Anda di halaman 1dari 35

PEDOMAN

PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL)

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN SWASTA


(SMKS)
BINA INSAN
TAHUN 2018

Jl. Sawang KM. 9 Kelurahan Tanjungbatu Barat Kecamatan Kundur


Kabupaten Karimun
KATA PENGANTAR

Buku panduan praktik kerja lapangan di dunia usaha/didunia


disusun dengan maksud untuk menjadikan pedoman bagi guru,
instruktur dan peserta pelatihan dalam melaksanakan Praktik kerja
lapangan(PKL) didunia usaha / dunia industri atau nstansi pasangan.

Buku panduan ini mengacu pada kurikulum Spektrum 2017 dan


petunjuk pelaksanaan PKL pada Sekolah Menengah Kejuruan yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kejuruan.

Harapan kami dengan adanya buku panduan ini kerjasama antara


sekolah dengan Institusi Pasangan ( dunia usaha/dunia industri ) dapat
ditingkatkan.

Disamping itu buku panduan ini diharapkan dapat membantu


sekolah dan institusi pasangan (dunia usaha/dunia industri) dalam
menyusun program pelatihan serta membantu sekolah memberikan
layanan bimbingan belajar melalui bekerja langsung, sehingga
pelaksanaan pelatihan didunia usaha/dunia industri dapat berjalan
dengan efektif dan efisien seperti yang diharapkan.

Kami berharap semoga buku panduan ini dapat memberikan


manfaat bagi yang berkepentingan.

Tanjungbatu, Oktober 2018


Tim penyusun

Panitia PKL

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
B. Dasar Hukum
C. Tujuan PKL
D. Manfaat PKL
E. Sasaran Pengguna
F. Ruang Lingkup PKL
BAB II KONSEP DAN POLA PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Konsep PKL
B. Pola penyelenggaraan PKL
BAB III DESKRIPSI PROGRAM PRAKTIK KERJA LAPANGAN
A. Alur Pelaksanaan PKL
B. Perencanaan Program PKL
1. Pemilahan Kompetensi Dasar dan Penetapan Industri
2. Penyusunan Program PKL
3. Pengaturan Pelaksanaan PKL
4. Pembekalan Peserta PKL
5. Penetapan Pembimbing
6. Uraian tugas pembimbing sekolah dan industri
C. Pelaksanaan Program PKL
1. Jurnal Kegiatan PKL
2. Dokumentasi Portopolio PKL
D. Penilaian PKL
1. Penilaian Peserta Didik
2. Pemberian Sertifikat PKL
3. Pelaporan Nilai PKL dalam Rapot
4. Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan PKL

ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Rasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka (1) menyatakan bahwa: Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara. Pada Standar Proses (SP) Pendidikan Menengah Kejuruan
(PMK) dinyatakan bahwa proses pembelajaran pada PMK diarahkan
untuk mencapai tujuan yang dikembangkan berdasarkan profil
lulusan yaitu: (1) beriman, bertakwa, dan berbudi pekerti luhur; (2)
memiliki sikap mental yang kuat untuk mengembangkan diri secara
berkelanjutan; (3) menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
serta memiliki keterampilan sesuai dengan kebutuhan pembangunan;
(4) memiliki kemampuan produktif sesuai dengan bidang keahliannya
baik untuk bekerja pada pihak lain atau berwirausaha, dan (5)
berkontribusi dalam pembangunan industri Indonesia yang kompetitif
menghadapi pasar global.

Proses Pembelajaran diselenggarakan dengan berbasis aktivitas


secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan
memotivasi peserta didik. Selain itu proses pembelajaran juga
memberikan ruang untuk berkembangnya keterampilan abad 21 yaitu
kreatif, berfikir kritis, penyelesaian masalah, kolaborasi, dan
komunikasi yang memberikan peluang bagi pengembangan prakarsa
dan kemandirian sesuai dengan minat, bakat, dan perkembangan
psikologis peserta didik. Karakteristik proses pembelajaran
disesuaikan dengan karakteristik program keahlian yang berada pada
bidang keahlian yang dilakukan di sekolah/madrasah, di dunia kerja
Du/Diatau gabungan dari keduanya. Pelaksanaan proses

1
pembelajaran melibatkan Du/Du melalui model penyelenggaraan
Praktik Kerja Lapangan.

Pembelajaran di dunia kerja Du/Di adalah program PKL yaitu


kegiatan pembelajaran praktik untuk menerapan, memantapan, dan
meningkatan kompetensi peserta didik. Pelaksanaan PKL melibatkan
praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran praktik dengan cara pembimbingan.

Program PKL sangat penting untuk memberikan bekal


kemampuan bagi peserta didik, maka perlu dibuat suatu pedoman,
sesuai dengan pernyataan pada Pasal 4 tentang Standar Proses (SP)
yang dinyatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran praktik di Du/Di
berupa PKL yang diatur lebih lanjut oleh Direktorat Jendral terkait.

B. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar


Nasional Pendidikan sebagaimana telah beberapa kali diubah
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17 Tahun


2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan.

4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2015


tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.

2
5. Peraturan Presiden Nomor 8 Tahun 2012 tentang Kerangka
Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI);

6. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi


Sekolah Menengah Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas
dan Daya Saing Sumber Daya Manusia Indonesia.

7. Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017


tentang Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah
Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and Match
dengan Industri.

8. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 Tahun 2016 tentang


Penyelenggaraan Pemangangan di Dalam Negeri.

9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor .... Tahun


2017 tentang Standar Komptensi Lulusan Pendidikan Menengah
Kejuruan.

10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor .... Tahun


2017 tentang Standar Isi Pendidikan Menengah Kejuruan.

11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor .... Tahun


2017 tentang Standar Proses Pendidikan Menengah Kejuruan.

12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor .... Tahun


2017 tentang Standar Penilaian Pendidikan Menengah Kejuruan

13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 60 Tahun


2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Kejuruan/
Madrasah Aliyah Kejuruan.

14. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah


Kemendikbud No. 4678/D/KEP/MK/2016 tentang Spektrum
Keahlian Pendidikan Menengah Kejuruan.

3
15. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah
Kemendikbud No. 130/D/KEP/KR/2017 tentang Struktur
Kurikulum Pendidikan Menengah Kejuruan.

C. Tujuan PKL
Tujuan PKL adalah:

1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) kepada peserta


didik dalam rangka menanamkan (internalize) iklim kerja positif
yang berorientasi pada peduli mutu proses dan hasil kerja.

2. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk


memasuki dunia kerja dalam menghadapi tuntutan pasar kerja
global.

3. Memenuhi hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai


keutuhan standar kompetensi lulusan.

