Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan
kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah tentang “Pembiayaan Pelayanan Kesehatan di Puskesmas”.
Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi
Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjukan Allah SWT untuk kita semua,
Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak-banyaknya untuk Ibu
Suhartinah,SE.MM. selaku dosen mata kuliah Pengantar Adminkes STIA MALANG.Kami juga
berharap dengan sungguh-sungguh supaya makalah ini mampu berguna serta bermanfaat
dalam meningkatkan pengetahuan sekaligus wawasan tentang pembiayaan pelayanan
kesehatan di puskesmas.
Makalah sederhana kami ini dapat dimengerti oleh setiap pihak yang membaca. Kami pun
memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam makalah kami terdapat perkataan yang
tidak berkenan di hati.
1
DAFTAR ISI
HALAMAN DEPAN.....................................................................................................................
KATA PENGANTAR................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG....................................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN TEORI.......................................................................................................... 5
A. KONEP BIAYA................................................................................................................. 5
B. KONSEP PUSKESMAS.................................................................................................... 6
C. SISTEM PEMBIAYAAN PUSKESMAS......................................................................... 7
BAB III PENUTUP....................................................................................................................... 9
A. KESIMPULAN.................................................................................................................. 9
9
B. SARAN..............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................... 10
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini perkembanagan sektor jasa semakin bertambah penting
dalam usaha peningkatan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Perkembang sektor jasa
tersebut di dorong oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi. Tuntutan masyarakat
terhadap peningkatan kualiatas pelayanan semakin di rasakan penting karena masyarakat
semakin kritis terhadap produk jasa yang di perolehnya. Masyarakat dewasa ini semain selektif
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas, mereka sebagai pengguna jasa,
tidak hanya membayar namun menuntut pelayanan yang baik dan berkualitas mulai di awal
hingga akhir.
Masyarakat akan merasakan kepuasan apabila menerima pelayanan yang baik dan
profesional dari penyedia pelayanan.Jika mereka memperoleh kepuasan atas layanan yang
diberikan, maka akan timbulkepercayaan dari masyarakat sebagai pengguna jasa untuk
menggunakankembali layanan tersebut.Penyedia pelayanan kesehatan di tingkat pertama
adalah pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas). Puskesmas merupakan unit pelaksana
pelayanan keshatan di wilayah kecamatan. Pembangunan puskesmas di tingkat kecamatan
memiliki peran yang sangat penting dalam memelihara kesehatan masyarakat. Apabila
berfungsi dengan baik, maka akan mampu memberikan pelayanan yang bermutu bagi
masyarakat yang membutuhkan puskesmas.
Puskesmas merupakan ujung tombak berhasil tidaknya pembangunan kesehatan di lingkungan
kecamatan. Pembangunan kesehatan merupakan upaya memenuhi salah satu hak dasar rakyat,
yaitu hak dasar untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan. Pembangunan
kesehatan juga di pandang sebagai suatu investasi dalam kaitannya untuk mendukung
peningkatan kualias SDM dan pembangunan ekonomi, serta memiliki peran pentingdalam
upaya penanggulangan kemiskinan, karena pembangunan hanya dapat berjalan apabila
dilakukan oleh masyarakat yang sehat. Kesehatan sebagai infestasi karena hanya manusia sehat
lahir dan batin yang mampu berperan dalam pembangunan, telah disadari oleh masyarakat
namun komitmen untuk melaksanakan kurang tampak. Kesenjangan antara kaya dan miskin
serta ketidak adilan sosial masih tampak jelas. Masyarakat kelas atas tidakakan kesulitan untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik karena merekamempunyai kekayaan untuk
pembiayaan kesehatan mereka. Sedangkan mereka yang berada di masyarakat kelas bawah
untuk biaya kehidupan sehari-sehari saja masih kekurangan apalagi untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan yang baik pastilah akan mengalami kesulitan. Memenuhi salah satu hak
dasar rakyat, yaitu hak rakyat untuk memperoleh akses atas kebutuhan pelayanan kesehatan.
