Anda di halaman 1dari 4

Siklus reproduksi wanita

Selama wanita tidak hamil, wanita akan mengalami perubahan siklus pada ovarium
dan uterus. Setiap siklus memerlukan waktu sekitar satu bukan yang mencakup proses
oogenesis dan persiapa dari uterus untuk menerima ovum yang sudah dibuahi.
Seluruh silus reproduksi ini sepenuhnya diatur oleh hormon-hormon yang
disekresikan uleh hipotalamus,hipofisis anterior dan ovarium. Siklus ovarium
merupakan serangkaian peristiwa yang terjadi pada ovarium selama proses
pematangan oosit hingga terjadinya ovulasi,sedangkan siklus uterus merupakan suatu
peristiwa perubahan-perubahan pada dinding endometrium uterus untuk
mempersiapkan kedatangan ovum yang sudah dibuahi yang nantinya akan terus
berkembang hingga janin dapat berkembang dan terjadi proses kehamilan. Jika ovum
tidak dibuahi oleh sperma maka akan berlanjut pada proses yang kita sebut dengan
siklus menstruasi, dimana dinding endometrium akan meluruh yang ditandai oleh
keluarnya darah dari vagina. Siklus menstruasi ini dimulai saat menarke dan berakhir
saat menopause. A

Fisiologi menstruasiB,C

Siklus menstruasi atau siklus ovarium normal terjadi kurang lebih 25 - 32 hari dengan
masa siklus rata-rata 28 hari. Siklus ini dibagi dalam tiga fase : fase folikuler, fase
ovulasi dan fase luteal. Dimana semua fase ini diatur oleh hipotalamus. Perubahan
histologi pada endometrium atau siklus uterus selalu berjalan bersamaan dan
berkesinambungan dengan siklus ovarium.

Fase folikulerB,C

Panjang fase folikuler berkisar anatara 10-14 hari, regulasi hormonal yang terjadi
pada fase ini memastikan terdapat folikel dalam jumlah yang tepat yang siap
mengalami ovulasi, regulasi hormonal ini menyebabkan folikel mengalami masa
pertumbuhan awal dari suatu folikel primordial melalui berbagai tahap, tahap folikel
preantral, antral, dan preovulatorik.
Folikel primodial B,C

Folikel ini sudah terbentuk sejak pertengahan kehamilan sampai beberapa saat setelah
persalinan terjadi. Sel-sel germ primordial berasal dari dalam endodermis yolk sac,
alantois, dan hindgut embrio, dan pada masa gestasi 5-6 minggu, sel-sel tersebut telah
bermigrasi ke rigi genitalia dan pada kehamilan 16-20 minggu, jumlah oosit berada
pada jumlah maksimal dengan total 6-7 juta pada kedua ovarium. Pertumbuhan,
multiplikasi sel-sel granulosa, dan nutrisi serta regulasi perkembangan oosit
dipengaruhi oleh Gap junction koneksin. Ekspresi koneksin dalam folikel-folikel
ovarium mengalami up-regulasi oleh Folikel Stimulasi Hormon (FSH) dan down-
regulasi oleh Lutein Hormon (LH). Dengan multiplikasi sel-sel granulosa kuboidal,
folikel primordial akan berubah menjadi folikel primer.

Folikel primodial

Folikel preantral/folikel primerB,C


Setelah pertumbuhan mengalami percepatan atau up-regulasi oleh FSH , folikel akan
masuk kedalam tahap preantral bersamaan dengan membesarnya oosit dan akan
dikelilingi oleh sebuah membran, yaitu zona pelusida. Sel-sel granulosa akan
mengalami proliferasi multilapis bersama dengan organisasi lapisan teka dari stroma
disekitarnya. Pertumbuhan ini bergantung pada gonadotropin dan berkorelasi dengan
peningkatan produksi estrogen. Sel-sel granulosa dari folikel preantral memiliki
kemampuan mensintesis ke-3 kelas steroid; yaitu estrogen, androgen dan progestin.
Namun jumlah estrogen jauh lebih banyak disintesis daripada andogren ataupun
progestin. Suatu sistem enzim aromatase bekerja mengubah androgen menjadi
estrogen dan merupakan sebuah faktor yang membatasi produksi estrogen oleh
ovarium. Aromatisasi diinduksi atau diaktivasi melalui kerja FSH. Pengikatan FSH
pada reseptornya dan mengaktivasi sinyal untuk mengkode protein yang
bertanggungjawab untuk terjadinya proliferasi, diferensiasi, dan fungsi sel. Karena
itu, FSH menginisiasi steroidogenesis (produksi estrogen) dalam sel-sel granulosa dan
merangsang pertumbuhan dan proliferasi sel granulosa.

Folikel preantral/folikel primerB,C


Daftar pustaka

A. Tortora, Gerrad J., Derrickson, Bryan. Principles of Anatomy and Physiology


Maintanence and Continuity of the Human Body, 13th ed. New Jersey: John Wiley
and Sons,Inc;2012.

B. Speroff L., Fritz MA. Chapter 6 Regulation of the menstrual cycle in Clinical
Gynecologic Endocrinology and Infertility. 8th Ed Philadelphia, PA USA: Lippincot
williams &Wilkin. 2011

C. Cunningham FG, Gant NF, Laveno JK, Gauth JC, Gilstrap LC, Wenstron KD.
Maternal Physiology. Williams Obstetrics. 23rd ed. New York: McGrawHill Medical
Publishing Division. 2010

D.

Anda mungkin juga menyukai