Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH REVISI

HUKUM PERIZINAN

Disusun oleh :

I Made Gede Bagus Agastya 165010107111060

Tiara Krisma Violita 165010100111039

Aprilia Maharani S 165010107111059

Salma Ainun Nisa 165010107111061

Malfin D Nugraha P 165010107111055

Dyayu Melati Sukma Malau 165010107111044

Kandi Kirana Larasati 165010107111048

Zhabrina Novita Putri 165010107111046

Rolland Amrullah 165010101111133

UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

FAKULTAS HUKUM

2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Perizinan, izin merupakan perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu


yang diaplikasikan dalam peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur
sebagaimana ketentuan perundang-undangan. Iinilah yang kerap kali menjadi
persoalan dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari masyarakat biasa sampai
pejabat, berkutat dengan perizinan, karena perizinan berkaitan dengan
kepentingan yang diingikan oleh masyarkat untuk melakukan aktivitas tertentu
dengan mendapat persetujuan atau legalitas dari pejabat negara sebagai alat
administrasi didalam pemerintahan suatu negara. Sebagai suatu bentuk kebijakan
tentunya izin tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
serta norma norma kehidupan yang ada dimasyarakat baik secara vertikal maupun
horizontal.

Kebijakan yang berbentuk izin harus mencerminkan suatu kebjakan yang


sesuai dengan prikehidupan dan kenyamanan seluruh masyarakat, sehingga
tujaun negara dalam konsep negara kesejahteraan (welfare state) yang termaktub
dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 alinea
ke-empat , dapat terwujud dan terdapat dalam pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia 1945 untuk mewujudkan negara kesejahteraan.

1
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hukum perizinan ?
2. Apa saja unsur – unsur yang terdapat dalam perizinan ?
3. Apa saja bentuk atau jenis dari perizinan ?

1.3.Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari hukum perizinan
2. Untuk mengetahui unsur – unsur yang terdapat dalam perizinan
3. Untuk mengetahui bentuk atau jenis dari perizinan

2
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Perizinan
Perizinan adalah pemberian legalitas kepada seseorang atau pelaku
usaha/kegiatan tertentu, baik dalam bentuk izin maupun tanda daftar usaha. Izin
ialah salah satu instrumen yang paling banyak digunakan dalam hukum
administrasi, untuk mengemudikan tingkah laku para warga. 1 Selain itu izin juga
dapat diartikan sebagai dispensasi atau pelepasan/pembebasan dari suatu larangan.
Terdapat juga pengertian izin dalam arti sempit maupun luas2 :
a. Izin dalam arti luas yaitu semua yang menimbulkan akibat kurang
lebih sama, yakni bahwa dalam bentuk tertentu diberi perkenaan untuk
melakukan sesuatu yang mesti dilarang.
b. Izin dalam arti sempit yaitu suatu tindakan dilarang, terkecuali
diperkenankan, dengan tujuan agar ketentuan-ketentuan yang
disangkutkan dengan perkenaan dapat dengan teliti diberikan batas-
batas tertentu bagi tiap kasus.

Pada umumnya sistem izin terdiri dari3 :


1. Larangan.
2. Persetujuan yang merupakan dasar kekecualian (izin).
3. Ketentuan-ketentuan yang berhubungan dengan izin.

Terdapat istilah lain yang memiliki kesejajaran dengan izin, yaitu4 :


a. Dispensasi, yaitu keputusan administrasi negara yang membebaskan
suatu perbuatan dari kekuasaan peraturan yang menolak perbuatan

1
Philipus M. Hadjon, Pengantar Hukum Perizinan, Surabaya: Yuridika, 1993, hlm. 2.
2
Ibid., hlm. 2-3.
3
Y. Sri Pudyatmoko, Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan, Jakarta: Grasindo, 2009, hlm.
17-18
4
Ridwan HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2006, hlm. 196-
197

