Kinerja Perawat di Rauang Rawat
juga melakukan pekerjaan dengan ikhlas Inap Rumah Sakit Jiwa. Tesis. Bali
karena Allah SWT. Sebab hidup di dunia ini
bukan hanya untuk mendapatkan Danang, Sunyoto. 2012. Manajemen
kebahagiaan di dunia saja tetapi juga untuk Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT.
memperoleh kebahagiaan yang kekal di Buku Seru.
akhitat. Serta kepada pihak RSUD H.
Dirjen Bina Upaya Kesehatan. 2012. Fropil
Hanafie Muara Bungo diharapkan bisa
kesehatan Indonesia. Jakarta
mengoptimalkan motivasi dan kepuasan
kerja perawat seperti rumah sakit Djoko, W. 2009. Management Mutu
menciptakan lingkungan kerja yang Pelayanan Kesehatan. Surbaya:
kondusif dan memberikan penghargaan bagi Airlangg Universty.
perawat yang berprestasi.
Elvira, Sari. 2009. Pengaruh Kompensasi
Dan Iklim Organisasi Terhadap
Kepuasan Kerja. ISSN 0854-3844 Indriono, Anik dan Zaenudin. Hubungan
Vol 16. Antara Motivasi Kerja Perawat
Dengan Kepuasan Kerja Perawat di
Faizin, Achmad dan Winarsih. 2008. Instalasi Rawat Inap Badan Rumah
Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Sakit Umum Daerah Kabupaten
Lama Kerja Perawat Dengan Batang.
Kinerja Perawat di RSU Pandan
Arang Kabupaten Boyolali. Jurnal Kartika, Y. 2012. Hubungan Kepuasan
Berita Ilmu Keperawatan ISSN 1979 Kerja Dengan Kinerja Perawat di
– 2967. Vol 1 (No. 3) Hal 160. Ruang Rawat Inap Rumah Sakit
Umum Daerah Kabupaten Bekasi.
Gustian, Nuning. Muzakkir dan Tamzah, Tesis. Universitas Sumatera Utara.
Hasmin. 2017. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan Kepala Ruangan, Khasiah. 2013. Pengaruh Motivasi
Manajemen Waktu, Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Perawat
Terhadap Motiasi Kerja Perawat Di Pelaksana di Rumah Sakit Islam
RSUD Haji Provinsi Sulawesi Malahayati Medan. Tesis.
Selatan. Vol.2 No.2: Makassar: Universitas Sumatera Utara.
Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi.
AMKOP. Kreitner, Robert dan Angelo Kinicki. 2014.
Organizational Behavioral-Ed.5.
Hasibuan, S.P. 2003. Manajemen Sumber Boston: McGraw-Hill.
Daya Manusia.Edisi Revisi, Bumi
Aksara, Jakarta. Kuntoro, A. 2010. Buku Ajar Manajemen
Keperawatan. Yogyakarta: Nuha
Hasibuan, S.P. 2006. Organisai dan Medika.
Motivasi – Dasar Peningkatan
Produktivitas, Jakarta: Bumi Aksara. Kusnanto. 2009. Pengantar Profesi dan
Praktik Keperawatan Profesional.
Hasibuan, S.P. 2010. Organisasi Dan Jakarta: EGC.
Motivasi Dasar Peningkatan
Produktivitas. Cetakan 7 Jakarta: Kusnanto. 2014. Pengantar Profesi dan
Bumi Aksara. Praktik Keperawatan Profesional.
Jakarta: EGC.
Hasibuan, S.P. 2013. Manajemen Sumber
Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi La Ode Jumadi Gaffar, 2007. Pengantar
Aksara. Keperawatan Professional. Edisi I.
EGC Kedokteran, Jakarta.
Hidayat, A.A. 2012. Pengantar Konsep
Dasar Manusia; Aplikasi, Konsep, Maimun. 2016. Kinerja Keperawatan di
dan Proses Keperawatan, Jakarta: Rumah Sakit Bhayangkara
Salemba Medika. Pekanbaru The Performance Of
Nursing In Hospital Bhayangkara
Hidayat, Rahmat. 2016. Hubungan Faktor Pekanbaru.
Stress Kerja Dengan Kinerja
Perawat Di Instalasi Gawat Darurat Mangkunegara, A. 2004. Manajemen
Di Rumah Sakit Surabaya. Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Renaja Rosdakarya.
Mangkunegara, A. 2009. Manajemen Notoadmodjo, Soekidjo. 2009.
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Pengembangan Sumber Daya
Bandung: PT. Renaja Rosdakarya. Manusia. Jakarta: Rineke Cipta.
