Homepageartikel: www.univ-tridinanti.ac.id/ejournal/
ABSTRACT
berdasarkan bentuknya antara lain Plate Heat atau gas) atau antara medium-medium yang
Exchanger(PHE). berlainan yang bersinggungan secara langsung
Plate Heat Exchanger (PHE) adalah salah satu sehingga terjadi pertukaran energi.
jenis Heat Exchanger yang terdiri dari pelat (plate)
dan rangka (frame), dimana proses perpindahan 1.1.2. Perpindahan Kalor secara Konveksi
kalor terjadi diantara kedua fluida pada sisi pelat Konveksi adalah perpindahan kalor karena
heat exchanger. adanya gerakan/aliran pencampuran dari bagian
Suatu alat penukar kalor sangat berpengaruh kalor ke bagian yang dingin. Contohnya adalah
dalam keberhasilan dalam keseluruhan rangkaian hilangnya kalor dari radiator mobil karena
proses, karena dengan adanya kegagalan operasi alat hembusan udara, pendinginan dari secangkir kopi
ini baik kegagalan mekanik maupun operasional oleh udara dan lain-lain. Menurut cara
maka dapat menyebabkan berhentinya operasi unit. menggerakkan alirannya, perpindahan kalor
Oleh karena itu sebuah alat penukar kalor (Heat konveksi diklasifikasikan menjadi dua, yakni
Exchanger) dituntut untuk memiliki kinerja yang konveksi bebas (free convection) dan konveksi
baik agar dapat diperoleh hasil yang maksimal serta paksa (forced convection). Bila gerakan fluida
dapat menunjang penuh terhadap suatu unit yang desebabkan karena adanya perbedaan kerapatan
sedang beroperasi. karena perbedaan suhu, maka perpindahan kalornya
Seiring berlangsungnya sistem pendinginan disebut konveksi bebas (free / natural convection).
pada PLTGU (Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap), Bila gerakan fluida disebabkan oleh gaya paksa
maka akan menimbulkan permasalahan yang sering dari luar, misalkan dengan pompa atau kipas
dihadapi pada kondisi operasi yaitu penurunan sehingga fluida mengalir di atas permukaan, maka
performansi pada plate heat exchanger yang perpindahan kalornya disebut konveksi paksa
dipengaruhi pengotoran oleh fluida, oleh karena itu (forced convection).
setiap terjadinya penurunan performansi Plate Heat
Exchanger harus segera dilakukan pembersihan pada 1.1.3. Perpindahan Kalor Radiasi
stainer maupun pembersihan pada PHE itu sendiri Perpindahan kalor radiasi adalah proses
agar dapat terhindar dari kerugian produksi. Oleh dimana kalor mengalir dari benda yang bersuhu
karena itu, analisis perhitungan performansi pada tinggi ke benda yang bersuhu rendah jika benda-
plate heat exchanger sangat diperlukan untuk benda itu terpisah didalam ruang, bahkan jika
meninjau kembali kinerja plate heat exchanger di terdapat ruang hampa diantara benda-benda
PLTGU agar tetap dapat mempertahankan suhu tersebut.
kerjanya serta menentukan waktu yang tepat untuk
melakukan perawatan pada heat exchanger. 1.2. Pengertian Heat Exchanger
Alat penukar kalor banyak digunakan pada
1.1 Perpindahan Kalor berbagai instalasi industri, antara lain pada : boiler,
kondensor, cooler, cooling tower. Sedangkan pada
Perpindahan kalor adalah ilmu yang kendaraan adalah radiator yang pada dasarnya
memperediksikan terjadinya perpindahan energi berfungsi sebagai alat penukar kalor.
yang disebabkan oleh adanya perbedaan suhu di Tujuan perpindahan kalor di dalam proses industri
antara benda atau zat dan bagaimana energi diantaranya adalah :
berpindah dari suatu benda ke benda lain dengan a) Memanaskan atau mendinginkan fluida
memperkirakan laju perpindahan yang terjadi pada hingga mencapai kalor tertentu yang dapat
kondisi- kondisi tertentu. memenuhi persyaratan untuk proses
Terdapat tiga cara perpindahan kalor dari selanjutnya.
sumber ke penerima, namun sebagian besar b) Mengubah keadaan (fase) fluida : destilasi,
aplikasi dari teknik perpindahan kalor adalah evaporasi, kondensasi, dan lain-lain.
kombinasi dua atau ketiganya. Cara tersebut adalah
perpindahan kalor konduksi dan konveksi, kadang- Proses perpindahan kalor tersebut dapat terjadi
kadang juga radiasi. secara langsung maupun tidak langsung.