3
tersebut. Sehingga suuatu peraturan undang-undang menjadi tidak
berlaku bagi sesutu yang istimewa (relaxation legis).
b. Lisensi, yaitu suatu izin yang memberikan hak untuk
menyelenggarakan suatu perusahaan. Lisensi digunakan untuk
menyatakan suatu izin yang memperkenankan seseorang untuk
menjalankan suatu perusahaan dengan izin khusus atau istimewa.
c. Konsesi, yaitu suatu izin berhubungan dengan pekerjaan yang besar di
mana kepentingan umum terlibat erat sekali sehingga sebenarnya
pekerjaan itu menjadi tugas pemerintah, tetapi pemerintah diberikan
hak penyelenggaraannya kepada konsesionaris (pemegang izin) yang
bukan pejabat pemerintah. Bentuknya bisa berupa kontraktual atau
kombinasi antara lisensi dengan pemberian status tertentu dengan hak
dan kewajiban serta syarat-syarat tertentu.

4
BAB III

PEMBAHASAN

Hukum Perizinan

1. Pengertian
Izin dalam arti luas ialah suatu persetujuan dari pengguna berdasarkan
undang – undang atau peraturan pemerintah untuk dalam keadaan tertentu
menyimpang dari ketentuan – ketentuan larangan perundang – undangan.
Sedangkan pengertian dalam arti sempit adalah pengikatan – pengikatan
pada suatu peraturan izin pada umumnya didasarkan pada keinginan
pembuat undang – undang untuk mencapai suatu tatanan tertentu atau
untuk menghalangi keadaan – keadaan yang buruk. Berdasarkan 2
pengertian tersebut dapat diketahui bahwa izin adalah perbuatan
pemerintah bersegi satu berdasarkan peraturan perundang – undangan
untuk ditetapkan pada peristiwa konkret menurut prosedur dan persyaratan
tertentu.
Menurut E. Utrecht mengatakan bahwa bila pembuat peraturan umumnya
tidak melarang suatu perbuatan, tetapi masih juga memperkenankannya
asal saja diadakan secara yang ditentukan untuk masing – masing hal
konkret, keputusan administrasi negara yang memperkenankan perbuatan,
tetapi masih juga memperkenankan perbuatan tersebut bersifat izin
(Vergunning).

2. Unsur – Unsur
a. Instrumen Yuridis
Pemerintah dalam rangka melaksanakan tugas tersebut, diberi
wewenang dalam bidang pengaturan instrument yuridis untuk
menghadapi peristiwa konkret. Instrumen tersebut dalam bentuk
ketetapan (Beschikking). Beschikking adalah instrumen hukum
utama dalam penyelenggaraan pemerintah, salah satu bentuk
ketetapannya adalah izin.

5
b. Peraturan Perundang – undangan
Pelaksanaan dan penegakan hukum positif memerlukan
wewenang, karena wewenang dapat melahirkan suatu instrumen
yuridis, namun yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah
izin yang diterbitkan harus berdasarkan wewenang yang diperoleh
dari peraturan perundang – undangan yang berlaku (legalitas).
c. Organ Pemerintahan
Organ Pemerintah adalah pihak yang memiliki kewenangan untuk
mengeluarakan Beschikking, termasuk izin, organ pemerintah
yang dimaksud adalah organ yang menjalankan tugas, yaitu
ditingkat pusat sampai yang paling dasar.
d. Peristiwa Konkret
Peristiwa konkret adalah peristiwa yang terjadi pada waktu
tertentu, orang tertentu dan fakta hukum tertentu.

e. Prosedur dan Persyaratan


Pengajuan izin oleh pihak pemohon izin harus menempuh
prosedur tertentu yang ditentukan oleh organ pemerintah yang
berkaitan secara sepihak, persyaratan untuk memperoleh izin,
memiliki 2 sifat yaitu :
- Konstitutif, terdapat perbuatan yang harus dipenuhi, yang jika
tidak dipenuhi dapat dikenakan sanksi.
- Kondisional, penilaian dari suatu peristiwa yang akan
diterbitkan izin dapat terlihat dan dinilai setelah perbuatan
atau tingkah laku yang disyaratkan terjadi.

