Anda di halaman 1dari 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Dalam kehidupan sehari-hari, sudah diketahui bahwa sebagian dari tanaman yang ada di
dunia berkhasiat sebagai obat. Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan
menggunakan tanaman sebagai obat. Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat itu
biasanya didapat berdasarkan pengalaman (empiris) yang diwariskan secara turun-menurun.
Umumnya obat tradisional digunakan dengan cara direbus, dimakan langsung, ataupun diperas
untuk diambil sarinya (Anam dkk.2013).
Penggunaan obat tradisional merupakan warisan turun-menurun dari nenek moyang kita
dari generasi satu ke generasi berikutnya, sehingga keberadaannya terkait dengan budaya bangsa
Indonesia. Menurut penelitian, obat tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini
semakin luas penggunaanya dalam masyarakat karena lebih mudah dijangkau, baik harga
maupun ketersediaanya, serta tidak terlalu menyebabkan efek samping yang merugikan karena
masih dapat dicerna oleh tubuh (Effendi 2013).
Tumbuhan dapat digunakan sebagai obat-obatan karena tumbuhan tersebut menghasilkan
suatu senyawa yang memperlihatkan aktivitas biologis tertentu. Senyawa aktif biologis itu
merupakan senyawa metabolit sekunder yang meliputi alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan
steroid.
Di daerah-daerah pedalaman banyak, banyak masyarakat yang masih menggunakan
tumbuh-tumbuhan yang mereka anggap mempunyai khasiat untuk pengobatan untuk beberapa
penyakit tertentu, tanpa pengetahuan dasar. Ada beberapa kasus, dimana masyarakat
menggunakan suatu obat, yang ternyata setelah diketahui zat aktifnya melalui ekstraksi dan
identifikasi komponen kimia, ternyata memberikan efek yang berlawanan, hal ini tentunya
membahayakan bagi jiwa manusia.
Dari alasan tersebut maka dianggap perlu pengetahuan yang cukup untuk mengenal
berbagai macam tumbuhan yang berkhasiat obat, mulai dari morfologi, kegunaan, prinsip-prinsip
ekstraksi, isolasi dan identifikasi komponen kimia yang terdapat dalam suatu simplisia,
khususnya bagi seorang farmasis. dan pada laporan ini akan di identifikasi komponen kimia
sampel rimpang temulawak ( Curcuma xanthorizza ) terlebih dahulu dengan menggunakan
metode ekstraksi yaitu maserasi.
1.2. Tujuan Praktikum

Mengekstraksi komponen kimia atau senyawa berkhasiat yang terdapat dalam


rimpang temulawak (Curcuma xanthorizza ) dengan menggunakan metode maserasi, dan
mengidentifikasinya dengan metode kromatografi lapis tipis serta kromatografi kolom.

Anda mungkin juga menyukai