Oleh;
Yurisal Aesong,
Manado, 2012
LATAR BELAKANG
Ruang merupakan sumber daya alam yang harus dikelola bagi sebesar-
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD 1945) yang menegaskan
bahwa bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai
ini ruang harus dilindungi dan dikelola secara terkoordinasi, terpadu, dan
berkelanjutan.
negara kepulauan berciri Nusantara, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi
ruang darat, ruang laut, dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi, maupun
berdaya guna, dan berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang
Ruang sebagai sumber daya pada dasarnya tidak mengenal batas wilayah,
Nasional, serta sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang nyata, luas, dan
1
bertanggung jawab, penataan ruang menuntut kejelasan pendekatan dalam proses
nasional, wilayah provinsi, wilayah kabupaten, dan wilayah kota, yang setiap
dalam subsistem tersebut terdapat sumber daya manusia dengan berbagai macam
kegiatan pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya buatan, dan dengan
tingkat pemanfaatan ruang yang berbeda-beda, yang apabila tidak ditata dengan
luasannya ditetapkan paling sedikit 30 (tiga puluh) persen dari luas wilayah kota,
yang diisi oleh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja
ditanam.
2
TINJAUAN TENTANG KEBIJAKAN PENATAAN RUANG
bahwa “kebijakan publik merupakan apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk
dilakukan dan tidak dilakukan”. Menurut Carl Friedrich bahwa kebijakan sebagai
suatu arah tindakan yang diusulkan oleh seseorang, kelompok, atau pemerintah
dan mengatasi dalam rangka mencapai suatu tujuan, atau merealisasikan suatu
dalam arti government, dalam arti hanya menyangkut aparatur negara, melainkan
dunia usaha maupun masyarakat madani (civil society). Kebijakan pada intinya
masyarakat atau warga negara. Kebijakan merupakan hasil dari adanya sinergi,
kompromi atau bahkan kompetisi antara berbagai gagasan, teori, ideologi, dan
(1) menyatakan bahwa Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,
dan ruang udara, termasuk ruang di dalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah,
tempat manusia dan makhluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
3
kelangsungan hidupnya, pada angka (2) menerangkan bahwa tata ruang adalah
wujud struktur ruang dan pola ruang. Kemudian dalam angka (5) menegaskan
bahwa penataan ruang adalah suatu sistem proses perencanaan tata ruang,
rencana tata ruang wilayah kota yaitu 20 (dua puluh) tahun. Rencana tata ruang
wilayah kota sebagaimana dimaksud ditinjau kembali 1 (satu) kali dalam 5 (lima)
tahun, dalam kondisi lingkungan strategis tertentu yang berkaitan dengan bencana
wilayah Kota ditinjau kembali lebih dari 1 (satu) kali dalam 5 (lima) tahun.
Rencana tata ruang wilayah kota ditetapkan dengan peraturan daerah kota.
Memang mereka diberi aktivitas untuk kehidupan, kerja, rekreasi, belanja dan
bermukim, akan tetapi kurang diberi peluang untuk ikut dalam proses penentuan
4
mendasar dalam menumbuhkan rasa memiliki untuk kemudian mempertahankan
atau melestarikan.
bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
berbunyi: “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
rakyat.” Menurut M. Daud Silalahi bahwa salah satu konsep dasar pemikiran tata
ruang menurut hukum Indonesia terdapat dalam UUPA No. 5 Tahun 1960. Sesuai
dengan Pasal 33 ayat 3 UUD 1945, tentang pengertian hak menguasai dari negara
keterbukaan dan asas keadilan. Tanpa menggunakan kedua asas itu tidak akan
Era otonomi daerah berarti tiap daerah memiliki kewenangan membuat kebijakan
5
daerah untuk memberi pelayanan, peningkatan peran serta, prakarsa, dan
Demi terwujudnya hal tersebut maka tata ruang kota haruslah dapat
menciptakan kota yang sesuai dengan tata nilai yang mencakup kehidupan sosial.
Ekonomi, dan budaya. Hanya saja, masalah tata ruang ini masih dinilai oleh
kota hanyalah untuk konsumsi kelas menengah keatas. Dimana para stakeholder
yang ada yaitu, pemerintah, swasta, dan masyarakat kurang memiliki posisi yang
seimbang.
berbagai unsur seperti masyarakat, pihak swasta, dunia usaha, kelompok profesi,
masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam penataan ruang, karena
pada akhirnya hasil dari penataan ruang ialah untuk kepentingan seluruh lapisan
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara
Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang telah diatur dalam Peraturan Menteri
6
Nomor 8 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang di Daerah, yang
tentang Tata Ruang dan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 69 Tahun 1996 tentang
Pelaksanaan Hak dan Kewajiban serta Bentuk dan Tata Cara Peran Serta
Masyarakat dalam Penataan Ruang, pada Pasal 9 Permendagri No.9 Tahun 1998
antara lain disebutkan, peran serta masyarakat dalam proses perencanaan Rencana
dalam penentuan arah pengembangan wilayah yang akan dicapai dan pemberian
dan pengembangan dengan dan/atau bantuan tenaga ahli kepada Badan Pengawas
7
c. Mekanisme kerja yang transparan.
