Anda di halaman 1dari 69

1

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN


USIA SUBUR (PUS) DALAM MEMILIH METODE ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA
BABO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANDAR PUSAKA
TAHUN 2013

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh


Gelar Diploma III Kebidanan Di STIKes Bina Bangsa Kualasimpang

Diajukan Oleh :

ASSUCI RAMADHANI
NIM: 142401S10006

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)


PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
BINA BANGSA KUALASIMPANG
TAHUN 2013
2

LEMBAR PERSETUJUAN

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN


USIA SUBUR (PUS) DALAM MEMILIH
METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM
(AKDR) DI DESA BABO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANDAR PUSAKA
TAHUN 2013

Dipersiapkan dan disusun Oleh :

ASSUCI RAMADHANI
NIM: 142401S10006

Telah Disetujui Oleh

Pembimbing

Rahimah, SST. M.Kes Tanggal :


3

LEMBAR PENGESAHAN

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN


USIA SUBUR (PUS) DALAM MEMILIH METODE ALAT KONTRASEPSI
DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BABO WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANDAR PUSAKA TAHUN 2013

Dipersiapkan dan disusun oleh :

ASSUCI RAMADHANI
NIM: 142401S10006

Telah dipertahankan didepan dewan penguji


Pada Tanggal : 18 Juli 2013
Susunan Dewan Penguji

1. Penguji I : Rosnifah M.Kes ( )

2. Penguji II : Sutiyah, S.Pd, S.SIT, M.Kes ( )

3. Penguji III : Rahimah, SST. M.Kes ( )

Mengetahui :
Ketua STIKes Bina Bangsa Kualasimpang
Kabupaten Aceh Tamiang

MUZAKKIR, M.KES
4

RIWAYAT HIDUP

A. Biodata
Nama : Assuci Ramadhani
Tempat/ tanggal lahir : Batu Bedulang, 11 Februari 1990
Anak ke : 3 dari 6 Bersaudara
Jenis kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Alamat : Jln. Simpang jernih Desa Batu Bedulang Dusun
Serkil, Kecamatan Bandar Pusaka.

B. Nama orang tua


Nama ayah : Salim
Pekerjaan : Karyawan PTP
Nama ibu : Darsinah
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat : Jln. Simpang jernih Desa Batu Bedulang Dusun
Serkil, Kecamatan Bandar Pusaka.

C. Riwayat pendidikan
Tahun 1997 - 2002 : SD Desa Batu Bedulang
Tahun 2003 - 2005 : SMP N 6 Langsa
Tahun 2006 - 2009 : MAN 2 Langsa
Tahun 2010 – 2013 : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes )
Bina Bangsa Kualasimpang
Jurusan D.III Kebidanan
5

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Bina Bangsa


Program Studi Diploma III Kebidanan
Kualasimpang – ACEH TAMIANG
Karya Tulis Ilmiah Juli 2013
NAMA : Assuci Ramadhani
NIM : 142401S10006
ABSTRAK
GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN
USIA SUBUR (PUS) DALAM MENGGUNAKAN METODE ALAT
KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BABO
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR
PUSAKA TAHUN 2013
(xiii+49+Lampiran)
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan pilihan alat kontrasepsi
yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana Gambaran Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pasangan
Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Desa
Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013. Desain penelitian ini
bersifat deskfriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan
utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu keadaan secara objektif
dan dilakukan dengan cara survey. Populasi penelitian ini adalah seluruh Pasangan
Usia Subur (PUS) yang merupakan pengguna KB Aktif di Desa Babo tahun 2013
berjumlah 495 pasangan. Cara pengambilan sampel menggunakan metode lottery
dengan mengacak nama responden kemudian mengambil satu persatu nama
responden sampai berjumlah 84 pasangan kemudian nama tersebut di jadikan sampel
pada penelitian ini. Hasil Penelitian diperoleh dari 84 responden bahwa responden
yang berpengetahuan baik dan menggunakan AKDR sebanyak 15 responden
(88,23%). Dan responden yang berpengetahuan kurang dan tidak menggunakan
AKDR sebanyak 52 responden (98,11%). Sosial ekonominya tinggi yang
menggunakan AKDR sebanyak 27 responden (87,09%), sedangkan responden yang
sosial ekonominya rendah dan tidak menggunakan AKDR sebanyak 50 responden
(94.33%). Sumber informasi dan menggunakan AKDR sebanyak 16 responden
(94,11%), sedangkan reponden yang tidak ada sumber informasi dan tidak
menggunakan AKDR sebanyak 63 responden (94,02%). Mayoritas PUS tidak
menggunakan AKDR sebanyak 20 responden, mayoritas PUS tidak menggunaan
AKDR berpengetahuan kurang sebanyak 52 responden, mayoritas PUS tidak
menggunakan AKDR bersosial ekonomi rendah sebanyak 50 responden, mayoritas
PUS tidak menggunakan AKDR tidak memiliki sumber informasi sebanyak 63
responden.
Daftar Pustaka : 11 Bacaan (1998-2009) + 3 bahan internet (2006-2013)
Kata Kunci : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim, Pasangan Usia Subur
Pembimbing : Rahimah, SST. M.Kes
6

HALAMAN PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini tidak

terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh Gelar Ahli Madya

Kebidanan Di Program Studi D.III Kebidanan STIKes Bina Bangsa Kualasimpang

dan sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis

atau diterbitkan orang lain kecuali diajukan dalam naskah ini dan disebut dalam

daftar pustaka.

Karang Baru, Agustus 2013


Penulis

ASSUCI RAMADHANI
NIM: 142401S10006
7

KATA PENGANTAR

Puji serta syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan

Hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Penelitian dengan

judul “Gambaran Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur

(PUS) Dalam Memilih alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Desababo

Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013 ” Shalawat dan salam

penulis hanturkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabatnya

yang telah memperkenankan ilmu pengetahuan sehingga kita dapat merasakan

pendidikan seperti saat ini.

Pembuatan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini didasarkan pada petunjuk yang

telah ditetapkan namun demikian penulis menyadari bahwa pembuatan Karya Tulis

Ilmiah penelitian ini yang sempurna tidaklah mudah sehingga sudah tentu didalam

penyusunan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh sebab

itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca

demi penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan ribuan terima kasih yang tulus dan ikhlas kepada :

1. Bapak Muzakkir, M.Kes selaku Kepala STIKes Bina Bangsa Kuala Simpang

2. Ibu Ummu Aiman SST selaku Ketua Prodi D3 Kebidanan STIKes Bina Bangsa

Kuala Simpang

3. Ibu Rahimah, SST. M.Kes selaku pembimbing pembuatan Karya Tulis Ilmiah

penelitian ini, yang telah banyak memberikan arahan dalam menyempurnakan

Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.


8

4. Ibu Rosnifah M.Kes dan Ibu Sutiyah, SST. M.Kes selaku Penguji 1 dan 2.

5. Bapak dan seluruh Staf dan pegawai akademik STIKes Bina Bangsa Kuala

Simpang serta dosen pengajar yang bersedia membantu dan mengajarkan serta

memberi masukan kepada penulis dalam kelangsungan pembuatan Karya Tulis

Ilmiah penelitian ini.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang telah mendidik penulis dengan kasih sayang

dan mengajarkan banyak pelajaran kepada penulis, serta dukungan doa, moril

dan materil demi tercapainya cita–cita penulis.

7. Kepada adinda penulis atas dukungan dan doanya kepada penulis sehinggga

penulis mampu dan yakin bisa menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini.

8. Kepada seluruh teman–teman penulis yang tidak ada henti–hentinya membantu

dan memberi masukan serta dukungan kepada penulis agar penulis mampu

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah penelitian ini dengan baik.

Akhir kata penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah penelitian ini dapat

bermanfaat bagi kita semua khususnya bagi penulis. Semoga Allah SWT

memberikan imbalan yang melimpah kepada kita semua serta mendapatkan

kebahagiaan dan ridho dari Allah SWT dalam kehidupan kita selanjutnya

ASSUCI RAMADHANI
NIM: 142401S10006
9

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN ….………………………………… i


LEMBAR PENGESAHAN ……………………………………... ii
RIWAYAT HIDUP ……………………………………………….. iii
ABSTRAK …………………………………………………………. iv
HALAMAN PERNYATAAN ………………………………….. v
KATA PENGANTAR………………………………………....... vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………… viii
DAFTAR TABEL …………………………………………………. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………….. xii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………… 1
B. Perumusan Masalah ……………………………………........ 5
C. Ruang Lingkup Penelitian ……..…………………………… 6
D. Tujuan Penelitian ………………………………………........ 6
a. Tujuan Umum………………………………………....... 6
b. Tujuan Khusus…………………………………………. 6
E. Manfaat penelitian ………………………………………….. 7
a. Bagi Instansi Pendidikan ………………………………. 7
b. Bagi Penulis ……………………………………………. 7
c. Bagi Pasangan Usia Subur (PUS)……………………… 7
F. Keaslian Penelitian ………………………………………….. 7
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)…………………... 9
1. Definisi ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)………………. 9
2. Jenis AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)………… 10
3. Cara Kerja AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)…… 11
4. Keuntungan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)…. 11
5. Kerugian AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)…….. 12
6. Persyaratan Pemakaian AKDR ( Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)…………………………………………….. 13
7. Yang Tidak Berkenan Menggunakan AKDR ( Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim)………………………………… 15
8. Efektifitas AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)…….. 15
9. Teknologi AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)……… 16
10. Penanganan Efek Samping Yang Umum Dan Permasalahan
Yang Lain Pada AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).. 16
11. Waktu Penggunaan AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).. 18
10

