Anda di halaman 1dari 235

BAB II

MATERI AGAMA ISLAM


A. Tauhid/Ilmu Kalam
1. Rukun Iman
Rukun menurut bahasa berarti pilar,asas atau dasar.sedang iman berarti
keyakinan,jadi rukun iman secara bahasa berarti suatu pilar atau dasar keyakinan
dalam islam yang meliputi beberapa hal.
Sedangkan menurut istilah Rukun Iman berarti meyakini dengan sepenuh
hati, mengucapkan dengan lisan dan di amalkan dengan perbuatan.
Jumlah dari rukun iman yaitu 6 meliputi :
a. Iman kepada ALLOH SWT
Seseorang tidak dikatakan beriman jika orang tersebut belum mengakui atau
mempercayai adanya ALLOH SWT,yang merupakan tonggak atau dasar keimanan
seseorang.
Seseorang dikatakan beriman kepada ALLOH SWT maka orang tersebut
harus mengimani 4 hal ,meliputi:
1) Mengakui dan mempercayai adanya ALLOH SWT.
2) Mengimani RUBBIAH Alloh swt ,yaitu bahwa tiada yang
menciptakan , mengatur , dan menguasai alam semesta ini kecuali
ALLOH swt.
3) Mengimani ULLUHIAH Alloh swt , yaitu bahwa tiada sesutu
yang menjadi sesembahan kecuali ALLOH SWT ,dan
mengingkari sesembahan kecuali ALLOH SWT.
4) Mengimani Asmaul khusna atau semua sifat – sifat ALLOH SWT
b. Iman kepada Malaikat – malaikat ALLOH SWT
Rukun iman yang kedua yaitu mengimani atau mempercayai adanya
makhluk ALLOH yaitu malaikat. Jumlah malaikat Alloh sangatlah banyak
diantaranya yaitu:
1) Malaikat Jibril , memiliki tugas menurunkan wahyu kepada
Nabi dan Rosul
2) Malikat mikail ,memiliki tugas membagi rizky / menurunkan
hujan
3) Malaikat Izroil , memiliki tugas mencabut nyawa makhluk yang
bernyawa.
4) Malaikat rokib , memiliki tugas mencatat amal baik
5) Malaikat ‘atid , memiliki tugas mencatat amal buruk
6) Malaikat Isrofil , memiliki tugas meniup sangkakala
(terompet)tanda hari akhir/kiamat.
7) Malaikat Munkar , memiliki tugas menayai mayat di alam
kubur.
8) Malaikat Nakir , memiliki tugas menanyai mayat di alam kubur
bersama malikat munkar.
9) Malaikat Malik , memiliki tugas menjaga pintu neraka.
10) Malaikat Ridwan , memiliki tugas menjaga pitu surga.
c. Iman kepada kitab – kitab Alloh swt
Rukun iman yang ke tiga yaitu mengimani atau mempercayai bahwa
ALLOH SWT menurunkan firmanNya kepada para Nabi pilihan berupa Kitab.
Mempercayai adanya kitab – kitab sebelum AL-QUR’AN ,kitab – kitab
tersebut adalah :
1) Taurat , diturunkan kepada nabi Musa
2) Zabur , diturunkan kepada nabi Dawud
3) Injil , diturunkan kepada nabi Isa
4) AL-QUR’AN , diturunkan kepada nabi Muhammad saw
AL-qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan ALLOH untuk
menyempurnakan isi dari kitab-kitab sebelumnya, hal ini harus diimani oleh
seorang yang mengaku beriman.
d. Iman kepada Nabi & Rosul
Rukun iman yang empat yaitu mengimani atau mengakui adanya nabi
sebagai utusanNya untuk menjadi perantara antara ALLOH dan para makhlukNya.
Jumlah nabi sangat banyak,hanya Alloh yang tahu akan tetapi yang wajib kita
ketahui ada 25.
e. Iman kepada Hari akhir / Hari kiamat
Rukun iman yang ke empat yaitu mengimani bahwa akan adanya hari
akhir.Kiamat ada dua macam yaitu kiamat sugro dan kiamat qubro.
1) Kiamat sugro adalah kiamat kecil.contohnya adalah kematian.
2) Kiamat kubro adalah hari kehancuran seluruh alam.
f. Iman kepada qodo dan qodar
Rukun iman yang terakhir yaitu iman atau mempercayai adanya qodo dan
qodar.
Apa yang dimaksud dengan qodo dan qodar ?
1) Qodo adalah ketetepan ALLOH SWT terhadap makhluknya
sejak zaman azali sesuai dengan irodat (kehendakNya).
2) Qodar adalah perwujudan dari qodo atau disebut juga dengan
takdir
Demikian penjelasan tentang rukun iman, semogasetelah kita mengetahui
tentang penjelasan rukun islam di atas, kita senantiasa bersyukur dan tidak lupa
dengak kewajiban kita sebagai mahluk ciptaan ALLOH swt.
2. Sifat-sifat Wajib, Mustahil, dan Jaiz bagi Allah
a. Sifat Wajib Bagi Allah
Sifat wajib bagi Allah adalah sifat yang harus ada pada Zat Allah sebagai
kesempurnaan bagi_Nya. Allah adalah Khaliq, Zat yang memiliki sifat yang tidak
mungkin sama dengan sifat-sifat yang dimiliki makhluk_Nya. Zat Allah tidak bisa
dibayangkan sebagaimana bentuk, rupa dan ciri-ciri_Nya. Begitu juga sifat-
sifat_Nya, tidak bisa disamakan dengan sifat-sifat makhluk.
Sifat-sifat wajib bagi Allah itu diyakini melalui akal (wajib aqli) dan
berdasarkan dalil naqli (Al-Qur'an dan Hadits).
Pembagian Sifat-sifat Wajib bagi Allah:
Menurut para ulama ilmu kalam sifat-sifat wajib bagi Allah terdiri atas 20
sifat. Dari 20 sifat itu kelompokkan menjadi 4 kelompok sebagai berikut:
1) Sifat Nafsiyah, yaitu sifat yang berhubungan dengan Zat Allah.
Sifat nafsiyah ini ada satu, yaitu Wujud.
2) Sifat Salbiyah, yaitu sifat yang meniadakan adanya sifat
sebaliknya, yakni sifat-sifat yang tidak sesuai, tidak layak
dengan kesempurnaan Zat_Nya.
3) Sifat Salbiyah ini ada lima, yaitu:
a) Qidam
b) Baqa’
c) Mukhalafatuhu lil-hawadis
d) Qiyamuhu bi nafsihi
e) Wahdaniyyah
4) Sifat Ma’ani, yaitu sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada
Allah. Yang termasuk sifat ma’ani ada tujuh yaitu:
a) Qudrah
b) Iradat
c) Ilmu
d) Hayat
e) Sama
f) Basar
g) Kalam
5) Sifat Ma’nawiyah, adalah kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat
Ma’nawiyah tidak dapat berdiri sendiri, sebab setiap ada sifat
ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Jumlah sifat Ma’nawiyah
sama dengan jumlah sifat ma’ani, yaitu:
a) Qadiran
b) Muridan
c) 'Aliman
d) Hayyan
e) Sami'an
f) Basiran
g) Mutakalliman
h) Sifat-sifat mustahil bagi Allah
b. Sifat Mustahil Bagi Allah
Sifat Mustahil bagi Allah yaitu sifat yang tidak layak dan tidak mungkin ada
pada Allah dan sekiranya terdapat sifat tersebut akan melemahkan derajat Allah.
Pembagian Sifat-sifat Mustahil Bagi Allah:
Sifat-sifat Mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat-sifat wajib bagi
Allah, karena itu jumlahnya sama, yaitu sebanyak 20 sifat. Adapun sifat-sifat
mustahil tersebut adalah sebagai berikut:
1) Sifat Mustahil dari sifat nafsiyah ada satu, yaitu 'Adam.
2) Sifat Mustahil dari sifat Salbiyah ada lima, yaitu:
a) Hudus
b) Fana’
c) Mumatsalatuhu lil-hawadits.
d) Ihtiyajuhu li gairih
e) Ta'addud
3) Sifat mustahil dari sifat ma’ani ada tujuh, yaitu:
a) Ajz
b) Karahah
c) Jahl
d) Maut
e) Samam
f) Umy
g) Bukm
4) Sifat mustahil dari sifat ma’nawiyah ada tujuh, yaitu:
1) Ajizan
2) Mukraham
3) Jahilan
4) Mayyitan
5) Asamm
6) A'ma
7) Abkam
c. Perkara Jaiz bagi Allah
Kata “Jaiz” menurut bahasa berarti “boleh”. Yang dimaksud dengan perkara
jaiz bagi Allah ialah sifat yang boleh dan boleh pula tidak menciptakan wujudnya
si mumkin (makhluk).
Allah bebas dengan kehendak_Nya sendiri tanpa ada yang menghendaki.
Allah boleh saja tidak menciptakan alam ini, jika dia tidak menghendaki alam ini.
Pembagian Perkara Jaiz Bagi Allah:
Berbeda dengan sifat Wajib dan sifat Mustahil, perkara Jaiz bagi Allah
hanya satu, yaitu:
Artinya:”Memperbuat segala sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak
memperbuat-Nya.”
Yang dimaksud dengan sesuatu yang mungkin terjadi adalah sesuatu yang
boleh terjadi dan boleh juga tidak terjadi. Allah bebas menciptakan dan berbuat
sesuatu yang Dia kehendaki.
Perkara Jaiz:
"Annahu la yajibu alaihi ta'ala fi'lu syaiin au tarkuhu" pengertianya:
Sesungguhnya tidaklah wajib bagi Allah di dalam menciptakan wujudnya mungkin
atau tidaklah mustahil bagi Allah di dalam meniadakan wujudnya mungkin.
"Tanazzahuhu ta'ala anil aqrodi fi Af'alihi wa akhkamihi" pengertianya
wajib maha suci Allah mengambil keuntungan dalam pekerjaanya dan wajib maha
suci Allah dari mengambil keuntungan di dalam penetapan hukum hukumnya,
mustahil Allah mengambil keuntungan.
"Laa Ta'tsira li syaiin minal kaanaati biqwwqtihi" pengertiannya wajib tida
membekasi pada tiap tiap mukmin dengan kekuatanya si mungin, mustahil
membekasia pada tiap tiap mumkin dengan kekeuatanya si mungkin.
" La ta'siro li syaiin minal kainati bi thob'ihi" pengertiannya wajib tidak
membekasi bagi tiap tiap si mumkin dengan tabiatnya si mumkin, mustahil
membekasi pada tiap tiap mumkin dengan tabiatnya si mumkin.
"Kudusul "alam basrihi" pengertianya wajib barunya si alam secara
keseluruhan, mustahil qidamnya alamdan di wajibkan juga kepda orang aqil baligh
laki laki dan perempuan untuk meyakini bahwa sesungguhnya Allah
Subhanahuwata'ala itu Wajib bersifatan dengan semua sifat yang sempurna yang
tidak terbatas, mustahil Allah Subhanahuwata'ala dengan sifat kekurangan yang
tidak terbatas.1

3. Kelompok Umat Islam


a. Khawarij
Khawarij berarti orang-orang yang keluar barisan Ali bin Abi Thalib.
Golongan ini menganggap diri mereka sebagai orang-orang yang keluar dari rumah
dan semata-mata untuk berjuang di jalan Allah. Meskipun pada awalnya khawarij
muncul karena persoalan politik, tetapi dalam teapi dalam perkembangannya
golongan ini banyak berbicara masalah teologis. Alasan mendaar yang membuat
golongan ini keluar dari barisan Ali adalh ketidak setujuan mereka terhadap
arbitrasi atau tahkim yang dijalankan Ali dalam menyelesaikan masalah dengan
Mu’awiyah.
1) Menurut keyakinan Khawarij, semua masalah antara Ali dan
Mu’awiyah harus diselesaikan dengan merujuk kepada hokum-
hukum Allah yang tertuang dalam Surah al-Maidah Ayat 44
yang artinya,”Barangsiapa tidak memutuskan dengan apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itulah orang-orang kafir”.
Berdasarkan ayat ini, Ali, Mu’awiyah dan orang-orang yang
menyetujui tahkim telah menjadi kafir karena mereka dalam
memutuskan perkara tidak merujuk Al-Qur’an.
2) Dalam aliran Khawarij terdapat enam sekte penting, yaitu al-
Muhakkimah, al-Azariqah, an-Najdat, al-Ajaridah, asy-
Syufriyah dan al-Ibadiyah.
3) LEBIH SIMPLENYA ALIRAN KHAWARIJ INI ADALAH
ALIRAN YG GAMPANG MENGKAFIRKAN ORANG

b. Murji’ah

1
Masuk islam, 20 Sifat Wajib Allah dan 20 Sifat Mustahi Allah Lengkap dengan Dalil, Arti dan
Penjelasannya (online). Terdapat padahttp://www.masuk-islam.com/20-sifat-wajib-allah-dan-20-
sifat-mustahil-allah-lengkap-dengan-dalil-arti-dan-penjelasannya.html diakses pada tanggal
9/9/2017.
Aliran ini disebut juga Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda
persoalan konflik antara Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan kaum
Khawarij pada hari perhitungan kelak. Oleh karena itu, mereka tidak ingin
smengeluarkan pendapat entang siapa syang benar dan dan siapa yang kafir di
antara ketiga kelompok yang bertikai itu.

Dalam perkembangannya, aliran initernyata tidak dapat melepaskan diri


dari persoalan teologis yang muncul pada waktu itu.ketika itu terjadi perdebatan
mengenainhukum orang yang berdosa besar. Kaum Murji’ah berpendapat bahwa
orang yang berdosa besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia tetap mengakui
Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Pendapat ini
merupakan lawan dari pendapat kaum Khawarij yang menyatakan bahwa orang
Islam yang berdosa besar hukumnya kafir.

Dalam perjalanan sejarahnya, aliran ini aliran ini terpecah menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok moderat dan kelompok ekstrem. Tokoh-tokoh
kelompok moderat adalah Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu
Hanifah dan Abu Yusuf. Kelompok ekstrem terbagu dalam beberapa kelompok,
diantaranya adalah al-Jahamiyah, as-Salihiyah, al-Yunusiyah, al-Ubaidiyah, al-
Gailaniyah, as-Saubariyah, al-Marisiyah dan al-Karamiyah.

c. Syi’ah

Syiah adalah salah satu aliran dalam Islam yang meyakini Ali bin Abi Talib
dan keturunannya sebagai pemimpin Islam setelah Nabi saw. wafat. Para penulis
sejarah Islam berbeda pendapat mengenai awal mula golongan syiah. Sebagian
menganggap Syiah lahir setelah Nabi Muhammad saw. wafat, yaitu pada suatu
perebutan kekuasaan antara kaum Muhajirin dan Anshar.

Pendapat yang palingpopular tentang lahirnya golongan Syiah adalh setelah


gagalnya perundingan antara Ali bin Abi Talib a Mu’awiyah bin Abi Sufyan di
Siffin. Perundingan ini diakhiri dengan tahkim atau arbitrasi. Akibat kegagalan itu,
sejumlah pasukan Ali memberontak terhadap kepemimpinannya dan keluar dari
pasukan Ali. Mereka itu disebut golongan Khawarij atau orang-orang yang keluar,
sedangkan sebagian besar pasukan yang tetap setia kepada Ali disebut Syiah atau
pengikut Ali.

Beberapa sekte aliran Syiah, di antaranya adalah sebagai berikut :

1) Sekte Kaisaniyah

Kaisiniyah adalah sekte Syiah yang mempercayai Muhammad bin Hanafiah


sebagai pemimpin setelah Husein bin Ali wafat. nama Kaisaniyah diambil dari
nama seorang budak Ali yang bernama Kaisan.

2) Sekte Zaidiah

Sekte ini mempercayai kepemimpinan Zaid bin Ali bin Husein Zainal
Abidin sebagai pemimpin setelah Husein Bin Ali wafat. dalam Syiah Zaidiyah,
seseorang dapat diangkat sebagai imam apabila memenuhi lima kriteria. Kelima
kriteria itu adalah keturunan Fatimah binti Muhammad saw. berpengatuhan luas
tentang agama, hidupnya hanya untuk beribadah, berjihad di jalan Allah dengan
mengangkat senjata, dan berani. Selain itu sekte ini mengakui kekhalifahan Abu
Bakar dan Umar bin Khattab.

3) Sekte Imamiyah

Sekte ini adalah golongan yang meyakini bahwa Nabi Muhammad saw.
telah menunjuk Ali bin Abi Thalib menjadinpemimpin atau imam sebagai
pengganti beliau dengan petunjuk yang jelas dan tegas. Oleh karena itu, sekte ini
tidak mengakui kepemimpinan Abu Bakar, Umar, dan Usman. Sekte Imamiyah
pecah menjadi beberapa golongan. Golongan terbesar adalah golongan Isna
Asy’ariyah ata Syiah Duabelas. Golongan kedua terbesar adalah golongan
Ismailiyah.

4. Aliran Agama Islam


a. Qadariyah
Nama Qadariyah berasal dari pengertian bahwa manusia mempunyai
qudrah atau kekuatan untuk melaksanakan kehendaknya dan bukan nberasal dari
pengertian bahwa manusia terpaksa tunduk pada qadar Allah. Dalam sejarah
perkembangan teologi Islam, tidak diketahui secara pasti kapan aliran ini muncul.

Pendiri aliran ini adalah Ma’bad al-Juhani dan Gailan ad-Dimasyqi. Aliran
ini mempunyai pendapat bahwa manusia berkuasa atas perbuatan-perbuatan baik
ataupun jahat. Selain itu, menurut aliran ini manusia mempunyai kemerdekaan atas
tingkah lakunya. Ia berbuat baik ataupun jahat atas kehendaknya sendiri. Degan
demikian, menurut aliran ini manusia diciptakan Allah mempunyai kebebasan
untuk mengatur jalan hidupnyatanpa campur tangan Allah. Oleh karena itu, jika
manusia diberi ganjaran yang baik berupa surga atau disiksa di neraka, semua itu
adalah pilihan mereka sendiri.

b. Jabariyah

Nama Jabariyah berasal dari kata jabara yang mengandung sarti memaksa.
Smenurut al-Syahrastani, Jabariyah berarti menghilangkan perbuatan dari hamba
secara hakikat dan menyandarkan perbuatamn tersebut kepada Allah.

Dalam sejarah tercatat bahwa orang yang pertama kali mengemukakan


paham Jabariyah di kalangan umat Islam adalh al-Ja’ad Ibnu Dirham. Pandangan-
pandangan Ja’ad ini, kemudian disebarluaskan oleh para pngikutnya, seperti Jahm
bin Safwan. Manusia menurut aliran Jabariyah adalah sangat lemah, tidak berdaya,
serta terikat dengan kekuasaan dan kehendak mutlak Tuhan. Manusia tidak
mempunyai kehendak dan kemauan bebas, sebagaimana dimiliki soleh paham
qadariyah. Seluruh tindakan dan perbuatan manusia tidak boleh lepas dari aturan,
scenario, dan kehendak Allah. Segala akibat baik baik dan buruk yang diterima oleh
manusia dalam perjalanan hidupnya adalah merupakan ketentuan Allah. Akan
tetapi, ada kecendrungan bahwa Tuhan bahwa Tuhan lebih memperlihatkan sikap-
Nya yang mutlak, absolute, dan berbuat sekehenak-Nya. Hal ini dapat
menimbulkan paham seolah-olah Tuhan tidak adil. Misalnya, Tuhan menyiksa
orang yang berbuat dosa yang dilakukan orang itu terjadi atas kehendak-Nya.

Baik aliran Qadariyah maupun Jabariyah tampaknya memperlihatkan


paham yang saling bertentangan sekalipun mereka sama-sama berpegang pada Al-
Qur’an. Hal ini memperlihatkan betapa terbukanya kemungkinan terjadinay
perbedaan pendapat dalm Islam.

c. Murjiah

Aliran ini disebut juga Murji’ah karena dalam prinsipnya mereka menunda
persoalan konflik antara Ali bin Abi Thalib, Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dan kaum
Khawarij pada hari perhitungan kelak. Oleh karena itu, mereka tidak ingin
smengeluarkan pendapat entang siapa syang benar dan dan siapa yang kafir di
antara ketiga kelompok yang bertikai itu.

Dalam perkembangannya, aliran initernyata tidak dapat melepaskan diri


dari persoalan teologis yang muncul pada waktu itu.ketika itu terjadi perdebatan
mengenainhukum orang yang berdosa besar. Kaum Murji’ah berpendapat bahwa
orang yang berdosa besar tidak dapat dikatakan kafir selama ia tetap mengakui
Allah sebagai Tuhannya dan Nabi Muhammad saw. sebagai rasul. Pendapat ini
merupakan lawan dari pendapat kaum Khawarij yang menyatakan bahwa orang
Islam yang berdosa besar hukumnya kafir.

Dalam perjalanan sejarahnya, aliran ini aliran ini terpecah menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok moderat dan kelompok ekstrem. Tokoh-tokoh
kelompok moderat adalah Hasan bin Muhammad bin Ali bin Abi Thalib, Abu
Hanifah dan Abu Yusuf. Kelompok ekstrem terbagu dalam beberapa kelompok,
diantaranya adalah al-Jahamiyah, as-Salihiyah, al-Yunusiyah, al-Ubaidiyah, al-
Gailaniyah, as-Saubariyah, al-Marisiyah dan al-Karamiyah.

d. Ahlu Sunnah Wal Jama’ah


Adapun ungkapan Ahlussunah (sering juga disebut sunni) dapat dibedakan
menjadi dua pengertian, yaitu umum dan khusus. Sunni dalam pengertian umum
adalah lawan kelompok syiah. Dalam pengertian ini, Mu’tazilah-sebagaimana juga
Asy’ariayah-masul dalam barisan sunni. Sunni dalam pengertian khusus adalah
mahzhab yang berada dalam barisan Asy’ariyah dan merupakan lawan Mu’tazilah.

Secara etimologis, istilah “Ahlus Sunnah Wal Jamaah” berarti golongan


yang senantiasa mengikuti jejak hidup Rasulallah Saw. dan jalan hidup para
sahabatnya. Atau, golongan yang berpegang teguh pada sunnah Rasul dan Sunnah
para sahabat, lebih khusus lagi, sahabat yang empat, yaitu Abu Bakar As-Siddiq,
Umar bin Khattab, Utsman bin ‘Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Ahlus Sunnah adalah mereka yang mengikuti sunnah Nabi shallallahu


‘alaihi wa sallam dan sunnah shahabatnya radhiyallahu ‘anhum. Al-Imam Ibnul
Jauzi menyatakan tidak diragukan bahwa Ahli Naqli dan Atsar pengikut atsar
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan atsar para shahabatnya, mereka itu
Ahlus Sunnah.

Kata “Ahlus-Sunnah” mempunyai dua makna. Pertama, mengikuti sunah-


sunah dan atsar-atsar yang datangnya dari Rasulullah shallallu ‘alaihi wa sallam
dan para shahabat radhiyallahu ‘anhum, menekuninya, memisahkan yang shahih
dari yang cacat dan melaksanakan apa yang diwajibkan dari perkataan dan
perbuatan dalam masalah aqidah dan ahkam.

Kedua, lebih khusus dari makna pertama, yaitu yang dijelaskan oleh
sebagian ulama di mana mereka menamakan kitab mereka dengan nama As-
Sunnah, seperti Abu Ashim, Al-Imam Ahmad bin Hanbal, Al-Imam Abdullah bin
Ahmad bin Hanbal, Al-Khalal dan lain-lain. Mereka maksudkan (As-Sunnah) itu
i’tiqad shahih yang ditetapkan dengan nash dan ijma’.

Kedua makna itu menjelaskan kepada kita bahwa madzhab Ahlus Sunnah
itu kelanjutan dari apa yang pernah dilakukan Rasulullah shallallahu ‘alaih wa
sallam dan para shahabat radhiyallahu ‘anhum. Adapun penamaan Ahlus Sunnah
adalah sesudah terjadinya fitnah ketika awal munculnya firqah-firqah.

Ada beberapa riwayat hadits tentang firqah atau millah ( golongan atau
aliran) yang kemudian dijadikan landasan bagi firqah ahlussunnah waljamaah.
Sedikitnya ada 6 riwayat hadits tentang firqah/millah yang semuanya sanadnya
dapat dijadikan hujjah karena tidak ada yang dloif tetapi hadits shahih dan hasan.
Dari hadits yang kesimpulannya menjelaskan bahwa umat Rasulullah akan menjadi
73 firqah, semua di nearka kecuali satu yang di surga. itulah yang disebut firqah
yang selamat (‫)الفرقة الناجية‬. Dari beberpa riwayat itu ada yang secara tegas
menyebutkan; ( ‫والجمــاعة‬ ‫الســنة‬ ‫)أهل‬ ahlussunnah waljamaah”. ataub
“aljamaah”. ( ‫الجماعة‬Tetapi yang paling banyak dengan kalimat; “ maa ana alaihi
wa ashhabi” ( ‫ )ماأنا عليه وأصحا‬. baiklah penulis kutipkan sebagian hadits tentang
firqah atau millah:.

Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitabnya Al-Ghunyah li Thalibi


Thariq Al-Haqq, Juz 1, Hal 80 mendefinasikan ASWAJA sebagai berikut;

“yang dimaksudkan dengan sunnah adalah apa yang diajarkan oleh


Rasulullah SAW (meliputi ucapan,perilaku serta ketetapan Baginda). Sedangkan
yang dimaksudkan dengan pengertian jemaah adalah sesuatu yang telah disepakati
oleh para sahabat Nabi SAW pada masa Khulafa’ Al-Rasyidin yang empat yang
telah diberi hidayah oleh Allah SWT”.

Dalam sebuah hadis dari Abu Hurairah RA, Sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda,

“Akan terpecah umat Yahudi kepada 71 golongan, Dan terpecah umat


Nasrani kepada 72 golongan, Dan akan terpecah umatku menjadi 73 golongan.
Semuanya akan dimasukkan keneraka kecuali satu. Berkata para sahabat : Wahai
Rasulullah, Siapakah mereka wahai Rasulullah ?. Rasulullah menjawab : Mereka
yang mengikuti aku dan para sahabatku”. (HR Abu Daud,At-Tirmizi, dan Ibn
Majah)
Dari pengertian hadits diatas dapat difahami dan disipulkan sebagai berikut:
Penganut suatu agama sejak sebelum Nabi Muhammad (Bani Israil) sudah banyak
yang ‘menyimpang’ dari ajaran aslinya, sehingga terjadi banyak interpretasi yang
kemudian terakumulasi menjadi firqah-firqah.

Umat Nabi Muhammad juga akan menjadi beberpa firqah. Namun berapa
jumlahnya? Bilangan 73 apakah sebagai angka pasti atau menunjukkan banyak,
sebagaimana kebiasaan budaya arab waktu itu?.

Bermacam-macam firqah itu masih diakui oleh Nabi Muhammad SAW


sebagai umatnya, berarti apapun nama firqah mereka dan apaun produk pemikiran
dan pendapat mereka asal masih mengakui Allah sebagai Tuhan, Muhammad
sebagi Nabi dan ka’bah sebagai kiblatnya tetap diakui muslim. Tidak boleh di cap
sebagai kafir. ‘lahu ma lana wa alaihi ma alainaa.’

Pengertian semua di nereka kecuali satu, yaitu mereka yang tidak persis
sesuai dengan sunnah Nabi dan para sahabatnya akan masuk neraka dahulu tapi
tidak kekal didalmnya yang nantinya akan diangkat ke surga kalau masih ada secuil
iman dalam hatinya. Sedangkan yang satu akan langsung ke surga tanpa mampir di
neraka dahulu.
‫(الفرقة النـاجية‬kelompok yang selamat) adalah mereka yang mengikuti sesuai apa
yang dicontohkan Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya ( ‫)ماأناعليه وأصحـابه‬
yang mungkin berada di berbagai tempat, masa dan jamaah. tidak harus satu
organisasi, satu negara, satu masa atau satu partai dan golongan.

Istilah ahlu sunnah dan jamaah ini timbul sebagai reaksi terhadap paham-
paham gilongan Muktazilah, yang telah dikembangkan dari tahun 100 H atau 718
M. Dengan perlahan-lahan paham Muktazilah tersebut memberi pengaruh kuat
dalam masyarakat Islam. Pengaruh ini mencapai puncaknya pada zaman khalifah-
khalifah Bani Abbas, yaitu Al-Makmun, Al-Muktasim, dan Al-Wasiq (813 M-847
M). Pada masa Al-Makmun, yakni tahun 827 M bahkan aliran Muktazilah diakui
sebagai mazhab resmi yang dianut negara.
Ajaran yang ditonjolkan ialah paham bahwa Al-Qur’an tidak bersifat qadim,
tetapi baru dan diciptakan. Menurut mereka yang qadim hanyalah Allah. Kalau ada
lebih dari satu zat yang qadim, berarti kita telah menyekutukan Allah. Menurut
mereka Al-Qur’an adalah makhluk yang diciptakan Allah. Sebagai konsekuensi
sikap khalifah terhadap mazhab ini, semua calon pegawai dan hakim harus
menjalani tes keserasian dan kesetiaan pada ajaran mazhab.

Mazhab ahlu sunnah wal jamaah muncul atas keberanian dan usaha Abul
Hasan Al-Asy’ari. Ajaran teologi barunya kemudian dikenal dengan nama Sunah
wal Jamaah. Untuk selanjutnya Ahli Sunah wal jamaah selalu dikaitkan pada
kelompok pahan teologi Asy’ariyah ataupun Maturidiyah.

Asy’ariyah banyak menggunakan istilah Ahlus Sunnah wal Jamaah ini.


Kebanyakan di kalangan mereka mengatakan bahwa madzhab salaf “Ahlus Sunnah
wa Jamaah” adalah apa yang dikatakan oleh Abul Hasan Al-Asy’ari dan Abu
Manshur Al-Maturidi. Sebagian dari mereka mengatakan Ahlus Sunnah wal
Jamaah itu Asy’ariyah, Maturidiyah,dan Madzhab Salaf.2

5. Fenomena-fenomena Keagamaan
a. Orang yang mengaku Nabi/Malaikat
Hukum bagi seseorang yang mengaku-ngaku Nabi atau Rasul adalah kafir,
keluar dari Islam. Atau dengan kata lain murtad bila sebelumnya dia muslim, dan
harus dibunuh oleh penguasa bila ia tidak bertobat sebagaimana dibunuhnya
Musailamah Al-Kadzdzab dan Al-Aswad Al-’Anasi. Nabi n bersabda:
ُ‫فَا ْقتُلُوه‬ ُ‫دِي َنه‬ ‫بَدَّ َل‬ ‫َم ْن‬
“Barangsiapa yang mengganti agamanya maka bunuhlah dia.” (Shahih, HR. Al-
Bukhari)
Dengan perbuatannya, ia telah mengganti agamanya walaupun tetap berbaju
Islam.

2
Azzein Thea, Apa itu Syiah, Khawarij, Murjiah, Qadariyah, Jabariyah, Mu’tazilah dan Ahlus
Sunnah Wal Jamaah (online). Terdapat pada http://azzein.wordpress.com/2014/08/10/apa-itu-
aliran-syiahkhawarij-murjiah-qadariyah-jabariyah-mutazilah-dan-ahlusunah-waljamaah/ diakses
pada tanggal 9/9/2017.
Dia dihukumi kafir, karena dengan pengakuannya sebagai Nabi berarti ia
telah mendustakan ayat-ayat Allah l dan hadits-hadits Nabi n yang shahih bahkan
mutawatir dalam hal tertutupnya kenabian dan kerasulan dengan Nabi Muhammad
bin Abdillah Al-Qurasyi. Pada kesempatan sebelum ini, telah kami nukilkan ucapan
sejumlah ulama yang menghukuminya sebagai kafir, semacam ucapan Abu
Hanifah, Al-Qadhi ‘Iyadh, dan ulama-ulama India.
Orang yang meyakini kenabian nabi-nabi palsu tersebut juga kafir, dengan alasan
yang sama.
Adapun orang yang sekadar mendukung atau melindungi mereka atau ridha tehadap
bid’ah mereka, maka mereka mendapat laknat dari Allah l. Dalam hadits
disebutkan:
‫ُمحْ ِدثًا‬ ‫َآوى‬ ‫َم ْن‬ ُ‫هللا‬ َ‫لَعَن‬
“Allah melaknati orang yang melindungi orang jahat.” (Shahih, HR. Muslim dari
Ali bin Abu Thalib z)
Dia harus dihukum dengan hukuman yang setimpal agar jera dari perbuatannya
tersebut.
Oleh karena itu, kami mengingatkan setiap muslim bahwa dirinya
bertanggung jawab di hadapan Allah l dalam mengingkari segala kesesatan. Di
antara kesesatan terbesar adalah semacam kesesatan Ahmadiyah. Nabi n bersabda:
‫ان‬ ِْ ‫ف‬
ِ ‫اْلي َم‬ ْ َ‫ َوذَلِكَ أ‬،‫ فَإ ِ ْن لـَ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِقَ ْلبِ ِه‬،‫سانِ ِه‬
ُ َ‫ضع‬ َ ‫ فَإ ِ ْن لَـ ْم يَ ْست َِط ْع فَبِ ِل‬،ِ‫َم ْن َرأَى ِم ْن ُك ْم ُم ْنك ًَرا فَ ْليُغَيِ ِّْرهُ بِ َي ِده‬
“Barangsiapa di antara kalian melihat sebuah kemungkaran maka hendaklah dia
ubah dengan tangannya. Bila tidak mampu, maka dengan lisannya. Dan bila tidak
mampu maka dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman.” (HR. Muslim dari
Abu Sa’id Al-Khudri z)
Sebab-sebab Pengakuan Kenabian
Munculnya pengakuan kenabian dilatarbelakangi oleh banyak sebab. Di antaranya:
1) upaya jahat terhadap agama Islam
2) upaya memperoleh kekayaan
3) mencari kepemimpinan atau popularitas
4) unsur fanatik terhadap golongan atau suku atau sebab-sebab
lain. Bisa jadi, seseorang mengaku nabi karena sebab itu
semua.3
b. Aliran kepercayaan (Sunda Wiwitan)

Sunda wiwitan adalah agama. Maka dalam pandangan Islam dia adalah kafir
karena posisi agamanya itu diluar Islam. Disebut pula agama Cigugur karena lahir
dan berpusat di Cigugur Kuningan. Ada hal yang perlu diungkap, apakah
munculnya agama Sunda wiwitan ada kaitannya dengan seorang tokoh yang
namanya Madrais atau tidak? Karena Sunda wiwitan erat kaitannya dengan
Madrais, bahkan ada juga yang menyebut agama Madrais atau agama Jawa Sunda
sebagaimana penjajah Belanda menyebutnya kepada kelompok Madrais ini.

Mari kita ungkap riwayat hidup Madrais yang nama lengkapnya Madrais
Sadewa Alibassa Kusumah Wijaya Ningrat hidup sekitar tahun 1832 sampai 1939,
Madrais sebenarnya nam pesantren yang dia dirikan di Cigugur yang sekarang
menjelma menjadi Paseban, nama Madrais adalah kependekan dari Muhammad
Rois. Dari berbagai informasi, Madrais masih memiliki hubungan darah dengan
Kepangeranan (keraton) Gebang. Seorang putera kandung raja Gebang yang
bangunan keratonnya dibumihanguskan kolonial Belanda. Ayahnya pangeran
Alibassa cucu dari pangeran Sutajaya Upas menantu pangeran
Kasepuhan keturunan ke-8 dari Sunan Gunung Jati. Karena keadaan genting
dikejar-kejar Belanda maka oleh ibunya, anak yang belum genap satu tahun itu
kemudian diselamatkan dan disembunyikan di Cigugur supaya luput dari kejaran
Belanda.

Madrais menjelma menjadi pribadi yang memiliki kepekaan rasa, kehalusan


budi, kepedulian sosial, memiliki cinta yang tinggi terhadap budaya dan
menjunjung tinggi kedaulatan bangsa. Madrais dewasa sangat prihatin dengan nasib

3
Asy Syariah, Hukum Seseorang yang Mengaku-ngaku Nabi dan Rasul (online). Terdapat pada
http://asysyariah.com/hukum-seseorang-yang-mengaku-ngaku-nabi-dan-rasul/ diakses pada
tanggal 9/9/2017.
bangsanya yang berada dalam cengkeraman kaum penjajah. Ia kemudian membuat
semacam komunitas atau jamaah untuk selanjutnya ia didik dengan cara pandang
yang memiliki kepedulian dan anti penjajahan. Komunitas itu ia wadahi dalam satu
lembaga bernama perguruan (paguron), ada juga yang menyebutnya dengan
pesantren.

Selama hidupnya, pangeran keturunan Kepangeranan Gebang Kinatar


(sekarang lokasinya di Losari, Cirebon, Jawa Barat) itu pernah dibuang penjajah
Belanda ke Tanah Merah, Maluku (1901-1908). Belanda menuduh Madrais telah
menyebarkan ajaran sesat padahal Belanda khawatir dengan pengaruh Madrais
yang semakin meluas dalam membangun perlawanan kepada Belanda melalui
ajaran Islam yang disebarkannya. Namun tokoh ini berhasil pulang ke kampung
halaman, di Cigugur, dan kembali mengajarkan Islam kepada rakyat dan
mengajarkan pentingnya hidup sebagai orang yang mandiri dan mencintai sesama.

Salah satu ajaran Madrais yang popular di kalangan penganut Sunda


komunitasnya adalah makan dan minumlah dari hasil keringat sendiri. Satu pesan
yang menganjurkan untuk tidak mudah menerima uluran belas kasihan orang lain
kecuali dari kerja keras. Orang yang tidak senang dengan Madrais, ajaran ini
dipelintir sehingga berkesan tokoh ini mengharuskan para pengikutnya untuk
menghisap keringat sang guru.

Madrais didalam membentuk komunitas yang diwadahi dengan pesantren,


maksudnya membina masyarakat untuk mandiri dan memiliki keberanian untuk
menentang penjajah dan mengajarkan Islam sebagai pokok ajarannya. Hanya
strategi dia supaya kaum penjajah tidak curiga maka ajaran Islam [Qur’an dan
hadits] disampaikan dalam tulisan Jawa Sunda yaitu tulisan ha, na, ca, ra. ka dst.
Sehingga komunitas Madrais disebut agama Jawa Sunda yang sekarang disebut
Sunda Wiwitan. Akan tetapi, pada waktu itu ajaran Madrais adalah Tauhid hanya
Allah yang wajib di sembah.
Sepeninggal Madrais tahun 1939 kominitas ini dilanjutkan dipimpin oleh
putranya bernama pangeran Tedja Buana Alibassa sampai tahun 1958. Komunitas
Madrais ini berubah dan dipandang sebagai aliran kepercayaan baik oleh
masyarakat maupun oleh pemerintah, karena pangeran Tedja Buana mengajarkan
Islam dengan menggunakan aksara dan bahasa Jawa-Sunda, yang dikenal sebagai
agama Jawa Sunda. Hal ini merupakan kelanjutan metode Kiayi Madrais, kemudian
dilanjutkan oleh Ratu Siti Djenar Alibassa puteri Raden Tedja Buana dari istri
pertama karena pangeran Tedja pindah ke Cirebon.

Tahun 1964 oleh kelompok tertentu, komunitas Muslim yang mendapat


julukan agama Jawa Sunda ini difitnah sebagai komunitas PKI (komunis). Dan
kelompok Muslim lainnya terprovokasi dan menyerangnya. Akhirnya, komunitas
keturunan Madrais ini terpecah menjadi 3. Pertama, ada yang tetap sebagai Muslim,
tetapi kajiannya mengikuti Muslim lainnya yakni mengkaji Qur’an tanpa
menggunakan aksara dan bahasa Jawa Sunda, karena dipandang tak usah pakai
siloka lagi dalam mempelajari Islam karena sudah merdeka.

Kedua, ada juga yang masuk agama Protestan dan yang terbesar masuk
agama Katolik, termasuk pangeran Tedja Buana dan keturunannya karena merasa
takut mendekati kelompok Muslim lainnya yang terus mengejar, dan kalau tidak
beragama takut oleh negara dimasukan kelompok komunis sebagai mana isu yang
berkembang. Pada saat yang bersamaan, para misionaris Katolik berhasil
memanfaatkan konflik yang terjadi. Mulai saat itu, Cigugur berubah menjadi
kampung Katolik, lambat laun berdiri tegak gereja dan yang masuk Katolik
semakin bertambah, bahkan kawin silang antara Muslim dengan katolik sudah
terbiasa, yang akhirnya anak-anaknya ada yang Muslim ada pula yang katolik

Tahun 1970 kekuasaan Ratu Siti Djenar direbut paksa oleh Raden Djati
Kusumah Alibassa, putra Raden Tedja Buana dari istri keduanya, tahun 1980. Djati
Kusumah keluar dari Katolik dan mendirikan aliran bernama PACKU
(Perkumpulan Aliran Cara Karuhun Urang). Tetapi, tahun 1982 dibekukan oleh
KEJATI Jabar dengan SK pembekuan no.42 dan dinyatakan sebagai aliran sesat,
setelah PACKU dibekukan Djati Kusumah mendirikan aliran AKUR [Aliran
Karuhun Urang], dan sekarang diganti menjadi Sunda Wiwitan yang menyatakan
bukan aliran tetapi agama Sunda Wiwitan.

Untuk mempertahankan pengaruhnya, maka Djati Kusumah selalu


mengkaitkan dengan Madrais dan seolah alirannya tersebut adalah kelanjutan dari
ajaran Madrais, sehingga kalau dulu Madrais dicitra burukan oleh Belanda sebagai
pendiri dan penyebar agama Jawa Sunda, dikarenakan ajaran Islam yang
disampaikan dalam tulisan dan bahasa Jawa Sunda, kalau sekarang madrais dicitra
burukan ooleh cucunya sendiri yang menyebutkan bahwa Madrais adalah pendiri
dan penyebar agama Sunda Wiwitan, dan berkelanjutan diteruskan oleh Djati
Kusumah, sehingga masyarakat Muslim terutama sangat berpandangan negatif
kepada Kiayi Madrais.

Kita mendengar bahwa Sunda Wiwitan ini adalah ageman (pegangan)


kepercayaan masyarakat Baduy Kab. Lebak Banten, apakah ada kaitannya Sunda
Wiwitan Djati Kusumah dengan Sunda Wiwitan masyarakat Baduy?

Dahulu, pada waktu Madrais hidup di Cigugur tegak pesantren dan tegak
sebuah mesjid, tetapi sekarang pesantren dan mesjid itu lenyap dan di atasnya tegak
sebuah bangunan namanya Paseban. Keberadaan Paseban Tri Panca Tunggal ini
menjadi penting untuk melestarikan ajaran-ajaran yang telah ditanamkan para
pendahulu.

Ritual-ritual penting ajaran komunitas ini berlangsung di komplek Paseban.


Salah satu kegiatan tahunan yang digelar dengan cukup meriah, dan melibatkan
berbagai komunitas adalah upacara Seren Taun. Perhelatan ini dilakukan setahun
sekali, dalam rangka menyongsong datangnya Tahun Baru Saka dalam hitungan
kalender Jawa-Sunda. Motivasi pagelaran ini adalah mensyukuri nikmat dan
karunia yang telah diberikan oleh Tuhan kepada kita semua. Di event ini, sebagian
masyarakat Cigugur bergotong-royong membawa hasil bumi mereka untuk diarak
dalam satu episode pawai yang meriah.
Di komplek gedung Paseban TPT, juga tinggal para penganut ajaran Sunda
Wiwitan yang terdiri dari remaja, dewasa hingga orang tua. Mereka biasa disebut
sebagai warga atau sawarga, yang berarti keluarga. Ini merupakan ekspresi dari
pemahaman ajaran yang mereka yakini: setiap manusia bersaudara. Mereka yang
tinggal di Paseban menjadi satu kesatuan dalam keluarga. Di sinipun dibangun
sekolah menengah pertama (SMP) Trimulya sejak tahun 1958, sebagai tempat
belajar warga Paseban TPT, yang juga dibuka umum.

Para penganut ajaran Sunda Wiwitan tersebar di beberapa kota, dan


kabupaten di Jawa Barat, dan tidak menutup kemungkinan juga di Jawa Tengah dan
Jawa Timur serta D.I. Yogyakarta. Namun kegiatan ritual budaya dan keagamaan
komunitas ini berpusat di Cigugur. Gedung Paseban Tri Panca Tunggal (TPT),
semacam keraton yang berfungsi sebagai sentra kegiatan keagamaan, budaya,
hingga berfungsi sebagai tempat belajar dalam menjalani kehidupan. Di gedung
Paseban tinggal keluarga keturunan Madrais yang sekaligus menjadi pimpinan
warga adat. Pangeran Jatikusuma adalah ketua warga adat pimpinan agama Sunda
Wiwitan saat ini.

Hati-hati kaum Muslimin atas gerakan pemurtadan yang dilakukan oleh


kafir sunda wiwitan dan mari kembalikan paseban untuk kembali menjadi pesantren
dan mesjid dan tegaknya syi’ar Islam di Cigugur, yang sekarang dikuasai agama
Sunda Wiwitan dan Katolik.4

c. Informasi berbau mistik/kemusyrikan


Dalam ilmu komunikasi media, terutama yang terkait dengan media
elektronik seperti televisi, dedikitnya ada tiga dampai yang ditimbulkan acara
televisi terhadap pemirsa-nya;

4
Suryana Nurfatwa, Mengungkap Asal Usul Agama Sunda Wiwitan (online).terdapat pada
http://www.voa-islam.com/read/citizens-jurnalism/2014/10/17/33436/mengungkap-asal-usul-
agama-sunda-wiwitan/#sthash.HHL3yuKJ.dpbs diakses pada tanggal 9/9/2017.
1) Dampak kognitif yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa
untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi
yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
2) Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendi aktual
yang ditayangkan televisi.
3) Dampak prilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial
budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan
dalam kehidupan sehar-hari.

Dampak-dampak di atas jika dikaitkan dengan fenomena tayangan mistik


jelas sangat berhubungan. Bagaimana pun tayangan mistik akan berdampak negatif
yang besar bagi penontonnya, tidak hanya pada anak-anak, akan tetapi para orang
dewasa pun secara tidak disadari akan terasuki. Karena jika kita renungkan, hal ini
memang wajar, karena memang sangat tipis batas antara mempercayai keberadaan
mereka sebagai makhluk Allah dengan mempercayai sepenuhnya bahwa mereka
bisa memasuki dan mengendalikan kehidupan manusia. Sehingga tak
mengherankan kalo pada akhirnya tayangan tersebut mempengaruhi kehidupan
pemirsanya. Akibatnya, kepercayaan kepada Allah Swt. kian memudar, sementara
kepercayaan kepada para dukun dan paranormal semakin kuat. Ini akan merusak
akidah umat dan tentunya tidak mendidik.
Yang sungguh ironi adalah sampai saat ini belum ada 'kekuatan yang
mampu menghentikan tayangan mistik di televisi kita. Protes atau himbauan dari
berbagai kalangan masyarakat masih kalah dari kekuatan uang. Sebagai pemirsa,
mungkin kita hanya bisa mengandalkan akal sehat dan iman tegar agar terhindar
dari tayang setan itu.

Jangankan kita sebagai pemirsa, lembaga keagamaan pemerintah negeri ini


yakni MUI bahkan telah melayangkan surat kepada pengelola televisi yang ada agar
menghentikan tayangan-tayangan yang bisa mengakibatkan kemusyrikan itu. Tapi
hasilnya pun ternyata nihil. Menurut hasil pengamatan MUI, kisah-kisah misteri itu
bisa merusak moral masyarakat. "Bisa membuat orang menjadi musyrik karena
percaya pada benda atau orang yang bisa memberi manfaat kepada dirinya,"
Tidak hanya MUI yang risau, kalangan pendidik pun demikian. Pengamat
pendidikan Dr. Arief Rachman Hakim, mengatakan, acara misteri di televisi sama
sekali tidak mengandung unsur pendidikan dan cenderung membodohi masyarakat.
Acara-acara itu, menurut Arief, membuat masyarakat terbiasa dengan hal-hal
mistis, klenik dan tahayul, karena itu sangat berbahaya jika diteruskan. Komnas
Anak, yang diketuai oleh Seto Mulyadi, pernah melakukan kajian soal dampak dari
tayangan jenis ini. Hasilnya, menurut lembaga itu, anak-anak yang menggemari
tayangan misteri umumnya memiliki masalah mental.

Agustus tahun 2007, Afdal Makuraga dari Media Watch pernah


menegaskan, apa pun alasannya, tayangan yang ber-tema alam gaib tetap harus
dianggap sebagai bagian pembodohan publik. Afdal menilai, sama sekali tidak ada
aspek pembelajaran yang bisa dipetik dari tayangan sernacam itu. Akan tetapi,
malah membuat masyarakat berpikir instan untuk mencapai hasil tanpa mau bekerja
keras. "Dalam situasi transisi, jangan terlalu berharap pada kearifan masyarakat
untuk memberi nilai siaran seperti itu. Masyarakat yang sedang gamang, lalu
dijejali pikiran menyesatkan bukannya makin arif, tetapi justru makin tidak
beradab,"

Lebih lanjut menurut Afdal, pihaknya sudah beberapa kali memberikan


masukan dan peringatan kepada para pengelola TV akan terjadinya bahaya
kemerosotan daya nalar masyarakat akibat tayangan alam gaib. "Namun, para
pemilik TV tetap acuh tak acuh," katanya. Afdal menilai, semua itu karena
pengelola stasiun televisi sudah terjerat arus kapitalisme dan paham mate-rialistis.
Ide-ide mencerdaskan bangsa yang dulu melatarbelakangi pendirian stasiun televisi
jadi terlanggar oleh dorongan meraup keuntungan.

Bahkan tidak ketinggalan, pakar sosiologi UI yakni Imam Prasodjo. Imam


Prasodjo juga ikut peduli mengomentari maraknya tayangan mistik. Menurutnya,
tayangan ini bisa mengakibatkan masyarakat menjadi terbiasa dengan hal-hal yang
tidak produktif dan irasional. Tayangan ini juga menyuburkan perklenikan dan
perjudian.
Bahkan sungguh ironi, tayangan yang merusak itu bukan hanya monopoli
televusi. Media cetak, bahkan yang mengusung nama dan label Islam-pun
menampilkan cerita-cerita rnistik berbau syirik sebagai sajian utama. Saat ini
setidaknya ada lima media (majalah berukuran kecil) yang "menjual" tema ini
walau mereka membungkusnya dengan sajian dakwah Islamiyah.