Pembangunan kesehatan juga dipandangsebagai suatu in"estasi dalam kaitannya untuk
mendukung peningkatan kualitassumber daya manusia dan pembangunan ekonomi, serta
memiliki peran pentingdalam upaya penanggulangan kemiskinan, karena pembangunan hanya
dapatberjalan apabila dilakukan oleh manusia yang sehat. Kesehatan sebagai infestasi karena
3
hanya manusia sehat lahir dan batin yang mampu berperan dalam pembangunan, telah
disadari oleh masyarakat namunkomitmen untuk melaksanakan kurang tampak. Kesenjangan
antara kaya dan miskin serta ketidak adilan sosial masih tampak jelas. Masyarakat kelas atas
tidakakan kesulitan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik karena mereka
mempunyai kekayaan untuk pembiayaan kesehatan mereka. Sedangkan mereka yang berada
di masyarakat kelas bawah untuk biaya kehidupan sehari-hari saja masih kekurangan apalagi
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik pastilah akan mengalami kesulitan.
Penentuan tarif akhir-akhir ini menjadi salah satu issue menonjol dalam pembiayaan
pelayanana kesehatan. Untuk fasilitas pemerintah, tarif pelayanan lebih banyak ditentukan
oleh pertimbangan sosial, sehingga secara langsung sering terlalu rendah. Rendahnya tarif
tersebut juga menyebabkan lemahnya posisi pihak pelayanan kesehatan dalam bernegosiasi
dengan pihak ketiga dalam pembayaran pelayanan, yaitu perusahaan asuransi atau badan
penyelenggara JPKM seperti PT askes, PT astek dll (Gani,1993). Akibat lebih lanjut dari
rendahnya tarif tersebuttidak memungkinkan fasilitas pelayanan kseshatan memperoleh
pendapatan yangdiperlukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, sehingga untuk institusi.
kesehatan pemerintah, konsekuensinya adalah tidak bisa bersaing dengan fasilitas non
pemerintah. Dalam hal pembiayaan, perlu dibedakan pembiayaan yang tergolong sebagai
public goods dan yang tergolong private goods. Pembiayaan yang bersifat publik merupakan
pembiayaan yang menjadi tanggung jawab pemerintah antara lain kegiatan-kegiatan
pelayanan untuk orang miskin dan kegiatan-kegiatan bersifat promotif dan prenfentif.
Pembiayaan dari private goods adalah pembiayaan-pembiayaan yang bersifat pelayanan
langsung misal di rumah sakit, puskesmas yaitu kegiatan-kegiatan yang lebih bersifat upaya
penyembuhan dan pemulihan (Gani,1993).
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
Konsep biaya
A. PengertIan Biaya
Menurut Hansen dan Mowen (2006;40), biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan
barang atau jasa yang diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi
organisasi. Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan
kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yangmerupakan tujuan utama perusahaan.
Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian yang sangat serius selain karena biaya
juga merupakan unsur pengurangan yang sangat besar dalam hubungannya dalam pencarian laba
bersih. Biaya merupakan unsur utama secara fisik yang harus dikorbankan demi kepentingan dan
kelancaran perusahaan dalam rangka menghasilkan laba yang merupakan tujuan utama dalam
perusahaan oleh karena itu, dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian yang sangat serius selain
karena biaya juga merupakan unsur pengurangan persentasinya sangat besar dalam hubungannya
dalam pencarian laba.
Menurut ikatan ikuntan indonesia (2006;26), biaya adalah penurunan manfaat ekonomis selama
periode akuntansi dalam bentuk arus atau berkurangnya aktiva atau terjadinya kewajiban yang
menyebabkan turunnya ekuitas yang menyangkut pembagian pada penanam modal.
Jenis-Jenis Biaya
untuk keperluan anlisis biaya di kelompokkan menurut beberapa kriteria ada pengelompokan yang
didasarkan atas pengaruhnya pada beberapa perubahan skala produksi, atau pengelompokkan atas
lama penggunaan. Bahkan kadang-kadang biaya dikelompokkan menurut fungsi/aktivitas, sumber,
langsung dan tak langsung dan sebagainya. Pengelompokkan komponen biaya tersebut ditentukan
sesuai dengan kebutuhan analisis dan menghasilkan beberapa istilah biaya(Mulyadi,1993).
Berdasarkan pengaruh pada perubahan skala produks Dalam kaitannya dengan skala produksi, biaya
dapat dibedakan menjadi biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap adalah biaya yang secara rrelatif tidak dipengaruhi oleh besarnya jumlah produksi. Biaya ini
harus tetap dikeluarkan terlepas daripersoalan apakah pelayanan diberikan atau tidak. Contoh biaya
tetap adalah nilai dari gedung yang digunakan, nilai dari peralatan kedokteran, nilai tanah dan
sebagainya. Nilai gedung dimasukan dalam biaya tetap karena biaya gedung yang digunakan tidak
berubah baik ketika pelayanannya meningkat meupun menurun. Demikian juga dengan biaya stetoskop
yang relatip tetap untuk memeriksa 5 maupun 10 pasien. Artinya stetoskop tetap tidak berubah
meskipun jumlah pasien yang dilayani berubah.