12. Petunjuk Bagi Klien AKDR ( Alat Kontrasepsi Dalam Rahim).. 19


B. PUS (Pasangan Usia Subur)……………………………………….. 20
C. Tinjauan variabel …………………………………………………. 21
1. Pengetahuan Usia Subur (PUS) Dalam Memilih Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)…………………………… 21
2. Sosial ekonomi Usia Subur (PUS) Dalam Memilih Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)…………………………… 22
3. Sumber Informasi Usia Subur (PUS) Dalam Memilih Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)……………………………. 24
D. Kerangka Teoritis …………………………………………………. 25
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
A. Kerangka Konsep ……………………………………………… 26
B. Definisi Operasional ……………………………………………. 27
C. Cara Pengukuran Variabel ……………………………………… 28
1. Pengaruh PUS Terhadap Pemilihan AKDR ……………….. 28
2. Pengetahuan PUS ………………………………………….. 28
3. Sosial Ekonomi PUS ………………………………………. 28
4. Sumber Informasi PUS ……………………………………. 29
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian ………………………………………… 30
B. Tempat dan Waktu Penelitian ………………………………. 30
1. Tempat Penelitian ……………………………………..... 30
2. Waktu Penelitian ………………………………………… 30
C. Populasi dan Sampel………………………………………….. 30
1. Populasi………………………………………………….. 30
2. Sampel ………………………………………………….. 30
D. Cara Pengumpulan Data ……………………………………… 31
a. Data Primer ……………………………………………… 31
b. Data Sekunder…………………………………………… 32
E. Pengolahan Data …………………………………………… 32
1. Editing ……………………………………………….. 32
2. Coding ……………………………………………….. 32
3. Scoring ………………………………………………. 32
4. Tabulating ……………………………………………. 32
F. Analisa Data……………………………………………….. 32
G. Penyajian Data …………………………………………….. 33
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum lokasi penelitian ……………………… 34
B. Analisa univariat ………………………………………... 34
C. Analisa Bivariat …………………………………………. 36
11

D. Pembahasan ……………………………………………… 39
1. Penggunaan AKDR pada Pus……………………….. 40
2. Pengetahuan Pus terhadap penggunaan AKDR ……. 41
3. Sosial Ekonomi Pus Terhadap penggunaan AKDR……… 43
4. Sumber Informasi Pus Terhadap penggunaan AKDR……. 45

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………………… 48
B. Saran ………………………………………………………….. 49

DAFTAR PUSTAKA
12

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) pada PUS Di Desa Babo Wilayah Kerja
Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Berdasarkan Pengetahuan Pada PUS Di Desa
Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Berdasarkan Sosial Ekonomi Pada PUS Di
Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Berdasarkan Sumber Informasi Pada PUS Di
Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim (AKDR) Berdasarkan Pengetahuan Pada PUS Di Desa
Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
Tabel 5.6 Distribusi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Berdasarkan Sosial Ekonomi Pada PUS Di Desa
Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
Tabel 5.7 Distribusi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Berdasarkan Sumber Informasi Pada PUS Di Desa
Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
13

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Tabel Score

Lampiran 3 Tabel Master

Lampiran 4 Surat Izin Pengambilan Data Awa Dari STIKes Bina Bangsa

Kualasimpang

Lampiran 5 Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Dinas Kesehatan Aceh

Tamiang

Lampiran 6 Surat Izin Pengambilan Data Awal Dari Puskesmas

Lampiran 7 Surat Izin Penelitian Dari STIKes Bina Bangsa Kualasimpang

Lampiran 8 Surat Izin Penelitian Dari Desa Babo


14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Paradigma baru Program Keluarga Berencana telah diubah visinya dari

mewujudkan NKKBS menjadi visi untuk mewujudkan “ Keluarga Berkualitas 2015

”. Keluarga yang berkualitas adalah keluarga yang sejahtera, sehat, maju, mandiri,

memiliki anak yang ideal, berwawasan kedepan, bertanggung jawab dan harmonis

serta bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa (Suratun dkk, 2008).

Visi NKKBS dijabarkan kedalam enam misi yaitu, memberdayakan

masyarakat untuk membangun keluarga kecil dan berkualitas, menggalang kemitraan

dalam peningkatan kesejahteraan, kemandirian, dan kesejahteraan keluarga,

meningkatkan kulitas pelayanan KB dan kesehatan reproduksi, meningkatkan

promosi, perlindungan dan upaya mewujudkan hak – hak reproduksi meningkatkan

upaya pemberdayaan perempuan untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender

melalui program KB dan mempersiapkan Sumber daya manusia yang berkualitas

sejak pembuahan dalam kandungan sampai dengan usia lanjut (Suratun dkk, 2008).

Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama

diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Masih banyak alasan lain, misalnya

membebaskan wanita dari rasa khawatir terhadap terjadinya kehamilan yang tidak

diinginkan, terjadinya gangguan fisik atu psikologi akibat tindakan abortus yang

tidak aman, serta tuntutan sosial ekonomi terhadap peningkatan status keluarga

dimasyarakat (Saifuddin, 2006).


15

Hasil penelitian yang dilakukan Renata yang meniliti didesa Sukarejo Jember

terdapat kecenderungan yang kurang diperhatikan oleh tenaga kesehatan dalam

pemasangan AKDR adalah penjelasan kepada pasangan usia subur mengenai

kelebihan dan kekurangan dari penggunaan AKDR, dan perhatikan pula indikasi dan

kontraindikasi dari pemasangan AKDR, hal tersebut merupakan tugas tenaga

kesehatan menjadi media informasi dalam penyampaian sumber infomasi yang

akurat dan baik dengan uji statistik apabila p value = 0,05, Ho diterima maka ada

hubungan terhadap kurangnya penjelasan tentang kelebihan dan kekurangan dari

penggunaan ADKR sehingga informasi menjadi salah satu media untuk penyampaian

sumber informasi tentang AKDR (Renata, 2007).

Banyak perempuan mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis

kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karna terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga

oleh kurangnya pengetahuan masyarakat tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor yang harus dipertimbangkan misalnya

konsekuensi kegagalan, kehamilan yang tidak diinginkan, bahkan lingkungan

merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pelayanan KB (Saifuddin,

2006).

Dengan memberitahukan jenis KB kepada pasangan usia subur (PUS) serta

kelebihan dan kekurangannya maka petugas kesehatan telah membantu untuk

memberikan sumber informasi yang baik kepada klien. Dengan begitu klien dapat

mengetahui kebutuhan dan tujuan pemakaian KB. Pelayanan kontrasepsi dimulai

dari metode sederhana, efektif dan kontrasepsi mantap. Pelayanan kontrasespsi


16

efektif salah satunya adalah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau AKDR. (Suratun

dkk, 2008).

Menurut WHO tahun 2006 AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) di dunia

Internasional sudah sangat terkenal, apalagi dinegara maju. Seperti di Amerika

Serikat angka pemakaian AKDR mencapai 45,6% tetapi masih kalah dengan

kontrasepsi mantap yang penggunanya sudah mencapai 50% lebih karna dinegara

maju mereka berpendapat masih ada kemungkinan untuk hamil apabila memakai

AKDR. Di Eropa Pasangan Usia Subur lebih memilih memakai Kondom karna

kecenderungan pergantian pasangan lebih sering kemudian dapat mencegah penyakit

menular seksual.

Sosial ekonomi merupakan salah satu bahan penelitian yang dilakukan dalam

meneliti apakah ada hubungan antar penghasilan keluarga dengan pemakaian AKDR

sebagai alat kontrasepsi yang digunakan dengan hasil yang sangat signifikan karna

ada hubungan. Menurut penelitian Manurung tahun 2008 dari hasil penelitian

didapatkan masyarakat dengan penghasilan tinggi lebih memilih untuk

menggunakan AKDR karna manfaat dan jangka waktu yang lama atau sekitar 65,7%

menggunakan AKDR, tetapi masyarakat yang berpenghasilan rendah lebih banyak

memilih menggunakan KB suntik dan pil atau sebesar 78,96%.

Penghasilan dengan pemakaian AKDR dikarenakan kurangnya penghasilan dan

mahalnya pemasangan dan biaya yang dikeluarkan di awal pemasangan AKDR.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) merupakan salah satu cara kontrasepsi

utama, terutama di negara-negara sedang berkembang. Jumlah akseptor AKDR

masih menduduki urutan ke-3 setelah kontrasepsi suntik dan pil, yaitu 41,4 %. Di
17

jawa dan Bali rata-rata 18,4 %. Persentase tertinggi di Bali, terendah di Jawa Barat

(Departemen Kesehatan RI, 2009).

Data Dinas Kesehatan NAD tahun 2008 menyatakan banyaknya pemakaian

AKDR di daerah dipengaruhi atas kemampuan mencapai biaya yang diperlukan

dalam pelayanan tersebut, tetapi dari tahun ke tahun peningkatan pemakaian AKDR

naik sekitar 1,23% hal ini disebabkan karna adanya pelayanan Kontrasepsi

Berencana yang digratiskan untuk seluruh lapisan masyarakat yang melakukan

pelayanan di Rumah Sakit Umum atau Puskesmas setempat. Hanya saja jumlah

pemakai AKDR lebih sedikit dibandingkan dengan pemakai KB Suntik atau Pil yang

mencapai angka kenaikan sebesar 6,57%. Untuk pemakaian Kondom dan jenis

Kontrasepsi lain masih dibawah 2,95%.

Dari jumlah Pasangan Usia Subur di Kabupaten Aceh Tamiang sebesar 45.017

pasangan, jumlah pengguna aktif KB adalah 30.715 orang (68,2%) dan jumlah

peserta KB baru berjumlah 11.268 (25,0%), degan persentase pemakaian KB Pil

36,7%, KB Suntik 33,9%, selebihnya sekitar 31,7% merupakan pengguna KB

mantap seperti AKDR, Implant dan MOW (Sterilisasi). Di Kecamatan Bandar

Pusaka jumlah PUS sebesar 2072 pasangan, pemakai KB aktif ada 1566 orang

(75,6%) dan peserta KB baru berjumlah 1351 orang (65,2%). (Dinas Kesehatan

Kabupaten Aceh Tamiang, 2012)

Di Puskesmas Bandar Pusaka jumlah Pemakai KB Pil sebesar 1158 pasangan,

pemakai KB Suntik 954 pasangan, pemakai KB Kondom sebesar 99 pasangan,

pemakai KB AKDR adalah 92 orang, pemakai KB Implant berjumlah 26 orang,

(Profil Puskesmas Bandar Pusaka , 2012)


18

Dari survey awal yang dilakukan peneliti didesa Babo terdapat pasangan usia

subur pengguna KB aktif sebesar 495 pasangan. Cenderung lebih banyak

menggunakan KB Pil atau Suntik karna lebih praktis sekitar 275 pasangan atau

55,5%, Pasangan Usia subur yang menggunakan AKDR merupakan pasangan yang

sudah berusia lebih lanjut karna tidak menginginkan kembali adanya kehamilan yang

mencapai 90 psangan atau 18,18%, dan pemakai KB lain yang mencapai 150

pasangan atau 30,30%. (Bidan Desa Babo, 2013)

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang

“Gambaran Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (Pus) Dalam

Memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Desa Babo Wilayah Kerja

Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013”

B. Perumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

“bagaimanakah Gambaran Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pasangan Usia

Subur (PUS) dalam Memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Babo

Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013?”