4. mengaktualisasikan salah satu bentuk aktivitas dalam


penyelenggaraan Model Pendidikan Sistem Ganda (PSG) antara
SMK dan Institusi Pasangan Du/Di yang memadukan secara
sistematis dan sistemik.
Manfaat PKL

1. Manfaat bagi peserta didik

a. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah


diperoleh di sekolah.

b. Menambah wawasan mengenai dunia kerja khususnya


berupa pengalaman kerja langsung (real) dalam rangka
menanamkan iklim kerja positif yang berorientasi pada
peduli mutu proses dan hasil kerja.

c. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat


menamkan etos kerja yang tinggi.

d. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi


keahlian yang dipelajari.

4
e. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/
arahan pembimbing industri dan dapat berkontribusi
kepada dunia kerja.

2. Manfaat bagi sekolah

a. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling


menguntungkan antara sekolah dengan Du/Di

b. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja


selama PKL.

c. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi


kurikulum, proses pembelajaran, teaching factory, dan
pengembangan sarana dan prasarana praktik berdasarkan
hasil pengamatan di tempat PKL.

d. Meningkatkan kualitas lulusan.

3. Manfaat bagi dunia kerja

a. Du/Di lebih dikenal oleh masyarakat khususnya masyarakat


sekolah sehingga dapat membantu promosi produk.

b. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK


untuk perkembangan Du/Di.

c. Du/Didapat mengembangkan proses dan atau produk


melalui optimalisasi peserta PKL.

d. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai


dengan kebutuhannya.

e. Meningkatkan citra positif Du/Dikarena dapat berkontribusi


terhadap dunia pendidikan sekaligus sebagai implementasi
dari Inpres No 9 Tahun 2016.

D. Sasaran pengguna pedoman PKL


1. Pemerintah Daerah dalam menggerakan potensi yang ada di
daerah untuk implementasi Inpres Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Revitalisasi SMK.

2. Direktorat Pembinaan SMK, dalam rangka pembinaan


pembelajaran di SMK sesuai tugas dan fungsinya.

3. Dinas pendidikan provinsi, sebagai bahan acuan bagi pengawas


dalam pembinaan pembelajaran di SMK, pembinaan
penyusunan kalender pendidikan, dan kegiatan teknis lainnya
5
4. Sekolah Menengah Kejuruan, sebagai acuan dalam
penyelenggaraan pendidikan di duni kerja (pelaksanaan PKL)
antara lain dalam penyusunan jadwal pembelajaran, pengaturan
penugasan guru pembimbing dan lain-lain.

5. Du/Di, sebagai acuan penempatan peserta PKL, proses


pembimbingan peserta PKL, penyusunan jadwal pembimbingan,
dan pengaturan penugasan pembimbing Industri.

E. Ruang Lingkup PKL


Pelaksanaan PKL mencakup serangkaian fase yang membantu
mengartikulasikan peran peserta didik, guru dan pembimbing
industri.

Menurut Hansman, 2001 Ruang Lingkup PKL meliputi:

1. Tahap I: Pengamatan. Peserta didik mengamati kinerja dari suatu


kegiatan di tempat PKL kemudian merencanakan
mengartikulasikannya dalam suatu kegiatan nyata/riil.
2. Tahap II: Meniru tindakan (approximating). Peserta didik meniru
tindakan yang dilakukan oleh staf Du/Di/ pembimbing industri.
Peserta didik mencoba melakukan kegiatan seperti yang dilakukan
oleh ahli dan membandingkannya
3. Tahap III: Kerja dalam bantuan dan pengawasan. Peserta didik
mulai bekerja secara lebih rinci dibawah pengawasan dan bantuan
pembimbing industri. Mereka bekerja sesuai dengan standar tempat
kerja. Kemampuan peserta didik meningkat melalui bantuan ahli
atau pembimbing industri.
4. Tahap IV: Bekerja Mandiri (Self-directed Learning). Peserta didik
hanya minta bantuan jika diperlukan. Peserta didik mencoba
tindakan nyata di dunia kerja Du/Di, namun tetap membatasi
dirinya untuk lingkup tindakan di lapangan yang dipahami. Peserta
didik melakukan tugas yang sebenarnya dan hanya mencari
bantuan bila diperlukan dari ahli.
5. Tahap V: Aktualisasi dan eksplorasi. Peserta didik melakukan
aktualisasi dan eksplorasi dalam penerapan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah dimiliki. Dalam tahap ini peserta didik
memberikan tanggapan terhadap pengembangan metode kerja,
prosedur kerja, formula dan hal lain yang digunakan di Du/Di.

6
BAB II
KONSEP DAN POLA PENYELENGGARAAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Konsep Praktik Kerja Lapangan


1. Pembelajaran praktik

Program PKL dirancang untuk menyiapkan lulusan yang siap


memasuki dunia kerja dan mampu mengembangkan sikap profesional
di bidang kejuruan. Lulusan pendidikan menengah kejuruan
diharapkan menjadi individu yang produktif yang mampu bekerja
menjadi tenaga kerja menengah dan memiliki kesiapan untuk
menghadapi persaingan kerja.

Pembelajaran merupakan suatu proses pengembangan potensi dan


pembangunan karakter peserta didik sebagai hasil sinergi antara
pendidikan yang berlangsung di sekolah, keluarga dan masyarakat.
Proses tersebut memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi yang mereka miliki menjadi kemampuan yang
semakin lama semakin meningkat dalam sikap (spiritual dan sosial),
pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk kehidupan
dirinya dan kehidupan bermasyarakat pada umumnya, berbangsa, serta
berkontribusi pada kesejahteraan hidup umat manusia.

Guna merealisasikan proses pembelajaran yang efektif dan efisien,


setiap sekolah melakukan penyusunan program pembelajaran yang
dilakukan di sekolah dan di Du/Di. Pelaksanaan PKL melibatkan
praktisi ahli yang berpengalaman di bidangnya untuk memperkuat
pembelajaran dengan cara pembimbingan. PKL disusun bersama
antara sekolah dan Du/Didalam rangka memenuhi kebutuhan peserta
didik, sekaligus merupakan wahana bagi Du/Diuntuk berkontribusi
dalam upaya pengembangan sumber daya manusia.

Menurut Prosser dan Quigley dalam bukunya Vocational Education


in a Democracy bahwa pelaksanaan PKL adalah sebagai berikut;
1) Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana peserta
didik dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan
bekerja.

7
2) Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana
tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang
sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.
3) Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam
kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam
pekerjaan itu sendiri.
4) Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap
individu memodali minatnya, pengetahuannya dan
keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.
5) Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan
atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang
memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat
untung darinya.
6) Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk
membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar
diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam
pekerjaan nantinya.
7) Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus
dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan
tersebut.
8) Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada peserta didik akan
tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata
(pengalaman sarat nilai).
9) Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan
pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli
okupasi tersebut.
10) Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang
berbeda-beda antara satu dengan yang lain.
PKL merupakan salah satu bentuk pendidikan dan pelatihan yang
akan membentuk kompetensi peserta didik. National Training Board
Australia mendeskripsikan bahwa Competency based Educational and
Training (CBET) adalah pendidikan dan pelatihan yang menitikberatkan
pada penguasaan suatu pengetahuan dan keterampilan khusus serta
penerapannya di lapangan kerja. Pengetahuan dan keterampilan ini
harus dapat didemonstrasikan dengan standar industri yang ada,
bukan standar relatif yang ditentukan oleh keberhasilan seseorang di
dalam suatu kelompok.

