Anda di halaman 1dari 9

Muhammad Rijal Senjaya

240210160096
Kelompok 7B
IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Berikut merupakan tabel hasil pengamatan terhadap bentuk mikroorganisme
bakteri, kapang, dan khamir
Tabel 1.0 Hasil Pengamatan terhadap mikroorganisme bakteri, kapang, dan khamir.

Sampel
No Jenis Bentuk Keterangan
ke-

1  Bentuk:
staphylococcus
(bulat anggur)
 Jenis warna: gram
1 positif
Bakteri (kelompok  Jenis spesies:
5B) Streptococcus
thermopillus
 Fungsi: pembuatan
yoghurt

2  Bentuk:
staphylococcus
(bulat anggur)
 Jenis warna: gram
2 positif
(kelompok  Jenis spesies:
6B) Streptococcus
thermopillus
 Fungsi: pembuatan
yoghurt

1
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
3  Bentuk:
staphylococcus
(bulat anggur)
 Jenis warna: gram
positif
 Jenis spesies:
3 Streptococcus
(kelompok thermopillus.
7B)  Fungsi: pembuatan
yoghurt

4  Bentuk:
staphylococcus
(bulat anggur)
 Jenis warna: gram
4 positif
(kelompok  Jenis spesies:
8B) Streptococcus
thermopillus
 Fungsi: pembuatan
yoghurt

5  Bentuk: Hifa,
terdapat
sporangium dan
stolon
1  Warna: putih – abu
Kapang (Kelompok  Jenis spesies:
1-4) Rhizopus oryzae
 Fungsi: pembuatan
tempe

2
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
6  Bentuk: Bintik-
bintik bulat hitam
sel/uniseluler
 Jenis spesies:
Saccharomyces
1 cerevisiae
Khamir (kelompok  Fungsi: pembuata
9B) n roti, tape,
peuyeum, minuman
anggur, bir, dan
sake

7  Bentuk: Bintik-
bintik bulat hitam
sel/uniseluler
 Jenis spesies:
2 Saccharomyces
(kelompok cerevisiae
10B)  Fungsi: pembuatan
roti, tape, peuyeum,
minuman anggur,
bir, dan sake

8  Bentuk: Bintik-
bintik bulat hitam
sel/uniseluler
 Jenis spesies:
3 Saccharomyces
(kelompok cerevisiae
11B)  Fungsi: pembuatan
roti, tape, peuyeum,
minuman anggur,
bir, dan sake

(Sumber : Dokumentasi Pribadi Kelompok dan Kelompok Lain, 2017)

4.2 Pembahasan
Sebelumnya, dalam prosedur percobaan, telah dijelaskan bahwa untuk
mengamati bentuk mikroorganisme, terlebih dahulu harus dilakukan preparasi media