C. Ruang Lingkup Penelitian

Untuk menghindari luasnya permasalahan dan mengingat terbatasnya waktu

dan informasi maka penulis membatasi ruang lingkup penelitian dan hanya

membahas tentang Gambaran Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Pasangan Usia

Subur (PUS) dalam Memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Babo

Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013.


19

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana Gambaran Faktor – Faktor yang

Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim (AKDR) Di Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar

Pusaka Tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor – faktor yang

mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Babo Wilayah Kerja

Puskesmas Bandar Pusaka berdasarkan Pengetahuan

b. Untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor – faktor yang

mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Babo Wilayah Kerja

Puskesmas Bandar Pusaka berdasarkan Sosial Ekonomi

c. Untuk mengetahui bagaimana gambaran faktor – faktor yang

mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di desa Babo Wilayah Kerja

Puskesmas Bandar Pusaka berdasarkan Sumber Informasi.


20

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Instansi Pendidikan

Sebagai bahan masukan dan informasi di perpustakaan yang juga menjadi

referensi untuk penelitian dibidang kesehatan khususnya tentang Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR).

2. Bagi Penulis

Untuk menambah wawasan pengetahuan dan pengalaman serta menerapkan

ilmu yang didapat selama pendidikan di Akademi Kebidanan Sekolah tinggi

Ilmu Kesehatan Bina Bangsa Kuala Simpang khususnya Alat Kontrasepsi

dalam Rahim.

3. Bagi Ibu Pasangan Usia Subur (PUS)

Sebagai bahan masukan dan tambahan informasi untuk Pasangan Usia Subur

tentang Pemakaian Alat Kontrasepsi Dalam Rahim.

F. Keaslian penelitian

Penelitian tentang “Gambaran Faktor – Faktor yang Mempengaruhi

Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR) Di Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013

belum pernah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Sebagai acuan dibawah ini

merupakan beberapa penelitian tentang AKDR:

1. Citra Mustika dengan judul “ Pengaruh Pemasangan IUD (AKDR) Pada

Wanita Terhadap Angka Kejadian Perforasi Di BPS Rani Fatimah Sumedang

Tahun 2006”. Dengan hasil penelitian bahwa ada hubungan antara kurangnya
21

pengetahuan tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) dapat

mengakibatkan terjadinya perforasi sebesar 45,7%. Dan pengetahuan yang

baik dengan nilai 36,8% mengetahui bahwa AKDR dapat mengakibatkan

perforasi atau p value = 0,05, adanya hubungan antara pengetahuan tentang

AKDR dengan kejadian perforasi pada pemakaian AKDR.

2. Mariyatul Qiptiyah dengan judul “Pengaruh Lama Pemakaian Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Terhadap Kejadian Erosi Porsio (Di

Puskesmas Bangilan Kabupaten Tuban) tahun 2008” pada Dengan hasil

tidak adanya pengaruh signifikan lama pemakaian AKDR terhadap kejadian

erosi porsio. Dari data yang ada di Puskesmas Bangilan maka Dari jumlah

keseluruhan akseptor terdapat 282 kasus efek samping yang dialami oleh

akseptor AKDR terdiri dari spooting 18%, amenorhoe 10,2%, nyeri perut

34,39%, perubahan libido 3,19%, dan yang paling tinggi adalah efek

samping erosi porsio yaitu 35,1% (Data kasus efek samping Kabupaten

Tuban).
22

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, upaya

tersebut bersifat sementara dapat pula bersifat permanen ( Prawirohardjo, S,

2002).

Sedangkan menurut Hartanto tahun 2007 Keluarga berencana adalah tindakan

yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran

yang tidak diinginkan atau mengatur interval diantara kehamilan.

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) merupakan pilihan alat

kontrasepsi yang efektif, aman, dan nyaman bagi banyak wanita. Alat ini

merupakan metode kontrasepsi reversibel yang paling sering digunakan di

seluruh dunia dengan pemakai saat ini mencapai sekitar 100 juta wanita. Generasi

terbaru AKDR memiliki efektifitas lebih dari 99% dalam mencegah kehamilan

pada pemakaian 1 tahun atau lebih (Saefuddin, 2006)

1. Definisi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR merupakan kontrasepsi yang dimasukkan melalui serviks dan

dipasang didalam uterus. AKDR memiliki benang yang menggantung sampai

liang vagian, hal ini dimaksudkan agar keberadaannya bisa diperiksa oleh

akseptor sendiri.

AKDR mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup

sperma dan ovum karna adanya perubahan pada tuba dan cairan uterus. Hal
23

ini dikarnakan adanya AKDR yang dianggap sebagai benda asing sehingga

menyebabkan peningkatan leukosit. Tembaga yang dililitkan pada AKDR

juga bersifat toksik terhadap sperma dan ovum. Demikian pula AKDR yang

mengandung hormon progesteron. Lebih kentalnya lendir serviks akan

mempersulit sperma untuk melewati serviks dan akan terbunuh oleh leukosit

yang timbul dalam cairan uterus sebagai hasil rangsangan tembaga seperti

dijelaskan diawal. AKDR juga mencegah adanya implantasi karna didalam

uterus (Melani, 2010).

2. Jenis AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin pada tahun 2006 AKDR terbagi atas:

a. AKDR Polos (Inert IUD)

Terbuat dari plastik sintetik (polietilen), karet silikon, baja anti karat dan

usus ulat sutera atau Lippes Loop (yang banyak digunakan dan harganya

murah dipasaran)

b. AKDR Yang Mengandung Tembaga (Copper Bearing IUD)

Awalnya jenis ini terbagi 2 yaitu TCU-200 dan CU-7, kedua AKDR

tersebut terbuat dari plastik polietilen yang dililit dengan kawat tembaga

murni, kedalam plastiknya ditambahkan barium sulfat sehingga terlihat

opak dengan sinar X, pada ujung batangnya diikatkan tali plastik

monofilament yang juga terbuat dari polietilen untuk mempermudah

pengecekan dan pencabutan.


24

c. AKDR Yang Mengandung Obat (Medicated IUD)

3. Cara Kerja AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin pada tahun 2006 cara kerja AKDR adalah:

a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba fallopi.

b. Mempengaruhi fertilitas sebelum ovum mencapai kavum uteri.

c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun

AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan

dan mengurangi kemampuan sperma untuk fertilitas.

d. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus

4. Keuntungan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin pada tahun 2006 keuntungan AKDR adalah:

a. Sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi. Sangat efektif--- 0,6 – 0,8

kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam

125-170 kehamilan).

b. AKDR dapat efektif segera setelah pemasangan

c. Metode jangka panjang ( 10 tahun proteksi dari CuT -380A dan tidak

perlu diganti).

d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat

e. Tidak mempengaruhi hubungan seksual

f. Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk

hamil

g. Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)

h. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI


25

i. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus

(apabila tidak terjadi infeksi)

j. Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun atau lebih setelah haid

terakhir )

k. Tidak ada interaksi dengan obat-obat

l. Membantu mencegah kehamilan ektopik

5. Kerugian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Efek samping yang umum terjadi menurut Saefuddin pada tahun 2006 adalah:

a. Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan

berkurang setelah 3 bulan)

b. Haid lebih lama dan banyak

c. Perdarahan (spotting) antar menstruasi

d. Saat haid lebih sakit

e. Komplikasi lain seperti merasakan sakit dan kejang selama 3 sampai 5

hari setelah pemasangan

f. Perdarahan berat pada waktu haid atau diantaranya yang

memungkinkan penyebab anemia

g. Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangan benar)

h. Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS

i. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan

yang sering berganti pasangan

j. Penyakit Radang Panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS

memakai AKDR. PRP dapat memicu infertilitas


26

k. Prosedur medis, termasuk pemeriksaan pelvik diperlukan dalam

pemasangan AKDR. Seringkali perempuan takut selama pemasangan

l. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah

pemasangan AKDR. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari

m. Klien tidak dapat melepas AKDR oleh dirinya sendiri. Petugas

kesehatan terlatih yang harus melakukan AKDR

n. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi

apabila AKDR dipasang segera sesudah melahirkan)

o. Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke

waktu. Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke

dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini

6. Persyaratan Pemakaian AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin pada tahun 2006 yang dapat menggunakan AKDR

adalah:

a. Usia reproduktif

b. Keadaan nulipara

c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

f. Setelah mengalami aborsus dan tidak terlihat adanya infeksi

g. Tidak menghendaki metode hormonal

h. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari


27

i. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama (lihat

kontrasepsi darurat)

j. Pada umumnya ibu dapat menggunakan AKDR Cu dengan aman dan

efektif.

k. AKDR dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan

misalnya : Perokok, Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan

apabila tidak terlihat adanya infeksi, Sedang memakai antibiotika atau

anti kejang, Gemuk ataupun yang kurus, Sedang menyusui

l. Begitu juga ibu dalam keadaan seperti dibawah ini dapat

menggunakan AKDR: Penderita tumor jinak payudara, Penderita

kanker payudara, Pusing-pusing, sakit kepala, Tekanan darah tinggi,

Varises ditungkai atau di vulva, Penderita penyakit jantung (termasuk

penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum pemasangan

AKDR), Pernah menderita stroke, Penderita diabetes, Penderita

penyakit hati atau empedu, Malaria, Skistosomiasis (tanpa anemia),

Penyakit tiroid, Epilepsi, Nonpelvik TBC, Setelah kehamilan ektopik,

Setelah pembedahan pelvik (semua keadaan tersebut sesuai dengan

kriteria WHO, WHO Eligibility Criteria category)