Media seperti ini sungguh digandrungi masyarakat, khususnya umat Islam.


Konon, oplah majalah-majalah jenis itu sudah menyentuh tiras 1 juta eksemplar
setiap kali terbit.

Sikap Kita :

Menyikapi maraknya tayangan mistik saat ini, sebagai orang yang


mengimani Al Quran, perlu kiranya menyimak pesan-pesan Kitab Suci itu, bahwa
masalah gaib itu hanyalah menjadi wilayah Allah. Rasulullah Saw saja mengaku
tidak memiliki otoritas menerangkannya kecuali hal-hal (gaib) yang sudah
diwahyukan Allah dan kemudian menjadi teks Al-Qur’an.

Artinya: "Katakanlah: "Aku tidak menyatakan kepadamu, bahwa perbendaharaan


Allah ada padaku, dan tidak (pula) aku mengetahui yang gaib dan tidak mengatakan
kepadamu bahwa, aku seorang malaikat. Aku tidak mengikuti, kecuali apa yang
diwahyukan kepadaku. Katakanlah: "Apakah sama orang yang buta dengan orang
yang melihat?"Maka apakah kamu tidak memikirkan (nya)?". (QS: Al An’aam :
50)

Artinya: "...Dan pada sisi-sisi Allah-lah, kunci-kunci semua yang gaib; Tak ada
yang mengetahui kecuali Dia sendiri, dan Dia mengetahui apa yang di daratan dan
di lautan, dan tiada seheiai daunpun yang gugur melainkan Dia mengetahui dan
tidak jatuh sebutir biji pun dalam kegelapan bumi dan tidak sesuatu yang basah atau
yang kenng, melainkan tertulis, dalam kitab yang nyata (LauhMahfuz)”. (QS: Al
An'aam : 59).
Jika kita tinjau dari sudut hukum Islam sendiri sangat jelas bahwa
penayangan seperti itu diharamkan, karena : Pertama, tayangan mistik seperti itu
mempersubur kemusyrikan, membuat manusia lebih takut kepada setan, khurafat
dan tahyul daripada takut kepada Allah. Padahal tidak ada yang bisa memberi
manfaat dan mudharat di dunia ini kecuali hanya Allah (QS. Az-Zumar : 38), tidak
ada daya dan kekuatan kecuali hanya dari Allah. Kedua, tayangan mistik seperti itu
adalah bentuk pembodohan masyarakat, hanya membuat bangsa semakin jumud
dan terbelakang. Ketiga, tayangan seperti itu sarat dengan praktek perdukunan.
Dengan maraknya penayangan kisah-kisah mistik, maka praktek-praktek
perdukunan juga semakin marak. Sedangkan perdukunan juga diharamkan dalam
Islam. Dan keempat, rezeki yang dihasilkan dari usaha yang diharamkan, maka
rezeki itu juga haram dan tidak diberkahi Allah. Oleh karenanya penayangan
kemusyrikan itu mestilah dihilangkan karena tidak ada manfaatnya selain mudharat
dunia-akhirat.

Makhluk ghaib seperti setan hendaknya tidak menjadi komoditas bisnis


yang menguntungkan sepihak dan membodohi pihak lain. Penciptaan setan atau
sejenisnya oleh Allah jelas mempunyai hikmah yang tak sedikit. Di antara hikmah
diciptakannya setan ialah : Pertama, Untuk menguji keimanan dan komitmen
manusia beriman terhadap perintah Allah. Karena setiap orang yang mengaku
beriman kepada Allah pasti akan diuji (QS. Al-’Ankabuut :2). Jika dengan godaan
setan seorang mukmin tetap istiqamah dengan keimanannya, maka derajatnya akan
ditinggikan oleh Allah dan hidupnya akan bahagia. Tetapi jika ia tergoda dan
mengikuti ajakan setan, derajatnya akan jatuh, hina kedudukannya dan dipersulit
hidupnya oleh Allah. (QS. Fushshilat : 30-31).

Kedua, Menguji keikhlasan manusia beriman dalam mengabdi kepada


Allah. Allah SWT menjelaskan bahwa Dia menciptakan jin dan manusia tidak lain
supaya mereka mengabdi kepada-Nya (QS. Adz-Dzariyaat : 56). Kemudian setan
datang menggoda manusia, membangkit-bangkitkan syahwat kepada kenikmatan
duniawi, rnembisikkan ke dalam hatinya angan-angan kosong dan keraguan, supaya
manusia lupa terhadap tujuan dan tugas hidupnya di dunia.
Jika manusia tetap sadar akan tujuan dan tugas hidupnya di dunia, dia akan tetap
ridha menjadi hamba Allah dan mengabdi kepada-Nya. Terhadap hamba Allah
seperti ini, setan tidak akan rnampu menggodanya (QS. Al-Hijr : 40). Tetapi jika
manusia tergoda, pada gilirannya ia akan menjadi hamba setan.

Ketiga, Untuk meningkatkan perjuangan di jalan Allah. Sebab tanpa ada


setan yang memusuhi kebenaran, maka tidak akan ada semangat perjuangan (jihad)
untuk mempertahankan kebenaran. Sedangkan jihad di jalan Allah juga merupakan
bukti penting manusia beriman dan ridha sebagai hamba Allah.

Keempat, Allah hendak memberi pahala yang lebih besar kepada para
hamba-Nya. Semakin besar godaan setan kepada manusia dan dia mampu
menghadapinya dengan baik, maka semakin besar pahalanya di sisi Allah (QS. Ali
Imran : 195).

Kelima, Agar manusia waspada setiap saat, selalu memperbaiki kesalahan,


meningkatkan kualitas ibadah dengan bertaqarrub kepada Allah.Karena setan
senantiasa mengintai kelengahan manusia. Sekejap saja manusia lengah, setan akan
masuk, lalu mengacaukan hati dan syahwat. Tapi orang yang selalu waspada, akan
senantiasa ingat kepada Allah sehingga setan tidak punya kesempatan untuk
mengganggunya5

B. Fiqih
1. Rukun Islam
a. Membaca dua kalimat syahadat

Rukun Islam yang pertama adalah mengucap dua kalimat syahadat.


Syahadat merupakan kalimat tauhid yang wajib diucapkan oleh lisan, dibenarkan
dalam hati, dan diamalkan melalui perbuatan. Jika syahadat hanya diucapkan

5
K. Muhammad Hakiki, Fenomena Tanyangan Mistik di Media (online).terdapat pada
http://mhakicky.blogspot.co.id/2011/01/fenomena-tayangan-mistik-di-media.html diakses pada
tanggal 09/09/2017.
namun tidak diamalkan atau dibenarkan oleh hatinya, maka tidak adaa artinya sama
sekali. Adapun bacaannya syahadatain yaitu:

Artinya: “Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi
bahwa nabi Muhamad adalah utusan Allah.”
b. Mendirikan Sholat
Rukun Islam yang ke dua ialah mendirikan atau mengerjakan sholat. Sholat
wajib yang harus dilaksanakan umat Muslim adalah sholat fardhu lima waktu dalam
sehari semalam. Ibadah yang paling pokok dan utama adalah sholat lima waktu.
Artinya: “Perjanjian antara kami dan mereka (orang kafir) adalah shalat.
Barangsiapa meninggalkannya maka dia telah kafir.” (HR. Ahmad, Tirmidzi, An
Nasa’i dan Ibnu Majah)
Inilah pembeda antara orang kafir dan orang Islam, yakni sholat. Karena
sholat merupakan tiangnya agama dan merupakan ibadah yang pertama kali dihisab
kelak di yaumil akhir.
c. Membayar Zakat
Sebagai orang Islam, diwajibkan bagi kita untuk membayar zakat. Setiap
umat Islam diwajibkan membayar zakat fitrah yang dibayar setahun sekali untuk
membersihkan dan mensucikan diri. Harta benda yang kita miliki pun harus
dizakati sesuai dengan syarat dan ketentuannya.
d. Menunaikan Puasa
Berpuasa yang diwajibkan atas umat Islam ini adalah puasa pada bulan suci
Ramadhan. Semua umat Muslim yang telah baligh dan berakal sehat diwajibkan
untuk menunaikan puasa selama satu bulan penuh. bagi yang berhalangan atau
wanita yang sedang haidh, nifas atau sakit yang mengharuskan untuk tidak boleh
berpuasa, maka diwajibkan membayarnya di lain hari atau membayar fidyah yang
telah ditentukan.
e. Naik Haji Jika Mampu
Rukun Islam yang ke lima adalah menunaikan ibadah haji jika mampu.
Wajib seumur hidup sekali, sedangkan yang selebihnya adalah sunnah.
Artinya: “Mengerjakan haji adalah kewajiban manusia terhadap Allah, yaitu (bagi)
orang yang sanggup mengadakan perjalanan ke Baitullah.” (QS. Al-Imran: 97)
Mampu yang dimaksud adalah sehat secara fisik, memiliki kemampuan
dalam hal biaya untuk bekal dan perjalanan selama persiapan, pemberangkatan
sampai kembali lagi. Karena jaraknya yang jauh, maka diwajibkan hanya bagi
orang-orang yang mampu melaksanakann
2. Syarat, Rukun dan Tatacara dalam Ibadah
a. Shalat Fardhu
Secara bahasa sholat bermakna do’a, sedangkan secara istilah, sholat merupakan
suatu ibadah wajib yang terdiri dari ucapan dan perbuatan yang diawali dengan takbiratul
ihram dan diakhiri dengan salam dengan rukun dan persyaratan tertentu.

Menurut hakekatnya, sholat ialah menghadapkan jiwa kepada Allah SWT,


yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah & bisa membangkitkan kesadaran
yang dalam pada setiap jiwa terhadap kebesaran & kekuasaan Allah SWT.

Menurut Ash Shiddieqy, sholat ialah menggambarkan rukhus shalat atau


jiwa shalat; yakni berharap kepada Allah dengan sepenuh hati dan jiwa raga, dengan
segala kekhusyu’an dihadapan Allah dan ikhlas yang disertai dengan hati yang
selalu berzikir, berdo’a & memujiNya.

Dalam mengerjakan sholat harus selalu berusaha menjaga kekhusu’annya.


Secara bahasa, khusyu’ berasal dari kata khasya’a yakhsya’u khusyu’an, yang
berarti memusatkan penglihatan pada bumi & memejamkan mata/meringankan
suara ketika shalat. Khusyu’ itu artinya lebih dekat dengan khudhu’ yakni tunduk
& takhasysyu’ yakni membuat diri menjadi khusyu’. Khusyu’ ini bisa melalui
suara, gerakan badan atau pengelihatan. ketiganya itu menjadi tanda kekhusyu’an
bagi seseorang dalam melaksanakan shalat.

Secara istilah syara’, khusyu’ ialah keadaan jiwa yang tenang & tawadhu’,
kemudian khusyu’ dihati sangat berpengaruh dan akan tampak pada anggota tubuh
lainnya. Menurut A. Syafi’i khusyu’ berarti menyengaja, ikhlas, tunduk lahir batin;
dengan menyempurnakan keindahan bentuk ataupun sikap lahirnya (badan), serta
memenuhinya dengan kehadiran hati, kesadaran dan pemahaman segala ucapan
maupun sikap lahiriyah tersebut.

Syarat Wajib Sholat:

1) Muslim (beragama Islam)


2) Berakal sehat
3) Baligh
4) Suci dari hadas kecil & hadas besar
5) Sadar
Syarat Sah Sholat:
1) Telah masuk waktu sholat
2) Menghadap kiblat
3) Menutup aurat
4) Suci badan, tempat sholat dan pakaian yang digunakan dari
najis
5) Mengetahui tata cara pelaksanaannya
Rukun Sholat:
1) Niat
2) Berdiri tegap bila mampu, dan diperbolehkan duduk atau
berbaring bagi yang udzur
3) Takbiratul ihram
4) Membaca suratul fatihah pada setiap rokaatnya
5) Ruku’
6) I’tidal
7) Sujud
8) Duduk di antara dua sujud
9) Duduk Tasyahud Akhir
10) Membaca tasyahud akhir
11) Membaca shalawat Nabi
12) Mengucap salam pertama
13) Tertib (Dilaksanakan secara berurutan)
Tata cara pengerjaan sholat:
1) Mula-mula berdiri tegak, kedua tangan diturunkan ke samping,
pandangan menunduk ke bawah dan mata terarah ke tempat kita
sujud. Setelah itu kita berniat dengan bacaan niat sholat yang
akan kita kerjakan. Misalnya sholat subuh.
Usolli fardu subhi rokataeni mustakbilal kiblati adaal
lillahita'ala.
"Niat saya sholat fardu subuh dua rokaat menghadap kiblat
karena Allah ta'ala."
2) Setelah berniat kita takbir dengan mengucap "Allahu Akbar"
dengan mengangkat kedua tangan kita dan jari besar(jempol)
tepat berada di telinga kita, lalu sedekapkan tangan kita dibagian
bawah dada kita sebelah kiri dan tangan kanan berada di atas
tangan kiri sambil memegang pergelangan tangan kiri dengan
dua jari telunjuk dan tengan lurus ke tangan.
3) Sambil tangan kita sedekap kita baca doa iftitah. Bacaan doa
iftitah adalah :
"Allahu akbar kabiro walhamdulillahi kasiro
wasubhanallahibukrota waasila. Inni wajjahtuwajhiyalilladi
fatorossamawati walardo hanifammuslima wama ana minal
musyrikin. Inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi
robbil alamin. Lasyarikalahu wabidalika umirtu waana minal
muslimin."
4) Setelah selesai membaca doa iftitah, lalu kita baca Fatihah. Al-
fatihah. Dan dilanjut dengan membaca satu surah pendek yang
kita hapal.
5) Setelah selesai membaca Al-fatihah dan surah pendek, lalu kita
bertakbir kemudian rukuk dengan cara membungkukkan badan
kita dengan tangan memegang lutut dan baca :
"Subhanarobbiyal 'adimi wabihamdihi" sebanyak 3x
kemudian berdiri lagi dengan membaca takbir dan membaca doa
iftidal. Bacaan doa iftidal :
"Sami'allahuliman hamidah. Robbana lakal hamdu mil
ussamawati wamil ulardi wamil umasyi'ta ming syaiim ba'du."
6) Setelah itu takbir lalu sujud. Dahi dan kedua telapak kita
menempel pada sajadah dan membaca dengan kedua telapak
kaki dilipat. Lalu membaca :
"Subhanarobbiyal'ala wabihamdihi." sebanyak 3x
Kemudian bangun duduk dengan telapak kaki sebelah kanan
dilipat dan baca takbir. Lalu membaca :
"Robbigfirli warhamni wajburni warfa'ni warjukni wahdini
wa'afini wafuanni."
7) Setelah itu sujud kembali dengan diiringi bacaan takbir.
Kemudian bangun dengan membaca takbir dan lakukan rokaat
kedua seperti yang dilakukan pada rokaat pertama, namun tanpa
bacaan doa iftidal.
8) Setelah melakukan rokaat kedua, setelah sujud kedua, maka
bangun duduk dan membaca tahiyat. Bacaan tahiyat :
"Attahiyatul mubarokatussholawatut toyyibatulillah.
Assalamualaika ayyuhannabiyyu warrohmatullohi
wabarokatuh. Assalamu"alaina waala ibadillahis sholihin."
Lalu baca syahadat sampai tahiyat akhir dengan mengangkat
telunjuk. Bacaannya :
"Asyhadu allailaha illallah waasyhaduanna
muhammadarrosulullah. Allahumma solli 'ala syaidina
muhammad wa'ala ali syaidina muhammad. Kama shollaita 'ala
syaidina ibrohim wa'ala ali syaidina ibrohim. Wabarik 'ala
syaidina muhammad wa'ala ali syaidina muhammad. Kama
barokta 'ala syaidina ibrohim wa'ala ali syaidina ibrohim.
Fil'alamina innaka hamidum majid. Allahuma inni 'audubika
min'adabil kobri wamin adabinnar wamin fitnatil mahya
wamamati wamin fitnatil masihiddajah. Allahumag firli
makodamtu wama akhortu wama asrortu wama asroptu wama
a'langtu wama angta a'alamu bihi minni. Angtal mukoddimu
waangtal muakhiru lailaha illa angta subhanaka inni kuntum
minaddolimin. Ispalana ya rosulallah pijamadil mahdi."
9) Setelah selesai membaca tahiyatul akhir. Lalu diakhiri dengan
salam sambil memalingkan wajah.
Memalingkan wajah ke kanan :"Assalamu'alaikum
warrohmatullah". Lalu baca :"Allahumma inni asaluka paujabil
jannah"
Memalingkan ke kiri : "Assalamu'alaikum warrohmatulloh".
Lalu baca :" Allahumma inni asaluka najjata minannar"
Setelah salam, lalu usap wajah dengan membaca :
"Bismillahi lailaha illa huarrohmanurrohim. Allahuma hab
aniyal hama wal hajan".6
b. Zakat
Zakat adalah salah satu rukun Islam yang ke lima. Zakat berarti “tumbuh dan
bertambah”. juga bisa berarti berkah, bersih, suci, subur.
Sedangkan menurut istilah zakat adalah pemberian harta dengan kadar tertentu
kepada yang berhak. Seperti firman Allah:
“Dan dirikanlah sholat dan tunaikanlah zakat dan taatlah kepada Rasul, supaya
kamu diberi rahmat“. (Surat An Nur 24 : 56).

Dalam ayat yang lain Allah menjelaskan bahwa orang yang mentaati perintah
allah khususnya dalam menunaikan zakat niscaya Allah akan memberikan rahmat
kepada kita dan akan dikembalikannya kita kepada kesucian/kembali fitrah seperti
bayi yang baru dilahirkan ke alam muka bumi ini atau seperti kertas putih yang
belum ada coretan-coretan yang dapat mengotori kertas tersebut, seperti firman-
Nya :

6
Yei Ira, Tuntunan Tatacara Shalat Fardhu 5 Waktu Lengkap (online). Terdapat pada
http://www.iyenblog.com/2015/07/tuntunan-tata-cara-sholat-fardhu-5.html diakses pada tanggal
11/9/2017
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu bersihkan dan
mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya dosa kamu itu
(menjadi) ketentraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi maha
Mengetahui “. (Surat At Taubah 9 : 103).

Syarat-syarat wajib untuk mengeluarkan zakat:

Islam; Zakat hanya diwajibkan bagi orang Islam saja.

Merdeka; Hamba sahaya tidak wajib mengeluarkan zakat kecuali zakat


fitrah, sedangkan tuannya wajib mengeluarkannya. Di masa sekarang persoalan
hamba sahaya tidak ada lagi. Bagaimanapun syarat merdeka tetap harus
dicantumkan sebagai salah satu syarat wajib mengeluarkan zakat karena persoalan
hamba sahaya ini merupakan salah satu syarat yang tetap ada.

Milik Sepenuhnya; Harta yang akan dizakati hendaknya milik sepenuhnya


seorang yang beragama Islam dan harus merdeka. Bagi harta yang bekerjasama
antara orang Islam dengan orang bukan Islam, maka hanya harta orang Islam saja
yang dikeluarkan zakatnya.

Cukup Haul; cukup haul maksudnya harta tersebut dimiliki genap


setahun, selama 354 hari menurut tanggalan hijrah atau 365 hari menurut
tanggalan mashehi.

cukup Nisab; Nisab adalah nilai minimal sesuatu harta yang wajib
dikeluarkan zakatnya. Kebanyakan standar zakat harta (mal) menggunakan nilai
harga emas saat ini, jumlahnya sebanyak 85 gram. Nilai emas dijadikan ukuran
nisab untuk menghitung zakat uang simpanan, emas, saham, perniagaan,
pendapatan dan uang dana pensiun.

Macam-macam zakat:

1) Zakat fitrah

Zakat fitrah adalah mengeluarkan harta kekayaan yang berupa makanan


pokok yang sudah ditentukan jumlah dan waktunya lalu di berikan kepada yang
berhak menerima dengan syarat yang sudah di tentukan. Zakat fitrah juga di sebut
zakat badan dengan tujuan untuk membersihkan orang yang berpuasa dari kotoran
rohani dan untuk memperbaiki puasa yang rusak.

Zakat fitrah diwajibkan setiap orang islam, di keluarkan pada


malam harinya sebanyak 2,5 kg untuk setiap jiwa. Bentuk zakat fitrah yaitu
makanan yang dimakan menurut keadaan tiap-tiap negeri atau daerah, misalnya:
beras, jagung, gandum dan lain-lain. Hal ini ditegaskan dalam hadist dari Ibnu
Umar, berkata

“Dari umar r.a berkata :Rasulullah saw mewajibkan zakat fitrah, sebanyak satu sha’
(2,5 kg) kurma atau gandum atas setiap hamba atu merdeka, laki-laki atau
perempuan, kecil atau besar dari orang islam. Beliau menyuruh melaksanakannya
sebelum orang-orang pergi shalat(‘idul fitri). “(H.R. Bukhari dan muslim).

a) Syarat-syarat wajib zakat fitrah


- Islam
- Memiliki kelebihan makanan sehari semalam bagi
seluruh keluarganya pada waktu terbenam matahari dan
pada penghabisan bulan ramadhan. tatkala Rasulullah
saw mengutus Mu’az ke Yaman, ia memerintahkan,

“Beritahukanlah kepada penduduk Yaman,


Sesungguhnya Allah telah mewajibkan kepada mereka
sedekah (zakat) yang diambil dari orang-orang kaya
dan diberikan kepada orang – orang fakir dikalangan
mereka.” (H.R. Jamaah ahli Hadis).

- Orang-orang yang hidup pada hari raya idul fitri atau


bagi yang baru lahir sebelum idul fitri.
b) Rukun zakat fitrah
- Niat untuk menunaikan zakat fitrah dengan ikhlas
semata-mata karena Allah SWT.
- Ada pemberi zakat fitrah (muzaki).
- Ada penerima zakat fitrah (mustahik).
- Ada harta benda yang di zakatkan.
- Waktu mengeluarkan zakat sesuai dengan ajaran
agama.
- Besar nya zakat fitrah yang di keluarkan sudah sesuai
ajaran agama.
c) Waktu membayar zakat
- Waktu yang diperbolehkan yaitu, awal ramadhan
hingga akhir ramdhan.
- Waktu yang diharuskan yaitu, mulai terbenam matahari
pada akhir ramadhan.
- Waktu yang lebih baik yaitu, di bayar sesudah sesudah
shalat subuh sebelum pergi shalat idul fitri.
- Waktu yang tidak di perbolehkan yaitu, membayar
zakat fitrah sesudah shalat idul fitri.
d) Ukuran zakat fitrah
Benda yang digunakan zakat fitrah adalah makanan pokok
menurut tiap-tiap daerah. Misalnya beras, gandum, kurma
untuk setiap orang kadar ukuran zakatnya adalah 3,1 liter
atau 2,5 kg beras. Misalnya harga beras 1 kg Rp4.000, maka
zakat untuk setiap orang adalah Rp10.000.
e) Akibat orang yang tidak mengeluarkan zakat fitrah
- Dia akan berdosa karena zakat fitrah wajib.
- Puasa yang dikerjakan pada bulan ramadhan kurang
sempurna.
- Dia akan menjadi orang yang kupur nikmat.
- Sama saja memakan sebagian hak orang lain.
- Di dalam dirinya akan terbentuk sifat kikir(bakhil)dan
egois.
- Rezekinya akan sempit.
f) Mustahik zakat fitrah adalah orang-orang yang berhak
menerima zakat fitrah ada 8 ashraf(golongan):
Zakat termasuk ibadah mahdhoh, yakni ibadah yang sudah
diatur secara rinci tata cara pelaksanaannya, termasuk yang
berhak menerimanya. Orang yang berhak menerima zakat
fitrah (mustahik zakat) di terangkan Allah SWT dalam Q.S
At Taubah ayat 60.
Artinya:
“Sesungguhnya zakat –zakat itu, hanyalah untuk orang –
orang Fakir, orang-orang Miskin, Pengurus zakat (amil),
para mu’allaf yang dibujuk hatinya, Untuk
(memerdekakan) budak, orang yang berhutang (gharim),
untuk jalan Allah dan allah maha mengetahui lagi maha
bijaksana ” (Q.S. At taubah : 60)
Penjelasan ayat tersebut menurut imam syafi’i sebagai
berikut :

- Fakir, adalah orang yang tidak memiliki harta dan tidak


mempunyai penghasilan untuk memenuhi kebutuhannya
- Miskin, adalah orang yang memiliki harta dan
penghasilan, namun belum cukup untuk memenuhi
keperluan minimum bagi dirinya dan keluarganya yang
menjadi tanggungan.
- Amil, adalah orang yang perlu melaksanakan semua
kegiatan urusan pengumpulan dan pendayagunaan
zakat.
- Muallaf, adalah Orang yang baru masuk Islam karena
Imannya belum kuat.
- Riqab (budak), adalah orang yang sudah dijandikan oleh
pemiliknya bahwa ia boleh menebus dirinya jadi, budak
itu di beri zakat untuk menebus kemerdekaan dirinya.
- Gharim, adalah orang yang mempunyai hutang untuk
kemaslahatan diri sendiri.
- Musafir , adalah orang yang sedang mengadakan
perjalanan dalam rangka mencari ridho Allah.
- Sabilillah, adalah suatu kemashalatan (kebaikan), pada
umumnya yang di ridhoi Allah SWT.
- Ibnu sabil, adalah musafir yang kehabisan bekal.
g) Tujuan zakat fitrah
- Membersihkan diri dari berbagai dosa yang dilakukan
selama berpuasa ramadhan.
- Memberi makan bagi kepada orang fakir dan miskin.
h) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan zakat
fitrah
- Orang yang wajib dibayarkan zakat fitrahnya adalah
seluruh anggota keluarga dan orang yang
ditanggungnya.
- Bayi yang lahir sebelum waktu magrib tanggal 1 syawal
wajib dizakati. Termasuk wanita yang dinikahi sebelum
waktu magrib tanggal 1 syawal wajib dizakati oleh
suaminya.
- Orang yang berkewajiban mengeluarkan zakat fitrah
untuk diri dan keluarganya adalah mereka yang punya
kelebihan makanan di hari idul fitri.
- Waktu pengeluaran adalah pada malam hari sampai
menjelang pelaksanaan shalt idul fitri.
- Zakat fitrah berupa makanan pokok masyarat setempat.
i) Manfaat pemberian zakat antara lain :
- Mempererat hubungan si kaya dan si miskin.
- Agar tidak terjadi kejahatan dari orang – orang miskin
dan susah yang dapat merusak ketertiban masyarakat.
Firman Allah SWT
“Sekali-kali janganlah orang – orang yang bakhil
dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari
karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik
bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu buruk bagi
mereka.” (Q.S. Ali Imran : 180)

- Guna membersihkan diri. Firman Allah SWT,

“Ambillah zakat dari sebagian harta meraka. dengan


zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka
dan mendoakanlah untuk mereka. Sesungguhnya doa
kamu itu menjadi ketentraman mereka dan Allah Maha
mendengar lagi mengetahui.” (Q.S. At Taubah: 103).

2) Zakat mal (harta)


a) Pengertian zakat mal (HARTA)

Zakat mal (harta)ialah zakat yang berhubungan dengan harta benda yang
menjadi hak milik seseorang yang wajib di tunaikan (dikeluarkan) bagi pemilik
harta setiap tahun sekali.tujuannya untuk membersihkan atau mensucikan harta
yang dimiliki.pembayaran zakat mal hukumnya wajib bagi yang tergolong mampu
kaya). Pembayaran zakat harus sesuai dengan ketentuan agama, yakin mencapai
satu nisab atau haul (batas minimal wajib zakat).
b) harta yag wajib dizakati dan nisabnya
- harta kekayaan berupa emas,perak dan uang
emas dan perak merupakan harta yang wajib di
keluarkan zakatnya jika telah memenuhi nasib dan haul.
- nisab emas adalah 93,6 gram
- Nasib perak adalah 624 gram
- Nisab emas dan perak di hargakan dengan uang maka
haulnya adalah telah memiliki selama satu tahun.

3) zakat perniagaan (zakat tijarah)


Perniagaan banyak sekali ragamnya yaitu PT, PN, CV, koperasi. Nasibnya
sama denagan emas, haulnya telah memiliki selama 1 tahun dan zakat yang harus
di keluarkan 2,5% atau 1/40 dari seluruh harta perniagaan.

4) zakat hasil pertanian (zakat ziar’ah)

Hasil pertanian atau perkebunan ada yang berupa biji-bijian dan buah-
buahan . jumlahnya sudah mencapai 5 wasaq yang sudah bersih dari kulitnya atau
10 wasaq bila masih berkulit .

- 1 wasaq : 60 sh
- 1sh :3,1 liter

Jadi 1,5 wasaq : 5 60 3,1 liter : 690 kg atau jika di bulatkan menjadi 7 kuintal
. 10 wasaq: 14 kuintal.

5) Zakat binatang ternak (Zakat An’am)

Jenis ternak yang wajib dizakatkan adalah unta, sapi /kerbau dan kambing.
Namun hewan ternak yang lain di kenakan kewajiban yang sama jika mencapai
nisab seharga hewan-hewan tersebut.

6) Zakat hasil tambang

Zakat hasil tambang baik berupa emas, perak, dan barang yang lain bila
mempercepat nisab harus dikeluarkan zakatnya.

7) Zakat hasil temuan (zakat luqatah)

Zakat hasil temuan atau terpendam berbentuk apapun wajib dikeluarkan


zakatnya pada saat ditemukan. Zakat yang harus dikeluarkan 20% atau ½% dari
harta temuan.
Syarat-syarat wajib zakat :

- Islam
- Baliq
- Berakal
- Merdeka
- Milik sendiri
- Mencukupi nisab atau haul

Akibat orang yang tidak mau berzakat:


- Berdosa besar, karena tidak melaksanakan perintah Allah SWT
- Melanggar HAM, karena mengambil hak orang lain.
- Tercela dalam pandangan Allah SWT dan sesame manusia.
- Diancam siksa neraka.
Perbedaan zakat fitrah dan zakat mal:
- Zakat fitrah tidak di kenakan nisab. Zakat mal di kenakan
nisab atau haul.
- Zakat mal dikenakan untuk orang tertentu, orang yang mampu
dan waktunya kepada jenis hata yang di miliki sedang zakat
fitrah kewajibannya lebih luas dan biarkan pada saat bulan
ramadhan.
- Besarnya zakat mal sangat tergantung kepada jumlahnya dan
jenis harta yang dimiliki sedangkan zakat fitrah setiap jiwa
sama, baik orang yang kaya ataupun tidak.7
c. Puasa
Puasa ialah menahan diri dari makan dan minum serta melakukan perkara-
perkara yang boleh membatalkan puasa mulai dari terbit fajar sehingga
terbenamnya matahari.
Hukum Puasa:
1) Wajib – Puasa pada bulan Ramadhan.
2) Sunat – Puasa pada hari-hari tertentu.
3) Haram – Puasa pada hari-hari yang dilarang berpuasa.

Syarat Wajib Puasa:

1) Beragama Islam
2) Baligh (telah mencapai umur dewasa)

7
Suhaya Aya, Pengertian, Zakat, Syarat, dan Ketentuan (online). Terdapat pada
http://suhayanackavenged.blogspot.co.id/2012/05/pengertian-zakat-syarat-dan-ketentuan.html
diakses pada tanggal 12/09/2017.
3) Berakal
4) Berupaya untuk mengerjakannya.
5) Sihat
6) Tidak musafir

Rukun Puasa:

1) Niat mengerjakan puasa pada tiap-tiap malam di bulan


Ramadhan(puasa wajib) atau hari yang hendak berpuasa (puasa sunat).
Waktu berniat adalah mulai daripada terbenamnya matahari sehingga
terbit fajar.
2) Meninggalkan sesuatu yang membatalkan puasa mulai terbit fajar
sehingga masuk matahari.

Syarat Sah Puasa:

1) Beragama Islam
2) Berakal
3) Tidak dalam haid, nifas dan wiladah (melahirkan anak) bagi kaum
wanita
4) Hari yang sah berpuasa.

Sunat Berpuasa:

1) Bersahur walaupun sedikit makanan atau minuman


2) Melambatkan bersahur
3) Meninggalkan perkataan atau perbuatan keji
4) Segera berbuka setelah masuknya waktu berbuka
5) Mendahulukan berbuka daripada sembahyang Maghrib
6) Berbuka dengan buah tamar, jika tidak ada dengan air
7) Membaca doa berbuka puasa

Perkara Makruh Ketika Berpuasa:


1) Selalu berkumur-kumur
2) Merasa makanan dengan lidah
3) Berbekam kecuali perlu
4) Mengulum sesuatu

Hal yang membatalkan Puasa:

1) Memasukkan sesuatu ke dalam rongga badan


2) Muntah dengan sengaja
3) Bersetubuh atau mengeluarkan mani dengan sengaja
4) Kedatangan haid atau nifas
5) Melahirkan anak atau keguguran
6) Gila walaupun sekejap
7) Mabuk ataupun pengsan sepanjang hari
8) Murtad atau keluar daripada agama Islam

Hari yang Disunatkan Berpuasa:

1) Hari Senin dan Kamis


2) Hari putih (setiap 13, 14, dan 15 hari dalam bulan Islam)
3) Hari Arafah (9 Zulhijjah) bagi orang yang tidak mengerjakan haji
4) Enam hari dalam bulan Syawal

Hari yang diharamkan Berpuasa:

1) Hari raya Idul Fitri (1 Syawal)


2) Hari raya Idul Adha (10 Zulhijjah)
3) Hari syak (29 Syaaban)
4) Hari Tasrik (11, 12, dan 13 Zulhijjah) 8
d. Shaum Ramadhan

8
Admin Risalah Nabi dan Rasul, Pengertian, Syarat dan Rukun Puasa (online). Terdapat pada
https://risalahrasul.wordpress.com/2008/09/20/pengertian-syarat-dan-rukun-puasa/ diakses pada
tanggal 12/09/2017.
1) Pengertian Puasa Ramadhan
Puasa dalam Bahasa Arab berasal dari kata soum atau siyam yang artinya
sama dengan imsak yaitu menahan. Sedangkan menuru istilah syariat islam puasa
adalah suatu amal ibadah yang dilakukan denggan menahan diri dari segala sesuatu
yang membatalkan puasa mulai dari terbitnya fajar sampai terbenamnya matahari
disertai sengan niat karena Allah dengan syarat dan rukun tertentu, Ramadhan
berarti panas terik dari sengatan matahari/ membakar/ bulan yang membakar dosa.
Jadi puasa ramadhan adalah suatu amal ibadah puasa yang dilakukan dalam bulan
ramadhan.
2) Dalil Diwajibkanya Puasa
Adapun dalil yang menunjukkan wajib puasa dibulan ramadhan yaitu:
Q.S. Al-Baqarah: 183
‫ب َعلَى الَّذِينَ ِمن قَ ْب ِل ُك ْم لَعَلَّ ُك ْم تَتَّقُون‬ َ ‫يَا أَيُّ َها الَّذِينَ آ َمنُواْ ُك ِت‬
ِّ ِ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
َ ‫صيَا ُم َك َما ُك ِت‬
“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”(Q.S. Al-
baqarah;183)
3) Bacaan Niat Puasa Ramadhan
Niat puasa Ramadhan untuk satu bulan(dibaca pada awal ramadhan):
‫ضانَ ِك ِلِّ ِه ِ ََّلِلِ تَعَالَى‬ َ ُ‫ن ََويْت‬
َ ‫ص ْو َم َش ْه ِر َر َم‬
"Aku niat berpuasa selama satu bulan penuh di bulan Ramadhan tahun ini karena
Allah Taala".
5) Niat puasa Ramadhan harian (dibaca setiap hari):
‫سنَ ِة ِ ََّلِلِ تَ َعالَى‬
َّ ‫ضانَ َه ِذ ِه ال‬ َّ ‫ض اال‬
َ ‫ش ْه ِر َر َم‬ ِ َ‫ص ْو َم َغ ٍد َع ْن أَد‬
ِ ‫اء فَ ْر‬ َ ُ‫ن ََويْت‬
"Aku niat berpuasa esok hari untuk menunaikan kewajiban puasa pada bulan
Ramadhan tahun ini karena Allah Taala".
6) Syarat Wajib
a) Islam : Puasa hanya diwajibkan bagi orang yang beragama islam
b) Baligh : (umur 15 tahun ke atas) atau tanda yang lain. Anak kecil
tidak wajib puasa.
c) Berakal : Orang gila tidak wajib berpuasa
d) Mampu melaksanakan puasa : Orang yang tidak mampu samada
kerana tua atau sakit tidak diwajibkan ke atas mereka berpuasa.
7) Syarat Sah
a) Islam. Orang yang bukan Islam tidak sah puasa.
b) Mumayyiz (iaitu dapat membezakan yang baik dengan yang tidak
baik).
c) Suci dari haid (darah kotoran) dan nifas (darah setelah melahirkan
anak). Orang yang kedatangan haid atau nifas tidak sah berpuasa
tetapi keduanya wajib mengganti (membayar) puasa yang
tertinggal itu secukupnya. (Qada': Ialah membayar kewajipan yang
ditinggalkan sesudah waktunya, seperti orang yang meninggalkan
puasa kerana haid, wajib ke atasnya menebus puasa yang
ditinggalkan itu di dalam bulan lain. Kalau ketinggalan 3 hari,
wajib ke atasnya qada' 3 hari juga)
8) Rukun Puasa
a) Niat di dalam hati , niat ini diwajibkan pada tiap-tiap malam,
kerana ibadat puasa pada tiap-tiap hari dalam bulan Ramadhan
adalah perbuatan yang terpisah di antara hari dengan hari yang lain
Sebagaimana Hadis Nabi SAW :
‫من لم يجمع الصوم قبل الفجر فال صيام له‬
Artinya :”Barang siapa yang tidak berniat puasa sebelum fajar maka tiada puasa
baginya”(Diriwayatkan oleh Ahmad dan Asbus Sunan).
b) Menahan diri daripada makan dan minum atau menahan dari segala
sesuatu yang membatalkan puasa dari keluarnya fajar hingga
tenggelamnya matahari.
9) Orang yang Boleh Tidak Berpuasa
a) Orang sakit
b) Orang dalam perjalanan(Musyafir)
sebagaimana firman Allah:
َّ ُ ‫سفَ ٍر فَ ِعدَّة ٌ ِم ْن أَي ٍَّام أُخ ََري ُِريد‬
ُ ‫َّللاُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َوالَ ي ُِريد‬ َ ‫َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أ َ ْو َعلَى‬
‫بِ ُك ُم ْالعُس َْر‬
Artinya: “Barang siapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan, maka hendaklah
dia berpuasa di hari lain. Allah menghendaki keringanan bagi kamu, dan Dia tidak
menghendaki kesukaran ke atas kamu.”(Q.S. Al-Baqarah, Ayat: 185)

c) Wanita haid dan nifas


d) Wanita yang sedang hamil & menyusui, karena dikhawatirkan
menganggu kesehatan dirinya dan anaknya.
e) Orang yang lanjut usia
10) Denda/ Kafarat Puasa
Denda atau kafarat puasa adalah perbuatan yang harus dilakukan sebagai
ganti dari puasa yang ditinggalkan dengan berdasarkan ketentuan Allah SWT. Jika
seseorang tidak melakukan puasa ramadhan dengan alasan atau sebab tertentu yang
dibolehkan syara’ maka berlaku ketentua denda/ kafarat sbb:
a) Wajib mengkhodo’ pada hari lain sesuai dengan jumlah hari yang
ditinggalkan:
b) Orang sakit yang masih bisa sembuh
c) Orang yang sedang dalam perjalanan (Musyafir)
Sebagaimana firman Allah:
َّ ُ ‫سفَ ٍر فَ ِعدَّة ٌ ِم ْن أَي ٍَّام أُخ ََر ي ُِريد‬
ُ ‫َّللاُ بِ ُك ُم ْاليُس َْر َوالَ ي ُِريد‬ َ ‫َو َم ْن َكانَ َم ِريضًا أ َ ْو َعلَى‬
‫بِ ُك ُم ْالعُس َْر‬
Artinya: “Barang siapa yang sakit atau sedang dalam perjalanan, maka hendaklah
dia berpuasa di hari lain. Allah menghendaki keringanan bagi kamu, dan Dia tidak
menghendaki kesukaran ke atas kamu.”(Q.S. Al-Baqarah, Ayat: 185)
d) Wanita yang sedang hamil & menyusui, jika mengkhawatirkan
membahayakan diri sendiri dan anaknya maka wajib mengkhodo’,
tapi jika hanya mengkhawatirkan anaknya saja maka wajib baginya
mengkhodo’ dan membayar fidyah. Wajib membayar fidyah yaitu
memberi makan(makanan pokok) fakir miskin pada tiap hari yang
ditinggalkan sebesar 1 mud (6 ons).
e) Orang sakit yang tidak ada harapan untuk sembuh
f) Orang tua yang tidak mampu berpuasa.
Sebagaimana firman Allah:
‫ين‬ َ ٌ‫َو َعلَى الَّذِينَ ي ُِطيقُونَهُ فِدْيَة‬
ٍ ‫طعَا ُم ِم ْس ِك‬
Artinya:” Dan atas orang yang mampu tetapi amat payah menunaikannya (kerana
tua, lemah atau sebagainya) hendaklah dia membayar fidyah, (iaitu) memberi
makan orang miskin”
11) Sunah-Sunah Puasa
a) Makan Sahur, Rasulullah bersabda:
ً‫ور بَ َر َكة‬ ُّ ‫س َّح ُروا فَ ِا َّن فِى ال‬
ِ ‫س ُح‬ َ َ‫ت‬
Artinya:”Hendaklah kalian makan sahur karena didalam sahur itu terdapat
keberkahan”(Mutafaqun Alaih)
b) Mengakhiri sahur, Rasulullah Bersabda:
‫إن تأخير السحور من سنن المرسلين‬
Artinya:” Sesungguhnya melewatkan bersahur itu adalah sunnah Para
Rasul”(Diriwayatkan oleh Ibn. Hibban)
c) Menyegerakan berbuka, Rasulullah Bersabda:
‫ال يزال الناس بخير ما عجلوا الفطر‬
Artinya:” Manusia akan tetap berkeadaan baik selagi mereka menyegerakan
berbuka”(Diriwayatkan oleh Al-Bukhari dan Muslim)
d) Meninggalkan perkataan yang tidak baik, seperti berbohong,
mengumpat, menfitnah dan sebagainya, Rasulullah Bersabda:
‫من لم يدع قول الزور والعمل به فليس هلل حاجة في أن يدع طعامه وشرابه‬
Artinya:”Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan beramal
dengannya maka Allah tidak mempunyai hajat padanya dalam dia meninggalkan
makanan dan minumannya (puasanya sia-sia).”(H.R. Bukhari)
e) Berbuka dengan kurma atau yang manis-manis atau dengan air
sebelum makan yang lain
f) Memberi makan orang lain untuk berbuka
g) Berdoa ketika berbuka, Doa itu antara lain:
ُ َ‫اِّلَّل ُه َم لَك‬
َ ‫ص ْمتُ َوبِكَ ا َ َم ْنتُ َو َعلي ِر ْزقِكَ اَ ْف‬
ُ‫ط ْرت‬
Artinya;” Wahai Tuhanku, karena-Mulah aku berpuasa dan dengan rizki-mulah
aku berbuka”
12) Makruh Puasa
a) Berkata yang tidak baik, seperti berbohong, mengumpat,
menfitnah dan sebagainya, Rasulullah Bersabda:
‫من لم يدع قول الزور والعمل به فليس هلل حاجة في أن يدع طعامه وشرابه‬
Artinya:”Barang siapa yang tidak meninggalkan kata-kata dusta dan beramal
dengannya maka Allah tidak mempunyai hajat padanya dalam dia meninggalkan
makanan dan minumannya (puasanya sia-sia).”(H.R. Bukhari)
b) Sengaja melambatkan berbuka meskipun sudah masuk waktu
maghrib
c) Berbekam, kecuali kalau terpaksa
d) Bersiwak, sikat gigi dan berkumur secara berlebihan pada saat
matahari sudah tergelincir ke barat(waktu Dhuhur), kecuali
terpaksa
e) Sebagaian ulama’ berpandapat bahwa: suntik cacar termasuk
makruh, jika tidak ada keperluan mendesak.
13) Hal-hal yang Membatalkan Puasa
a) Murtad(keluar dari agama islam)
b) Muntah dengan sengaja
c) Makan dan minum dengan sengaja termasuk juga merokok
d) Haid, Nifas, Wiladah
e) Gila, Mabuk, Pingsan
f) Jimak pada saat puasa,Sebagaimana Hadis Rasulullah SAW :
g) Keluar Mani dengan sengaja, yaitu Dengan cara yang pada adatnya
bisa membuat mani keluar. Atau dengan sengaja memandang, atau
berfikir-fikir, cium, sentuh dan sebagainya sehingga keluar
maninya.
h) Akan tetapi sekiranya keluar kerana bermimpi maka tidak
membatalkan puasa.
14) Hikmah-hikmah berpuasa
a) Akan timbul rasa hibah terhadap fakir miskin yang sering kali tidak
makan sehingga timbul keinginan untuk menolong.
b) Dapat mendidik diri untuk bersabar dalam menghadapai cobaan
dan penderitaan. Sebab orang yang berpuasa itu harus mampu
menahan penderitaan lapar dan haus, sehingga akan terlatih
kesabaran hatinya.
c) Dapat mendidik diri untuk bersifat amanah dan percaya diri.
Karena orang yang berpuasa dengan menahan lapar dan haus tidak
ada orang yang tahu kecuali hanya Allah, sehingga akan terlatih
sifat amanah dan percaya dirinya.
d) Dapat mendidik untuk tidak berbuat dusta dan berkata keji
e) Dapat memelihara kesehatan tubuh.9
e. Haji
Haji adalah mengunjungi Baitullah (Ka'bah) di Mekah untuk melakukan ibadah
tertentu dengan syarat - syarat tertentu pula. Ibadah haji merupakan salah satu dari
rukun Islam, yakni pada rukun yang kelima yang wajib dikerjakan bagi setiap
muslim, baik itu laki - laki atau perempuan yang mampu dan telah memenuhi
syarat. Orang yang melakukan ibadah haji wajib memenuhi ketentuan -
ketentuannya. Ketentuan haji selain pengertian haji di atas, juga syarat haji, rukun
haji, wajib haji, larangan haji, tata cara haji, serta sunnah - sunnah haji.
Menunaikan ibadah haji diwajibkan atas setiap muslim yang mampu
mengerjakannya dan seumur hidup sekali. Bagi mereka yang mengerjakan haji
lebih dari satu kali, hukumnya sunnah. Allah SWT berfirman dalam Surat Ali Imran
ayat 97 yaitu :
Artinya: :”....Dan (diantara ) kewajiban manusia terhadap Allah adalah
melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang yang mampu mengadakan
perjalanan ke sana. Barang siapa yang mengingkari (kewajiban) haji maka
ketahuilah bahwa Allah Mahakaya ( tidak memerlurkan sesuatu) dari seluruh Alan.
(Q.S Ali Imron 3: 97).

9
Ilmu-lover blogspot.com, Puasa Ramadhan (Pengertian, Syarat Sah & Wajib, Rukun, Sunah,
Kafarat, Hikmah Puasa) (online). Terdapat pada http://ilmu-lovers.blogspot.co.id/2013/07/puasa-
ramadhan-pengertian-syarat-sah.html diakses pada tanggal 12/09/2017.
Syarat - Syarat Haji:
1) Beribadah sehar. Orang sakit atau lemah fisiknya dapat mewakilkan
kepada orang lain jika mampu membiayainya .
2) Ada kendaraan yang dapat mengantar ulang dan pergi ke Mekah bagi
orang yang di luar Mekah.
3) Aman dalam perjalanan. Artinya, jiwa dan hartanya terjamin
keselamatannya.
4) Memiliki bekal yang cukup. Artinya, harta yang di miliki cukup untuk
memenuhi kebutuhan hidup selam mengerjakan haji, termasuk juga
cukup untuk menjamin kebutuhan keluarga yang ditinggalkannya.
5) Bagi perempuan harus dengan suami atau disertai mahram atau dengan
perempuan lain yang ada mahramnya.
Syarat - Syarat haji yang harus dipenuhi:
1) Beragam Islam
2) Berakal sehat
3) Balig atau dewasa
4) Merdeka ( bukan budak) dan
5) Kuasa atau mampu untuk melakukannya
Rukun - Rukun Haji:
1) Ihram
Ihram adalah berniat mengerjakan ibadah haji atau umroh dengan memakai
pakaian ihrom, pakaian berwarna putih bersih dan tidak berjahit. Pakaian tidak
berjahit hanya berlaku bagi kaum laki - laki.
2) Wukuf di Padang Arafa.
Wukup adalah hadir di padang Arafah pada waktu zuhur, dimulai sejak
tergelincir matahari tanggal 9 zulhijah sampai terbit fajar tanggal 10 zulhijah ( pada
bulan haji).
3) Tawaf
Tawaf adalah mengelilingi ka'bah sebanyak tujuh kali putaran, dimulai dari
Hajar Aswad dengan posisi ka'bah di sebelah kiri orang yang bertawaf ( berputar
kebalikan arah jarum jam). Orang yang tawaf harus menutup aurat serta suci dari
hadas dan najis.
Macam - macam Tawaf:
a) Tawaf qudum, dilakukan ketika baru sampai di Mekah
b) Tawaf Ifadah, dilakukan karena melaksanakan rukun haji
c) Tawaf sunah, dilakukan tidak karena sebab - sebab tertentu (
mencari keutamaan dalam ibadah).
d) Tawaf wadak, dilakukan karena hendak meninggalkan mekah.
4) Sai
Sai adalah berlari - ari kecil antara bukit Safa dan Marwah. Ketentuan sai
harus dimulai dari Bukit Safa dan diakhiri di Bukit Marwah. Sai dilakukan
sebanyak tujuh kali dan dikerjakan setelah tawaf.
5) Menggunting ( mencukur) Rambut
Waktu mencukur rambut setelah melempar jumroh qa'bah pada hari Nahar.
Apabila mempunyai kurban, mencukur dilakukan setelah menyembelih hewan
kurban. Mencukur rambut sekurang - kurangnya tiga helai rambut.
6) Tertib
Tertib berarti menertibkan rukun - rukun haji tersebut. Artinya, harus
berurutan dimulai dari niat (ihram), wukuf, tawaf, sai, dan menggunting rambut.
Wajib Haji
1) Ihram ( niat berhaji dari miqat ( batasa yang ditentukan)
2) Mabit di Muzdalifah
3) Melontar tiga jamrah, yaitu ula, wusta dan aqabah
4) Mabit di Mina
5) Tawaf wadak bagi yang akan meninggalkan Mekah, sedangkan bagi
wanita yang sedang haid ( mensturasi) tawaf wadaknya gugur.
6) Menghindari perbuatan yang terlarang dalam keadaan berihram.
Sunah Haji
1) Salat sunah di Hijir Ismail
salat sunah ini dapat dilaksanakan kapan saja apabila keadaan
memungkinkan.
2) Membaca Talbiyah
Talbiyah sunah dibaca selam ihram melomtar jamrah aqabah pada hari
nahar ( idul adha).
3) Salat sunah tawaf di belakang Maqam Ibrahim
4) Memasuki Ka'bah (rumah suci) sambil berdoa.

