Anda di halaman 1dari 3

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pelaksanaan kerja praktek pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan


Gajahmungkur Semarang, memberikan banyak pengetahuan dan pengalaman baru yang
belum didapat dari bangku perkuliahan terutama dalam hal metode pelaksanaan pekerjaan
di lapangan, penerapan manajemen proyek yang baik, sampai dengan penanganan terhadap
masalah - masalah yang terjadi di lapangan baik yang bersifat teknis maupun non teknis.
Pengalaman tersebut diharapkan dapat menjadi bekal dan gambaran di masa yang akan
datang pada saat memasuki dunia kerja. Berdasarkan hasil pengamatan selama di lapangan,
kesimpulan yang dapat diambil antara lain sebagai berikut :

1. Dari segi organisasi proyek, dapat disimpulkan bahwa koordinasi antara Dinas
Penataan Ruang Kota Semarang sebagai pemilik (owner), PT. Dieng Agung dan
CV. Prambanan sebagai konsultan perencana, CV. Athar sebagai konsultan
pengawas, dan KSO PT. CHIMARDER 777 - PT. PUTRO BERUANG GEDE
sebagai kontraktor atau pelaksana berjalan cukup baik dan lancar. Hal ini
dibuktikan dengan melaksanakan rapat koordinasi secara rutin oleh pihak-pihak
tersebut untuk memantau kemajuan pelaksanaan pekerjaan di lapangan;

2. Dari segi perencanaan, perencanaan pada Proyek Pembangunan Gedung Kantor


Kecamatan Gajahmungkur Semarang dapat dikatakan cukup baik, dimana pada saat
pelaksanaan pekerjaan hanya sedikit terjadi perubahan pada DED (Detail
Engineering Design);

3. Dari segi pelaksanaan, kemampuan tenaga ahli dan pelaksana di lapangan dalam
penerapan metode kerja cukup baik sehingga membuat pelaksanaan pekerjaan di
lapangan menjadi efektif efisien dan progres pekerjaan tidak mengalami
keterlambatan;

4. Dari segi peralatan, secara umum semua peralatan yang digunakan dalam kondisi
baik dan layak pakai sehingga tidak menganggu pelaksanaan pekerjaan. Dari segi

69
bahan, semua bahan yang digunakan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
(SNI) dan pendatangan bahan sesuai dengan jadwal yang sudah direncanakan;

5. Dari segi keamanan, penempatan material dan peralatan kerja harus lebih
diperhatikan terutama tentang keamanan tempat penyimpanan karena lokasi
pekerjaan yang berada tidak jauh dari jalan raya. Hal ini sangat rawan dan
berpotensi terjadinya tindak pidana pencurian oleh pihak luar proyek;

6. Dari segi K3, implementasi dalam pelaksanaan pekerjaan belum cukup baik.
Kondisi barak pekerja yang diberikan tidak layak huni dan pemakaian alat
pelindung diri (APD) standar seperti helm, sepatu, dan sarung tangan, tidak
diaplikasikan secara maksimal dan optimal oleh pekerja berdasarkan pengamatan di
lapangan selama pelaksanaan kerja praktek. Hal ini dapat disebabkan karena faktor
ekonomis dan kurangnya kesadaran diri dari para pihak yang terlibat di proyek
tentang K3.

5.2. Saran

Dalam pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung Kantor Kecamatan


Gajahmungkur Semarang, ditemui beberapa hambatan yang terjadi di luar dugaan sehingga
menganggu jalannya proses pelaksanaan pekerjaaan di lapangan. Untuk itu, dapat
diberikan saran – saran yang dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang bersangkutan antara
lain :

1. Dalam pelaksanaan pekerjaan terutama pekerjaan pengecoran dengan volume yang


besar, koordinasi waktu pengiriman dengan pihak penyedia jasa concrete pump dan
beton readymix sangat penting dilakukan karena menentukan apakah pekerjaan
tersebut akan berjalan dengan baik dan lancar;

2. Mengingat lokasi pekerjaan yang berada tepat di pinggir jalan raya, koordinasi
waktu pengiriman dengan pihak penyedia jasa akan sangat membantu dalam
kelancaran lalu lintas di sekitar lokasi. Koordinasi yang kurang baik akan
mengakibatkan penumpukan truck mixer di lokasi dan secara tidak langsung akan
mengganggu arus lalu lintas;

70
3. Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, perlu adanya pengawasan yang lebih
ketat dan teliti oleh konsultan pengawas kepada pekerja. Ketidaktahuan pekerja
mengenai pelaksanaan pekerjaan yang benar akan membuat pekerjaan tidak sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan dan membuat hasil pekerjaan di lapangan tidak
sesuai dengan spesifikasi teknis yang dipersyaratkan;

4. Untuk mencegah terjadi miskomunikasi saat pelaksanaan pekerjaan di lapangan,


dapat dilakukan briefing yang dilakukan sebelum pekerjaan dimulai. Briefing akan
memberikan gambaran pekerjaan yang akan dilakukan pekerja dan instruksi yang
diberikan oleh pelaksana dan mandor lapangan sehingga kesalahan dalam
pelaksanaan pekerjaan bisa diminimalisir;

5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pekerja perlu lebih diperhatikan dan
ditingkatkan karena tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan keberhasilan suatu proyek. Selain itu, persediaan APD standar oleh
pihak proyek juga diperlukan manakala ada pihak dari owner maupun pihak luar
melakukan kunjungan untuk memantau pelaksanaan pekerjaan di lapangan;

6. Penugasan personil khusus keamanan dari pihak proyek untuk tempat penyimpanan
material dan peralatan kerja dalam proyek dapat mengurangi resiko kehilangan
yang mungkin terjadi;

71

Anda mungkin juga menyukai