Anda di halaman 1dari 6

Kelompok 2: Egi Setianingrum (K4316023)

M. Nanda Utama (K4316043)


Rizka Ramadhani (K4316053)
Mata Kuliah : EVOLUSI
Variasi Akibat Penyebaran Geografis
Makhluk hidup yang berasal dari satu spesies yang hidup pada satu tempat setelah
mengalami penyebaran ke tempat lain sifatnya dapat berubah. Perubahan itu terjadi karena di
tempat yang baru makhluk hidup tersebut harus beradaptasi demi kelestariannya. Selanjutnya,
adaptasi bertahun-tahun yang dilakukan akan menyebabkan semakin banyaknya penyimpangan
sifat bila dibandingkan dengan makhluk hidup semula. Dua tempat yang dipisahkan oleh
pegunungan yang tinggi atau samudera yang luas mempunyai flora dan fauna yang berbeda sama
sekali. Perbedaan susunan flora dan fauna di kedua tempat itu antara lain disebabkan adanya
faktor geografis.
Darwin melakukan ekspedisi ke kepulauan Galapagos dan Cape Verde selama ± 5 tahun,
selanjutnya Darwin membuat perbandingan kedua pulau tersebut. Keduanya mempunyai
keadaan alam geografis dan iklim yang sama namun jenis biotanya berbeda sehingga
menimbulkan berbagai variasi. Menurut Darwin, flora dan fauna di Cape Verde berasal dari
pantai Afrika, sedang flora dan fauna di kepulauan Galapagos berasal dari daratan Amerika
Selatan.
Burung finch (satu genus dengan burung pipit) di Kepulauan Galapagos yang ditemukan
Charles Darwin untuk mengembangkan teori evolusi, kini terbukti cocok dengan teori itu,
mereka memang berevolusi. Burung-burung finch yang berukuran sedang, yang dulu diteliti
Darwin, ternyata perlahan-lahan memperkecil paruhnya untuk mendapatkan aneka jenis biji-
bijian. Perubahan ini mulai terjadi sekitar duapuluh tahun setelah kedatangan burung pesaing
mereka yang berukuran lebih besar, dan memperebutkan sumber makanan yang sama.
Perubahan ukuran paruh burung finch menunjukkan bahwa spesies yang berkompetisi
untuk mendapatkan makanan dapat mengalami evolusi, demikian menurut Peter Grant yang telah
mempelajari burung-burung finch di Kepulauan Galapagos selama beberapa puluh tahun dan
pada mulanya bermaksud meneliti perubahan-perubahan yang terjadi ketika beradaptasi dengan
kekeringan yang turut pula mengubah jenis makanan yang tersedia di sana. Tahun 1982 pasangan
burung-burung finch besar, Geospiza magnirostris, tiba di pulau itu untuk kawin, dan memulai
kompetisi untuk mendapatkan biji-bijian ukuran besar dari tanaman Tribulus. Burung-burung itu
bisa membuka dan makan biji-bijian itu tiga kali lebih cepat dari burung Geospiza fortis,
sehingga menurunkan persediaan biji jenis ini. Tahun 2003 dan 2004 hujan turun dan kian
menipisnya persediaan makanan. Akibatnya burung finch jenis G. fortis berparuh besar banyak
yang mati, dan menyisakan hanya yang berparuh lebih kecil, yang mampu memakan biji dari
tanaman yang lebih kecil dan tak perlu berkompetisi dengan burung G. magnirostris yang lebih
besar. Dalam teori evolusi Darwin, perubahan itu dikenal dengan istilah character displacement,
yang terjadi ketika seleksi alam yang menghasilkan perubahan pada generasi berikutnya.
Perubahan ini menyebabkan banyaknya jenis burung finch di Kepuluan Galapagos. Berikut
beberapa jenis burung Finch yang hidup di Kepulaun Galapagos beserta ciri-ciri paruh dan jenis
makanannya
1. Platyspiza crassirostriss (burung finch pohon pemakan tumbuhan)
a. Pemakan tunas tumbuhan
b. Burung finch pohon
c. Paruh seperti paruh bebek Camarhynchus pallidus (burung finch pelatuk)
d. Pemakan serangga
e. Burung finch pohon
f. Paruh panjang dan runcing (paruh pematuk)
2. Camarhynchus parvulus (burung finch pemakan serangga kecil)
a. Pemakan serangga
b. Burung finch pohon
c. Paruh penggenggam
3. Camarhynchus psittacula (burung finch pemakan serangga besar)
a. Pemakan serangga
b. Burung finch pohon
c. Paruh penggenggam
