Anda di halaman 1dari 8

URGENSI PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Mohamad Imsa Wiranegara,

UNIVERSITAS MATARAM

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Bahasa Inggris

Abstrak

Pada artikel ini kami akan membahas pentingnya Pancasila sebagai Dasar
Negara. Pancasila merupakan kristalisasi nilai luhur pemikiran para pendiri bangsa
untuk memberikan dasar dan arah yang akan dicapai bangsa Indonesia untuk
menggambarkan wujud cita-cita luhur para pendiri bangsa. Pertarungan ideologi
dunia saat itu terbagi antara liberal, kapitalis, sosialis, dan komunis. Aliran pikiran
dunia tersebut tidak cocok dengan jati diri sejarah perjuangan bangsa indonesia. Oleh
karena itu para pendiri bangsa mengambil sari pati dari aliran aliran besar itu
kedalam pikiran-pikiran besar yang mereka tuangkan, yang kemudian disepakati
menjadi Pancasila. Selanjutnya, Pancasila dijadikan sebagai sumber nilai dan
falsafah untuk mencapai cita cita kemerdekaan dalam proses berbangsa dan
bernegara.

(Kata kunci : Pancasila, Ideologi, Nilai luhur, dan Falsafah)

Pendahuluan

Penting untuk diketahui bahwa pada saat perumusan pancasila memiliki banyak
kejadian-kejadian yang kaya dan penuh tantangan. Mulai dari sidang BPUPKI
membahas perumusan dasar negara sampai pengesahan Pancasila sebagai dasar
negara dalam sidang PPKI, dan hingga kini “Amnesia sejarah” (istilah yang
digunakan oleh B.J. Habibie dalam Pidato memperingati hari lahir pancasila 1 Juni
2011.) masih menjadi tantangan yang besar.

[sumber : Buku Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi 2016/48]

Kurangnya kesadaran akan pentingnya sejarah terciptanya pancasila maupun


sejarah memperjuangkan kemerdekaan membuat pancasila sering dipandang sebelah
mata pada beberapa kalangan. Pancasila merupakan norma mendasar bagi bangsa dan
negara Indonesia dan hal ini berarti bahwa peraturan, hukum, atau kaidah yang
sangat fundamental.

Pengimplementasian nilai-nilai pancasila perlu dilakukan bagi setiap warga


negara Indonesia dimanapun ia berada. Hal ini dilakukan agar semua warga negara
Indonesia mengerti dan sadar bahwa dasar yang dimiliki oleh bangsa Indonesia
sangat lah kuat.

Pembahasan

Ada tiga pokok pembahasan pada materi ini, yang pertama adalah periode
pengusulan, kedua adalah periode perumusan,dan yang ketiga adalah periode
pengesahan. Berikut adalah pembahasan yang lebih luas :

1. Periode Pengusulan.

Jauh sebelum periode pengusulan Pancasila, cikal bakal munculnya ideologi


bangsa itu diawali dengan lahirnya rasa nasionalisme dari berbagai kalangan.
Diantaranya adalah gerakan Perhimpunan Indonesia yang sangat menekankan
solidaritas dan kesatuan bangsa. Perhimpunan Indonesia menghimbau agar segenap
suku bangsa bersatu teguh dalam menghadapi penjajahan dan keterjajahan. Disusul
lahirnya Soempah Pemoeda pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan
momen-momen perumusan diri bagi bangsa Indonesia. Semua itu merupakan modal
politik awal yang sudah dimiliki oleh tokoh-tokoh pergerakan sehingga ketika sidang
beruntun BPUPKI yang difasilitasi oleh Laksamana Maeda, tidak ada intervensi oleh
Jepang.