Pelaksanaan PKL dapat mengurangi ketidakselarasan pendidikan


di SMK dengan kebutuhan Du/Di. Menurut Muslih (2014) kendala
yang menjadi faktor penyebab ketidakselarasan pendidikan di SMK
dengan kebutuhan Du/Di sebagai berikut:
1. Kemampuan beberapa pengajar di sekolah dalam hard skill dan soft
skill belum sesuai standar industri.
2. Pembelajaran beberapa kompetensi masih bersifat simulasi dan bersifat
tradisonal yang belum menggunakan standar dunia kerja.
3. Kurangnya sarana dan prasarana, terutama fasilitas peralatan praktik
dari jenis dan jumlah.

8
4. Belum dilakukannya sinkronisasi dan validasi kurikulum di sekolah
dengan standar dunia kerja. Hal ini menyebabkan pendidikan formal
belum sepenuhnya memberikan bekal bagi lulusannya untuk dapat
bekerja sesuai dengan bidang keahlian.
5. Terdapat kesenjangan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
di SMK dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di
Du/Di.
6. Minimnya pengetahuan peserta didik terhadap dunia kerja
sesungguhnya.
7. Banyak pencari kerja yang tidak mengetahui layanan bimbingan karir
8. Kurangnya upaya penanaman jiwa kewirausahaan bagi peserta didik.
9. Rendahnya soft skill sebagian peserta didik SMK khususnya motivasi,
komunikasi, kemandirian, kerja keras dan kepercayaan diri yang
menjadi penyebab tidak bisa dan biasa menghadapi tantangan yang
ada dalam dunia kerja.
Melalui PKL peserta didik diharapkan dapat: (1) merasakan
langsung pembelajaran praktik di dunia kerja; (2) memperoleh
pengalaman etos kerja; (3) mengetahui lingkungan kerja yang
sebenarnya; (4) mengetahui proses kinerja yang terdapat di
perusahaan (produk, tenaga kerja, kedisiplinan dan keselamatan
kerja); (5) membandingkan ilmu dan keterampilan yang diperoleh di
sekolah dengan pelaksanaan magang di industri (6) memperoleh
pengetahuan terkini dari tempat praktik kerja industri, (7)
mengaplikasikan sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh
di sekolah di tempat praktik kerja lapangan, dan (8) memiliki soft skill
yang lebih baik dalam hal motivasi, komunikasi, kemandirian, kerja
keras dan kepercayaan diri

Pelaksanaan PKL memiliki kesamaan karakteristik dengan


program magang, sesuai dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan
Rebublik Indonesia Nomor 36 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pemagangan di Dalam Negeri.

Pemagangan diartikan sebagai bagian dari sistem pelatihan kerja


yang diselenggarakan secara terpadu. Bimbingan dan pengawasan
pembelajaran praktik kerja dilaksanakan oleh instruktur atau pekerja
yang lebih berpengalaman untuk meningkatkan ketrampilan.

2. Dukungan Pelaksanaan PKL

Pelaksanaan PKL sesuai dengan Peraturan Pemerintah Republik


Indonesia Nomor 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya

9
Industri pada Pasal 8 dinyatakan bahwa “Kamar Dagang dan Industri,
Asosiasi Industri, Perusahaan Industri, dan/atau Perusahaan Kawasan
Industri memfasilitasi penyelenggaraan Pendidikan Vokasi Industri
Berbasis Kompetensi dan Pelatihan Industri Berbasis Kompetensi”.

Pada bagian penjelasan dinyatakan bahwa yang dimaksud


dengan "memfasilitasi" adalah: (1) menyediakan informasi kebutuhan
kompetensi Tenaga Kerja Industri: (2) penyusunan kurikulum
pendidikan vokasi dan pelatihan industri; (3) pelaksanaan praktik
kerja industri: (4) penempatan lulusan; dan (5) memberikan bantuan
beapeserta didik.

Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-


IND/PER/1/2017 tentang “Pedoman Pembinaan dan Pengembangan
Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis Kompetensi yang Link and
match dengan Industri” dijelaskan bahwa praktik kerja industri adalah
praktik kerja pada industri atau perusahaan sebagai bagian kurikulum
pendidikan kejuruan untuk meningkatkan kompetensi.

Dukungan Industri sangat jelas dinyatakan pada peraturan


tersebut sebagaimana dijelaskan pada Pasal 10 sebagai berikut:

(1) Perusahaan Industri dan kawasan industri memfasilitasi


Praktik Kerja Industri untuk peserta didik dan Pemagangan
Industri untuk guru produktif.

(2) Praktik Kerja Industri dan Pemagangan Industri sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan sesuai dengan jenjang
kualifiikasi dan kompetensi yang akan dicapai

(3) Dalam penyelenggaraan Praktik Kerja Industri sebagai mana


dimaksud pada ayat (2) perusahaan Industri dan Perusahaan
Kawasan Industri menyediakan:

a. teaching factory, work shop, dan laboratorium sebagai


tempat Praktik Kerja Industri dan Pemagangan Industri
dan;

b. instrtuktur sebagai tenaga pembimbing


10
(4) Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri
memberikan sertifikat kepada peserta didik dan guru produktif
yang telah menyelesaikan Praktik Kerja Industri dan Pemagangan
Industri. Pada Pasal 10 Ayat (4) dinyatakan bahwa “Perusahaan
Industri dan Perusahaan Kawasan Industri memberikan sertifikat
kepada peserta didik dan guru produktif yang telah menyelesaikan
Praktik Kerja Industri dan Pemagangan Industri”.
B. Pola penyelenggaraan
1. Fungsi PKL

Berdasarkan fungsinya, pelaksanaan PKL dikelompokan menjadi


dua:

a. Pemantapan Kompetensi

PKL berfungsi untuk memantapkan kompetensi peserta didik


mengingat pembelajaran di SMK baru diberikan secara
simulasi atau pembelajaran realita tetapi diberikan dengan
kondisi kurang standar dilihat dari ketersediaan jenis dan
jumlah peralatan, kompetensi pengajar, kondisi dan situasi
belajar, belum nyata melayani pengguna produk atau jasa
(konsumen) dan lain-lain.

b. Realisasi Pendidikan Sistim Ganda (PSG)

PKL berfungsi sebagai salah satu bentuk realisasi PSG


dengan melakukan memorandum of understanding (MoU)
dengan Du/Di, seperti, SMK PIKA Semarang, SMK Negeri 1
Singosari Malang yang membuka kelas ASTRA, SMK N 3
Banduran Sidoarjo (STM Perkapalan) dengan PT PAL
Indonesia. Teori dan praktik dasar dilakukan di sekolah
sedangkan teori kejuruan dan praktik kejuruan dilakukan di
Industri. SMK melakukan analisis kompetensi yang harus
dikuasai baik di sekolah maupun di Du/Di dan melakukan
kesepakatan penjadwalan pembelajaran praktik.