Biaya variabel adalah biaya yang volumenya dipengaruhi oleh banyaknya output produksi Contoh yang
termasuk dalam biaya variabel adalah biaya obat, biaya makan, biaya alat tulis kantor, biaya
pemeliharaan dansebagainya.
5
Berdasar lama penggunaan disamping dikelompokkan menurut pengaruhnya teradap perubahan skala
produksi, biaya juga dikelompokkan berdasar lama penggunaannya. Dala kaitan ini biaya dibedakan
dalam biaya investasi dan biaya operasional.
Biaya investasi adalah biaya yang kegunaanya dapat berlangsung dalam waktu yang relatif lama.
Biasanya batasan waktu untuk biaya investasi ditetapkan lebih dari satu tahun. Biaya investasi ini
biasanya berhubungan dengan pembangunan atau pengembangan infrastruktufisik dan kapasitas
reproduksi.
Biaya operasional adalah biaya yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan dalam suatu
proses produksi dan memiliki sifat habis pakai dalam kurun waktu yang relatif singkat (kurang dari satu
tahun).
klasifikasi biaya berdasarkan fungsi/aktivitas pelayanan dan dikaitkan dengan unit cost, konsep biaya
langsung dan biaya tidak langsung sering digunakan ketika menghitung biaya satuan.
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya dapat diidentifikasikan kepada objek atau
pusat biaya tertentu.
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi atau manfaatnya tidak dapat di identifikasikan pada
objek atau pusat biaya tertentu, atau biaya yang manfaatnya dinikmati oleh beberapa objek atau pusat
biaya.
B. Konsep Puskesmas
Pusat kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah satuan organisasi fungsional yang
menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat menyeluruh, terpadu,merata, dapat diterima
dan terjangkau oleh masyarakat, dengan peran serta aktif masyarakat dan menggunakan hasil
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tepat guna, dengan biaya yang dapat dipikul
oleh pemerintah dan masyarakat. Upaya kesehatan tersebut diselenggarakan dengan menitik
beratkan kepada pelayanan untuk masyarakat luas guna mencapai derajat kesehatan yang
optimal, tanpa mengabaikan mutu pelayanan kepada perorangan (Depkes RI, 2006).
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung
tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan
dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja
Puskesmas agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka
mewujudkan Indonesia Sehat.
Fungsi puskesmas menurut Kep.Men.Kes No. 128 tahun 2004 adalah sebagai berikut:
6
Untuk terselenggaranya berbagai upaya kesehatan perorangan dan upaya kesehatan
masyarakat yang menjadi tanggung jawab puskesmas, perlu ditunjang dengan tersedianya
pembiayaan yang cukup. Pada saat ini ada beberapa sumber pembiayaan puskesmas yaitu:
1. Pemerintah
Sesuai dengan asas desentralisasi, sumber pembiayaan yang berasal dari pemerintah terutama
adalah pemerintah kab/kota. Disamping itu puskesmas masih menerima dana yang berasal dari
pemerintah provinsi dan pemerintah pusat. Dana yang disediakan oleh pemerintah dibedakan
atas dua macam yaitu: dana anggaran pembangunan yang mencakup dana pembangunan
gedung, pengadaan peralatan serta pengadaan obat. Dana anggaran rutin yang mencakup gaji
karyawan, pemeliharaan gedung dan peralatan, pembelian barang habis pakai serta biaya
operasional.
Setiap tahun kedua anggaran tersebut disusun oleh dinas kesehatan kab/kota untuk seterusnya
dibahas bersama DPRD kab/kota. Puskesmas diberikankesempatan mengajukan kebutuhan
untuk kedua anggaran tersebut melalui Dinas Kesehatan kab/kota. Penanggungjawab
penggunaan anggaran yang diterima oleh puskesmas adalah kepala puskesmas, sedangkan
administrasi keuangan dilakukan oleh pemegang keuangan puskesmas yakni staf yang
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan kab/kota atas usulan kepala puskesmas. Penggunaan dana
sesuai dengan usulan kegiatan yang telah disetujui dengan memperhatikan berbagai ketentuan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.Pendapatan Puskesmas
Beberapa daerah tertentu membenarkan puskesmas menggunakan sebagian dari dana yang
diperoleh dari penyelenggaraan upaya kesehatan perorangan, yang lazimnya berkisar antara
25-50% dari total dana retribusi yang diterima. Penggunaan dana hanya dibenarkan untuk
membiayai kegiatan operasional puskesmas. Penggunaan dana tersebut secara berkala
dipertanggungjawabkan oleh puskesmas dan pemerintah daerah melalui Dinas Kesehatan
kab/kota. Seluruhnya dimanfaatkan secara langsung oleh puskesmas.
