2007 06 Membuat Laporan Pekerjaan
2007 06 Membuat Laporan Pekerjaan
PELATIHAN
MEKANIK TOWER CRANE
(TOWER CRANE MECHANICS)
2007
KATA PENGANTAR
Bagi para pemerhati dan khususnya bagi yang terlibat langsung pengembangan Sumber
Daya Manusia (SDM), kondisi tersebut merupakan tantangan sekaligus sebagai modal
untuk berpacu mengejar ketinggalan dan obsesi dalam meningkatkan kemampuan SDM
paling tidak setara dengan negara tetangga ASEAN, terutama menghadapi era
globalisasi.
Untuk mengejar ketinggalan telah banyak daya upaya yang dilakukan termasuk perangkat
pengaturan melalui penetapan undang-undang antara lain :
- UU. No 18 Tahun 1999, tentang : Jasa Konstruksi beserta peraturan pelaksanaannya,
mengamanatkan bahwa per orang tenaga : perencana, pelaksana dan pengawas
harus memiliki sertifikat, dengan pengertian sertifikat kompetensi keahlian atau
ketrampilan, dan perlunya “Bakuan Kompetensi” untuk semua tingkatan kualifikasi
dalam setiap klasifikasi dibidang Jasa Konstruksi
- UU. No 13 Tahun 2003, tentang : Ketenagakerjaan, mengamanatkan (pasal 10 ayat
2). Pelatihan kerja diselenggarakan berdasarkan program pelatihan yang mengacu
pada standar kompetensi kerja
- UU. No 20 Tahun 2003, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
- PP. No 31 Tahun 2006, tentang : Sistem Pendidikan Nasional, dan peraturan
pelaksanaannya, mengamanatkan Standar Nasional Pendidikan sebagai acuan
pengembangan KBK (Kurikulum Berbasis Kompetensi).
Modul pelatihan adalah salah satu unsur paket pelatihan sangat pnting karena menyentuh
langsung dan menentukan keberhasilan peningkatan kualitas SDM untuk mencapai
tingkat kompetensi yang ditetapkan, disusun dari hasil inventarsisasi jabatan kerja yang
kemudian dikembangkan berdasarkan SKKNI dan SLK yang sudah disepakati dalam
suatu Konvensi Nasional, dimana modul-modulnya maupun materi uji kompetensinya
disusun oleh Tim Penyusun/Tenaga Profesional dalam bidangnya masing-masing,
merupakan suatu produk yang akan dipergunakan untuk melatih dan meningkatkan
pengetahuan dan kecakapan agar dapat mencapai tingkat kompetensi yang
dipersyaratkan dalam SKKNI, sehingga dapat menyentuh langsung sasaran pembinaan
dan peningkatan kualiatas tenaga kerja konstruksi agar menjadi lebih berkompeten dalam
melaksanakan tugas pada jabatan kerjanya.
Dengan penuh harapan modul pelatihan ini dapat dimanfaatkan dengan baik, sehingga
cita-cita peningkatan kualitas SDM khususnya dibidang jasa konstruksi dapat terwujud.
PRAKATA
Usaha dibidang Jasa Konstruksi merupakan salah satu bidang usaha yang telah
berkembang pesat di Indonesia, baik dalam bentuk usaha perorangan maupun sebagai
badan usaha skala kecil, menengah dan besar. Untuk itu perlu diimbangi dengan kualitas
pelayanannya. Pada kenyataannya saat ini mutu produk, ketepatan waktu penyelesaian,
dan efisiensi pemanfaatan sumber daya relatif masih jauh dari yang diharapkan. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adalah kesediaan tenaga ahli / terampil dan
penguasaan manajemen yang efisien, kecukupan permodalan serta penguasaan
teknologi.
Masyarakat sebagai pemakai produk jasa konstruksi semakin sadar akan kebutuhan
terhadap produk dengan kualitas yang memenuhi standar mutu yang dipersyaratkan.
Untuk memenuhi kebutuhan produk sesuai kualitas standar tersebut SDM, standar mutu,
metode kerja dan lain-lain.
Salah satu upaya untuk memperoleh produk konstruksi dengan kualitas yang diinginkan
adalah dengan cara meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang menggeluti
pekerjaan konstruksi baik itu desain pekerjaan jalan dan jembatan, desain hidro mekanik
pekerjaan sumber daya air maupun untuk desain pekerjaan di bidang bangunan gedung.
Kegiatan inventarisasi dan analisa jabatan kerja di bidang Cipta Karya telah menghasilkan
sekitar 9 (sembilan) Jabatan Kerja, dimana Jabatan Kerja Mekanik Tower Crane (Tower
Crane Mechanics) merupakan salah satu jabatan kerja yang diprioritaskan untuk disusun
materi pelatihannya mengingat kebutuhan yang sangat mendesak dalam pembinaan
tenaga kerja yang berkiprah dalam Mekanik Tower Crane bidang cipta karya.
Materi pelatihan pada jabatan kerja Mekanik Tower Crane (Tower Crane Mechanics) ini
terdiri dari 1 (satu) modul kompetensi umum 5 (lima) modul kompetensi inti, yang
merupakan satu kesatuan yang utuh yang diperlukan dalam melatih tenaga kerja yang
menggeluti Mekanik Tower Crane (Tower Crane Mechanics).
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, kami mengharapkan kritik, saran dan masukan
guna perbaikan dan penyempurnaan modul ini.