11
2. Pola Penyelenggaraan PKL

Proses pembelajaran dalam bentuk praktik kerja lapangan.


PKL dilaksanakan melalui berbagai pola yang mendukung
terhadap proses dan keberhasilan. Secara konseptual
pelaksanaan PKL dapat dilakukan dengan pola sebagai
berikut:

a. Pola harian (120-200 hari efektif).

Penyelenggaraan praktik kerja lapangan dilakukan


selama 6-10 bulan setara dengan 5 hari x 4 minggu x 6
bulan (120 hari) sampai dengan 5 hari x 4 minggu x 10
bulan (200 hari). Penyelenggaraan PKL pola harian ini
dilakukan dengan cara mendistribusikan 120– 200 hari
peserta didik mengikuti PKL ke dalam hari efektif
pembelajaran. Dengan demikian dalam satu minggu
efektif, ada beberapa hari peserta didik berada di
sekolah dan beberapa hari lainnya peserta didik berada
di industri. Pola ini sesuai bagi SMK yang sudah
melakukan akad kerja sama (MoU) dengan pelaksanaan
Pendidikan Sistim Ganda.

Contoh PKL pola harian selama 120 hari

Keterangan:
SK: sekolah, DK: Dunia Kerja, LB ; Libur

b. Pola mingguan (24-40 minggu). Penyelenggaraan praktik


kerja lapangan dilakukan selama 6-10 bulan setara dengan
4 minggu x 6 bulan (24 minggu) sampai dengan 4 minggu x
10 bulan (40 minggu). Penyelenggaraan PKL pola mingguan

12
ini dilakukan dengan cara mendistribusikan 24 – 40 minggu
peserta didik mengikuti PKL kedalam minggu efektif
pembelajaran. Dengan demikian dalam satu bulan, ada
beberapa minggu peserta didik berada di sekolah dan
beberapa minggu lainnya peserta didik berada di industri.
Pola ini sesuai bagi SMK yang sudah melakukan akad kerja
sama (MoU) pelaksanaan Pendidikan Sistim Ganda.

Contoh PKL pola mingguan selama 24 minggu

Keterangan:
MIN: Minggu di Dunia Kerja, MSK: Minggu di sekolah, LB ; Libur

c. Pola bulanan (6-10 bulan). Penyelenggaraan praktik kerja


lapangan dilakukan selama 6-10 bulan, penyelenggaraan PKL
pola bulanan ini dilakukan dengan cara mendistribusikan 6-
10 bulan peserta didik mengikuti PKL kedalam bulan efektif
pembelajaran. Dengan demikian dalam satu Tahun, ada
beberapa bulan peserta didik berada di sekolah dan beberapa
bulan lainnya peserta didik berada di industri. Pada PKL
pola bulanan ini dapat dilakukan dengan sistim blok (6-10
bulan) atau dapat dipecah diselingi dengan pembelajaran di
sekolah. PKL selama 6 bulan dapat dilakukan pola 3-3 (3
bulan di industri, 3 bulan disekolah, dan 3 bulan di industri)
sehingga memenuhi praktik di industri selama 6 bulan. PKL
selama 10 bulan dapat dilakukan dalam 3 semester dengan
pola 4-3-3 ( 4 bulan di Industri, 2 bulan di sekolah, 3 bulan
di Industri, 3 bulan di sekolah, 3 bulan di Industri dan 3
bulan di sekolah) atau pola 5-5 ( 5 bulan di industri, 1 bulan
di sekolah, 5 bulan di industri, dan 1 bulan di sekolah)
sehingga memenuhi praktik di industri selama 10 bulan. Pola
PKL lain dapat dikembangkan oleh satuan pendidikan. Pola

13
ini sesuai bagi SMK yang sudah melakukan akad kerja sama
(MoU) dalam rangka pemantapan kompetensi peserta didik.

Contoh PKL pola bulanan selama 6 bulan

Keterangan:
BDK: Bulan di Dunia Kerja dan BSK: Bulan di sekolah

14
BAB III
DESKRIPSI PROGRAM PRAKTIK KERJA LAPANGAN

A. Alur Pelaksanaan PKL


Alur pelaksanaan PKL terdiri dari perencanaan, pelaksanaan dan penilaian
digambarkan sebagai berikut.

MoU SMK dan


Du/Di
Pedoman PKL
PERENCANAAN PKL
Pemilahan Kompetesi Daftar
kompetensi
Dasar Daftar industri
Penetapan Industri
Program PKL
Penyusunan program
PKL
Pembekalan peserta

Penetapan pembimbing
PELAKSANAAN PKL

Penyusunan jurnal
Monitoring PKLPKL
Dokumentasi portofolio

PENILAIAN PKL
Nilai
Nilai
pembimbing
pembimbing
Industri
Industri Penilian pembimbing
Sertifikat Sertifikasi Industri
Sertifikat
Industri
Industri Pelaporan Nilai
Laporan nilai di
rapor

B. Perencanaan Program PKL

1. Pemilahan Komptensi dan Pemilahan Industri

Pemilahan kompetensi merupakan proses analisis Kompetensi


Dasar (KD) dan topik pembelajaran pada mata pelajaran
kompetensi keahlian. Pemetakan dilakukan berdasarkan peluang
pembelajaran praktik di masing-masing Du/Di. Penetapan industri
bertujuan untuk memperoleh data Institusi Pasangan yang sesuai
dengan KD, dan dapat bekerjasama dalam meningkatkan
hubungan ma antara sekolah dengan dunia kerja. Pemilahan

15
kompetensi adalah proses menganalisis KD dan pembelajaran
praktik atau pekerjaan yang ada dalam silabus. Hal itu dilakukan
dengan mempertimbangkan daya dukung dan sumber daya yang
dimiliki sekolah dan pihak Institusi Pasangan. Berdasarkan
pertimbangan ketersediaan sumber daya masing-masing institusi
pasangan tersebut, diperoleh kejelasan tentang KD dan
pembelajaran praktik yang dapat dipelajari oleh peserta didik
dalam kegiatan PKL. Hasil analisis KD dan pembelajaran praktik
akan dijadikan dasar penentuan industri. Format untuk
menganalisis KD dapat menggunakan format seperti contoh
berikut:

Pemilahan Kompetensi Dasar pada Kompetensi Keahlian


Nama Sekolah : .....................
Program Keahlian : .....................
Kompetensi Keahlian : ....................