Larangan Haji

1) Larangan bagi laki - laki


Laki - laki dilarang memakai pakaian berjahit, memakai tutup kepala,
dan memakai alas kaki yang menutupi mata kaki.
2) Larangan bagi perempuan
Perempuan dilarang menutup muka dan kedua telapak tangan.
3) Larangan bagi laki - laki dan perempuan yaitu :
4) Memakai wangi - wangian, kecuali yan dipakai sebelum niat.
5) Memotong rambut atau bulu badan yang lainnya.
6) Memotong kuku
7) Mengadakan akad nikah
8) Memburu dan membunuh binatang yang ada di tanah suci,
9) Bersetubuh dan pendahuluannya.10
3. Syarat dan Rukun dalam Jual Beli dan Munakahat
a. Jual Beli

Jual Beli adalah pemindahan hak milik kepada orang lain dengan imbalan
harga.

Allah Subhaanahu wata’ala berfirman :

‫َوأ َ َح َّل هللاُ ا ْلبَ ْي َع‬

10
Mediajar, Haji : Pengertian, Syarat, Rukun, Jenis, Tata cara dan Larangan - Larangan Haji
(online). Terdapat pada http://mediajar10.blogspot.co.id/2017/06/haji-pengertian-syarat-rukun-
jenis-tata.html diakses pada tanggal 12/09/2017.
“Dan Allah menghalalkan jual beli.”(Al-Baqarah: 275)

Rukun Jual Beli ada tiga :

1) Adanya penjual dan pembeli


2) Adanya barang yang dijual/yang ditransaksikan
3) Ijab (ucapan dari penjual saya jual) dan Qabul (ucapan dari
pembeli saya beli) ini bentuknya sighat jual beli dengan ucapan.
Adapun sighat dengan perbuatan yaitu seorang pembeli
memberi uang dari barang yang ia ingin beli dan seorang penjual
memberikan barang kepada pembeli tanpa ada ucapan.

Syarat-syarat Jual Beli :

1) Adanya keridhaan antara penjual dan pembeli


2) Orang yang mengadakan transaksi jual beli seseorang yang
dibolehkan untuk menggunakan harta. Yaitu seorang yang
baligh, berakal, merdeka dan rasyiid (cerdik bukan idiot).
3) Penjual adalah seorang yang memiliki barang yang akan dijual
atau yang menduduki kedudukan kepemilikkan, seperti seorang
yang diwakilkan untuk menjual barang.
4) Barang yang di jual adalah barang yang mubah (boleh) untuk
diambil manfaatnya, seperti menjual makanan dan minuman
yang halal dan bukan barang yang haram seperti menjual khamr
(minuman yang memabukkan), alat musik, bangkai, anjing, babi
dan yang lainnya.
5) Barang yang dijual/di jadikan transaksi barang yang bisa untuk
diserahkan. Dikarenakan jika barang yang dijual tidak bisa
diserahkan kepada pembeli maka tidak sah jual belinya. Seperti
menjual barang yang tidak ada. Karena termasuk jual beli gharar
(penipuan). Seperti menjual ikan yang ada air, menjual burung
yang masih terbang di udara.
6) Barang yang dijual sesuatu yang diketahui penjual dan pembeli,
dengan melihatnya atau memberi tahu sifat-sifat barang tersebut
sehingga membedakan dengan yang lain. Dikarenakan ketidak
tahuan barang yang ditransaksikan adalah bentuk dari gharar.
7) Harga barangnya diketahui, dengan bilangan nominal
tertentu.11
b. Munakahat/Pernikahan
1) Pengertian Pernikahan
Kata nikah berasal dari bahasa arab yang berarti bertemu,
berkumpul. Menurut istilah nikah ialah suatu ikatan lahir batin antara seorang laki-
laki dan perempuan untuk hidup bersama dalam suatu rumah tangga melalui aqad
yang dilakukan menurut hukum syariat Islam. Menurut UU No: 1 tahun
1974, Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dan wanita sebagai
suami istri dengan tujuan membentuk rumah tangga (keluarga) yang bahagia dan
kekal berdasarkan Ketuhanan YME. Keinginan untuk menikah adalah fitrah
manusia, yang berarti sifat pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT.
Selain defenisi diatas, ada beberapa defenisi pernikahan menurut empat mazdhab,
yakni:
2) Rukun-rukun Pernikahan
Jumhur ‘Ulama’ sepakat bahwa Rukun perkawinan terdiri atas :
a) Adanya calon suami dan istri yang akan melakukan
perkawinan.
b) Adanya wali dari pihak calon pengantin wanita.
c) Akad nikah akan dianggap sah apabila ada seorang wali
atau wakilnya yang akan menikahkannya, berdasarkan
sabda Nabi SAW :
ْ ‫اَيُّ َما ْام َرأَةٍ نِ َك َح‬
ِ َ‫ت ِبغَي ِْر اِذْ ِن َو ِل ِِّي َها فَنِكَا ُح َها ب‬
‫اط ٌل (اخرجه االربعة اال‬
‫)للنسائ‬

11
Rumah usahaku, Rukun dan Syarat Jual Beli (online). Terdapat pada
https://rumahusahaku.wordpress.com/rukun-dan-syarat-jual-beli/ diakses pada tanggal 12/09/2017.
“Perempuan mana saja yang menikah tanpa seizin walinya,
maka pernikahannya batal”.
d) Adanya dua orang saksi.
e) Pelaksanaan akad nikah akan sah apabila dua orang saksi
yang menyaksiakan akad nikah tersebut, berdasarkan
Hadis Nabi SAW:
ِّ ‫)ال نِكَا َح ا ِِِّال بِ َو ِل‬
‫ي ِ َوشَا ِهدَى َعدْ ٍل (رواه احمد‬ َ
f) Shighat akad nikah, yaitu Ijab Qabul yang diucapkan oleh
wali atau wakilnya dari pihak wanita, dan dijawab oleh
calon pengantin laki-laki.
Maksud ijab dalam akad nikah seperti ijab dalam berbagai transaksi lain,
yaitu pernyataan yang keluar dari salah satu pihak yang mengadakan akad atau
transaksi, baik berupa kata-kata, tulisan, atau isyarat yang mengungkapkan adanya
keinginan terjadinya akad, baik salah satunya dari pihak suami atau dari pihak istri.
Sedangkan Qabul adalah pernyataan yang datang dari pihak kedua baik berupa
kata-kata, tulisan, atau isyarat yang mengungkapkan persetujuan ridhanya.
Berdasarkan pengertian di atas, ijab tidak dapat dikhususkan alam hati sang
istri atau wali dan atau wakilnya. Demikian juga dengan qabul.
Jika seorang laki-laki berkata kepada wali perempuan: “Aku nikahi putrimu
atau nikahkan aku dengan putrimu bernama si fulanah”. Wali menjawab: “Aku
nikahkan kamu dengan putriku atau aku terima atau aku setuju”. Ucapan pertama
disebut ijab dan ucapan kedua adalah qabul. Dengan kata lain, ijab adalah bentuk
ungkapan baik yang memberikan arti akad atau transaksi, dengan catatan jatuh pada
urutan pertama. Sedangkan qabul adalah bentuk ungkapan yang baik untuk
menjawab, dengan catatan jatuh pada urutan kedua dari pihak mana saja dari kedua
pihak.
Akad adalah gabungan ijab salah satu dari dua pembicara serta penerimaan
yang lain. Seperti ucapan seorang laki-laki: “Aku nikahkan engkau dengan putriku”
adalah ijab. Sedangkan yang lain berkata: “ Aku terima” adalah qabul.
Tentang Jumlah rukun nikah ini, para ulama berbeda pendapat:
Imam Malik mengatakan bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu :
- Wali dari pihak perempuan,
- Mahar (maskawin)
- Calon pengantin laki-laki
- Calon pengantin perempuan
- Sighat akad nikah
Imam Syafi’i berkata bahwa rukun nikah itu ada lima macam, yaitu:
- Calon pengantin laki-laki,
- Calon pengantin perempuan,
- Wali,
- Dua orang saksi,
- Sighat akad nikah.
Menurut ulama Hanafiah, rukun nikah itu hanya ijab dan qabul saja (yaitu
akad yang dilakukan oleh pihak wali perempuan dan calon pengantin laki-laki).
Sedangkan menurut segolongan yang lain rukun nikah itu ada empat, yaitu:
- Sighat (ijab dan qabul)
- Calon pengantin perempuan,
- Calon pengantin laki-laki,
- Wali dari pihak calon pengantin perempuan.
Pendapat yang mengatakan bahwa rukun nikah itu ada empat, karena calon
pengantin laki-laki dan calon pengantin perempuan digabung menjadi satu rukun.
3) Syarat-syarat Pernikahan
a) Syarat-syarat calon Suami:
- Beragama Islam
- Bukan mahram dari calon istri dan jelas halal kawin
dengan calon istri
- Terang (jelas) bahwa calon suami itu betul laki-laki
- Orangnya diketahui dan tertentu
- Calon mempelai laki-laki tahu/kenal pada calon istri
serta tahu betul calon istrinya halal baginya.
- Calon suami rela( tidak dipaksa/terpaksa) untuk
melakukan perkawinan itu dan atas kemauan
sendiri.
- Tidak sedang melakukan Ihram.
- Tidak mempunyai istri yang haram dimadu dengan
calon istri.
- Tidak sedang mempunyai istri empat.
b) Syarat-syarat calon istri:
- Beragama Islam atau ahli kitab.
- Tidak ada halangan syarak, yaitu tidak bersuami,
bukan mahram, tidak dalam sedang iddah.
- Terang bahwa ia wanita. Bukan khuntsa (banci)
- Wanita itu tentu orangnya (jelas orangnya)
- Tidak dipaksa ( merdeka, atas kemauan
sendiri/ikhtiyar.
- Tidak sedang ihram haji atau umrah.
c) Syarat-syarat Ijab Qabul.
- Perkawinan wajib dilakukan dengan ijab dan qabul
dengan lisan. Inilah yang dinamakan akad nikah
(ikatan atau perjanjian perkawinan). Bagi orang bisu
sah perkawinan nya dengan isyarat tangan atau kepala
yang bisa dipahami.
- Ijab dilakukan oleh pihak wali mempelai perempuan
atau walinya, sedangkan kabul dilakukan oleh
mempelai laki-laki atau wakilnya.
- Menurut pendirian hanafi, boleh juga ijab oleh pihak
mempelai laki-laki atau wakilnya dan kabul oleh pihak
perempuan (wali atau wakilnya) apabila perempuan itu
telah baligh dan berakal, dan boleh sebaliknya.
- Ijab dan kabul dilakukan di dalam satu majlis, dan tidak
boleh ada jarak yang lama antara ijab dan qabul yang
merusak kesatuan akad dan kelangsungan akad, dan
masing-masing ijab dan qabul dapat di dengar dengan
baik oleh kedua belah pihak dan dua orang saksi.
- Imam Hanafi membolehkan ada jarak antara ijab dan
qabul asal masih di dalam satu majelis dan tidak ada
hal-hal yang menunjukkan salah satu pihak berplaing
dari maksud akad itu.
- Adapun lafadz yang digunakan untuk akad nikah
adalah lafaz nikah atau tazwij, yang terjemahannya
adalah kawin dan nikah. Sebab kalimat-kalimat itu
terdapat di dalam Kitabullah dan Sunnah. Demikian
menurut asy-Syafi’i dan Hambali. Sedangkan hanafi
membolehkan dengan kalimat lain yang tidak dari Al-
Qur’an, misalnya menggunakan kalimat hibah,
sedekah , pemilikan dan seagainya, dengan alasan,
kata-kata ini adalah majas yang biasa juga digunakan
dalam bahasa sastra atau biasa yang artinya
perkawinan.
- Contoh kalimat akad nikah adalah sebagai berikut:
‫بِ َم َه ِراَ ْل ِف ُر ْوبِيَّ ٍة َح ًاال‬.....ِ‫ ِب ْنت‬..... َ‫ا َ ْن َكحْ تُك‬.
Aku kawinkan engkau dengan.......binti........dengan
mas kawin Rp.1.000 tunai
- Jawab atau kalimat kabul yang digunakan wajiblah
sesuai dengan ijab.
- Akad nikah itu wajib di hadiri oleh : dua orang saksi
yang memenuhi syarat sebagai saksi, karena saksi
merupakan syarat sah perkawinan.
Adapun dasar dari perkawinan itu wajib dengan akad nikah dan dengan
lafadz atau kalimat tertentu adalah berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW:
Yang artinya: Takutlah engkau sekalian kepada Allah dalam hal orang-orang
perempuan, sesungguhnya engkau membuat halal kemaluan-kemaluan mereka
dengan kalimat Allah. (HR. Muslim)
d) Syarat-syarat Wali.
Kata “wali” menurut bahasa berasal dari bahasa Arab, yaitu al Wali dengan
bentuk jamak Auliyaa yang berarti pecinta, saudara, atau penolong. Sedangkan
menurut istilah, kata “wali” mengandung pengertian orang yang menurut hukum
(agama, adat) diserahi untuk mengurus kewajiban anak yatim, sebelum anak itu
dewasa; pihak yang mewakilkan pengantin perempuan pada waktu menikah (yaitu
yang melakukan akad nikah dengan pengantin pria.Wali dalam nikah adalah yang
padanya terletak sahnya akad nikah, maka tidak sah nikahnya tanpa adanya (wali).
Dari beberapa pengertian diatas dapat diambil suatu pengertian bahwa wali
dalam pernikahan adalah orang yang melakukan akad nikah mewakili pihak
mempelai wanita, karena wali merupakan rukun nikah, dan akad nikah yang
dilakukan tanpa wali dinyatakan batal.
Wali adalah rukun dari beberapa rukun pernikahan yang lima, dan tidak sah
nikah tanpa wali laki-laki. Dalam KHI pasal 19 menyatakan wali nikah dalam
perkawinan merupakan rukun yang harus dipenuhi bagi calon mempelai wanita
yang bertindak untuk menikahkannya.
e) Syarat-syarat Saksi.
- Saksi harus berjumlah paling kurang dua orang. Inilah
pendapat yang dipegang oleh jumhur ulama.
- Kedua saksi itu beragama islam.
- Kedua orang saksi adalah orang yang merdeka.
- Kedua saksi itu adalah orang laki-laki.
- Kedua saksi itu bersifat adil dalam arti tidak pernah
melakukan dosa besar dan tidak selalu melakukan dosa kecil
dan tetap menjaga muruah (sopan sntun).
- Kedua saksi itu dapat mendengar dan melihat.12

12
Dunia Kamal, Makalah Syarat dan Rukun Pernikahan (online). Terdapat pada http://karya-
kamal.blogspot.co.id/2015/04/syarat-rukun-pernikahan.html diakses pada tanggal 12/09/2017.
4. Sejarah Islam
a. Agama bangsa Arab pra Islam

Pada saat Islam masuk di Jazirah Arab, di zaman Nabi Ibrahim ‫ﷺ‬, akhlak
mulia tersebar. Penduduk lembah Mekah mengenal tauhid dan jauhi dari syirik.
Kemudian waktu terus berlalu, keimanan pun tergerus budaya dan pemikiran.
Masuklah berhala-berhala ke Ka’bah yang suci. Agama Nabi Ibrahim hanya
dipegang sebagian kecil masyarakat.

1) Sejarah Masuknya dan Tersebarnya Berhala di Jazirah Arab

Beberapa masa setelah wafatnya Nabi Ibrahim dan Ismail, terjadi perubahan
besar di tanah Mekah. Agama tauhid tergerus oleh ombak kesyirikan. Penduduk
tanah suci di sekitar Baitullah al-Haram menjadi penyembah berhala.

Pelajaran bagi kita umat Islam di Indonesia, tauhid yang dibawa oleh para
rasul, dan bertempat di tanah suci, bisa berganti menjadi agama pagan penyembah
berhala. Tidak ada yang menjamin negeri ini, Indonesia, akan selamanya menjadi
negeri mayoritas umat Islam, kalau kita tidak mengkaji agama ini kemudian
mendakwahkannya.

Perubahan besar di Jazirah Arab itu dibawa oleh tokoh kabilah Khuza’ah,
Amr bin Luhai al-Khuza’i. Ia adalah pemimpin politik dan agama di Mekah. Ia
dicintai dan disegani masyarakat. Penduduk Mekah menganggapnya sebagai ulama
besar dan wali yang mulia. Amr pernah bersafar ke Syam. Ia melihat penduduk
Syam menyembah patung-patung. Dan ia terkesan. Saat kembali ke Mekah, ia bawa
tradisi Syam ini ke tanah haram. Masuklah berhala Hubal ke Jazirah Arab, dan
ditempatkan di sisi Ka’bah.

Diriwayatkan bahwa Hubal terbuat dari batu akik merah yang berbentuk
manusia. Orang-orang Quraisy mendapati tangan kanan Hubal telah hancur. Lalu
mereka ganti dengan tangan dari emas. Inilah berhala pertama orang-orang
musyrik, yang paling besar, dan paling suci menurut mereka.
Setelah Hubal, tanah Mekah berangsur-angsur disesaki berhala. Di antara
berhala-berhala besar mereka adalah: Manat yang disembah Kabilah Hudzail dan
Khuza’ah. Berhala ini termasuk berhala tertua. Terletak di pantai Laut Merah. Di
wilayah al-Musyallal, di Qudaid. Kemudian ada Latta. Berhalanya orang-orang
Thaif. Dan al-Uzza, berhala termuda namun yang terbesar dari dua berhala
sebelumnya. Berhala ini disembah oleh orang-orang Quraisy dan kabilah-kabilah
lainnya. Tiga berhala ini –selain Hubal- adalah berhala terbesar masyarakat Arab.
Kemudian kesyirikan semakin tersebar dan berhala pun semakin bertebaran.

Setelah Amr bin Luhai berhasil digoda gandrung dengan berhala, setan pun
memainkan perannya di babak berikutnya. Mereka memberi wangsit kepada Amr.
Memberitakannya bahwa berhala kaum Nuh –Wud, Suwa’, Yaghuts, Yauq, Nasr-
terkubur di Jeddah. Amr datang ke sana, kemudian menggalinya. Ketika jamaah
haji datang dari berbagai negeri, ia berikan berhala-berhala itu pada mereka. Hadiah
dari penguasa Mekah, tanah suci tempat berhaji tentulah istimewa bagi mereka.

Berhala Wud diberikan pada kabilah Kalb penduduk Daumatul Jandal.


Suwa’ diserahkan pada Hudzail bin Mudrikah yang tinggal di Ruhath, wilayah
Hijaz. Yaghuts untuk bani Uthaif keturunan bani Murad yang tinggal di Jurf dekat
Saba’. Yauq diberikan kepada orang-orang Hamadan di wilayh Khaiwan di Yaman.
Dan Nasr untuk keluarga Dzi al-Kila’ di wilayah Hamir. Kemudian mereka
membuatkan kuil untuk berhala-berhala ini. Mereka mengangungkannya
sebagaimana mengagungkan Ka’bah. Walaupun mereka berkeyakinan Ka’bah lah
yang lebih utama.

Dakwah Amr bin Luhai kian tersebar di Jazirah. Kabilah-kabilah lainnya


meniru apa yang dilakukannya. Mereka menjadikan patung sebagai sesembahan.
Membangunkannya kuil. Dan memberinya nama-nama.

Walaupun berhala kian marak, namun masyarakat Arab tetap


mengagungkan Ka’bah. Mereka pula yang menaruh berhala-berhala mereka di
sekeliling Ka’bah.
2) Apakah Arab Beriman Kepada Allah?

Puja-puji terhadap patung berhala telah menjadi agama dan budaya


masyarakat Arab. Meski demikian, tidak sedikit pun mereka meyakini bahwa
berhala-berhala itu yang menciptakan mereka dan alam semesta. Mereka yakin
Allah ‫ ﷻ‬lah sang pecipta. Banyak ayat Alquran yang menjelaskan hal ini.

َ‫س َو ْالقَ َم َر لَ َيقُولُ َّن هللاُ فَأَنَّى يُؤْ فَ ُكون‬ َّ ‫س َّخ َر ال‬
َ ‫ش ْم‬ َ ‫ت َواأل َ ْر‬
َ ‫ض َو‬ َّ ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخلَقَ ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫َولَ ِئ ْن‬

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang


menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka
akan menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan
yang benar).” (QS:Al-‘Ankabuut Ayat: 61).

َ‫ض لَ َيقُولُ َّن هللاُ قُ ِل ْال َح ْمد ُ هللِ بَ ْل أ َ ْكثَ ُر ُه ْم الَ َي ْعلَ ُمون‬
َ ‫ت َواأل َ ْر‬ َّ ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخلَقَ ال‬
ِ ‫س َم َاوا‬ َ ‫َولَ ِئ ْن‬

“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang


menciptakan langit dan bumi?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”.
Katakanlah: “Segala puji bagi Allah”; tetapi kebanyakan mereka tidak
mengetahui.” (QS:Luqman Ayat: 25).

َ‫سأ َ ْلت َ ُه ْم َم ْن َخلَقَ ُه ْم لَيَقُولُ َّن هللاُ فَأَنَّى يُؤْ فَ ُكون‬


َ ‫َولَئِ ْن‬

“Dan sungguh jika kamu bertanya kepada mereka: “Siapakah yang menciptakan
mereka, niscaya mereka menjawab: “Allah”, maka bagaimanakah mereka dapat
dipalingkan (dari menyembah Allah)? (QS:Az-Zukhruf Ayat: 87).

Namun setan membisiki bahwa berhala-berhala itulah yang mendekatkan


diri mereka kepada Allah ‫ﷻ‬. Berhala itu menjadi perantara antara mereka dengan
Allah.

ُ ‫أَالَ هللِ ال ِدِّينُ ْالخَا ِل‬


‫ص َوالَّذِينَ ات َّ َخذُوا ِم ْن دُونِ ِه أ َ ْو ِليَا َء َما نَ ْعبُد ُ ُه ْم إِالَّ ِليُقَ ِ ِّربُونَا‬

ٌ َّ‫إِلَى هللاِ ُز ْلفَى إِ َّن هللاَ يَحْ ُك ُم بَ ْينَ ُه ْم ِفي َما ُه ْم فِي ِه يَ ْختَ ِلفُونَ إِ َّن هللاَ الَ يَ ْهدِي َم ْن ه َُو كَاذِبٌ َكف‬
‫ار‬
“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-
orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah
mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan
sedekat-dekatnya”. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka
tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki
orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar. (QS:Az-Zumar Ayat: 3).

Ayat ini dengan tegas menjelaskan, orang-orang Arab jahiliyah beriman


kepada Allah‫ﷻ‬. tapi mereka campuri keimanan itu dengan kesyirikan. Mereka
menyembah Allah, dan juga menyembah berhala. Dari sini kita dapat memahami
bahwa mengagungkan orang-orang shaleh secara berlebihan, lalu menjadikan
mereka perantara dalam beribadah kepada Allah ‫ ﷻ‬adalah tradisi masyarakat Arab
jahilihay (budaya Arab).

3) Arab Telah Mengenal Jin dan Setan

Orang-orang Arab jahiliyah telah mengenal jin dan setan. Pada masa itu
setan-setan berkumpul antara bukit Shafa dan Marwa. Abdullah bin al-Abbas
radhiallahu ‘anhuma ketika menafsirkan ayat,

‫هللا‬ َ ‫صفَا َو ْال َم ْر َوة َ ِم ْن‬


ِ ‫ش َعا ِئ ِر‬ َّ ‫ِإ َّن ال‬

“Sesungguhnya Shafaa dan Marwa adalah sebahagian dari syiar Allah.” (QS:Al-
Baqarah Ayat: 158)

mengatakan, “Di masa jahiliyah, setan-setan berkumpul di malam hari


antara bukit Shafa dan Marwa. Di antara dua bukit itulah terdapat berhala-berhala
orang-orang musyrik. Saat Islam datang, kaum muslimin mengatakan, ‘Wahai
Rasulullah, kami tidak mau sa’i antara Shafa dan Marwa. Karena dulu kami
melakukan sesuatu (syirik) di sana saat jahiliyah’. Kemudian Allah menurunkan
firman-Nya,

‫ف ِب ِه َما‬ َّ ‫فَ َم ْن َح َّج ْال َبيْتَ أ َ ِو ا ْعتَ َم َر فَالَ ُجنَا َح َعلَ ْي ِه أَ ْن َي‬
َ ‫ط َّو‬
“Maka barangsiapa yang beribadah haji ke Baitullah atau berumrah, maka tidak ada
dosa baginya mengerjakan sa´i antara keduanya.” (QS:Al-Baqarah Ayat: 158).

Tidak berdosa, ibadah di sana berpahala. Para sahabat takut kalau mereka
teringat dosa-dosa lama. Kemudian Allah menenangkan hati mereka dengan
menjelaskan keutamaan beribadah di antara Shafa dan Marwa.

Orang-orang jahiliyah berinteraksi dengan jin. Seperti memohon


perlindungan kepada mereka.

‫اْل ْن ِس َيعُوذُونَ ِب ِر َجا ٍل ِمنَ ْال ِج ِِّن فَزَ اد ُو ُه ْم َر َهقًا‬


ِ َ‫َوأ َنَّهُ َكانَ ِر َجا ٌل ِمن‬

“Dan bahwasanya ada beberapa orang laki-laki di antara manusia meminta


perlindungan kepada beberapa laki-laki di antara jin, maka jin-jin itu menambah
bagi mereka dosa dan kesalahan.” (QS:Al-Jin Ayat: 6).

Budaya Arab ini juga memiliki kesamaan dengan kultur local Indonesia.
Para orang tua sering mengajarkan anak-anak mereka yang main di tempat-tempat
sepi untuk mohon izin dulu dengan “penunggu-penunggu” di sana apabila hendak
buang air kecil atau besar, atau sekadar bermain di sana. Bukan berlindung kepada
Allah ‫ﷻ‬.

‫ش َركَا َء ْال ِج َّن َو َخلَقَ ُه ْم‬


ُ ِ‫َو َج َعلُوا هلل‬

“Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal
Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu.” (QS:Al-An’am Ayat: 100).

4) Dunia Perdukunan

Di Madinah –yang dulu bernama Yatsrib- ada seorang dukun wanita yang
terkenal. Sebagian penduduk Madinah mengetahui kedatangan Nabi ‫ ﷺ‬melalui
kabar dari sang dukun. Jabir bin Abdullah radhiallahu ‘anhu mengatakan,
‫سو ِل هللاِ صلى هللا عليه وسلم أ َ َّن ا ْم َرأَةً ِم ْن أ َ ْه ِل ْال َمدِينَ ِة‬ ُ ‫ث َر‬ َ ‫أ َ َّو ُل َخبَ ٍر َجا َءنَا بِ ْال َمدِينَ ِة َم ْب َع‬
‫ أَالَ ت َ ْن ِز ُل ِإلَ ْينَا‬:ُ‫ت لَه‬ ْ َ‫ فَقَال‬،‫ َحتَّى َوقَ َع َعلَى ِجذْعٍ لَ ُه ْم‬،‫طي ٍْر‬ َ ِ‫ورة‬َ ‫ص‬ ُ ‫ َجا َء فِي‬،‫َكانَ لَ َها ت َابِ ٌع ِمنَ ْال ِج ِِّن‬
َ ‫ َو َمنَ َع ِم َّنا ْال َق َر‬،‫الزنَى‬
‫ار‬ َ ‫ إِ َّنهُ قَدْ بُ ِع‬،َ‫ ال‬:َ‫ وت ُ َحذِّ ُِرنَا ونُ َحذِّ ُِركَ ؟ فَقَال‬، َ‫ ونُ َح ِدِّثُك‬،‫فَت ُ َح ِدِّثُنَا‬
ٌّ ِ‫ث بِ َم َّكةَ َنب‬
ِّ ِ ‫ي َح َّر َم‬

“Kami mendapatkan kabar pertama kali tentang diutusnya Rasulullah ‫ ﷺ‬dari


seorang dukun perempuan penduduk Madinah. Ia memiliki pengikut dari bangsa
jin. Jin tersebut datang dalam wujud seekor burung. Lalu hinggap di salah satu
dahan. Wanita itu berkata pada burung, ‘Adakah berita untuk kami sehingga bisa
engkau sampaikan dan kami juga berkisah padamu. Engkau memperingatkan kami
dengan berita tersebut-, kami juga memperingatkanmu?’ Burung itu menjawab,
‘Tidak, hanya saja telah diutus seorang nabi di Mekah yang mengharamkan zina
dan melarang al-Qarar.”

Masyarakat jahiliyah biasa minta pendapat para dukun. Ibnu Juraij


menafsirkan ayat:

‫ت‬
ِ ‫غو‬ َّ ‫فَ َم ْن َي ْكفُ ْر ِبال‬
ُ ‫طا‬

“Barangsiapa kufur kepada thaghut.” (QS:Al-Baqarah Ayat: 256).

Menurutnya thaghut dalam kalimat tersebut adalah dukun yang mendapat


bisikan setan. Mereka memberi wangsit pada lisan dan hati para dukun.

Dari Aisyah radhiallahu ‘anha bertanya kepada Rasulullah

ُ‫ “تِ ْلكَ ْال َك ِل َمة‬:‫ قال‬.‫شيء فنجده حقًّا‬ َّ ‫إن الك َّهان كانوا يُ َح ِدِّثُونَنَا بال‬ َّ ‫يا رسول هللا‬
‫ َو َي ِزيد ُ ِفي َها ِمائَةَ َكذْ َب ٍة‬،‫ي فَ َي ْق ِذفُ َها ِفي أُذُ ِن َو ِل ِيِّ ِه‬
ُّ ِّ‫طفُ َها ْال ِج ِن‬
َ ‫ َي ْخ‬،‫ْال َح ُّق‬

“Wahai Rasulullah, sesungguhnya para dukun menyampaikan sesuatu kepada kami


begini dan begitu. Dan kadang kami lihat kenyataannya memang benar.” Rasulullah
‫ ﷺ‬bersabda, “Kata-kata yang benar itu ditangkap oleh bangsa jin, lalu dibisikkannya
ke telinga tukang tenung (dekun) dan ditambahkan ke dalamnya dengan seratus
kedustaan.”
‫‪Perdukunan saat itu benar-benar tersebar dan membudaya. Sampai ada‬‬
‫‪sebagian orang berprofesi jadi dukun palsu. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,‬‬

‫غ َال ٌم ي ُْخ ِر ُج لَهُ ْالخ ََرا َج َو َكانَ أَبُو َب ْك ٍر َيأ ْ ُك ُل ِم ْن خ ََر ِ‬


‫اج ِه فَ َجا َء َي ْو ًما‬ ‫َكانَ ِأل َ ِبي َب ْك ٍر ُ‬
‫ان‬‫س ٍ‬ ‫ش ْيءٍ فَأ َ َك َل ِم ْنهُ أَبُو بَ ْك ٍر فَقَا َل لَهُ ْالغُ َال ُم أَتَد ِْري َما َهذَا فَقَا َل أَبُو بَ ْك ٍر َو َما ه َُو قَا َل ُك ْنتُ تَ َك َّه ْنتُ ِ ِْل ْن َ‬ ‫بِ َ‬
‫طانِي بِذَلِكَ فَ َهذَا الَّذِي أ َ َك ْلتَ ِم ْنهُ فَأَدْ َخ َل أَبُو‬ ‫فِي ْال َجا ِه ِليَّ ِة َو َما أُحْ ِسنُ ْال ِك َهانَةَ إِ َّال أَنِِّي َخدَ ْعتُهُ فَلَ ِقيَنِي فَأ َ ْع َ‬
‫ش ْيءٍ فِي بَ ْ‬
‫طنِ ِه‬ ‫بَ ْك ٍر يَدَهُ فَقَا َء ُك َّل َ‬

‫‪“Abu Bakar Ash Shiddiq memiliki budak laki-laki yang senantiasa mengeluarkan‬‬
‫‪kharraj padanya. Abu Bakar biasa makan dari kharraj itu. Pada suatu hari ia datang‬‬
‫‪dengan sesuatu, yang akhirnya Abu Bakar makan darinya. Tiba-tiba sang budak‬‬
‫‪berkata: ‘Apakah anda tahu dari mana makanan ini?’. Abu Bakar bertanya : ‘Dari‬‬
‫‪mana?’ Ia menjawab : ‘Dulu pada masa jahiliyah aku pernah menjadi dukun yang‬‬
‫‪menyembuhkan orang. Padahal bukannya aku pandai berdukun, namun aku hanya‬‬
‫‪menipunya. Lalu si pasien itu menemuiku dan memberi imbalan buatku. Nah, yang‬‬
‫‪anda makan saat ini adalah hasil dari upah itu. Akhirnya Abu Bakar memasukkan‬‬
‫”‪tangannya ke dalam mulutnya hingga keluarlah semua yang ia makan.‬‬

‫‪Abdullah bin al-Abbas berkata,‬‬

‫طلَقَ َر ُ‬
‫سو ُل هللاِ‬ ‫سو ُل هللاِ صلى هللا عليه وسلم َعلَى ْال ِج ِِّن َو َما َرآ ُه ُم‪ ،‬ا ْن َ‬ ‫َما قَ َرأ َ َر ُ‬
‫ين َوبَيْنَ‬ ‫اط ِ‬ ‫امدِينَ إِلَى سوق عكاظ َوقَدْ ِحي َل بَيْنَ ال َّ‬
‫شيَ ِ‬ ‫طائِفَ ٍة ِم ْن أ َ ْ‬
‫ص َحابِ ِه َع ِ‬ ‫صلى هللا عليه وسلم فِي َ‬
‫اطينُ إِلَى قَ ْو ِم ِه ْم فَقَالُوا‪َ :‬ما لَ ُك ْم‪ .‬قَالُوا‪ِ :‬حي َل بَ ْينَنَا‬ ‫شيَ ِ‬‫ت ال َّ‬ ‫ش ُهبُ ‪ .‬فَ َر َجعَ ِ‬‫ت َعلَ ْي ِه ُم ال ُّ‬ ‫اء‪َ .‬وأ ُ ْر ِسلَ ْ‬ ‫س َم ِ‬‫َخبَ ِر ال َّ‬
‫ض‬ ‫َارقَ األ َ ْر ِ‬ ‫ث‪ ،‬فَاض ِْربُوا َمش ِ‬ ‫ش ْيءٍ َحدَ َ‬ ‫ش ُهبُ ‪ .‬قَالُوا‪َ :‬ما ذَاكَ إِالَّ ِم ْن َ‬ ‫ت َعلَ ْينَا ال ُّ‬ ‫اء َوأ ُ ْر ِسلَ ْ‬
‫س َم ِ‬ ‫َوبَيْنَ َخبَ ِر ال َّ‬
‫ض‬‫َارقَ األ َ ْر ِ‬ ‫طلَقُوا يَض ِْربُونَ َمش ِ‬
‫اء‪ .‬فَا ْن َ‬ ‫ظ ُروا َما َهذَا الَّذِي َحا َل بَ ْينَنَا َوبَيْنَ َخبَ ِر ال َّ‬
‫س َم ِ‬ ‫فَا ْن ُ‬ ‫َار َب َها‪،‬‬
‫َو َمغ ِ‬
‫ص ِِّلي‬
‫ع َكاظٍ َوه َُو يُ َ‬
‫ق ُ‬
‫سو ِ‬ ‫امدِينَ ِإلَى ُ‬ ‫فَ َم َّر النَّفَ ُر الَّذِينَ أ َ َخذُوا نَحْ َو تِ َها َمةَ ‪َ -‬وه َُو ِبن َْخ ٍل َع ِ‬ ‫َار َب َها‪،‬‬
‫َو َمغ ِ‬
‫اء‪.‬‬‫س َم ِ‬ ‫س ِم ُعوا ْالقُ ْرآنَ ا ْست َ َمعُوا لَهُ‪َ ،‬وقَالُوا‪َ :‬هذَا الَّذِي َحا َل َب ْينَنَا َو َبيْنَ َخ َب ِر ال َّ‬ ‫صالَة َ ْال َفجْ ِر‪َ -‬ف َل َّما َ‬ ‫ِبأ َ ْ‬
‫ص َحا ِب ِه َ‬
‫فَ َر َجعُوا إِلَى قَ ْو ِم ِه ْم‪ ،‬فَقَالُوا‪ :‬يَا قَ ْو َمنَا إِنَّا َ‬
‫س ِم ْعنَا قُ ْرآنًا َع َجبًا يَ ْهدِي إِلَى ُّ‬
‫الر ْش ِد فَآ َمنَّا بِ ِه َولَ ْن نُ ْش ِركَ بِ َربِِّنَا‬
‫ي أَنَّهُ ا ْستَ َم َع نَفَ ٌر ِمنَ ْال ِج ِِّن}‬
‫ي إِلَ َّ‬ ‫أ َ َحدًا‪ .‬فَأ َ ْنزَ َل هللاُ تعالى َعلَى نَبِيِِّ ِه ُم َح َّم ٍد صلى هللا عليه وسلم‪{ :‬قُ ْل أ ُ ِ‬
‫وح َ‬
‫][الجن‪1 :‬‬

‫‪ tidak membacakan Alquran kepada jin dan tidak pula melihat‬ﷺ ‪“Rasulullah‬‬
‫‪ pernah pergi bersama sejumlah shahabat menuju Pasar‬ﷺ ‪mereka. Rasulullah‬‬
Ukazh16. Sementara itu setan-setan telah dihalangi mendapatkan berita dari langit
dengan dilemparkan kepada mereka asy-syihab (meteor).

Setan-setan tadi kembali kepada kaumnya, dan kaumnya itu bertanya, ‘Ada
apa dengan kalian?’ Mereka menjawab, ‘Kami telah dihalangi memperoleh berita
dari langit, dan kami pun dilempari dengan asy-syihab’. Kaum mereka berkata,
‘Tidak ada yang menghalangi kalian memperoleh berita langit kecuali sesuatu telah
terjadi. Pergilah kalian ke arah penjuru timur dan barat bumi. Lihatlah apa yang
menghalangi kalian memperoleh berita dari langit’.

Mereka pun beranjak pergi ke timur dan barat. Sebagian di antaranya


melewati Tihamah dan bertemu dengan Nabi ‫ ﷺ‬yang ketika berada di Nikhlah
dalam perjalanan menuju Pasar Ukazh. Beliau ketika itu sedang melaksanakan
shalat subuh bersama para shahabatnya. Ketika mereka mendengar Alquran
dibacakan, mereka pun benar-benar memperhatikannya, seraya berkata, ‘Inilah
yang telah menghalangi kita untuk mendapatkan berita dari langit”.

Mereka kembali menemui kaumnya. Mereka berkata, ‘Wahai kaumku,


sesungguhnya kami telah mendengarkan Alquran yang menakjubkan, (yang)
memberi petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan
kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seorang pun dengan Tuhan kami’.
Maka Allah pun menurunkan kepada Nabi-Nya Muhammad ‫ﷺ‬: “Katakanlah (hai
Muhammad): “Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan
sekumpulan jin (akan Alquran),…” (QS. Al-Jin : 1).

5) Zaid bin Amr bin Nufail

Di tengah pekatnya kabut kesyirikan masayarakat Arab, tersisa beberapa


gelintir orang yang masih memurnikan agama Nabi Ibrahim ‘alaihissalam. Di
antaranya Zaid bin Amr bin Nufail. Zaid tak mampu mendakwahi dan menyerukan
agama yang lurus di tengah pemuka kekufuran Quraisy. Ia hanya mampu
mengkritik sembelihan-sembeliahan (kurban) mereka. Dan mengikari kesyirikan
yang mereka lakukan. Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar radhiallahu ‘anhuma
bahwasanya Zaid bin Amr bin Nufail mengatakan,

َ ‫ ِإ ِنِّي لَ ْستُ آ ُك ُل ِم َّما تَذْ َبحُونَ َعلَى أ َ ْن‬.


‫ َوالَ آ ُك ُل ِإالَّ َما ذ ُ ِك َر ا ْس ُم هللاِ َعلَ ْي ِه‬،‫صا ِب ُك ْم‬

“Aku tidak memakan apa yang kalian sembelih (sebagai persembahan) untuk
berhala kalian. Aku juga tidak memakan sesuatu yang disembelih tanpa menyebut
nama Allah.”

Zaid bin Amr mencela sesembelihan Quraisy,

‫ َوأ َ ْنزَ َل لَ َها‬،ُ‫شاة ُ َخلَقَ َها هللا‬


َّ ‫ ال‬:‫ َو َيقُول‬،‫َوأ َ َّن زَ ْيدَ بْنَ َع ْم ٍرو َكانَ يَعِيبُ َعلَى قُ َري ٍْش ذَبَائِ َح ُه ْم‬
ُ ‫ظا ًما لَه‬
َ ‫َارا ِلذَلِكَ َو ِإ ْع‬ ِ ‫ َوأَ ْنبَتَ لَ َها ِمنَ األ َ ْر‬،‫اء ال َما َء‬
ً ‫ ِإ ْنك‬.ِ‫ ث ُ َّم ت َذْبَ ُحو َن َها َعلَى َغي ِْر اس ِْم هللا‬،‫ض‬ ِ ‫س َم‬
َّ ‫ِمنَ ال‬

“Kambing ini, Allah yang ciptakan. Dia turunkan air dari langit untuknya. Juga
menumbuhkan tetumbuhan dari bumi (untuk makanannya). Kemudian kalian
sembelih tanpa menyebut nama-Nya?!” Zaid mengingkari perbuatan mereka
sebagai bentuk pengagungan terhadap Allah.

Orang-orang Quraisy tidak mempedulikan Zaid. Karena menurut mereka


yang dia lakukan tidak mengganggu kehidupan dan ibadah mereka. Atau mereka
sengaja tidak mempedulikannya untuk mengejeknya dan merendahkannya.

Selain Zaid, juga ada Waraqah bin Naufal. Seorang yang mengimani risalah
Nabi Isa ‘alaihissalam. namun tidak didapati riwayat ia mendakwahkan apa yang
diajarkan Nabi Isa ‘alaihissalam. Atau membicarakannya di tengah-tengah
keluarganya dari kalangan Quraisy.

Demikianlah gambaran kondisi agama bangsa Arab sebelum diutusnya


Nabi Muhammad ‫ﷺ‬. Dakwah tauhid padam. Agama para nabi samar-samar
disuarakan. Karena itu, hampir tidak ditemui persinggungan (friksi) antara orang-
orang yang bertauhid dengan pemuja kesyirikan.
Dalam keadaan tersebut terdapat segelintir orang yang masih berpegang
pada ajaran rasul sebelumnya. Ajaran Nabi Ibrahim dan Nabi Isa ‘alaihimassalam.
Mereka yang tersisa ini tidak mampu angkat suara, menyibak kabut gelap
penyimpangan akidah. Sehingga tidak dijumpai perdebatan agama hingga
diutusnya Rasulullah ‫ﷺ‬.13

b. Kisah Nabi sampai diangkat menjadi Nabi dan Rasul

Satu-satunya rasul Allah yang diutus untuk semua ras dan golongan adalah
nabi Muhammad saw. Karena itu ajarannya sangat universal; tidak hanya tentang
ibadah dan keakhiratan, namun juga urusan-urusan duniawi yang mencakup semua
sisi kehidupan manusia, mulai dari masalah makan hingga urusan kenegaraan.
Namun demikian, masih banyak orang yang buta terhadap pribadi dan kehidupan
beliau. Akibatnya, mereka terhalang untuk melihat dan merasakan kebenaran yang
dibawanya.

Kelahiran Muhamad SAW:

Nabi Muhammad saw lahir di Makkah pada hari Senin tanggal 12 Rabi’ul
Awwal tahun Gajah dalam keadaan yatim.

Penamaan tahun Gajah berkaitan dengan peristiwa pasukan Gajah yang


dipimpin oleh Abrahah, Gubernur Yaman yang ingin menghancurkan Ka’bah.
Namun sebelum sampai ke kota Makkah, mereka diserang oleh pasukan burung
yang membawa batu-batu kerikil panas (lihat QS Al-Fil:1-5).

Kelahiran Nabi Muhammad Saw bertepatan dengan tanggal 20 April 571


Masehi. Sekitar tahun 570 M, Mekah adalah sebuah kota yang sangat penting dan
terkenal di antara kota-kota di negeri Arab, baik karena tradisinya ataupun karena
letaknya. Kota ini dilalui jalur perdagangan yang ramai menghubungkan Yaman di

13
Kisah Muslim, Budaya Arab: Agama Bangsa Arab sebelum Islam (online). Terdapat pada
http://kisahmuslim.com/5431-budaya-arab-agama-bangsa-arab-sebelum-islam.html diakses pada
tanggal 14/09/2017
Selatan dan Syiria di Utara. Dengan adanya Ka’bah di tengah kota, Mekah menjadi
pusat keagamaan Arab. Di dalamnya terdapat 360 berhala, mengelilingi berhala
utama, Hubal. Mekah kelihatan makmur dan kuat. Agama dan masyarakat Arab
pada masa itu mencerminkan realitas kesukuan masyarakat jazirah Arab dengan
luas satu juta mil persegi.

Nabi Muhammad dilahirkan dalam keluarga bani Hasyim di Mekah pada


hari senin, tanggal 9 Rabi’ul Awwal, pada permulaan tahun dari Peristiwa Gajah.
Maka tahun itu dikenal dengan Tahun Gajah. Dinamakan demikian karena pada
tahun itu pasukan Abrahah, gubernur kerajaan Habsyi (Ethiopia), dengan
menunggang gajah menyerang Kota Mekah untuk menghancurkan
Ka’bah. Bertepatan dengan tanggal 20 atau 22 bulan April tahun 571 M. Ini
berdasarkan penelitian ulama terkenal, Muhammad Sulaiman Al-manshurfury dan
peneliti astronomi, Mahmud Pasha.

Nabi Muhammad adalah anggota bani Hasyim, suatu kabilah yang kurang
berkuasa dalam suku Quraisy. Kabilah ini memegang jabatan siqayah. Nabi
Muhammad lahir dari keluarga terhormat yang relatif miskin. Ayahnya bernama
Abdullah anak Abdul Muthalib, seorang kepala suku Quraisy yang besar
pengaruhnya. Ibunya adalah Aminah binti Wahab dari bani Zuhrah. Muhammad
SAW. Nabi terakhir ini dilahirkan dalam keadaan yatim karena ayahnya meninggal
dunia tiga bulan setelah dia menikahi Aminah.

Ramalan tentang kedatangan atau kelahiran Nabi Muhammad dapat


ditemukan dalam kitab-kitab suci terdahulu. Al-Qur’an dengan tegas menyatakan
bahwa kelahiran Nabi Muhammad SAW telah diramalkan oleh setiap dan semua
nabi terdahulu, yang melalui mereka perjanjian telah dibuat dengan umat mereka
masing-masing bahwa mereka harus menerima atas kerasulan Muhammad SAW
nanti.

Seperti dalam Qs. Ali ‘Imran ayat 81:


“Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: “Sungguh, apa
saja yang Aku berikan kepadamu berupa Kitab dan hikmah Kemudian datang
kepadamu seorang Rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu
akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya”. Allah berfirman:
“Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian
itu?” mereka menjawab: “Kami mengakui”. Allah berfirman: “Kalau begitu
saksikanlah (hai para Nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu.

Masa Menyusui:

Nabi Muhammad saw pertama kalinya disusui oleh ibunya Aminah dan
Tsuwaibatul Aslamiyah. Namun itu hanya beberapa hari. Selanjutnya beliau disusui
oleh Halimah As-Sa’diyah di perkampungan bani Sa’ad.

Nabi Muhammad saw tinggal bersama keluarga Halimah selama kurang


lebih empat tahun. Di akhir masa pengasuhan keluarga Halimah ini terjadi
pembedahan nabi Muhammad saw.

Masa Kanak-kanak Rosullallah:

Tidak lama setelah kelahirannya, bayi Muhammad SAW diserahkan kepada


Tsuwaibah, budak perempuan pamannya, Abu Lahab, yang pernah menyusui
Hamzah. Meskipun diasuh olehnya hanya beberapa hari, nabi tetep menyimpan rasa
kekeluargaan yang mendalam dan selalu menghormatinya. Nabi SAW selanjutnya
dipercayakan kepada Halimah, seorang wanita badui dari Suku Bani Sa’ad. Bayi
tersebut diasuhnya dengan hati-hati dan penuh kasih sayang, dan tumbuh menjadi
anak yang sehat dan kekar. Pada usia lima tahun, nabi dikembalikan Halimah
kepada tanggungjawab ibunya.

Sejumlah hadis menceritakan bahwa kehidupan Halimah dan keluarganya


banyak dianugrahi nasib baik terus-menerus ketika Muhammad SAW kecil hidup
dibawah asuhannya. Halimah menyayangi baginda rasul seperti menyayangi anak
sendiri, penuh kasih saying dan cinta, namun karena banyak kejadian yang luar
biasa sehingga takut akan terjadi hal-hal yang tidak baik sehingga dikembalikanlah
Rasul SAW Kepada keluarga beliau.