3
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
dan kultur mikroorganismenya. Hal ini dilakukan untuk menyediakan sumber
mikroorganisme yang akan digunakan dalam percobaan. Pada percobaan kali ini,
ditentukan prediksi jenis mikroorganisme yaitu bakteri Streptococcus thermopillus,
kapang Rhizopus oryzae, dan khamir Saccharomyces cerevisiae. Prediksi ini dilakukan
berdasarkan keterdapatannya pada bahan pangan. Bakteri yang digunakan diambil dari
bahan pangan susu fermentasi sehingga dapat diprediksi jenis bakterinya yaitu
Streptococcus thermopillus. Kapang diambil dari bahan pangan tempe fermentasi
sehingga dapat diprediksi jenis kapangnya yaitu Rhizopus oryzae. Begitu pula khamir,
diambil dari pembuatan bahan pangan roti sehingga dapat diprediksi jenis khamirnya
yaitu Saccharomyces cerevisiae.
Dalam mengamati bentuk bakteri, sebelum diamati dengan mikroskop, sampel
mikroorganisme yang akan diamati terlebih dahulu dilakukan pengujian pewarnaan
gram. Hal ini dilakukan untuk mempermudah dalam menentukan jenis bakteri yang
diamati. Dasar pewarnaan gram yaitu resistensi membran sel bakteri dalam menahan
keberadaan zat warna violet ungu agar tidak mengalir keluar karena pencucian oleh
larutan alkohol. Bakteri gram positif terlihat berwarna ungu karena dinding selnya
mengikat kristal violet lebih kuat, sedangkan sel gram negatif mengandung lebih banyak
lipid sehingga pori-pori mudah membesar dan kristal violet mudah larut saat pencucian
alkohol (Fardiaz, 1989)1.
Dalam melakukan pengujian warna gram, terlebih dahulu disiapkan bakteriyang
akan diuji pada gelas objek. Kemudian, dilakukan pemberian larutan kristal violet
secukupnya hingga seluruh permukaan yang berisi bakteri terbasahi. Kristal violet
merupakan larutan basa yang berfungsi memberi warna biru pada pewarnaan gram.
Setelah dibilas dengan air keran dan dikeringkan, sampel ditetesi larutan lugol supaya
warna kristal violet lebih melekat, lalu kembali dibilas dengan air dan dikeringkan.
Pebgujian selanjutnya adalah dengan melunturkan warna menggunakan larutan alkohol
95%. Pada tahap inilah penentuan jenis bakteri gram bakter sudah mulai bisa dilakukan.
Bakteri gram positif tidak akan melunturkan zat warna kristal violet. Namun, bakteri
gram negatif akan melunturkannya. Untuk lebih memastikan jenis bakteri gram, tahap
selanjutnya yaitu pemberian warna kembali dengan zat warna merah safranin, dimana
bakteri gram positif akan tetap berwarna ungu, tetapi bakteri gram negatif akan
berwarna merah.
Tahap akhir dalam melakukan pengamatan terhadap bentuk mikroorganisme
yaitu pengamatan melalui mikroskop. Mikrosokop yang digunakan adalah mikroskop
yang sumber cahayanya berasal dari listrik sehingga pengamatan dapat dilakukan di
tempat yang tidak terkena sinar matahari/gelap. Pada tahapan ini, mula-mula meja
preparat diatur serendah mungkin supaya memudahkan dalam meletakkan objek
preparat. Kemudian, gelas objek yang telah berisi preparat diletakkan di atas meja
preparat. Selanjutnya, dilakukan pengaturan perbesaran kasar, yakni mendekatkan atau
menjauhkan lensa objektif dengan objek yang diamati. Setelah dirasa cukup tepat,
dilakukan perbesaran halus, yakni memfokuskan bayangan sehingga tidak terlihat
1
Fardiaz. (1989). Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB.

4
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
kabur. Mula-mula, lensa yang digunakan adalah lensa dengan perbesaran 10x. Pada
perbesaran ini, warna objek yang diamati sudah nampak walaupun ukurannya masih
sangat kecil. Kemudian, perbesaran diubah menjadi 40x. Pada perbesaran ini, warna
objek yang dimati semakin jelas, tetapi ukuran selnya masih kecil. Lalu, dilakukan
perbesaran 100x dimana pada perbesaran ini warna dan ukuran selnya sudah nampak
jelas. Sebagian besar gambar mikroorganisme pada tabel hasil pengamatan di atas
diambil pada saat perbesaran 100x.
Berdasarkan tabel nomor 1,2,3, dan 4, dilakukan pengamatan terhadap
mikroorganisme bakteri. Diketahui bahwa gambar bakteri yang diamati memiliki
karakteristik bentuk bulat/coccus dengan masing-masing sel sebagian besar menempel
satu sama lain membentuk koloni menyerupai buah anggur/staphyle atau tidak beraturan
walaupun terdapat sebagian kecil sel yang hidup sendiri atau terpisah dengan sel bakteri
lainnya sehingga dapat dikatakan bahwa bentuk bakteri tersebut adalah staphylococcus.
Selain itu, terlihat pula bahwa setelah dilakukan pengujian pewarnaan gram, sel bakteri
berwarna keunguan yang menandakan bahwa sel tersebut memiliki jenis pewarnaan
gram positif. Pada prediksi awal, ditentukan bahwa jenis bakteri yang digunakan dalam
percobaan pada tabel nomor 1,2,3 dan 4 yaitu bakteri Streptococcus thermopillus. Hal
ini karena bakteri tersebut biasa digunakan dalam proses pembuatan youghurt di
laboratorium. Namun, untuk membuktikan jenis bakteri tersebut adalah benar
merupakan jenis Streptococcus thermopillus, diperlukan referensi dari praktikum
sebelumnya mengenai karakteristik fisik jenis bakteri Streptococcus thermopillus.
Menurut Helferich dan Westhoff (1980), karakteristik bakteri Streptococcus
thermopillus antara lain: berbentuk bulat yang membentuk rantai, gram positif, katalase
negatif, dapat mereduksi limus milk, tidak toleran terhadap konsentrasi garam yang
lebih besar dari 6,5%, tidak berspora, bersifat termodurik, tidak dapat tumbuh pada suhu
10oC, dan menyukai suasana mendekati netral dengan pH optimum untuk pertumbuhan
adalah 6,5.2
Dari uraian literatur di atas, diketahui bahwa terdapat kecocokan antara hasil
percobaan terdahulu dengan hasil pengamatan di laboratorium yakni mengenai
bentuknya yang bulat dan berjenis gram positif. Namun, hal yang masih menjadi
kendala untuk menentukan bahwa bakteri tersebut termasuk ke dalam jenis bakteri
Streptococcus thermopillus adalah bentuk yang seharusnya adalah rantai/streptococcus
sesuai dengan literatur, tetapi dalam pengamatan berbentuk tidak teratur seperti buah
anggur/staphylococcus. Bakteri jenis staphylococcus biasanya tidak digunakan dalam
proses pembuatan youghurt. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa jenis bakteri
yang terlihat pada hasil pengamatan adalah bakteri streptococcus thermopillus yang
telah terkontaminasi jenis bakteri lain yang memiliki karakteristik serupa, tetapi
bentuknya berbeda.
Berdasarkan tabel nomor 5, dilakukan pengamatan terhadap bentuk
mikroorganisme kapang. Diketahui bahwa gambar kapang yang diamati memiliki hifa

