M. Burhan Bungin
Kandidat Ph.D (Communication)
College of Arts and Sciences
Universiti Utara Malaysia
Abstract
There are 3 points to discuss the Indonesian contemporary society who lives in
reformation order. First is urban society with liberalism perspectives, open dan
information technology in their hand. Second is structuralist society, who lives and
willingness in patron – client/ leadership traits. Third is marginal society with less access
to education, health system and powerless. In the development of reformation order,
with new perspectives anf interpertation, there are some changing in our society, rapidly
moved. What implication, also with communication perspectives? Also what is going to
happen next , are parts of the discussion in this article.
secara luas, patuh kepada agama dan gotong royong dalam versi asli maupun
cenderung tak berdaya. persi yang diperbaharui pada ciri-ciri
Secara umum kelompok-kelompok mereka, toleran terhadap hal-hal baru
masyarakat di atas berada pada salah dan kadang melakukan perlawan apabila
satu atau dua ciri utama itu dengan bertentangan dengan kepentingan
kecenderung kepada salah satu ciri secara mereka.
dominan. Salah satu ciri baru dalam masyarakat
Hubungan orang-orang yang berada Indonesia kontemporer, terutama pasca
di dalam ketiga ciri utama di atas bersifat reformasi, adalah sifat agresif masyarakat
fungsional dan cenderung satu ciri Indonesia yang membawa mereka
mengusai ciri yang lain dimana orang- kepada tindakan-tindakan anarkhis,
orang pada ciri yang dikuasai cenderung mudah melawan hukum dan cenderung
tak berdaya. tidak patuh kepada penegak hukum,
cenderung kurang menghormati sesama
Masyarakat Indonesia yang memiliki
orang lain termasuk kurang memiliki
ciri pertama (MIL) cenderung berada
sopan-santun, umumnya menyukai
di pusat-pusat kota pemerintahan baik
tembakau dan kadang kala mengabaikan
di pusat maupun di daerah dengan dua
etika dan akhlak di dalam kehidupan
sistem kekuasaan terhadap ciri lainnya
bersama namun disisi lain memiliki
yaitu pertama; menguasai melalui jalur
kesadaran nasionalisme yang tinggi
formal, baik pemerintahan maupun
terhadap Indonesia.
birokrasi swasta, kedua; menguasai sistem
budaya baik secara ideologi, ekonomi, Di bidang komunikasi, masyarakat
bahasa dan pendidikan. Indonesia kontemporer memiliki
kesadaran berkomunikasi yang tinggi,
Ciri kedua dari masyarakat
cenderung menjadi bagian integral dari
Indonesia (MIS) tersebar di kota-kota, di
pasar raya teknologi infomasi, sehingga
pelosok-pelosok daerah, daerah-daerah
mendorong transformasi sosial dan
transisi, daerah-daerah industri, kota-
nilai-nilai kemoderenan yang sangat
kota satelit dengan akses yang luas ke
cepat (bahkan kadang membabi-buta),
kota-kota metropolis.
membawa masuk masyarakat Indonesia
Sedangkan ciri ketiga dari masyarakat
ke dalam pusaran arus transformasi
Indonesia (MIM) tersebar di daerah-
global serta mendorong lunturnya
daerah terpencil, pedalaman, pulau-
batas-batas teritorial negara, lunturnya
pulau terpencil, pulau-pulau terluar
nasionalisme dan mendorong dengan
Indonesia, daerah-daerah perbatasan
cepat lahirnya nilai-nilai global di dalam
yang hampir-hampir tak memiliki akses
kekuasaan kapitalisme dunia.
kepada kota-kota metropolis.
Dari sisi ini, peran media komunikasi
Masyarakat Indonesia kontemporer
di Indonesia telah melahirkan sikap
di semua ciri memiliki kecenderungan
ambivalensia kalangan anak muda
mengadopsi kemoderenan dengan
Indonesia dengan ideologi ganda, yaitu
berbagai tafsir mereka, suka terhadap
mencintai Indonesia dengan membabi
budaya populer, menjunjung tinggi
buta, namun menjadi pendukung dari
ideologi dunia (lain) yang bahkan mereka menduduki ranking nomor 2 setelah
tak pernah kenal secara nyata. Dengan belanja beras masyarakat Indonesia pada
kata lain mereka bersedia mati untuk tahun 2009.
Indonesia dan secara simultan mereka Menurut data statistik tercatat bahwa
bersedia mati pula untuk tokoh-tokoh jumlah masyarakat online di seluruh
favorit mereka di dunia olah raga atau di dunia (data diambil tahun 2007) adalah
panggung-panggung budaya populer. 1,2 milyar dan diperkirakan bertumbuh
Peran media komunikasi pula menjadi 1,8 milyar pada tahun 2010.
telah mengangkat beberapa kesenian Pertumbuhan pengguna internet yang
tradisional masyarakat Indonesia menjadi amat pesat nampak di seluruh benua
budaya populer namun bersamaan dan benua Asia tercatat memiliki
dengan itu pula telah membunuh secara pertumbuhan pengguna internet
sadis budaya tradisional dan banyak tertinggi di antara benua-benua lainnya.