7. Yang Tidak Diperkenankan Menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi

Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin pada tahun 2006 yang tidak diperkenankan

menggunakan AKDR adalah:

a. Sedang hamil ( diketahui hamil atau kemungkinan hamil )


28

b. Perdarahan vagina yang tidak diketahui (sampai dapat dievaluasi )

c. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis )

d. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau

abortus septik

e. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yang

dapat mempengaruhi kavum uteri

f. Penyakit trofoblas yang ganas

g. Diketahui menderita TBC pelvik

h. Kanker alat genital

i. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

8. Efektifitas AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin tahun 2006 efektifitas AKDR adalah:

a. AKDR post-placenta telah dibuktikan tidak menambah risiko infeksi,

perforasi dan perdarahan

b. Diakui bahwa ekspulsi lebih tinggi (6-10%) dan ini harus disadari

oleh pasien; bila mau akan dapat dipasang lagi

c. Kemampuan penolong meletakkan difundus amat memperkecil risiko

ekspulsi. Oleh karena itu diperlukan pelatihan

d. Kontraindikasi pemasangan post-plasenta ialah : ketuban pecah lama,

infeksi intrapartum,perdarahan post partum

9. Teknologi AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin tahun 2006 teknologi AKDR adalah:


29

a. AKDR umumnya Cu-AT dimasukkan ke dalam fundus uteri dalam 10

menit setelah plasenta lahir. Penolong telah menjepit AKDR diujung

jari tengah dan telunjuk yang selanjutnya menyusuri sampai ke fundus

Pastikan bahwa AKDR diletakkan dengan benar di fundus.

b. Tangan kiri penolong memegang fundus dan menekan ke bawah.

Jangan lupa memotong benang AKDR sepanjang 6 cm sebelum

insersi.

10. Penanganan efek samping yang umum dan permasalahan yang lain pada

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin tahun 2006 penanganan efek samping AKDR AKDR

adalah:

a. Amenorea

Periksa apakah sedang hamil, apabila tidak, jangan lepas AKDR,

lakukan konseling dan selidiki penyebab amenorea apabila

dikehendaki. Apabila hamil, jelaskan dan sarankan untuk melepas

AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.

Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih 13 minggu,

AKDR jangan dilepaskan. Apabila klien sedang hamil dan ingin

mempertahankan kehamilannya tanpa melepas AKDR, jelaskan

adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan

resiko kemungkinan terjadinya kegagalan kehmilan dan infeksi serta

perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan diperhatikan.


30

b. Kejang

Pastikan dan tegaskan adanya penyakit radang panggul dan penyebab

lain dari kekejangan. Tanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.

Apabila tidak ditemukan penyebabnya bari analgesik untuk sedikit

meringankan. Apabila klien mengalami kejang berat, lepaskan AKDR

dan bantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.

c. Perdarahan vagina yang hebat dan tidak teratur

Pastikan dan tegaskan adanya infeksi pelvik dan kehamilan ektopik.

Apabila tidakada kelainan patologis, perdarahan berkelanjutan serta

perdarahan hebat, lakukan konseling dan pemantauan. Beri Ibu Profen

(800mg, 3x sehari selama 1 minggu ) untuk mengurangi perdarahan

dan berikan tablet besi ( 1 tablet setiap hari sampai 3 bulan ). AKDR

memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien

telah memakai AKDR selama lebih 3 bulan dan diketahui menderita

anemia (< 7 gr% ) anjurkan untuk melepas AKDR dan bantulah

memilih metode lain yang sesuai.

d. Benang yang hilang

Pastikan adanya kehamilan atau tidak. Tanyakan apakah AKDR

terlepas. Apabila tidak hamildan AKDR tidak terlepas, berikan

kondom. Periksa talinya di dalam saluran endoserviks dan kavum

uteri (apabila memungkinkan adanya peralatan dan tenaga terlatih )

setelah masa haid berikutnya. Apabila tidak ditemukan rujuklah

kedokter, lakukan X-ray atau pemeriksaan ultrasound. Apatidak hamil


31

dan AKDR yang hilang tidak ditemukan, pasanglah AKDR baru atau

bantulah klien menentukan metode lain.

e. Adanya pengeluaran cairan dari vagina/ di curigai adanya PRP

f. Pastikan pemeriksaan untuk IMS. Lepaskan AKDR apabila

ditemukan menderita atau mencurigai menderita gonorhoe atau ineksi

klamidia, lakukan pengobatan yang memadai.bila PRP, obati dan

lepas AKDR sesudah 48 jam. Apabila AKDR dikeluarkan, beri

metode lain sampai masalahnya teratasi.

11. Waktu penggunaan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin tahun 2006 waktu penggunaan AKDR adalah:

a. Setiap waktu dalam siklus haid, yang dapat dipasyikan klien tidak

hamil

b. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid

c. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4

minggu pascapersalinan ; setelah 6 bulan apabila menggunakan

metode amenorea laktasi (MAL). Perlu diingat, angka ekspulsi tinggi

pada pemasangan segera atau selama 48 jam pascapersalinan

d. Setelah menderita abortus ( segera atau dalam waktu 7 hari ) apabila

tidak ada gejala infeksi

e. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggama yang tidak dilindungi


32

12. Petunjuk bagi klien AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

Menurut Saefuddin tahun 2006 petunjuk bagi klien AKDR adalah:

a. Kembali memeriksakan diri setelah 4 sampai 6 minggu pemasangan

AKDR

b. Selama bulan pertama mempertgunakan AKDR, periksalah benang

AKDR secara rutin terutama setelah haid

c. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa

keberadaan benang setelah haid mengalami : Kram/kejang diperut

bagian bawah, Perdarahan (spotting) diantara haid atau setelah

senggama, Nyeri setelah senggama atau apabila pasangan mengalami

tidak nyaman selama melakukan hubungan seksual.

d. Copper T-380A perlu dilepas setelah 10 tahun pemasangan, tetapi

dapat dilakukan lebih awal apabila diinginkan

e. Kembali ke klinik apabila : Tiidak dapat meraba benang AKDR,

Merasakan bagian yang keras dari AKDR, AKDR terlepas, Siklus

terganggu/meleset, Terjadi pnegeluaran cairan darivagina yang

mencurigakan, Adanya infeksi.

B. PUS (Pasangan Usia Subur)

Pasangan usia subur adalah pasangan yang sudah cukup dalam segala hal

terlebih organ reproduksinya sudah berfungsi dengan baik, pasangan suami istri

yang istrinya berumur antara 20 tahun sampai 45 tahun. Ini dibedakan dengan

perempuan usia subur yang berstatus janda atau cerai (BKKBN, 2009)
33

Pada masa subur pasangan harus dapat menjaga dan memanfaatkan

reproduksinya yaitu menekan angka kelahiran dengan metode keluarga

berencana sehingga jumlah dan interval kehamilan dapat diperhitungkan untuk

meningkatkan kualitas reproduksi dan kualitas generasi yang akan datang

(BkkbN, 2009).

Menurut Andi (2008) defenisi pasangan usia subur (PUS) adalah pasangan

suami istri yang masih berpotensi untuk mempunyai keturunan atau biasanya

ditandai dengan belum datang waktu menopause (terhenti mentruasi bagi istri).

Peserta KB (akseptor) adalah pasangan usia subur (PUS) dimana salah seorang

menggunakan salah satu cara/alat kontrasepsi untuk tujuan pencegahan

kehamilan, baik melalui program maupun non program.

Data sensus penduduk 201 menunjukkan, angka ketidaksuburan pasangan

suami-istri usia subur (di bawah 30 tahun) sekitar 10-15 persen. Ini disebut

infertilitas, yaitu gangguan kesuburan pada usia reproduksi yang tak berhasil

untuk mencapai kehamilan setelah melakukan hubungan seksual aktif selama

setahun. Jumlah pasangan usia subur di Indonesia mencapai 7,18 juta. Artinya,

sekitar 800.000 pasangan mengalami infertilitas. Bisa dibilang, satu dari sepuluh

pasangan usia subur mengalami gangguan kesuburan. Tentunya, angka ini akan

meningkat sering mundurnya usia menikah pada sebagian orang (Harian

Kompas, 2013).
34

C. Tinjauan Variabel

1. Pengetahuan Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Menurut Notoatmodjo (2007) Pengetahuan merupakan hasil dari tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan dan

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan

seseorang ( Overt Behavior ).

Menurut Arikunto (2007) pengukuran pengetahuan dilakukan dengan

wawancara atau kuesioner yang menanyakan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Skala pengetahuan ini

menggunakan data kuantitatif yang berbentuk orang-orang yang

menggunakan alternatif jawaban yang menggunakan peringkat yaitu setiap

kolom menunjukkan nilai tertentu. Dengan demikian analisa dilakukan

dengan mencermati benar atau salahnya jawaban yang dipilih responden.

Menurut Suratun dkk tahun 2008 dahulu pelajaran dan pengetahuan

tentang KB dan pencegahan maupun penjarangan kehamilan hanya diketahui

oleh tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran, kebidanan dan keperawatan.

Menurut Saefuddin tahun 2006 Banyak perempuan mengalami

kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya

karna terbatasnya metode yang tersedia, tetapi juga oleh kurangnya


35

pengetahuan masyarakat tentang persyaratan dan keamanan metode

kontrasepsi tersebut. Berbagai faktor yang harus dipertimbangkan misalnya

konsekuensi kegagalan, kehamilan yang tidak diinginkan, bahkan lingkungan

merupakan bagian integral yang sangat penting dalam pelayanan KB.

Berdasarkan hasil penelitian Mustika (2006) bahwa ada hubungan

antara kurangnya pengetahuan tentang AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam

Rahim) dapat mengakibatkan terjadinya perforasi sebesar 45,7%. Dan

pengetahuan yang baik dengan nilai 36,8% mengetahui bahwa AKDR dapat

mengakibatkan perforasi.