Jakarta, November 2007
Tim Penyusun
MODUL TCM-06
Membuat Laporan Pekerjaan
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
PRAKATA ............................................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. iv
SPESIFIKASI PELATIHAN ...................................................................... vi
PANDUAN PEMBELAJARAN ................................................................. vii
KUNCI JAWABAN
DAFTAR PUSTAKA
MODUL TCM-06
Membuat Laporan Pekerjaan
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Wajib Pakai Helm ............................................................................ II-4
Gambar 2.2 Dilarang Masuk................................................................................ II-4
Gambar 2.3 Dilarang Merokok............................................................................. II-4
Gambar 2.4 Dilarang Menyalakan Api ................................................................. II-4
Gambar 2.5 Barang Mudah Terbakar .................................................................. II-4
Gambar 2.6 Gunakan Masker ............................................................................. II-5
Gambar 2.7 Peralatan Berat................................................................................ II-5
Gambar 2.8 Bidang Licin ..................................................................................... II-5
Gambar 2.9 Aktivitas Pengerekan Barang........................................................... II-6
Gambar 2.10 Penyimpanan Barang –Barang Berbahaya ...................................... II-6
Gambar 2.11 Pos Keamanan ................................................................................ II-6
Gambar 2.12 Tempat Penyimpanan Kotak P3K ................................................... II-6
Gambar 2.13 Tempat Penyimpanan Alat Pemadam Kebakaran............................ II-7
Gambar 2.14 Awas Benda Jatuh........................................................................... II-7
Gambar 2.15 Jalur Kendaraan .............................................................................. II-7
Gambar 2.16 Bagian-Bagian Tabung Pemadam (fire extinguisher) ....................... II-12
Gambar 2.17 Pengoperasian Tabung Pemadam (fire extinguisher) ...................... II-12
Gambar 2.18 Contoh Pakaian Kerja ...................................................................... II-13
Gambar 2.19 Contoh Sepatu Pelindung ( Safety Shoes)...................................... II-14
Gambar 2.20 Contoh Topi Keras (helm) ................................................................ II-15
Gambar 2.21 Contoh Penutup Hidung ( Masker ).................................................. II-15
Gambar 2.22 Contoh Kacamata ............................................................................ II-15
Gambar 2.23 Contoh Sabuk Pengaman................................................................ II-5
Gambar 3.1 Contoh Berita Acara Pengiriman.................................................... III-5
Gambar 3.2 Contoh borang chek list Pengiriman .............................................. III-7
Gambar 3.3 Contoh borang Inspeksi Kelayakan Alat setelah Erection............. III-10
Gambar 3.4 Contoh borang Laporan Pengoperasian Alat................................. III-11
Gambar 3.5 Contoh borang Laporan Checklist Maintenance/Perawatan ......... III-13
Gambar 3.6 Contoh borang Kartu Riwayat Pengoperasian............................... III-14
MODUL TCM-06
Membuat Laporan Pekerjaan
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Contoh Form Identifikasi Bahaya .............................................................. II-20
Tabel 2.2 Contoh Daftar Simak Potensi Kecelakaan ................................................ II-22
Tabel 2.3 Contoh Daftar Simak Keselamatan Kerja.................................................. II-23
Tabel 4.1 Contoh Laporan Harian Operasi ............................................................... IV-3
MODUL TCM-06
Membuat Laporan Pekerjaan
SPESIFIKASI PELATIHAN
A. TUJUAN UMUM
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Kode / Judul Modul : Membuat Laporan Pekerjaan mempresentasikan unit
kompetensi : “Membuat laporan kerja sesuai prosedur dan proses”.
Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari modul, peserta mampu Membuat laporan kerja sesuai
prosedur dan proses.
Kriteria Penilaian
Pada akhir pelatihan peserta mampu :
1. Membuat Laporan K3
2. Membuat Laporan Kegiatan Perawatan, Perbaikan Rekondisi Erection Dan
Dismantling
3. Menyampaikan Laporan Kepada Atasan Langsung
MODUL TCM-06
Membuat Laporan Pekerjaan
PANDUAN PEMBELAJARAN
Nomor
Kode Judul Modul
Modul
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan
1 TCM – 01
Keselamatan Lingkungan
2 TCM – 02 Perawatan Berkala (Periodical Maintenance)
Perbaikan Komponen Tower Crane, Baik Di
3 TCM – 03
Lapangan Maupun Di Workshop
Melaksanakan Prosedur Dan Proses Erection Dan
4 TCM– 04
Dismantling Bersama Tim
5 TCM – 05 Rekondisi Tower Crane Bersama Tim
C. PROSES PEMBELAJARAN
Waktu : 40 menit
3. Ceramah : Bab III, Laporan
Kegiatan Perawatan, Perbaikan
Rekondisi Erection Dan
Dismantling
Mengikuti penjelasan,
Memberikan penjelasan, uraian uraian atau bahasan OHT
atau-pun bahasan mengenai : instruktur dengan tekun LCD
Umum dan aktif.
Membuat Laporan Perawatan Mengajukan pertanyaan
Berkala apabila ada yang kurang
Membuat Laporan Perbaikan jelas.
Membuat Laporan Rekondisi
Membuat Laporan Erection
Dan Dismantling
Waktu : 45 Menit
MODUL TCM-06
Membuat Laporan Pekerjaan
Waktu : 45 Menit
MODUL TCM-06 BAB I
Membuat Laporan Pekerjaan Pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. UMUM
Modul TCM-06: Membuat Laporan Pekerjaan mempresentasikan salah satu unit
kompetensi dari program pelatihan Mekanik Tower Crane ( Tower Crane Mechanics)
Adapun unit-unit kompetensi untuk mendukung kinerja efektif yang diperlukan dalam
perencanaan Mekanik Tower Crane( Tower Crane Mechanics) adalah :
proses
III. KOMPETENSI PILIHAN -
a. Judul unit :
Sebuah unit mengacu kepada kebutuhan kompetensi yang apabila digunakan
dalam suatu situasi kerja secara logika dapat berdiri sendiri, judul / title unit
dapat diungkapkan dalam istilah hasil yang harus dicapai (biasanya
menggunakan kata kerja operasional)
b. Deskripsi unit :
Merupakan informasi tambahan terhadap judul unit yang menjelaskan atau
mendeskripsikan pengetahuan, ketrampilan, dan sikap perilaku kerja yang
dibutuhkan dalam rangka mencapai standar kompetensi seperti yang
diungkapkan dalam judul unit.
c. Elemen kompetensi :
Mengidentifikasikan tugas-tugas yang harus dikerjakan untuk mencapai
kompetensi berupa pernyataan yang menunjukkan komponen-komponen
pendukung unit kompetensi.