Pelaksanaan
Topik Pembelajaran*)
Kompetensi
Pembelajaran/ Institusi
Dasar Sekolah
Pekerjaan Pasangan/
(√)
DU/DI (√)
3.1
4.1
3.2
4.2
3.3
4.3
3.4
4.4
Dst ...
*) Keterangan: Topik-topik pembelajaran/pekerjaan yang belum mendapat porsi
pembelajaran yang cukup di sekolah (daya dukung sekolah belum optimal) diprioritaskan
untuk dilaksanakan di Institusi pasangan /industri.

Setelah sekolah melakukan pemilahan kompetensi dengan cara


analisis KD dan topik pembelajaran praktik pada mata pelajaran
kompetensi keahlian, dilanjutkan dengan melakukan penentuan industri.

16
Hasil pemilahan kompetensi berupa KD dan pembelajaran praktik akan
dipakai sebagai dasar pelaksanaan PKL di Industri. Format penetapan
industri dapat menggunakan contoh sebagai berikut.

Penetapan Industri untuk Praktik Kerja Lapangan

Nama Sekolah : .....................


Program Keahlian : .....................
Kompetensi Keahlian : ....................

Mata Topik Peluang Pembelajaran di


Pelajaran/ Pembelajaran Institusi Pasangan/Du/Di *)
Kompetensi / Pekerjaan Du/Di Du/Di Du/Di Dst...
Dasar -A -B -C ...
3.1
4.1
3.2
4.2
3.3
4.3
Dst ...

*) Keterangan: Kolom Du/Di diisi sesuai dengan hasil analisis bersama


antara pihak sekolah dengan Institusi Pasangan.

2. Penyusunan Program PKL

Berdasarkan hasil penentuan industri, selanjutnya sekolah


menyusun program PKL yang memuat sejumlah Kompetensi
Dasar yang akan dipelajari peserta didik di dunia kerja. KD yang
tidak dapat dilakukan pembelajarannya di industri wajib
dilaksanakan di sekolah. Rancangan program PKL sebagai bagian
integral dari program pembelajaran perlu memperhatikan
kesiapan Institusi Pasangan. Hal ini dimaksudkan agar dalam
pelaksanaan, penempatan peserta didik tepat sasaran. Format
program PKL dapat menggunakan contoh sebagai berikut.

Program Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Nama Peserta Didik : ...............................................
Kelas : ...............................................
Semester : ...............................................

17
Kompetensi Keahlian : ………………………………………
Nama Industri : ...............................................
Nama Pembimbing : ...............................................
Alamat : ...............................................
Waktu PKL : ...............................................

Topik Urutan
Kompetensi
Pembelajaran/ WAKTU Tempat Du/Di*
Dasar
Pekerjaan Pelaksanaan

*: Tempat PKL diutamakan di Industri (BUMN, BUMD, dan Industri lainnya yang sesuai)
bukan instansi pemerintah
Keterangan: Kolom KD, Topik Pembelajaran/Pekerjaan, dan urutan waktu pelaksanaan
(tanggal) diisi sesuai hasil kesepakatan antara sekolah dengan Institusi pasangan (DU/DI).
Tempat DU/DI diisi Industri tempat PKL yang sesuai dengan kompetensi yang dibutuhkan
SMK.

3. Pengaturan Pelaksanaan PKL

pelaksanaan PKL diatur sebagai berikut:


a. Praktik Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan selama 6-10 bulan
yang dapat dilakukan pada kelas XI dan atau kelas XII untuk
program 3 tahun dan atau kelas XII dan XIII untuk program 4
tahun. Untuk menjamin keterlaksanaan program PKL maka
dapat dilakukan alternatif pengaturan sebagai berikut:

1) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 4 kelas


XI, sekolah harus menata ulang topik-topik pembelajaran
pada semester 4 dan semester 5, agar pelaksanaan PKL tidak
mengurangi waktu untuk pembelajaran materi pada semester
4 dan sebagian materi pada semester 4 dapat dipindah ke
18
semester 5.
2) Jika program PKL akan dilaksanakan pada semester 5 kelas
XII, sekolah harus melakukan pengaturan yang sama untuk
materi pembelajaran pada kedua semester tersebut.
b. Praktek kerja lapangan dapat dilaksanakan menggunakan pola
harian (120 -200 hari), atau pola mingguan (24-40 minggu) atau
pola bulanan (6-10 bulan) seperti dijelaskan pada Bab II.
c. Untuk memenuhi pemerataan jumlah jam di Institusi
Pasangan/Industri yang memiliki jam kerja kurang dari 5 hari per
minggu maka sekolah perlu mengatur rotasi/perputaran kelompok
peserta PKL.
d. Pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan
muatan kewilayahan dapat dilakukan di satuan pendidikan
dan/atau industri (terintegrasi dengan Praktik Kerja Lapangan)
dengan Portofolio sebagai instrumen utama penilaian.
e. Jika pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan muatan
kewilayahan tidak terintegrasi dalam kegiatan PKL maka
pembelajaran mata pelajaran muatan nasional dan muatan
kewilayahan tersebut dilakukan di satuan pendidikan (sebelum
PKL atau setelah kembali dari kegiatan PKL) dengan jumlah jam
setara dengan jumlah jam satu semester.

4. Pembekalan Peserta PKL

Pembekalan peserta PKL dilakukan terhadap peserta didik yang akan


melaksanakan PKL. Program tersebut dimaksudkan untuk
memberikan pemahaman tentang kegiatan belajar yang harus
dilakukan di Institusi Pasangan/Industri. Materi pembekalan PKL bagi
peserta didik antara lain meliputi:
a. Karakteristik budaya kerja di industri;
b. Tata aturan kerja di industri;
c. Penyusunan jurnal;
d. Pembuatan dokumen portopolio, dan
e. Penilaian PKL.

Pemberian informasi program PKL kepada orang tua, antara lain


meliputi:

19
a. Maksud dan tujuan PKL;
b. Pembiayaan operasional peserta didik yakni akomodasi, konsumsi
dan transportasi selama pelaksanaan di lokasi PKL (Life cost).
c. Budaya kerja industri;
d. Tata aturan kerja di industri, dan
e. Penilaian PKL
f. Penetapan Pembimbing
Pembimbing PKL terdiri atas pembimbing sekolah dan pembimbing
industri. Pembimbing dari pihak sekolah adalah guru yang
bertanggung-jawab terhadap pembelajaran kompetensi yang
pembelajarannya dilaksanakan di Institusi Pasangan/Industri, dan
pembimbing industri yang sekaligus bertindak selaku instruktur yang
mengarahkan peserta didik dalam melakukan pekerjaannya di
Institusi Pasangan/Industri.