Muhammad SAW kira-kira berusia enam tahun, dimana tatkala asik


bermain-main dengan teman-teman beliau, teman-teman beliau gembira saat ayah-
ayah mereka pulang, namun Rasulullah pulang dengan tangisan menemui ibunda
beliau, seraya berkata wahai ibunda mana ayah? ibunda beliau terharu tampa
jawaban yang pasti, sehingga dalam ketidakmampuan atas jawaban tersebut, hingga
suatu ketika ibunda beliau mengajak baginda Nabi SAW pergi kekota tempat ayah
beliau dimakamkan.

Sekembalinya dari pencarian Makan suami tercinta ibu Rasul tercinta jatuh
sakit dan meninggal dalam perjalanan pulang, dengan duka cita yang mendalam
dan pulang bersama seorang pembantu nabi.

Sekembalinya pulang sebagai anak yatim piatu maka beliau diasuh oleh
kakeknya, Abdul muthalib. Namun dua tahun kemudian, kakeknyapun yang
berumur 82 tahun, juga meninggal dunia. Maka pada usia delapan tahun itu, nabi
ada di bawah tanggung jawab pamannya abi thalib.

Pada usia 8 tahun, seperti kebanyakan anak muda seumurannya, nabi


memelihara kambing di mekkah dan mengembalakan di bukit dan lembah
sekitarnya. Pekerjaan pengembala sekawanan domba ini cocok bagi perangai orang
yang bijaksana dan perenung seperti Muhammad SAW muda, ketika beliau
memperhatikan segerombolan domba, perhatiannya akan tergerak oleh tanda-tanda
kekuatan gaib yang tersebar di sekelilingnya.

Masa Remaja:

Diriwayatkan bahwa ketika berusia dua belas tahun, Muhammad SAW


menyertai pamannya, Abu Thalib, dalam berdagang menuju Suriah, tempat
kemudian beliau berjumpa dengan seorang pendeta, yang dalam berbagai riwayat
disebutkan bernama Bahira. Meskipun beliau merupakan satu-satunya nabi dalam
sejarah yang kisah hidupnya dikenal luas, masa-masa awal kehidupan Muhammad
SAW tidak banyak diketahui.

Muhammad SAW, besar bersama kehidupan suku Quraisy Mekah, dan hari-
hari yang dilaluinya penuh dengan pengalaman yang sangat berharga. Dengan
kelembutan, kehalusan budi dan kejujuran beliau maka orang Quraisy Mekkah
memberi gelar kepada beliau dengan Al-Amin yang artinya orang yang dapat
dipercaya.

Pada usia 30 tahunan, Muhammad SAW sebagai tanda kecerdasan dan


bijaksanya beliau, Nabi SAW mampu mendamaikan perselisihan kecil yang
muncul di tengah-tengah suku Quraisy yang sedang melakukan renovasi Ka’bah.

Mereka mempersoalkan siapa yang paling berhak menempatkan posisi


Hajar Aswad di Ka’bah.

Beliau membagi tugas kepada mereka dengan teknik dan strategi yang
sangat adil dan melegakan hati mereka

Pernikahan Nabi Muhammad Saw:

Pada masa mudanya, beliau telah menjadi pengusaha sukses dan hidup
berkecukupan dari hasil usahanya . Pada usia yang ke-25 tahun, Muhammad saw
menikah dengan Khadijah binti Khuwailid, seorang janda kaya berusia 40 tahun.
Pernikahan ini diawali dengan lamaran Khadijah kepada Muhammad saw setelah
melihat dan mendengar kelebihan-kelebihan dan akhlaknya.

Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw:

Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :

1) Khadijah binti Khuwailid


2) Saudah binti Jam’ah
3) Aisyah Binti Abu Bakar ra
4) Hafshah binti Umar ra
5) Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
6) Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
7) Zainab binti jahsyin
8) Zainab binti Khuzaimah
9) Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
10) Juwairiyah binti Al-Haarits
11) Sofiyah binti Huyay

Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal


dunia. Dan mereka semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.

Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai


hubungan yang kuat dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.

Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah
2 orang yaitu Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9
orang masih hidup saat Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut
dengan Ummul Mu’minin artinya ibu orang-orang beriman. Mereka banyak
menolong penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.

Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4


perempuan yaitu :

1) Qasim
2) Abdullah
3) Zainab
4) Fatimah
5) Ummu Kalsum
6) Rukayyah
7) Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali
Ibrahim, yang ibu mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang
dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir kepada Nabi SAW, anak-anak Nabi
SAW tersebut Wafat pada saat Nabi SAW masih hidup, kecuali Fatimah yang wafat
beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.

Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada


Fatimah ra, bahwa beliau akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu
Fatimah menangis dengan sedih, dan beberapa saat setelah itu Nabi SAW
membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar bisikan yang kedua ini
Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah Nabi SAW
wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia
Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi
semua tertutup karena cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.

Kerasulan Muhammad SAW:

1) Awal Kerasulan

Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa


memisahkan diri dari pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua
Hira, beberapa kilometer di Utara Mekah. Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya
berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur. Pada tanggal 17 Ramadhan
tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari Allah melalui
Malaikat Jibril.

Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua
bernama Hira, dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri
bathinnya, dicengkeram oleh sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah
seorang malaikat telah mencengkeram beliau dalam pelukan yang menakutkan
yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika beliau berbaring di
sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat
melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan
seribu kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau
protes bahwa beliau adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan
kekuatan yang begitu rupa, hingga turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai
5 dalam surat Al-‘Alaq :

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,

a) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.


b) Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
c) Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
d) Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.

Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya.


Dengan turunnya wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih
Allah sebagai nabi. Dalam wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk
menyeru manusia kepada suatu agama.

Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad


SAW sebagai seorang nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya
peristiwa itu kemudian dikenal sebagai “Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-
qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang akhir bulan Ramadhan.
Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian, berlangsung
masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).

Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan


merasakan beban emosi yang menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan
waswas, dan meminta istrinya untuk menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang
kedua yang berbunyi :

“Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!

Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan
kemudian turun sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-
suara yang berbeda-beda. Tapi pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah
Madaniyah turun dalam satu suara.

2) Pengetahuan Kerasulan

Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut


dilaksanakan secara individual, turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah
secara terbuka. Mula-mula beliau mengundang dan menyeru kerabat karibnya dan
Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di tengah-tengah mereka, “Saya tidak
melihat seorang pun di kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke tengah-
tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan
kepada kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak
kalian semua. Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”.
Mereka semua menolak kecuali Ali bin Abi Thalib.

Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi
yaitu dengan masuk Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar
Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan
dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.

Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir
quraisy mekah dan berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk
menghentikan dakwah Nabi gagal, tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang
sebelumnya sudah dilakukan semakin ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan
oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu, mendorong Nabi Muhammad
SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah. Pada tahun kelima
kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat
pengungsian.

Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini,


termasuk membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana,
gagal. Bahkan, di tengah meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk
Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab. Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar
ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi
SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya seorang paman yaitu
Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-hari
beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda
Rasul SAW dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW.
diriwayatkan pada suatu malam ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di
Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat yang lain, lalu dibawanya dengan
mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam, kemudian Nabi SAW
dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda kebesaran
dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri
Mekkah. Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan
dinaikkannya Nabi SAW dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam
inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5 kali dalam sehari.

Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi


kemajuan dakwah Islam muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari
sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke Mekah. Mereka, yang terdiri dari suku
‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.

Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui


Muhammad SAW untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat
mendamaikan permusauhan suku ‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas
kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh orang Khazraj dan dua orang
‘Aus serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat bernama Aqabah.
Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian
“Aqabah Pertama”. Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang
dari Yatsrib berjumlah 73 orang. Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta
Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka
berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian ini dinamakan dengan
perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Ketika di Quba, sebuah desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi
istirahat beberapa hari lamanya. Dia menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di
halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid. Inilah mesjid pertama yang
dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali bin Abi Thalib
menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah

Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu


yang mereka tunggu-tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua
sahabatnya dengan penuh kegembiraan. Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap
nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun Nabi (Kota Nabi) atau sering
disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena dari sanalah sinar
Islam memancar keseluruh dunia.

Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”,


tetapi merupakan rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama
selama sekitar dua tahun sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar
bin Khattab menetapkan saat terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam,
atau tahun qamariyah

3) Akhir Masa Kerosulan

Pembentukan Negra Madinah:

Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad


SAW resmi sebagai pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam
pun dimulai. Berbeda dengan periode Mekah, pada periode Madinah, Islam
merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang berkenaan dengan kehidupan
masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW mempunyai
kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara.
Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual
dan kekuasaan duniawi. Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan
kepala Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat.
Perkembangan Islam yang pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-
musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan ini akan mendorong orang-orang
Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-kemungkinan
gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan
membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan:
(1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan (2) menjaga
keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-
orang yang menghalang-halanginya.

Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai


upaya kaum muslimin mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di
awal pemerintahannya, mengadakan beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi
siaga melatih kemampuan calon pasukan yang memang mutlak diperlukan untuk
melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk. Perjanjian damai
dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud
memperkuat kedudukan Madinah.

Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab
mengutus delegasinya kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan
mereka. Masuknya orang Mekah ke dalam agama Islam rupanya mempunyai
pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir yang liar itu. Tahun itu
disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud; peperangan
antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan
seagama.

Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau


mengatur organisasi masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas
keagamaan dan para dai’ dikirim ke berbagai daerah dan kabilah untuk
mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan memungut zakat. Dua
bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat berkurang.
Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad
SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.

Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw:

Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi


Muhammad SAW, antara lain :

a) Ahmad
b) Al-Mahi
c) Al-Hasyir
d) Al-‘Aqib
e) Muqaffi
f) Nabiyyuttaubah
g) Nabiyyurrahmah.

Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :

a) Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan


paling banyak memuji Allah.
b) Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis
kekufuran dengan mengutusnya,
c) Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh
manusia berhimpun di hadapan beliau, ada yang mengatakan di
bawah perintah beliau.
d) Al-‘Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
e) Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan
melanjutkan jejak risalah para nabi.
f) Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum
dalam artian bersih dari dosa, namun beliau banyak bertaubat.
Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari, dan
dalam riwayat lain hingga 100 kali.
g) Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang
penuh kasih hatta dalam peperangan pun, diutusnya beliau ke
bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.

Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu


bahwa setiap sabda beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa
yang memberi nama/gelar tersebut adalah Allah Swt.

Nasab Nabi Muhammad Saw:

Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari
merincikan silsilah nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw
bin Abdullah bin Abdul Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin
Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin
Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma’add
bin Adnan.

Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin


Udud bin Al-Maqum bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin
Ibrahim. Menurut para pakar – sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh
Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40
kakek.

Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah:

Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak
pernah melakukan penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau
tetaplah seorang yang santun dan jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-
Amien (orang yang terpercaya).

Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah:

Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di
bulan Ramadan pada usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw.
Wahyu pertama tersebut berisi: “1) Bacalah dengan nama Tuhanmu yang
menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal darah, 3) Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan pena, 5) Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui


Khadijah dan mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah
menenangkan: “Bergembiralah! Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-
nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan shilaturrahim (hubungan
kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu orang yang
tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana.”

Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin


Naufal, seorang pendeta Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru
dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan bahwa yang datang kepada
Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi Musa As.

“Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu”
kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya.
(lihat HR Bukhari dan Muslim).

Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah:

Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan


dengan tahun 622 M. Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar
dari rumahnya yang saat itu sedang dikepung oleh pasukan bersenjata kaum
musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah Swt menidurkan mereka.
Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala mereka semua,
kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah. Nabi
Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun
1 Hijriyah.
Peperangan Nabi Muhammad Saw:

Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut:

1) “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi


karena sesungguhnya mereka dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
2) “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu,
tetapi jangan melampaui batas, sungguh Allah tidak menyukai
orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan
membunuh anak-anak, orang tua, orang yang menyerah, pendeta
dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa
tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan
berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).

Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai
upaya pembelaan terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas
dendam. Adapun jumlah peperangan yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.

Akhlak Nabi Muhammad Saw:

Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di


dalam QS. Al-Qalam ayat 4: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi
pekerti yang luhur”

Kesabaran Nabi Muhammad Saw:

Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam
menyebarkan dakwah ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan
ancaman pembunuhan diterimanya dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu
semuanya tak membuat kesabarannya luntur.

Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin
Abu Mu’ith pernah mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad
saw sementara beliau dalam keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya
Fathimah datang membuangnya.

Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu


Thalib dan isterinya Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya
beliau hijrah ke wilayah Thaif. Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima,
malah penduduk setempat menyuruh anak-anaknya untuk melemparinya dengan
batu.

Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw:

Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad


saw tidak membuat beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru
sebaliknya: “Bahkan saya berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka
orang-orang yang menyembah Allah dan tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit
pun,” kata beliau saat malaikat penjaga gunung menawarkan kepadanya untuk
menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di sebelahnya kepada
penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).

Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik
penduduk Makkah kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya
dendam kepada mereka di saat pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau
saw memberikan amnesti besar-besaran kepada penduduk Makkah.

Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya:

Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya:

Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan
lima hal yang tidak diberikan kepada seorang pun sebelum saya;

1) Diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada


musuh-musuhku) dalam jarak satu bulan perjalanan,
2) Bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun
di antara ummatku yang mendapatkan waktu shalat hendaklah
dia melakukannya,
3) Dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan
kepada orang sebelum saya
4) Diberi syafa’at
5) Dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus
kepada seluruh manusia.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Keistimewaannya di hari kiamat:

Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah orang pertama yang
diberikan syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di
hari kiamat, dan orang pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).

Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah,


Rasulullah saw bersabda: “Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari
kiamat nanti, saya orang pertama yang dibangkitkan dari kubur, dan saya orang
pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang pertama yang memberi syafaat
(kepada ummat manusia).” (HR. Muslim).

Ibadah Beliau:

Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya
membengkak. Lalu beliau ditegur, beliau menjawab: “Apakah aku tidak pantas
menjadi hamba yang bersyukur?”

Nabi Muhammad Saw Wafat:


Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu
Dhuha dengan usia 63 tahun.14

c. Visi, Misi dan Strategi Dakwah Nabi

Panjangnya rentang waktu antara Nabi Isa as. dan Nabi Muhammad Saw.
yang sampai ratusan tahun lamanya, menjadikan manusia kehilangan kendali dalam
mengharungi kehidupan. Kondisi tersebut dikenal dalam sejarah sebagai zaman
jahiliyah. Di zaman tersebut ahklak manusia sudah rusak; dengan kata lain pri-
kemanusia-an telah bertukar menjadi pri-kebitang-an.

Bentuk kejahiliyahan itu terlihat dalam banyak hal, antara lain aspek
kehidupan sosial kemasyarakatan dalam kaitannya dengan hubungan lawan jenis.
Sampai-sampai pada salah satu bentuk pernikahan mereka, dilakukan dengan cara;
wanita menancapkan bendera di depan rumah. Ini merupakan tanda untuk
mempersilahkan bagi laki-laki siapa saja yang ingin ‘mendatanginya’
(menyetubuhinya). Jika sampai melahirkan, maka semua yang pernah melakukan
hubungan dikumpulkan dan diundanglah seorang ahli nasab untuk menentukan
siapa bapak anak tersebut, kemudian sang bapak harus menerimanya. Dalam
banyak hal, wanita terdzalimi. Sampai yang tidak berdosapun merasakan
kedzaliman itu, seperti bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup karena
takut miskin dan hina.

Kehadiran Rasulullah Muhammad Saw di tengah-tengah ummat yang sedang


mengalami kemerosotan moral merupakan suatu keniscayaan. Berbekal wahyu
ilahi dan kecerdasan spritual serta dukungan berbagai pihak, Rasul berupaya
melakukan perubahan yang mendasar yakni “mengembalikan kemuliaan manusia
keposisi yang sesungguhnya“, dengan cara yang efektif.Dan untuk mempercepat

14
Siti Astri Sholihah, Ringkasan Sejarah Nabi Muhammad dari Lahir hingga Wafat (online).
Terdapat pada https://sitiastrisolihah.wordpress.com/2014/12/17/ringkasan-sejarah-nabi-
muhammad-saw-dari-lahir-hingga-wafat/ diakses pada tanggal 14/09/2017.
keberhasilan keinginan tersebut, terlebih dahulu merumuskan visi dan misi dakwah
beliau.

Visi Rasul dalam berdakwah adalah “memanusiakan manusia”. Hal ini


dapat difahami dari ungkapan beliau: “Sesungguhnya aku diutus untuk
menyempurnakan akhlak”. Kemuliaan manusia sangat ditentukan dari akhlaknya.
Dengan kata lain “akhlak” merupakan tolok ukur untuk tinggi rendahnya atau
mulia/hinanya keberadaan seseorang. Dengan demikian sangat beralasan jika
Rasulullah Saw menentukan visi tersebut diatas.
Selanjutnya untuk mewujudkan visi, terlebih dahulu Rasulullah Saw merumuskan
misi yakni langkah-langkah yang harus ditempuh untuk mencapai visi. Adapun misi
Rasulullah Saw adalah “amar ma’ruf nahi mungkar”. Rasulullah Saw mengajak
orang-orang untuk melakukan kebaikan dan meninggalkan larangan. Metoda yang
digunakan Rasulullah Saw pun sangat sederhana dan mudah ditiru karena sebelum
Rasulullah Saw mengatakan dan atau melakukan sesuatu, terlebih dahulu beliau
yang mempraktekkannya (dakwah bi al hal), jadi tidak sulit bagi orang lain untuk
mencontohnya.

Melalui visi dan misi tersebut, Rasulullah Saw sukses mengantarkan


masyarakatnya meraih posisi kemulian, sesuai dengan gelar kehormatan yang
dianugerahkan Allah terhadap manusia yakni “sungguh kami telah muliakan anak
cucu adam”. Keberhasilan yang di raih Rasulullah Saw, tentu karena beliau benar-
benar memposisikan diri sebagai tauladan ummat. Dan ketauladanan Rasulullah
Saw tergambar pada sikap dan tindak tanduk beliau sehari-hari serta kesesuaian
antara ucapan dengan perbuatan. 15

strategi dakwah nabi muhammad saw. Pada masa periode Mekkah ini,
dakwah Rasulullah terbagi menjadi dua proses, yakni proses dakwah secara diam-
diam dan proses dakwah secara terang-terangan.

15
Pimpinan PA Stabat, Visi dan Misi Muhammad SAW (online). Terdapat pada http://www.pa-
stabat.net/index.php?option=com_content&view=article&id=7596:visi-dan-misi-muhammad-
saw&catid=74:internal&Itemid=427 diakses pada tanggal 14/09/2017.
1) Proses dakwah secara diam-diam

Mula-mula Nabi Muhammad mengajarkan Islam atau berdakwah secara


sembunyi-sembunyi. Beliau hanya mengajarkan ke-Tauhidan kepada anggota
keluarga dan kerabat terdekat. Namun tidak banyak diantara kerabat beliau
yang menerima ajakan Nabi. Abu Thalib, paman beliau pun menyatakan tidak
sanggup meninggalkan agama nenek moyang mereka, yakni menyembah berhala.
Akan tetapi Abu Thalib tidak pernah menghalangi Rasulullah dalam mengajarkan
Islam, bahkan beliau pun mengecam keras orang-orang yang menjadi penghambat
dakwah Nabi.

Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah Islam dilakukan secara
sembunyi-sembunyi. Nabi mulai melaksanakan dakwah Islam di lingkungan
keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah. Kemudian Ali bin Abi
Thalib, Abu Bakar dan lain-lain. Pada proses ini, tidak lebih dari 12 orang yang
mengikuti ajaran Nabi Muhammad. Mereka terkenal dengan julukan assa>biqu>n
al-Awwalu>n[1] (orang-orang yang pertama kali masuk Islam), mereka adalah
Khadijah, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar as-Shiddiq, Zaid, Utsman bin Affan,
Zubair bin Awwam, Sa’ad bi Abi Waqash, Abdurrahman bin Auf, Thalhah bin
Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarrah, dan al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya
di jadikan sebagai tempat berdakwah.

2) Proses Dakwah Secara Terang-terangan

Setelah tiga tahun berjalan dakwah Islam secara diam-diam, maka


disuruhlah Nabi mengumumkan Islam dengan terang-terangan sebagaimana
difirmankan oleh Allah dalam surat asy-syu’ara’: 214. Berdasarkan ayat Allah
tersebut Nabi Muhammad mengajak kaum keluarganya, Bani Hasyim untuk masuk
Islam, akan tetapi mereka tidak menghiraukannya, bahkan pamannya Abu Lahab
mencemooh Nabi Muhammad sehingga turunlah surat al-Lahab. Kemudian
Rasulullah mengajak kaum Quraish untuk mengesakan Tuhan tiada sekutu bagi-
Nya, berdasarkan ayat yang turun dalam surat al-Hijr: 94 mereka pun ada yang
masuk Islam tetapi banyak pula yang menentanngnya.
Setelah turun ayat ini, Rasulullah SAW, menyampaikan dakwahnya kepada
seluruh lapisan masyarakat kota Mekah yang pluralistik, dari golongan bangsawan
sampai golongan budak serta pendatang kota Mekah yang mempunyai agama
berbeda dan berbagai suku. Untuk berdakwah secara terang-terangan ini, beliau
mengambil bukit “shofa” sebagai tempat dakwahnya. Mula-mulanya beliau
menyeru penduduk Mekkah lalu kemudian penduduk negeri yang lain. Dengan
usahanya yang gigih. Hasil yang diharapkan mulai terlihat. Jumlah pengikut nabi
yang tadinya hanya dua belasan orang semakin hari semakin bertambah. Mereka
terutama terdiri dari kaum wanita, budak, pekerja dan orang-orang yang tidak
punya.

Dalam mensyiarkan Islam, Nabi melakukannya dengan strategi yang


disesuaikan dengan peradaban dan cara berfikir bangsa Arab, yaitu:

- Nabi memperkenalkan tauhid kepada Allah sebagai pondasi kehidupan


dalam arti yang menyeluruh. Ajaran tauhid ini tidaklah sebagai konsep
dan sebatas bidang pengetahuan saja, tetapi tauhid yang fungsional dan
terapan. Dalam arti, setelah seseorang beriman kepada Allah, maka
sekaligus sikap keimanan tersebut diaplikasikan dalam bentuk
kehidupan sehari-hari dan perjuangan membela agama Allah.
- Nabi menggunakan strategi pentahapan yang jelas. Dimulai dari
dakwah di lingkungan keluarga serta masyarakat sekitar yang
mempunyai potensi untuk dapat dipergunakan dalam membantu
dakwah. Seperti Beliau mengajak Ali putra pamannya, melibatkan Abu
bakar sebagai mertua, mengawini Khadijah yang setia dan kaya, serta
Umar sebagai pemimpin Quraish yang sangat disegani. Tahapan itu
juga terlihat dalam bagaimana Beliau meyakinkan orang-orang secara
sembunyi-sembunyi (bi al-sirr), kemudian secara terang-terangan (bi
al-jahr) setelah keadaan dianggap memungkinkan untuk itu.
Pentahapan itu juga dapat dilihat pada usaha-usaha beliau memba’iat
mereka yang ingin bergabung dengan beliau, seperti tahapan perjanjian
‘Aqabah I yang diikuti oleh 12 orang dari Madinah, serta perjanjian
‘Aqabah II yang diikuti oleh 73 orang dari kota yang sama. Sehingga,
dari pengikut yang sedikit tetapi kuat itu berkembang menjadi banyak
seperti mata rantai.
- Nabi mendayagunakan berbagai macam sumber potensi sahabat secara
efektif. Sahabat yang mempunyai kekayaan lebih seperti Khadijah, Abu
Bakar dan Utsman untuk mendanai dakwah. Mereka yang mempunyai
pengaruh besar di kalangan Quraish seperti Umar bin Khattab dan
Hamzah yang muslim, serta Abdul Munthalib dan Abu Thalib yang
non-muslim, menyiapkan diri untuk menjadi perisai Nabi dari serangan
musuh-musuh besarnya. Sebagian para sahabat yang mempunyai
kelebihan intelektualitas seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin
Mas’ud dan Zaid bin Tsabit berkhidmat dalam pengembangan ilmu-
ilmu agama (tafsir), serta Abu Hurairah menekuni periwayatan hadits-
hadits Nabi. Meskipun demikian, mereka juga bersatu mengangkat
senjata bersama Nabi manakala keadaan memaksanya, sebagaimana
mereka ikut berhijrah ketika hal itu menjadi keputusan Nabi melalui
musyawarah.

Tantangan Dakwah Nabi dalam strategi dakwah nabi:

- Faktor-faktor yang mendorong kaum Quraish menentang seruan Islam

Seruan kepada agama Islam mula-mulanya adalah secara rahasia,


sebagaimana telah diterangkan di atas. Hal ini telah diketahui Quraish, akan tetapi
dalam fase seruan dengan cara rahasia ini Quraish tidak memperdulikannya, karena
mereka sungguh tidak mengira bahwa seruan itu akan hidup dan kuat, dan akan
dianut oleh orang banyak. Kemudian setelah Rasulullah mulai menyeru dengan
terang-terangan, maka kaum Quraish menyatakan tantangannya terhadap agama
baru itu. Dan mereka coba hendak membunuh agama ini dengan cara apapun.

- Fase-fase tantangan Quraish terhadap agama Islam

Pada permulaan Islam, kaum Quraish belumlah mencurahkan perhatiannya


untuk menentang agama Islam. Mereka mengira bahwa seruan Muhammad itu
hanya satu gerakan yang berapa lama tentu akan lemah dan lenyap dengan
sendirinya. Akan tetapi, alangkah terkejutnya mereka melihat bahwa seruan itu
dengan cepat telah memasuki rumah tangga mereka; dan hamba sahaya mereka
yang dahulunya mereka anggap derajatnya tidak lebih dari harta benda, telah
menerima dengan baik seruan yang baru itu. Karena itu, mereka cepat mencurahkan
perhatian menentang.

Pertama sekali, mereka menghalangi hamba-hamba sahaya dan orang yang


lemah. Kalau Muhammad bebas mengatakan apa yang diingininya, tetapi hamba-
hamba sahaya menurut pandangan mereka tidaklah bebas atas jasmani dan rohani
mereka sendiri. Karena itu Yasir dan puteranya ‘Ammar serta istrinya Sumaiyah,
begitu juga Bilal, Khabab ibnul Aris dan lain-lain menderita siksaan yang berat, di
luar perikemanusiaan.

Akan tetapi Nabi sendiri pada fase ini tiada dapat mereka siksa, karena Bani
Hasyim mempunyai kedudukan yang tinggi pada pandangan mereka. Dan Rasul
sendiri mendapat penjagaan dari Abu Thalib paman beliau. Akan tetapi setelah
seruan Nabi bertambah tersiar, dan beberapa orang bangsawan Quraish telah mulai
memperkenankan seruan itu, maka pengaruh seruan itu semakin bertambah jelas.

Perlawanan kaum Quraish pun makin tambah menjadi-jadi pula.


Perlawanan itu tidak hanya dihadapkan kepada hamba sahaya dan orang-orang
yang lemah, tetapi, mulai pula dihadapkan kepada seluruh penganut-penganut
agama baru itu. Malah Nabi sendiri pembawa agama baru itu, tiadalah lepas dan
dikecualikan dari tantangan mereka. Nabi mereka tuduh mengadakan perpecahan
antara orang-orang dengan keluarga dan hamba-hamba sahayanya, serta menghasut
pemuda-pemuda yang menjadi pengikutnya, menghinakan nenek moyang mereka
dan dewa-dewa yang mereka sembah.16

d. Hijrah Nabi ke Madinah

16
Sejarah Islam Arab, Strategi Dakwah Nabi Muhammad SAW (online). Terdapat pada
http://sejarahislamarab.blogspot.co.id/2015/02/strategi-dakwah-nabi-muhammad-saw.html diakses
pada tanggal 14/09/2017.
Usai Bai’atul-‘Aqabah kedua, kaum Anshar pun kembali ke Madinah.
Mereka sangat antusias menunggu dan mengharap kedatangan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam hijrah ke Madinah. Sementara itu, kaum muslimin
yang mendengar kesepakatan antara Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
dengan Anshâr juga sudah siap berhijrah ke Madinah.

1) Faktor penyebab hijrah

Hijrah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kaum muslimin ini


bukan tanpa alasan. Ada berbagai faktor yang menjadi pemicu untuk melakukan
hijrah.

Pertama : Karena adanya siksaan dan tekanan dari kaum kafir Quraisy.
Begitu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan dakwah secara terbuka,
berbagai ancaman mulai diarahkan kepada beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan
orang-orang beriman yang mengikutinya. Oleh karena itu, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam senantiasa berpikir untuk mencari perlindungan di luar Makkah.
Sehingga terjadilah hijrah kaum muslimin ke Habsyah, Thaif, dan kemudian ke
Madinah.

Penyebab hijrah ini, di antaranya karena penyiksaan dan penindasan kaum


kafir Quraisy atas kaum muslimin. Riwayat yang menguatkan faktor ini, tersirat
dalam perkataan Bilal Radhiyallahu anhu ketika ia hendak berhijrah.

‫عتْ َبةَ بْنَ َر ِبي َعةَ َوأ ُ َميَّةَ بْنَ َخلَفٍ َك َما أَ ْخ َر ُجونَا ِم ْن‬ َ ‫الل ُه َّم ْال َع ْن‬
ُ ‫ش ْي َبةَ بْنَ َر ِبي َعةَ َو‬ َّ
ِ َ‫ض ْال َوب‬
‫اء‬ ِ ‫ضنَا إِلَى أ َ ْر‬ ِ ‫أَ ْر‬:

“Wahai Allah ! Laknatlah Syaibah bin Rabî’ah, ‘Utbah bin Rabî’ah, dan Umayyah
bin Khalaf, sebagaimana mereka telah menyebabkan kami keluar dari negeri kami
ke negeri derita.”
Juga hadits ‘Aisyah Radhiyallahu anhuma tentang hijrahnya orang tuanya.
Beliau Radhiyallahu anhuma berkata:

‫سلِّ َم أَبُو َب ْك ٍر ِفي ْال ُخ ُروجِ ِحينَ ا ْشتَدَّ َعلَ ْي ِه ْاألَذَى‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫ا ْست َأْذَنَ النَّ ِب‬
َ ‫ي‬

“Abu Bakr Radhiyallahu anhu meminta izin kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam untuk berhijrah, ketika penderitaannya terasa berat.”

Kedua :Adanya kekuatan yang akan membantu dan melindungi dakwah,


sehingga memungkinkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah
dengan leluasa. Hal ini sebagaimana tertuang dalam nash Bai’atul-‘Aqabah kedua.
Yaitu kaum Anshâr berjanji akan melindungi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam sebagaimana melindungi anak dan istri mereka.

Ketiga : Para pembesar kaum Quraisy dan sebagian besar masyarakat


Makkah menganggap Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai pendusta,
sehingga mereka tidak mempercayainya. Dengan kondisi seperti ini, maka beliau n
ingin mendakwahkan kepada masyarakat lainnya yang mau menerimanya. Banyak
dalil yang menunjukkan faktor ini, di antaranya ialah sebagaimana perkataan Sa’ad
bin Mu’âdz Radhiyallahu anhu :

ُ‫صلَّى هللا‬ ُ ‫ي أ َ ْن أ ُ َجا ِهدَ ُه ْم فِيكَ ِم ْن قَ ْو ٍم َكذَّبُوا َر‬


َ َ‫سولَك‬ َّ َ‫ْس أ َ َحد ٌ أ َ َحبَّ إِل‬
َ ‫اللَّ ُه َّم إِنَّكَ تَ ْعلَ ُم أَنَّهُ لَي‬
ُ ‫سلِّ َم َوأ َ ْخ َر ُجوه‬
َ ‫َعلَ ْي ِه َو‬

“Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui, sesungguhnya tidak ada seorang pun
yang lebih aku sukai untuk aku jihadi mereka karena-Mu daripada suatu kaum yang
telah mendustakan Rasul-Mu dan mengusirnya.

Keempat : Kaum muslimin khawatir agama mereka terfitnah. Ketika


‘Aisyah Radhiyallahu anhuma ditanya tentang hijrah, beliau Radhiyallahu anhuma
berkata:

‫سلِّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َّ ‫َكانَ ْال ُمؤْ ِمنُونَ يَ ِف ُّر أ َ َحد ُ ُه ْم بِدِينِ ِه إِلَى‬
ُ ‫َّللاِ تَعَالَى َوإِلَى َر‬
َ ‫سو ِل ِه‬
‫َمخَافَةَ أ َ ْن يُ ْفتَنَ َعلَ ْي ِه‬
“Kaum mukminun pada masa dahulu, mereka pergi membawa agama mereka
menuju Allah dan Rasul-Nya karena khawatir terfitnah.”

Itulah beberapa faktor yang mendorong kaum muslimin berhijrah,


meninggalkan negeri Makkah menuju negeri yang baru, yaitu Madinah. Semua ini
dilakukan untuk mendapatkan ridha Allah Azza wa Jalla .

Khabbab Radhiyallahu anhu berkata:

َّ ‫َّللاِ فَ َوقَ َع أَجْ ُرنَا َعلَى‬


ِ‫َّللا‬ ُ ‫سلِّ َم ن َْلت َِم‬
َّ َ‫س َوجْ ه‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِّ ‫هَا َج ْرنَا َم َع النَّ ِب‬
َ ِ‫ي‬

“Kami hijrah bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mencari


wajah Allah, sehingga ganjaran kami benar-benar di sisi Allah Azza wa Jalla.”

Mengapa memilih hijrah kemadinah?

Nash-nash yang shahîh menunjukkan, pilihan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi


wa sallam menetapkan Madinah sebagai negeri hijrah kaum muslimin, merupakan
pilihan yang berdasarkan wahyu ilahi. Sebagaimana hal ini tertera dalam hadits
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

‫َب َو َه ِلي إِلَى أَنَّ َها‬ ِ ‫َرأَيْتُ فِي ْال َمن َِام أَ ِنِّي أُه‬
ٍ ‫َاج ُر ِم ْن َم َّكةَ إِلَى أ َ ْر‬
َ ‫ض بِ َها ن َْخ ٌل فَذَه‬
ُ‫ِي ْال َمدِينَةُ يَثْ ِرب‬
َ ‫ْاليَ َما َمةُ أ َ ْو َه َج ُر فَإِذَا ه‬

Aku pernah mimpi berhijrah (pindah) dari Makkah menuju suatu tempat
yang ada pohon kurmanya. Lalu aku mengira daerah itu ialah Yamamah atau Hajr
(Ahsâ`), (namun) ternyata daerah itu adalah Yatsrib.

Juga hadits:

َ َ‫ِإنِِّي أ ُ ِريتُ د‬
‫ار هِجْ َرتِ ُك ْم َرأَيْتُ ذَاتَ ن َْخ ٍل بَيْنَ َالبَتَي ِْن‬

Aku diperlihatkan negeri hijrah kalian, yaitu satu negeri yang memiliki
pohon kurma di antara dua harrah.
Mendengar penuturan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ini, maka
kaum muslimin pun kemudian bergegas melakukan hijrah ke Madinah. Begitu juga
sebagian kaum muslimin yang sedang berada di Habsyah, mereka segera berangkat
menuju Madinah.

Yang pertama kali berangkat hijrah ke Madinah:

Imam Bukhaari menyebutkan, yang pertama kali berangkat hijrah ke


Madinah ialah Mush’ab bin Umair dan ‘Abdullah bin Ummi Maktûm. Sedangkan
Ibnu Ishâq[9] dan Ibnu Sa’ad[10] menyebutkan, yang pertama kali berhijrah ialah
Abu Salamah bin al Asad. Musa bin ‘Uqbah memilih yang kedua.

Ibnu Hajar menyebutkan, di antara hadits-hadits yang dibawakan penulis


kitab al-Maghazi, Syiyar, dan hadits-hadits yang dibawakan oleh Imam al-Bukhâri
masih bisa dipertemukan, dengan membawa pengertian “yang pertama kali” pada
sisi tertentu. Yaitu Abu Salamah meninggalkan Makkah tidak dengan niatan
menetap di Madinah, namun hanya menghindari penindasan kaum kafir Quraisy.
Berbeda dengan Mush’ab yang memang sejak awal berniat menetap di Madinah
untuk memberi pengajaran kepada penduduk Madinah atas perintah Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam .

Jadi, masing-masing di antara dua orang ini dilihat dari satu sisi. Abu
Salamah ialah orang yang pertama kali hijrah ke Madinah untuk menghindari
penindasan kaum kafir Quraisy. Sedangkan Mush’ab ialah orang yang pertama kali
hijrah ke Madinah dengan niat menetap di Madinah.

Kemudian setelah itu, kaum muslimin berdatangan ke Madinah. Bilal bin


Rabbah datang bersama Sa’ad bin Abi Waqâsh dan ‘Ammâr bin Yâsir, kemudian
menyusul ‘Umar bin al-Khaththab.

Respon kaum kafir Quraisy terhadap hijrah kaum muslimin:


Melihat kaum muslimin melakukan hijrah ke Madinah, bagaimanakah sikap
kaum kafir Quraisy?

Pemandangan ini sangat menyakitkan hati kaum kafir Quraisy. Sehingga


mendorong mereka melakukan berbagai upaya untuk menghalangi kaum muslimin
hijrah. Misalnya dengan menahan harta kaum muslimin dan melarang
membawanya. Terkadang dengan menahan dan mengurung sebagian anggota
keluarga kaum muslimin. Disamping itu, mereka juga melakukan supaya kaum
muslimin yang sudah berada di Madinah kembali ke Makkah.

Namun upaya kaum kafir Quraisy ini tidak membuat kaum muslimin
bergeming dari niat semula. Mereka benar-benar sudah siap berpisah dengan harta
benda miliknya, keluarganya, dan kenikmatan dunia dan penghidupan lainnya yang
telah mereka peroleh di Makkah, demi menyambut panggilan aqidah. Dan sungguh,
hijrah ini menjadi pijakan pertama berkibarnya panji tauhid.17

e. Islam di Madinah
Madinah dianggap sebagai kelahiran baru agama Islam setelah ruang
dakwah di Mekah terasa sempit bagi kaum muslimin. Allah SWT memilih Madinah
sebagai pilot project pembentukan masyarakat Islam pertama. Madinah memang
layak dijadikan kawasan percontohan. Berawal dari respon orang-orang Yastrib
yang datang ke Mekah pada bulan haji terhadap seruan nabi, juga tidak terlepas dari
pribadi nabi yang dikenal sebagai orang yang tak pernah berbohong.
Keberhasilan dakwah nabi dapat dilihat pada sikap orang-orang Yastrib di
perjanjian Aqabah I dan II, dimana mereka mau mengubah sikap dan perilaku
mereka, bahkan bersedia menjadi pelindung nabi. Sebab dakwah pada hakekatnya
merupakan suatu upaya seorang dai dan sekaligus juga sebagai media untuk
mengubah perilaku masyarakat dari yang negative menjadi positif atau berakhlak
mulia, tertinggal menjadi maju serta bodoh menjadi pandai. Inilah yang dilakukan
Nabi terhadap masyarakat Yastrib, membentuk suatu masyarakat baru, dan