4. Certhidea olivacea (burung finch berkicau)
a. Pemakan serangga
b. Burung finch pohon
c. Paruh panjang dan runcing
5. Geospiza scandens
a. Pemakan kaktus
b. Burung finch tanah
c. Paruh panjang dan runcing
6. Geospiza difficilis
a. Pemakan benih
b. Burung finch tanah
c. Paruh tajam untuk menghancurkan makanan
7. Geospiza fuliginosa
a. Pemakan benih/biji
b. Burung finch tanah
c. Paruh tajam untuk menghancurkan makanan.
Mekanisme perkembangan Burung Finch tersebut adalah :
1. Telah terjadi proses evolusi pada burung finch, yang menyebabkan terjadinya perubahan fisik
burung finch yang terdapat di Kepulauan ini.
2. Perubahan-perubahan ini disebabkan karena adanya seleksi alam yang menyebabkan
beberapa populasi burung finch mengalami perubahan bentuk fisik.
3. Seleksi alam yang terjadi dikarenakan karena minimnya persediaan makanan serta isolasi
geografi yang terjadi.
4. Perubahan fisik yang terjadi meliputi perubahan pada paruh burung yang disesuaikan dengan
jenis makanan yang ada.
5. Proses tersebut telah terjadi dari generasi ke generasi selama ribuan tahun.
6. Proses Adaptasi yang terjadi menyebabkan terjadinya perubahan dalam pewarisan sifat
makhluk hidup terutama burung finch.
Suatu bukti untuk kompetisi masa lalu adalah pengamatan bahwa spesies yang sama
tampaknya selalu memperlihatkan beberapa perbedaan relung ketika hidup besama-sama dalam
suatu komunitas. Pola pembagian sumberdaya (resource partitioning), di mana spesies simpatrik
mengkonsumsi makanan yang sedikit berbeda atau menggunakan sumberdaya lain dengan cara
yang sedikit berbeda, telah tercatat dengan baik, khususnya pada hewan, terutama kawanan
burung finch ini. Bukti kedua akan keutamaan kompetisi datang dari pembandingan spesies-
spesies yang berkerabat dengan populasinya kadang-kadang simpatirk dan kadang-kadang
allopatrik. Meskipun populasi allopatrik spesies seperti itu strukturnya mirip dan menggunakan
sumberdaya yang sama, populasi simpatrik sering kali menunjukkan perbedaan dalam struktur
tubuh dan dalam sumber daya yang mereka gunakan. Kecenderungan karakter-karakter menjadi
lebih berbeda dalam populasi simpatrik dua spesies dibandingkan dengan dalam populasi
allopatrik dua spesies, disebut pergantian karakter (character displacement). Burung finch
Galapagos memberikan contoh baik mengenai pergantian karakter dalam ukuran paruh dan,
barangkali, dalam biji yang dapat mereka makan secara paling efisien.
Populasi allopatrik Geopiza fuliginosa dan G. fortis memliki paruh yang serupa, tetapi di
pulau di mana kedua spesies ini ditemukan, suatu perbedaan yang signifikan mengenai paruh
telah di evolusikan. Perbedaan ini barangkali memungkinkan kedua spesies itu menghindari
kompetisi dengan cara memakan biji-bijian yang ukurannya berbeda .Pembagian relung atau
sumberdaya di sini sangat erat kaitannya dengan asas persaingan Gause dimana asas ini memiliki
konsekuensi yang sangat penting. Asas Persaingan Gause berbunyi: “Kompetisi secara terus
menerus antara dua spesies akan sangat jarang terjadi di dalam komunitas alami. Salah
satu dari spesies tersebut pasti mengendalikan spesies lain menuju ke kepunahan atau
keterusiran, atau dengan kata lain, seleksi alam akan mengurangi kompetisi di antara
keduanya”
Teori yang dikemukakan oleh Darwin, sejalan dengan pendapat yang dikemukakan oleh
seorang ahli Ekonomi yang bernama Thomas Robert Maltus (1766 -1834) dalam bukunya Essay
on the principle of population. Ia mengatakan bahwa pertambahan jumlah populasi penduduk
tidak seimbang dengan pertambahan jumlah persediaan makanan. Ia mengatakan bahwa
pertambahan jumlah penduduk lebih besar daripada jumlah pertambahan makanan. Hal tersebut
yang kemudian memberikan inspirasi kepada Darwin, yang kemudian berpendapat bahwa setiap