Tata Tertib
A. Hak Peserta
1. Mengikuti program pelatihan
2. Mendapat perlakuan yang sesuai dengan bidang/program
keahlian dan memperoleh kesempatan melaksanakan ibadah
dengan agamanya.
3. Memperoleh penilaian penghargaan atas hasil prakteknya.
B. Kewajiban Peserta
1. Mematuhi peraturan yang berlaku atau ditetapkan oleh
instansi pasang (tempat pelatihan).
2. Memperbaiki dan melaksanakan aturan keselamatan dalam
melaksanakn suatu pekerjaan.
3. Menghormati instruktur.
4. Berada ditempat kerja pelatihan 30 menit sebelum pelatihan

20
dimulai.
5. Berlaku sopan dan santun serta bekerja jujur, bertanggung
jawab berinisiatif dan kreatif terhadap tugas-tugas yang diberikan
dalam pelatihan kerja.
6. Mengenakan pakaian sesuai dengan ketentuan.
7. Memberitahu pimpinan unit/pembimbng apabila berhalangan
hadir.
8. Membicarakan dengan segera kepada guru pembimbing, ketua
kelompok instruktur apabila menemui kesulitan dalam
melaksanakan pelatihan.
9. Melaporkan dengan segera kepada petugas yang berwenang
apabila terjadi kerusakan atau salah mengambil bahan/alat.
10. Ikut memelihara sarana, prasarana pelatihan, kebersihan,
ketertiban dan keamanan ditempat pelatihan
C. Sanksi peserta
Peserta yang tidak mengikuti atau meninggalkan kegiatan PKL
tanpa ada keterangan akan dikenakan sanksi sebagai berikut:
1. Surat teguran
2. Surat peringatan keras
3. Dinyatakan tidak lulus PKL dan mengulang
5. Uraian Tugas Pembimbing Sekolah dan Industri
a. Uraian tugas pembimbing sekolah
- Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama dengan
Wakil Kepala sekolah bidang Hubin dan kepala kompetensi
keahlian
- Melakukan koordinasi dengan unsur terkait demi lancarnya
pelaksanaan PKL
- Mengadakan koordinasi pelaksanaan PKL dengan Wakil
Kepala sekolah bidang Hubin dan kepala kompetensi
keahlian
- Memantau dan merespon terhadap informasi dan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik selama PKL
- Melayani konsultasi peserta didik terhadap permasalahan
yang dihadapinya di perusahaan tempat pelaksanaan PKL

21
- Melayani konsultasi peserta didik dalam pembuatan
laporan melalui media komunikasi yang ada khususnya
berkaitan dengan tata tulis laporan.
b. Uraian tugas pembimbing industri
- Merencanakan teknis pelaksanaan PKL bersama peserta
PKL dan pembimbing sekolah
- Melakukan koordinasi dengan unsur terkait di DU/DI demi
lancarnya pelaksanaan PKL
- Membimbing dari ranah sikap, keterampilan maupun
pengetahuan selama peserta didik PKL
- Memantau dan merespon terhadap informasi dan
permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik selama PKL
- Melayani konsultasi peserta didik terhadap permasalahan
yang dihadapinya di perusahaan tempat pelaksanaan PKL
khususnya yang berkaitan dengan substansi komptensi
yang dipelajari ditempat PKL
- Melayani konsultasi peserta didik dalam pembuatan
dokumen portopolio PKL .

C. Pelaksanaan Program PKL


1. Jurnal Kegiatan PKL
Selama melakukan kegiatan pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri,
peserta didik wajib menyusun jurnal kegiatan PKL. Jurnal ini dibuat
selengkap mungkin sesuai dengan topik-topik pembelajaran/jenis
pekerjaan dan tugas-tugas lain yang diberikan pembimbing industri serta
catatan kejadian-kejadian penting (pengalaman belajar) selama kegiatan
PKL di Institusi Pasangan/Industri. Format jurnal kegiatan PKL dapat
menggunakan contoh sebagai berikut.
Contoh:
Format Jurnal Kegiatan Praktik Kerja Lapangan
SMK .......................
Nama Peserta Didik : ...............................................
Semester : ...............................................
Kompetensi Keahlian : ……………………………………
Nama Industri : ...............................................

22
Nama Pembimbing : ...............................................
Alamat : ...............................................
Waktu PKL : ...............................................
Topik
Kompetensi Tanggal Tanda Tangan
Pembelajaran/
Dasar Pelaksanaan Pembimbing
Pekerjaan*)
3.1
4.1.

3.3
4.3.
dst................
.

*) diisi topik pembelajaran dan jenis pekerjaan serta kejadian penting (pengalaman
belajar) yang dilakukan peserta didik terkait kompetensi dasar yang dipelajari
selama kegiatan PKL.
2. Dokumentasi portopolio PKL

Dokumentasi portopolio Praktik Kerja Lapangan disusun oleh peserta didik


di bawah pembinaan pembimbing Institusi Pasangan/Industri. Pembuatan
dokumentasi portopolio dilakukan dengan cara mengompilasi catatan-
catatan pengalaman belajar dari seluruh pekerjaan/kegiatan pembelajaran
di Institusi Pasangan/Industri yang berasal dari jurnal kegiatan PKL. Hasil
kompilasi tersebut kemudian dituangkan dalam bentuk dokumen portopolio.
Dokumentasi portopolio PKL sekurang-kurangnya memuat sebagai berikut.
 Halaman Judul
 Halaman Pengesahan
 Daftar Isi
 Daftar Gambar (jika ada)
 Daftar Lampiran
 BAB I. PENDAHULUAN
 BAB II.PROSES DAN HASIL BELAJAR DI INDUSTRI/DU/DI
 BAB III.PENUTUP

Dokumen portopolio hasil kegiatan PKL di Institusi Pasangan/Industri


digunakan sebagai bahan penilaian peserta didik.

D. Penilaian PKL

Pedoman penilaian tahun 2015 disebutkan bahwa Penilaian PKL merupakan


kewajiban mitra dunia usaha dan industri. Hasil penilaian yang disampaikan

23
dalam rapor bebentuk diskripsi dengan mencantumkan keterangan industri
tentang kinerja siswa secara keseluruhan yang disampaikan melalui jurnal PKL
maupun sertifikat atau surat keterangan PKL dari Industri.

Penilaian PKL menurut Panduan Penilaian pada Sekolah Menengah Kejuruan yang
dikeluarkan oleh Dirjen Pendidikan Menengah Kejuruan (Desember 2015, halaman
45-68) dinyatakan bahwa penilaian PKL meliputi penilaian hasil belajar peserta
didik selama mengikuti program PKL dan penilaian terhadap hasil pelaksanaan
kegiatan PKL.