1) Pada alat penukar kalor langsung, fluida
1.1.1. Perpindahan Kalor secara Konduksi panas akan bercampur secara langsung
Perpindahan kalor secara konduksi adalah dengan fluida dingin (tanpa adanya pemisah)
proses perpindahan kalor dimana kalor mengalir dalam suatu bejana atau ruangan tertentu.
dari daerah yang berkalor tinggi ke daerah yang Contohnya pada cooling tower untuk
berkalor rendah dalam suatu medium (padat, cair mendinginkan air pendingin kondensor pada
41
Walikrom Ridho, dkk; Studi Kinerja Plate Heat Exchanger Pada Sistem Pendingin PLTGU
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol. 1, No. 1, hal. 40 – 47, Juni 2018, p-ISSN: 2621-3354
sistem pendingin utama pembangkit listrik, kalor yang diperlukan bottom product
dimana antara air kalor yang didinginkan pada distilasi. Steam biasanya digunakan
oleh udara sekitar saling berkontak langsung. sebagai media pemanas.
2) Pada alat penukar kalor tidak langsung, 7) Evaporator : Berfungsi memekatkan
fluida kalor tidak berhubungan langsung suatu larutan dengan cara menguapkan
dengan fluida dingin. Jadi proses airnya.
perpindahan kalor itu mempunyai media 8) Vaporizer : Berfungsi memekatkan
perantara, seperti pipa (tube), pelat atau cairan selain dari air.
peralatan jenis lainnya. Biasanya bahan
permukaan pemisah dipilih dari bahan-bahan Adapun bentuk dari alat penukar kalor pada industri
yang memiliki konduktivitas termal tinggi. antara lain :
1. Alat Penukar Kalor Shell dan Tube
1.2.1 Klasifikasi Alat Penukar Kalor 2. Alat Penukar Kalor Coil dan Box
Adapun klasifikasi dari alat penukar kalor 3. Alat Penukar Kalor Double Pipe
dapat dibagi dalam beberapa kelompok yaitu : 4. Alat Penukar Kalor tipe Plate
Berdasarkan konstuksinya
1) Tabung (tubular) 1.2.2. Klasifikasi Penukar Kalor Berdasarkan
2) Plate-Type Susunan Aliran Fluida
3) Extended Surface Susunan aliran fluida disini dimaksudkan
4) Regenerative adalah berapa kali mengalir sepanjang penukar kalor
Berdasarkan pengaturan aliran sejak saat masuk hingga meninggalkannya serta
1) Single Pass bagaimana arah aliran relatif antara kedua fluida
2) Multi Pass (aliran sejajar/parallel, berlawanan arah/counter atau
Berdasarkan jenis aliran bersilangan/cross)
1) Aliran Berlawanan Arah (Counter Flow)
2) Aliran Sejajar (Parallel Flow) a) Pertukaran panas dengan aliran searah
3) Aliran Silang (Cross Flow) (ParallelFlow)
Berdsarkan banyaknya laluan
1) Seluruh Cross-Counter Flow
2) Seluruh Cross-Parallel Flow
3) Parallel Counter Flow
Berdasarkan mekanisme perpindahan kalor
1) Konveksi satu fasa (dengan konveksi
paksa atau ilmiah)
2) Konveksi dua fasa (dengan konveksi
paksa atau ilmiah)
3) Kombinasi perpindahan kalor
Berdasarkan fungsinya dapat digolongkan
pada beberapa nama : Gambar 1. Paralel flow pada Heat Exchanger
1) Exchanger : Memanfaatkan perpindahan
kalor diantara dua fluida proses. (steam Yaitu apabila arah aliran dari sisi masuk dan
dan air pendingintidak termasuk fluida keluar kedua fluida di dalam alat penukar panas
proses) adalah sejajar dan searah.