2. Sosial Ekonomi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Menurut Depkes RI (2003) sosial ekonomi adalah semua kegiatan

yang dilakukan agar dapat meningkatkan pendapatan supaya mencapai taraf

hidup yang lebih serta dapat mengembangkan kemampuan masyarakat untuk

ikut berperan serta dalam pembangunan kesehatan

Menurut Marsetyo (2009) semua kegiatan manusia untuk memenuhi

kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya yang langka. Keadaan sosial

ekonomi ditentukan dimana tidak dapat diketahui secara pasti berapa

pengeluaran biaya kesehatan yang akan diperlukan dimasa tua. Untuk

mencapai kebutuhan masa tua, lansia biasanya berharap dari simpanan masa

muda ketika masih produktif.

Menurut Saifuddin (2006) Pencegahan kematian dan kesakitan ibu

merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Masih


36

banyak alasan lain, misalnya membebaskan wanita dari rasa khawatir

terhadap terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, terjadinya gangguan

fisik atu psikologi akibat tindakan abortus yang tidak aman, serta tuntutan

status sosial terhadap peningkatan status perempuan dimasyarakat.

Menurut Manurung (2008) menyatakan dalam penelitiannya bahwa

sosial ekonomi merupakan faktor penyebab penggunaan AKDR, dengan hasil

adanya hubungan antara penghasilan dengan pemakaian AKDR dikarnakan

kurangnya penghasilan dan mahalnya pemasangan dan biaya yang

dikeluarkan diawal pemasangan AKDR. Dari hasil penelitian didapatkan dari

masyarakat dengan penghasilan tinggi lebih memilih untuk menggunakan

AKDR karna manfaat dan jangka waktu yang lama atau sekitar 65,7%, tetapi

masyarakat yang berpenghasilan rendah lebih banyak memilih menggunakan

KB suntik dan pil atau sebesar 78,96%.

3. Sumber Informasi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

Menurut Suratun dkk (2008) Sumber informasi yang diperoleh dari

bacaan yang membahas tentang KB dan pelayanan kontrasepsi juga dirasakan

sangat perlu dan sangat dibutuhkan oleh semua orang termasuk kalangan

remaja. Dengan memberitahukan jenis KB kepada pasangan usia subur (PUS)

serta kelebihan dan kekurangannya maka petugas kesehatan telah membantu

untuk memberikan sumber informasi yang baik kepada klien.


37

D. Kerangka Teoritis

Menurut Notoatmodjo, 2003

Pengetahuan

Menurut Suratun Dkk, 2007

Pengetahuan
Sumber Informasi

Menurut Arikunto, 2007

Pengetahuan

Menurut Saifuddin, 2006 Faktor-faktor yang

Pengetahuan mempengaruhi PUS


dalam memilih AKDR
Sosial Ekonomi

Menurut Depkes RI, 2003

Sosial ekonomi

Menurut Budiyanto, 2001

Sosial Ekonomi

Menurut Marsetyo, 2009

Sosial Ekonomi
38

BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL

A. Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dalam penelitian yang berjudul “Gambaran Faktor –

Faktor yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar

Pusaka Tahun 2013 dapat dilihat dari tabel dibawah ini:

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Faktor-faktor yang


mempengaruhi PUS dalam
Sosial Ekonomi
memilih AKDR
Sumber Informasi
39

B. Definisi Operasional

Gambaran Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS)


Dalam Memilih Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Desa Babo Wilayah
Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013

N Variabel Definisi Cara Alat Skala Hasil Ukur


o Operasional Ukur Ukur Ukur
Variabel Dependent
1 Akseptor Pengguna Wawan Kuesio Ordinal Ya
AKDR cara ner
AKDR
Tidak

(Nursalam,
2004)
Variabel Independent
2 Pengetahuan Pemahaman Wawan Kuesio Ordinal Baik
PUS PUS terhadap cara ner ( 76 % - 100
pemilihan %)
AKDR Cukup
( > 51 % -
75 % )
Kurang
( < 50 % )
( Nursalam,
2004 )
3 Sosial Kemampuan Wawan Kuesio Ordinal Tinggi
Ekonomi PUS PUS terhadap cara ner (>Rp.
Pemilihan 1.400.000)
AKDR Rendah
berdasarkan (<Rp.
penghasilan 1.400.000)
(Pergub
NAD No.
132 tahun
2009)
4 Sumber Pesan atau Wawan Kuesio Ordinal Tenaga
Informasi PUS Sumber yang cara ner Medis
diperoleh PUS
terhadap Tenaga Non
pemilihan Medis
AKDR
40

C. Cara Pengukuran Variabel

1. Akseptor AKDR

Ya : Bila PUS ada memilih AKDR untuk digunakan sebagai

kontrasepsi

Tidak : Bila PUS tidak ada memilih AKDR untuk digunakan

sebagai kontrasepsi

2. Pengetahuan PUS ( Nursalam, 2004)

Untuk instrumen tingkat pengetahuan PUS terhadap Pemilihan AKDR, dibuat

dalam 15 pertanyaan, bila jawabannya benar maka diberi nilai 2 (dua) dan

bila jawabannya salah diberi nilai 0 (nol), jadi skor tertinggi adalah 30 (tiga

puluh) dan terendah adalah 0 (nol). Pengetahuan dikategorikan sebagai

berikut:

Baik : Bila PUS mampu menjawab pertanyaan ( 76 % s/d 100 )

dengan total score 26 – 30.

Cukup : Bila PUS mampu menjawab pertanyaan ( 50 % s/d 75 % )

dengan total score 20 – 24.

Kurang : Bila PUS mampu menjawab pertanyaan ( < 50 % )

dengan total score < 20.

3. Sosial Ekonomi PUS (Pergub NAD, No 123 tahun 2009)

Untuk instrumen tingkat sosial ekonomi PUS terhadap Pemilihan AKDR,

dibuat dalam 1 pertnyaan yang dikategorikan seperti berikut:

Tinggi : bila penghasilan PUS lebih dari > 1.400.000


41

Rendah : bila penghasilan PUS kurang dari ≤ 1.400.000

4. Sumber Informasi PUS (Nursalam, 2004)

Untuk instrumen tingkat Sumber Informasi PUS terhadap Pemilihan AKDR

dibuat dalam 1 pertanyaan yang dikategorikan seperti berikut:

Tenaga Medis : Bila PUS ada mendapatkan informasi tentang AKDR

dari tenaga kesehatan

Tenaga Non Medis : Bila PUS tidak ada memperoleh informasi tentang

AKDR Dari selain tenaga kesehatan


42

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Desain penelitian ini bersifat deskfriptif yaitu suatu metode penelitian yang

dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang

suatu keadaan secara objektif dan dilakukan dengan cara survey. Penelitian ini

dilakukan dengan Metode Crosss Sectional berguna untuk melihat Gambaran Faktor

– Faktor yang Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) dalam Memilih Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) di Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar

Pusaka.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Babo Kecamatan Bandar Pusaka Tahun 2013.

b. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan Juni – Juli 2013

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur (PUS) yang

merupakan pengguna KB Aktif di Desa Babo tahun 2013 berjumlah 495

pasangan.
43

2. Sampel

Menurut Notoatmodjo tahun 2007 sampel pada penelitian ini rumusnya

adalah:

N
n=
1 + N (d 2 )

Keterangan:

N = Besar Populasi

n = Besar Sampel

d = Tingkat Keprcayaan /kecepatan yang diiginkan (0,1)

N
n=
1 + N (d 2 )

495
n
 
1  495 0,12

495
n
1  4950,01

492
n
1  4.95

495
n = 83,19 dibulatkankan 84 Pasangan
5,95

Jadi : jumlah diatas sebanyak 84 responden.

Cara pengambilan sampel menggunakan metode lottery dengan mengacak

nama responden kemudian mengambil satu persatu nama responden sampai

berjumlah 84 pasangan kemudian nama tersebut di jadikan sampel pada penelitian

ini.
44

D. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari peninjauan langsung peneliti

pada objek penelitian yaitu Pasangan Usia Subur yang ada di Desa Babo

dengan melakukan pembagian kuesioner yang berisi pertanyaan dan

selanjutnya diisi oleh responden, kemudian dikumpulkan untuk pengolahan

dan analisa data.

2. Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari Bidan Desa dan Datuk

Penghulu tempat penelitian ini dilakukan yaitu datuk penghulu Desa Babo

dan buku – buku yang berhubungan dengan penelitian (Observasi)

E. Pengolahan Data

1. Editing

Mengoreksi kesalahan – kesalahan dalam pengisian atau pengambilan data.

2. Coding

Memberikan kode atau angka tertentu terhadap kuesioner yang diajukan.

3. Scoring

Memberikan nilai pertanyaan yang diajukan kepada responden.

4. Tabulating

Metabulasi data dalam tabel distribusi frekuensi.


45

F. Analisa Data

penelitian ini hanya bersifat deskriptif, maka dalam analisa ini tidak

menggunakan perhitungan statistik yang bersifat menguji, tetapi hanya

berdasarkan distribusi frekuensi dari setiap variabel dengan menggunakan rumus.

Analisa Data secara Deskriptif :

𝑓
P= 𝑥 100 %
𝑛

Dimana :

P : presentase

f : frekuensi teramati

n : jumlah responden

G. Penyajian Data

Setelah dianalisa secara teliti, seluruh data hasil penelitian disajikan dalam

bentuk tabel distribusi frekuensi dan dilengkapi dengan uraian penjelasan dalam

bentuk narasi.
46

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 17 Juli 2013 di jalan M. Kasim Desa

Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka, berbatasan dengan desa Jambo

Rambong, Kecamatan Bandar Pusaka, Pemerintah Kota Kualasimpang,

Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh.

Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan menggunakan kuesioner dan

melakukan wawancara langsung kepada responden, hasil dapat dikelompokkan

dan dapat dilihat didalam tabel sebagai berikut :

B. Analisa Univariat

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) pada PUS Di Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas Bandar
Pusaka Tahun 2013
No Menggunaan AKDR F %
1 Ya 20 24
2 Tidak 64 76
Jumlah 84 100
Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 84 responden di Desa Babo

mayoritas tidak menggunakan AKDR adalah sebanyak 64 responden (76%).


47

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim (AKDR) Berdasarkan Pengetahuan Pada PUS Di Desa Babo
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
No Pengetahuan F %
1 Baik 17 20
2 Cukup 14 17
3 Kurang 53 63
Jumlah 84 100
Sumber : data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat dari 84 rsponden mayoritas yang

berpengetahuan kurang sebanyak 53 responden (63%).