17
Almanhaj, Hijrah ke Madinah (online) https://almanhaj.or.id/2563-hijrah-ke-madinah.html
diakses pada tanggal 14/09/2017.
meletakkan dasar-dasar untuk suatu masyarakat yang besar yang sedang ditunggu
oleh sejarah. Dalam mewujudkan semua ini, nabi menempuh langkah-langkah
dakwah sebagai berikut:
Pertama: Membangun masjid
Waktu Rasulullah saw masuk Madinah, penduduk Madinah yang sudah
memeluk Islam (kaum Anshar) banyak yang mengundang serta menawarkan rumah
untuk beristrahat. Setelah nabi sampai di tanah milik kedua orang anak yatim
bernama Sahal dan Suhail keduanya anak Amr bin Amarah dibawah asuhan
Mu‟adz bin „Afra, berhentilah unta yang ditunggangi nabi, kemudian beliau
dipersilahkan oleh Abu Ayub Anshari untuk tinggal di rumahnya.
Setelah beberapa bulan nabi di situ maka beliau membangun Masjid Nabawi
pada sebuah tanah milik kedua anak yatim tersebut, tanah itu dibeli oleh nabi untuk
pembangunan masjid, juga untuk tempat tinggal. Masjid yang di bangun tersebut
berfungsi sebagai tempat melaksanakan ibadah shalat. Dalam kesempatan ini nabi
dan para pengikutnya berdiri bahu-membahu, mengajarkan keuntungan yang tak
terkirakan dari persaudaraan, dan menanamkan semangat persamaan antar manusia.
Masjid juga sebagai sarana penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan
mempertalikan jiwa mereka, di samping sebagai tempat bermusyawarah
merundingkan masalah-masalah yang dihadapi, masjid pada masa Nabi bahkan
juga berfungsi sebagai pusat pemerintahan.
Kedua: Menciptakan persaudaraan baru
Kaum muslimin yang berhijrah dari Mekah ke Madinah disebut “muhajirin”
dan kaum muslimin penduduk Madinah disebut “anshor”. Kaum muslimin Mekah
yang berhijrah ke Madinah banyak menderita kemiskinan, karena harta benda dan
kekayaan mereka ditinggalkan di Mekah, diwaktu mereka berhijrah ke Madinah
melarikan agama dan keyakinan yang mereka anut.
Nabi Muhammad saw menciptakan persaudaraan baru antara kaum
muhajirin dengan kaum anshor. Ali ibn Abi Thalib dipilih menjadi saudara nabi
sendiri. Abu Bakar nabi saudarakan dengan Kharijah ibnu Zuhair. Ja‟far ibnu Abi
Thalib dengan Mu‟az ibnu Jabal. Rasulullah telah mempertalikan keluarga-
keluarga Islam. Masing-masing keluarga mempunyai pertalian yang erat dengan
keluarga-keluarga yang banyak, karena ikatan persaudaraan yang diadakan
rasulullah. Persaudaraan ini pada permulaannya mempunyai kekuatan dan akibat
sebagai yang dipunyai oleh persaudaraan nasab, termasuk di antaranya hal pusaka,
hal tolong menolong dan lain-lain.
Ketiga: Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah
Setelah mempersaudarakan antara kaum muhajirin dengan anshor,
selanjutnya nabi menjalin hubungan antara kaum muslim dengan golongan Yahudi
penduduk Madinah. Jalinan hubungan ini terwujud dalam bentuk perjanjian atau
undang-undang yang kemudian dikenal sebagai “Piagam Madinah” yang ditulis
pada tahun 623 M atau tahun ke-2 H. di antara dictum perjanjian paling penting
adalah sebagai berikut:
1) Kaum muslimin dan kaum Yahudi hidup secara damai, bebas
memeluk dan menjalankan ajaran agamanya masing-masing.
2) Orang-orang Yahudi berkewajiban memikul biaya mereka sendiri,
dan kaum muslimin wajib memikul biaya mereka sendiri.
3) Apabila salah satu pihak diperangi musuh, maka mereka wajib
membantu pihak yang diserang.
4) Di antara mereka saling mengingatkan, dan saling berbuat kebaikan,
serta tidak akan saling berbuat kejahatan.
5) Kaum muslimin dan Yahudi wajib saling menolong dalam
melaksanakan kewajiban untuk kepentingan bersama.
6) Bumi Yastrib menjadi tanah suci karena naskah perjanjian ini.
7) Nabi Muhammad adalah pemimpin umum untuk seluruh penduduk
Madinah. Bila terjadi perselisihan di antara kaum muslimin dengan
kaum Yahudi, maka penyelesaiannya dikembalikan kepada nabi
sebagai pemimpin tertinggi di Madinah.
Nabi berhasil membangun sebuah Negara baru yakni Negara Madinah,
secara aklamasi nabi diangkat sebagai kepala Negara yang diberikan otoritas untuk
memimpin dan melaksanakan ketatanegaraan yang telah disepakati bersama. Jadi,
di Madinah beliau seorang penguasa, yang menjalankan kekuasaan politik dan
militer dan juga keagamaan.
Keempat: Pembangunan pranata sosial dan pemerintahan.
Madinah adalah wilayah pertanian, dihuni oleh berbagai klan dan tidak oleh
sebuah kesukuan yang tunggal, namun berbeda dengan Mekah, Madinah
merupakan perkampungan yang diributkan oleh permusuhan yang sengit dan
anarkhis antara kelompok kesukuan yang terpandang –Suku Aws dan Khazraj.
Permusuhan yang berkepanjangan mengancam keamanan rakyat kecil dan
mendukung timbulnya permasalahan eksistensi Madinah. Berbeda dengan
masyarakat Badui, masyarakat Madinah telah hidup saling bertetangga dan tidak
berpindah dari tempat satu ke tempat lainnya. Selanjutnya berbeda dengan Mekah,
Madinah senantiasa mengalami perubahan social yang meninggalkan bentuk
kemasyarakatan absolut model Badui. Kehidupan sosial Madinah secara berangsur-
angsur diwarnai oleh unsur kedekatan ruang daripada oleh system kekerabatan.
Madinah juga memiliki sejumlah warga Yahudi, yang mana sebagian besar
penduduknya lebih simpatik terhadap monotheisme. Namun setelah masyarakat
muslim berkembang menjadi besar dan berkuasa, mereka mulai menaruh rasa
dendam dan tidak suka.
Islam di Madinah bukan hanya sebuah agama, tetapi juga mengatur Negara.
Karena masyarakat Islam telah terwujud, maka menjadi suatu keharusan Islam
untuk menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terwujud itu.
Sebab itu ayat-ayat al-Quran yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan
kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat yang diturunkan itu diberi penjelasan oleh
rasulullah. Mana- mana yang belum jelas dan belum terperinci dijelaskan oleh
rasulullah dengan perbuatan-perbuatan beliau.
f. Peperangan membela Islam
Sesudah peristiwa hijrah, penduduk Madinah terdiri atas tiga golongan:
kaum muslimin, bangsa Yahudi (Banu Nadhir dan Banu Quraizhah) dan bangsa
Arab yang belum menganut agama Islam. Kepada ketiga golongan tersebut, nabi
terus berusaha menyebarkan agama Islam. Hal itu dilakukan nabi saw selain karena
kewajiban yang harus dilaksanakannya, juga karena ia melihat mayoritas
masyarakat Madinah menyambut dengan baik saat beliau dan umat Islam tiba di
kota tersebut.
Pada hakekatnya dakwah nabi merupakan aktualisasi imani yang
dimanifestasikan dalam suatu sistem kegiatan, dalam bidang kemasyarakatan yang
dilaksanakan secara teratur, untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap,
dan bertindak masyarakat Madinah, dengan menggunakan cara tertentu. Dakwah
nabi berusaha mengubah lingkungan Madinah dengan cara meletakkan dasar
eksistensi masyarakat Islam, menanamkan nilai-nilai keadilan, persamaan,
persatuan, perdamaian, kebaikan, dan keindahan, sebagai inti penggerak
perkembangan masyarakat, membebaskan individu dari sistem kehidupan zalim
(perbudakan).
Menuju sistem kemerdekaan, menyampaikan kritik sosial atas
penyimpangan yang berlaku dalam masyarakat Madinah, dalam rangka
mengembang tugas nahi mungkar, dan memberi alternative konsepsi atas
kemacetan sistem, dalam rangka melaksanakan amar ma‟ruf, merealisasi sistem
budaya yang berakar pada dimensi spiritual yang merupakan dasar ekspresi akidah,
meningkatkan kesadaran masyarakat Madinah untuk menegakkan hukum,
mengintegrasikan kelompok- kelompok kecil (muslim, Yahudi, bangsa Arab non
muslim) menjadi suatu kesatuan kekuatan untuk mengamankan Negara Madinah
dari serangan luar, merealisasi keadilan dalam bidang ekonomi, dengan
mempersaudarakan golongan aghniyaa (anshor) dengan golongan ekonomi lemah
(muhajirin).
Dakwah yang dilakukan nabi mendapat sambutan beragam, ada yang
menerima kemudian masuk Islam dan ada pula yang menolak secara diam- diam,
misalnya, orang-orang Yahudi yang tidak senang atas kehadiran nabi dan umat
Islam. penolakan ini mereka lakukan secara diam-diam dan tidak berani berterus
terang untuk menantang nabi dan umat Islam yang mayoritas tersebut. Kedengkian
orang-orang Yahudi semakin menjadi-jadi, sewaktu mereka menyaksikan sendiri
perkembangan pesat agama yang dibawa nabi, seakan- akan jalan untuk mencapai
kemenangan telah terhampar datar. Apalagi sekutu mereka (suku Aus dan Khazraj)
setelah memeluk Islam, sudah tak membutuhkan mereka lagi, karena telah
mendapat pimpinan yang ideal yakni Muhammad saw.
Akhirnya Yahudi Madinah menggalang koalisi dengan kafir Quraisy
Mekah, untuk menghancurkan kekuatan umat Islam. bahkan peperangan terjadi
antara kaum muslim Madinah dengan musyrik quraisy Mekah. Perang pertama
yang sangat menentukan masa depan negara Islam ini adalah perang Badar pada
tanggal 8 Ramadhan tahun ke 2 Hijriah, nabi bersama 305 orang muslim bergerak
keluar kota membawa perlengkapan yang sederhana. Di daerah Badar, kurang lebih
120 kilometer dari Madinah, pasukan nabi bertemu dengan pasukan quraisy yang
berjumlah sekitar 900 sampai 1000 orang. Nabi sendiri yang memegang komando.
Dalam perang ini kaum muslimin keluar sebagai pemenang.
Dalam beberapa tahun berikutnya, pihak Quraisy Mekah menyerang pihak
Muhammad di Madinah. Sehingga terjadi lagi peperangan, yakni perang Uhud
(625) dan kemudian disusul perang Khandak (627). Dalam perang Uhud, pihak
Muhammad menderita kekalahan, sedang dalam perang Khandaq pihak
Muhammad berhasil menghancurkan dan membuat kecewa pihak Mekah, pihak
Muhammad diuntungkan dalam kedua peperangan tersebut. Ia berhasil bertahan
dari serangan yang dilancarkan pihak Mekah, dan bahkan pada setiap kesempatan
menyusun rencana pengusiran atau penghukuman terhadap sisa-sisa klan Yahudi,
merampas kekayaan mereka dan memperluas pengaruh dirinya terhadap suku-suku
di padang pasir di Arabia. Setelah enam tahun meninggalkan Mekah, mereka ingin
kembali mengunjungi kampung halamannya untuk bertemu dengan kerabat, dan
menziarahi Ka‟bah. Namun keinginan mereka tak dapat terpenuhi, sehingga
terjadilah Perjanjian Hudaibiah. Perjanjian Hudaibiah ini memperlihatkan bahwa
suku Quraisy yang ada di Mekah sudah mengakui nabi Muhammad sebagai
pemimpin negara Madinah. Sebuah perjanjian baru terjadi apabila ada pengakuan
setara dengan kedua belah pihak.
Memasuki tahun ke-8 H terjadi perang Mu‟tah yang disebabkan utusan (Al-
Harits ibnu Umar al-Azdi) yang dikirim nabi kepada Ghasasinah (Bani Ghassan)
dibunuh oleh mereka. perang Mu‟tah merupakan cikal bakal perluasan Islam keluar
Jazirah Arab. Pada tahun yang sama terjadi peperangan menaklukkan kota Mekah,
peristiwa ini disebabkan pengkhianatan Quraisy terhadap perjanjian yang telah
dibuat antara Quraisy dengan kaum Muslimin. Pada kejadian ini umat Islam
menang tanpa terjadi pertumpahan darah, bahkan Abbas dan Abu Sufyan
menyatakan keislamannya. Takluknya kota Mekah membuat delegasi dari berbagai
penjuru di Jazirah Arab mendatangi nabi sehingga tahun ke-9 H dianggap sebagai
tahun delegasi.
Agama Islam telah meratai seluruh Jazirah Arab, nabi Muhammad telah
merasakan kenikmatan yang tak terhingga, dia telah menyaksikan sendiri dakwah
yang dilaksanakan telah berbuah. Bahkan ini dianggap sebagai asbabun nuzulnya
Surat an Nashr. Pada tahun 10 H Nabi mengerjakan haji terakhir, yang dikenal
dalam sejarah dengan “Hijjatul Wada”.
g. Islam masa Khulafaurrasyidin
Islam Masa Khalifah Abu Bakar
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW status sebagai Rasulullah tidak
dapat diganti oleh siapapun (khatami al-anbiya’ wa al-mursalin), tetapi kedudukan
beliau yang kedua sebagai pimpinan kaum muslimin mesti segera ada gantinya.
Orang itulah yang dinamakan “Khalifah” artinya yang menggantikan Nabi menjadi
kepala kaum muslimin (pimpinan komunitas Islam) dalam memberikan petunjuk
ke jalan yang benar dan melestarikan hukum-hukum Agama Islam. Dialah yang
menegakkan keadilan yang selalu berdiri diatas kebenaran.
Maka setelah Nabi Muhammad SAW wafat, pemuka-pemuka Islam segera
bermusyawarah untuk mencari pengganti Rasulullah SAW. Setelah terjadi
perdebatan sengit antara kaum Anshar dan kaum Muhajirin, akhirnya terpilihlah
sahabat Abu Bakar sebagai Khalifah, artinya pengganti Rasul SAW yang kemudian
disingkat menjadi Khalifah atau Amirul Mu’minin.
Keputusan Rasulullah SAW yang tidak menunjuk penggantinya sebelum
beliau wafat dan menyerahkan pada forum musyawarah para sahabat merupakan
produk budaya Islam yang mengajarkan bagaimana cara mengendalikan negara dan
pemerintah secara bijaksana dan demokratis (Yatim,1997:35). Terpilihnya Abu
Bakar sebagai Khalifah yang pertama dalam ketatanegaraan Islam merupakan salah
satu refleksi dari konsep politik Islam.
Abu Bakar menerima jabatan Khalifah pada saat sejarah Islam dalam
keadaan krisis dan gawat. Yaitu timbulnya perpecahan, munculnya para nabi palsu
dan terjadinya berbagai pemberontakan yang mengancam eksistensi negeri Islam
yang masih baru. Memang pengangkatan Abu Bakar berdasarkan keputusan
bersama (musyawarah di balai Tsaqifah Bani Sa’idah) akan tetapi yang menjadi
sumber utama kekacauan ialah wafatnya nabi dianggap sebagai terputusnya ikatan
dengan Islam, bahkan dijadikan persepsi bahwa Islam telah berakhir.
Abu Bakar bukan hanya dikatakan sebagai Khalifah, namun juga sebagai
penyelamat Islam dari kehancuran karena beliau telah berhasil mengembalikan
ummat Islam yang telah bercerai berai setelah wafatnya Rasulullah SAW.
Disamping itu beliau juga berhasil memperluas wilayah kekuasaan Islam. Jadi
dapat disimpulkan bahwa letak peradaban pada masa Abu Bakar adalah dalam
masalah agama (penyelamat dan penegak agama Islam dari kehancuran serta
perluasan wilayah) melalui sistem pemerintahan (kekhalifahan) Islam.
Akan tetapi konsep kekhalifahan dikalangan Syi’ah masih ditentang.
Menurut Syi’ah kekhalifahan adalah warisan terhadap Ali dan kerabatnya, bukan
pemilihan sebagaimana terjadi pada Abu Bakar. Terlepas dari perbedaan
interpretasi tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep kekhalifahan adalah produk
budaya dibidang politik yang orisinil dari peradaban Islam. Sebab ketika itu tidak
ada lembaga manapun yang memakai konsep kekhalifahan.
Menurut Fachruddin, Abu Bakar terpilih untuk memimpim kaum Muslimin
setelah Rasulullah disebabkan beberapa hal: 1. Dekat dengan Rasulullah baik dari
ilmunya maupun persahabatannya. 2. Sahabat yang sangat dipercaya oleh
Rasulullah. 3. Dipercaya oleh rakyat, sehingga beliau mendapat gelar As–Siddiq,
orang yang sangat dipercaya. 4. Seorang yang dermawan. 5. Abu Bakar adalah
sahabat yang diperintah Rasulullah SAW menjadi Imam Shalat jama’ah. 6. Abu
Bakar adalah termasuk orang yang pertama memeluk Islam (Fachruddin, 1985:19-
20).
Abu Bakar As-Shidiq adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW
yang mempunyai nama lengkap Abdullah Abi Quhafah At-Tamimi. Pada zaman
pra Islam ia bernama Abu Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi SAW. menjadi
Abdullah. Beliau lahir pada tahun 573 M, dan wafat pada tanggal 23 Jumadil akhir
tahun 13 H bertepatan dengan bulan Agustus 634 M, dalam usianya 63 tahun,
usianya lebih muda dari Nabi SAW 3 tahun. Diberi julukan Abu Bakar atau pelopor
pagi hari, karena beliau termasuk orang laki-laki yang masuk Islam pertama kali.
Sedangkan gelar As-Shidiq diperoleh karena beliau senantiasa membenarkan
semua hal yang dibawa Nabi SAW terutama pada saat peristiwa Isra’ Mi’raj.
Khalifah Abu Bakar dalam masa yang singkat telah berhasil memadamkan
kerusuhan oleh kaum riddat yang demikian luasnya dan memulihkan kembali
ketertiban dan keamanan diseluruh semenanjung Arabia. Selanjutkan
membebaskan lembah Mesopotamia yang didiami suku-suku Arab. Disamping itu,
Jasa beliau yang amat besar bagi kepentingan agama Islam adalah beliau
memerintahkan mengumpulkan naskah- naskah setiap ayat-ayat Al-Qur’an dari
simpanan Al-Kuttab, yakni para penulis (sekretaris) yang pernah ditunjuk oleh Nabi
Muhammad SAW pada masa hidupnya, dan menyimpan keseluruhan naskah di
rumah janda Nabi SAW, yakni Siti Hafshah.
Tidak lebih dari dua tahun, Khalifah Abu Bakar mampu menegakkan tiang-
tiang agama Islam, termasuk diluar jazirah Arab yang begitu luas. Kepemimpinan
Khalifah Abu Bakar berlangsung hanya 2 tahun 3 bulan 11 hari. Masa tersebut
merupakan waktu yang paling singkat bila dibandingkan dengan kepemimpinan
Khalifah-Khalifah penerusnya. Meski demikian beliau dapat disebut sebagai
penyelamat dan penegak agama Allah di muka bumi. Dengan sikap
kebijaksanaannya sebagai kepala negara dan ke-tawadhu’an- nya kepada Allah
serta agamanya, beliau dapat menghancurkan musuh-musuh yang merongrong
agama Islam bahkan dapat memperluas wilayah Islam keluar Arabia.
Adapun kesuksesan yang diraih Khalifah Abu Bakar selama memimpin
pemerintahan Islam dapat dirinci sebagai berikut:
1) Perhatian Abu Bakar ditujukan untuk melaksanakan keinginan nabi,
yang hampir tidak terlaksana, yaitu mengirimkan suatu ekspedisi
dibawah pimpinan Usamah keperbatasan Syiria. Meskipun hal itu
dikecam oleh sahabat-sahabat yang lain, karena kondisi dalam
negara pada saat itu masih labil. Akhirnya pasukan itu
diberangkatkan, dan dalam tempo beberapa hari Usamah kembali
dari Syiria dengan membawa kemenangan yang gemilang.
2) Keahlian Khalifah Abu Bakar dalam menghancurkan gerakan kaum
riddat, sehingga gerakan tersebut dapat dimusnahkan dan dalam
waktu satu tahun kekuasaan Islam pulih kembali. Setelah peristiwa
tersebut solidaritas Islam terpelihara dengan baik dan kemenangan
atas suku yang memberontak memberi jalan bagi perkembangan
Islam. Keberhasilan tersebut juga memberi harapan dan keberanian
baru untuk menghadapi kekuatan Bizantium dan Sasania.
3) Ketelitian Khalifah Abu Bakar dalam menangani orang-orang yang
menolak membayar zakat. Beliau memutuskan untuk memberantas
dan menundukkan kelompok tersebut dengan serangan yang gencar
sehingga sebagian mereka menyerah dan kembali pada ajaran Islam
yang sebenarnya. Dengan demikian Islam dapat diselamatkan dan
zakat mulai mengalir lagi dari dalam maupun dari luar negeri.
4) Melakukan pengembangan wilayah Islam keluar Arabia. Untuk itu,
Abu Bakar membentuk kekuatan dibawah komando Kholid bin
Walid yang dikirim ke Irak dan Persia. Ekspedisi ini membuahkan
hasil yang gemilang. Selanjutnya memusatkan serangan ke Syiria
yang diduduki bangsa Romawi. Hal ini didasarkan secara ekonomis
Syiria merupakan wilayah yang penting bagi Arabia, karena
eksistensi Arabia bergantung pada perdagangan dengan Syiria.
Sehingga penaklukan ke wilayah Syiria penting bagi umat Islam.
Tetapi kemenangan secara mutlak belum terwujud sampai Abu
Bakar meninggal Dunia pada hari Kamis, tanggal 22 Jumadil Akhir,
13 H atau 23 Agustus 634 M (Nasir, 1994:100-101).
Dari penjelasan yang terurai diatas, dapat disimpulkan bahwasan Khalifah
Abu Bakar Al–Shiddiq adalah seorang pemimpin yang tegas, adil dan bijaksana.
Selama hayat hingga masa-masa menjadi Khalifah, Abu Bakar dapat dijadikan
teladan dalam kesederhanaan,kerendahan hati, kehati-hatian, dan kelemah
lembutan pada saat dia kaya dan memiliki jabatan yang tinggi. Ini terbukti dengan
keberhasilan beliau dalam menghadapi dan mengatasi berbagai kerumitan yang
terjadi pada masa pemerintahannya tersebut. Beliau tidak mengutamakan pribadi
dan sanak kerabatnya, melainkan mengutamakan kepentingan rakyat dan juga
mengutamakan masyarakat/ demokrasi dalam mengambil suatu keputusan.
Akhirnya perlu dipahami bahwa suatu kehidupan dakwah senantiasa penuh
dengan tantangan. Sebagai seorang Muslim hendaklah menghadapinya dengan
tanpa putus asa, penuh kesabaran, kebijakan dan ketentraman hati, juga memohon
kepada-Nya serta lebih mempererat ukhuwah Islamiyyah, agar tercipta suatu
tatanan masyarakat yang aman, damai, sentosa dan sejahtera dengan persatuan dan
kesatuan yang kokoh.
Islam Masa Khalifah Umar Bin Khattab
Umar bin Khatab adalah keturunan Quraisy dari suku Bani Ady. Suku Bani
Ady terkenal sebagai suku yang terpandang mulia dan berkedudukan tinggi pada
masa Jahiliah. Umar bekerja sebagai saudagar. Beliau juga sebagai duta
penghubung ketika terjadi suatu masalah antara kaumnya dengan suku Arab lain.
Sebelum masuk Islam beliau adalah orang yang paling keras menentang Islam,
tetapi setelah beliau masuk Islam dia pulalah yang paling depan dalam membela
Islam tanpa rasa takut dan gentar.
Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdil Uzza bin
Ribaah bin Abdullah bin Qarth bin Razaah bin Adiy bin Kaab. Ibunya adalah
Hantamah binti Hasyim bin Mughirah bin Abdillah bin Umar bin Mahzum. Ia
berasal dari suku Adiy, suatu suku dalam bangsa Quraisy yang terpandang mulia,
megah dan berkedudukan tinggi. Dia dilahirkan 14 tahun sesudah kelahiran Nabi,
tapi ada juga yang berpendapat bahwa ia dilahirkan 4 tahun sebelum perang Pijar
(Solihan, 1991:94).
Sebelum masuk Islam, dia adalah seorang orator yang ulung, pegulat
tangguh, dan selalu diminta sebagai wakil sukunya bila menghadapi konflik dengan
suku Arab yang lainnya. Terkenal sebagai orang yang sangat pemberani dalam
menentang Islam, punya ketabahan dan kemauan keras, tidak mengenal bingung
dan ragu (Syalabi, 1997:236).
Ia masuk Islam setelah mendengar ayat-ayat Al-Quran yang dibaca oleh
adiknya (Fatimah binti Khattab), padahal ketika itu ia hendak membunuhnya karena
mengikuti ajaran Nabi. Dengan masuknya Umar kedalam Islam, maka terjawablah
doa Nabi yang meminta agar Islam dikuatkan dengan salah satu dari dua Umar
(Umar bin Khattab atau Amr bin Hisyam) dan sebagai suatu kemenangan yang
nyata bagi Islam (Mufradi, 1997:58).
Sebelum Khalifah Abu Bakar wafat, beliau telah menunjuk Umar sebagai
pengganti posisinya dengan meminta pendapat dari tokoh-tokoh terkemuka dari
kalangan sahabat seperti Abdurrahman bin Auf, Utsman, dan Tolhah bin Ubaidillah
(Hasan, 1989:38). Masa pemerintahan Umar bin Khatab berlangsung selama 10
tahun 6 bulan, yaitu dari tahun 13 H/634M sampai tahun 23H/644M. Beliau wafat
pada usia 64 tahun. Selama masa pemerintahannya oleh Khalifah Umar
dimanfaatkan untuk menyebarkan ajaran Islam dan memperluas kekuasaan ke
seluruh semenanjung Arab (Suaib,1979:190).
Ia meninggal pada tahun 644 M karena ditikam oleh Fairuz (Abu Lukluk),
budak Mughirah bin Abu Sufyan dari perang Nahrrawain yang sebelumnya adalah
bangsawan Persia. Menurut Suaib (1979:211) alasan pembunuhan politik pertama
kali dalam sejarah Islam adalah adanya rasa syu’ubiyah (fanatisme) yang
berlebihan pada bangsa Persia dalam dirinya.
Sebelum meninggal, Umar mengangkat Dewan Presidium untuk memilih
Khalifah pengganti dari salah satu anggotanya. Mereka adalah Usman, Ali,
Tholhah, Zubair, Saad bin Abi Waqash dan Abdurrahman bin Auf. Sedangkan
anaknya (Abdullah bin Umar), ikut dalam dewan tersebut, tapi tidak dapat dipilih,
hanya memberi pendapat saja. Akhirnya, Usmanlah yang terpilih setelah terjadi
perdebatan yang sengit antar anggotanya (Atsir, 1995:459-468 dan Yatim,
1993:38).
Konsep Khalifah pada zaman Umar masih tetap berjalan melalui proses
pemilihan, kendati Khalifah sebelumnya (Abu Bakar) telah menunjuk Khalifah
penerusntya. Hal penting yang perlu dicatat dari pemerintahan Khalifah Umar
diantaranya adalah:
1) Munculnya Pemerintahan Arab
Berkat jasa Khalifah Abu Bakar, seluruh jazirah telah berada dibawah
pemerintahan Islam bahkan pernah memasuki wilayah Byzantium Syria tetapi
mengalami kegagalan. Kemudian pada zaman Khalifah Umar, Islam baru bisa
dikembangkan ke wilayah Persia dan Byzantium. Dalam waktu singkat Persia dan
Byzantium telah di kuasai oleh Islam, dan menyusul Mesir yang ketika itu dikuasai
oleh Romawi. Masuknya Islam ke wilayah Persia, Irak dan Byzantium berarti
kemenangan bangsa Arab terhadap bangsa Persia yang sejak dulu memang terlibat
sentimen permusuhan. karena itulah pemerintahan Khalifah Umar disebut
pemerintahan Arab (Ibrahim, 1989:37). \Kemenangan bangsa Arab terhadap
bangsa Persia merupakan pukulan berat bagi Persia, baik secara ekonomi maupun
dilihat dari sudut politik. Sebab ketika itu Persia termasuk bangsa besar sehingga
ketika jatuh ke tangan Arab, mereka kehilangan kedudukan sebagai raja dan seluruh
harta kekayaannya dikuasai oleh pemerintahan Arab.
Oleh karena itu, sebagai puncak kebencian dari orang Persia, mereka
mengirim pembunuh bayaran untuk membunuh Khalifah Umar. Pada saat usai
sholat Subuh, Kholifah Umar dibunuh oleh pembunuh bayaran bangsa Persia yang
bernama Abu Lu’lu’ah, seorang budak yang dibawa oleh Al–Mughirah dari Irak
(Fachrudin, 1985:22). Pembunuhan yang dilakukan oleh budak dari Persia tersebut
menunjukkan rasa ketidak puasan orang–orang Persia terhadap orang Arab yang
telah menundukkan negara dan kebesaran kekaisaran Persia. Karena sebelum Islam
datang Persia lebih maju dari pada bangsa Arab.
2) Pembangunan Kota Baru
Khalifah Umar terkenal sebagai Khalifah yang berani dan dermawan. Oleh
karena itu, setiap beliau berhasil mengusai pusat kerajaan, beliau tidak menempati
pusat kerajaan yang telah ada, akan tetapi ia lebih suka membangun daerah baru
yang jauh dari kota dan cocok untuk peternakan sebagai pusat dari kerajaan baru
yang telah ia taklukkan. Berdasarkan konsep pemikiran tersebut Khalifah Umar
mendirikan kota Basrah pada tahun 16 H, Kufah pada tahun 17 H dan Fustat pada
tahun 19 H sekarang menjadi Kairo Kuno (Hasan, 1967:37-52).
Adapun cara Khalifah Umar dalam mendirikan kota baru adalah pertama
membangun Masjid dan pengadaan air minum baru kemudian kantor pemerintahan.
Dari sinilah daerah tersebut berangsur–angsur menjadi kota dan sebagai pusat
kebudayaan dan pengembangan ilmu pengetahuan dengan masjid sebagai
sentralnya. Hal ini terbukti sampai sekarang Kufah, Basrah dan Kairo menjadi pusat
ilmu dan kebudayaan Dunia Islam. Oleh karena itu, daerah tersebut banyak
didatangi oleh bangsa lain seperti: Cina dan Bangsa Eropa.
3) Lembaga Perpajakan
Ketika wilayah kekuasaan Islam telah meliputi wilayah Persia, Irak dan
Syria serta Mesir sudah barang tentu yang menjadi persoalan adalah pembiayaan,
baik yang menyangkut biaya rutin pemerintah maupun biaya tentara yang terus
berjuang menyebarkan Islam ke wilayah tetangga lainnya. Oleh karena itu, dalam
kontek ini Ibnu Khadim mengatakan bahwa institusi perpajakan merupakan
kebutuhan bagi kekuasaan raja yang mengatur pemasukan dan pengeluaran (Hasan,
1989:39).
Islam Masa Khalifah Ustman Bin Affan
Diantara Khulafaurrasyidin adalah Ustman Ibnu Affan (Khalifah ketiga)
yang memerintah umat Islam paling lama dibandingkan ketiga Khalifah lainnya. Ia
memerintah selama 12 tahun. Dalam pemerintahannya, sejarah mencatat telah
banyak kemajuan dalam berbagai aspek yang dicapai untuk umat Islam. Akan tetapi
juga tidak sedikit polemik yang terjadi di akhir pemerintahannya.
Pada masa Khalifah Ustman, konsep kekhalifaan sudah mulai mundur,
dalam arti interest politik disekitar Khalifah mulai banyak diwarnai oleh dinamika
kepentingan suku dan perbedaan interpretasi konsep kepemimpinan dalam Islam.
Ketika itu sebenarnya Umar telah memilih jalan demokratis dalam menentukan
penggantinya. Akan tetapi beliau berada dalam pada posisi dilematis, ia diminta
oleh sebagian sahabat untuk menunjukkan penggantinya. Maka jalan keluar yang
ditempuh Khalifah Umar adalah memilih formatur 6 orangyang terdiri dari: Ustman
bin Affan, Ali Ibnu Abi Thalib, Thalhah, Zubair, Ibnu Awwam, Sa’ad Ibnu Abi
Waqqas dan Abdurrahman Ibnu Auf (Syalaby, 1982:267). Kemudian formatur
sepakat memilih Ustman sebagai Khalifah.
Terpilihnya Ustman sebagai Khalifah ternyata melahirkan perpecahan
dikalangan pemerintahan Islam. Pangkal masalahnya sebenarnya berasal dari
persaingan kesukuan antara bani Umayyah dengan bani Hasyim atau Alawiyah
yang memang bersaing sejak zaman pra Islam. Oleh karena itu, ketika Ustman
terpilih masyarakat menjadi dua golongan, yaitu golongan pengikut Bani
Ummayyah, pendukung Ustman dan golongan Bani Hasyim pendukung Ali.
Perpecahan itu semakin memuncak dipenghujung pemerintahan Ustman, yang
menjadi simbol perpecahan kelompok elite yang menyebabkan disintegrasi
masyarakat Islam pada masa berikutnya.
Nama lengkapnya adalah Utsman bin Affan bin Abdi Syams bin Abdi
Manaf bin Qushay al-Quraisyi. Nabi sangat mengaguminya karena ia adalah orang
yang sederhana, shaleh dan dermawan. Ia dikenal dengan sebutan Abu Abdullah.
Ia dilahirkan pada tahun 573 M di Makkah dari pasangan suami isteri Affan dan
Arwa. Beliau merupakan salah satu keturunan dari keluarga besar Bani Umayyah
suku Quraisyi. Sejak kecil, ia dikenal dengan kecerdasan, kejujuran dan
keshalehannya sehingga Rasulullah SAW sangat mengaguminya. Oleh karena itu,
ia memberikan kesempatan untuk menikahi dua putri Nabi secara berurutan, yaitu
setelah putri Nabi yang satu meninggal Dunia (Muhammadunnasir,1981:137-138).
Ustman bin Affan masuk Islam pada usia 34 tahun. Berawal dari
kedekatannya dengan Abu Bakar, beliau dengan sepenuh hati masuk Islam bersama
sahabatnya Thalhah bin Ubaidillah. Meskipun masuk Islamnya mendapat
tantangan dari pamannya yang bernama Hakim, ia tetap pada pendiriannya. Karena
pilihan agamanya tersebut, Hakim sempat menyiksa Ustman bin Affan dengan
siksaan yang amat pedih. Siksaan terus berlangsung hingga datang seruan Nabi
Muhammad SAW agar orang-orang Islam berhijrah ke Habsyi (Ahmad,1984:33).
Di kalangan bangsa Arab ia tergolong konglomerat, tetapi perilakunya
sederhana. Selama tinggal di Madinah, ia memperlihatkan komitmen sosialnya
yang tinggi pada Islam. Seluruh hidupnya diabdikan untuk syiar agama Islam dan
seluruh kekayaannya didermakan untuk kepentingan umat Islam. Ia
menyumbangkan 950 ekor unta dan 50 ekor kuda serta 1000 dirham dalam perang
Tabuk, Juga membeli mata air dari orang Romawi dengan harga 20.000 dirham
guna diwakafkan bagi kepentingan umat Islam (Mufradi,1997:58-59).
Selama pemerintahan Abu Bakar dan Umar bin Khattab, Ustman menjadi
pejabat yang amat dipercaya yaitu sebagai anggota dewan inti yang selalu diminta
pendapatnya tentang masalah-masalah kenegaraan, misalnya masalah
pengangkatan Umar sebagai pengganti Abu Bakar.
Ustman bin Affan menjabat Khalifah pada usia 70 tahun hingga usia 82
tahun. Adalah Khalifah yang paling lama memerintah dibanding ketiga Khalifah
lainnya. Ia memerintah Dunia Islam selama 12 tahun (24–36 H/644–656 M). Dalam
pemerintahannya, banyak kemajuan yang telah dicapainya, disamping tidak sedikit
pula polemik dan kesan negatif yang terjadi di akhir pemerintahannya. Secara
dramatik bahkan muncul pendapat dan argumen bahwa Khalifah Ustman
melakukan penyimpangan terhadap ajaran Islam, sihingga ia dianggap tidak layak
menyandang gelar Khalifah ar-Rasyidin. Sebab selama menjadi Khalifah, ia
diasumsikan banyak melakukan nepotisme dan prilaku menyimpang lainnya.
Khalifah Utsman adalah orang yang berhati mulia, sabar dan dermawan
terutama untuk kepentingan jihad Islam. Usaha Khalifah Utsman dalam meluaskan
wilayah Islam sangatlah banyak, diantaranya merebut daerah Iskandariyah dan
Khurosan sehingga muncullah suatu usaha untuk membuat armada laut. Hal lain
yang berhasil dilakukan oleh Khalifah Ustman dan sangat bermanfaat bagi Umat
sepanjang masa adalah menyusun Mushaf al-Quran yang dikumpulkannya dari istri
Nabi Muhammad SAW yaitu Siti Hafsah.
Islam Masa Khalifah Ali Bin Abi Thalib
Khalifah Ali bin Abi Thalib adalah Amirul Mukminin keempat yang
dikenal sebagai orang yang alim, cerdas dan taat beragama. Beliau juga saudara
sepupu Nabi SAW (anak paman Nabi, Abu Thalib), yang jadi menantu Nabi SAW,
suami dari putri Rasulullah yang bernama Fathimah. Fathimah adalah satu-satunya
putri Rasulullah yang ada serta mempunyai keturunan. Dari pihak Fathimah inilah
Rasulullah mempunyai keturunan sampai sekarang.
Khalifah Ali bin Abi Thalib merupakan orang yang pertama kali masuk
Islam dari kalangan anak-anak. Nabi Muhammad SAW, semenjak kecil diasuh
oleh kakeknya Abdul Muthalib, kemudian setelah kakeknya meninggal di asuh
oleh pamannya Abu Thalib. Karena hasrat hendak menolong dan membalas jasa
kepada pamannya, maka Ali di asuh Nabi SAW dan di didik. Pengetahuannya
dalam agama Islam amat luas. Karena dekatnya dengan Rasulullah, beliau
termasuk orang yang banyak meriwayatkan Hadits Nabi. Keberaniannya juga
masyhur dan hampir di seluruh peperangan yang dipimpin Rasulullah, Ali
senantiasa berada di barisan muka.
Ketika Abu Bakar menjadi Khalifah, beliau selalu mengajak Ali untuk
memusyawarahkan masalah-masalah penting. Begitu pula Umar bin Khathab tidak
mengambil kebijaksanaan atau melakukan tindakan tanpa musyawarah dengan Ali.
Utsmanpun pada masa permulaan jabatannya dalam banyak perkara selalu
mengajak Ali dalam permusyawaratan. Demikian pula, Ali juga tampil membela
Utsman ketika berhadapan dengan pemberontak.
Pembaiatan Ali sebagai Khalifah sebenarnya merupakan simbol ketidak
mapanan konsep Khalifah sebagai instrumen legitimasi kepemimpinan Islam.
Dalam arti lembaga musyawarah untuk memilih pemimpin yang disebut lembaga
kekhalifahan belum diakui oleh para elite politik itu sendiri. Sehingga kekhalifahan
Ali dapat diguncang oleh kelompok opposisi yang berambisi menjadi Khalifah atau
Amirul Mukminin.
Ketika Ali menjadi Khalifah ada dua kelompok oposisi yang menentang
kekhalifahan Ali, yaitu kelompok oposisi yang dipimpin oleh Abdullah Ibnu Zubair
( anak angkat Siti Aisyah ) dan kelompok oposisi yang dipimpin oleh gubenur
Syria, yaitu Muawiyah Ibnu Sufyan. Kelompok oposisi pimpinan Abdullah Ibnu
Zubair melahirkan perang yang populer dengan sebutan perang Jamal, karena
dalam perang tersebut terlibat Siti Aisyah dengan mengendarai unta yang berdiri
dipihak oposisi. Mengapa Aisyah dalam perang tersebut berada dipihak oposisi. Hal
tersebut semata–mata karena kuatnya exploitasi Abdullah Ibnu Zubair atas
ambisinya untuk menjadi Khalifah setelah Ali terguling. Yang secara kebetulan
Aisyah pada saat itu sedang menaruh kecurigaan pada kelompok Ali tentang siapa
yang membunuh Khalifah Ustman. Kondisi yang demikian inilah dimanfaatkan
oleh Abdullah bin Zubair.
Kelompok oposisi pimpinan Mu’awiyah, gubenur Syiria melahirkan
peperangan yang terkenal dengan sebutan Perang Shiffin. Perang tersebut diakhiri
dengan genjatan senjata, mengangkat Mushaf Al–Qur’an. Peperangan ini terjadi
tidak disebabkan oleh interest politik pribadi Mu’awiyah, tetapi juga disebabkan
oleh konflik etnis yang bersifat laten zaman sebelum Islam, yaitu antara Bani
Ummayyah dan Bani Hasyim. Sebenarnya Ali telah berusaha menghindari
terjadinya peperangan. Akan tetapi pendukung Ali sendiri tanpa instruksi beliau,
memulainya sehingga pecahlah perang yang sangat merugikan integrasi Islam itu.
Kekalahan Ali dalam diplomasi perang tersebut, menyebabkan Dunia Islam
diperintah berdasarkan sistem monarchi, yaitu suksesi kepemimpinan yang
berdasarkan turun- temurun. Disamping itu, kekalahan Ali dalam perangan
tersebut, menyebabkan lahirnya golongan Syi’ah, dengan doktrin, bahwa hanya Ali
dan keturunannyalah yang berhak menjadi Khalifah
h. Islam masa Bani Umayah
Nama Umayyah merujuk pada seorang Quraisy di masa Jahiliyah. Dia
adalah Umayyah bin Abdus Syam bin Abdi Manaf. Masih terhitung saudara dari
Bani Hasyim (keluarga besar Rasulullah SAW), karena Hasyim (ayah Abdul
Muthalib) juga salah satu Putra Abdi Manaf. Jadi, Abdi Manaf adalah kakek
moyang kedua Bani tersebut. Tetapi, sekalipun satu kakek moyangnya, sejak zaman
Jahiliyah Bani Umayyah juga tidak jarang mengganggu keberhasilan Bani Hasyim.
Abdul Muthalib, pemimpin Ka’bah saat itu, diganggu oleh Abdus Syam dan
Umayyah. Ketika menemukan kembali mata air zamzam, Umayyah dan bapaknya
meminta bagian agar dapat mengurusi mata air itu. Tetapi karena penduduk
Mekkah tidak berkenan dengan tindakan mereka itu, maka keluarga Abdus Syam
tersebut meninggalkan Mekkah menuju Damaskus karena merasa malu.
Pada masa Muhammad diangkat sebagai Rasul Allah, Bani Umayyah
merupakan keluarga kaya, terdidik dan berpengaruh. Salah satu dari mereka adalah
pemimpin Kaum Quraisy Mekkah. Dia adalah Abu Sufyan bin Harb bin Umayyah.
Kecintaannya kepada harta dan kekuasaan membuat dia dan keluarganya tidak mau
mengakui kebenaran Islam sebagai ajaran yang mulia. Oleh karena itu, Abu Sufyan
tidak mau tunduk terhadap ajakan Rasulullah SAW, bahkan terus memusuhi.
Aktivitas dakwah Rasulullah SAW yang dianggapnya akan mengubah keadaan
sosial, ekonomi, dan politik Mekkah, tentu merugikan para orang kaya, termasuk
Bani Umayyah. Untuk itu, berbagai cara dilakukan guna menggagalkan gerakan
reformasi yang dibangun Rasulullah SAW tersebut. Sampai-sampai, cara-cara
kekerasan (perang) pun mereka lakukan. Tercatat beberapa perang besar (Perang
Badar, Perang Uhud, dan Perang Khandaq) pasca hijrah, melibatkan kepemimpinan
Abu Sufyan.
Abu Sufyan dan keluarga, akhirnya masuk Islam dengan terpaksa pada saat
berpuluh-puluh ribu kaum Muslimin mengepung Mekkah dari segala penjuru.
Walapun banyak sahabat tidak suka terhadap masuk Islamnya keluarga Abu
Sufyan, Rasulullah SAW tetap menghormati perubahan sikapnya. Kesalahan-
kesalahannya diampuni, bahkan Muawiyah putra Abu Sufyan diangkat sebagai
sekretaris beliau dan saudara perempuannya, Ummu Habibah diperistri oleh Beliau.
Setelah beberapa tahun bergabung sebagai kaum Muslimin, keluarga terdidik dan
berpengaruh ini ikut membesarkan Islam. Di masa Abu Bakar Sidiq, keluarga Abu
Sufyan dan Bani
Umayyah merasa rendah diri karena kelas mereka berada di bawah kaum
Muhajirin dan Ansar. Mereka tahu diri bahwa perjuangan mereka belum apa-apa
dibanding dengan kedua kaum di atas. Apalagi di masa dahulu, mereka memusuhi
perjuangan Rasulullah SAW dan kaum Muslimin. Oleh karena itu, mereka maklum
ketika Khalifah Abu Bakar menyatakan di depan umum bahwa keluarga besar Bani
Umayyah harus ikut berjuang membela Islam termasuk di medan perang, bila ingin
setingkat dengan kaum Muhajirin dan Ansar. Beberapa peperangan yang terjadi di
masa Abu Bakar ini anggota Bani Umayyah ikut serta dibarisan kaum Muslimin.
Bahkan, Yazid bin Abu Sufyan menjadi salah satu panglima untuk memimpin
pasukan ke Syiria melawan Bizantium.
Pada masa Umar, ketika wilayah Islam semakin meluas dan membutuhkan
banyak tenaga administratif, sang Khalifah memanfaatkan tenaga-tenaga Bani
Umayyah yang umumnya terdidik untuk membaca, menulis, dan berhitung.
Bahkan, Yazid dan Muawiyah dipercaya untuk mengelolah wilayah Syiria.
Kepercayaan Khalifah Umar ini tidak disia-siakan oleh Bani Umayyah. Mereka
bekerja dengan tekun dan dikenal sukses dalam mengerjakan tugas-tugas
administratif. Periode Umar inilah awal mula Bani Umayyah menduduki posisi-
posisi penting. Namun karena kewibawaan sang Khalifah yang bersih dan
berwibawa, mereka tidak berani bertindak macam-macam, seperti korupsi dan
sejenisnya.
Pada masa Ustman, kebijakan mempekerjakan tenaga-tenaga Bani
Umayyah seperti masa Umar, tetap dilanjutkan. Bahkan Ustman mempercayai
mereka untuk jabatan-jabatan strategis. Enam tahun pertama, Ustman sukses
membangun Negara. Namun, pada enam tahun berikutnya, karena usia Ustman
yang semakin uzur, maka posisi Bani Umayyah semakin kuat. Melalui sekretaris
Negara Marwan bin Hakam yang juga salah satu anggota Bani Umayyah, mereka
menempatkan kroni-kroninya pada posisi strategis. Praktek-praktek KKN
(Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme) dijalankan dengan penuh kesungguhan. Hal
inilah yang menjadi awal bencana hingga terbunuhnya Khalifah Ustman.
Pada era Ali, keluarga Umayyah yang menjabat posisi-posisi penting pada
pemerintahan Ustman, semuanya dicopot. Kebijakan Ali yang keras inilah yang
mendorong mereka menentang pengangkatan Ali sampai membuat pecahnya
Perang Siffin. Namun, keberuntungan memang ada dipihak mereka pada saat
Perang Siffin mengangkat Muawiyah menjadi Khalifah tandingan. Bahkan lebih
beruntung lagi ketika Hasan bin Ali yang menggantikan kepemimpinan ayahnya
mengakui Muawiyah sebagai Khalifah yang sah di seluruh wilayah kekuasaan
Islam. Sejak itulah mereka mulai membangun pemerintahan Islam warisan
Rasulullah SAW dan para sahabat tersebut menjadi pemerintahan milik keluarga
besar Bani Umayyah.
i. Islam masa Bani Abbasyiyah
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah adalah melanjutkan kekuasaan Dinasti
Bani Umayyah. Dinamakan Daulah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa
Dinasti ini adalah keturunan Abbas, paman nabi Muhammad SAW. Dinasti
Abbasiyah didirikan oleh Abdullah al-Saffah ibn Muhammad ibn Ali ibn Abdullah
ibn al-Abbass. Dia dilahirkan di Humaimah pada tahun 104 H. Dia dilantik menjadi
Khalifah pada tanggal 3 Rabiul awwal 132 H.
Kekuasaan Dinasti Bani Abbasiyah berlangsung dari tahun 750-1258 M
(Syalaby,1997:44). Pada abad ketujuh terjadi pemberontakan diseluruh negeri.
Pemberontakan yang paling dahsyat dan merupakan puncak dari segala
pemberontakan yakni perang antara pasukan Abbul Abbas melawan pasukan
Marwan ibn Muhammad (Dinasti Bani Umayyah). Yang akhirnya dimenangkan
oleh pasukan Abbul Abbas. Dengan jatuhnya negeri Syiria, berakhirlah riwayat
Dinasti Bani Umayyah dan bersama dengan itu bangkitlah kekuasaan Abbasiyah.
Dari sini dapat diketahui bahwa bangkitnya Daulah Abbasiyah bukan saja
pergantian Dinasti akan tetapi lebih dari itu adalah penggantian struktur sosial dan
ideologi. Sehingga dapat dikatakan kebangkitan Daulah Bani Abbasiyah
merupakan suatu revolusi.
Di dalam Daulah Bani Abbasiyah terdapat ciri-ciri yang menonjol yang
tidak terdapat di zaman bani Umayyah, antara lain:
1) Dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintahan Bani Abbas
menjadi jauh dari pengaruh Arab. Sedangkan Dinasti Bani Umayyah
sangat berorientasi kepada Arab.
2) Dalam penyelenggaraan negara, pada masa bani Abbas ada jabatan
Wazir, yang membawahi kepala-kepala departemen. Jabatan ini tidak ada
di dalam pemerintahan Bani Umayyah.
3) Ketentaraan profesional baru terbentuk pada masa pemerintahan Bani
Abbas. Sebelumnya belum ada tentara Khusus yang profesional.
j. Penyebaran Islam Di Indonesia
Penyebaran Islam di Nusantara adalah proses menyebarnya agama Islam di
Nusantara (sekarang Indonesia). Islam dibawa ke Nusantara oleh pedagang dari
Gujarat, India selama abad ke-11, meskipun Muslim telah mendatangi Nusantara
sebelumnya. Pada akhir abad ke-16, Islam telah melampaui jumlah penganut Hindu
dan Buddhisme sebagai agama dominan bangsa Jawa dan Sumatra. Bali
mempertahankan mayoritas Hindu, sedangkan pulau-pulau timur sebagian besar
tetap menganut animisme sampai abad 17 dan 18 ketika agama Kristen menjadi
dominan di daerah tersebut.
Penyebaran Islam di Nusantara pada awalnya didorong oleh meningkatnya
jaringan perdagangan di luar kepulauan Nusantara. Pedagang dan bangsawan dari
kerajaan besar Nusantara biasanya adalah yang pertama mengadopsi Islam.
Kerajaan yang dominan, termasuk Kesultanan Mataram (di Jawa Tengah sekarang),
dan Kesultanan Ternate dan Tidore di Kepulauan Maluku di timur. Pada akhir abad
ke-13, Islam telah berdiri di Sumatera Utara, abad ke-14 di timur laut Malaya,
Brunei, Filipina selatan, di antara beberapa abdi kerajaan di Jawa Timur, abad ke-
15 di Malaka dan wilayah lain dari Semenanjung Malaya (sekarang Malaysia).
Meskipun diketahui bahwa penyebaran Islam dimulai di sisi barat Nusantara,
kepingan-kepingan bukti yang ditemukan tidak menunjukkan gelombang konversi
bertahap di sekitar setiap daerah Nusantara, melainkan bahwa proses konversi ini
rumit dan lambat.
Meskipun menjadi salah satu perkembangan yang paling signifikan dalam
sejarah Indonesia, bukti sejarah babak ini terkeping-keping dan umumnya tidak
informatif sehingga pemahaman tentang kedatangan Islam ke Indonesia sangat
terbatas. Ada perdebatan di antara peneliti tentang apa kesimpulan yang bisa ditarik
tentang konversi masyarakat Nusantara kala itu.
Bukti utama, setidaknya dari tahap-tahap awal proses konversi ini, adalah
batu nisan dan beberapa kesaksian peziarah, tetapi bukti ini hanya dapat
menunjukkan bahwa umat Islam pribumi ada di tempat tertentu pada waktu
tertentu. Bukti ini tidak bisa menjelaskan hal-hal yang lebih rumit seperti
bagaimana gaya hidup dipengaruhi oleh agama baru ini, atau seberapa dalam Islam
mempengaruhi masyarakat.
Dari bukti ini tidak bisa diasumsikan, bahwa karena penguasa saat itu
dikenal sebagai seorang Muslim, maka proses Islamisasi daerah itu telah lengkap
dan mayoritas penduduknya telah memeluk Islam; namun proses konversi ini
adalah suatu proses yang berkesinambungan dan terus berlangsung di Nusantara,
bahkan tetap berlangsung sampai hari ini di Indonesia modern.
Namun demikian, titik balik yang jelas terjadi adalah ketika Kerajaan Hindu
Majapahit di Jawa dihancurkan oleh Kerajaan Islam Demak. Pada 1527, pemimpin
perang Muslim Fatahillah mengganti nama Sunda Kelapa yang baru
ditaklukkannya sebagai "Jayakarta" (berarti "kota kemenangan") yang akhirnya
seiring waktu menjadi "Jakarta". Asimilasi budaya Nusantara menjadi Islam
kemudian meningkat dengan cepat setelah penaklukan ini.
k. Organisasi Islam di Indonesia
1) Jami’at Khair
Jami’at Khair didirikan pada tanggal 17 Juli 1905 di Jakarta. Organisasi
yang beranggotakan mayoritas orang Arab. Dua program utamanya adalah
pendirian dan pembinaan sekolah tingkat dasar, dan kedua, pengiriman anak-anak
muda ke Turki dan Timur Tengah untuk melanjutkan pelajaran. Bidang kedua ini
terhambat karena kekurangan dana dan kemunduran khilafah dari dunia Islam.
Dalam hal pemenuhan kebutuhan tenaga pengajar, Jami’at Khair berani
mendatangkan guru dari luar negeri. Tercatat ada beberapa nama seperti Al-
Hasyimi dari Tunisia, Syekh Ahmad Urkati dari Sudan, Syekh Muhammad Thaib
dari Maroko dan Syekh Muhammad Abdul Hamid dari Mekkah (Hasbullah, 1996:
92-93). Salah seorang guru yang paling terkenal adalah Syekh Ahmad Surkati dari
Sudan. Dia tampil sebagai tokoh pemikiran-pemikiran baru dalam masyarakat
Islam Indonesia. Salah satu pemikirannya adalah bahwa tidak adanya perbedaan di
antara sesama muslim.
Jami’at Khair merupakan organisasi Islam pertama yang memulai
organisasi dengan bentuk modern dalam masyarakat Islam Indonesia, memiliki
AD/ART, daftar anggota yang tercatat, rapat- rapat secara berkala, dan yang
mendirikan lembaga pendidikan dengan memakai sistem yang boleh dikatakan
cukup modern, di antaranya memiliki kurikulum, buku-buku pelajaran yang
bergambar, kelas-kelas, pemakaian bangku, papan tulis dan sebagainya.
Dengan demikian Jami’at Khair bisa dikatakan sebagai pelopor pendidikan
Islam modern di Indonesia. Sungguh sangat disayangkan kiprah Jami’at Khair agak
tersendat pada kemudian harinya. Karena banyak anggotanya terlibat dalam
kegiatan- kegiatan politik, sehingga pemerintahan Belanda senantiasa membatasi
ruang gerak dan aktivitasnya.
2) Al-Irsyad
Al-Irsyad merupakan madrasah yang tertua dan termasyhur di Jakarta yang
didirikan pada tahun 1913 oleh Perhimpunan Al- Irsyad Jakarta dengan tokoh
pendirinya Ahmad Surkati al-Anshari. Tujuan perkumpulan al-Irsyad ini adalah
memajukan pelajaran agama Islam yang murni di kalangan bangsa Arab di
Indonesia. Al- Irsyad disamping bergerak di bidang pendidikan, juga bergerak di
bidang sosial dan dakwah Islam berdasarkan al-Qur’an dan Sunnah Rasul secara
murni dan konsekuen.
Sebenarnya al-Irsyad adalah pecahan dari organisasi pecahan Jami’at Khair,
menurut Steenbrink, pada tahun 1913 telah terjadi perpecahan di kalangan Jami’at
Khair mengenai hak istimewa golongan Sayyid. Mereka yang tidak setuju dengan
kehormatan berlebihan bagi Sayyid dikecam dan dicap sebagai reformis dan
kemudian mendirikan organisasi Jami’ah al-Islam wa al-Irsyad al- Arabiyah,
Jami’ah al-Islam wa al-Irsyad al-Arabiyah, yang dikenal dengan nama yang umum
yaitu al-Irsyad.
Salah satu perubahan yang dilakukan al-Irsyad adalah pembaharuan di
bidang pendidikan. Pada tahun 1913 didirikan sebuah perguruan modern di Jakarta,
dengan sistem kelas. Materi pelajaran yang diberikan adalah pelajaran umum, di
samping pelajaran agama.
Al-Irsyad juga mendirikan beberapa sekolah guru di Jakarta dan Surabaya.
Selain itu di Jakarta juga dibuka kursus yang bersifat khusus yang lama belajarnya
dua tahun. Akan tetapi, struktur seperti ini meminta waktu tahunan untuk dapat
dibangun.
Salah satu langkah yang cukup baik dilakukan al-Irsyad pada tahun 1930-
an adalah disediakannya beasiswa untuk beberapa lulusannya untuk belajar di luar
negeri, terutama Mesir. Meskipun alumni yang mereka kirim tidak banyak
memberikan kontribusi, setelah mereka pulang, dibandingkan dengan mereka pergi
ke luar negeri dengan biaya sendiri; tetapi yang jelas upaya penyediaan beasiswa
merupakan langkah maju pada saat itu.
3) Persyarikatan Ulama
Persyarikatan Ulama didirikan di Majalengka, Jawa Barat pada tahun 1911
oleh Ki. Haji Abdul Halim. Dia menuntut ilmu selama 3 tahun di Mekkah. Enam
bulan setelah ia kembali dari Mekkah, Halim mendirikan sebuah organisasi yang
bernama Hayatul Qulub yang tidak hanya bergerak di bidang ekonomi tetapi juga
di bidang pendidikan. Di bidang ekonomi, organisasi ini bermaksud membantu
anggota-anggotanya yang bergerak di bidang perdagangan dalam persaingan
dengan pedagang-pedagang Cina.
Dalam bidang pendidikan, Halim pada mulanya menyelengarakan pelajaran
agama sekali seminggu untuk orang- orang dewasa, yang diikuti sekitar 60 orang.
Umumnya pelajaran yang diberikan adalah pelajaran fikih dan hadist. Di samping
mengajar, kegiatan Halim lainnya adalah berdagang untuk memenuhi nafkah
hidupnya.
Pada tahun 1932, Abdul Halim mendirikan “Santri Asrama”, sebuah
sekolah berasrama, yang dibagi menjadi 3 (tiga) tingkatan: tingkat permulaan, dasar
dan lanjutan. Kurikulum yang diberikan di sekolah tersebut tidak hanya berupa
pengetahuan agama dan umum, tetapi juga berbagai ketrampilan yang bernilai
ekonomis. Pelajar- pelajar Santri Asrama dilatih dalam pertanian, pekerjaan tangan
(besi dan kayu), menenun dan mengolah berbagai bahan, seperti membuat sabun.
Mereka harus tinggal di asrama di bawah disiplin yang ketat, terutama dalam
pembagian waktu dan dalam sikap pergaulan hidup mereka.
Sekolah Santri Asrama merupakan realisasi dari gagasan Halim yang ia
kemukakan pada Kongres Persyarikatan Ulama pada tahun 1932. Ia mengusulkan
agar Persyarikatan Ulama mendirikan lembaga pendidikan yang betul-betul
melahirkan alumninya menjadi orang-orang mandiri. Selama ini, berdasarkan
pengamatannya, kebanyakan dari lulusan sekolah yang didirikan pemerintah
menguntungkan diri kepada kerja yang disediakan dalam lingkungan pemerintah
atau dalam bidang usaha, tanpa dapat bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya. Demikian juga lulusan sekolah agama biasa atau pesantren, hanya
mampu menjadi guru agama atau kembali pada lingkungan pekerjaan orang tuanya
sendiri (bertani atau berdagang). Padahal ia tidak memperoleh latihan khusus untuk
itu. Oleh karena itu Halim berpendapat bahwa lulusan yang baik adalah seorang
yang berkemampuan untuk memasuki suatu bidang kehidupan tertentu, dengan
persiapan-persiapan latihan yang diperlukan. Selain itu, pembentukan watak juga
perlu mendapat perhatian. Untuk mewujudkannya perlu mengasingkan tempat
pendidikan itu di tempat yang sepi karena kota-kota yang ramai penuh dengan
kekotoran dan godaan yang meracuni pembinaan pendidikan menurut tuntunan
Ilahi.
Maka dari itu setelah usul Abdul Halim disetujui oleh Kongres dan atas
ketulusan keluarga kaya dari Ciomas yang menyediakan setumpuk tanah di Pasir
Ayu, 10 Kilometer dari Majalengka, dibangunlah sebuah sekolah “Santi Asrama”.
Terlepas dari besar atau kecilnya peranannya, “Santi Asrama”, merupakan model
sekolah yang baru di dalam sistem pendidikan Islam di Indonesia. Model sekolah
ini merupakan salah satu bentuk kontribusi yang telah diberikan oleh Pesyarikatan
Ulama untuk kemajuan pendidikan dan masyarakat Islam di Indonesia agar tidak
ketinggalan zaman.
4) Muhammadiyah
Kemudian tujuan pendidikan Muhammadiyah ini yang dirumuskan pada
tahun 1936 disempurnakan lagi pada tahun 1955 di Pekalongan yaitu membentuk
manusia muslim, berakhlak mulia, cakap, percaya diri sendiri dan berguna bagi
masyarakat dan negara. Begitu pula masyarakat tidak diarahkan pada pemahaman
agama “mistis” melainkan menghadapi dunia secara realistis. Hidup harus disertai
dengan karya nyata, baik untuk diri sendiri maupun untuk masyarakat.
Pelaksanaan pendidikan yang meniru Barat dan kemudian di- Islamkan yaitu
dengan memberi materi pelajaran agama pada sistem pengajarannya itu, berarti
Muhammadiyah ingin mempertahankan iman pada satu sisi, namun pada sisi yang
lain ingin agar warga didiknya mampu berbuat dalam periode modern yang
dicirikan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu kurikulum yang dicetuskan Muhammadiyah yang
mengambil kurikulum pendidikan yang dibuat pemerintah kemudian menambah
kewajiban mengikuti: a. Pendidikan agama Islam: llmu dan penghayatan agama
Islam b. Pendidikan kemuhammadiyahan: pengertian, penghayatan dan
pengamalan ajaran Islam yang dilaksanakan oleh Muhammadiyah, disamping
keorganisasian Muhammadiyah c. Pancasila/UUD 1945.
Dari sistem yang diperkenalkan Muhammadiyah ini, maka menurut
Nakamura, bahwa pendidikan tersebut memperoleh hasil yang berlipat ganda,
pertama, menambah kesadaran nasional bangsa Indonesia melalui ajaran Islam;
kedua, melalui sekolah Muhammadiyah ide pembaharuan bisa disebarkan secara
luas; ketiga, mempromosikan penggunaan ilmu praktis dari pengetahuan modern.
Demikian upaya Muhammadiyah untuk mencerdaskan masyarakat, yang
kini telah memiliki ribuan sekolah yang tercakup dari tingkat Taman Kanak-kanak
sampai Perguruan Tinggi. Kecerdasan yang diinginkan adalah kecerdasan yang
mampu mengaplikasikan keterpaduan antara zikir dan pikir, memenuhi kebutuhan
jasmani dan rohani serta terpolanya langkah yang relevan antara ilmu dan agama.
5) Persyatuan Islam (Persis)
Persatuan Islam (Persis) didirikan oleh dua usahawan asal Palembang
Sumatera Selatan, Muhammad Zamzam dan Muhammad Yunus pada tanggal 12
September 1923 di Bandung. Muhamad Zamzam dikenal berpengetahuan luas. Ia
pernah belajar agama di lembaga Darul Ulum Mekkah selama tiga tahun.
Sekembali dari Mekkah, ia mengajar di Darul Muta’allimin Bandung. Ia juga
mempunyai hubungan dengan Syaikh Ahmad Soorkati dari al-Irsyasd di Jakarta.
Sedang Mahmud Yunus memperoleh pendidikan secara tradisional. Ia
mengusai bahasa Arab, tapi tidak pernah mengajar. Minatnya memperdalam agama
tidak pernah padam, meski ia menekuni dunia perdagangan. Ia banyak
membelanjakan kekayaannya untuk kitab-kitab, baik yang ia perlukan maupun
yang diperlukan oleh anggota-anggota Persatuan Islam (Persis) setelah organisasi
ini didirikan.
Organisasi yang proklamasi pendiriannya dilakukan melalui sebuah kenduri
yang diadakan secara berkala itu mempunyai kegiatan yang relatif erat dengan
keprihatinan para tokoh pendirinya terhadap berbagai masalah yang berkembang
waktu itu, terutama yang terjadi di Bandung dan berbagai wilayah dunia Islam
lainnya.
Tentang kurikulum pesantren Persis di Bandung dan Bangil secara sepintas
kelihatannya berbeda. Namun, pada intinya sama yaitu bagaimana pesantren Persis
sebagai organ dari oprganisasi Persis ini dapat menciptakan kaer-kader muslim
puritan yang tidak kurang ilmu pengetahuan agama dan tidak ketinggalan ilmu
umumnya. Perpaduan corak ilmua gama dan umum merupakan fenomena pesantren
modern yang mengadopsi sistem kelembagaan pendidikan modern.
6) Nahdatul Ulama (NU)
Berdirinya Nahdlatul Ulama, tidak dapat terlepas dari dua kyai besar yangat
berpengaruh di dalamnya yaitu Kyai Haji Hasyim Asy’ari dan Kyai Haji Wahab
Hasbullah. Jika Kyai Haji Hasyim Asy'ari dianggap sebagai tokoh yang
membentuk dan memberi isi Nahdlatul Ulama, maka orang yang mewujudkan
gerakan itu sehingga menjadi suatu organisasi adalah Kyai Haji Wahab Hasbullah,
salah seorang ipar dari Kyai Haji Hasyim Asy'ari.
Nahdlatul Ulama adalah organasasi para ulama (bentuk jama dari alim yang
berarti orang yang berilmu) adalah orang-orang yang mengetahui secara mendalam
segala hal yang bersangkut paut dengan agama.
Dalam tradisi Islam ulama dijuluki sebagai pewaris Nabi Besar Muhammad
Saw. Tanpa mereka kontiuitas ajaran dan tradisi Islam itu tidak akan berhasil. Di
samping itu ulama mempunyai wibawa yang kuat di mata umat. Dengan didorong
motif agama dan nasionalisme, berdirinya Nahdlatul Ulama juga didorong
semangat untuk mempertahankan faham Ahlussunnah wal Jama’ah.
Bagi Nahdlatul Ulama memberlakukan ajaran Islam menurut aliran
Ahlussunnah wal Jama’ah tidak terlepas dari pengakuan terhadap ajaran keempat
mazhab (Hanafi, Maliki, Syafi’i dan Hanbali) dan peranan bimbingan para ulama.
Pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah menjadi berkembang karena penegasan kaum
tradisional menanggapi gerakan kaum pembaharu bahwa memahami ajaran Islam
tidak cukup hanya berlandaskan al-Qur’an dan Hadist, tetapi harus melalui jenjang
tertentu, yaitu ulama, mazhab, hadist (sunnah) dan akhirnya pada sumber utama
yaitu al- Qur’an itu sendiri. Itulah sebabnya pengertian Ahlussunnah wal Jama’ah
bagi Nahdlatul Ulama adalah para pengikut tradisi Nabi Besar Muhammad Saw.,
dan ijma’ ulama.
Nahdlatul Ulama tidak menentang ijtihad (penalaran) tetapi memikirkannya
dalam konteks bagaimana pendapat bahwa al- Qur’an dan Hadist disampaikan
kepada kaum muslimin dengan bahasa yang tidak mudah untuk difahami dan penuh
dengan simbolisme yang dapat lebih mudah dimengerti melalui tafsiran- tafsiran
yang diberikan para imam dan ulama-ulama terpilih.
7) Jami’atul Washliyah
Jami’atul Wahsliyah didirikan di Medan pada tanggal 30 November 1930
oleh para pelajar-pelajar dan para guru Maktab Islamiyah Tapanuli. Maktab ini
adalah sebuah madrasah yang diririkan di Medan pada tanggal 19 Mei 1918 oleh
masyarakat Tapanuli dan merupakan madrasah yang tertua di Medan. Sebagai
pengurus yang pertama dari organisasi ini adalah Ismail Banda dan Rahman Syihab
sedangkan penasehatnya adalah Syekh Muhammad Yunus.
Organisasi ini bermaazhab Syafi’i, berdasarkan faham ini, Boland
mengelompokkan organisasi ini ke dalam golongan ortodoks yang berpegang
teguh pada mazhab. Sekalipun Jami’atul Washliyah tetap berpegang teguh pada
mazhab Syafi’i namun bermazhab bukan menghambat untuk mencapai kemajuan.
Lembaga formal untuk pendidikan dan pengajaran atau Tarbiyah dikenal
dengan nama madrasah. Di Sumatera Timur madrasah disebut dengan “madrasah
dan maktab”. Jami’atul Wahliyah mendirikan madrasah pertama di jalan Sinagar,
Petisah, Medan pada tahun 1932. Adapun bangunan yang dipakai sebagai madrasah
adalah sebuah rumah yang disewakan. Biaya sewa ditanggung bersama secara
pribadi oleh anggota pengurus.
Al-Wahsliyah menyelenggarakan pendidikannya dengan susunan sebagai
berikut:
a) Madrasah Ibtidaiyah 6 tahun
b) Madrasah Tsanawiyah 3 tahun
c) Madrasah Qismul Ali 3 tahun
d) Pendidikan Guru Agama
e) SD al-Washliyah
f) SMP al-Washliyah
g) MA al-Washliyah
Untuk lembaga pendidikan Sekolah Dasar sampai Sekolah Menengah Atas
materi pelajarannya adalah 70 % pengetahuan umum dan ilmu-ilmu agama
sebanyak 30 %. Pada tahun 1958 Jami’atul Washliyah telah mampu mendirikan
Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di Medan dan Jakarta. Untuk cabang Medan
kemudian menjadi universitas dengan banyak mempunyai cabang, seperti Sibolga,
Kebon Jahe, Rantau Prapat, Langsa (Aceh) dan lain-lain, bahkan sampai ke
Kalimantan, tepatnya di Barabai, Kalimantan Selatan yang sekarang bernama STIT
al-Washliyah Barabai.
Memang tidak bisa dipungkiri bahwa Jami’atul Washliyah sangat besar
peranannya dalam menyukseskan bidang pendidikan di Indonesia.
F. Akhlak
1. Konsep Akhlak dan Ruang Lingkupnya
a. Contoh Akhlak Terpuji
1) Ikhlas
Kata ikhlas mempunyai beberapa pengertian. Menurut al-Qurtubi, ikhlas
pada dasarnya berarti memurnikan perbuatan dari pengaruh-pengaruh makhluk.
Secara harfiyah, ikhlas artinya tulus dan bersih. Adapun menurut istilah, ikhlas
ialah mengerjakan sesuatu kebaikan dengan semata-mata mengharap rida Allah
SWT. Bagi orang yang ikhlas, suatu perbuatan baik tidak harus dikaitkan dengan
imbalan atau balasan, melainkan semata-mata ingin mendapatkan rida Allah SWT.
Jadi meskipun tidak mendapat imbalan apa pun dan dari pihak mana pun, akan tetap
melakukan perbuatan baiknya tersebut.
2) Syukur
Syukur menurut kamus “Al-mu’jamu al-wasith” adalah mengakui adanya
kenikmatan dan menampakkannya serta memuji (atas) pemberian nikmat
tersebut.Sedangkan makna syukur secara syar’i adalah : Menggunakan nikmat
AllahSWT dalam (ruang lingkup) hal-hal yang dicintainya. Lawannya syukur
adalah kufur.Yaitu dengan cara tidak memanfaatkan nikmat tersebut, atau
menggunakannya pada hal-hal yang dibenci oleh Allah SWT.
Adapun dalil-dalil yang berhubungan dengan syukur ini ialah:
Dalam surat Luqman ayat 12
ٌّ ِ‫ٱَلِلَ َغن‬
١٢ ‫ي َح ِميد‬ ‫َولَقَد َءاتَينَا لُق َٰ َمنَ ٱل ِحك َمةَ أ َ ِن ٱش ُكر ِ َّ ه‬
َّ ‫َلِلِ َو َمن يَش ُكر فَإ ِ َّن َما يَش ُك ُر ِلنَف ِسِۦه َو َمن َكفَ َر فَإ ِ َّن‬
Artinya: "Sesungguhnya telah Kami berikan hikmah kepadla Luqman, (yaitu)
bersyukur (kepada Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha
Terpuji".
3) Qana’ah
Menurut bahasa qanaah berarti merasa cukup, sedangkan menurut istilah
qanaah berati merasa cukup dan menerima atas apa yang telah diberikan Allah swt
kepada kita, sehingga mampu menjauhkan diri dari sikap tamak, dan sikap tidak
puas yang berlebihan.
Qanaah bukan berarti diam berpangku tangan dan bermalas-malasan tidak
mau meningkatkan kesejahteraan hidup tapi sesungguhnya orang yang qanaah
adalah orang yang sangat kuat dan bersahaja, dia giat berusaha sekuat tenaga untuk
mendapatkan yang dicita- citakan. Namun apabila menemui kegagalan dia tidak
pernah berpuus asa dan kecewa, bahkan ia selalu sabar dan husnuzhan dengan
keputusan Allah, karena dia punya keyakinan bahwa dibalik semua peristiwa dalam
hidup pasti ada hikmahnya.
4) Sabar
Sabar berarti tidak mudah putus asa, tahan uji, kuat menderita, terus
berusaha, dan senantiasa bersikap tenang dalam menghadapi apapun yang terjadi.
Di dalam penerapannya sabar harus mencerminkan sikap optimis, kerja keras,
tekun, ulet, cermat, dan tangguh. Dengan demikian keliru besar jika sabar diartikan
berdiam diri dan menunggu apapun yang terjadi tanpa berbuat sesuatu.
Sabar merupakan salah satu sifat yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW
Salah satu kinci keberhasilan Rasulullah SAW dalam menyebarkan agama Islam
adalah sifat beliau yang sangat sabar dalam menghadapi bebagai macam ujian dan
rintangan.
5) Khauf/khasyyah
Menurut bahasa, khauf artinya takut. Sedangkan menurut istilah, khauf ialah
takut kepada Allah Swt. dengan senantiasa mengerjakan apa yang diperintahkan-
Nya dan meninggalkan apa yang dilarang-Nya. jika kita takut kepada binatang buas
atau musuh yang ganas, kita harus menjauhi dan menghindarinya. Sedangkan takut
kepad Allah sebaliknya, yaitu kita harus lebih mendekatkan diri kepada-Nya.
semakin besar rasa takut kepada Allah dalam hati seseorang, hendaknya semakin
rajin mendekatkan diri kepada-Nya.
Dalil aqli dan naqli tentang berakhlak khauf. Rasa takut kepada Allah Swt.
sangat bergantung kepada iman yang dimiliki seseorang. Semakin kuat
keimanannya, akan semakin besar pula rasa takutnya kepada Allah Swt.
Orang yang takut kepada Allah akan mendapatkan pertolongan-Nya, dan
akan selamat dari azab-Nya. perhatikan Firman Allah Swt.
َٰٓ
٥٢ َ‫ٱَلِل َو َيتَّق ِه فَأ ُ ْو َٰلَئِكَ ُه ُم ٱلفَا َٰٓ ِئ ُزون‬
َ َّ ‫ش‬َ ‫سولَ ۥهُ َو َيخ‬ َّ ِ‫َو َمن ي ُِطع‬
ُ ‫ٱَلِلَ َو َر‬
Artinya: "Dan barang siapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada
Allah dan bertakwa kepada-Nya, Maka mereka adalah orang- orang yang mendapat
kemenangan". (Q.S. An-Nur: 52).
6) Zuhud
Menurut istilah zuhud memiliki beberapa pengertian:
a) Ibnu Taimiyah, ”Zuhud adalah meninggalkan apa yang tidak
bermanfaat demi kehidupan akhirat”.
b) Imam Al Qusyairy, ”Zuhud adalah tidak merasa bangga terhadap
kemewahan dunia yang dimiliki dan tidak merasa sedih ketika
kehilangan harta”.
c) Imam Al Ghazali, ”Zuhud adalah mengurangi keinginan untuk
menguasai kemewahan dunia sesuai dengan kadar kemampuannya”.
d) Hasan Al-Bashri, ”Zuhud itu bukanlah mengharamkan yang halal atau
menyia-nyiakan harta, akan tetapi zuhud di dunia adalah engkau lebih
mempercayai apa yang ada di tangan Allah daripada apa yang ada di
tanganmu. Keadaanmu antara ketika tertimpa musibah dan tidak adalah
sama saja, sebagaimana sama saja di matamu antara orang yang
memujimu dengan yang mencelamu dalam kebenaran”.
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa Zuhud adalah dimana
seseorang itu tidak terlalu mementingkan harta kekayaan dunia atau dunia. Harta
kekayaan atau dunia hanyalah sarana untuk mencapai tujuan hakiki yakni
kehidupan akhirat.
Zuhud menurut bahasa adalah berpaling dari sesuatu karena hinanyasesuatu
tersebut dan karena (seseorang) tidak memerlukannya. Zuhud menurut istilah
adalah meninggalkan apa yang tidak bermanfaatdemi kehiduan akhirat..
Dalam hadits di atas terdapat dua nasehat, yaitu untuk zuhud pada dunia, ini
akan membuahkan kecintaan Allah, dan zuhud pada apa yang ada di sisi manusia,
ini akan mendatangkan kecintaan manusia.
Definisi dari zuhud adalah suatu sikap di mana seseorang tidak terlalu
mementingkan dunia atau harta kekayaan. Materi dan dunia ini hanya bersifat
sementara, dan hanya merupakan sarana atau alat untuk mencapai tujuan hakiki,
yaitu sebagai bekal kehidupan di akhirat.
Allah swt berfirman dalam Q.S. An Nisa ayat 77 :
ً ِ‫قُل َم َٰتَ ُع ٱلدُّنيَا قَ ِليل َوٱأل َٰٓ ِخ َرة ُ خَير ِلِّ َم ِن ٱتَّقَ َٰى َو َال تُظ َل ُمونَ فَت‬
.....٧٧ ‫يال‬
Artinya: “Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini hanya sebentar dan akhirat itu lebih
baik untuk orang-orang yang bertakwa dan kamu tidak akan dianiaya sedikit pun”.
7) Tawadhu’
Tawaddu' berarti rendah hati, sehingga orang yang tawadhu senantiasa
menempatkan dirinya tidak lebih tinggi dari orang lain. Dengan demikian orang
yang tawadhu mau menerima kebenaran, apapun bentuknya dan dari siapapun
asalnya. Ketika melakukan suatu kesalahan dan diingatkan, maka orang yang
tawadhu segera mengakuinya serta berterima kasih kepada orang yang
mengingatkan. Mengapa demikian? Karena orang yag tawadhu menyadari bahwa
sebagai makhluk dirinya tentu masih mempunyai kekurangan, dan hanya Allah
SWT yang sempurna. Itulah gambaran orang yang tawadhu? Bagaimana dengan
kalian? Apakah dalam kehifupan sehari-hari sudah berlaku demikian? Lawan sifat
tawadhu adalah sombong atau takabur. Orang yang takabur selalu merasa lebih
tinggi dari orang lain.
Tawadhu atau rendah hati atau perasaan lembut yang dapat memperkokoh
persaudaraan sesame manusia. Kebalikan dari tawadhu adalah sombong. Allah
SWT berfirman: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong
karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali
kamu tidak dapat setinggi gunung.” (QS. Al Isra’: 37). Berdasarkan ayat tersbut di
atas sudah jelas bahwa orang-orang yang sombong tidak akan mendapatkan
kedudukan yang tinggi.
8) Tawakkal
Tawakal berasal dari bahasa arab at tawakul yang di bentuk dari kata
wakala, artinya menyerahkan, mempercayai, atau mewakilkan, bersandar kepada
dinding. Tawakal atau tawakkul berarti untuk mendelegasikan atau menyerah.
Tawakkal, yaitu menyerahkan segala persoalan kepada Allah setelah berusaha.
Apabila kita telah berusaha sekuat tenaga dan masih saja mengalami kegagalan
maka hendaklah bersabar dan berdoa kepada Allah agar Dia membuka jalan
keluarnya.
Allah berfirman Dalam surat Ali Imran ayat 159:
١٥٩ َ‫ٱَلِلَ ي ُِحبُّ ٱل ُمت ََو ِ ِّكلِين‬ ‫فَإِذَا َعزَ متَ فَت ََو َّكل َعلَى َّ ه‬
َّ ‫ٱَلِلِ ِإ َّن‬
Artinya : “Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah
kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal
kepada-Nya”. (QS. Ali- Imran: 159).
9) Tasamuh
Menurut bahasa tasamuh berarti toleransi atau tenggang rasa, sedangkan
menurut istilah tasamuh adalah sifat dan sikap tenggang rasa atau saling
menghargai antar sesama manusia, walaupun pendirian atau pendapatnya berbeda
(bertentangan) dengan pendiriannya sendiri. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak
akan pernah bisa untuk tidak membutuhkan orang lain, semua manusia tentu saling
membutuhkan.
Oleh karena itu antara satu manusia dengan manusia yang lainnya harus
saling memperhatikan dan saling tolong menolong dalam kebajikan dan dalam
berbagai aspek kehidupan, mulai dari aspek sosial, ekonomi, budaya,
kemasyarakatan dan aspek kehidupan kemanusiaan lainya.
Sebagaimana Firman Allah dalam Surat Al Maidah ayat 2 yang berbunyi :
ِ ‫ َوتَعَ َاونُواْ َعلَى ٱلبِ ِ ِّر َوٱلتَّق َو َٰى َو َال تَعَ َاونُواْ َعلَى‬..........
‫ٱْلث ِم َوٱلعُد َٰ َو ه ِن‬
Artinya : “ ... dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. (Al
Maidah : 2)
10) Amanah
Amanah Menurut arti bahasa ialah : kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan
(tsiqah) atau kejujuran. Kebalikannya ialah khianat. Yang dimaksud amanah disini
ialah suatu sikap pribadi yang setia, tulus hati dan jujur dalam melaksanakan
sesuatu yang dipercayakan kepadanya, berupa harta benda, rahasia atau tugas
kewajiban. Pelaksanaan amanat dengan baik dapat disebut “al-Amin” yang berarti:
yangndapat dipercaya, yang jujur, yanag setia, yang aman.
Sebagai contoh: Pada diri manusia dianugerahi Allah sejumlah
perlengkapan jasmaniah dan ruhaniah tersebut dipergunakan sebagaimana
mestinya, maka berarti orang itu bersifat atau meiliki sifat amanah. Jika anggota-
anggota tubuhnya dipergunakan kepada maksiat berarti dia khianat terhadap
amanah yang diberikan Allah kepadanya.
Kewajiban memilki sifat dan sikap al-Amanah ini, (QS. An-Nisa’ (4): 58)
َّ ‫اس أَن ت َح ُك ُمواْ ِبٱل َعد ه ِل ِإ َّن‬
ُ ‫ٱَلِلَ نِ ِع َّما َي ِع‬
‫ظ ُكم ِب ِ َٰٓۦه‬ ِ ‫ٱَلِلَ َيأ ُم ُر ُكم أَن ت ُ َؤدُّواْ ٱأل َ َٰ َم َٰ َن‬
ِ َّ‫ت ِإلَ َٰ َٰٓى أَه ِل َها َو ِإذَا َحكَمتُم َبينَ ٱلن‬ َّ ‫۞ ِإ َّن‬
ِ َ‫س ِمي َۢعَا ب‬
٥٨ ‫ص ٗيرا‬ َّ ‫إِ َّن‬
َ َ‫ٱَلِلَ َكان‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada
yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di
antara manusia supaya kamu menetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah
memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah
Maha Mendengar lagi Maha Melihat.
Suatu amanah sebenarnya adalah suatu tugas yang berat dipikul, kecuali bagi orang
yang memiliki sifat al-Amanah tersebut. Dikemukakan QS.al-Ahzab (33): 72
ِ ‫ض َوٱل ِجبَا ِل فَأَبَينَ أَن يَح ِملنَ َها َوأَشفَقنَ ِمن َها َو َح َملَ َها‬
َ َٰ ‫ٱْلن‬
َ‫سنُ إِ َّن ۥهُ َكان‬ ِ ‫ت َوٱألَر‬ َّ ‫إِنَّا َع َرضنَا ٱأل َ َمانَةَ َعلَى ٱل‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
٧٢ ‫وال‬ ٗ ُ ‫ظل‬
ٗ ‫وما َج ُه‬ َ
Artinya: “Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi
dan gunung- gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan
mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat lalim dan amat bodoh.”
b. Contoh Akhlak Tercela
1) Riya
Pengertian Riya menurut Bahasa: riya’ (‫ )الرياء‬berasal dari kata ‫ الرؤية‬/ru’yah,
yang artinya menampakkan. Riya ’ adalah memperlihatkan suatu amal kebaikan
kepada sesama manusia. Riya Menurut Istilah yaitu: melakukan ibadah dengan niat
supaya ingin dipuji manusia, dan tidak berniat beribadah kepada Allah SWT.
2) Ujub
Ujub adalah mengagumi diri sendiri, yaitu ketika kita merasa bahwa diri
kita memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki orang lain. Ibnul Mubarok
pernah berkata, “Perasaan ‘ujub adalah ketika engkau merasa bahwa dirimu
memiliki kelebihan tertentu yang tidak dimiliki oleh orang lain.”Imam Al Ghozali
menuturkan, “Perasaan ‘ujub adalah kecintaan seseorang pada suatu karunia dan
merasa memilikinya sendiri, tanpa mengembalikan keutamaannya kepada Alloh.”
Memang setiap orang mempunyai kelebihan tertentu yang tidak dimiliki
oleh orang lain, tetapi milik siapakah semua kelebihan itu ? Allohk berfirman :
ُ َۢ ‫ض َو َما ِفي ِه ه َّن َوه َُو َعلَ َٰى ُك ِِّل شَيء قَد‬
١٢٠ ‫ِير‬ ِ ‫ت َوٱألَر‬
ِ ‫س َٰ َم َٰ َو‬
َّ ‫ِ ََّلِلِ ُملكُ ٱل‬
Artinya: “Bagi Alloh semua kerajaan langit dan bumi dan apa yang ada di
antaranya.” (QS. Al Maidah : 120).
Maksud dari ayat di atas adalah apapun yang kita miliki, semuanya adalah
milik Alloh yang dipinjamkan kepada kita agar kita dapat memanfaatkannya dan
sebagai ujian bagi kita.
3) Takabbur
Takabur adalah "Berbangga diri dan kecenderungan memandang diri berada
di atas orang yang disombonginya."
Allah berfirman dalam surat Al-Isra ayat 37-38:
َ َ‫ ُك ُّل َٰذَلِكَ َكان‬٣٧ ‫وال‬
َ‫سيِِّئ ُ ۥهُ ِعندَ َربِِّك‬ َ ‫ض َم َر ًحا إِنَّكَ لَن تَخ ِرقَ ٱألَر‬
ُ ‫ض َولَن ت َبلُ َغ ٱل ِجبَا َل‬
ٗ ‫ط‬ ِ ‫َو َال تَم ِش فِي ٱألَر‬
ٗ ‫َمك ُر‬
٣٨ ‫وها‬
Artinya: “Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena
sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu
tidak akan sampai setinggi gunung. Semua itu kejahatannya amat dibenci di sisi
Tuhanmu”.
4) Hasud
Hasad Kata lain dari hasad adalah hasud yang berarti dengki atau iri hati.
menurut bahasa, Hasad artinya menaruh perasaan benci, tidak suka karena iri.yang
amat sangat kepada keberuntungan orang lain. menurut istilah, Hasad adalah
usaha seseorang untuk mempengaruhi orang lain supaya tidak senang terhadap
seseorang yang memeperoleh kelebihan atau keberuntungan.
Dalil naqli terkait dengan sifat Hasad yang artinya: Dari Abu Hurairahr.ra,
bahwasanya Rasulullah Saw bersabda: Jauhilah dirimu dari sifat hasad karena
sesungguhnya hasad itu memakan (menhabiskan) kebaikan, seperti api yang
membakar kayu.bakar. (HR. Abu Daud)
5) Hubbud dunya
(cinta dunia) adalah salah satu syahwat yang sering menimpa manusia. Bagi
orang yang terkena penyakit ini, kekuasaan, jabatan dan segala yang mengiringinya
berupa popularitas dan ketenaran merupakan tujuan hidupnya. Berkenaan dengan
bahaya cinta kekuasaan ini Rasulullah Shalallaahu alaihi wasalam telah bersabda
yang diriwayatkan oleh Ka'ab bib Malik Radhiallaahu anhu ,"Dua ekor serigala
yang dilepas kepada seekor domba tidak lebih parah kerusakannya bagi domba itu,
bila dibandingkan ketamakan seseorang terhadap harta dan kedudukan dalam
merusak agamanya." (dikeluarkan oleh at- Tirmidzi dan mengatakan, "hadits hasan
shahih")
Bahaya cinta dunia ada di dalam kandungan surat At-Taubah ayat 24:
َ ‫ِيرت ُ ُكم َوأَم َٰ َو ٌل ٱقت ََرفت ُ ُموهَا َوتِ َٰ َج َرة ت َخشَونَ َك‬
‫سادَهَا‬ َ ‫قُل ِإن َكانَ َءابَا َٰٓ ُؤ ُكم َوأَبنَا َٰٓ ُؤ ُكم َو ِإخ َٰ َونُ ُكم َوأَز َٰ َو ُج ُكم َو َعش‬
َّ ‫ٱَلِلُ ِبأَم ِرِۦه َو‬
‫ٱَلِلُ َال َيهدِي‬ َّ ‫ي‬ َ ‫صواْ َحت َّ َٰى َيأ ِت‬
ُ ‫س ِبي ِلِۦه فَت ََر َّب‬
َ ‫سو ِلِۦه َو ِج َهاد ِفي‬ َّ َ‫ضو َن َها َٰٓ أ َ َحبَّ ِإلَي ُكم ِ ِّمن‬
ُ ‫ٱَلِلِ َو َر‬ َ ‫س ِكنُ ت َر‬ َ َٰ ‫َو َم‬
٢٤ َ‫ٱلقَو َم ٱل َٰفَ ِسقِين‬
Artinya: “Katakanlah: "jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri,
kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu
khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu
cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah
sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk
kepada orang-orang yang fasik.” (Q.S. At-Taubah: 24)
6) Namimah
Menurut bahasa, Namimah artinya mengadu domba. Menurut istilah
Namimah adalah menyebar fitnah antara seseorang dengan orang lain dengan
tujuan agar saling bermusuhan.
Dalil naqli terkait dengan sifat Namimah yaitu dalam Firman Allah dalam
Surat Al-Qolam ayat 10-14 yang berbunyi:
‫ أَن‬١٣ ‫عت ُ َۢ ِِّل بَعدَ َٰذَلِكَ زَ نِ ٍيم‬
ُ ١٢ ‫ َّمنَّاع ِلِّلخَي ِر ُمعتَ ٍد أ َ ِث ٍيم‬١١ ‫شا َٰٓ َۢ ِء ِبن َِميم‬ ٍ ‫َو َال ت ُ ِطع ُك َّل َح َّالف َّم ِه‬
َّ ‫ َه َّماز َّم‬١٠ ‫ين‬
١٤ َ‫َكانَ ذَا َمال َوبَنِين‬
Artinya: Dan janganlah kamu ikuti setiap orang yang banyak bersumpah lagi
hina(10), yang banyak mencela, yang kian ke mari menghambur fitnah(11), yang
sangat enggan berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa, sangat enggan
berbuat baik, yang melampaui batas lagi banyak dosa (12), yang kaku kasar, selain
dari itu, yang terkenal kejahatannya (13),karena dia mempunyai (banyak) harta dan
anak (14)- (QS. Al Qolam:10-14)
7) Ananiyah
Berasal dari bahasa arab dari kata “ana” artinya saya atau aku. Ananiyah
berarti keakuan. Sifat ananiyah (egois) adalah sikap hidup yang terlalu
mementingkan diri sendiri bahkan bila perlu mengorbankan kepentingan orang
lain.
Dalil naqli terkait dengan sifat Ananiah
Artinya: ”Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan
membangga-banggakan diri”. ( QS. An Nisa’ : 36 )
8) Khianat
Kata khianat berasal dari bahasa arab yang berupa bentuk verban noun atau