Pada tanggal 7 juli 1944, Jenderal Kunaiki Koiso menggantikan Jenderal Hideki
Tojo sebagai Perdana Menteri Jepang. Tugas yang harus ia kerjakan adalah
memulihkan kewibawaan Jepang di mata bangsa-bangsa Asia. Langkah kebijakan
yang diambil oleh Koiso untuk mempertahankan pengaruh Jepang di daerah-daerah
yang didudukinya adalah dengan mengeluarkan pernyataan tentang janji
kemerdekaan dikemudian hari. Pernyataan tersebut disambut gembira oleh bangsa
Indonesa. Jepang memiliki tujuan agar rakyat Indonesia bersedia membantu Jepang
dalam perangnya melawan Sekutu dan agar rakyat Indonesia tidak melakukan
perlawanan terhadap pemerintah Jepang. Bendera Merah Putih dikibarkan di
kantor-kantor namun tetap harus berdampingan dengan bendera Hinomaru (Bendera
Jepang) untuk menunjukan kesungguhan janjia tersebut.

Kekalahan Jepang pada perang Aisa-Pasifik semakin terlihat jelas dan untuk
mewujudkan janjinya, pemerintah militer Jepang mendirikan Badan Penyidik
Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) atau Dokuritsu Junbi
Cosakai yang bertugas mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang pentinf
berhubungan dengan dengan berbagai hal yang berkaitan pembentukan negara
Indonesia merdeka. Terdiri 60 orang dan ditambah 7 orang Jepang tanpa hak suara
mereka dilantik pada tanggal 28 Mei 1945.

Pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei - 1 Juni 1945) membahas mengenai calon
dasar negara. Dalam catatan sejarah, tokoh yang berbicara pada saat sidang tersebut
adalah Mr. Moh. Yamin, Prof. Dr. Mr. Supomo, Keempatnya memiliki pendapat
mereka masing-masing mengenai dasar negara. Perbedaan pendapat tidak
menghalangi rasa semangat persatuan yang kuat dan semangat kesatuan untuk meraih
kemerdekaan.

Salah satu tokoh yang berpidato dalam mengusulkan dasar negara adalah Ir.
Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945. Mengusulkan lima butir gagasan dasar negara
yang diberi nama Pancasila. Jika peserta sidang tidak menyukai angka lima, ia
mengusulkan angka tiga (Trisila) dan juga akhirnya mengusulkan angka satu
(Ekasila).

Setelah pidato Ir. Soekarno, sidang menerima usulan Pancasila sebagai dasar
filsafat negara yang beliau usulkan. Setelah itu BPUPKI membentuk panitia kecil
yang beranggotakan sembilan orang (Panitia 9), yang terdiri dari :

1. Ir. Soekarno (ketua)

2. Drs.Mohammad Hatta (wakil ketua)

3. Mr. Alexander Andries Maramis (anggota)

4. Abikoesno Tjokrosoejoso (anggota)

5. Abdoel Kahar Moezakir (anggota)

6. H. Agus Salim (anggota)


7. Mr. Achmad Soebardjo (anggota)

8. Kiai Haji Abdul Wahid Hasjim (anggota)

9. Mr. Mohammad Yamin (anggota)

Mereka memiliki tugas menampung unsur-unsur seputar calon dasar negara.


Kemudian BPUPKI mengakami masa reses (istirahat) selama sebulan lebih.

2. Periode Perumusan.

Sidang BPUPKI yang kedua (Pada tanggal 10 Juni 1945 sampai 17 Juli 1945) Ir.
Soekarno sebagai ketua panitia sembilan melaporkan hasil kerja panitia sembilan
dihadapan anggota BPUPKI. Berisi dokumen (Jakarta Charter/Piagam Jakarta)
yang memuat rancangan asas dan tujuan Indonesia merdeka. Piagam Jakarta itu
merupakan naskah awal pernyataan kemerdekaan Indonesia. Pada alinea keempat
Piagam Jakarta terdapat rumusan pancasila sebagaimana bunyinya :

1. Ketuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi


pemelukpemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.

3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Piagam Jakarta ini dikemudian hari dijadikan “Pembukaan” UUD 1945,dengan


sejumlah perubahan dibeberapa bagian.