1. Penilaian Peserta Didik


Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program PKL Realisasi
Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah sikap,
pengetahuan, dan keterampilan sedangkan untuk PKL pemantapan kompetensi
dilakukan untuk ranah sikap dan keterampilan.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/Industri dilakukan
oleh pembimbing industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh
sekolah. Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi
Pasangan/Industri adalah sama dengan penilaian hasil belajar di sekolah.

a. Penilaian hasil belajar ranah sikap

Contoh Instrumen dan Rubrik Penilaian Ranah Sikap


Tanggung
Nama Jujur Disiplin Santun Nila
Jawab
Siswa/ i
No 1 1 1 1
Kelomp 2 5 7 2 5 7 2 5 7 2 5 7 Akh
0 0 0 0
ok 5 0 5 5 0 5 5 0 5 5 0 5 ir
0 0 0 0
1.
2.
3.

Keterangan:
100 = jika empat indikator terlihat
75 = jika tiga indikator terlihat
50 = jika dua indikator terlihat
25 = jika satu indikator terlihat

Indikator Penilaian Sikap:


Jujur
a. Menyampaikan sesuatu berdasarkan keadaan yang sebenarnya.
b. Tidak menutupi kesalahan yang terjadi.
c. Tidak mencontek atau melihat data/pekerjaan orang lain.
d. Mencantumkan sumber belajar dari yang dikutip/dipelajari.

24
Tanggung Jawab
a. Pelaksanaan tugas piket secara teratur.
b. Peran serta aktif dalam kegiatan diskusi kelompok.
c. Mengajukan usul pemecahan masalah.
d. Mengerjakan tugas sesuai yang ditugaskan.
Disiplin
a. Tertib mengikuti instruksi.
b. Mengerjakan tugas tepat waktu.
c. Tidak melakukan kegiatan yang tidak diminta.
d. Tidak membuat kondisi kelas menjadi tidak kondusif.
Santun
a. Berinteraksi dengan teman secara ramah.
b. Berkomunikasi dengan bahasa yang tidak menyinggung perasaan.
c. Menggunakan bahasa tubuh yang bersahabat.
d. Berperilaku sopan.
Nilai akhir ranah sikap diperoleh dari modus (skor yang paling sering muncul) dari
keempat aspek sikap di atas.
Kategori nilai sikap:
a. Sangat baik jika memperoleh nilai akhir 100.
b. Baik jika memperoleh nilai akhir 75.
c. Cukup jika memperoleh nilai akhir 50.
d. Kurang jika memperoleh nilai akhir 25.

b. Penilaian hasil belajar ranah pengetahuan


Penilaian ranah pengetahuan dapat dilakukan dengan jenis tes berikut:
a) Tes Tanya Jawab
 Tes tanya jawab, pembimbing memberi pertanyaan kepada
peserta didik;
 Pertanyaan yang diajukan harus sesuai dengan IPK yang akan
dicapai, dan
 Disiapkan pedoman penskoran 25 – 100 (rubrik).
b) Tes Tulis
 Bentuk soal uraian /soal pilihan ganda
 Instrumen soal mengacu IPK yang akan dicapai
 Disiapkan pedoman penskoran 25- 100 (rubrik)

c. Penilaian hasil belajar ranah keterampilan


Penilaian ranah keterampilan dapat dilakukan melalui:
 Soal penugasan mengacu IPK yang akan dicapai, dan

25
 Disiapkan instrumen observasi dan pedoman penskoran 25- 100
(dilengkapi rubrik).

2. Pemberian Sertifikat PKL

Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 03/M-IND/PER/1/2017 tentang


“Pedoman Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis
Kompetensi yang Link and match dengan Industri pada Pasal 10 Ayat (4)
dinyatakan bahwa “Perusahaan Industri dan Perusahaan Kawasan Industri
memberikan sertifikat kepada siswa dan guru bidang studi produktif yang telah
menyelesaikan Praktik Kerja Industri dan/ atau Pemagangan Industri”.
Pemberian sertifikat juga diberikan oleh industri pada peserta magang sesuai
dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomor 36 tahun 2016 tentang
Penyelenggaraan Pemangangan di Dalam Negeri Pasal 19 dinyatakan bahwa:

(1) peserta pemagangan yang telah memenuhi standar kompetensi yang


ditentukan oleh perusahaan diberikan sertifikat pemagangan

(2) Dalam hal pemagangan yang tidak memenuhi standar kompetensi


yang ditentukan oleh perusahaan diberikan surat keterangan telah
mengikuti pemagangan.

contoh Bentuk sertifikat adalah sebagai berikut

a. Bagian Depan

SERTIFIKAT

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama Perusahaan / Instansi :

Menerangkan bahwa :

Nama :

Tempat, Tanggal Lahir :

NIT / NISN :

26
Sekolah : SMKS Bina Insan

Kompetensi Keahlian : Teknika Kapal Niaga

Telah mengikuti Program Praktik Kerja Lapangan dari tanggal 3 Desember 2018
sampai dengan 25 Mei 2018 Tahun Pelajaran 2018 / 2019 dengan hasil

……………………………………………………….

……..………………………….., 2018

Kepala SMKS Bina Insan Pimpinan / Ka. Instansi

3X4

AGUSRIONO, SE, MM …………………………………

b. Bagian Belakang
DAFTAR NILAI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
SMKS BINA INSAN TAHUN 2018

Nama :
NIT / NISN :
Tempat, Tanggal Lahir :
Kompetensi Keahlian : Teknika Kapal Niaga
Nama DU / DI :
Alamat :
NILAI
NO KOMPONEN PENILAIAN
ANGKA PREDIKAT
A PENILAIAN SIKAP
1 Jujur
2 Tanggung Jawab
3 Disiplin
4 Santun
B PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
1 Dinas Jaga Mesin dan Kepedulian Keamanan (Watchkeeping and
Security Awareness)
2 Mesin Penggerak Utama (Main Propulsion Engine)
3 Permesinan Bantu (Auxiliary Machinery)
4 Sistem Kelistrikan Kapal (Marine Electrical System)

27
5 Elektronika (Electronics)
6 Sistem Kontrol (Control System)
7 Ilmu Bahan (Fabrication and Repair Material)
8 Perbengkelan (Use of Hand and Power Tools)
9 Perawatan dan Perbaikan Permesinan Kapal (Marine Engineering
Maintenance and Repair)
10 Desain dan Gambar Permesinan Kapal (Marine Engineering
Drawing and Design)
JUMLAH NILAI
RATA – RATA NILAI

Catatan : Tanjungbatu, September 2018


Kriteria Ketentuan Minimal=75 Pembimbing Perusahaan
Rentang Nilai :90-100 =Amat Baik
75-89 =Baik
60-74 =Cukup
0-59 =Kurang NIP/NIK………………………………

a. Bagian Depan

SERTIFIKAT

PRAKTIK KERJA LAPANGAN

Nama Perusahaan / Instansi :

Menerangkan bahwa :

Nama :

Tempat, Tanggal Lahir :

NIT / NISN :

Sekolah : SMKS Bina Insan

Kompetensi Keahlian : Nautika Kapal Niaga

Telah mengikuti Program Praktik Kerja Lapangan dari tanggal 3 Desember 2018
sampai dengan 25 Mei 2018 Tahun Pelajaran 2018 / 2019 dengan hasil

28
……………………………………………………….