d. Kemampuan bekerjasama dengan berbagai kalangan masyarakat.
e. Kepedulian besar terhadap penduduk miskin dikota dengan cara
mengentaskian mereka dari kemiskinan dan memberdayakan mereka
disektor ekonomi.
f. Kepedulian yang besar terhadap lingkungan hidup dalam rangka
komitmen yang besar terhadap sustainable development.
kelompok warga melalui berbagai forum menjadi lebih aktif menuntut agar
8
Dasarnya, penataan ruang perlu dilakukan untuk mengelola konflik dalam
alokasi dan/atau distribusi pemanfaatan berbagai sumber daya secara efisien, adil
dan berkelanjutan. Konflik yang dimaksud baik konflik terpendam maupun yang
terbuka karena salah satu pihak telah bertindak untuk melaksanakan tujuannya
bahwa proses perencanaan tata ruang akan dimulai. Hal ini dilaksanakan melalui
mengetahuinya. Tidak cukup disebarluaskan dengan surat kabar jika surat kabar
tidak sampai di pelosok. Diperlukan berbagai cara, melalui siaran radio dan
televisi, surat edaran ataupun utusan dan melalui forum pertemuan. Agar supaya
(tujuah) hari.
kelestarian lingkungan, dan kawasan yang secara alami rentan terhadap bencana
alam seperti gempa maupun tsunami. Kawasan-kawasan inilah yang harus kita
9
pembangunan dan pengelolaan perkotaan, terutama yang menjadi urusan wajib
sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulkan daerah, terutama dalam
di sekitar-sekitar kota inti dengan penegakan hukum yang tegas dan adil,
peningkatan peran dan fungsi Kota-Kota menengah dan kecil di sekitar Kota inti
kota ramah lingkungan seperti industri jasa keuangan, perbankan, asuransi, dan
10
budaya, penataan kembali pelayanan fasilitas publik, terutama pengembangan
ruang yang senada dengan semangat otonomi daerah, dengan demikian proses
penataan ruang di daerah, antara lain, pertama, proses penataan ruang di daerah
dengan masyarakat, karena itu setiap proses penataan ruang haruslah dapat
11
berkembang saat ini, di beberapa daerah telah terdapat forum/kelompok inisiatif
Forum-forum ini menjadi basis yang kuat untuk mendapatkan informasi tentang
ruang”, karena itu, diharapkan agar setiap forum yang berkembang dapat
difasilitasi agar menjadi salah satu pilar dalam penataan ruang di daerah.
Pemerintah dalam hal ini bertindak selaku fasilitator untuk pencapaian community
tetap memperhatikan ide dan gagasan asli yang bersumber dari para stakeholder.
pelaksanaan kerja. Salah satu contoh penting untuk hal tersebut adalah adanya
rencana tata ruang yang telah disusun. Untuk mengetahui lebih tajam tentang
tersebut, kita berharap bisa mendapatkan SPM yang betul-betul sesuai dengan
12
Ketiga, daerah-daerah harus semakin mandiri dan maju dalam pengelolaan
penghalang bagi pelaksanaan otonomi daerah. Keterbatasan SDA juga tidak dapat
dijadikan alasan bagi perusakan lingkungan. Karena itu, daerah harus kreatif
dalam menggali sumber-sumber pendapatan lainnya dan harus segera digarap agar
perspektif yang lebih luas. Hal-hal yang beyond otonomi daerah, seperti
antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus segera menjadi perhatian
permasalahan lintas daerah. Sampai saat ini masih harus terus dipikirkan upaya-
akuntabel.
Kelima, pada era globalisasi kita dihadapkan dengan kondisi dunia tanpa
daerah-daerah dengan negara luar, atau bekerjasama dengan negara lain. Pada
13
agar lebih kompetitif. Kesiapan untuk lebih kompetitif tersebut tentunya sangat
diharuskan untuk berinteraksi dengan bidang/profesi lain. Karena itu, saya ingin
menyarankan agar kita semua berkeinginan yang kuat untuk menggali informasi
PENUTUP
Peranserta masyarakat merupakan hal yang sangat penting dalam penataan ruang,
karena pada akhirnya hasil dari penataan ruang ialah untuk kepentingan seluruh
DAFTAR PUSTAKA
Budi Winarno, Teori dan Proses Kebijakan Publik, Penerbit Media Pressindo,
Yogyakarta, 2002.
14
Center for Internations Forestry Research (CIFOR), Peran Serta Masyarakat
dalam Penataan Ruang, Warta Kebijakan Nomor 6 Agustus, 2002.
Edi Suharto, Modal Sosial dan Kebijakan Publik, Makalah, Balai Besar
Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (BBPPKS), Banjarmasin,
2006.
15