Dikala the best character yang dimiliki bangsa Indonesia sibuk mempersiapkan
kemerdekaan sesuai skenario Jepang, peta politik dunia berubah secara tiba-tiba.
Takluknya Jepang ditangan Sekutu (Pengeboman kota Hiroshima pada tanggal 6
Agustus 1945) merupakan salah satu penyebab perubahan peta politik dunia pada
masa itu. 7 Agustus 1945, pemerintah pendudukan Jepang di Jakarta mengeluarkan
maklumat yang berisi :
1. Pertengahan Agustus 1945 akan dibentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi
Indonesia (PPKI),

2. Panitia itu rencananya akan dilantik 18 Agustus 1945 dan mulai bersidang 19
Agustus 1945, dan

3. Direncanakan 24 Agustus 1945 Indonesia dimerdekakan.

8 Agustus 1945, Sukarno, Hatta, dan Rajiman dipanggil Jenderal Terauchi


(Penguasa Militer Jepang di Kawasan Asia Tenggara) yang berkedudukan di Saigon
(Ho Chi Minh City), Vietnam. Mereka diberi kewenangan oleh Terauchi untuk
segera membentuk suatu Panitia Persiapan Kemerdekaan bagi Indonesia sesuai
dengan maklumat Pemerintah Jepang (7 Agustus 1945). Sepulang dari Saigon, ketiga
tokoh tadi membentuk PPKI dengan total anggota 21 orang, yaitu: Soekarno, Moh.
Hatta, Radjiman, Ki Bagus Hadikusumo, Otto Iskandar Dinata, Purboyo,
Suryohamijoyo, Sutarjo, Supomo, Abdul Kadir, Yap Cwan Bing, Muh. Amir, Abdul
Abbas, Ratulangi, Andi Pangerang, Latuharhary, I Gde Puja, Hamidan, Panji Suroso,
Wahid Hasyim, T. Moh. Hasan

(Sartono Kartodirdjo, dkk., 1975: 16--17).

Jatuhnya bom di kota Hiroshima belum membuat Jepang takluk oleh sekutu.
Pada 9 Agustus 1945, Amerika dan sekutu kembali melakukan pengeboman di kota
Nagasaki yang meluluhlantakkan kota tersebut sehingga kekuatan Jepang semakin
melemah. Pada 14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu.
Konsekuensinya, daerah bekas pendudukan Jepang diambil alih oleh sekutu,
termasuk Indonesia. Tentara Jepang masih ditugasi hanya sebagai penjaga
kekosongan kekuasaan.

Hal itu tidak disia-siakan oleh para tokoh pergerakan nasional. PPKI yang
mulanya bentukan Jepang karena Jepang sudah kalah, maka para tokoh pergerakan
nasional segera mengambil keputusan politis yang sangat krusial. Keputusan tersebut
berupa melepaskan diri dari bayang-bayang penjajahan (Jepang atau Sekutu) dan
mempercepat rencana kemerdekaan bangsa Indonesia.

3. Periode Pengesahan.
14 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu. Kabar kekalahan
Jepang dirahasiakan, meski demikian kaabr tersebut dapat diketahui oleh sejumlah
tokoh gerakan bawah tanah dan para pemuda Indonesia melalui siaran radio. 15
Agustus 1945 Sukarno, Hatta, dan Rajiman Kembali ke Indonesia. Kedatangan
mereka disambut oleh para pemuda yang mendesak agar kemerdekaan bangsa
Indonesia diproklamasikan secepatnya karena mereka tanggap terhadap situasi politik
dunia kala itu. Para pemuda sudah mengetahui bahwa Jepang menyerah kepada
sekutu sehingga Jepang tidak memiliki kekuasaan secara politis di wilayah
pendudukan, termasuk Indonesia. Perubahan situasi yang cepat menimbulkan
kesalahpahaman antara kelompok pemuda dengan Soekarno dan kawan -kawan
sehingga kelompok pemuda mengambil keputusan untuk mengamankan Soekarno
dan Moh. Hatta ke Rengas Dengklok, peristiwa tersebut berdasarkan hasil rapat pada
pukul 24.00 WIB menjelang 16 Agustus 1945 di Cikini no.71 Jakarta.

(Kartodirdjo, dkk., 1975: 26).