3. Jenis dan Bentuk


Menurut Amrah Muslimin, bahwa izin tersebut dibagi kedalam 3 bagian
bentuk perizinan, yaitu :
a. Lisensi, merupakan izin yang sebenarnya (Deiegenlyke). Dasar
pemikiran mengadakan penetapan yang merupakan lisensi ini ialah
bahwa hal – hal yang diliputi oleh lisensi diletakkan di bawah
pengawasan pemerintah, untuk mengadakan penertiban.
6
Contoh : Izin perusahaan bioskop.
b. Dispensasi, adalah suatu pengecualian dari ketentuan umum, dalam
hal mana pembuat undang – undang sebenarnya dalam prinsipnya
tidak berniat mengadakan pengecualian.
c. Konsesi, disini pemerintah menginginkan sendiri clan
menganjurkan adanya usaha – usaha industri gula atau pupuk
dengan memberikan fasilitas – fasilitas kewenangan kewajiban.
Contoh : Konsesi pengobatan minyak bumi.

7
BAB IV

PENUTUP

4.1.Kesimpulan

Perizinan, yaitu perbuatan Hukum Administrasi Negara bersegi satu yang


implementasinya dalam peraturan berdasarkan persyaratan dan prosedur
sebagaimana ketentuan perundang-undangan. Dimana perizinan ini memiliki
unsur-unsur yaitu : instrumen yuridis, peraturan perundang-undangan, organ
pemerintahan, peristiwa konkret, prosedur dan persyaratan. Selain itu perizinan
dapat kita kategorikan dalam 3 jenis dan bentuk yakni, lisensi adalah izin yang
sebenarnya; dispensasi adalah suatu pengecualian dari ketentuan umum; dan
konsensi yang merupakan pemberian hak, izin, atau tanah oleh pemerintah,
perusahaan, individu atau entitas legal lain.

4.2.Saran

Dalam menegakkan hukum perizinan, pihak pemberi izin seperti


pemangku jabatan ataupun pemererintah harus bersifat transparan, adil, tidak
berpihak dan tunduk pada hukum yang positif yang berlaku saat ini. Tentunya izin
dan pemberian izin tidak boleh seenaknya dan melenceng dari peraturan
perundang undangan yang ada serta, norma norma yang hidup dimasyarakat.
Kebijakan pemberian perizinan harus sesuai dengan nilai nilai kemanusiaan yang
menjamin ketentraman masyarakat. Jika hukum perizinan ini sudah ditegakan di
Indonesia maka Indonesia telah berjalan selaras dengan tujuan Negara dalam hal
kesejahteraan. Dan tentunya perkembangan Indonesia akan menuju lebih baik,
jika hukum perizinan ini dibenahi lebih ditegaskan lagi

8
DAFTAR PUSTAKA

Philipus M Hadjon. 1993. Pengantar Hukum Perizinan. Surabaya : Yuridika

Ridwan H. 2006. Hukum Administrasi Negara. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada

Y. Sri Pudyatmoko.2009. Perizinan Problem dan Upaya Pembenahan. Jakarta :


Grasindo
Sesi Tanya Jawab

Moderator : Hayu Chandra

Pertanyaan Sesi 1

1. Safara Rizki D ( 165010107111071 )


Untuk apa izin itu dikeluarkan ?
2. Teuku Abraham Akbar ( 165010100111119 )
Kapan izin itu dikeluarkan dan apa saja syaratnya ?
3. Araningrum ( 165010100111003 )
Kenapa pabrik Kendeng dapat izin terlebih dahulu daripada gereja ?

Pertanyaan Sesi 2
1. Jeremia Jovan ( 16501010111093 )
Apa saja izin yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat ?
2. M. Wahyu Prawara H. ( 165010101111152 )
Apakah harus izin jika akan menambah atau mengurangi jumlah modal ?
3. Winda ( 165010100111004 )
Kenapa diskotik di daerah pelajar mendapatkan izin ?

Anda mungkin juga menyukai