2
Helferich, W. dan Westhoff, D. 1980. All About Youghurt. Prentice Hall, Inc, Englewood Cliff. New
Jersey.

5
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
dengan percabangan di bagian kiri dan kanannya. Selain itu, terlihat pula warna yang
nampak pada gambar hasil pengamatan yaitu putih pucat. Pada prediksi awal,
ditentukan bahwa jenis kapang yang digunakan dalam percobaan yaitu kapang Rhizopus
oryzae. Hal ini karena kapang tersebut diambil dari tempe yang sedang difermnetasi.
Namun, untuk membuktikan bahwa jenis kapang tersebut adalah benar merupakan jenis
Rhizopus oryzae, diperlukan referensi dari praktikum sebelumnya mengenai
karakteristik fisik jenis kapang Rhizopus oryzae.
Menurut Soetrisno (1996), sifat-sifat jamur Rhizopus oryzae yaitu koloni
berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu-abu; stolon halus atau sedikit kasar dan
tidak berwarna hingga kuning kecoklatan; sporangiofora tumbuh dari stolon dan
mengarah ke udara, baik tunggal atau dalam kelompok (hingga 5 sporangiofora; rhizoid
tumbuh berlawanan dan terletak pada posisi yang sama dengan sporangiofora; sporangia
globus atau sub globus dengan dinding berspinulosa (duri-duri pendek), yang berwarna
coklat gelap sampai hitam bila telah masak; kolumela oval hingga bulat, dengan dinding
halus atau sedikit kasar; spora bulat, oval atau berbentuk elips atau silinder; suhu
optimal untuk pertumbuhan 35oC, minimal 5-7oC dan maksimal 44oC3.
Dari uraian literatur di atas, terdapat kesamaan karakteristik bentuk kapang
Rhizopus oryzae antara hasil pengamatan di laboratorium dengan hasil percobaan
sebelumnya, yaitu koloni yang berwarna putih berangsur-angsur menjadi abu, stolon
tidak berwarna, sporangiofora tumbuh ke atas, nampak sporangium berwarna abu, dan
selebihnya tidak dapat dijelaskan karena penampakan hasil pengamatan yang tidak
dapat menampilkan secara baik mengenai bentuk fisik kapang tersebut. Dengan
penampakan seadanya, dapat disimpulkan bahwa kapang tersebut merupakan kapang
jenis Rhyzopus oryzae.
Berdasarkan tabel nomor 6,7, dan 8, dilakukan pengamatan terhadap bentuk
mikroorganisme khamir. Diketahui bahwa gambar khamir yang diamati memiliki
bentuk uniseluler dengan penampakan bintik-bintik hitam pada layar mikroskop. Pada
prediksi awal, ditentukan bahwa jenis khamir yang digunakan dalam percobaan yaitu
khamir Saccharomyces cerevisiae. Prediksi ini didasarkan atas pengambilan khamir
yang biasa dipakai dalam proses pembuatan roti atau tape di laboratorium. Namun,
untuk membuktikan bahwa jenis khamir tersebut adalah benar merupakan jenis
Saccharomyces cerevisiae, diperlukan referensi dari praktikum sebelumnya mengenai
karakteristik fisik jenis khamir Saccharomyces cerevisiae.
Menurut Ahmad (2005), penampilan makroskopisnya (Saccharomyces
cerevisiae) yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning muda-keputihan,
permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat dengan askospora 1 – 8
buah4.