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam


Rahim (AKDR) Berdasarkan Sosial Ekonomi Pada PUS Di Desa Babo
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
No Sosial Ekonomi F %
1 Tinggi 31 37
2 Rendah 53 63
Jumlah 84 100
Sumber : Data primer diperoleh tahun 2013

Berdasarkan data diatas dapat dilihat dari 84 responden mayoritas bersosial

ekonomi rendah sebanyak 53 responden (63%).


48

Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Berdasarkan Sumber Informasi Pada PUS Di Desa Babo
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
No Sumber Informasi F %
1 Tenaga Medis 20 24
2 Tenaga Non Medis 64 76
Jumlah 84 100
Sumber : Data primer diperoleh tahun 2013

Berdasarkan data diatas dapat dilihat dari 84 responden mayoritas tidak

memiliki sumber informasi dari non medis sebanyak 64 responden (76%).

C. Analisa Bivariat

Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim (AKDR) Berdasarkan Pengetahuan Pada PUS Di Desa Babo
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013

Menggunakan AKDR
Jumlah
No Pengetahuan Ya Tidak
F % F % F %
1 Baik 15 88 2 12 17 100
2 Cukup 4 29 10 71 14 100
3 Kurang 1 2 52 98 53 100
Jumlah 20 64 84
Sumber : data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 64 responden (100%) yang

tidak menggunakan AKDR tetapi berpengetahuan baik sebanyak 2 responden


49

(12%), diantara 53 responden (100%) mayoritas memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 1 responden (2%) yang menggunakan AKDR. Secara persentase dapat

disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan seseorang tentang suatu objek

maka semakin baik perilakunya.

Table 5.6

Distribusi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


(AKDR) Berdasarkan Sosial Ekonomi Pada PUS Di Desa Babo
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013

Menggunakan AKDR Menggunakan


No Sosial Ekonomi Ya Tidak AKDR
F % F % F %
1 Tinggi 17 55 14 45 31 100
2 Rendah 3 6 50 94 53 100
Jumlah 20 64 84
Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dari 53 responden (100%)

mayoritas bersosial ekonomi rendah ada 3 responden (6%) yang menggunakan

AKDR, dan diantara 31 responden (100%) yang tidak menggunakan AKDR

sebanyak 14 responden (45%). Dari persentase diatas dapat disimpulkan bahwa

responden yang bersosial ekonomi rendah tidak menggunakan AKDR.


50

Table 5.7
Distribusi Pengaruh Penggunaan Metode Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) Berdasarkan Sumber Informasi Pada PUS Di Desa Babo
Wilayah Kerja Puskesmas Bandar Pusaka Tahun 2013
Menggunakan AKDR Menggunakan
No Sumber Informasi Ya Tidak AKDR
F % F % F %
1 Tenaga Medis 16 80 4 20 20 100
2 Tenaga Non Medis 4 6 60 94 64 100
Jumlah 20 64 84
Sumber : Data Primer diolah tahun 2013

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dari 64 responden (100%) yang

tidak menggunakan AKDR mayoritas tidak ada memperoleh sumber informasi

dari tenaga non medis sebanyak 60 responden (94%), dan dari 20 responden yang

menggunakan AKDR mayoritas memiliki sumber informasi dari tenaga medis

sebanyak 16 responden (80%).


51

D. Pembahasan

1. Penggunaan AKDR Pada PUS

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 84 responden di Desa

Babo mayoritas tidak menggunakan AKDR adalah sebanyak 64 responden

(76%).

Oleh karna perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap

suatu organisme. Secara lebih terperinci, perilaku manusia merupakan

refleksi gejala dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan,

kehendak, minta, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya. Melihat dari hasil

penelitian yang dilakukan bahwa hal ini sesuai dengan teori yang berkaitan

dengan faktor – faktor pendukung yakni, yang terwujud dalam lingkungan

fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana

kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Berdasarkan survey awal yang dilakukan Silvia (2011) lakukan di Rumah

Bersalin Afiyah Pekanbaru pada bulan Januari–Februari, didapatkan KB

injeksi sebanyak 32 orang, pil 20 orang dan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

(AKDR) 14 orang. Maka disini diperoleh paling sedikit ibu–ibu

menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), dalam program

pemerintah Badan Koordinasi dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN)

telah menekankan pada Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), terutama

pada CuT-380 A yang menjadi keunggulan dari kontrasepsi-kontrasepsi

lainnya, karna memiliki keuntungan yang salah satunya efektif segera setelah
52

pemasangan, merupakan metode jangka panjang (5–10 tahun), Akseptor tidak

perlu mengingat–ingat kapan harus ber KB dan lain sebagainya.

Asumsi peneliti dari penelitian yang dilakukan yakni sedikit sekali PUS

menggunakan AKDR di Desa Babo, hal ini sama dengan penelitian yang

dilakukan oleh Silvia yakni sedikit sekali Ibu yang menggunakan AKDR,

salah satu faktor yang menyebabkan hal tersebut bisa karna sedikitnya sarana

dan prasarana yang ada di desa Babo serta sedikitnya tenaga ahli untuk

pemasangan AKDR itu sendiri.

2. Pengetahuan PUS terhadap penggunaan AKDR

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa dari 64 responden (100%)

yang tidak menggunakan AKDR tetapi berpengetahuan baik sebanyak 2

responden (12%), diantara 53 responden (100%) mayoritas memiliki

pengetahuan kurang sebanyak 1 responden (2%) yang menggunakan AKDR.

Secara persentase dapat disimpulkan bahwa semakin baik pengetahuan

seseorang tentang suatu objek maka semakin baik perilakunya.

Hal ini sesuai dengan yang dikatakan Suratun dkk bahwa dahulu

pelajaran dan pengetahuan tentang KB dan pencegahan maupun penjarangan

kehamilan hanya diketahui oleh tenaga kesehatan, mahasiswa kedokteran,

kebidanan dan keperawatan tetap apabila masyarakat mengetahui atau

berpengetahuan baik tentang Keluarga berencana maka penggunaan AKDR

bisa lebih banyak dimasyarakat.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Nuri (2009) Hasil tiap variabel

menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna pemakaian AKDR


53

dengan pendidikan, dukungan suami dan pengetahuan. Hasil uji statistik

didapatkan bahwa pemakaian AKDR terhadap pendidikan dengan P value

0,001. Pemakaian AKDR terhadap dukungan suami dengan P value 0,006.

Sedangkan pada pemakaian AKDR terhadap pengetahuan didapat hasil P

value 0,007, dan analisis ini dilakukan sampai uji multivariat. Dari ketiga

variabel bebas tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa ada

hubungan yang bermakna pemakaian AKDR terhadap dukungan suami,

pengetahuan dan pendidikan. Peneliti memberikan saran kepada instansi

terkait dan kepada petugas yang bertugas didaerah untuk mengadakan

penyuluhan guna menambah pengetahuan masyarakat tentang alat

kontrasepsi dalam rahim agar dapat dijadikan pilihan dari berbagai jenis alat

kontrasepsi yang ada. Dan kepada akseptor hendaknya sebelum memilih dan

menggunakan alat kontrasepsi sebaiknya lakukan konsultasi terlebih dahulu.

Kepada rekan-rekan yang ingin melakukan penelitian serupa untuk lebih

mengembangkan ruang dan lingkupnya.

Melihat dari hasil penelitian yang telah dilakukan, hal ini dapat

dipengaruhi oleh karna responden belum pernah mendapatkan pengetahuan

tentang AKDR dari petugas kesehatan.

Asumsi peneliti tentang pengetahuan PUS yang baik maka penggunaan

AKDR tinggi kalangan PUS karna menimbang kegunaannya yang sangat

banyak. Apabila pengetahuan PUS kurang maka rendah angka penggunaan

AKDR dimasyarakat karna PUS tidak mengetahui manfaat atau kegunaan

dari AKDR tersebut. Sebaiknya tenaga kesehatan setempat memberikan


54

penyuluhan yang lebih menarik tentang AKDR pada pasangan usia subur,

karna pada saat ada penyuluhan tentang kontrasepsi sedikit sekali pasangan

usia subur yang hadir dalam penyuluhan tersebut.

3. Sosial Ekonomi PUS Terhadap Penggunaan AKDR

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dari 53 responden (100%)

mayoritas bersosial ekonomi rendah ada 3 responden (6%) yang

menggunakan AKDR, dan diantara 31 responden (100%) yang tidak

menggunakan AKDR sebanyak 14 responden (45%). Dari persentase diatas

dapat disimpulkan bahwa responden yang bersosial ekonomi rendah tidak

menggunakan AKDR. Melihat dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti

dapat disimpulkan responden yang bersosial ekonomi rendah tidak

menggunakan AKDR karna tidak mempunyai biaya yang banyak pada saat

pemasangan AKDR tersebut.

Penelitian ini sesuai dengan teori Marsetyo bahwa semua kegiatan

manusia dalam memenuhi kebutuhan dengan memanfaatkan sumber daya

yang langka dibutuhkan keadaan sosial ekonomi yang tinggi dimana

ditentukan secara pasti berapa pengeluaran biaya kesehatan yang akan

diperlukan. Untuk mencapai kebutuhan maka masyarakat membutuhkan lebih

banyak biaya untuk kesehatan khususnya.

Penelitiaan ini sesuai dengan Manurung menyatakan dalam penelitiannya

bahwa sosial ekonomi merupakan faktor penyebab penggunaan AKDR,

dengan hasil adanya hubungan antara penghasilan dengan pemakaian AKDR

dikarnakan kurangnya penghasilan dan mahalnya pemasangan dan biaya


55

yang dikeluarkan diawal pemasangan AKDR. Dari hasil penelitian

didapatkan dari masyarakat dengan penghasilan tinggi lebih memilih untuk

menggunakan AKDR karna manfaat dan jangka waktu yang lama atau sekitar

65,7%, tetapi masyarakat yang berpenghasilan rendah lebih banyak memilih

menggunakan KB suntik dan pil atau sebesar 78,96%.