……..………………………….., 2018

Kepala SMKS Bina Insan Pimpinan / Ka. Instansi

3X4

AGUSRIONO, SE, MM …………………………………

b. Bagian Belakang
DAFTAR NILAI PRAKTIK KERJA LAPANGAN
SMKS BINA INSAN TAHUN 2018
Nama :
NIT / NISN :
Tempat, Tanggal Lahir :
Kompetensi Keahlian : Nautika Kapal Niaga
Nama DU / DI :
Alamat :
NILAI
NO KOMPONEN PENILAIAN
ANGKA PREDIKAT
A PENILAIAN SIKAP
1 Jujur
2 Tanggung Jawab
3 Disiplin
4 Santun
B PENGETAHUAN DAN KETERAMPILAN
1 Ilmu Pelayaran Datar (Terrestrial Navigation)
2 Sistem Navigasi Elektronik (Electronic Navigation System)
3 Sistem Kemudi Kompas (Compasses and Steering System)
4 Meteorologi (Meteorology)
P2TL dan Dinas Jaga (Col Reg & Watchkeeping Include
5
Introduction to BRM & Security Awareness)
Olah Gerak dan Pengendalian Kapal (Ship Manoeuvering and
6
Handling)
7 Komunikasi dan Isyarat (Isyarat & Communication)
Penanganan dan Pengaturan Muatan (Cargo Handling and
8
Stowage Include Cargo Space Inspection / Inspection & Reporting)
9 Perlengkapan Kapal (Deck and Machinery Equipment)
10 Perawatan Kapal (Ship Maintenance)

29
11 Kecakapan Bahari (Seaman Ship)
12 Pelayaran Astronomi (Celestial Navigation)
13 Permesinan Kapal (Ship Machinery)
JUMLAH NILAI
RATA – RATA NILAI
Catatan : Tanjungbatu, September 2018
Kriteria Ketentuan Minimal=75 Pembimbing Perusahaan
Rentang Nilai :90-100 =Amat Baik
75-89 =Baik
60-74 =Cukup
0-59 =Kurang NIP/NIK……………………………

Bentuk sertifikat bisa dikembangkan oleh industri.

3. Pelaporan Nilai PKL dalam Rapot

a. Nilai Rapot PKL Pemantapan Kompetensi

Nilai PKL dinyatakan dalam Rapot peserta didik ditulis sebagai Nilai Praktik Kerja
Lapangan” seperti tercantum pada Panduan Penilaian Sekolah Menengah
Kejuruan halaman 80 dan 85. Adapun contoh format pengisian nilai PKL adalah
sebagai berikut.
No Mitra DU/DI Lokasi Lamanya Keterangan
(bulan
1. PT. Platindo Bekasi 6 Melaksanakan PKL
Nusantara dengan amat baik
2.
3.

Nilai PKL terdiri dari nilai sikap (amat baik, baik, cukup) dan nilai keterampilan
(25-100). Nilai yang dicantumkan dalam rapot merupakan nilai kombinasi antara
nilai keterampilan dan sikap dengan formula yang ditetapkan satuan pendidikan.

b. Nilai Rapot PKL Realisasi Pendidikan Sistim Ganda

Selain menuliskan nilai PKL seperti pada bagian 2a di atas, nilai PKL
diintegrasikan dalam nilai mata pelajaran. Nilai mata pelajaran kompetensi
kejuruan yang dilakukan di sekolah dan di industri baik nilai keterampilan
maupun pengetahuan dihitung berdasarkan nilai KD dari industri maupun dari
sekolah tergantung tempat pembelajaran KD tersebut. Formulasi perhitungan nilai
mata pelajaran dari nilai KD dilakukan sesuai dengan pedoman penilaian SMK
tahun 2015 seperti dilakukan untuk mata pelajaran kejuruan lainnya.
Pembobotan nilai dari industri dan dari sekolah dipertimbangkan jumlah KD dan

30
waktu pembelajaran setiap KD. Jika dalam satu semester seluruh KD pelajari saat
PKL maka nilai mata pelajaran diambil seluruhnya dari nilai PKL
Komponen penilain PKL peserta didik Realisasi Pendidikan Sistim Ganda diperoleh
dari

 Nilai dari pembimbing industri meliputi nilai sikap, pengetahuan dan


keterampilan pada setiap KD yang yang dipelajari peserta didik di
DU/DI
 Nilai dari pembimbing sekolah meliputi nilai sikap, pengetahuan dan
keterampilan pada setiap KD yang yang dipelajari peserta didik di
sekolah

4. Monitoring Pelaksanaan PKL

Kegiatan ini dimaksudkan untuk mendapatkan umpan balik guna meningkatkan


mutu pelaksanaan PKL. Lingkup monitoring pelaksanaan PKL meliputi
penempatan, penyusunan program PKL, materi PKL, keterlaksanaan program PKL,
intensitas pembimbingan, permasalahan selama peserta didik selama PKL dan
lain-lain. Contoh Instrumen monitoring PKL dapat menggunakan daftar cek (cek
list) dengan contoh format sebagai berikut.
Contoh:
Format Monitoring PKL
Nama Peserta Didik : .............................................
Kelas : .............................................
Semester : .............................................
Kompetensi Keahlian : .............................................
Nama Industri : .............................................
Nama Pembimbing : .............................................
Alamat : .............................................
Waktu PKL : .............................................
Check (√)
No Uraian
Ya Tidak
1. Peserta didik dan pembimbing industri menyepati
program PKL
2. Materi PKL yang diikuti peserta didik sesuai dengan hasil
pemetaan kompetensi dan program PKL
3. Peserta didik mengisi jurnal PKL secara lengkap
4. Peserta didik mendokumentasikan proses/ prosedur /
data sebagai bagian dari dokumen portofolio sesuai
dengan jurnal kegiatan
5. Pembelajaran PKL di Institusi Pasangan/Industri
menambah wawasan dan pengalaman nyata peserta didik
dalam dunia kerja.

31
6. Pembelajaran PKL di Institusi Pasangan/Industri
menambah keterampilan peserta didik sesuai program
keahlian.
7. Pembelajaran PKL di Institusi Pasangan/Industri
menambah pengetahuan peserta didik sesuai program
keahlian.
8. Pembelajaran PKL di Institusi Pasangan/Industri
menambah nilai-nilai disiplin, kerja keras, dan tanggung
jawab.
9. Pembimbing selama pembelajaran PKL di Institusi
Pasangan/Industri, berperan dengan baik.
10. Selama pembelajaran di Institusi Pasangan/Industri
peserta didik mengalami hambatan-hambatan yang
sangat berarti.

32

Anda mungkin juga menyukai