2) Heater : berfungsi memanaskan fluida
proses dan sebagai bahan pemanas alat b) Pertukaran panas dengan aliran berlawanan
ini menggunakan steam. arah (Counter Flow)
3) Cooler : Berfungsi mendinginkan fluida Yaitu apabila kedua fluida mengalir dengan
proses, dan sebagai bahan pendingin arah yang saling berlawanan dan keluar pada sisi
digunakan air. yang berlawanan.
4) Condensor : Berfungsi untuk
mengembunkan uap atau menyerap
kalor laten penguapan.
5) Boiler : Berfungsi untuk membangkitkan
uap.
6) Reboiler : Berfungsi sebagai pensuplai
42
Walikrom Ridho, dkk; Studi Kinerja Plate Heat Exchanger Pada Sistem Pendingin PLTGU
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol. 1, No. 1, hal. 40 – 47, Juni 2018, p-ISSN: 2621-3354
Bilangan Reynolds
43
Walikrom Ridho, dkk; Studi Kinerja Plate Heat Exchanger Pada Sistem Pendingin PLTGU
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol. 1, No. 1, hal. 40 – 47, Juni 2018, p-ISSN: 2621-3354
2. METODOLOGI PENELITIAN
Hasil Perhitungan
No. Parameter Fluida Fluida
Dingin Panas
1 Bilangan Reynold 10189,21 10704,96
2.2. Parameter-parameter untuk pengambilan 2 Bilangan Prandtl 4,87 4,25
data saat HE beroperasi 3 Bilangan Nusselt 69,18 62,29
Koefisien Perpindahan
4 Panas 243,91 215,80
Data-data pendukung yang diambil yaitu sebagai hch (W/m2 K)
berikut : Beda temperature rata-rata
5 6
∆TLMTD (oC)
45
Walikrom Ridho, dkk; Studi Kinerja Plate Heat Exchanger Pada Sistem Pendingin PLTGU
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol. 1, No. 1, hal. 40 – 47, Juni 2018, p-ISSN: 2621-3354
Parameter 1 2 3 4 5
Tcin (oC) 32, 32, 32, 32 32,
08 04 94 69
o
Tcout ( C) 36, 36, 36, 36, 37,
98 84 89 84 46
Thin (oC) 42, 42, 41, 41, 42, Gambar 5. Perbandingan nilai Efisiensi terhadap
46 31 34 41 09 NTU dan Turbidity Sebelum dibersihkan
Thout (oC) 38, 38, 38, 37, 37,
46 22 18 78 61
Aliran fluida 12 12 12 12 125
dingin (kg/s) 5 5 5 5
Aliran fluida 11 11 11 11 116
panas (kg/s) 6,6 6,6 6,6 6,6 ,67
7 7 7 7
∆TLMTD (oC) 4 4,0 3,1 3,6 4,4
9 6 3 8
∆Th = Thin - Thout 4,9 4,8 3,9 4,4 4,7
(oC) 5 8 7
∆Tc = Tcout- Tcin 6,0 2,4 5,3 5,1 4,7 Gambar 6. Perbandingan nilai Efisiensi terhadap
(oC) 1 7 4 5 7 NTU dan Turbidity setelah dibersihkan
NTUmax 0,3 0,2 0,2 0,2 0,2
0 8 8 7 7
46
Walikrom Ridho, dkk; Studi Kinerja Plate Heat Exchanger Pada Sistem Pendingin PLTGU
Turbulen: Jurnal Teknik Mesin, Vol. 1, No. 1, hal. 40 – 47, Juni 2018, p-ISSN: 2621-3354
47
Walikrom Ridho, dkk; Studi Kinerja Plate Heat Exchanger Pada Sistem Pendingin PLTGU