Sewaktu menulis dan menguraikan isi modul secara detail betul-betul konsisten
mengacu tuntutan elemen kompetensi dan masing-masing KUK (Kriteria Unjuk
kerja) yang sudah dianalisis indikator kinerja / keberhasilan (IUK)
Berangkat dari IUK (Indikator Unjuk kerja/keberhasilan) yang pada dasarnya
sebagai tolok ukur alat penilaian, diharapkan uraian detail setiap modul pelatihan
berbasis kompetensi betul-betul menguraikan pengetahuan keterampilan dan
sikap kerja yang mendukung terwujudnya IUK sehingga, dapat dipergunakan
untuk melatih tenaga kerja yang hasilnya jelas, lugas dan terukur.
BAB II
LAPORAN K3
2.1. UMUM
Disamping laporan-laporan yang sudah dibahas sebelumnya ini, ada suatu laporan
khusus yang harus dibuat. Pada setiap pelaksanaan pekerjaan di lapangan/proyek,
yaitu laporan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja).
Laporan K3 ini dibuat oleh mekanik Tower Crane dan pelaksana lapangan, yang harus
dibuat dan dikirim ke atasan sesuai dengan jadwal waktu yang telah ditetapkan
(periodic atau setiap memakai pekerjaan baru).
Pada dasarnya laporan ini memberikan informasi, sejauh mana K3 ditempat kerjanya
dilaksanakan, baik oleh mekanik maupun oleh pelaksana sesuai dengan lingkup tugas
masing-masing.
Dengan laporan ini diharapkan setiap petugas memberikan perhatian kepada segala
sesuatu yang berkaitan dengan K3 sehingga kecelakaan dapat dihindarkan dan
kalaupun masih saja terjadi maka akan dapat ditelusuri dengan tidak terlalu sulit,
ditemukan penyebabnya dan dilakukan perbaikan-perbaikan sistem pencegahan
kecelakaan, untuk menghindari terjadinya kecelakaan.
Daftar simak tersebut berisi potensi kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja pada
setiap langkah pekerjaan berdasarkan kondisi kerja dan lingkungannya.
Pada pelaksanaan konstruksi sebuah bangunan tinggi, para pekerja yang terlibat akan
menghadapi kemungkinan timbulnya permasalahan yang berhubungan dengan
keselamatan diri sendiri akibat kecelakaan kerja, hal ini tentunya perlu dihindari oleh
berbagai pihak karena jika hal ini terjadi, maka bisa dipastikan berbagai pihak tersebut
akan mengalami kerugian baik itu kerugian material maupun non material. Oleh sebab
itu penyediaan dan penggunaan Alat Pelindung Diri atau APD merupakan hal yang
sangat penting agar resiko-resiko yang mungkin timbul akibat kecelakaan kerja dapat
diminimalisir atau bahkan ditiadakan. Alat pelindung diri tersebut wajib digunakan oleh
semua pekerja yang terlibat pada pekerjaan konstruksi tersebut .
TC adalah merupakan salah satu Peralatan Utama dalam pekerjaan konstruksi,
khususnya gedung bertingkat. Sebagai sebuah peralatan berat yang berdimensi cukup
tinggi, disamping memberi manfaat tentu didalam operasinya mengandung potensi
bahaya. Bahaya bagi peralatan sendiri maupun terhadap manusia yang terkait dalam
pengoperasian TC. Dimana didalamnya ada mekanik sebagai pengendali operasi TC,
Rigger sebagai juru muat, pekerja-pekerja proyek yang bekerja di sekitar serta tak luput
dari mekanik yang bertanggung jawab dalam perbaikan dan perawatan TC. Para pihak
terkait ini perlu dilindungi dari segala kemungkinan yang terjadi. Untuk inilah K3
memegang peranan penting dalam pengoperasian TC. Peran penting ini dalam lingkup
proyek dipegang oleh Safety Engineer atau Safety Officer dibawahnya.
Didalam kaitan K3, mekanik adalah sebagai user/ pemakai dari APD dan APK. Sebagai
pemakai sudah barang tentu bertanggungjawab dalam hal availability/ ketersediaan
dan kelayakannya.
Tersedia dan Layak merupakan syarat fungsionil dari APD dan APK. Tersedia dan tak
layak ataupun layak tapi tak tersedia tidak akan memberi arti apa-apa bagi mekanik
dalam kaitan K3.
Untuk ini sangat penting bagi mekanik untuk memberi info bagi kelayakan APD dan
APK, dalam artian tidak mengalami kerusakan. Demikian juga dengan ketersediaan
nya, baik dalam arti sudah pernah tersedia namun kemudian tak tersedia, dalam artian
hilang dari persediaan ataupun memang belum pernah tersedia. Info ini seyogya nya
berbentuk laporan.
Perlu diingat bahwa tugas utama mekanik yang utama adalah melaksanakan perbakan
dan perawatan. Dimana tugas ini banyak dilakukan di lapangan dan lebih bersifat
kegiatan fisik daripada kegiatan administrasi. Untuk ini sebaiknya info yang perlu
disampaikan disajikan dalam bentuk form isian yang cukup ringkas dan tidak perlu
dengan uraian yang terlalu. Dengan bentuk isian seperti ini mekanik akan cepat dalam
pengisiannya dan info akan segera tersampaikan.
Dalam laporan ini ada beberapa pihak terkait dalam pelaporan ini :
- Mekanik : sebagai pembuat laporan dan pemberi info
- Atasan Mekanik : sebagai pihak yang memberi pengesahan dan persetujuan
Sabuk keselamatan kerja merupakan salah satu peralatan yang sangat penting bagi
seorang juru ukur yang bekerja pada tempat di ketinggian, oleh sebab itu ketersediaan
sabuk keselamatan kerja perlu diperiksa termasuk kondisinya apakah masih layak
dipakai atau tidak. Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memeriksa sabuk
keselamatan kerja adalah sebagai berikut :
a. Apakah sabuk keselamatan kerja tersedia ditempat kerja
b. Jika tersedia apakah jumlahnya sesuai dengan jumlah tim pengukuran
c. Jika sabuk keselamatan tidak tersedia atau jumlahnya tidak mencukupi untuk
anggota tim juru ukur segera laporkan kepada pihak yang berkompeten agar
segera diadakan atau ditambah jumlahnya.