Beberapa daerah tertentu lainnya membenarkan puskesmas menggunakan seluruh dana yang
diperoleh dari upaya penyelenggaraan kesehatan perorangan untuk membiayai kegiatan
operasional puskesmas. Dahulu puskesmas yang menerapkan model pemanfaatan dana seperti
ini disebut puskesmas swadana. Pada saat ini sesuai dengan kebijakan dasar puskesmas yang
7
juga harus menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat yang dananya ditanggung oleh
pemerintah diubah menjadi puskesmas swakelola. Dengan perkataan lain puskesmas tidak
mungkin sepenuhnya menjadi swadana. Pemerintah tetap berkewajiban menyediakan dana
yakni untuk membiayai upaya kesehatan masyarakat yang memang menjadi tanggung jawab
pemerintah.
3.Sumber Lain
Pada saat ini puskesmas juga mendapat dana dari beberapa sumber lain seperti: PT. ASKES
yang peruntukannya sebagai imbal jasa pelayanan yang diberikan kepada para peserta ASKES.
Dana tersebut dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku. PT.
Jamsostek yang peruntukannya juga sebagai imbal jasa pelayanan kesehatan yang diberikan
kepada peserta Jamsostek. Dana tersebut juga dibagikan kepada para pelaksana sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Jamkesmas atau Jamkesda adalah untuk membantu masyarakat
miskin, pemerintah menyalurkan dana secara langsung ke puskesmas. Pengelolaan dana ini
mengacu pada pedoman yang telah ditetapkan.
Apabila sistem Jaminan Kesehatan Nasional telah berlaku akan terjadi perubahan pada sistem
pembiayaan kesehatan. Sesuai dengan konsep yang telah disusun direncanakan pada masa
yang akan datang pemerintah hanya akan bertanggungjawab untuk membiayai upaya
kesehatan masyarakat, sedangkan untuk upaya kesehatan perorangan dibiayai melalui Sistem
Jaminan Kesehatan Nasional, kecuali untuk penduduk miskin yang tetap ditanggung oleh
pemerintah dalam bentuk pembayaran premi. Dalam keadaan seperti ini apabila puskesmas
tetap diberikan kesempatan menyelenggarakan upaya kesehatan perorangan, maka puskesmas
akan menerima pembayaran dalam bentuk kapitasi dari Badan Penyelenggara Jaminan
Kesehatan Nasional.
Untuk itu puskesmas harus dapat mengelola dana kapitasi tersebut dengan sebaik-baiknya
sehingga disatu pihak dapat memenuhi kebutuhan peserta Jaminan Kesehatan Nasional dan
pihak lain tetap memberikan keuntungan bagi puskesmas. Tetapi apabila puskesmas hanya
bertanggungjawab menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat, maka puskesmas hanya
akan menerima dan mengelola dana yang berasal dari pemerintah.
BAB III
PENUTUP
8
A. Kesimpulan
Biaya merupakan kas yang dikorbankan untuk mendapatkan barang atau jasa yang
diharapkan memberi manfaat saat ini atau di masa yang akan datang bagi organisasi.
Sumber pembiayaan puskesmas antara lain berasal dari pemerintah, bersumber dari
puskesmas itu sendiri, dan dari sumber-sumbeain seperti dari PT.ASKES, Jamsostek, dan
Jamkesmas.
B. Saran
Solusi penyelesaian yang dapa di tempuh sepeti meningkatkn jumlah dana, memperbaiki
penyebran, pemafaatan dan pengloaan dana,serta mengendalikan biaya kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
Marlin (2018, 30 April). Sistem Pembiayaan di Puskesmas. Dikutip 02 April 2019 dari id.scribd:
https://id.scribd.com/document/377754809/SIstem-Pembiayaan-Di-Puskesmas
9
10