masdar dari kata kerja “‫ يخون‬-‫ ”خان‬selain “‫ ”خيانة‬bentuk masdarnya bisa berupa ‘ ‫خونا‬

‫ " – وخاونة – ومخانة‬yang semuanya berarti “‫ ” ان يؤتمن اال نسان فال ينصخ‬sikap tidak
bagusnya seseorang ketika diberi kepercayan.
Khianat adalah sikap tidak bertanggungjawab atau mangkir atas amanat atau
kepercayaan yang telah dilimpahkan kepadanya. Khianat biasanya disertai bohong
dengan mengobral janji. Khianat adalah ciri-ciri orang munafik. Orang yang telah
berkhianat akan dibenci orang disekitarnya dan kemungkinan besar tidak akan
dipercaya lagi untuk mengemban suatu tanggung jawab di kemudian hari.
Sementara kata KHIANAT disebutkan 2x di dalam ayat al Quran yaitu di
QS Al Mukmin :19 dan An Nisaa’ : 105
‫ق ِلت َح ُك َم بَينَ ٱلنَّا ِس ِب َما َٰٓ أَ َر َٰىكَ َّ ه‬
ِ ‫ٱَلِلُ َو َال ت َ ُكن ِلِّل َخآَٰئِنِينَ خ‬
١٠٥ ‫َص ٗيما‬ َ َ‫ِإنَّا َٰٓ أَنزَ لنَا َٰٓ ِإلَيكَ ٱل ِك َٰت‬
ِ ِّ ‫ب ِبٱل َح‬
“Sesungguhnya Kami telah menurunkan Kitab kepadamu dengan membawa
kebenaran, supaya kamu mengadili antara manusia dengan apa yang telah Allah
wahyukan kepadamu, dan janganlah kamu menjadi penantang (orang yang tidak
bersalah), karena (membela) orang-orang yang khianat.” (QS An Nisaa’ :105)
Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang
disembunyikan oleh hati. (QS Al Mukmin :19)
9) Bakhil
Kikir dalam bahasa Arab disebut sebagai bakhil dan menurut istilah berarti
sifat seseorang yang amat tercela dan hina, tidak hendak mengeluarkan harta yang
wajib di keluarkan baik dalam ketentuan agama seperti zakat, nafkah keluarga atau
menurut ketentuan perikemanusiaan seperti sedekah, infak, dan hadiah (Aip
Hanifatu Rahman, 2009:-).
Imam Ibnu Jauzi dalam kitabnya at-thibbu ar-ruhi mendefinisikan kikir
sebagai sifat enggab menunaikan kewajiban, baik harta benda ajau jasa (Joko
Harismoyo, 2013)
Dalam Al-Qur’an Surat Al-Isra’ ayat 29 yang berbunyi:
٢٩ ‫ورا‬
ً ‫س‬ ٗ ُ‫سط َها ُك َّل ٱل َبس ِط فَتَقعُدَ َمل‬
ُ ‫وما َّمح‬ ُ ‫َو َال ت َج َعل َيدَكَ َمغلُولَةً ِإلَ َٰى‬
ُ ‫عنُقِكَ َو َال ت َب‬

Artinya: “Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan
jangan pula engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu akan
menjadi tercela dan menyesal”.
Maksud dari ayat ini adalah mengingatkan kita agar tidak terlalu kikir dan
jangan pula terlalu pemurah.
10) Ta’ashubiyah
Sifat ta'asyubiyah (fanatik) yang berlebihan, tidak berdasarkan
pertimbangan akal yang sehat.
c. Pentingnya Memiliki Akhlak Terpuji dan Menghindar dari
Akhlak Tercela
1) Selalu mengingat Allah di mana saja berada
2) Menyadari bahwa hidup di dunia ini hanyalah sementara, sedangkan
hidup yang abadi adalah setelah kita melewati yaumul hisab nanti
dikemudian hari
3) Selalu berdzikir kepada Allah SWT
4) Selalu bertaubat dan beristigfar
Hikmah Menghindari Akhlak Tercela:
1) Mempertebal Keimanan
Allah telah menurunkan Kitab-kitab dan Rasul-RasulNya adalah untuk
memimpin manusia kearah perbaikan Akhlak, agar timbul perbaikan Akhlak, agar
timbul gairah pada mereka untuk berbuat kebaikan dan menjauhi kejelekan. Akhlak
adalah tiang pembangunan umat, rahasia kebesarannya dan menjadi dasar dari
kehidupan dan kebanggaannya. Bila baik akhlak manusia maka akan baik pulalah
semua perbutannya dan akan harmonislah hubungannya, baik dengan Allah yang
maha pencipta, dengan sesama manusia dan dengan alam sekitarnya.
2) Menambah giat beribadah
Seperti diketahui bahwa ibadah pokok dalam islam adalah shalat, puasa,
zakat dan haji tidak hanya untuk mendekatkan hubungan dengan Allah, tetapi juga
mempunyai pengaruh terhadap pembentukan budi pekerti yang baik.
Misalnya: Shalat itu untuk mencegah kejahatan dan kemungkaran. Dan
Puasa menciptakan sifat taqwa dan taqwa itu adalah suatu budi pekerti yang baik.
Karena intisari taqwa itu mengandung tiga unsur yaitu:
3) Menjauhkan diri dari perbuatan-perbuatan yan dimurkai oleh Allah.
4) Menghindari perbuatan-perbuatan yang merugikan diri sendiri
(mendatangkan kemudharatan).
5) Menjauhkan perbuatan-perbuatan yang merusak/merugikan orang lain.
BAB III

MATERI PROGRAM STUDI PAI

A. Dasar-dasar Pendidikan Agama Islam


1. Konsep Pendidikan
a. Teori behaviorisme
Pengertian teori behavioristik adalah sebuah teori yang dicetuskan oleh
Gage dan Barliner tentanv perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman.
Teori ini lalu berkembang menjadi alira psikologi belajar yang berpengaruh
terhadap arah pengembangan teori dan praktik pendidikan dan pembelajaran yang
dikenal sebagai aliran behavioristik. Aliran ini menekankan pada terbentuknya
perilaku yang tampak sebagai hasil belajar. Teori behavioristik dengan model
hubungan stimulus-responnya, mendudukan orang yang belajar sebagai individu
yang pasif. Respon atau perilaku tertentu dengan menggunakan metode pelatihan
atau pembiasaan semata. Munculnya perilaku akan semakin kuat bila diberikan
penguatan dan akan menghilang bila dikenai hukuman.
Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan
perilaku yang dapat diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi
melalui rancanagan (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif
(respon) berdasarkan hukum-hukum mekanistik. Stimulan tidak lain adalah
lingkungan belajar anak, baik yang internal maupun eksternal yang menjadi
penyebab belajar. Sedangkan respons adalah akibat atau dampak, berupa reaksi
fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan ikatan, asosiadi, sifat dan
kecenderungan perilaku S-R (stimulus-respon).
Teori behavioristik:
1) Mementingkan faktor lingkungan
2) Menekankan pada faktor bagian
3) Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan
mempergunakan metode obyektif.
4) Sifatnya mekanis
5) Mementingkan masa lalu
Peneliti yang mengembangkan teori ini adalah:
1) Edward Lee Thorndike (1874-1949): Teori Koneksionisme
Thorndike berprofesi sebagai seorang pendidik dan psikolog yang
berkebangsaan Amerika. Lulus S1 dari Universitas Wesleyen tahun 1895, S2 dari
Harvard tahun 1896 dan meraih gelar doktor di Columbia tahun 1898. Buku-buku
yang ditulisnya antara lain Educational Psychology (1903), Mental and social
Measurements (1904), Animal Intelligence (1911), Ateacher’s Worrd Book (1921),
Your City (1939), dan Human Nature and The Social Order (1940).
Menurut Thorndike, belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-
asosiasi anatara peristiwa-peristiwa yang disebut (stimulus (S) dengan respon (R).
Stimulus adalah suatu perubahan dari lingkungan eksternal yang menjadi tanda
untuk mengaktifkan organisme untuk beraksi atau berbuat sedang respon dari
adalah sembarang tingkah laku yang dimunculkan karena adanya perangsang. Dari
eksperimen kucing lapar yang dimasukkan dalam sangkar (puzzle box) diketahui
bahwa supaya tercapai hubungan antara stimulus dan respons, perlu adanya
kemampuan untuk memilih respons yang tepat serta melalui usaha-usaha atau
percobaan-percobaan (trials) dan kegagalan-kegagalan (error) terlebih dahulu.
Bentuk paling dasar dari belajar adalah “trials and error learning atau selecting and
connecting learning” dan berlangsung menurut hukum-hukum tertentu.
Oleh karena itu teori belajar yang dikemukakan oleh Thorndike ini sering
disebut dengan teori belajar koneksionisme atau teori asosiasi. Adanya pandangan-
pandangan Thorndike yang memberi sumbangan yang cukup besar di dunia
pendidikan tersebut maka ia dinobatkan sebagai salah satu tokoh pelopor dalam
psikologi pendidikan.
2) Ivan Petrovich Pavlov (( 1849-1936)
Ivan Petrivich Pavlov lahir 14 September 1849 di Ryazan Rusia yaitu desa
tempat ayahnya Peter Dmitrievich Pavlov menjadi seorang pendeta. Ia dididik di
sekolah gereja dan melanjutkan ke Seminari Teologi. Pavlov lulus sebagai sarjana
kedokteran dengan bidang dasr fisiologi. Pada tahun 18884 ia menjadi direktur
departemen fisiologi pada institute of Experimental Medicine dan memulai
penelitian mengenai fisiologi perencanaan. Ivan Pavlov meraih penghargaan nobel
pada bidang Physiology or Medicine pada 1904. Karyanya mengenai
pengkondisian sangat mempengaruhi psikology behavioristik di Amerika. Karya
tulisnya adalah Work of Digestive Glands (1902) dan Conditioned Reflexes (1927).
ClassicConditioning (pengkondisian atau persyaratan klasik) adalah proses
yang ditemukan Pavlov melalui percobaannya terhadap anjing, dimana perangsang
asli dan netral dipasangkan dengan stimulus bersyarat secara berulang-ulang
sehingga memunculkan reaksi yang diinginkan.
Eksperimen-eksperimen yang dilakukan Pavlov dan ahli lain tampaknya
sangat terpengaruh pandangan behaviorisme dimana gejala-gejala kejiwaan
seseorang dilihat dari perilakunya. Hal ini sesuai dengan pendapat Bakker bahwa
yang paling sentral dalam hidup manusia bukan hanya pikiran, peranan, maupun
bicara, melainkan tingkah lakunya. Pikiran mengenai tugas atau rencana baru akan
mendapatkan arti yang benar jika ia berbuat sesuatu (Bakker, 1985).
Bertitik tolak dari asumsinya bahwa dengan menggunakan rangsangan-
rangsangan tertentu, perilaku manusia dapat berubah sesuai dengan apa yang
diingikan.kemudian Pavlov eksperimen dengan menggunakan binatang (anjing)
karena ia menganggap binatang memiliki kesamaan dengan manusia. Namun
demikian, dengan segala kelebihannya, secara hakiki manusia berbeda dengan
binatang.
Ia mengadakan percobaan dengan cara mengadakan opersi leher pada
seekor anjing. Sehingga kelihatan kelenjar air liurnya dari luar. Apabila
diperlihatkan sesuatu makana, maka akan keluarlah air liur tersebut. Kin sebelum
makanan diperlihatkan, maka yang diperlihatkan adalah sinar merah terlebih
dahulu, baru makanan. Dengan sendirinya air liur pun akan keluar pula. Apabila
perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang, maka pada suatu ketika dengan
hanya memperlihatkan sinar merah saja tanpa makan maka air liurpun akan keluar
pula.
Makanan adalah rangsangan wajar, sedang merah adalah rangsangan
buatan. Ternyata kalau perbuatan yang demikian dilakukan berulang-ulang,
rangsangan buatan ini akan menimbulkan syarat (kondisi) untuk timbulnya air liur
pada anjing tersebut. Peristiwa ini disebuta; Reflek Bersyarat atau Conditioned
Respons.
Pavlov berpendapat, bahwa kelenjar-kelenjar yang lain pun dapat dilatih.
Bectrev murid Pavlov menggunakan prinsip-prinsip tersebut dilakukan pada
manusia, yang ternyata diketemukan banyak reflek bersyarat yang timbul tidak
disadari manusia.
Dari eksperimen Pavlov setelah pengkondisian atau pembiasaan dapat
diketahui bahwa daging yang menjadi stimulus alami dapat digantikan oleh bunyi
lonceng sebagai stimulus yang dikondisikan. Ketika lonceng dibunyikan ternyata
air liur anjing keluar sebagai respon yang dikondisikan.
Apakah kondisi ini bisa diterapkan oleh manusia? Ternyata dalam
kehidupan sehari-hari ada situasi yang sama seperti pada anjing. Sebagai contoh,
suara lagu dari penjual es krim Walls yang berkeliling di rumah ke rumah. Awalnya
mungkin suara itu asing, tetapi setelah si penjual es krim sering lewat, maka nada
lagu tersebut bisa menerbitkan air liur apalagi pada siang hari yang panas.
Bayangkan, bila tidak ada lagu tersebut betapa lelahnya si penjual berteriak-teriak
menjajakan dagangannya.
3) Burrhus Frederic Skinner (1904-1990)
Seperti halnya kelompok penganut psikologi modern, Skinner mengadakan
pendekatan behavioristik untuk menerangkan tingkah laku. Pada tahun 1938,
Skinner menerbitkan bukunya yang berjudul The Behavior of Organism. Dalam
perkembangan psikologi belajar, ia mengemukakan teori operant conditioning.
Buku itu menjadi inspirasi diadakannya konferensi tahunan yang dimulai tahun
1946 dalam masalah “The Experimental an Analysis of Behavior”. Hasil konferensi
dimuat dalam jurnal berjudul Journal of the Experimental Behaviors yang dsponsori
oleh Asosiasi Psikologi di Amerika (Sahakian, 1970).
B.F. Skinner berkebangsaan Amerika dikenal sebagai tokoh behavioris
yang pendekatan model instruksi langsung dan meyakini bahwa perilaku dikontrol
melalui proses operant conditioning. Di mana seorang dapat mengontrol tingkah
laku organisme melalui pemberian reinforcement yang bijaksana dalam lingkungan
relatif besar. Dalam beberapa hal, pelaksanaannya jauh lebih fleksibel daripada
conditioning klasik.
Gaya mengajar guru dilakukan dengan beberapa pengantar dari guru secara
searah dan dikontrol guru melalui pengulangan dan latihan.
Manajemen kelas menurut Skinner adalah berupa usaha untuk
memodifikasi perilaku antara lain dengan proses penguatan yaitu memberi
penghargaan pada perilaku yang diinginkan dan tidak memberi imbalan apapun
pada parilaku yang tidak tepat. Operant conditioning adalah suatu proses perilaku
operant (penguatan positif atau negatif) yang dapat mengakibatkan perilaku
tersebut dapat beulang kembali atau menghilang sesuai dengan keinginan.
Skinner membuat eksperimen sebagai berikut:
Dalam laboratorium Skinner memasukkan tikus yang telah dilaparkan
dalam kotak yang disebut “skinner box”, yang sudah dilengkapi dengan berbagai
peralatan yaitu tombol, alat pemberi makanan, penampung makanan, lampu yang
dapat diatur nyalanya, dan lantai yang dapat dialiri listrik. Karena dorongan lapar
tikus berusaha keluar untuk mencari makanan. Selama tikus bergerak ke sana ke
mari untuk keluar dari box, tidak sengaja ia menekan tombol, makanan keluar.
Secara terjadwal diberikan makanan secara bertahap sesuai peningkatan perilaku
yang ditunjukkan si tikus, proses ini disebut shapping.
Berdasarkan berbagai percobaannya pada tikus dan burung merpati Skinner
mengatakan bahwa unsur terpenting dalam belajar adalah pengetahuan yang
terbentuk melalui ikatan stimulus respon akan semakin kuat bila diberi penguatan.
Skinner membagi penguatan ini menjadi dua yaitu penguatan positif dan penguatan
negatif. Bentuk-bentuk penguatan positif berupa hadiah, perilaku, atau
penghargaan. Bentuk-bentuk penguatan negatif antara lain menunda atau tidak
memberi penghargaan, memberikan tugas tambahan atau menunjukkan perilaku
tidak senang.
Beberapa prinsip Skinner antara lain:
- Hasil belajar harus segera diberitahukan kepada siswa, jika
salah dibetulkan, jika benar diberi penguatan.
- Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar.
- Materi pelajaran, digunakan sistem modul.
- Dalam proses pembelajaran, tidak digunakan hukuman. Untuk
itu lingkungan perlu diubah, untuk menghindari adanya
hukuman.
- Dalam proses pembelajaran, lebih dipentingkan aktifitas
sendiri.
- Tingkah laku yang diinginkan pendidik, diberi hadiah, dan
sebaiknya hadiah diberikan dengan digunakannya jadwal
variabel rasio rein forcer.
- Dalam pembelajaran digunakan shaping.
4) Robert Gagne (1916-2002)
Gagne adalah seorang psikolog pendidikan berkebangsaan Amerika yang
terkenal dengan penemuannya berupa condition of learning. Gagne pelopor dalam
instruksi pembelajaran yang dipraktekkannya dalam training pilot AU Amerika. Ia
kemuadian mengembangkan konsep terpakai dari teori instruksionalnya untuk
mendisain pelatihan berbasis multi media. Teori Gagne banyak dipakai untuk
mendisain software instruksional.
Gagne disebut sebagai Modern Neubehaviouris mendorong guru untuk
merencanakan instruksional pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat
dimodifikasi. Keterampilan paling rendah menjadi dasar bagi pembentukkan
kemampuan yang lebih tinggi dalam hierarki keterampilan intelektual. Guru harus
mengetahui kemampuan dasar yang harus disiapkan. Belajar dimulai dari hal yang
paling sederhana dilanjutkan pada yang lebih kompleks (belajar SR, rangkaian SR,
asosiasi verbal, diskriminasi, dan belajar konsep) sampai pada tipe belajar yang
lebih tinggi (belajar aturan dan pemecahan masalah). Prakteknya gaya belajar
tersebut tetap mengacu pada asosiasi stumulus respon.
b. Teori konstruktivisme
Konstruksi berarti bersifat membangun, dalam konteks filsafat pendidikan
dapat diartikan konstruktivisme adalah suatu upaya membangun tata susunan hidup
yang berbudaya modern.
Konstruktivisme merupakan landasan berpikir (filosofi) pempelajatan
kontekstual yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit,
yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak sekonyong-
konyong.
Pengetahuan bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang
siap untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi pengetauan itu dan
memberi makna melalui pengalaman nyata.
Menurut konstruktivisme, pengetahuan bukan hal yang statis dan
deterministik, tetapi suatu proses menjadi tahu. Misalnya, pengetahuan mengenai
kucing, tidak sekali jadi, tetapi merupakan suatu proses. Pada pertama kali melihat
kucing kita memperoleh pengetahuan dengan melihat dan menjamah. Pada
kesempatan lain, kita bertemu dengan kucing lain. Interaksi dengan macam-macam
kucing akan menjadikan pengetahuan kita tentang kucing menjadi lebih lengkap
dan rinci. Hal ini terjadi secara terus menerus.
Dengan teori konstrukyivisme siswa dapat berfikir untuk menyelesaikan
masalah, mencari ide dan membuat keputusan. Siswa akan lebih paham karena
mereka terlibat langsung dalam membina pengetahuan baru, mereka akan lebih
paham dan mampu mengaplikasikannya dalam semua situasi. Selainitu siswa
terlibat secara langsung dengan aktif, mereka akan ingat lebih lama semua konsep.
c. Teori kognitivisme
Pengertian teori belajar kognitif mulai berkembang pada abad terakhir
sebagai protes terhadap teori perilaku yang telah berkembang sebelumnya. Model
kognitif ini memiliki perspektif bahwa para peserta didik memproses informasi dan
pelajaran melalui upayanya mengorganisir, menyimpan, dan kemudian
menemukan hubungan antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang
telah ada. Model ini menekankan pada bagaimana informasi diproses.
Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman.
Perubahan persepsi dan pemahaman tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku
yang bisa diamati. Asumsi dasar teori ini adalah setiap orang telah mempunyai
pengalaman dan pengetahuan dalam dirinya. Pengalaman dan pengetahuan ini
tertata dalam bentuk struktur kognitif. Menurut teori ini proses belajar akan berjalan
baik bila materi pelajaran yang baru beradaptasi secara klop dengan struktur
kognitif yang telah dimiliki oleh siswa.
Peneliti yang mengembangkan teori kognitif ini adalah Ausubel, Bruner,
dan Gagne. Dari ketiga peneliti ini, masing-masing memiliki penekanan yang
berbeda. Ausubel menekankan pada aspek pengelolaan (organizer) yang memiliki
pengaruh utama terhadap belajar. Bruner bekerja pada pengelompokkan atau
penyediaan bentuk konsep sebagai suatu jawaban atau bagaimana peserta didik
memperoleh informasi dari lingkungan.
Aplikasi teori belajar kognitivisme dalam pembelajaran, guru harus
memahami bahwa siswa bukan sebagai orang dewasa yang mudah dalam proses
berpikirnya, anak usia pra sekolah dan awal sekolah dasar belajar menggunakan
benda-benda konkret, keaktifan siswa sangat dipentingkan, guru menyusun materi
dengan menggunakan pola atau logika tertentu dari sederhana kekompleks, guru
menciptakan pembelajaran yang bermakna, memperhatikan perbedaan individual
siswa untuk mencapai keberhasilan siswa.
Dari penjelasan di atas jelas dalam implikasinya dalam pembelajara bahasa
Arab adalah seorang pendidik, guru ataupun apa namanya mereka harus dapat
memahami bagaimana cara belajar siswa yang baik, sebab mereka para siswa tidak
akan dapat memahami bahasa bila mereka tidak mampu mencerna dari apa yang
mereka dengar ataupun mereka tangkap.
Dari ketiga macam teori di atasjelas masing-masing mempunyai implikasi
yang berbeda, namun secara umum teori kognitivisme lebih mengarah pada
bagaimana memahami struktur kognitif siswa, dan ini tidaklah mudah, dengan
memahami struktur kognitif siswa maka dengan tepat pelajaran bahasa disesuaikan
sejauh mana kemampuan siswanya. Selain itu, juga model penyusunan materi
pelajaran bahasa Arab hendaknya disusun berdasarkan pola dan logika tertentu agar
lebih mudah dipahami. Penyusunan materi penyusunan bahasa Arab dibuat
bertahap mulai dari yang paling sederhana ke kompleks. Hendaknya dalam proses
pembelajaran sebisa mungkin tidak hanya terfokus pada mhafalan, tetapi juga
memahami apa yang sedang dipelajari, dengan demikian jauh akan lebih baik dari
sekedar menghafal kosakata.18
d. Teori humanistik
Menurut teori humanistik belajar harus dimulai dan ditujukan untuk
kepentingan memanusiakan manusia. Teori belajar humanistik sifatnya abstrak dan
lebih mendekati kajian filsafat. Teori ini lebih banyak berbicara tentang konsep-
konsep. Dalam teori pembelajaran humanistik, belajar merupakan proses yang
dimulai dan ditujukan untuk kepentingan memanusiakan manusia. Memanusiakan
manusia, yakni untuk mencapai aktualisasi diri, pemahaman diri, serta realisasi diri
orang yang belajar secara optimal. Dalam hal ini, maka teori humanistik ini bersifat
elektik (memanfaatkan/merangkum semua apapun dengan tujuan untuk
memanusiakan manusia).
Salah satu ide penting dalam teori belajar humanistik adalah siswa harus
mempunyai kemampuan untuk mengarahkan sendiri perilakunya dalam belajar
(self regulated learning), apa yang akan dipelajari dan sampai tingkatan mana,
kapan dan bagaimana mereka akan belajar. Siswa belajar mengarahkan sekaligus
memotivasi diri sendiri dalam belajar dari pada sekedar menjadi penerima pasif
dalam proses belajar. Siswa juga belajar menilai kegunaan belajar itu bagi dirinya
sendiri. Aliran humanistik memandang belajar sebagai sebuah proses yang terjadi
dalam individu yang melibatkan seluruh bagian atau domain yang ada yang
meliputi domain kognitif, afektif, dam psikomotorik. Denga kata lain, pendekatan
humanistik menekankan pentingnya emosi atau perasaan, komunikasi terbuka, dan
nilai-nilai yang dimiliki oleh setiap siswa. Untuk itu, metode pembelajaran
humanistik mengarah pada upaya untuk mengasah nilai-nilai kemanusian siswa.
Guru, oleh karenanya, disarankan untuk menekankan nilai-nilai kerjasama, saling
membantu, dan menguntungkan, kejujuran dan kreativitas untuk diaplikasikan
dalam proses pembelajaran.
Beberapa pandangan para ahli:

18
Kang Topik, Pengertian Teori Belajar Behaviorisme, Kognitivisme, dan Konstruktivisme (0nline).
Terdapat pada https://taufikhidayat93.blogspot.co.id/2016/05/pengertian-teori-belajar-
behaviorisme.html?m=1 diakses pada tanggal 14/09/2017
Pandangan Kolb (Experiental Learning Theory)
Teori ini dikembangkan oleh David Kolb pada sekitar awal tahun 1980-an.
Dalam teorinya, Kolb mendefinisikan belajar sebagai proses dimana pengetahuan
diciptaka melalui transpormasi pengalaman. Pengetahuan dianggap sebagai
perpaduan antara memahami dan mentransformasi pengalaman.
Experiental Learning Theory kemudian menjadi dasar model pembelajaran
experiential learning yang menekankan pada sebuah model pembelajaran yang
holistik dalam proses belajar. Pengalaman kemudian mempunyai peran sentral
dalam proses belajar.
Lebih lanjut, Kolb membagi belajar membagi 4 tahap:
a) Tahap pengalaman konkrit (Concrete Experience)
Merupakan tahap paling awal, yakni seseorang mengalami sesuatu
peristiwa sebagaimana adanya (hanya merasakan, melihat, dan menceritakan
kembali peristiwa itu). Dalam tahap ini seseorang belum memiliki kesadaran
tentang hakikat peristiwa tersebut, apa yang sesungguhnya terjadi, dan mengapa hal
itu terjadi.
b) Tahap pengalamn aktif dan reflektif (Reflektion Observation)
Pada tahap ini sudah ada observasi terhadap peristiwa yang dialami, mencari
jawaban, melaksanakan refleksi, mengembangkan pertanyaan-pertanyaan
bagaimana peristiwa terjadi, dan mengapa terjadi.
c) Tahap konseptualisasi (Abstract Conseptualization)
Pada tahap ini seseorang sudah berupaya membuat sebuah abstraksi,
mengembangkan suatu teori, konsep, prosedur tentang sesuatu yang sedang
menjadi objek perhatian.
d) Tahap eksperimentasi aktif (Active Experimentation)
Pada tahap ini sudah ada upaya melakukan eksperimen secara aktif, dan
mampu mengaplikasikan konsep, teori ke dalam situasi nyata.
Pada dasarnya, tahap-tahap tersebut berlangsung diluar kesadaran orang
yang belajar, (begitu saja terjadi).
Experiential Learning merupakan model pembelajaran yang sangat
memperhatikan perbedaan atau keunikan yang dimiliki siswa, karenanya model ini
meiliki tujuan untuk mengakomodasi perbedaan dan keunikan yang dimiliki oleh
masing-masing individu. Dengan mengamati inventori gaya belajar (learning style
inventory) yang dikembangkan masing-masing siswa, David Kolb
mengklasifikasikan gaya belajar seseorang menjadi empat kategori sebagai berikut:
a) Converger
Tipe ini lebih suka belajar jika menghadapi soal yang mempunyai jawaban
tertentu. Orang dengan tipe ini tidak emosional dan lebih suka menghadapi benda
dari pada manusia. Mereka tertarik pada ilmu pengetahuan alam dan teknik.
b) Diverger
Tipe ini memandang sesuatu dari berbagai segi dan kemudian
menghubungkannya menjadi suatu kesatuan yang utuh. Orang dengan tipe ini lebih
suka berhubungan dengan manusia. Mereka lebih suka mendalami bahasa,
kesusastraan, sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
c) Assimilation
Tipe ini lebih tertarik pada konsep-konsep yang abstrak. Orang denga tipe
ini tidak terlalu memperhatikan penerapan praksis dari ide-ide merak. Bidang studi
yang diminati adalah bidang keilmuan (science) dan matematika.
d) Accomodator
Tipe ini berminat pada pengembangan konsep-konsep. Orang dengan tipe
ini berminat pada hal-hal yang konkret dan eksperimen. Bidang studi yang sesuai
antara lain penjualan pemasaran.
Dari keempat gaya tersebut, tidak berarti manusia harus digolongkan secara
permanen dalam masing-masing kategori.
Menurut Kolb belajar merupakan suatu perkembangan yang melalui tiga
fase yaitu pengumpulan pengetahuan, (acquisition), pemusatan perhatian dan
bidang tertentu (specialization) dan menaruh minat pada bidang yang kurang
diminati sehingga muncul minat dan tujuan hidup baru. Sehingga, walaupun pada
tahap awal individu lebih dominan pada gaya belajar tertentu, namun pada proses
perkembangannya diharapkan mereka dapat mengintegrasikan semua kategori
belajar.
1) Pandangan Honey dan Mumford
Pandangan tentang belajr Honey dan Mumford banyak dipengaruhi oleh
Kolb. Mereka kemudian menggolong-golongkan orang belajar menjadi empat
macam golongan yaitu:
a) Kelompok aktivis
Karakteristik:
- Senang melibatkan diri dan berpertisipasi dalam suatu
kegiatan untuk memperoleh pengalaman yang baru.
- Mudah diajak berdialog
- Mempunyai pemikiran yang terbuka
- Menghargai pendapat orang lain
- Kurang pertimbangan yang matang dalam melangkah.
b) Kelompok reflektor
Karakteristik:
- Sangat berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam
mengambil keputusan.
- Tidak mudah dipengaruhi orang lain
- Cenderung bersifat konservatif
c) Kelompok teoris
Karakteristik:
- Sangat kritis
- Suka menganalisis
- Selalu berpikir rasional dengan menggunakan penalaran
- Segala sesuatu dikembalikan pada teori dan konsep
- Tidak menyukai pendapat/penilaian yang subyektif
- Tidak menyukai hal-hal yang spekulatif
- Mempunyai pendirian yang kuat
- Tidak mudah dipengaruhi orang lain.
d) Kelompok pragmatis
Karakteristik:
- Praktis, tidak suka bertele-tele dengan suatu teori atau
konsep.
- Sesuatu berguna apabila dapat dilaksanakan/dipraktekkan
bagi kehidupan manusia.
2) Pandangan Hebarmas
Menurut Hebarmas, proses belajar terjadi apabila terjadi interaksi antara
individu dengan lingkungannya, baik lingkungan alam maupun sosial.
Ada tiga tipe belajar:
a) Belajar teknik (Tehnical Learning)
Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan
alam secara benar. Seseorang harus menguasai pengetahuan dan keterampilan agar
dapat menguasai dan mengelola lingkungan dengan benar. Dalam hal ini ilmu alam
sangat diperlukan.
b) Belajar praktis (Practical Learning)
Yaitu belajar bagaimana seseorang dapat berinteraksi dengan lingkungan
social (orang-orang yang ada di sekeliling) secara baik. Bidang ilmu sosiologi,
komunikasi, psikologi, antropologi dan sejenisnya sangatlah diperlukan dalam
belajar praktis. Namun demikian tidak berarti lingkungan alam diabaikan.
c) Belajar emansipatoris (Emancipatory Learning)
Belajar emansipatoris menekankan pada upaya seseorang mencapai suatu
pemahaman dan kesadaran yang tinggi akan terjadinya perubahan atau transformasi
budaya dalam lingkungan sosialnya. Ilmu-ilmu yang berhubungan dengan bahasa
dan budaya sangat dibutuhkan.
2. Konsep Pendidikan Menurut UNESCO
a. Learning to know

b. Learning To do
c. Learning to be
d. Learning to live together
3. Aliran Dalam Pendidikan
a. Nativisme
b. Konvergensi
4. Perbedaan Antara Pendidikan dan Pembelajaran
5. Unsur-unsur dan Fungsi-fungsi Pendidikan
a. Unsur-unsur pendidikan
b. Fungsi pendidikan
6. Ayat-ayat AL-Qur;an yang Terkait dengan Salah Satu Aspek
Pendidikan
7. Hadist-hadist Nabi yang Berkaitan dengan Salah Satu Aspek Pendidikan
Agama Islam
B. Standarisasi Pendidikan
a. 8 (delapan) Standar Pendidikan Dasar dan Menengah

Berikut 8 Standar Nasional Pendidikan Menurut


BSNP:
1. Standar Kompetensi Lulusan
2. Standar Isi
3. Standar Proses
4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan
5. Standar Sarana dan Prasarana
6. Standar Pengelolaan
7. Standar Pembiayaan Pendidikan
8. Standar Penilaian Pendidikan

Fungsi dan Tujuan Standar Nasional Pendidikan:


 Standar Nasional Pendidikan berfungsi sebagai dasar dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pengawasan pendidikan dalam rangka mewujudkan
pendidikan nasional yang bermutu
 Standar Nasional Pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat.
 Standar Nasional Pendidikan disempurnakan secara terencana, terarah, dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global.

Baca juga: > Penjelasan 4 Kompetensi Guru

1. Standar Kompetensi Lulusan


Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah digunakan
sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta didik.
Standar Kompetensi Lulusan (SKL) tersebut meliputi standar kompetensi lulusan minimal
satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi lulusan minimal kelompok
mata pelajaran, dan standar kompetensi lulusan minimal mata pelajaran.

Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar kompetensi lulusan adalah:

 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 23 Tahun


2006 menetapkan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. [Download Permendiknas No 23 Tahun 2006]
 Permen Nomor 24 tahun 2006 - Tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah. [Download Permendiknas No 24 Tahun 2006]
 Update Permendikbud No 20 Tahun 2016 Tentang Standar Kompetensi Lulusan
[Download] .

2. Standar Isi
Standar Isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat kompetensi minimal untuk
mencapai kompetensi lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu.
Standar isi tersebut memuat kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kalender pendidikan.

Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar isi adalah:

 Permen nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah [Download Permediknas no 22 th 2006]
 Permen nomor 24 tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar Isi untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah. [Download]
 Nomor 14 Tahun 2007 Standar Isi Program Paket A, Program Paket B, dan
Program Paket C
 Permendikbud no 64 tahun 2013 tentang standar isi, [Download premendikbud
no 64th 2013]
 Update terbaru Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21
Tahun 2016 tentang Standar Isi [Download]

3. Standar Proses
Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif,
inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi
aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian
sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.
Selain itu, dalam proses pembelajaran pendidik memberikan keteladanan.
Setiap satuan pendidikan melakukan perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses
pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien.

Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar proses adalah:

 Permen Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah. [Download Permen No 41]
 Permen Nomor 1 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Khusus
[Download]
 Permen Nomor 3 Tahun 2008 tentang Standar Proses Pendidikan Kesetaraan
Program Paket A, Paket B, dan Paket C [Download]
 Update Terbaru Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22
Tahun 2016 tentang Standar Proses [Download]

4. Standar Pendidikan dan Tenaga Kependidikan


Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen
pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional.
Kualifikasi akademik yang dimaksudkan di atas adalah tingkat pendidikan minimal yang
harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat
keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Kompetensi
sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta
pendidikan anak usia dini meliputi:

 Kompetensi pedagogik;
 Kompetensi kepribadian;
 Kompetensi profesional; dan
 Kompetensi sosial.

Pendidik meliputi pendidik pada TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,


SDLB/SMPLB/SMALB, SMK/MAK, satuan pendidikan Paket A, Paket B dan Paket C, dan
pendidik pada lembaga kursus dan pelatihan.
Tenaga kependidikan meliputi kepala sekolah/madrasah, pengawas satuan pendidikan,
tenaga administrasi, tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, teknisi, pengelola
kelompok belajar, pamong belajar, dan tenaga kebersihan.

Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar pendidik dan tenaga kependidikan
adalah:
 Nomor 12 Tahun 2007 tentang Standar pengawas Sekolah/Madrasah
[Download]
 Nomor 13 tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah [Download]
 Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Guru [Download]
 Nomor 24 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Administrasi Sekolah/Madrasah
[Download]
 Nomor 25 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Perpustakaan Sekolah/Madrasah
[Download]
 Nomor 26 Tahun 2008 tentang Standar Tenaga Laboratorium Sekolah/Madrasah
[Download]
 Nomor 27 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi
Konselor [Download]
 Nomor 40 Tahun 2009 tentang Standar Penguji Pada Kursus dan Pelatihan
[Download]
 Nomor 41 Tahun 2009 tentang Standar Pembimbing Pada Kursus & Pelatihan
[Download]
 Nomor 43 Tahun 2009 tentang Standar Tenaga Administrasi Program paket A ,
Paket B, dan Paket C [Download]
 Nomor 42 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Kursus [Download]
 Nomor 44 Tahun 2009 tentang Standar Pengelola Pendidikan pada Program
Paket A, Paket B dan Paket C [Download]
 Nomor 45 Tahun 2009 tentang standar Teknisi Sumber Belajar Pada Kursus dan
Pelatihan [Download]

5. Standar Sarana dan Prasarana


Setiap satuan pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot, peralatan
pendidikan, media pendidikan, buku dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai,
serta perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang
teratur dan berkelanjutan.
Setiap satuan pendidikan wajib memiliki prasarana yang meliputi lahan, ruang kelas,
ruang pimpinan satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang
perpustakaan, ruang laboratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang
kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berolahraga, tempat beribadah, tempat bermain,
tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses
pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar sarana dan prasarana adalah:

 Nomor 24 Tahun 2007 Standar Sarana dan Prasarana untuk SD/MI, SMP/MTs,
dan SMA/MA [Download]
 Nomor 33 Tahun 2008 Standar Sarana dan Prasarana untuk SDLB, SMPLB, dan
SMALB [Download]
 Nomor 40 Tahun 2008 Standar Sarana dan Prasarana untuk SMK/MAK
[Download]
6. Standar Pengelolaan
Standar Pengelolaan terdiri dari 3 (tiga) bagian, yakni standar pengelolaan oleh satuan
pendidikan, standar pengelolaan oleh Pemerintah Daerah dan standar pengelolaan oleh
Pemerintah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang berkaitan dengan


Standar Pengelolaan adalah permen No 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan
Pendidikan oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah [Download permen No 19
Tahun 2007].

7. Standar Pembiayaan Pendidikan


Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal.
Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumberdaya manusia, dan modal
kerja tetap.
Biaya personal sebagaimana dimaksud pada di atas meliputi biaya pendidikan yang
harus dikeluarkan oleh peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara
teratur dan berkelanjutan.
Biaya operasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi:

 Gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat
pada gaji,
 Bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan
 Biaya operasi pendidikan tak langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi,
pemeliharaan sarana dan prasarana, uang lembur, transportasi, konsumsi,
pajak, asuransi, dan lain sebagainya

Peraturan menteri yang berkaitan dengan standar pembiayaan pendidikan adalah


permen nomor 69 Tahun 2009 Tentang Standar Biaya Operasi Nonpersonalia Untuk
Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK), Sekolah Dasar Luar Biasa (SDLB), Sekolah Menengah
Pertama Luar Biasa (SMPLB), dan Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB)
[Download permen nomor 69 Tahun 2009].

8. Standar Penilaian Pendidikan


Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas:

 Penilaian hasil belajar oleh pendidik;


 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan; dan
 Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah.
Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas:

 Penilaian hasil belajar oleh pendidik; dan


 Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.

Penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi sebagaimana dimaksud di atas


diatur oleh masing-masing perguruan tinggi sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 20 Tahun 2007
tentang Standar Penilaian Pendidikan [Download Permendiknas No 20 Tahun 2007],
Update terbaru Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian [Download]

Sedikit perubahan pada Daftar Standar Nasional Pendidikan yang telah menjadi
Permendiknas urutanya adalah sebagai berikut:

1. Standar Isi
2. Standar Kompetensi Lulusan
3. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
4. Standar Pengelolaan
5. Standar Penilaian
6. Standar Sarana Prasaran
7. Standar Proses
8. Standar Biaya
9. Standar Pendidikan Anak Usia Dini

Download Administrasi Sekolah Lengkap


http://mr.mung.web.id/2015/04/8-standar-nasional-pendidikan-
menurut.html
b. Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan Dasar dan
Menengah
eranda › ARTIKEL › Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar

Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar


Posted on 11 Desember 2010 by AKHMAD SUDRAJAT — 59 Komentar

Untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah,


pemerintah melalui Menteri Pendidikan Nasional telah menetapkan Standar
Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar, yang dituangkan dalam Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 15 Tahun 2010.
Standar pelayanan minimal pendidikan dasar (SPM) merupakan tolok ukur
kinerja pelayanan pendidikan dasar, sekaligus sebagai acuan dalam perencanaan
program dan penganggaran pencapaian target masing-masing daerah
kabupaten/kota.

Penyelenggaraan pelayanan pendidikan dasar merupakan kewenangan


kabupaten/kota. di dalamnya mencakup: (a) pelayanan pendidikan dasar oleh
kabupaten/kota dan; (b) pelayanan pendidikan dasar oleh satuan pendidikan:

A. Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Kabupaten/Kota:

1. Tersedia satuan pendidikan dalam jarak yang terjangkau dengan berjalan kaki
yaitu maksimal 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok
permukiman permanen di daerah terpencil;
2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar untuk SD/MI tidak melebihi
32 orang, dan untuk SMP/MTs tidak melebihi 36 orang. Untuk setiap rombongan
belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang
cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis;
3. Di setiap SMP dan MTs tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan
meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan
praktek IPA untuk demonstrasi dan eksperimen peserta didik;
4. Di setiap SD/MI dan SMP/MTs tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan
meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan
lainnya; dan di setiap SMP/MTs tersedia ruang kepala sekolah yang terpisah dari
ruang guru.
5. Di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 32 peserta didik dan 6
(enam) orang guru untuk setiap satuan pendidikan, dan untuk daerah khusus 4
(empat) orang guru setiap satuan pendidikan;
6. Di setiap SMP/MTs tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, dan
untuk daerah khusus tersedia satu orang guru untuk setiap rumpun mata
pelajaran;
7. Di setiap SD/MI tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik
S1 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik;
8. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV
sebanyak 70% dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah
memiliki sertifikat pendidik, untuk daerah khusus masing-masing sebanyak 40%
dan 20%;
9. Di setiap SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan
telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris;
10. Di setiap Kabupaten/Kota semua kepala SD/MI berkualifikasi akademik S-1 atau
D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
11. Di setiap kabupaten/kota semua kepala SMP/MTs berkualifikasi akademik S-1
atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
12. Di setiap kabupaten/kota semua pengawas sekolah dan madrasah memiliki
kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik;
13. Pemerintah kabupaten/kota memiliki rencana dan melaksanakan kegiatan untuk
membantu satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum dan proses
pembelajaran yang efektif; dan
14. Kunjungan pengawas ke satuan pendidikan dilakukan satu kali setiap bulan dan
setiap kunjungan dilakukan selama 3 jam untuk melakukan supervisi dan
pembinaan.

B . Pelayanan Pendidikan Dasar oleh Satuan Pendidikan:

1. Setiap SD/MI menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh
Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, dan
IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik;
2. Setiap SMP/MTs menyediakan buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya
oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set
untuk setiap perserta didik;
3. Setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model
kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan
optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA;
4. Setiap SD/MI memiliki 100 judul buku pengayaan dan 10 buku referensi, dan
setiap SMP/MTs memiliki 200 judul buku pengayaan dan 20 buku referensi;
5. Setiap guru tetap bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan, termasuk
merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil
pembelajaran, membimbing atau melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas
tambahan;
6. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu
per tahun dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : (a) Kelas I – II : 18 jam
per minggu; (b) Kelas III : 24 jam per minggu; (c) Kelas IV – VI : 27 jam per minggu;
atau (d) Kelas VII – IX : 27 jam per minggu;
7. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)
sesuai ketentuan yang berlaku;
8. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun
berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya;
9. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk
membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik;
10. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada
guru dua kali dalam setiap semester;
11. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil
penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam
bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik;
12. Kepala sekolah atau madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir
semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN)
kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas
Pendidikan Kabupaten/Kota atau Kantor Kementerian Agama di kabupaten/kota
pada setiap akhir semester; dan
13. Setiap satuan pendidikan menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis
sekolah (MBS).
Selain jenis pelayanan pendidikan di atas, di kabupaten/kota tertentu wajib
menyelenggarakan jenis pelayanan sesuai kebutuhan, karakteristik, dan potensi
daerah.

https://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/12/11/standar-
pelayanan-minimal-pendidikan-dasar/
c. Akreditasi
1) Dasar hukum akreditasi sekolah/madrasah
2) Maksud dan Tujuan Akreditasi
3) Manfaat Akreditasi

1. 2. Tujuan Akreditasi

Berdasarkan Keputusan Menteri pendidikan Nasional Nomor 087/U/2002,


akreditasi sekolah mempunyai tujuan, yaitu: (1) memperolah gambaran kinerja
sekolah sebagai alat pembinaan, pengembangan, dan peningkatan mutu; (2)
menentukan tingkat kelayakan suatu sekolah dalam penyelenggaraan pelayanan
pendidikan. Tujuan akreditasi tersebut berarti bahwa hasil akreditasi itu:

1. Memberikan gambaran tingkat kinerja sekolah yang dijadikan sebagai alat


pembinaan, pengembangan dan peningkatan sekolah baik dari segi mutu,
efektivitas, efisiensi, produktivitas dan inovasinya.
2. Memberikan jaminan kepada publik bahwa sekolah tersebut telah
diakreditasi dan menyediakan layanan pendidikan yang memenuhi standar
akreditasi nasional.
3. Memberikan layanan kepada publik bahwa siswa mendapatkan pelayanan
yang baik dan sesuai dengan persyaratan standar nasional.

1. 3. Manfaat Akreditasi

Hasil akreditasi suatu lembaga pendidikan mempunyai beberapa manfaat bagi


beberapa kelompok kepentingan, di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Sekolah

– Acuan dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan dan rencana


pengembangan sekolah. – Bahan masukan untuk pemberdayaan dan
pengembangan kinerja warga sekolah. – Pendorong motivasi peningkatan
kualitas sekolah secara gradual. – Selain sebagai sekolah yang berkualitas,
sekolah yang terakreditasi ini juga mendapatkan dukungan dari pemerintah,
masyarakat maupun sektor swasta dalam hal moral, dana, tenaga dan
profesionalisme.

1. Kepala sekolah

– Bahan informasi untuk pemetaan indikator keberhasilan kinerja warga


sekolah termasuk kinerja kepala sekolah selama 1 periode (4 tahun). – Bahan
masukan untuk penyusunan anggaran pendapatan dan belanja sekolah.

1. Guru

– Dorongan bagi guru untuk selalu meningkatkan diri dari bekerja keras untuk
memberi layanan yang terbaik bagi siswanya.

1. Masyarakat (wali murid)

– Informasi yang akurat untuk menyatakan kualitas pendidikan yang


ditawarkan oleh setiap sekolah. – Bukti bahwa mereka menerima pendidikan
yang berkualitas tinggi, sehingga siswa mempunyai kepercayaan terhadap dirinya
bahwa ia mampu masuk dan bersekolah di lembaga pendidikan yang terakreditasi
nasional.

1. Dinas pendidikan

– Acuan dalam rangka pembinaan dan pengembangan/peningkatan kualitas


pendidikan di daerah masing-masing. – Bahan informasi penting untuk
penyusunan anggaran pendidikan secara umum, dan khususnya anggaran
pendidikan yang terkait dengan rencana biaya operasional Badan Akreditasi
Sekolah di tingkat Dinas.

1. Pemerintah

– Bahan masukan untuk pengembangan sistem akreditasi sekolah di masa


mendatang dan alat pengendalian kualitas pelayanan pendidikan bagi masyarakat
yang bersifat nasional. – Sumber informasi tentang tingkat kualitas layanan
pendidikan yang dapat dipergunakan sebagai acuan untuk pembinaan,
pengembangan, dan peningkatan kinerja pendidikan secara makro. – Bahan
informasi penting untuk penyusunan anggaran pendidikan secara umum di tingkat
nasional, dan khususnya program dan penganggaran pendidikan yang terkait
dengan peningkatan mutu pendidikan nasional.

1. C. Kesimpulan

Akreditasi adalah sebuah kegiatan pengakuan dan penilaian terhadap suatu


lembaga pendidikan tentang kelayakan dan kinerja suatu lembaga pendidikan
yang dilakukan oleh Badan Akreditasi Sekolah Nasional (BASNAS)/ Badan
Akreditasi Nasional Sekolah/ Madrasah (BAN-S/M) yang kemudian hasilnya
berbentuk pengakuan peringkat kelayakan. Akreditasi dilakukan karena ada
beberapa tujuan dan manfaat yang telah diuraikan di atas. Selain itu juga
mempunyai hasil yang berupa sertifikat peringkat terakreditasi yang bisa
diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu : A, B, dan C yang masing-masing
mempunyai nilai Amat Baik (86-100), Baik (71-85), dan Cukup (56-70).

A. AKREDITASI SEKOLAH

1. Apa Akreditasi Sekolah itu?

Akreditasi sekolah adalah kegiatan penilaian (asesmen) sekolah secara sistematis


dan komprehensif melalui kegiatan evaluasi diri dan evaluasi eksternal (visitasi)
untuk menentuksn kelayakan dan kinerja sekolah.

2. Apa Dasar Hukum Akreditasi Sekolah?

Dasar hukum akreditasi sekolah utama adalah : Undang Undang No. 20 Tahun
2003 Pasal 60, Peraturana Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Pasal 86 & 87 dan
Surat Keputusan Mendiknas No. 87/U/2002. Baca entri selengkapnya »

https://irvanhabibali.wordpress.com/tag/dasar-hukum-akreditasi-sekolah/

d. Sertifikasi Guru
1) Dasar hukum sertifikasi guru
Dasar utama pelaksanaan sertifikasi adalah Undang-Undang Nomor
14 tahun 2005 tentang guru dan dosen (UUGD) yang disahkan tanggal
30 Desember 2005. Pasal yang meyatakannya secara yuridis menurut
ketentuan pasal 1 ayat (11) UUGD adalah pemberian sertifikat
pendidik untuk guru dan dosen. Adapun berkaitan dengan sertifikasi
dijelaskan pada pasal 1 ayat (7), bahwa sertifikasi adalah proses
pemberian sertifikat pendidik untuk guru.
Dasar hukum tentang perlunya sertifikasi guru dinyatakan dalam
pasal 8 Undang-undang No.14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen,
bahwa guru harus memiliki kemampuan kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikasi pendidik, sehat jasamani dan rohani serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan
nasional.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa guru sebagai agen
pembelajaran di Indonesia memang diwajibkan memenuhi tiga
persyaratanyaitu kualifikasi pendidikan minimum, kompetensi dan
sertifikasi pendidik.
Kaitan ketiga persyaratan untuk guru diatas dapat di perjelas dengan
melacak isi pasal 1 butir (12) UUGD yang menyebutkan bahwa
sertifikat pendidikan merupakan bukti formal sebagai pengakuan
yang diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional.
Sementara itu, pada pasal 11 ayat (1) juga disebutkan bahwa
sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi
syarat, yaitu kualifikasi minimum yang ditentukan (diploma D-4/ S-1)
dan terbukti telah menguasai kompetensi tertentu.
Landasan hukum lainnya adalah Undang-Undang No.20 Tahun 2003
tentang sistem Pendidikan Nasional, fatwa atau pendapat hukum
Menteri hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 1.UM.01.02-253.22
serta peraturan Menteri No.18 Tahun 2007 tentang sertifikasi guru
dalam jabatan yang telah ditetapkan pada tanggal 4 Mei 2007
kemudian pada tanggal 13 Juli terbit keputusan Menteri.
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/landasan-hukum-
sertifikasi-guru.html
2) Maksud dan tujuan sertifikasi guru
ujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru yang pada
akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Baru
kemudian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru secara Finansial.
Manfaat sertifikasi pendidik dan kependidikan menurut Mulyasa yaitu untuk
pengawasan dan penjaminan mutu tenaga kependidikan dalam rangka
pengembangan kompetensi, pengembangan karir tenaga kependidikan secara
berkelanjutan dan peningkatan program pelatihan yang lebih bermutu.
Menurut Wibowo dalam Mulyasa mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru
adalah sebagai berikut:

 Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan,


 Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga
merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan,
 Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten,
 Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan,
 Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikan.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan


mempunyai manfaat sebagai berikut:
1) Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat
kompetensi yang bersifat unik
b) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk
mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.
c) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal
masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.
d) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun
usah belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

2) Penjaminan Mutu
a) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja
praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik
terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian, pihak
berkepentingan, khususnya para pengguna akan semakin mengharagi organisasi
profesi. Sebaliknya, organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi
para pengguna.
b) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi pengguna yang ingin
mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa
tujuan sertifikasi guru adalah (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajaran, (2) meningkatkan profesionalisme guru, (3)
meningkatkan proses dan hasil pendidikan, (4) mempercepat terwujudnya tujuan
pendidikan nasional. Sertifikasi guru juga bertujuan untuk:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
c. Meningkatkan martabat guru
d. Meningkatkan profesionalitas guru

Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.


a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat
merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas
dan
c. Tidak profesional.
d. Meningkatkan kesejahteraan guru
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/manfaat-dan-
tujuan-sertifikasi-guru.html

3) Teknik dan cara pelaksanaan sertifikasi guru


4) Berita MKKS - Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005
Tentang Guru dan Dosen menyatakan bahwa guru
adalah pendidik profesional pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar,
dan pendidikan menengah.

Guru profesional minimum harus sarjana (S-1) atau


diploma empat (D-IV), menguasai kompetensi,
memiliki sertifikat pendidik, sehat jasmanidan rohani,
serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
5)
6)
7)
8) Persyaratan peserta sertifikasi guru dalam
jabatan tahun 2017, adalah sebagai berikut:
9) 1) Guru di bawah pembinaan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan yang belum memiliki
sertifikat pendidik dan masih aktif mengajar di
sekolah.
10) 2) Memiliki NUPTK
11) 3) Memiliki kualifikasi S1/D-IV dari perguruan tinggi
yg terakreditasi/memiliki ijin penyelenggaraan
12) 4) Memiliki status guru PNS, guru tetap yayasan
bukan PNS dan guru tetap bukan PNS disekolah negeri
harus memiliki SK pengangkatan dari pejabat
berwenang (Bupati/Walikota/Gubernur) minimal 2
tahun berturut-turut
13) 5) Guru PNS yg sudah bersertifikat pendidik dapat
mengikuti Sertifikasi Kedua dengan kondisi
dimutasikan dalam rangka pelaksanaan SKB 5 menteri
(tentang penataan dan pemerataan guru) dan yang
memerlukan penyesuaian akibat perubahan
kurikulum.
14) 6) Pada tgl 1 Januari 2018 belum memasuki usia 60
tahun
15) 7) Telah mengikuti Uji Kompetensi Guru tahun 2015
16) 8) Sehat jasmani dan rohani
17) 9) Guru yang diangkat dalam jabatan pengawas
satuan pendidikan sebelum berlakunya Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru.
18)
19) Penetapan Calon peserta Sertifikasi Guru secara
nasional ditetapkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan pada semua jenjang Pendidikan baik
negeri maupun Swasta dibawah pembinaan
Kementrian pendidikan dan Kebudayaan melalui
Sistem Aplikasi Sertifikasi Guru ( AP2SG ) bagi guru
yang memenuhi persyaratan.
20)
21) Urutan Prioritas Penetapan Peserta sertifikasi guru
dalam jabatan tahun 2017 :
22) 1) Guru yang diangkat sebelum 31 Desember 2005
23) 2) Guru yang sudah dinyatakan lulus program
keahlian ganda
24) 3) Guru yang telah ditetapkan sebagai peserta
sertifikasi guru tahun 2016 dan tidak lulus PLPG Tahun
2016
25) 4) guru yang sudah melalui proses verifikasi calon
peserta sertifikasi guru tahun 2016, dan telah disetujui
pengajuan A1
26) 5) Bagi guru yang mengajar tahun 2006-2016 urutan
penetapan peserta diawali dengan nilai UKG tertinggi
27)
28) Tahap Pelaksanaan sertifikasi guru dalam
jabatan tahun 2017
29) 1) Prakondisi
30) a) Peserta mempelajari Modul Pedagogik dan Modul
pendalaman materi bidang studi secara mandiri dan
dapat diunduh melalui laman sertifikasiguru.id
31) b) Lama waktu selama 3 bulan
32) c) Selama prakondisi peserta di fasilitasi oleh
instruktur sebagai mentor
33) d) Komunikasi peserta dan mentor dapat berbentuk:
tatap muka dan atau online (e-learning, email,
medsos, dll)
34) e) Komunikasi antara peserta dan mentor sebagai
kegiatan pemantauan untuk mengetahui
perkembangan belajar peserta dengan frekuwensi
sekurang kurangnya 4 kali selama prakondisi
35) f) Peserta membuat laporan sesuai dengan format
yang ada di buku 1dan buku 3.
36) g) Laporan prakondisi diserahkan kepanitia sertifikasi
guru pada saat check-in kedatangan ke lokasi PLPG
37)
38) 2) Pelaksanaan PLPG
39) Pelaksanaan sertifikasi guru di Rayon LPTK
berpedoman pada Buku 2 Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Sertifikasi Guru dalam Jabatan, dan Buku
3 Rambu-Rambu Pelaksanaan PLPG. Pelaksanaan di
Rayon LPTK harus selesai pada tanggal 30 November
2017.
40)
41) Persiapan Berkas bagi calon peserta Sertifikasi Guru
Tahun 2017
42) 1) Format A1 yang ditandatangani oleh Kepala Dinas
Kab/kota
43) 2) Format verifikasi kelengkapan dokumen/berkas
yang diisi oleh Kepala Sekolah ( terlampir )
44) 3) Fotocopi ijasah pendidikan terakhir yang telah
dilegalisasi oleh perguruan tinggi
45) 4) Fotocopi SK pengangkatan sebagai guru sejak
pertama menjadi guru sampai dengan SK
pengangkatan golongan terakhir yang dilegalisasi oleh
atasan langsung.
46) 5) Fotocopi SK mengajar ( SK pembagian tugas
mengajar ) terakhir yang dilegalisasi oleh atasan
langsung, khusus bagi guru yang S1/D-IV tidak linier
dengan mata pelajaran yang diampu wajib
melampirkan SK pembagian tugas mengajar 5 (lima)
tahun terakhir secara berturut-turut
47) 6) Pasfoto berwarna terbaru ukuran 3x4 cm
sebanyak 4 lembar
48) 7) Pakta integritas dari calon peserta bahwa
berkas/dokumen yang diserahkan dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya sesuai format
terlampir bermaterai
49) 8) Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah
50) 9) Dokumen/berkas yang telah disiapkan oleh calon
peserta diurutkan pada format verifikasi dan pada
setiap pergantian jenis dokumen/berkas diberi
pembatas kertas berwarna.
51)
52) Tahap Verifikasi Berkas Administrasi
53) 1. Verifikasi berkas administrasi oleh Kepala Sekolah
54) Kepala Sekolah berkewajiban melakukan verifikasi
kebenaran&keabsahan semua dokumen/berkas calon
peserta sertifikasi guru sesuai dgn format verifikasi
pada lampiran 5 dan diserahkan kepada Dinas
Pendidikan Provinsi/Kab/Kota
55) 2. Verifikasi berkas administrasi oleh Dinas Pendidikan
Provinsi/Kab/Kota dan LPMP
56) berkewajiban melakukan verifikasi
kebenaran&keabsahan semua dokumen/berkas calon
peserta sertifikasi guru sesuai dgn format verifikasi
pada lampiran 5 dan diserahkan ke LPMP utnuk
diverifikasi sebagai dasar penetapan /persetujuan A1
57) 3. Verifikasi berkas administrasi oleh LPTK
58) LPTK memverifikasi kebenaran&keabsahan ijasah
peserta sertifikasi guru yang diterima LPMP
59)
60) Untuk waktu persiapan dan pemberkesan
diperkirakan antara bulan Maret – April 2017,
kepastiannya silahkan hubungi dinas pendidikan
kabupaten/kota masing-masing.

61) Cara Cek Daftar Peserta sertikasi guru tahun 2017


62)
63) Bagaimana Cara Cek Daftar Peserta sertikasi guru
tahun 2017. Agak sedikit berbeda dari tahun
sebelumnya. Berikut ini cara cek atau melihat calon
peserta sertikasi guru tahun 2017
64) 1. kunjungi laman resmi penyelenggara sertifikasi
tahun 2017, yaitu
http://kemdiknas.swin.net.id/pub/index.php.
atau KLIK DISINI
65) 2. Setelah klik “Daftar Peserta atau Calon Peserta”.
66)
67) 3. Kemudian kita masukkan nomor NUPTK kita, maka
akan kita lihat hasilnya. Berikut ini contoh laman
pencarian:
http://beritamkks.blogspot.co.id/2017/03/syarat-peserta-dan-
pelaksana.html

68) Manfaat sertifikasi guru


ujuan sertifikasi adalah untuk meningkatkan kualitas kompetensi guru yang pada
akhirnya diharapkan berdampak pada peningkatan mutu pendidikan. Baru
kemudian diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan guru secara Finansial.
Manfaat sertifikasi pendidik dan kependidikan menurut Mulyasa yaitu untuk
pengawasan dan penjaminan mutu tenaga kependidikan dalam rangka
pengembangan kompetensi, pengembangan karir tenaga kependidikan secara
berkelanjutan dan peningkatan program pelatihan yang lebih bermutu.
Menurut Wibowo dalam Mulyasa mengungkapkan bahwa tujuan sertifikasi guru
adalah sebagai berikut:

 Melindungi profesi pendidik dan tenaga kependidikan,


 Melindungi masyarakat dari praktik-praktik yang tidak kompeten, sehingga
merusak citra pendidik dan tenaga kependidikan,
 Membantu dan melindungi lembaga penyelenggara pendidikan, dengan
menyediakan rambu-rambu dan instrumen untuk melakukan seleksi
terhadap pelamar yang kompeten,
 Membangun citra masyarakat terhadap profesi pendidik dan tenaga
kependidikan,
 Memberikan solusi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dan
tenaga kependidikan.

Lebih lanjut dikemukakan bahwa sertifikasi pendidik dan tenaga kependidikan


mempunyai manfaat sebagai berikut:
1) Pengawasan Mutu
Pengawasan mutu, meliputi hal-hal sebagai berikut:
a) Lembaga sertifikasi yang telah mengidentifikasi dan menentukan seperangkat
kompetensi yang bersifat unik
b) Untuk setiap jenis profesi dapat mengarahkan para praktisi untuk
mengembangkan tingkat kompetensinya secara berkelanjutan.
c) Peningkatan profesionalisme melalui mekanisme seleksi, baik pada waktu awal
masuk organisasi profesi maupun pengembangan karier selanjutnya.
d) Proses seleksi yang lebih baik, program pelatihan yang lebih bermutu maupun
usah belajar secara mandiri untuk mencapai peningkatan profesionalisme.

2) Penjaminan Mutu
a) Adanya proses pengembangan profesionalisme dan evaluasi terhadap kinerja
praktisi akan menimbulkan persepsi masyarakat dan pemerintah menjadi lebih baik
terhadap organisasi profesi beserta anggotanya. Dengan demikian, pihak
berkepentingan, khususnya para pengguna akan semakin mengharagi organisasi
profesi. Sebaliknya, organisasi profesi dapat memberikan jaminan atau melindungi
para pengguna.
b) Sertifikasi menyediakan informasi yang berharga bagi pengguna yang ingin
mempekerjakan orang dalam bidang keahlian dan keterampilan tertentu.
Sedangkan menurut Departemen Pendidikan Nasional mengungkapkan bahwa
tujuan sertifikasi guru adalah (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan
tugas sebagai agen pembelajaran, (2) meningkatkan profesionalisme guru, (3)
meningkatkan proses dan hasil pendidikan, (4) mempercepat terwujudnya tujuan
pendidikan nasional. Sertifikasi guru juga bertujuan untuk:
a. Menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai agen
pembelajaran dan mewujudkan tujuan pendidikan nasional
b. Meningkatkan proses dan mutu hasil pendidikan
c. Meningkatkan martabat guru
d. Meningkatkan profesionalitas guru

Adapun manfaat sertifikasi guru dapat dirinci sebagai berikut.


a. Melindungi profesi guru dari praktik-praktik yang tidak kompeten, yang dapat
merusak citra profesi guru.
b. Melindungi masyarakat dari praktik-praktik pendidikan yang tidak berkualitas
dan
c. Tidak profesional.
d. Meningkatkan kesejahteraan guru
http://www.definisi-pengertian.com/2015/06/manfaat-dan-tujuan-sertifikasi-
guru.html

e. 4 (empat) Standar Kualifikasi Tenaga Pendidik


f. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru
dan Dosen, pada pasal 10 ayat (1) menyatakan bahwa
“Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui
pendidikan profesi”
g. Standar kompetensi guru mencakup kompetensi inti guru yang
dikembangkan menjadi kompetensi guru PAUD/TK/RA, guru kelas
SD/MI, dan guru mata pelajaran pada SD/MI, SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK*.
h. A. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi
hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Sub
kompetensi dalam kompetensi Pedagogik adalah :
1. Memahami peserta didik secara mendalam yang meliputi
memahami peserta didik dengan memamfaatkan prinsip-prinsip
perkembangan kognitif, prinsip-prinsip kepribadian, dan
mengidentifikasi bekal ajar awal peserta didik.
2. Merancang pembelajaran,teermasuk memahami landasan
pendidikan untuk kepentingan pembelajaran yang meliputi
memahmi landasan pendidikan, menerapkan teori belajar dan
pembelajaran, menentukan strategi pembelajaran berdasarkan
karakteristik peserta didik, kompetensi yang ingin dicapai, dan
materi ajar, serta menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan
strategi yang dipilih.
3. Melaksanakan pembelajaran yang meliputi menata latar (
setting) pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran yang
kondusif.
4. Merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran yang
meliputi merancang dan melaksanakan evaluasi (assessment)
proses dan hasil belajar secara berkesinambungan denga berbagai
metode,menganalisis hasil evaluasi proses dan hasil belajar untuk
menentukan tingkat ketuntasan belajar (mastery level), dan
memamfaatkan hasil penilaian pembelajaran untuk perbaikan
kualitas program pembelajaran secara umum.
5. Mengembangkan peserta didik untuk mengaktualisasikan
berbagai potensinya meliputi memfasilitasi peserta didik untuk
pengembangan berbagai potensi akademik, dan
memfasilitasipeserta didik untuk mengembangkan berbagai potensi
nonakademik.
i. B. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi Kepribadian adalah kemampuan personal yang
mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan
berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak
mulia. Sub kompetensi dalam kompetensi kepribadian meliputi :
1. Kepribadian yang mantap dan stabil meliputi bertindak sesuai
dengan norma sosial, bangga menjadi guru, dan memiliki
konsistensi dalam bertindak sesuai dengan norma.
2. Kepribadian yang dewasa yaitu menampilkan kemandirian
dalam bertindak sebagai pendidik dan memiliki etod kerja sebagai
guru.
3. Kepribadian yang arif adalah menampilkan tindakan yang
didasarkan pada kemamfaatan peserta didik, sekolah dan
masyarakat dan menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan
bertindak.
4. Kepribadian yang berwibawa meliputi memiliki perilaku yang
berpengaruh positif terhadappeserta didik dan memiliki perilaku
yangh disegani.
5. Berakhlak mulia dan dapat menjadi teladan meliputibertindak
sesuai dengan norma religius (imtaq, jujur, ikhlas, suka menolong)
dan memiliki perilaku yang diteladani peserta didik.
j. C. Kompetensi Profesional
Kompetensi Profesional adalah penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam, yang mencakup penguasaan materi
kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang
menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan
metodologi keilmuannya.
– Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan
yang mendukung pelajaran yang dimampu
– Mengusai standar kompentensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang dimampu
– Mengembangkan materi pembelajaran yang dimampu secara
kreatif.
– Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan reflektif
– Memanfaatkan TIK untuk berkomunikasi dan mengembangakan
diri.
k. D. Kompetensi Sosial
Kompetensi Sosial adalah kemampuan guru untuk berkomunikasi
dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, tenaga
kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
– Bersikap inkulif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
karena pertimbangan jenis kelamin, agara, raskondisifisik, latar
belakang keluarga, dan status sosial keluarga.
– Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan
sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua dan masyarakat.
– Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah RI yang
memiliki keragaman social budaya.
– Berkomunikasi dengan lisan maupun tulisa

http://kompetensi.info/kompetensi-guru/empat-kompetensi-
guru.html

l. Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dsar dan Menengah

Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah


1 Februari 2017 PMS/2017/001

Mengelola satuan pendidikan memang bukanlah hal yang mudah. Terdapat


banyak variabel dan faktor yang harus diperhatikan dan dipertimbangkan, karena
akan mempengaruhi keberhasilan pengelolaan satuan pendidikan. Ketika satuan
pendidikan dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang sangat kompeten, prestasi
dan mutu satuan pendidikan kemudian meningkat. Akan tetapi, ketika terjadi
pergantian kepala sekolah, ada kalanya prestasi dan mutu satuan pendidikan
kemudian menjadi stagnan, atau bahkan menurun. Hal ini terjadi karena
pengelolaan satuan pendidikan yang baik hanya melekat/terdapat pada individu
kepala sekolah sebelumnya. Untuk meminimalisir hal tersebut, maka di setiap
satuan pendidikan seharusnya menerapkan sistem penjaminan mutu pendidikan.
Dengan sistem tersebut, maka pengelolaan satuan pendidikan diharapkan dapat
terus berlangsung ke arah peningkatan mutu, dengan mengoptimalkan keterlibatan
seluruh pihak yang terkait di satuan pendidikan.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional


menyatakan bahwa Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen
pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional, yaitu untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu
kehidupan dan martabat manusia Indonesia. Sebagaimana diamanatkan di dalam
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005, setiap satuan
pendidikan pada jalur formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu
pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan tersebut bertujuan untuk memenuhi atau
melampaui Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Pemenuhan dan penjaminan mutu pendidikan ini merupakan tanggung jawab dari
setiap komponen di satuan pendidikan. Penjaminan mutu pendidikan pada satuan
pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada
seluruh komponen satuan pendidikan. Oleh karena itu, pada pelaksanaan sistem
penjaminan mutu pendidikan pada satuan pendidikan dilakukan dengan
pendekatan pelibatan seluruh komponen satuan pendidikan (whole school
approach) agar seluruh komponen satuan pendidikan bersama-sama memiliki
budaya mutu.