3
Soetrisno. (1996). Bunga Rampai Tempe Indonesia. Jakarta: Yayasan Tempe Indonesia.

4
Ahmad, Riza Zainuddin. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces Cerevisiae untuk Ternak. Wartazoa Vol.
15 No. 1 Tahun 2005:50-51

6
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
Dari uraian literatur di atas, terdapat kesamaan karakteristik fisik antara gambar
penampakan hasil pengamatan dengan uraian dekripsi hasil penelitian sebelumnya
mengenai bentuk khamir Saccharomyces cerevisiae, yaitu bentuknya yang bulat.
Namun, terdapat perbedaan mengenai hal warna yaitu pada literatur berwarna kuning
muda keputihan, sementara pada hasil pengamatan berwarna hitam. Hal ini dapat terjadi
karena latar belakang penampakan hasil pengamatan yang sama-sama berwana
kekuningan sehingga khamir yang terlihat seolah-olah berwarna gelap. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa jenis khamir yang dipakai dalam percobaan adalah
khamir Saccharomyces cerevisiae.

7
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
V. KESIMPULAN
1. Bakteri yang diamati merupakan bakteri Streptococcus thermopillus dengan
bentuk bulat/coccus dan koloni tak beraturan/staphyle serta berjenis bakteri
gram positif.
2. Pewarnaan gram berfungsi untuk memperjelas penampakan bentuk bakteri saat
diamati menggunakan mikroskop. Hasil uji berwarna ungu untuk bakteri gram
positif dan berwarna merah untuk bakteri gram negatif.
3. Kapang yang diamati merupakan kapang Rhizopus oryzae dengan warna putih –
abu dan struktur berupa hifa yang memiliki rhizoid dan stolon yang tidak
berwarna serta sporangiofora yang tumbuh ke atas.
4. Khamir yang diamati merupakan khamir Streptococcus thermopillus dengan
bentuk bulat/coccus.

DAFTAR PUSTAKA
Fardiaz. (1989). Mikrobiologi Pangan. Bogor: IPB.
Helferich, W. dan Westhoff, D. 1980. All About Youghurt. Prentice Hall, Inc,
Englewood Cliff. New Jersey.
Soetrisno. (1996). Bunga Rampai Tempe Indonesia. Jakarta: Yayasan Tempe Indonesia.

Ahmad, Riza Zainuddin. Pemanfaatan Khamir Saccharomyces Cerevisiae untuk


Ternak. Wartazoa Vol. 15 No. 1 Tahun 2005:50-51

8
Muhammad Rijal Senjaya
240210160096
Kelompok 7B
PERTANYAAN DAN JAWABAN
1. Sebutkan kemungkinan jenis bakteri dan khamir sesuai dengan penglihatan di
mikroskop (dilihat dari bentuk dan pewarnaan gram)!
Jawab: Sesuai dengan pengamatan pada mikroskop, jenis bakteri yang terlihat
berbentuk bulat/coccus dengan koloni menempel membuntuk pola acak/staphyle
sedangkan pewarnaannya termasuk ke dalam jenis bakteri gram positif karena tetap
mempertahankan zat warna kristal violet. Dengan demikian, diprediksi bahwa jenis
bakteri yang terliht adalah bakteri Streptococcus thermopillus.Adapun jenis khamir
yang terlihat pada mikroskop yaitu jenis khamir Saccharomyces cerevisiae karena
khamir tersebut memiliki bentuk bulat/coccus.

2. Mengapa pada bakteri harus dilakukan pewarnaan gram sebelum dilihat di bawah
mikroskop?
Jawab: Pewarnaan gram dilakukan untuk mempermudah peneliti dalam menentukan
jenis bakteri apa yang sedang diamati pada mikroskop. Tanpa dilakukan pewarnaan
gram, bakteri yang diteliti tidak akan nampak karena pada dasarnya bakteri tidak
memiliki warna.

3. Sebutkan fungsi pewarna kristal violet dan safranin pada pewarnaan gram!
Jawab: Pewarna kristal violet berfungsi untuk memberikan warna ungu pada uji
pewarnaan gram sedangkan pewarna safranin berfungsi untuk memberikan warna
merah.

Anda mungkin juga menyukai