Lika-liku perspektif antara kedua kalangan telah dilalui. Konsep kalimat pertama
diusulkan oleh Achmad Soebardjo. Konsep kalimat ke dua diusulkan oleh Ir.
Soekarno. Moh. Hatta menggabungkan kedua konsep kalimat tersebut dan
disempurnakan, sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang sekarang. 17
Agustus 1945 bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya. Esok harinya PPKI
melakukan sidang yang menentukan dan menegaskan bahwa posisi bangsa Indonesia
sudah merdeka, sejak saat itu PPKI kemudian dianggap sebagai badan nasional dan
anggotanya bertambah enam orang lagi agar lebih mewakili seluruh komponen
bangsa Indonesia.

Indonesia sebagai bangsa merdeka memerlukan beberapa perangkat dan


kelengkapan kehidupan bernegara, seperti : Dasar Negara, Undang-Undang Dasar,
Pemimpin negara, dan perangkat pendukung lain. Hasil dari putusan itu adalah

1. Mengesahkan UUD 1945.

2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden yang pertama.

3. Membentuk KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat).

Rumusan Pancasila yang disahkan oleh PPKI pada UUD 1945 sedikit berbeda
dengan Piagam Jakarta yang diajukan oleh Ir. Soekarno. Hal ini terjadi karena adanya
tuntutan dari wakil yang mengatas namakan masyarakat Indonesia bagian timur yang
menemui Moh. Hatta mempertayakan 7 kata dibelakang “Ketuhanan”. Tuntutan ini
ditanggapi secara bijaksana oleh para pendiri bangsa sehingga terjadilah perubahan
yang disepakati. 7 kata tersebut di hapus dan diganti dengan “Yang Maha Esa”.

PENUTUP

Jauh sebelum adanya istilah “Indonesia” negeri ini disebut sebagai Nusantara
oleh kerajaan Majapahit. Hal ini berarti bahwa agama lebih dahulu memasuki
wilayah nusantara dibandingkan dengan para sekutu. Tiga setengah abad dijajah oleh
Belanda, ada beberapa perlawaanan muncul diberbagai daerah. Rasa perjuangan
sering kali muncul, hanya bermodal bambu runcing mereka berani melawan. Tekad
untuk meraih kebebasan dari belenggu penjajahan sangatlah kuat.

Lahirnya the best character yang dimiliki oleh bangsa Indonesia pada masa itu
merupakan salah satu hasil tetesan perjuangan yang dahulunya bersimbah darah.
Pancasila penting untuk menyatukan tekad yang sama dalam meraih cita-cita bangsa.
Banyaknya lika-liku yang telah dialami, tidak membuat nilai-nilainya mudah luntur.
Baik ketika zaman penjajahan maupun ketika bangsa ini sudah merdeka, pancasila
telah teruji kekuatannya berkali kali, dan telah menjadi nilai yang sangat mendasar.

Oleh karenanya, pancasila tak dapat tergantikan. Pancasila penting karena sudah
menyatu dengan jiwa dan kepribadian bangsa Indonesia, pancasila sebagai dasar
negara, ideologi dan falsafah, terkandung didalamnya cita-cita dan tujuan bangsa
Indonesia ini berdiri. Dan pancasila bukanlah suatu alat yang dapat dikuasai oleh
suatu individu atau suatu kelompok. Pancasila milik semua masyarakat Indonesia.
Daftar Pustaka

Nurwardani, Paristianti, dkk (Direktorat Jendral Pembelajaran dan Kemahasiswaan).


2016. “Pendidikan Pancasila untuk Perguruan Tinggi”. Jakarta. Ristekdikti.

A, Lalu Ekan Satria. Dkk. (MGMP IPS SMP-MTs Kota Mataram). 2013. “Lembar
Kerja Siswa Ilmu Pengetahuan Sosial”. Mataram.

Riyanto, Astim. 2007. “Pancasila Dasar Negara Indonesia”. Jakarta. jhp.ui.id


(Jurnal).

Pabottinggi, Mochtar, 2006, “Pancasila sebagai Modal Rasionalitas Politik”,


Kerjasama Universitas Gadjah Mada, KAGAMA, LIPI, dan LEMHANNAS.
Yogyakarta.

Aminullah. Vol. 3. No.1 ISSN:2355-6358, ”INPLEMENTASI NILAI-NILAI


PANCASILA DALAM KEHIDUPAN BERMASYARAKAT”. Mataram. PKPSM IKIP
MATARAM.

Anda mungkin juga menyukai