2.2.3. RAMBU-RAMBU
Didalam pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi yang berkaitan dengan
banyak orang, bahan, peralatan transportasi, peralatan berat serta peralatan-
peralatan lain yang peka terhadap suatu gangguan, sangatlah perlu untuk
dipasang tanda-tanda peringatan ataupun larangan yang biasa disebut dengan
rambu. Rambu-rambu yang perlu dipasang pada kegiatan konstruksi bangunan
tinggi antara lain :
a. Gunakan Helm
b. Dilarang masuk
d. Awas Ada barang mudah terbakar atau bahan yang mudah terbakar
j. Pos pengamanan
o. Dan sebagainya
Penutup hidung (masker) digunakan pada saat bekerja pada daerah yang
berdebu atau yang mengandung unsur kimia seperti debu semen yang dapat
menimbulkan gangguan pada pernafasan. Sehingga perlu dipilih masker yang
cocok dan memenuhi standart yang berlaku.
Kaca mata harus digunakan pada saat juru ukur bekerja didekat aktivitas
pekerjaan-pekerjaan khusus seperti : memecah batu, mengelas, menggerinda
dan sebagainya.
Memakai Kaca Mata sesuai standart yang berlaku dapat dilakukan sebagai
berikut :
a. Gunakan Kacamata sesaat sebelum memasuki area yang mewajibkan
penggunaan Kacamata.
b. Segera ikatkan tali kacamata sesuai prosedur.
c. Akan lebih baik Kacamata tersebut selalu dibawa oleh seorang juru ukur
sebagai perlengkapan standart.
Pada dasarnya daftar simak pertama (yang dibuat oleh mekanik) adalah
menginformasikan kegiatan dan penyediaan sarana yang terkait dengan keselamatan
dan kesehatan kerja yang telah dilakukan. Sementara yang lainnya (yang ditanda
tangani oleh pelaksana lapangan) menginformasikan mengenai pengawasan sejauh
mana sarana atau perlengkapan keselamatan kerja telah dipergunakan secara benar.
Sebagaimana disinggung dalam bab 2.2. disebutkan sedikit peran dari TC dalam
pelaksanaan pekerjaan konstruksi, umumnya pada pembangunan gedung bertingkat.
- Konstruksi TC, berdiri pada fondasi dan di “lekat” kan pada lantai gedung yang
sedang dibangun
- Panjang lengan / Jib Boom yang mencapai 40 m yang berarti mencakup areal
kerja yang cukup luas sekitar 5028.5 m2, separuh lebih lapangan sepak bola
- Tugas utama TC melakukan material handling, baik dalam arah horizontal
maupun vertical
- Jauhnya jarak mekanik dengan obyek yang diangkat.
Dengan melihat beberapa hal diatas ada potensi yang timbul, antara lain :
- Kemungkinan ada jatuhnya benda asing dari ketinggian
- Ketidak stabilan barang yang diangkat, dapat menimbulkan goyangan
- Kesalahan pemasangan pada konstruksi TC
- Miskomunikasi antara mekanik dan rigger dapat menimbulkan berbagai
kemungkinan.
- Areal kerja yang luas dapat menyentuh area publik
Untuk ini mekanik baik secara individu maupun sebagai bagian dari tim berkewajiban
memberi info secepatnya bila satu atau lebih kelainan yang terjadi dari faktor-faktor di
atas.
Info ini sebaiknya tertulis dan sebaiknya berbentuk isian, sebagai form pada laporan
umunya. Mengingat item yang terkait bisa cukup, akan lebih baik bila bentuk isian
(”ya atau tidak”),
Namun bila ditemui potensi bahaya yang sudah didepan mata maka laporan lisan
harus segera disampaikan, baru dilanjutkan laporan tertulis.
Contoh : kondisi wire rope yang telah putus kawat dalam jumlah cukup banyak.
Untuk daftar simak kecelakaan kerja, dilakukan dengan memberi tanda (misalnya X,
atau ) pada kolom-kolom yang tersedia sesuai dengan pertanyanya (ya, atau tidak),
sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan pada kolom Daftar Pertanyaan.
Dari sedikit uraian diatas, dapat dikemukakan bahwa laporan K3 pada hakekatnya
adalah merupakan informasi mengenai pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja disuatu tempat pelaksanaan kegiatan pekerjaan/ proyek pada setiap tahap
pelaksanaan pekerjaan, dengan menggunakan daftar simak (cek list) mengenai
potensi kecelakaan kerja dan keselamatan kerjanya.
Daftar Simak ini sudah disiapkan oleh Pejabat K3, berisi langkah-langkah kegiatan
yang mengandung resiko bahaya (kolom langkah kegiatan) dan jenis resiko bahaya
yang bisa terjadi pada langkah kegiatan termaksud (kolom A - H).
Berikut ini diberikan contoh Daftar Simak Potensi Kecelakaan dan cara mengisinya.
Setiap langkah kegiatan (kolom kegiatan) harus diisi dengan resiko bahaya apa saja
yang bisa terjadi pada kegiatan-kegiatan termaksud. Pengisian dilakukan dengan
memberi tanda pada kotak-kotak resiko bahaya (A – H) sesuai dengan kegiatan yang
bersangkutan.
LOKASI : Kantor
PENANGGUNG JAWAB
Petugas Safety Penanggung Jawab Sesuai Tabel.
1 Memadamkan api dengan APAR Terkena percikan pemadam Slang bocor 1 1 5 5 -8 N Y L 1,2,3
Api terlalu besar, posisi terlalu
Terbakar 5 1 3 5 -2 N Y L 1,3,5
dekat
Jatuh Lantai licin,ceroboh 3 1 5 3 -4 N N L 1,3
Kurang hati-hati
1 3 2 3
Berikut ini diberikan contoh Daftar Simak Keselamatan Kerja dan cara
mengisinya.