Asumsi peneliti tentang sosial ekonomi PUS yang tinggi maka

penggunaan AKDR tinggi dimasyarakat karna menimbang kegunaannya yang

sangat banyak dan bisa digunakan dalam jangka panjang walaupun harus

mengeluarkan biaya yang tidak sedikit tetapi lebih praktis, tidak perlu datang

kepada tenaga kesehatan setiap bulan kalau diperhitungkan biayanya juga

sama.

4. Sumber Informasi PUS terhadap penggunaan AKDR

Berdasarkan data diatas dapat dilihat bahwa dari 64 responden (100%)

yang tidak menggunakan AKDR mayoritas tidak ada memperoleh sumber

informasi dari tenaga non medis sebanyak 60 responden (94%), dan dari 20

responden yang menggunakan AKDR mayoritas memiliki sumber informasi

dari tenaga medis sebanyak 16 responden (80%). Melihat dari hasil penelitian

yang dilakukan peneliti dapat disimpulkan bahwa penggunaan AKDr

berpengeruh terhadap sumber informasi yang didapat baik itu dari petugas

kesehatan maupun media cetak atau elektronik.

Penelitian ini sesuai dengan pembahasan Suratun dkk Sumber informasi

yang diperoleh dari bacaan yang membahas tentang KB dan pelayanan


56

kontrasepsi juga dirasakan sangat perlu dan sangat dibutuhkan oleh semua

orang termasuk kalangan remaja. Dengan memberitahukan jenis KB kepada

pasangan usia subur (PUS) serta kelebihan dan kekurangannya maka petugas

kesehatan telah membantu untuk memberikan sumber informasi yang baik

kepada klien.

Dari penelitian yang dilakukan oleh Halimah (2013), Data yang

diperoleh dalam penelitian ini diolah dengan menggunakan rumus statistik

Chi-Square dengan derajat kemaknaan α= 0,05 dan penentuan Odds Ratio.

Hasil penelitian menunjukkan pemakaian AKDR yang meliputi lama

pemakaian AKDR (p = 0,02, OR = 4,46). Tipe/ jenis AKDR (p = 1,00, OR =

2,024). Sedangkan umur pemakai AKDR keadaan sosial ekonomi, tingkat

pendidikan, melakukan aktifitas seksual pada usia muda, sedang menderita

traktus genitalis lain (terutama Chlamidya dan Neisseria Gonorrhoneae) dan

partner seks lebih dari satu bukan merupakan parancu dalam menilai

hubungan pemakaian AKDR dengan penyakit radang pelvis. Berdasarkan

hasil penelitian, saran yang diajukan kepada Puskesmas Kedungmundu

Semarang hendaknya dapat membuat program-program terkait upaya

meminimalisir potensi penyakit radang pelvis pada akseptor AKDR di

wilayah kerja Puskesmas Kedungmundu Semarang, bagi masyarakat pada

umumnya dan ibu-ibu pada khususnya hendaknya ikut serta dalam

programprogram pemerintah, memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan

kondisi fisik agar komplikasi dan efek samping dari alat kontrasepsi dapat

diminimalisir dan untuk penelitian selanjutnya, dapat menjadikan hasil


57

penelitian ini sebagai acuan dan diharapkan mengambil populasi yang lebih

luas agar diperoleh sumber informasi yang lebih lengkap tentang faktor-

faktor penyebab penyakit radang pelvis.

Asumsi peneliti tentang sumber informasi yang dimiliki PUS, jika PUS

memiliki sumber informasi yang jelas seperti dari tenaga medis maka akan

tinggi angka penggunaan AKDR dimasyarakat karna menimbang

kegunaannya yang sangat banyak dan bisa digunakan dalam jangka panjang

dan lebih praktis.


58

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah dilakukan penelitian tentang Gambaran Faktor – Faktor Yang

Mempengaruhi Pasangan Usia Subur (PUS) Dalam Menggunakan metode Alat

Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) Di Desa Babo Wilayah Kerja Puskesmas

Bandar Pusaka Tahun 2013, maka dapat disimpulkan dengan:

1. Mayoritas PUS tidak menggunakan AKDR sebanyak 64 responden (76%),

sedangkan PUS yang menggunakan AKDR sebanyak 20 responden (Hasil

penelitian menunjukkan sedikitnya penggunaan AKDR dikalangan PUS).

2. Mayoritas PUS pengguna AKDR berpengetahuan baik sebanyak 15

responden (88%), mayoritas PUS tidak menggunaan AKDR berpengetahuan

kurang sebanyak 52 responden (98%).

3. Mayoritas PUS pengguna AKDR bersosial ekonomi tinggi sebanyak 17

responden (55%), mayoritas PUS tidak menggunakan AKDR bersosial

ekonomi rendah sebanyak 50 responden (94%).

4. Mayoritas PUS pengguna AKDR memiliki sumber informasi dari tenaga

medis sebanyak 16 responden (80%), mayoritas PUS tidak menggunakan

AKDR tidak memiliki sumber informasi dari tenaga non medis sebanyak 60

responden (94%).
59

B. Saran

Adapun saran- saran yang diberikan penulis bertujuan untuk meningkatkan

pengetahuan pembaca.

1. Bagi Pasangan Usia Subur

Bagi Pasangan Usia Subur khususnya yang tidak menggunakan AKDR agar

segera menggunakan AKDR karna bisa digunakan dalam jangka waktu yang

lama.

2. Bagi Stikes Bina Bangsa

Bagi Stikes Bina Bangsa diharapkan dapat menjadi sumber pembelajaran dan

bahan referensi di perpustakaan Stikes.

3. Bagi Tenaga Kesehatan

Bagi tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan informasi lebih lengkap

tentang AKDR dan kegunaannya serta efektifitas dari AKDR yang tinggi

bagi pasangan usia subur.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan untuk dapat melanjutkan penelitian ini secara

analitik untuk melihat hubungan – hubungan yang ada pada penelitian ini.
60

DAFTAR PUSTAKA

Azwar. S, ( 2005 ), Metode Penelitian, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Eveeret S, (2007), Buku Saku Kontrasepsi Dan Seksual Reproduktif (Handbook Of


Contracepsion And Reproductive Sexual Health), Penerbit: Buku Kedokteran
EGC, Jakarta

Kompas, (2013), Usia Subur Tapi Belum Hamil, [Internet], Terdapat


Dalam:http://female.kompas.com/read/2013/02/23/10032673/Usia.Subur.tapi.
Belum.Hamil.{dikutip tanggal 8 mei 2013}

Manuaba, ( 1998 ), Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan & Keluarga Berencana


untuk Pendidikan Bidan, cetakan I, EGC, Jakarta

Melani dkk, (2010), Pelayanan Keluarga Berencana (Dilengkapi Dengan Penuntun


Belajar), Penerbit: Fitramaya, Yogyakarta

Mustika Citra, (2006), IUD Intra Uterine Device Atau AKDR Alat , [Internet],
Tersedia Dalam: http://bajajkt.blogspot.com/2011/09/iud-intra-uterine-device-
atau-akdr-alat.html/dikutip 21april 2013

Notoatmodjo S., (2002), Metodologi Penelitian Kesehatan, PT. Rineka Cipta,


Jakarta.

Pinem Saroha, (2009), Kesehatan Reproduksi Dan Kontrasepsi, Penerbit: Trans Info
Media, Jakarta

Saefuddin Et Al, (2006), Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi, Penerbit:


Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

----------, ( 2009 ), Buku Acuan Nasional : Onkologi Ginekologi, Edisi Pertama,


Cetakan pertama, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Siswasudarmo Dkk, (2001), Teknologi Kontrasepsi, Bagian Obstetri Dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Penerbit : Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta

Sunaryo ( 2004 ), Psikologi Untuk Keperawatan, Cetakan 1, Penerbit : EGC, Jakarta

Suratun Dkk, (2008), Pelayanan Keluarga Berencana Dan Pelayanan Kontrasepsi,


Penerbit: Trans Info Media, Jakarta
61

Qiptiyah Mariyatul, (2012), Metode Kb IUD AKDR Alat Kontrasepsi,


[Internet],TersediaDalam:http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/05metod
e-kb-iud-akdr-alat-kontrasepsi.html/dikutip 21 April 2013
62

KUESIONER PENELITIAN

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN


USIA SUBUR (PUS) DALAM MEMILIH ALAT KONTRASEPSI DALAM
RAHIM (AKDR) DI DESA BABO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
BANDAR PUSAKA TAHUN 2013

No. Responden : Tanggal Pengisian Kuesioner :

A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Umur :
3. Pendidikan :

B. Petunjuk Pengisian
1. Bacalah baik – baik setiap pertanyaan
2. Pilihlah salah satu jawaban yang paling cocok menurut anda dengan
memberikan tanda silang (X) pada salah satu jawaban yang menurut ibu
paling benar
3. Isi kolom yang kosong dengan jawaban yang paling benar menurut anda

C. Variabel Dependent
Apakah anda pengguna akseptor KB Alat Kontrasepsi Dalam Rahim?
a. Ya
b. Tidak

D. Pengetahuan
1. Apa yang dimaksud dengan Keluarga berencana atau KB?
a. Tindakan yang dibuat pemerintah untuk mengatur tidak adanya anak
dalam sebuah keluarga
b. Tindakan yang dibuat pemerintah untuk mengatur jarak anak dalam
sebuah keluarga
c. Tindakan yang dibuat pemerintah untuk mengatur jumlah anak dalam
sebuah keluarga
d. Tindakan yang dibuat pemerintah untuk mengatur jarak dan jumlah
anak dalam sebuah keluarga