makhluk hidup berjuang untuk hidup. Pendapatnya ini merupakan awal dari pemikiran tentang
adanya mekanisme seleksi alam dalam proses evolusi. Pengaruh Sumber daya alam terhadap
perkembangan Burung Fricnh Paruh burung finch (sejenis burung manyar) menjadi topik
pemikiran Darwin yang mendasari evolusi teorinya. Di pulau yang satu, paruh burung finch kuat
dan pendek dan cocok untuk memecahkan kulit kacang yang keras. Di pulau lainnya, paruh
burung finch sedikit lebih panjang dan lebih tipis, cocok untuk mengisap jenis makanan yang
berada di pulau itu. Hal ini membuat Darwin berpikir akan suatu kemungkinan bahwa burung
finch tidak diciptakan begitu saja, melainkan melalui proses adaptasi.
Waktu adalah faktor penting dalam evolusi. Proses evolusi memerlukan waktu yang sangat
lama. Menurut Darwin, ada dua mekanisme yang mendasari evolusi. Pertama, proses evolusi
membawa spesies yang ada untuk berinteraksi dengan kondisi ekologinya. Contohnya, karena
hasi evolusi, beberapa burung mempunyai paruh yang hanya bisa dipakai untuk menghisap madu
bunga. Selama bunga itu masih tersedia, burung ini akan hidup. Tetapi, bila bunga ini punah,
maka burung itu kemungkinan besar akan punah juga. Mekanisme yang kedua adalah kelahiran
spesies baru dari hasil variasi di spesies yang ada. Ini terjadi bila suatu group makhluk hidup
menjadi terpisah dan pada akhirnya mempunyai gaya hidup yang sangat berbeda. Contoh klasik
adalah burung finch di atas. Asal mulanya, nenek moyang burung dari bermacam pulau di
Galapagos adalah berasal dari daratan Amerika Selatan. Karena bertebaran di bermacam pulau,
burung ini akhirnya mengembangkan gaya hidup yang berbeda-beda. Waktu yang lebih panjang
lagi dan melalui proses yang sama, menurut Darwin akan dapat menjelaskan evolusi dari semua
makhluk hidup di muka bumi yang berasal dari satu “common ancestor”. "Perubahan ukuran
paruh menunjukkan bahwa persaingan untuk memperoleh jenis makanan dapat
mendorong evolusi,"
Penyebaran makhluk hidup dapat dibedakan menjadi :
- Penyebaran aktif : bila penyebarannya di dorong oleh faktor kemampuan dari dalam individu
sendiri.
Misal : burung pelikan dari Amerika pindah ke Bali (Indonesia)
- Penyebaran pasif : bila penyebarannya disebabkan oleh adanya faktor-faktor luar.
Misal : kelapa, enceng gondok yang menyebar karena terbawa arus air
Penyebaran pasif dan aktif tidak selalu berakibat pada perluasan daerah. Hal ini
disebabkan oleh isolasi geografis dimana jika ada dua populasi yang terpisah oleh hambatan
fisik, dapat menjadi berbeda begitu khusus sesuai dengan lingkungannya. Apabila pada suatu
saat kedua populasi tersebut dikumpulkan menjadi satu, keduanya tidak akan mampu saling
mengadakan perkawinan. Hal ini disebabkan karena keduanya tidak dapat lagi menyesuaikan diri
pada kondisi yang baru. Mereka telah memperoleh perubahan genetik akibat dari keadaan
sekelilingnya. Sebagai contoh adalah tanaman Platanus occidentalis dan Platanus orientalis.
Keduanya dapat diserbukkan secara buatan dengan hasil keturunannya tetap, fertil. Namun
penyerbukan secara alam tidak pemah terjadi karena masing-masing hanya dapat hidup di
lingkungannya sendiri. Dalam hal ini mereka tidak hanya terpisah secara geografi saja tetapi juga
secara genetic. Adapun contoh penyebaran geografis yaitu :
- Komodo : hanya terdapat di Pulau Komodo dan Rinea
- Binatang berkantung dan hewan berparuh bebek: hanya terdapat di Australia dan Indonesia
bagian timur
- Anoa : hanya terdapat di Sulawesi

Sumber :
Campbell, Neil A., Reeche, JB., dan Mitchel, LG. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid III
(Terjemahan). Jakarta: Erlangga Yulia. D., Hariyanti, A., dan Dhani, H. 2008. Paruh Burung
Finch Menandakan Perbedaan Peranan Ekologisnya di Alam 11 (4) 25-2

Anda mungkin juga menyukai