Dalam kehidupan sehari-hari, sudah diketahui bahwa sebagian dari tanaman yang ada di dunia berkhasiat sebagai obat. Sejak zaman dahulu masyarakat Indonesia telah mengenal dan menggunakan tanaman sebagai obat. Kemampuan meracik tumbuhan berkhasiat obat itu biasanya didapat berdasarkan pengalaman (empiris) yang diwariskan secara turun-menurun. Umumnya obat tradisional digunakan dengan cara direbus, dimakan langsung, ataupun diperas untuk diambil sarinya (Anam dkk.2013). Penggunaan obat tradisional merupakan warisan turun-menurun dari nenek moyang kita dari generasi satu ke generasi berikutnya, sehingga keberadaannya terkait dengan budaya bangsa Indonesia. Menurut penelitian, obat tradisional memang bermanfaat bagi kesehatan, dan kini semakin luas penggunaanya dalam masyarakat karena lebih mudah dijangkau, baik harga maupun ketersediaanya, serta tidak terlalu menyebabkan efek samping yang merugikan karena masih dapat dicerna oleh tubuh (Effendi 2013). Tumbuhan dapat digunakan sebagai obat-obatan karena tumbuhan tersebut menghasilkan suatu senyawa yang memperlihatkan aktivitas biologis tertentu. Senyawa aktif biologis itu merupakan senyawa metabolit sekunder yang meliputi alkaloid, flavonoid, terpenoid, dan steroid. Di daerah-daerah pedalaman banyak, banyak masyarakat yang masih menggunakan tumbuh-tumbuhan yang mereka anggap mempunyai khasiat untuk pengobatan untuk beberapa penyakit tertentu, tanpa pengetahuan dasar. Ada beberapa kasus, dimana masyarakat menggunakan suatu obat, yang ternyata setelah diketahui zat aktifnya melalui ekstraksi dan identifikasi komponen kimia, ternyata memberikan efek yang berlawanan, hal ini tentunya membahayakan bagi jiwa manusia. Dari alasan tersebut maka dianggap perlu pengetahuan yang cukup untuk mengenal berbagai macam tumbuhan yang berkhasiat obat, mulai dari morfologi, kegunaan, prinsip-prinsip ekstraksi, isolasi dan identifikasi komponen kimia yang terdapat dalam suatu simplisia, khususnya bagi seorang farmasis. dan pada laporan ini akan di identifikasi komponen kimia sampel rimpang temulawak ( Curcuma xanthorizza ) terlebih dahulu dengan menggunakan metode ekstraksi yaitu maserasi. 1.2. Tujuan Praktikum
Mengekstraksi komponen kimia atau senyawa berkhasiat yang terdapat dalam
rimpang temulawak (Curcuma xanthorizza ) dengan menggunakan metode maserasi, dan mengidentifikasinya dengan metode kromatografi lapis tipis serta kromatografi kolom.