1. Apakah daerah kerja sudah dibersihkan dari material yang dapat menimbulkan
kecelakaan/bahaya (tumpahan minyak pelumas, bahan bakar)
Apakah daerah kerja sudah diperiksa dari kemungkinan ada bagian yang rawan
2.
amblas akibat hujan
Apakah sebelum beroperasi sudah dilaksanakan pemeriksaan untuk kemungkinan
3.
ada kebocoran minyak, air pendingin dan ada bagian-bagian yang rusak
4. Apakah alat perlengkapan keselamatan kerja telah tersedia dengan cukup
Apakah alat pemadam kebakaran telah tersedia dan ditempatkan pada tempat yang
5.
benar
6. Apakah peralatan P3K telah disediakan
Apakah telah tersedia rambu-rambu kerja dan rambu-rambu lalu lintas yang
7.
diperlukan
8. Apakah lantai kerja, tangga/steps sudah dibersihkan
Apakah instrumen panel terutama penunjuk tekanan minyak pelumas Engine (oil
9.
pressure) sudah dicek kondisinya
10. Apakah ketika telah selesai beroperasi alat sudah matikan dengan benar
Apakah ketika selesei beroperasi semua tuas kendali sudah diposisikan dengan
11.
benar
Apakah bahan-bahan untuk pemeliharaan dan pengoperasian telah tersedia dengan
12.
cukup
13. Apakah ada petugas yang memberi petunjuk pelaksanaan K3
Tanggal :
Diketahui oleh :
MODUL TCM-06 BAB II
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan K3
2. Apakah daerah kerja sudah aman dan tidak rawan amblas akibat hujan
Apakah sebelum operasi tidak ada kebocoran minyak, air pendingin dan tidak ada
3.
bagian yang rusak
Apakah alat perlengkapan keselamatan kerja telah tersedia dengan cukup dan
4.
kondisinya baik
Apakah alat pemadam kebakaran telah tersedia dan ditempatkan pada tempat yang
5.
benar dan belum kadaluarsa dan siap pakai
Apakah instrumen panel terutama penunjuk tekanan minyak pelumas Engine (oil
9.
pressure) kondisinya masih baik
Apakah ketika telah selesai beroperasi alat diparkir di tempat yang datar, tanah
10.
keras dan aman
Apakah ketika alat tidak beroperasi semua tuas kendali dalam posisi netral dan
11.
dikunci
Tanggal :
Diketahui oleh :
Setiap pertanyaan (pada kolom pertanyaan) harus dijawab Ya atau Tidak sesuai
dengan kenyataannya, oleh baik operador maupun Pelaksana Lapangan dengan
memberi tanda pada kotak yang sesuai dari form (daftar simak) masing-masing
MODUL TCM-06 BAB II
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan K3
RANGKUMAN
Laporan K3 menyangkut pembuatan daftar simak potensi kecelakaan kerja, daftar simak
keselamatan kerja, baik yang menjadi tugas Mekanik maupun Pelaksana Lapangan.
Laporan K3 berbentuk form isian dengan cara pengisian yang mudah pula, hanya
memberikan tanda, pada kolom/kotak yang dipilih.
MODUL TCM-06 BAB II
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan K3
BAB III
LAPORAN KEGIATAN PERAWATAN, PERBAIKAN
REKONDISI ERECTION DAN DISMANTLING
3.1. UMUM
Peranan laporan dalam kegiatan pengoperasian alat-alat berat tidak dapat
diabaikan begitu saja, karena laporan merupakan bagian dari sistem
pengoperasian, merupakan bagian dari administrasi pengoperasian alat-alat berat.
Dengan laporan banyak hal dari pengoperasian alat-alat berat mulai dari pemakaian
bahan bakar, minyak pelumas dan sebagainya, jam kerja alat, kelainan atau
kerusakan yang terjadi sampai ke produksi alat. Karenanya itu akan berguna dalam
pelaksanaan pekerjaan yang menggunakan alat-alat berat.
Hal tersebut menjadi tidak berguna manakala sistem laporan tidak berjalan.
Termasuk dalam sistem laporan di sini adalah laporan itu sendiri, unit-unit terkait
serta pengiriman atau penyampaian serta umpan balik.
Laporan dibuat dengan maksud memberikan informasi kepada semua bagian atau
unit kerja terkait berbagai hal mengenai pengoperasian alat-alat berat yang
sekiranya diperlukan sesuai dengan tugas masing-masing, termasuk untuk unit
kerja alatnya sendiri, sementara tujuannya adalah agar semua bagian atau unit
kerja terkait dapat menyiapkan diri dan mengambil langkah-langkah seperlunya
untuk mendukung pelaksanaan pengoperasian alat sehingga dapat lancar dan
berhasil dengan baik, yang pada dasarnya membantu kelancaran pekerjaan dan
keberhasilan proyek.
A. Laporan Harian
Laporan ini dibuat setiap hari, dibuat oleh dan menjadi tanggung jawab operator
alat berat yang bersangkutan.
Laporan harian ini, mencakup berbahagai hal mengenai pengoperasian alat
serta unit alatnya sendiri, seperti misalnya tipe alat, jenis pekerjaan,
pelaksanaan pengoperasian, pemakaian bahan, jenis kerusakan yang terjadi,
MODUL TCM-06 BAB III
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan Kegiatan Perawatan, Perbaikan Rekondisi
Erection Dan Dismantling
dan sebagainya, yang disebutkan secara rinci. Semua laporan berawal dari
laporan harian ini, atau berawal dari data yang tercantum dalam laporan harian
ini. Oleh karenanya bila terjadi kesalahan dalam laporan ini, terutama data
pengoperasian akan dapat menyebabkan salahnya laporan-laporan yang lain, ini
berarti informasi yang disampaikan tidak benar.
Laporan Harian Oprasional (LHO), atau laporan harian operasi (selanjutnya akan
dibahas pada bab lain).
B. Laporan Mingguan
Laporan ini dibuat setiap minggu atau selang waktu satu minggu. Laporan ini
merupakan hasil olahan laporan harian, dibuat dan menjadi tanggungjawab
Foreman sesuai dengan ketentuannya.
