Keselamatan Pasien (Patient Safety) : Nasution, Puteri Citra Cinta Asyura
Keselamatan Pasien (Patient Safety) : Nasution, Puteri Citra Cinta Asyura
2018
http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/4854
Downloaded from Repositori Institusi USU, Univsersitas Sumatera Utara
KESELAMATAN PASIEN
(PATIENT SAFETY)
Oleh :
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat dan
Pasien (Patient Safety)”. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih
belum sempurna. Hal ini disebabkan karena keterbatasan yang dimiliki penulis.
Oleh karena itu, penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekurangan dan dengan senang hati akan menerima kritik dan saran yang bersifat
membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan tulisan ini. Kesempatan ini
Besar harapan penulis agar tulisan ini dapat diterima dan dipergunakan dengan
sebaik-baiknya. Akhirnya penulis berharap semoga semua amal baik yang telah
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................................ 1
Rumusan Masalah ................................................................................................... 3
Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 3
Manfaat Penulisan ................................................................................................... 3
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Keselamatan Pasien (patient safety) ................................................... ...... 4
Penyelenggaraan Keselamatan Pasien di Fasilitas Pelayanan Kesehatan di
Indonesia ................................................................................................................. 6
Standar Keselamatan Pasien ............................................................................. ...... 7
Sasaran Keselamatan Pasien ............................................................................ ...... 8
Tujuh Langkah Menuju Keselamatan Pasien ................................................... ...... 9
Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien (Patient Safety Incident Report) .............
10
DAFTAR PUSTAKA
Abstrak
Latar Belakang
kedua hal tersebut merupakan harapan oleh semua pihak, seperti rumah sakit,
Namun, hasil penelitian menunjukkan bahwa masih memiliki jalan panjang untuk
penerapan keselamatan pasien masih belum sesuai dengan harapan. Prinsip “First,
ditemukan angka 3,7% dan 2,9% angka kejadian tidak diharapkan (KTD) pada
bahwa angka KTD sebesar 33,2% (29-36%) atau setiap 91 dari 1000 pasien per
kematian ketiga di Amerika Serikat, sekitar lebih dari 250.000 kematian per
tahun6. Survei terbaru tahun 2017 masih menemukan sekitar 21% pasien memiliki
pengalaman kesalahan medis. Ketika kesalahan medis terjadi, itu turut berdampak
yang tidak perlu, tes ulang (repeat testing) dan membahayakan pasien8. ECRI
sangat bervariasi, untuk kesalahan diagnosis yaitu 8,0% hingga 98,2% dan
penelitian tentang keselamatan pasien di berbagai daerah, namun sampai saat ini
Tujuan Penelitian
Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan ini yaitu untuk memperluas wawasan bagi
dan perbaikan dari hasil tindakan yang buruk yang berasal dari proses perawatan
adalah tidak adanya bahaya yang mengancam kepada pasien selama proses
2017, keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan pasien lebih
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
Keselamatan pasien dapat diartikan sebagai upaya untuk melindungi pasien dari
menurut definisi WHO adalah suatu kejadian atau keadaan yang dapat
merupakan setiap kejadian yang tidak disengaja dan kondisi yang mengakibatkan
insiden keselamatan pasien, yaitu: insiden yang terkait dengan proses perawatan
terbagi menjadi empat jenis yaitu Kondisi Potensi Cedera (KPC), Kejadian Nyaris
Cedera (KNC), Kejadian Tidak Cedera (KTC) dan Kejadian Tidak Diharapkan
(KTD)11.
1. Kondisi Potensi Cedera (KPC) adalah kondisi yang sangat berpotensi untuk
pasien, tetapi tidak timbul cedera. Hal ini dapat terjadi karena
tidak timbul reaksi obat), atau “peringanan” (suatu obat dengan reaksi alergi
pada bagian tubuh yang salah (misal: amputasi pada kaki yang salah). Kasus
Indonesia
keberhasilan kendali mutu dan kendali biaya dalam pelayanan kesehatan ialah
kesehatan harus dapat menjamin keamanan dan mutu pelayanan kesehatan yang
diberikan kepada setiap pasien. Untuk menjamin hal tersebut, setiap fasilitas
pasien11,16.
pelayanan kesehatan, KARS (Komisi Akreditasi Rumah Sakit) pada tahun 2005
Rumah Sakit) yang langsung berada di bawah Menteri Kesehatan RI. KNKP-RS
memiliki fungsi yaitu (1). Penyusunan standar dan pedoman Keselamatan Pasien;
Keselamatan Pasien11,12,13.
1. Hak pasien, pasien dan keluarga mempunyai hak untuk mendapat informasi
2. Pendidikan bagi pasien dan keluarga, rumah sakit harus mendidik pasien
asuhan pasien
Nine Life safing Patient Safety Solution dari WHO (2007) dan Joint Commission
yang telah dicapai dalam pemberian asuhan pelayanan menjadi lebih aman.
pelayanan yang diberikan menjadi lebih aman, dan jika terjadi sesuatu hal yang
2. Memimpin dan mendukung staf. Bangun komitmen dan fokus yang kuat
proses pengelolaan risiko serta lakukan identifikasi dan kajian hal yang
potensial bermasalah.