kearifan lokal. Pada tahun 2007 pengguna internet aktif
Begitu pula secara bersamaan di Indonesia telah mencapai 25 juta, dan
telah menggairahkan dan mengeratkan diperkirakan akan mencapai 150 juta
hubungan-hubungan personal yang pengguna pada tahun 2012 (http://
telah lama putus, namun juga secara www.sentrapromosi.com/iklan/ fakta-
fisik memaksakan hubungan-hubungan internet-pengguna-internet-indonesia-
itu semakin jauh atau dengan kata lain, dan-seluruh-indonesia-booming.html).
media disatu sisi telah menyambung Jumlah pengguna seluler di
silaturrahim setiap anggota masyarakat Indonesia hingga Juni 2010 diperkirakan
Indonesia, namun disisi lain juga mencapai 180 juta pelanggan, atau 80
memutuskannya tanpa kita sadari. persen dari total penduduk Indonesia
dan dari 180 juta pelanggan seluler itu
1. Perubahan Sosial sebanyak 95 persen adalah pelanggan
Kata yang pantas kita berikan kepada prabayar (http://www.antaranews.
narasi masyarakat kontemporer seperti di com/ berita1279093421/ pengguna-
atas adalah bahwa masyarakat Indonesia ponsel-indonesia-akan-capai-80-persen).
sedang “berubah”. Perubahan sosial Data ini tidak terlalu mengagetkan
masyarakat Indonesia telah mendorong kita karena telah lama kita tahu bahwa
lahirnya new life style terutama di telah terjadi booming media di masyarakat
kalangan generasi muda dengan sifat- Indonesia sebagai akibat dari gelombang
sifat posmodern. Hal ini antara lain informasi yang terjadi sekitar 10-15
disebabkan karena: tahun terakhir ini. Masyarakat Indonesia
menjadi sangat boros menggunakan
a. Booming Media media terutama seluler sebaliknya
Salah satu argumentasi yang kuat mereka tidak pernah sadar telah menjadi
dari kalimat “telah terjadi booming media” pasar kapitalis yang mereka ciptakan
di Indonesia adalah data tentang tingkat sendiri.
belanja media masyarakat, contohnya
belanja pulsa telepon seluler di Indonesia
mereka menjadi provider sekaligus juga teoritis dengan melihat arah rumpun
menjadi reciever, mereka menjadi sumber ilmu-ilmu sosial dengan membuka diri
pemberitaaan sekaligus juga menjadi terhadap kajian-kajian yang sama yang
konsumen berita. dilakukan pada bidang-bidang ilmu lain;
Dunia semakin kecil bahkan lebih 3) memperbanyak simposium dengan
kecil dari daun kelor ketika seseorang melibatkan berbagai pakar di bidangnya
membuka dirinya terhadap transpormasi agar mendapat masukan-masukan
media komunikasi. Dunia semakin yang baru sehubungan dengan bidang
mahal ketika akses komunikasi semakin komunikasi; 4) memberi peluang seluas-
murah sementara mereka yang menjadi luasnya agar lahir kajian-kajian baru di
penguasa-penguasa jaringan informasi- bidang komunikasi agar rumpun ilmu ini
komunikasi menjadi penguasa-penguasa berkembang luas dan bermanfaat kepada
dunia. masyarakat banyak.
Nah, saat ini, kamunikasi menjadi
Daftar Pustaka
panglima, apa saja perbincangan di
sekitar masyarakat dan perubahan Bungin, B. (2008). Konstruksi Realiti Sosial
sosial tidak pernah meninggalkan peran Media, Iklan Televisi dan Keputusan
komunikasi sebagai lokus utamanya. Konsumen serta Kritik Terhadap Peter
L. Berger dan Thomas Luckmann.
Di dalam sosiologi masyarakat
Jakarta: Prenada Media.
modern, kita sadar bahwa komunikasi
menjadi kajian-kajian sangat penting dan Bungin, B. (2009). Sosiologi Komunikasi.
tak bisa dipisahkan satu dengan lainnya Jakarta: Prenada Media
dengan komunikasi. Bahkan secara Jacques, D. (2002). Dekonstruksi Spiritual.
ekstrim dapat di katakan bahwa apabila Yogyakarta: Jalasutra.
kajian-kajian komunikasi kita lepaskan Kaelan. (2009). Filsafat Bahasa Semiotika
dari sosiologi, maka sosiologi akan dan Hermeneutika. Yogyakarta:
kehilangan seluruh kajiannya saat ini. Paradigma
Begitu pula di bidang hukum, ekonomi, Kellner, D. (2010). Budaya Media; Cultural
kebijakan publik, pendidikan, industri Studies, Indentitas dan Politik: Antara
dan teknologi dan lainnya akan bernasib Modern dan Postmodern. Yogyakarta:
sama seperti sosiologi ketika mereka Jalasutra.
meninggalkan komunikasi.
Veeger, K. J. (1993). Realitas Sosial. Jakarta:
Melihat kondisi masyarakat Gramedia
Indonesia kontemporer di dalam pusaran
Martinet, J. (2010). Semiologi; kajian Teori
komunikasi yang begini kuat, lembaga-
Tanda Saussuran Antara Semiologi
lembaga pendidikan komunikasi di
Komunikasi dan Semiologi
Indonesia harus melakukan beberapa
Signifikasi. (S. A. Herminarko,
hal penting; 1) melakukan transformasi
Trans.). Yogyakarta: Jalasutra.
teori ke arah lebih progresif dari
transformasi fenomena komunikasi McLuhan, M. (1998). The Medium and The
itu sendiri; 2) melakukan diversifikasi Messenger. Combridge; MIT Pres
McLuhan, M. (2001). The Medium is