Data pengoperasian alat dari laporan harian yang diterima oleh Foreman atau
pengawas atau pejabat yang ditunjuk untuk diolah (kompilasi, evaluasi),
menghasilkan informasi mengenai diantaranya :
C. Laporan Bulanan
Bila laporan mingguan tidak dibuat maka data Laporan Harian diolah oleh
Pejabat atau institusi yang ditentukan untuk menghasilkan berbagai informasi
(sama seperti pada Laporan mingguan).
Laporan Bulanan (atau Laporan Mingguan) dikirim kepada dan diolah oleh
pejabat atasannya, berupa informasi atau masukan manajemen untuk pimpinan
atau Kepala Institusi.
MODUL TCM-06 BAB III
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan Kegiatan Perawatan, Perbaikan Rekondisi
Erection Dan Dismantling
Laporan harian disampaikan setiap hari, pada hari yang bersangkutan atau
paling lambat sehari sesudahnya atau disampaikan batas akhir yang
ditentukan
B. Tepat Kirim
Tepat kirim, dimaksudkan bahwa laporan harus dikirim dan disampaikan kepada
para pejabat pada bagian-bagian atau unit-unit kerja terkait atau institusi lain
yang ditentukan, menurut jenis dan tingkat hirarkinya. Misalnya Laporan Harian
dikirim dan disampaikan kepada atasan langsung operator atau pengawas
pekerjaan atau pejabat yang ditentukan, bukan dikirim langsung ke Unit
Produksi, misalnya. Demikian pada laporan Bulanan (yang dibuat oleh para
Foreman atau pengawas lapangan, atau yang lainnya) dikirim ke Pelaksana
Lapangan, bukan langsung ke kepala Proyek, dan seterusnya
Produksi, sementara bagian logistik (suplai) tidak menerima informasi dalam bentuk
laporan, tetapi menerima permintaan bahan, yang asal-usulnya juga dari olahan
laporan operasi.
Didalam kegiatan Erection dan dismantling yang dilakukan oleh tim khusus/ terkait
yang mempunyai tugas dalam kegiatan tersebut maka pelaporan disiapkan oleh
pengawas / foreman yang dberi tugas untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan
tersebut. Semua proses kegiatan dicatat baik urutan kerja, penyiapan fasilitas
pendukung, peralatan pendukung, tim pelaksana, kondisi lingkungan, kendala, serta
saat uji operasi (running test). Sedangkan laporan pada saat dismantling berisi
laporan kegiatan proses dismantling, kendala operasi, kerusakan alat, serta berita
acara serah terima kembali peralatan.
MODUL TCM-06 BAB III
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan Kegiatan Perawatan, Perbaikan Rekondisi
Erection Dan Dismantling
BERITA ACARA
SERAH TERIMA PENGIRIMAN / PENERIMAAN / PENGEMBALIAN ALAT
Proyek :
Formulir – KA III
Bersama ini telah diterima pengiriman / penerimaan / pengembalian alat ke
Gudang Workshop Pool Peralatan.
Nama Alat :
Serial No :
Code No. :
Perlengkapan :
[ ] [ ]
Site Manager Ka. Pelaksana Peralatan/ Mekanik
Diterima digudang / workshop peralatan / proyek pada :
Tanggal : …………………………….
Kondisi : …………………………….
Mengetahui, Diperiksa,
[ ] [ ]
Static crane
1 Sesuaikan fixing angle sesuai kedudukannya cek
2 Kebersihan lintasan menuju tangga cek
3 Periksa apabila ada keretakan di pondasi beton cek
Power Suply
4 Circuit breaker di panel utama dan sambungan cek dan tes Tidak boleh lebih dari 30 m A
5 Check ground test ukur < 800 ohms dengan 300 m A dengan ground test
6 Check MCB di Panel Basic Mast cek dan tes Breaker A dengan sensitivitas < 30 m A
7 Periksa tegangan dan nilai tegangan ukur Dengan beban V, tanpa beban V
8 Ukur kabel yang dibutuhkan ukur Ukuran di dlm mm panjang meter
9 Check kondisi kabel cek dan tes Panjang kabel yang digunakan: meter
Hook Rope
18 Check kondisi dan fungsi hook cek
19 Check hook apakah bisa berputar bebas? cek
20 Check pulley stoper dan lakukan grease cek
21 Check gulungan wire rope cek Ukuran wire rope mm
22 Check kondisi pulley block untuk seling single atau double cek
Slewing(Mekanisme type : )
23 Check electric motor , kipas dan sambungannya Dengar dan cek
24 Check kondisi belt dan kencangkan jika diperlukan cek dan adjust
25 Tes brake tes
26 Tes limit switch tes
27 Check reducer oil cek tidak perlu grease
28 Check chasisnya cek
29 Tes kecepatan slewing dgn variasi kecepatan tes
30 Nolkan gyrometer jikia perlu cek dan adjust
MODUL TCM-06 BAB III
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan Kegiatan Perawatan, Perbaikan Rekondisi
Erection Dan Dismantling
Jib Trolley
39 Check pergerakan trolley Dengar dan cek
40 Kekencangan wire rope trolley cek dan adjust
41 Check swivel, baji, clips dan cotter pin cek
42 Check jib, counter jib dan kondisi wire rope cek dan tes
43 Check roda trolley, pulley dan rubber stoper Dengar dan cek
Panel box
44 Periksa kondisi panel box dan tutupnya cek
45 Check fuse dan circuit breaker cek
46 Tes klakson, sirine dan anemometer cek dan tes
47 Tes tombol emergency di panel cek dan tes
48 Check ring dinamometrik untuk beban maksimum cek
49 Jib interference safety device jika perlu cek dan tes
50 Check kabel-kabel cek
Kabin
51 Check handle, switch control cek
52 Diagram beban, pemadam kebakaran, instruksi keselamatan cek