Tersedia format pelaporan IKP yang dapat digunakan oleh setiap Fasilitas
kesehatan, dalam hal ini adalah rumah sakit (lihat gambar 1 dan gambar 2). Setiap
terjadinya insiden diharapkan harus segera dilaporkan sesuai dengan format yang
telah tersedia. Laporan insiden keselamatan pasien (IKP) berisi informasi insiden
yang benar dan jelas tentang lokasi, kronologis, waktu dan akibat kejadian, serta
secara internal kepada atasan langsung, Tim Keselamatan Pasien RS, dan direksi,
sedangkan secara eksternal kepada KKPRS PERSI (KNKP). Alur pelaporan IKP
dapat dilihat pada gambar 3. Pada pelaksanaannya jikaterjadi IKP mengikuti alur
dan laporan insden dilaporkan kepada tim KPRS. Tim KPRS membuat laporan
Agency melaporkan dalam rentang waktu April 2016 hingga Maret 2017 sebanyak
KKPRS terdapat 144 insiden (2009), 103 insiden (2010), dan 34 laporan insiden
bahkan luput dari perhatian petugas kesehatan karena yang dilaporkan hanya
insiden yang ditemukan secara kebetulan saja10,20. Ini menjadi tantangan semua
siapa saja atau semua staf yang pertama menemukan kejadian dan yang terlibat
insiden dilaporkan namun sering terlambat serta laporan tersebut miskin data.
Petugas tidak tahu apa dan bagaimana cara melaporkan ketika insiden terjadi.
petugas sendiri tidak paham bagaimana sistem pelaporan IKP menyebabkan IKP
tidak terlaporkan23. Kelima, tidak ada reward dari rumah sakit jika melaporkan22.
pihak peduli akan bahaya maupun potensi bahaya yang dapat terjadi pada
pasien13. Niat untuk melaporkan IKP dipengaruhi oleh faktor organisasi dan
faktor individu24. Respon manajemen dan KPRS terkait pelaporan IKP memegang
peranan penting. Manajemen dan Tim KPRS perlu melakukan pendekatan secara
individu dan organisasi untuk meningkatkan pelaporan IKP. Beberapa upaya yang
blaming, membuat sistem pelaporan yang baik dan mudah dipahami oleh semua
individu13,22,23.
pembelajaran untuk mencegah kejadian yang sama terjadi kembali. Data laporan
IKP yang akurat sangat bermanfaat untuk menurunkan insiden dan meningkatkan
mutu pelayanan dan keselamatan pasien. Dengan adanya data tersebut juga dapat
pencegahan terjadinya IKP berulang serta dapat digunakan oleh semua pihak
Kesimpulan
lebih aman, meliputi asesmen risiko, identifikasi dan pengelolaan risiko pasien,
pelaporan dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil. Peraturan
Saran
1. Kohn LT, Corrigan JM, Donaldson MS. (eds), Committee in Health Care Quality in
America, Institute of Medicine. To Err is Human: Building a Safer Health System.
Washington DC, National Academy Press. 2000.
2. Brennan TA, Leape LL, Laird NM, et al., Incidence of adverse events and
negligence in hospitalized patients — results of the Harvard Medical Practice Study
I . N Engl J Med1991; 324:370–6.
3. Thomas EJ, Studdert DM, Burstin HR, Orav EJ, Zeena T, et al. Incidence and types
of adverse events and negligent care in Utah and Colorado. Med
Care,2000;38(3):261-71
4. Classen DC, Resar R, Griffin F, Federico F, Frankel T, et al. ‘Global Trigger Tool”
shows that adverse events in hospitals may be ten times greater than previously
measured. Health Affairs, 2011;30(4):581-9.
5. Aranaz-Andrés JM, et al. 2011. Prevalence of adverse events in the hospitals of five
Latin American countries: results of the 'Iberoamerican Study of Adverse Events'
(IBEAS). BMJ Qual Saf. 2011 Dec;20(12):1043-51. doi:
10.1136/bmjqs.2011.051284. Epub 2011 Jun 28.
6. John Hopkins University. 2013/2016. https://hub.jhu.edu/2016/05/03/medical-errors-
third-leading-cause-of-death/
7. IHI/NPSF. 2017. New Survey Finds 21 Percent of Americans Report Personal
Experience with Medical errors.
8. Singh H, Meyer and Thomas EJ.. The frequency of diagnostic errors in outpatient
care: estimations from three large observational studies involving US adult
populations. BMJ Qual Saf 2014;23:727–731.
9. ECRI Institute. 2018. Diagnostic Errors Top ECRI Institute’s Patient Safety
Concerns for 2018.
10. Utarini A, Koentjoro T, At Thobari J. Accreditation of health care organization,
health professional and higher education institution for health personnel, Health
Project V, Central Java Province. Centre for Heal th Service Managament, Faculty of
Medicine, Universitas Gadjah Mada.Yogyakarta, 2000.
11. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
Jakarta. 2017.
12. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2017. Manajemen Keselamatan Pasien.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/MANAJEMEN-KESELAMATAN-PASIEN-Final-
DAFIS.pdf
13. Komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit (KKPRS). 2015. Pedoman Pelaporan
Insiden Keselamatan Pasien (IKP) (Patient Safety Incident Report). Jakarta.
14. The Joint Commission. Sentinel Event Data Summary. 2017
15. Nappoe, SA. Mengapa Keselamatan Pasien Sangat Sulit Diterapkan di Indonesia.
2017. https://www.mutupelayanankesehatan.net/19-headline/2564-mengapa-
keselamatan-pasien-sangat-sulit-diterapkan-di-indonesia
16. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
17. NHS Improvement. Our approach to patient safety: NHS Improvement’s focus in
2017/18. October 2017.
18. Ministry of Health Malaysia. 2017. Guidelines on Implementation Incident
Reporting & Learning System 2.0. for Ministry of Health Malaysia Hospitals.
19. KKP-RS. Laporan Insiden Keselamatan Pasien. 2011;2011(April)