2. Apa nama Alat Kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim wanita?


a. KB suntik
63

b. KB pil
c. KB AKDR
d. KB Implant
3. Alat kontrasepsi apa yang tidak perlu mengingat akseptor untuk
mengulang pemakaian dalam jangka waktu bulan?
a. Metode KB suntik
b. Metode KB pil
c. Metode KB senggama terputus
d. Metode KB alat kontrasepsi dalam rahim
4. Jenis KB apa yang dapat mencegah kehamilan ektopik (kehamilan diluar
rahim)
a. Metode KB suntik
b. Metode KB pil
c. Metode KB senggama terputus
d. Metode KB alat kontrasepsi dalam rahim
5. Apa yang dimaksud dengan Alat Kontrasepsi Dalam Rahim?
a. Salah satu program keluarga berencana yang dimasukkan kedalam
saluran vagina dan dimasukkan kedalam uterus
b. Salah satu program keluarga berencana yang dimasukkan kedalam
saluran serviks dan dimasukkan kedalam uterus
c. Salah satu program keluarga berencana yang dimasukkan kedalam
saluran perut dan dimasukkan kedalam uterus
d. Salah satu program keluarga berencana yang dimasukkan kedalam
saluran uretra dan dimasukkan kedalam uterus
6. Bagaimana cara kerja Alat Kontrasepsi Dalam Rahim?
a. Mencegah kehamilan
b. Mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan
ovum
c. Mencegah kehamilan dengan merusak kemampuan
d. Memberi kehamilan dengan merusak kemampuan hidup sperma dan
ovum melalui perubahan pada endometrium dan cairan uterus, ada
reaksi terhadap benda asing disertai peningkatan leukosit.
7. Berapa lama Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dapat digunakan?
a. 5 tahun
b. 10 tahun
c. 15 tahun
d. 15 tahan

8. Bagaimana cara memeriksa bahwa Alat Kontrasepsi Dalam Rahim masih


terpasang diuterus oleh pemakai (akseptor) KB?
a. Memeriksa ke tenaga medis
b. Masih adanya benang yang menggantung diliang vagina
c. Akseptor tidak mengalami kehamilan
64

d. Akseptor merasakan ada benda didalam liang vagina yang mengganjal


9. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim terbuat dari bahan?
a. Plastik
b. Nylon
c. Tembaga
d. Besi
10. Dibawah ini yang bukan merupakan keuntungan Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim?
a. Efektifitasnya tinggi.
b. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim dapat efektif segera setelah
pemasangan
c. Metode jangka panjang
d. Alat kontrasepsi yang perlu diganti perbulan
11. Menurut anda Siapa saja yang tidak boleh menggunakan Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim menurut anda?
e. Ibu dengan usia reproduktif
f. Ibu dengan keadaan nulipara/ kehamilan lebih dari 1 kali
g. Ibu dengan keadaan menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka
panjang
h. Ibu dengan kehamilan atau diduga hamil
12. Efek samping apa saja yang dapat terjadi pada ibu dengan KB Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim, kecuali?
a. Perubahan siklus menstruasi di 3 bulan pertama
b. Darah menstruasi lebih banyak dan siklusnya lebih lama
c. Tidak dapat terjadi perdarahan
d. Bisa terjadi komplikasi lain seperti kejang apabila pemasangan tidak
tepat
13. Setelah dipasang alat kontrasepsi dalam rahim kapan kita perlu mengontol
ulang benangnya?
a. 20 hari
b. 30 hari
c. 40 hari
d. 42 hari
14. Kapan sebaiknya Alat Kontrasepsi Dalam Rahim digunakan?
a. Pada saat menstruasi dan pastikan ibu tidak hamil
b. Pada saat setelah berhubungan dengan suami
c. Pada saat ibu sudah mencuragai bahwa sedang hamil
d. Pada saat ibu ingat tidak menggunakan KB
15. Komplikasi apa yang mungkin diderita ibu dengan pemakaian Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim, kecuali?
a. Amenorea/ tidak dapat halangan
b. Kejang
c. Perdarahan yang hebat atau tidak teratur
d. Sehat seperti sebelum menggunakan KB
65

E. Sosial Ekonomi
Berapa penghasilan keluarga dalam 1 bulan?
a. Lebih dari Rp. 1.400.000

b. Kurang atau sama dengan Rp.1.400.000

F. Sumber Informasi
Dari mana anda memperoleh informasi atau pesan sehingga anda memilih
AKDR? (beri tanda X pada pilihan dibawah, bisa lebih dari 1)
a. Bidan Desa
b. Majalah
c. Koran
d. Televisi
e. Radio
f. Keluarga
g. Tetangga/ teman

Terima Kasih
66

TABEL SCORE
N Variabel No Score Hasil Ukur
O Pertanyan 2 0 Iya (score 2 )
Pengguna
1 B 2 0
AKDR Tidak (score 0)
C A B C D Baik total score
1 2 :16 – 20
2 2 (76% s/d 100%)
3 2
4 2
5 2
6 2 Cukup total score :10 – 15
Pengetahuan 7 2 (56% s/d 75%)
2
PUS 8 2
9 2
10 2
11 2 Kurang total score : < 10
(< 56%)
12 2
13 2
14 2
15 2
Tinggi Rendah Tinggi total score 2
Sosial (>Rp. 1.400.000)
3 Ekonomi D Rendah score 0
PUS 2 0 (<Rp. 1.400.000)

Ada
a b c d f g e total score
> 5
pilihan
yang
Sumber
dipilih
4 Informasi E
PUS
1 1 1 1 1 1 1 Tidak ada
total score
≤ 5 pilihan
yang
dipilih
67

TABEL MASTER

GAMBARAN FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASANGAN USIA SUBUR (PUS) DALAM
MENGGUNAKAN METODE ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM (AKDR) DI DESA BABO
WILAYAH KERJA PUSKESMAS BANDAR PUSAKA TAHUN 2013

Independent
Dependent
No
Respo Sosial Sumber
n Pengetahuan Kategori
Ekonomi Info
Ya Tidak Σ
Tingg Renda M NM
h 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 B C K
i
1 √ √ √ 0 2 2 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 2 0 24 √
2 √ √ √ 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 20 √
3 √ √ √ 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 2 0 18 √
4 √ √ √ 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 0 2 2 0 16 √
5 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 √
6 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 28 √
7 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 0 2 2 2 26 √
8 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 0 20 √
9 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 28 √
10 √ √ √ 0 0 2 0 2 2 2 0 2 0 2 2 2 2 2 20 √
11 √ √ √ 0 2 0 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 18 √
12 √ √ √ 2 2 0 0 0 2 0 0 2 2 0 0 0 0 0 10 √
13 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6 √
14 √ √ √ 2 0 0 0 0 2 2 0 0 0 0 2 0 0 0 8 √
15 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 √
16 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 2 2 0 24 √
17 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 28 √
18 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 0 26 √
19 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 2 0 22 √
20 √ √ √ 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 2 2 2 0 18 √
21 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2 2 2 16 √
22 √ √ √ 2 2 0 0 2 2 0 0 2 0 0 0 0 0 0 10 √
68

23 √ √ √ 2 2 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 0 14 √
24 √ √ √ 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 2 16 √
25 √ √ √ 2 2 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 8 √
26 √ √ √ 2 0 0 0 0 0 2 2 0 0 2 0 2 2 2 14 √
27 √ √ √ 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 0 0 10 √
28 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 2 12 √
29 √ √ √ 0 0 2 2 2 2 2 2 0 2 2 0 2 0 2 20 √
30 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 10 √
31 √ √ √ 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 2 √
32 √ √ √ 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 2 14 √
33 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 0 0 16 √
34 √ √ √ 2 2 0 2 2 2 2 2 0 0 2 2 2 0 0 20 √
35 √ √ √ 0 2 2 0 0 2 2 0 0 0 0 2 2 0 0 12 √
36 √ √ √ 2 2 0 0 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 10 √
37 √ √ √ 2 2 2 0 0 2 0 0 2 2 2 2 2 0 0 18 √
38 √ √ √ 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 16 √
39 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 √
40 √ √ √ 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 2 12 √
41 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 14 √
42 √ √ √ 2 2 2 0 2 2 2 0 0 2 2 0 2 2 2 22 √
43 √ √ √ 0 0 2 0 0 2 0 0 2 2 0 0 0 2 0 10 √
44 √ √ √ 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 √
45 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 24 √
46 √ √ √ 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 √
47 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 28 √
48 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 2 24 √
49 √ √ √ 2 0 0 0 2 2 2 2 0 2 0 2 0 2 2 18 √
50 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 28 √
51 √ √ √ 2 2 2 0 0 2 2 0 0 0 2 2 0 0 0 14 √
52 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 0 2 2 0 0 0 2 24 √
53 √ √ √ 2 0 0 0 0 2 0 0 2 2 2 0 0 0 2 12 √
54 √ √ √ 2 0 0 2 0 2 2 2 0 0 2 0 2 2 2 18 √
55 √ √ √ 2 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 √
56 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 20 √
57 √ √ √ 2 2 2 0 0 2 0 0 2 0 0 2 2 2 2 18 √
69

58 √ √ √ 2 2 0 0 2 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 12 √
59 √ √ √ 0 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 2 2 0 10 √
60 √ √ √ 2 2 2 0 0 2 2 2 2 0 0 0 0 0 0 14 √
61 √ √ √ 2 2 2 0 0 2 0 0 0 0 2 0 0 0 0 10 √
62 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 8 √
63 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 0 0 2 0 2 0 2 12 √
64 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 28 √
65 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 2 2 2 2 0 16 √
66 √ √ √ 2 0 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 12 √
67 √ √ √ 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 14 √
68 √ √ √ 2 2 2 0 2 2 2 2 2 0 2 0 0 0 0 18 √
69 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 0 28 √
70 √ √ √ 2 0 0 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 2 24 √
71 √ √ √ 2 0 2 0 0 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 14 √
72 √ √ √ 2 2 2 0 2 0 0 0 2 0 0 2 2 2 0 16 √
73 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 2 2 2 2 2 28 √
74 √ √ √ 2 0 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 0 2 2 14 √
75 √ √ √ 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 2 0 16 √
76 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 0 0 0 10 √
77 √ √ √ 2 0 2 0 0 0 0 0 2 0 0 2 2 0 0 10 √
78 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 30 √
79 √ √ √ 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 2 0 0 14 √
80 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 2 0 0 0 0 10 √
81 √ √ √ 2 2 2 0 0 0 0 0 2 0 0 0 0 0 0 8 √
82 √ √ √ 2 0 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28 √
83 √ √ √ 2 0 2 0 0 0 0 0 2 2 2 2 0 0 0 12 √
84 √ √ √ 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 0 0 0 24 √

Anda mungkin juga menyukai