53 Tombol emergency, semua tombol dan lampu kerja cek
54 kebersihan kaca, lantai, pandangan, seal, penutup kabin cek
Angkur
55 Mast pin, cotter pin ,tangga , platform cek
56 Pin Counter Jib, pin baji, plat form, pengaman rel cek
57 Check counter jib ballast cek Untuk ballast type bock
58 Kondisi Telescope cage dan posisinya cek
Tes Beban
59 Tes beban ( + 10 % ) : Tes
Kg Tes dikerjakan dgn hanya 2 kali angkat & 25 % untuk CE
60 Tes beban maksimum ( + 10 % ) : Tes
Kg Mesin Baru
61 Tes beban statik dan dinamis ( + 33 % ) : Tes
Kg Tes berfungsi tidaknya semua tombol dgn ditekan
MEKANIK
PT. _____________________
PERALATAN
NAMA ALAT :
code / serial no. :
jumlah
jam / tgl jam paraf keterangan
7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 1 2 3 4 5 6 operasi
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Jumlah
_____________ , _______________
Mengetahui,
Project Manager Operator Koordinator Mekanik Proyek
PT. _____________________
PERALATAN
KEY
D = Daily W = Weekly M = Monthly Y = Yearly
Keterangan :
- service tanggal :
- servive kembali tanggal :
Jenis Peralatan :
Merk / Type :
No. Register :
Engine / Number (Penggerak) :
Serial / Number (Penggerak) :
No. Tgl / Bln Jam Oprs/Hourmeter/Odometer Uraian Kejadian /Pemel & Perbaikan Biaya Penyusutan Keterangan
Perbulan Komulatif Rekondisi (General Overhaul) Mutasi
RANGKUMAN
Tujuan pembuatan laporan adalah agar semua bagian terkait dapat menyiapkan diri
dan mengambil langkah yang tepat demi keberhasilan pekerjaan. Laporan
dibedakan dalam tiga jenis laporan, laporan harian, laporan mingguan dan laporan
bulanan. Didalam sistem laporan perlu ada umpan balik/tindak lanjut dari unit
terkait. Dengan demikian semua bagian atau unit kerja terkait mendapatkan
informasi yang benar serta dapat mengambil langkah-langkah seperlunya untuk
mendukung pelaksanaan kegiatan operasioanal pekerjaan .
MODUL TCM-06 BAB III
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan Kegiatan Perawatan, Perbaikan Rekondisi
Erection Dan Dismantling
BAB IV
PENYAMPAIAN LAPORAN KEPADA ATASAN LANGSUNG
4.1. UMUM
Laporan Harian Operasi merupakan titik awal dari berbagai informasi pengoperasian
alat-alat berat, berbagai data mengenai pengoperasian alat-alat berat. Berbagai data
mengenai pengoperasian alat, termasuk data alat dan pekerjaan, disajikan melalui
laporan ini. Laporan harian operasi ini menjadi tugas dan tanggung jawab mekanik alat
yang bersangkutan.
Oleh karena itu mekanik dituntut, disamping menyajikan data secara akurat juga harus
jujur, apa adanya.
Laporan harian operasi berisi berbagai macam hal yang berhubungan dengan
pengoperasian alat, pengoperasian Tower Crane. Mungkin saja terjadi sedikit
perbedaan isi laporan diantara laporan dari Unit Kerja atau Perusahaan yang satu
dengan yang lainnya, namun pada dasarnya hampir sama, seperti diantaranya :
Laporan dalam bentuk surat selalu dihindari. Tujuannya adalah agar tidak terlalu
membebani mekanik dan mengurangi kemungkinan terjadi kesalahan.
Pengisian dilakukan dengan memperhatikan materi yang ada di dalam formulir laporan
termasuk satuan-satuan yang harus diisikan. Sebagian diantaranya ada yang harus
diisi dengan angka, dengan huruf, sebagian lainnya diisi dengan tanda-tanda saja,
misalnya tanda (x) atau semacam huruf v ( ).
Pengisian laporan harus mengikuti petunjuk pengisian, baik petunjuk lengkap maupun
petunjuk sebagian saja.
Hal ini penting karena petunjuk pengisian tersebut besar artinya ; bila tidak mengikuti
petunjuk atau menyalahi petunjuk, maka laporan dapat menjadi salah besar misalnya
petunjuk pengisian mengharuskan diisi dengan satuan m (meter), tetapi diisikan
dengan km (x1000), atau km/jam diisi dengan mil/jam, dan sebagainya. Oleh karena itu
ikuti petunjuk atau cara pengisian dari formulir yang bersangkutan
07.00 19.00
Pelumas
Bahan bakar Pelumas Minyak Minyak power 08.00 20.00
engine Minyak lain Air accu Lain-lain
(ltr) transmisi (ltr) hidrolik (ltr) train (ltr)
(ltr)
09.00 21.00
10.00 22.00
11.00 23.00
13.00 01.00
Pelumas Pelumas Pelumas Ampere Minyak
Keadaan Air pendingin
engine transmisi power train meter hidrolik 14.00 02.00
17.00 05.00
Kerusakan yang terjadi
No. Jenis pekerjaan Produksi
3
( ....................................... ) ( ....................................... ) 4
Catatan : 1. Pada kolom-kolom Keadaan/Tekanan/Temperatur, isilah dengan tanda [√] pada kolom yang bersangkutan (Normal atau Tidak Normal)
2. Pada kolom-kolom di belakang Waktu/Jam, isilah dengan tanda [√], di belakang waktu yang bersangkutan bila alat beroperasi, dan dengan tanda [X] bila alat tidak beroperasi. Pada kolom
IV-3
Cara Pengisian :
1) Nama Pekerjaan
Diisi nama pekerjaan yang dilakukan pada Proyek termaksud, misalnya :
- Menghampar material (spreading), atau
- Memindah
- dsb.
2) Lokasi
Diisi nama tempat pekerjaan dilakukan, misalnya :
- Proyek A /
- Proyek B / Apartemen
- dsb.
3) Tanggal
Diisi tanggal pada hari pekerjaan dilakukan, misalnya :
- 25 Juli 1997, atau
- 25 april 2002
- dsb.