Mangkunegara, A. 2015. Manajemen Notoadmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi
Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penelitian Kesehatan. Jakarta:
Bandung: PT. Renaja Rosdakarya. Rineke Cipta.
Maulani. 2015. Hubungan Pendidikan, Nur Hidayah. 2012. Manajemen
Supervise Kepala Ruangan Dengan Keperawatan. Edisi I, Alauddin
Kinerja Perawat di Rsud H. Hanafie Univerity Press, Makassar.
Muara Bungo, l, 1-8
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan
Mobley, W.H. 2006. Pergantian Karyawan: Metodologi Penelitian Ilmu
Sebab, Akibat dan Pengendaliannya. Keperawatan. Jakarta: Salemba
Terjemahan. Jakarta: PT Pustaka Medika.
Binawan Pressindo.
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Morgan, L. 2009. The Impact Of Work-Life Metodologi Penelitian Ilmu
Balance And Family Human Keperawatan. Jakarta: Salemba
Resource Policies On Employyes’ Medika.
Job Statisfaction. Dissertation.
United States: Nova Southeastern Nursalam.2012. Manajemen Keperawatan.
University. Aplikasi Dalam Praktik
Keperawatan Professional. Edisi: 3.
Muhammad, I. 2009. Pengaruh Motivasi Jakarta: Salemba Medika.
Kerja Perawat Outsourcing
Terhadap Kualitas Pelayanan Nursalam.2015. Manajemen Keperawatan.
Keperawatan Instalasi Rawat Inap Aplikasi Dalam Praktik
Di Rumah Sakit Temabakau Deli. Keperawatan Professional. Jakarta:
Universitas Sumatera Utara. Salemba Medika.

Munandar, Ashar Sunyoto. 2001. Psikologi Potter, P.A, Perry, A.G. 2005. Buku Ajar
Industry dan Organisasi. Depok: Fundamental Keperawatan: Konsep,
Penerbit Universitas Indonesia Proses, dan Praktik. Edisi 4. Volume
2. Alih Bahasa: Renata Komalasari,
Munandar, Ashar Sunyoto. 2011. Psikologi Dkk. Jakarta: EGC.
Industry dan Organisasi. Jakarta: UI-
Press. Profil RSUD, H. Hanafie. Muara Bungo.
2018
Muninjaya. A.A.G. 2004. Manajemen
Kesehatan. Edisi dua. Jakarta: EGC. Puspita, R.A. 2014. Gambaran Peran
Perawat Sebagai Care Giver Dalam
Muninjaya. A.A.G. 2007. Manajemen Perawatan Pasien PPOK Selama
Kesehatan. Jakarta: Buku Dirawat di RS Paru dr. Ario
Kedokteran EGC. Wirawan. Slatiga. Diakses dari:
http://respository.usw.edu/handle/123
456789/5314.
Ramadini, Indri. 2015. Hubungan Motivasi (Online). Dari: http://jurnal.usu.ac.id
Dengan Kinerja Perawat Pelaksana (28 November 2018).
di Ruangan Rawat Inap RSUD DR.
Rasidin Padang. Vol.11 No.1: 86- Wang, et al. 2015. Nurses’ Practice
101 Environmet And Their Job
Statisfaction: A Study on Nurses
Rino, M. 2016. BAB I: Latar Belakang. Caring For Older Adults In
(Online) dari: Shanghai. Cross Mark.
http://scholar.unand.ac.id (28
November 2018)
Robbins SP, dan Judge. 2008. Perilaku
Organisasi. Buku 2, Jakarta:
Salemba Empat Hal 256.
Saleng, Muh. 2015. Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kinerja
Perawat Di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Khusus Daerah
Provinsi Sulawesi Selatan.
Makassar: Universitas Islam
Alauddin.
Simamora, Roymond H.2018. Buku Ajar
manajemen keperawatan. Jakarta:
EGC.
Suarli, S. dan Yanyan B. 2009. Manajemen
Keperawatan Dengan Pendekatan
Praktis. Jakarta: Erlangga.
Sugiyono. 2014. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
Suroso, J. 2011. Penataan System Jenjang
Karir Berdasarkan Kompetensi
Untuk Meningkatkan Kepuasan
Kerja Dan Kinerja Perawat Di
Rumah Sakit. Ekplansi Vol. 6 No. 2
Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi
dan Peningkatan Kinerja
Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.
Wahyuni, Isra dan Dian Arrum. Motivasi
Dan Kinerja Perawat Pelaksana di
Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Anda mungkin juga menyukai