4) Jenis Alat
Diisi jenis alat yang dipergunakan, misalnya :
- Tower Crane , atau
5) Merek / Type
Diisi merek dan tipe dari alat berat yang dipergunakan, misalnya :
- John Deere, 770B (Tower Crane )
- Komatsu WA -130-3CS, (Wheel loader) atau
- dsb.
6) Nomor Registrasi
Diisi Nomor registrasi alat, sesuai dengan yang diberikan oleh pemilik alat/unit
kerja, misalnya :
- GD 2001/005
- dsb.
MODUL TCM-06 BAB IV
Membuat Laporan Pekerjaan Penyampaian Laporan Kepada Atasan Langsung
9) Nama Mekanik
Diisi dengan nama mekanik yang bertugas, misalnya :
- Badu
- Amir.
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai berkaitan dengan temperatur
air pendingin misalnya bila temperatur air pendingin normal, berilah tanda
pada kolom normal, bila temperatur air pendingin tinggi / engine panas,
berilah tanda pada kolom Tidak Normal.
18) Pelumas Engine
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan tekanan
minyak pelumas engine.
19) Pelumas Transmisi
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
20) Pelumas Power Train
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
21) Minyak Hidrolik
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan temperatur
minyak.
22) Ampere Meter
Diisi dengan tanda √ pada kolom yang sesuai, berkaitan dengan pengisian
accu.
23) Siang (Pukul), Malam (Pukul)
Angka-angka pada kolom Pukul menunjukan jam operasi alat dan jam tidak
operasi alat.
Berilah tanda √ di belakang angka-angka bila alat beroperasi, dan berilah
tanda X di belakang angka-angka bila alat tidak beroperasi.
Misalnya, alat (Tower Crane ) beroperasi mulai pukul 07.00 sampai dengan
pukul 11.00, kemudian pukul sebelas berhenti karena ada gangguan teknis
dan mulai lagi pukul 12.00 sampai dengan pukul 16.00. Pada malam harinya
bekerja lagi mulai pukul 19.00 sampai pukul 21.00.
Pengisiannya adalah, di belakang angka 07.00, 08.00,09.00,10.00,
12.00,13.00, 14.00,15.00,16.00,19.00, 20.00 dan 21.00 diberi tanda √ ,
sedangkan di belakang angka 11.00 diberi tanda X.
24) Waktu
Kolom-kolom waktu ini diisi dengan lamanya kegiatan, dalam jam dan menit.
Dengan contoh di atas maka sejajar dengan tanda √ diisi 1 dan 0. Demikian
pula di belakang tanda X.
MODUL TCM-06 BAB IV
Membuat Laporan Pekerjaan Penyampaian Laporan Kepada Atasan Langsung
Bila misalnya ketika mulai bekerja lagi tidak tepat pada pukul 12.00, tetapi
pukul 12.30 maka sejajar dengan tanda √ pada angka 12.00 diisi dengan 0
dan 30.
25) Keterangan
Pada kolom-kolom ini diisi degan kondisi kerja, seperti operasi,
rusak/perbaikan, menunggu perintah, sesuai dengan kenyataan, sejajar
dengan waktu masing-masing.
26) Jenis Kerusakan
Diisi dengan jenis kerusakan yang terjadi, misalnya blade retak atau
sambungan pipa hidrolik bocor, dan sebagainya.
27) Produksi
Kolom-kolom Produksi diisi dengan jenis pekerjaan dan hasil kerja atau
produksinya, pada hari yang bersangkutan :
1. Menghampar sirtu, (100 x 6)m2
2. Memindah material V, 100m3
3. dsb.
4.4.2. Harus diingat bahwa betapa pentingnya data yang anda laporkan, dan
dituntut untuk mengisinya dengan benar dan penuh tanggung jawab
4.4.4. Biasakan untuk selalu mencatat semua kegiatan anda dan hasilnya
tuangkan dalam laporan sesuai dengan yang diminta.
MODUL TCM-06 BAB IV
Membuat Laporan Pekerjaan Penyampaian Laporan Kepada Atasan Langsung
RANGKUMAN
Laporan harian operasi menjadi tugas dan tanggung jawab mekanik dan harus dikerjakan
setiap hari dan disampaikan kepada atasan atau pengawas setiap hari pula.
Laporan harian operasi berbentuk form isian dengan cara pengisian yang sederhana atau
mudah, memuat berbagai data operasional seperti antara lain data alat, pemakaian bahan
bakar operasi, produksi.
MODUL TCM-06 BAB IV
Membuat Laporan Pekerjaan Penyampaian Laporan Kepada Atasan Langsung
2 Kotak P3K adalah salah satu peralatan utama yang harus ada pada
organisasi P3K
4 Obat-obatan sederhana seperti obat sakit kepala, obat merah, obat sakit
perut, perban rivanol dan sebagainya.
5 Ada tiga cara :
a. Dengan melihat masa kadaluarsa yang ada pada etiket obat.
b. Warna yang sudah berubah atau tidak bening lagi (keruh)
c. Bau yang sangat menyengat.
2 Di tempat ketinggian.
3 Resiko bahaya adalah Suatu akibat yang mungkin terjadi pada suatu
kejadian pelaksanaan pekerjaan ( misal : kemungkinan terkena percikan
api pada waktu pengelasan)
5 Laporan harian
MODUL TCM-06 BAB III
Membuat Laporan Pekerjaan Laporan Kegiatan Perawatan, Perbaikan Rekondisi
Erection Dan Dismantling
4 Pelaporan
2 Daftar pekerjaan mekanik yang dikerjakan, jenis dan jumlah peralatan, lama
penugasan, jenis aktivitas, tanggal aktivitas dan permasalahan yang
dihadapi beserta penyelesaiannya
5 Data yang masuk agar valid sehingga tidak terjadi kekeliruan dalam
maintenance alat
2 a. Titik referensi
b. Peralatan yang digunakan
c. Pelaksanaan satake out
3 Untuk mengetahui kondisi awal dan kondisi akhir dari konstruksi
5 Dengan segera membuat data baru yang lebih valid dengan kondisi dan
situasi alat terakhir