Pada tanggal 24 Agustus 2016, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan telah


mengeluarkan Permendikbud No. 28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Dasar dan Menengah. Peraturan menteri tersebut merupakan salah
satu payung hukum bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan Sistem
Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan.
(http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/files/peraturan/Permen/salinan-permen-
spmp.pdf).

Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah dikembangkan agar


penjaminan mutu dapat berjalan dengan baik pada segala lapisan pengelolaan
pendidikan dasar dan menengah. Sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan
menengah terdiri dari dua komponen yaitu Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI) dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPME adalah sistem
penjaminan mutu yang dilaksanakan oleh pemerintah, pemerintah daerah,
lembaga akreditasi dan lembaga standardisasi pendidikan.
SPMI adalah sistem penjaminan mutu yang berjalan di dalam satuan pendidikan
dan dijalankan oleh seluruh komponen dalam satuan pendidikan. SPMI, yang
selanjutnya disebut sebagai sistem penjaminan mutu pendidikan pada satuan
pendidikan, mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan dengan
memanfaatkan berbagai sumberdaya untuk mencapai SNP. Satuan pendidikan
menerapkan keseluruhan siklus dalam sistem penjaminan mutu secara mandiri
dan berkesinambungan hingga terbangun budaya mutu di satuan pendidikan.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan


Dasar dan Menengah juga telah menerbitkan Pedoman Umum Sistem Penjaminan
Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
(http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/files/docs/02.pdf) dan Petunjuk
Pelaksanan Penjaminan Mutu Pendidikan di Satuan Pendidikan
(http://pmp.dikdasmen.kemdikbud.go.id/files/docs/03.pdf). Pedoman umum dan
petunjuk pelaksanaan tersebut dapat dipelajari semua pihak terkait dalam
penerapan sistem penjaminan mutu pendidikan (SPMP) sesuai dengan tugas dan

http://lpmpdki.web.id/sistem-penjaminan-mutu-pendidikan-dasar-dan-menengah/

m. Sejarah Perkembangan Pendidikan Madrasah di Indonesia

Sejarah dan Perkembangan Madrasah di Indonesia


Posted by Karya Ilmu99

» SEJARAH PENDIDIKAN

» Jumat, 25 Desember 2015


A. Pengertian Madrasah

Madrasah merupakan isim makan dari “darasa” yang berarti “tempat duduk untuk
belajar”. Istilah madrasah ini sekarang menyatu dengan istilah sekolah atau perguruan
(terutama perguruan Islam).[1] Perkataan madrasah berasal dari bahasa Arab yang artinya
tempat belajar. Madrasah dalam bahasa Indonesia adalah sekolah lebih dikhususkan lagi
sekolah-sekolah agama Islam. Dalam Shorter Encylopaedia of Islam, madrasah artinya
nama dari suatu lembaga dimana ilmu-ilmu keislaman diajarkan.

Dengan keterangan tersebut dapat dipahami bahwa madrasah adalah


penekanannya sebagai suatu lembaga yang mengajarkan ilmu-ilmu keislaman. Perkataan
madrasah ditanah Arab ditunjukkan untuk semua sekolah secara umum, akan tetapi di
Indonesia ditujukan untuk sekolah-sekolah yang mempelajari ajaran-ajaran Islam.
Madrasah pada prinsipnya adalah kelanjutan dari sistem pesantren.

Menurut Surat Keputusan Bersama Tiga Menteri Tahun 1975, pengertian madrasah
adalah lembaga pendidikan yang menjadikan mata pelajaran agama Islam sebagai mata
pelajaran dasar yang diberikan sekurang-sekurangnya 30% di samping mata pelajaran
umum.[2]
Ditinjau dari segi tingkatannya madrasah dibagi menjadi:

a. Tingkat Ibtidaiyah ( Tingkat Dasar)


b. Tingkat Tsanawiyah (Tingkat Menengah)
c. Tingkat Aliyah (Tingkat Menengah Atas)[3]

B. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN MADRASAH DI INDONESIA

Madrasah bukan lembaga pendidikan Islam asli Indonesia, tetapi berasal dari dunia
Islam di Timur Tengah yang berkembang sekitar abad ke-10 M atau 11 M. Madrasah
berkembang sebagai simbol kebangkitan golongan sunni. Madrasah didirikan sebagai
sarana transmisi ajaran-ajaran golongan sunni. Pada perkembangan berikutnya, madrasah
merupakan lembaga pendidikan Islam formal seperti kuttab dan masjid. Seluruh dunia
Islam telah mengadopsi sistem madrasah disamping kuttab dan masjid untuk mentransmisi
nilai-nilai Islam. Pada awal perkembangannya madrasah tergolong lembaga pendidikan
setingkat college (jika di bandingkan dengan lembaga pendidikan Islam saat ini).

Istilah “madrasah” juga diadopsi oleh umat Islam di Indonesia. Di Timur Tengah
madrasah merupakan lembaga pendidikan Islam tradisional, seperti surau, dayah, atau
pesantren yang tidak mengenal sistem klasikal dan penjenjangan. Akan tetapi kehadiran
madrasah di Indonesia menunjukkan fenomena modern dalam sistem pendidikan Islam di
Indonesia. Di Indonesia istilah “madrasah” diadopsi untuk memenuhi kebutuhan
modernisasi pendidikan islam dengan menggunakan sistem klasikal, perjenjangan,
penggunaan bangku, bahkan memasukan pengetahuan umum sebagai bagian
kurikulumnya.[4]

Madrasah di Indonesia muncul sebagai jembatan yang menghubungkan antara


lembaga pendidikan umum dan lembaga pendidikan tradisional pesantren. Madrasah
menawarkan pendidikan umum sebagai mana ditawarkan sekolah umum. Dapat dikatakan
bahwa madrasah pada awal abad ke -20 sudah mengalami konsolidasi sebagai lembaga
pendidikan Islam modern.[5]
Sejarah dan perkembangan madrasah dibagi dalam dua periode yaitu:

a. Periode Sebelum Kemerdekaan


Pendidikan dan pengajaran agama Islam dalam bentuk pengajian al Qur’an dan
pengajian kitab yang diselenggarakan di rumah-rumah, surau, masjid, pesantren, dan lain-
lain. Pada perkembangan selanjutnya mengalami perubahan bentuk baik dari segi
kelembagaan, materi pengajaran (kurikulum), metode maupun struktur organisasinya,
sehingga melahirkan suatu bentuk yang baru yang disebut madrasah.
Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam berfungsi menghubungkan sistem lama
dengan sistem baru dengan jalan mempertahankan nilai-nilai lama yang masih baik yang
masih dapat dipertahankan dan mengambil sesuatu yang baru dalam ilmu, terknologi dan
ekonomi yang bermanfaat bagi kehidupan umat Islam. Oleh karena itu, isi kurikulum
madrasah pada umumnya adalah apa yang diajarkan di lembaga-lembaga pendidikan Islam
(surau dan pesantren) ditambah dengan beberapa materi pelajaran yang disebut dengan
ilmu-ilmu umum.

Latar belakang pertumbuhan madrasah di Indonesia dapat di kembalikan pada dua


situasi yaitu:
1) Gerakan Pembaruan Islam di Indonesia
Gerakan pembaruan Islam di Indonesia muncul pada awal abad ke-20 yang
dilatarbelakangi oleh kesadaran dan semangat yang kompleks sebagaimana diuraikan oleh
Karel A Steenbrink dengan mengidentifikasi empat faktor yang mendorong gerakan
pembaruan Islam di indonesia, antara lain:
a) Keinginan untuk kembali kepada Al qur’an dan Hadis
b) Semangat nasionalisme dalam melawan penjajah
c) Memperkuat basis gerakan sosial, budaya dan politik
d) Pembaruan pendidikan Islam di Indonesia
Bagi tokoh-tokoh pembaruan, pendidikan kiranya senantiasa dianggap sebagai
aspek yang strategis untuk membentuk sikap dan pandangan keislaman masyarakat. Oleh
karena itu, pemunculan madrasah tidak bisa lepas dari gerakan pembaruan Islam yang
dimulai oleh usaha beberapa orang tokoh-tokoh intelektual agama Islam yang selanjutnya
dikembangkan oleh organisasi-organisasi Islam.

2) Respons Pendidikan Islam terhadap Kebijakan Pendidikan Hindia Belanda


Pertama kali bangsa Belanda datang ke Nusantara hanya untuk berdagang, tetapi
karena kekayaan alam Nusantara yang sangat banyak maka tujuan utama untuk berdagang
tadi berubah untuk menguasai wilayah Nusantara dan menanamkan pengaruh di Nusantara
sekaligus dengan mengembangkan pahamnya yang terkenal dengan semboyan 3G yaitu,
Glory (kemenangan dan kekuasaan), Gold (emas atau kekayaan bangsa Indonesia), dan
Gospel (upaya salibisasi terhadap umat Islam di Indonesia).
Dalam menyebarkan misi-misinya itu, Belanda (VOC) mendirikan sekolah-
sekolah kristen. Misalnya di Ambon yang jumlah sekolahnya mencapai 16 sekolah dan 18
sekolah di sekitar pulau-pulau Ambon, di Batavia sekitar 20 sekolah, padahal sebelumnya
sudah ada sekitar 30 sekolah. Dengan demikian, untuk daerah Batavia saja, sekolah kristen
sudah berjumlah 50 buah. Melalui sekolah-sekolah inilah Belanda menanamkan
pengaruhnya di daerah jajahannya.
Pada perkembangan selanjutnya di awal abad ke-20 atas perintah Gubernur
Jenderal Van Heutsz sistem pendidikan diperluas dalam bentuk sekolah desa, walaupun
masih diperuntukkan terbatas bagi kalangan anak-anak bangsawan. Namun pada masa
selanjutnya, sekolah ini dibuka secara luas untuk rakyat umum dengan biaya yang murah.

Dengan terbukanya kesempatan yang luas bagi masyarakat umum untuk mamasuki
sekolah-sekolah yang diselenggarakan secara tradisional oleh kalangan Islam mendapat
tantangan dan saingan berat, terutama karena sekolah-sekolah pemerintah Hindia Belanda
dilaksanakan dan dikelola secara modern terutama dalam hal kelembagaan, kurikulum,
metodologi, sarana dan lain-lain. Perkembangan sekolah yang demikian jauh dan merakyat
menyebabkan tumbuhnya ide-ide di kalangan intelektual Islam untuk memberikan respons
dan jawaban terhadap tantangan tersebut dengan tujuan untuk memajukan pendidikan
Islam. Ide-ide tersebut muncul dari tokoh-tokoh yang pernah mengenyam pendidikan di
Timur Tengah atau pendidikan Belanda. Mereka mendirikan lembaga pendidikan baik
secara perorangan maupun secara kelompok atau organisasi yang dinamakan madrasah
atau sekolah. Madrasah-madrasah yang didirikan tersebut antara lain:
a) Madrasah (Adabiyah School). Madrasah ini didirikan oleh Syekh Abdullah Ahmad pada
tahun 1907 di Padang Panjang.
b) Sekolah Agama ( Madrasah School). Didirikan oleh Syekh M. Thaib Umar di Sungayang,
Batusangkar pada tahun 1910.
c) Madrasah Diniyah (Diniyah school). Madrasah diniyah didirikan pada tanggal 10 Oktober
1915 oleh Zainuddin Labai El Yunusiy di Padang Panjang. Madrasah ini adalah madrasah
sore yang tidak hanya mengajarkan pelajaran agama tetapi juga pelajaran umum.
d) Madrasah muhammadiyah. Madrasah ini tidak diketahui berdirinya secara pasti, namun
dikirakan berdiri pada tahun 1918, yang didirikan oleh organisasi Muhammadiyah.[6]
e) Madrasah yang didirikan oleh Hasyim Asy’ari berdiri pada tahun 1919 M bernama
Salafiyah di asuh oleh K.H. Ilyas, madrasah ini memberikan pengetahuan agama dan
pengetahuan umum. [7]

b. Periode Sesudah Kemerdekaan

Setelah kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, kemudian pada tangal 3


Januari 1946 di bentuklah Departemen Agama yang akan mengurus keberagamaan di
Indonesia termasuk didalamnya pendidikan, khususnya Madrasah. Secara instansional
departemen agama di serahi kewajiban dan bertangung jawab terhadap pembinaan dan
pengembangan pendidikan agama dalam lembaga-lembaga tersebut. Lembaga-lembaga
pendidikan agam Islam ada yang berstatus negeri ada yang berstatus swasta.

Dalam upaya meningkatkan madrasah maka pemerintah melalui Kementrian Agama


memberikan bantuan-bantuan dalam bentuk material dan bimbingan, untuk itu Kemetrian
Agama mengeluarkan peraturan Menteri Agama No 1 Tahun 1946 dan disempurnakan
dengan peraturan Menteri Agama No 7 Tahun 1952. Di dalam peraturan tersebut terdapat
ketentuan jenjang pendidikan pada madrasah yang terdiri dari : Madrasah Rendah (
Madrasah Ibtidaiyah), Madrasah Lanjutan Tingkat Pertama (Madrasah Tsanawiyah),
Madrasah Lanjutan Atas ( Madrasah Aliyah).

Upaya pemerintah selanjutnya untuk meningkatkan status madrasah adalah dengan


jalan menegerikan madrasah-madrasah swasta yang dikelola oleh masyarakat, baik yang
berbentuk pribadi atauun organisasi. Tercatat sejumlah ratusan madrasah swasta yang
dijadiakn negeri yang meliputi:
1) Madrasah Ibtidaiyah Negeri (tingkat dasar)
2) Madrasah Tsanawiyah Agama Islam Negeri (tingkat menengah pertama)
3) Madrasah Aliyah Agama Islam Negeri (tingkat menengah atas).[8]

Walaupun pendidikan Islam sudah berjalan lama dan mempunyai sejarah panjang. Namun
dirasakan, pendidikan Islam masih tersisih dari sistem pendidikan nasional. Keadaan ini
berlangsung sampai dikeluarkannya SKB 3 Mentri (mentri Agama, Pendidikan dan
Kebudayaan) pada tanggal 24 Maret 1975 yang berusaha mengembalikan ketertinggalan
pendidikan Islam untuk memasuki mainstream pendidikan nasional. Kebijakan ini
membawa pengaruh yang sangat besar bagi madrasah, karena pertama, ijazah dapat
mempunyai nilai yang sama dengan sekolah umum yang sederajat. Kedua, lulusan sekolah
madrasah dapat melanjutkan kesekolah umum yang setingkat lebih tinggi. Ketiga, siswa
madrasah dapat pindah kesekolah umum yang setingkat.[9]

C. Sistem pendidikan dan pengajaran di Madrasah

Perpaduan antara sistem pada pondok pesantren dengan sistem yang berlaku pada
sekolah-sekolah modern, merupakan sistem pendidikan dan pengajaran yang dipergunakan
di madrasah. Proses perpaduan tersebut berlangsung secara berangsur-angsur mulai dan
mengikuti sistem klasikal. Sistem pengajian kitab yang selama ini dilakukan, di ganti
dengan bidang-bidang pelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan kitab-kitab yang
lama. Sementara itu kenaikan tingkat pun ditentukan oleh penguasaan terhadap sejumlah
bidang pelajaran.

Dikarenakan pengaruh dari ide-ide pembaharuan yang berkembang di dunia Islam


dan kebangkitan nasional bangsa Indonesia, sedikit demi sedikit pelajaran umum masuk ke
dalam kurikulum madrasah. Buku-buku pelajaran agama mulai disusun khusus sesuai
dengan tingkatan madrasah, sebagaimana halnya dengan buku-buku pengetahuan umum
yang berlaku di sekolah-sekolah umum. Bahkan kemudian lahirlah madrasah-madrasah
yang mengikuti sistem penjenjangan dan bentuk-bentuk sekolah modern, seperti Madrasah
Ibtidaiyah sama dengan Sekolah Dasar, Madrasah Tsanawiyah sama dengan Sekolah
Menengah Pertama, Madrasah Aliyah sama dengan Sekolah Menengah Atas.

Kurikulum madrasah dan sekolah-sekolah agama, masih mempertahankan agama


sebagai mata pelajaran pokok walaupun dengan presentase yang berbeda. Dalam hal ini
Kementrian Agama mulai mengadakan pembinaan dan pengembangan terhadap sistem
pendidikan madrasah melalui Kementrian Agama, Merasa perlu menentukan kriteria
madrasah. Kriteria yang ditetapkan oleh Mentri Agama untuk madrasah-madrasah yang
berada dalam wewenangnya adalah harus memberikan pelajaran agama sebagai mata
pelajaran pokok, paling sedikit 6 Jam semiggu.

Pengetahuan umum yang diajarkan di madarasah adalah:

1) Membaca dan menulis (huruf latin) bahasa Indonesia


2) Berhitung
3) Ilmu Bumi
4) Sejarah Indonesia dan Dunia
5) Olahraga dan Kesehatan
Selain mata pelajaran agama dan Bahasa Arab serta yang disebutkan di atas juga
diajarkan berbagai keterampilan sebagai bekal para lulusannya terjun kemasyarakat.[10]

DAFTAR PUSTAKA

Asrohah, Hanun. 1999. Sejarah Pendidikan Islam Jakarta: PT. Logos Wacana Ilmu.
Hasbullah. 1999. Sejaran Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nizar, Samsul. 2007. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: Kencana.

Putra, Haidar Daulay. 2009. Sejarah Pertumbuhan dan Pembaruan Pendidikan Islam di

Indonesia. Jakarta: Kencana.

Subhan, Arief. 2012. Lembaga Pendidikan Islam Indonesia Abad Ke-20. Jakarta: Kencana.

Zuhairini. 2004. Sejarah Pendidikan Islam. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

C. Kurikulum dan Pembelajaran


a. Konsep Dasar Kurikulum

konsep dasar kurikulum


Posted on September 29, 2015 by feridwiharyanto — No Comments ↓

KONSEP DASAR KURIKULUM

OLEH : FERI DWI HARYANTO (15105241029)

Feri.blogs.uny.ac.id

BAB 1 KONSEP KURIKULUM

1. Pengertian Kurikulum

Secara etimologis, kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu carier yang
artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum
berasal dari dunia olahraga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang
mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis
start sampai garis finish.
Dalam bahasa Arab, kata kurikulum biasa diungkapkan dengan manhaj yang
berarti jalan yang dilalui oleh manusia pada berbagai bidang kehidupan.
Sedangkan, kurikulum pendidikan (manhaj al-dirasah) dalam kamus Tarbiyah
adalah seperangkat perencanaan dan media yang dijadikan acuan oleh lembaga
pendidikan dalam mewujudkan tujuan-tujuan pendidikan.
Setelah dipaparkan pengertian kurikulum secara etimologi, akan disebutkan
pengertian secara terminologi atau biasa disebut dengan pengertian secara istilah.
Pengertian kurikulum menurut para ahli inilah pengertian kurikulum secara
terminologi. Ada banyak sekali para ahli yang berpendapat mengenai pengertian
kurikulum, namun yang disebutkan pada artikel ini hanya ada beberapa, antara
lain:

1. Kurikulum adalah rancangan pengajaran atau sejumlah mata pelajaran yang


disusun secara sistematis untuk menyelesaikan suatu program untuk
memperoleh ijazah. (Crow and Crow).
2. Kurikulum adalah kelompok pengajaran yang sistematik atau urutan subjek yang
dipersyaratkan untuk lulus atau sertifikasi dalam pelajaran mayor, misalnya
kurikulum pelajaran sosial, kurikulum pendidikan fisika (Carter V. Good dalam
Oliva, 191:6).
3. Kurikulum adalah seluruh pengalaman siswa di bawah bimbingan guru (Hollis L.
Caswell and Doak S. Campbell dalam Oliva, 1991:6).
4. Kurikulum adalah sebagai sebuah perencanaan untuk memperbaiki seperangkat
pembelajaran untuk seseorang agar menjadi terdidik (J. Galen Saylor, William M.
Alexander, and arthur J. Lewis dalam Oliva 1991:6).
5. Kurikulum pada umumnya berisi pernyataan tujuan dan tujuan khusus,
menunjukkan seleksi dan organisasi konten, mengimplikasikan dan
memanifestasikan pola belajar mengajar tertentu, karena tujuan menuntut
mereka atau karena organisasi konten mempersyaratkannya. Pada akhirnya,
termasuk di dalamnya program evaluasi outcome (Hilda Taba dalam Oliva,
1991:6).
6. Kurikulum sekolah adalah konten dan proses formal maupun non formal di
mana pebelajar memperoleh pengetahuan dan pemahaman, perkembangan
skil, perubahan tingkah laku, apresiasi, dan nilai-nilai di bawah bantuan sekolah
(Ronald C. Doll dalam Oliva, 1991:7).
7. Kurikulum adalah rekonstruksi dari pengetahuan dan pengalaman secara
sistematik yang dikembangkan sekolah (atau perguruan tinggi), agar dapat
pebelajar meningkatkan pengetahuan dan pengalamannnya (Danniel Tanner
and Laurel N. Tanner dalam Oliva, 1991:7).
8. Kurikulum dalam program pendidikan dibagi menjadi empat elemen yaitu
program belajar, program pengalaman, program pelayanan, dan kurikulum
tersembunyi (Abert I. Oliver dalam Oliva, 1991:7).
9. Kurikulum mengandung konten (subject matter), pernyataan tujuan (terminal
objective), urutan konten, pre-asesmen dari entri skill yang
10. Kurikulum adalah sejumlah pengalaman pendidikan kebudayaan, sosial,
olahraga, dan kesenian yang disediakan oleh sekolah bagi murid-murid di dalam
dan di luar sekolah dengan maksud menolongnya untuk berkembang
menyeluruh dalam segala segi dan merubah tingkah laku mereka sesuai dengan
tujuan-tujuan pendidikan (Dr. Addamardasyi dan Dr. Munir Kamil).
11. Kedudukan Kurikulum Dalam Pendidikan

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik dengan peserta pendidik dalam


upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan,interaksi
pendidikan dapat berlangsung dalam lingkungan keluarga ,sekolah ataupun
masarakat.dalam lingkungan keluarga ,interaksi pendidikan terjadi antara orang
tua sebagai pendidik dan anak sebagai peserta didik .interaksi ini berjalan tanpa
rencana tertulis

Interaksi pendidikan antara orang tua dengan anaknya juga sering tidak didasari
.dalam kehidupan keluarga interaksi pendidikan dapat terjadi setiap saat,orang tua
menjadi pendidik juga tanpa di persiapkan secara formal .mereka menjadi
pendidik karena statusnya sebagai ayah atau ibu ,meskipun mungkin saja
sebenarya mereka belum siap untuk melaksanakan tugas tersebut.karena sifat
sifatnya yang tidak formal,tidak memiliki rancangan yang konkret dan ada
kalanya juga tidak di dasari,maka pendidikan dalam lingkungan keleuarga di
sebut pendidikan informal.pendidikan tersebut tidak memiliki kurikulum tertulis

Pendidika dalam lingkungan sekolah lebih bersifat formal .guru sebagai pendidik
di sekolah telah di persiapkan secara formal dalam lembaga pendidikan guru,ia
telah mempelajari ilmu,ketrampilan,dan seni sebagai ilmu,ia juga telah di bina
untuk memiliki kepribadian sebagai pendidik.lebih dari itu mereka juga telah
diangkat dan di beri kepercayaan oleh masarakat untuk menjadi guru,bukan
sekedar surat keputusa dari pejabat yang berwenang ,tetapi juga dengan
pengakuan dan penghargaan dari masarakat,guru melaksanakan tugasnya sebagai
pendidik dengan rencana dan persiapan yang matang mereka mengajar dengan
dengan tujuan jelas,bahan bahan yang telah disusun secara sistematis dan
rinci,dengan cara dan alat alat yang telah di pilih dan dirancang sescara cermat .di
sekolah guru melakukan interaksi pendidikan secara berencana dan sadar ,dalam
sekolah ada kurikulm formal yang bersifat tertulis .karena itu pendidikan di
sekolah sering di sebut pendidikan formal dalam lingkungan masarakat pun terjadi
berbagai bentuk interaksi pendidikan ,dari yang sangat formal maupun yang mirip
dengan pendidikan di sekolah dalam bentuk kursus kursus.sampai yang kurang
formal seperti ceramah,sarasehan,dan pergaulan kerja.gurunya juga bervariasi dari
yang memiliki latarbelakang pendidikan khusus sebagai guru ,sampai dengan
yang melaksanakan tugas sebagai pendidik karena pengalaman.kurikulumnya juga
bervariasi,dari yang memiliki kurikulum formal dan yang tertulis sampai yang
terencana pelajaran yang hanya ada pikiran penceramah atau moderator
sarasehan,atau gagasan keteladanan yang ada pada pemimpin.

Dari hal hal yang diuraikan itu,dapat di tarik beberapa kesimpulan berkenaan
pendidikan formal.pertama,pendidikan formal memiliki rancangan pendidikan
atau kurikulum tertulis yang tersusun secara sistematis,jelas dan
rinci,kedua,dilaksanakan secara formal,terencana ,ada yang mengawasi dan
menilai.ketiga,diberikan oleh pendidik atau guru yang memiliki ilmu dan
ketrampilan khusus dalam bidang pendidikan.keempat,interaksi pendidikan
berlangsung dalam lingkungan tertentu,fasilitas dan alat serta aturan aturan
permainan tertentu
Kurikulum mempunyai kedudukan sentral dalam seluruh proses pendidikan.
kurikulum mengarahkan segala bentuk aktifitas pendidikan demi tercapainya
tujuan tujuan pendidikan.Menurut Mauritz johnson (1967,hlm.130)kurikulum
“prescribes (or at leas antisipates ) the result of intruction “kurikulum juga
merupakan suatu rencana pendidikan,memberikan pedoman dan pegangan tentang
jenis ,lingkup,dan urutan isi,serta proses pendidikan.Di samping kedua fungsi itu,
kurikulum juga suatu bidang studi,yang di tekuni oleh para ahli atau spesialis
kurikulum,yang menjadi sumber konsep konsep atau memberikan landasan
landasan teoritis bagi pengembangan kurikulum berbagai institusi pendidikan.hal
yang perlu yaitu,jika ingin membuat konsep kurikulum kita harus menggunakan
5w+1h.setiap ahli mempunyai pengertian kurikulum masing masing,dalam
kurikulum mempunyai 4 hal,dan juga kurikulum mempunyai 2 pengertian yaitu
makna sempit dan makna luas,makna sempit yaitu sebagai mata pelajaran makna
luas segai pengampu

3. KONSEP KURIKULUM

Konsep kurikulum berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik


pendidikan,jugabervariasi sesuai dengan aliran tau teori pendidikan yang dianut
.menurut pandangan lama,kurikulum merupakan kumpulan mata mata pelajaran
yang harus di sampaikan guru atau di pelajari oleh siswa anggapan ini telah ada
sejak zaman yunani kuno, dalam lingkungan atau hubungan tertentu pandangan
ini masih dipakai sampai sekarang ,yaitu kuri kulum sebagai ”….a racecaurse of
subject matters to be mastered” [Robert s. zais,1976,hlm.7].banyak orang tua dan
guru kalau ditanya tentang kurikulum aakn memberikan jawaban sekitar bidang
studi atau mata mata pelajaran.lebih khusus mungkin kurikulum diartikan hanya
sebagai isi pelajaran

Pendapat pendapat yang muncul selajutnya telah beralih dari menekan pada isi
menjadi lebih memberikan tekanan pada pengalaman belajar.Menurut Caswel dan
Campbell dalam buku mereka yang terkenal Curriculum develoment
(1935),kurikulum…..to be composed of all the experences children have under the
guidanceof teacher.perubahan penekanan pada pengalman ini lebih jelas di
tegaskan oleh Ronald C.doll (1974,hlm22).definisi doll tidak hanya menujukan
adanya perubahan penekanan dari isi kepada proses.

Maurit johnson (1967,hlm,130) mengajukan keberatan terhadap konsep


kurikulum yang sangat luas seperti yang di kemukakan oleh Ronald Doll.Menurut
johnson,pengalaman hanya akan muncul apa bila interaksi antara siswa dengan
lingkunganya,interaksi seperti itu bukan kurikulum,tetapi pengajaran.kurikulum
hanya menggambarkan atau mengantisi pasi hasil pembelajaran.jihnson
membedakan dengan tegas antara kurikulum dan pengajaran.semua yang
berkenaan dengan perencanaan isi,kegiatan belajar mengajar,evaluasi,termasuk
pengajaran,sedangkan kurikulum hanya berkenaan dengan hasil hasil belajar yang
di harapkan di capai oleh siswa
Terlepas dari pro dan kontra terhadap pendapat Mauritz johnson,beberapa ahli
memandang kurikulum sebagi rencana pendidikan atau pengajaran salah seorang
dari mereka adalah Mac donald (1965,hlm,3) menurut dia ,sistem persekolahan
terbentuk atas empat subsistem yaitu mengajar,belajar,pembelajaran,

Kurikulum juga sering di bedakan antara kurikulum sebai rencana (curikulum


pIan) dengan kurikulm fungsional (fungtioning curriculum)

Hilda Taba (1962) mempunyai pendapat yang berbeda dengan pendapat pendapat
itu .perbedaan antara kurikulum dan pengajaran menurut dia bukan terletak pada
implementasinya ,tetapi pada keluasan cakupanya.kurikulum berkenan dengan
cakupan tujuan isi dan metode yang lebih luas atau lebih umum ,sedangkan yang
kebih sempit lebih khusus menjadi tugas pegajaran .Menurut Taba keduanya
membentuk satu kontinum,kurikulum terletak pada ujung tujuan umum atau
tujuan jangka panjang,sedangkan pengajaran pada ujung lainya yaitu yang lebih
khusus atau tujuan dekat

http://feri.blogs.uny.ac.id/2015/09/29/konsep-dasar-kurikulum/

b. Sejarah Kurikulum Pendidikan Indonesia

ejarah Perkembangan Kurikulum di Indonesia

Sejarah kurikulum pendidikan di Indonesia kerap berubah setiap ada pergantian


Menteri Pendidikan, sehingga mutu pendidikan Indonesia hingga kini belum
memenuhi standar mutu yang jelas dan mantap. Dalam perjalanan sejarah sejak
tahun 1945, kurikulum pendidikan nasional telah mengalami perubahan, yaitu
pada tahun 1947, 1952, 1964, 1968, 1975, 1984, 1994, 2004, dan 2006. Perubahan
tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik,
sosial budaya, ekonomi, dan iptek dalam masyarakat berbangsa dan bernegara.
Sebab, kurikulum sebagai seperangkat rencana pendidikan perlu dikembangkan
secara dinamis sesuai dengan tuntutan dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Semua kurikulum nasional dirancang berdasarkan landasan yang sama, yaitu
Pancasila dan UUD 1945, perbedaanya pada penekanan pokok dari tujuan
pendidikan serta pendekatan dalam merealisasikannya.

1. Rencana Pelajaran 1947

Awal kurikulum terbentuk pada tahun 1947, yang diberi nama Rencana
Pembelajaran 1947. Kurikulum ini pada saat itu meneruskan kurikulum yang
sudah digunakan oleh Belanda karena pada saat itu masih dalam proses
perjuangan merebut kemerdekaan. Yang menjadi ciri utam kurikulum ini adalah
lebih menekankan pada pembentukan karakter manusia yang berdaulat dan sejajar
dengan bangsa lain.Kurikulum pertama yang lahir pada masa kemerdekaan
memakai istilah leer plan. Dalam bahasa Belanda, artinya rencana pelajaran, lebih
popular ketimbang curriculum (bahasa Inggris). Perubahan kisi-kisi pendidikan
lebih bersifat politis: dari orientasi pendidikan Belanda ke kepentingan nasional.
Asas pendidikan ditetapkan Pancasila.

Rencana Pelajaran 1947 baru dilaksanakan sekolah-sekolah pada 1950. Sejumlah


kalangan menyebut sejarah perkembangan kurikulum diawali dari Kurikulum
1950. Bentuknya memuat dua hal pokok: daftar mata pelajaran dan jam
pengajarannya, plus garis-garis besar pengajaran. Rencana Pelajaran 1947
mengurangi pendidikan pikiran. Yang diutamakan pendidikan watak, kesadaran
bernegara dan bermasyarakat, materi pelajaran dihubungkan dengan kejadian
sehari-hari, perhatian terhadap kesenian dan pendidikan jasmani. Setelah rencana
pembelajaran 1947, pada tahun 1952 kurikulum Indonesia mengalami
penyempurnaan. Dengan berganti nama menjadi Rentjana Pelajaran Terurai
1952.Yang menjadi ciri dalam kurikulum ini adalah setiap pelajaran harus
memperhatikan isi pelajaran yang dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

2. Rencana Pelajaran Terurai 1952

Kurikulum ini lebih merinci setiap mata pelajaran yang disebut Rencana Pelajaran
Terurai 1952. “Silabus mata pelajarannya jelas sekali. seorang guru mengajar satu
mata pelajaran,” kata Djauzak Ahmad, Direktur Pendidikan Dasar Depdiknas
periode 1991-1995. Ketika itu, di usia 16 tahun Djauzak adalah guru SD
Tambelan dan Tanjung Pinang, Riau.

Di penghujung era Presiden Soekarno, muncul Rencana Pendidikan 1964 atau


Kurikulum 1964. Fokusnya pada pengembangan daya cipta, rasa, karsa, karya,
dan moral (Pancawardhana). Mata pelajaran diklasifikasikan dalam lima
kelompok bidang studi: moral, kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan
(keterampilan), dan jasmaniah. Pendidikan dasar lebih menekankan pada
pengetahuan dan kegiatan fungsional prak tis.Usai tahun 1952, menjelang tahun
1964 pemerintah kembali menyempurnakan sistem kurikulum pendidikan di
indonesia. Kali ini diberi nama dengan Rentjana Pendidikan 1964. Yang menjadi
ciri dari kurikulum ini pembelajaran dipusatkan pada program pancawardhana
yaitu pengembangan moral, kecerdasan, emosional, kerigelan dan jasmani.

3. Kurikulum 1968

Usai tahun 1952, menjelang tahun 1964, pemerintah kembali menyempurnakan


sistem kurikulum di Indonesia. Kali ini diberi nama Rentjana Pendidikan 1964.
Pokok-pokok pikiran kurikulum 1964 yang menjadi ciri dari kurikulum ini adalah:
bahwa pemerintah mempunyai keinginan agar rakyat mendapat pengetahuan
akademik untuk pembekalan pada jenjang SD, sehingga pembelajaran dipusatkan
pada program Pancawardhana (Hamalik, 2004), yaitu pengembangan moral,
kecerdasan, emosional/artistik, keprigelan, dan jasmani.
Kurikulum 1968 merupakan pembaharuan dari Kurikulum 1964, yaitu
dilakukannya perubahan struktur kurikulum pendidikan dari Pancawardhana
menjadi pembinaan jiwa pancasila, pengetahuan dasar, dan kecakapan khusus.
Kurikulum 1968 merupakan perwujudan dari perubahan orientasi pada
pelaksanaan UUD 1945 secara murni dan konsekuen.

Dari segi tujuan pendidikan, Kurikulum 1968 bertujuan bahwa pendidikan


ditekankan pada upaya untuk membentuk manusia Pancasila sejati, kuat, dan
sehat jasmani, mempertinggi kecerdasan dan keterampilan jasmani, moral, budi
pekerti, dan keyakinan beragama. Isi pendidikan diarahkan pada kegiatan
mempertinggi kecerdasan dan keterampilan, serta mengembangkan fisik yang
sehat dan kuat.

Kelahiran Kurikulum 1968 bersifat politis: mengganti Rencana Pendidikan 1964


yang dicitrakan sebagai produk Orde Lama. Tujuannya pada pembentukan
manusia Pancasila sejati. Kurikulum 1968 menekankan pendekatan organisasi
materi pelajaran: kelompok pembinaan Pancasila, pengetahuan dasar, dan
kecakapan khusus. Jumlah pelajarannya 9.

Djauzak menyebut Kurikulum 1968 sebagai kurikulum bulat. “Hanya memuat


mata pelajaran pokok-pokok saja,” katanya. Muatan materi pelajaran bersifat
teoritis, tak mengaitkan dengan permasalahan faktual di lapangan. Titik beratnya
pada materi apa saja yang tepat diberikan kepada siswa di setiap jenjang
pendidikan.

4. Kurikulum 1975

Kurikulum 1975 sebagai pengganti kurikulum 1968 menekankan pada


tujuan,Kurikulum 1975 menekankan pada tujuan, agar pendidikan lebih efisien
dan efektif. “Yang melatarbelakangi adalah pengaruh konsep di bidang
manejemen, yaitu MBO (management by objective) yang terkenal saat itu,” kata
Drs. Mudjito, Ak, MSi, Direktur Pembinaan TK dan SD Depdiknas.

Metode, materi, dan tujuan pengajaran dirinci dalam Prosedur Pengembangan


Sistem Instruksional (PPSI). Zaman ini dikenal istilah “satuan pelajaran”, yaitu
rencana pelajaran setiap satuan bahasan. Setiap satuan pelajaran dirinci lagi:
petunjuk umum, tujuan instruksional khusus (TIK), materi pelajaran, alat
pelajaran, kegiatan belajar-mengajar, dan evaluasi. Kurikulum 1975 banyak
dikritik. Guru sibuk menulis rincian apa yang akan dicapai dari setiap kegiatan
pembelajaran.

5. Kurikulum 1984

Kurikulum 1984 mengusung process skill approach. Meski mengutamakan


pendekatan proses, tapi faktor tujuan tetap penting. Kurikulum ini juga sering
disebut “Kurikulum 1975 yang disempurnakan”. Posisi siswa ditempatkan sebagai
subjek belajar. Dari mengamati sesuatu, mengelompokkan, mendiskusikan,
hingga melaporkan. Model ini disebut Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) atau
Student Active Leaming (SAL).

Tokoh penting dibalik lahirnya Kurikulum 1984 adalah Profesor Dr. Conny R.
Semiawan, Kepala Pusat Kurikulum Depdiknas periode 1980-1986 yang juga
Rektor IKIP Jakarta — sekarang Universitas Negeri Jakarta — periode 1984-
1992. Konsep CBSA yang elok secara teoritis dan bagus hasilnya di sekolah-
sekolah yang diujicobakan, mengalami banyak deviasi dan reduksi saat diterapkan
secara nasional. Sayangnya, banyak sekolah kurang mampu menafsirkan CBSA.
Yang terlihat adalah suasana gaduh di ruang kelas lantaran siswa berdiskusi, di
sana-sini ada tempelan gambar, dan yang menyolok guru tak lagi mengajar model
berceramah. Penolakan CBSA bermunculan.

6. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kurikulum 1994 bergulir lebih pada upaya memadukan kurikulum-kurikulum


sebelumnya. “Jiwanya ingin mengkombinasikan antara Kurikulum 1975 dan
Kurikulum 1984, antara pendekatan proses,” kata Mudjito menjelaskan.

Sayang, perpaduan tujuan dan proses belum berhasil. Kritik bertebaran, lantaran
beban belajar siswa dinilai terlalu berat. Dari muatan nasional hingga lokal.
Materi muatan lokal disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing,
misalnya bahasa daerah kesenian, keterampilan daerah, dan lain-lain. Berbagai
kepentingan kelompok-kelompok masyarakat juga mendesakkan agar isu-isu
tertentu masuk dalam kurikulum. Walhasil,menjelma menjadi kurikulum super
padat.Kejatuhan rezim Soeharto pada 1998,diikuti kehadiran suplemen Kurikulum
1999.Tapi perubahannya lebih pada menambah sejumlah materi. Kurikulum 1994
dibuat sebagai penyempurnaan kurikulum 1984 dan dilaksanakan sesuai dengan
undang-undang no. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Hal ini
berdampak pada sistem pembagian waktu pelajaran, yaitu dengan mengubah dari
sistem semester ke sistem caturwulan. Dengan sistem caturwulan yang
pembagiannya dalam satu tahun menjadi tiga tahap diharapkan dapat memberi
kesempatan bagi siswa untuk dapat menerima materi pelajaran cukup banyak.

Terdapat ciri-ciri yang menonjol dari pemberlakuan kurikulum 1994, di antaranya


sebagai berikut:

ü Pembagian tahapan pelajaran di sekolah dengan sistem catur wulan.

ü Pembelajaran di sekolah lebih menekankan materi pelajaran yang cukup padat


(berorientasi kepada materi pelajaran/isi).

ü Kurikulum 1994 bersifat populis, yaitu yang memberlakukan satu sistem


kurikulum untuk semua siswa di seluruh Indonesia. Kurikulum ini bersifat
kurikulum inti sehingga daerah yang khusus dapat mengembangkan pengajaran
sendiri disesuaikan dengan lingkungan dan kebutuhan masyarakat sekitar.

ü Dalam pelaksanaan kegiatan, guru hendaknya memilih dan menggunakan


strategi yang melibatkan siswa aktif dalam belajar, baik secara mental, fisik, dan
sosial. Dalam mengaktifkan siswa guru dapat memberikan bentuk soal yang
mengarah kepada jawaban konvergen, divergen (terbuka, dimungkinkan lebih dari
satu jawaban) dan penyelidikan.

ü Dalam pengajaran suatu mata pelajaran hendaknya disesuaikan dengan


kekhasan konsep/pokok bahasan dan perkembangan berpikir siswa, sehingga
diharapkan akan terdapat keserasian antara pengajaran yang menekankan pada
pemahaman konsep dan pengajaran yang menekankan keterampilan
menyelesaikan soal dan pemecahan masalah.

ü Pengajaran dari hal yang konkrit ke ha yang abstrak, dari hal yang mudah ke
hal yang sulit dan dari hal yang sederhana ke hal yang kompleks.

ü Pengulangan-pengulangan materi yang dianggap sulit perlu dilakukan untuk


pemantapan pemahaman.

Selama dilaksanakannya kurikulum 1994 muncul beberapa permasalahan,


terutama sebagai akibat dari kecenderungan kepada pendekatan penguasaan
materi (content oriented), di antaranya sebagai berikut :

û Beban belajar siswa terlalu berat karena banyaknya mata pelajaran dan
banyaknya materi/ substansi setiap mata pelajaran.

û Materi pelajaran dianggap terlalu sukar karena kurang relevan dengan tingkat
perkembangan berpikir siswa, dan kurang bermakna karena kurang terkait dengan
aplikasi kehidupan sehari-hari.

Permasalahan di atas saat berlangsungnya pelaksanaan kurikulum 1994. Hal ini


mendorong para pembuat kebijakan untuk menyempurnakan kurikulum tersebut.
Salah satu upaya penyempurnaan itu diberlakukannya suplemen kurikulum 1994.
Penyempurnaan tersebut dilakukan dengan tetap mempertimbangkan prinsip
penyempurnaan kurikulum, yaitu:

 Penyempurnaan kurikulum secara terus menerus sebagai upaya menyesuaikan


kurikulum dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta
tuntutan kebutuhan masyarakat.
 Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk mendapatkan proporsi yang tepat
antara tujuan yang ingin dicapai dengan beban belajar, potensi siswa, dan
keadaan lingkungan serta sarana pendukungnya.
 Penyempurnaan kurikulum dilakukan untuk memperoleh kebenaran substansi
materi pelajaran dan kesesuaian dengan tingkat perkembangan siswa.
 Penyempurnaan kurikulum mempertimbangkan brbagai aspek terkait, seperti
tujuan materi pembelajaran, evaluasi dan sarana-prasarana termasuk buku
pelajaran.
 Penyempurnaan kurikulum tidak mempersulit guru dalam
mengimplementasikannya dan tetap dapat menggunakan buku pelajaran dan
sarana prasarana pendidikan lainnya yang tersedia di sekolah.

Penyempurnaan kurikulum 1994 di pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan


bertahap, yaitu tahap penyempurnaan jangka pendek dan penyempurnaan jangka
panjang.

Implementasi pendidikan di sekolah mengacu pada seperangkat kurikulum. Salah


satu bentuk invovasi yang dikembangkan pemerintah guna meningkatkan mutu
pendidikan adalah melakukan inovasi di bidang kurikulum. Kurikulum 1994
disempurnakan lagi sebagai respon terhadap perubahan struktural dalam
pemerintahan dari sentralistik menjadi disentralistik sebagai konsekuensi logis
dilaksanakannya UU No. 22 dan 25 tentang otonomi daerah.

Pada era ini kurikulum yang dikembangkan diberi nama Kurikulum Berbasis
Kompetensi (KBK). KBK adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang
kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa, penilaian, kegiatan belajar
mengajar, dan pemberdayaan sumber daya pendidikan dalam pengembangan
kurikulum sekolah (Depdiknas, 2002). Kurikulum ini menitik beratkan pada
pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar
performasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa
penguasaan terhadap serangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat
peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan
dan keberhasilan dengan penuh tanggungjawab.

Adapun karakteristik KBK menurut Depdiknas (2002) adalah sebagai berikut:

v Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupu


klasikal.

v Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

v Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi.

v Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.

v Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
7. Kurikulum 2004

Bahasa kerennya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Setiap pelajaran diurai


berdasar kompetensi apakah yang mesti dicapai siswa. Sayangnya, kerancuan
muncul bila dikaitkan dengan alat ukur kompetensi siswa, yakni ujian. Ujian akhir
sekolah maupun nasional masih berupa soal pilihan ganda. Bila target kompetensi
yang ingin dicapai, evaluasinya tentu lebih banyak pada praktik atau soal uraian
yang mampu mengukur seberapa besar pemahaman dan kompetensi siswa.

Meski baru diujicobakan, toh di sejumlah sekolah kota-kota di Pulau Jawa, dan
kota besar di luar Pulau Jawa telah menerapkan KBK. Hasilnya tak memuaskan.
Guru-guru pun tak paham betul apa sebenarnya kompetensi yang diinginkan
pembuat kurikulum.

Kurikulum ini dikatakan sebagai perbaikan dari KBK yang diberi nama
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). KTSP ini merupakan bentuk
implementasi dari UU No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor
19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Peraturan Pemerintah ini
memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar
nasional pendidikan, yaitu: (1)standar isi, (2)standar proses, (3)standar
kompetensi lulusan, (4)standar pendidik dan tenaga kependidikan, (5)standar
sarana dan prasarana, (6)standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan (7)standar
penilaian pendidikan.

Kurikulum dipahami sebagai seperangkat rencana dan pengaturan mengenai


tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu, maka dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005,
pemerintah telah menggiring pelaku pendidikan untuk mengimplementasikan
kurikulum dalam bentuk kurikulum tingkat satuan pendidikan, yaitu kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di setiap satuan pendidikan.

Secara substansial, pemberlakuan (baca: penamaan) Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan (KTSP) lebih kepada mengimplementasikan regulasi yang ada, yaitu
PP No. 19/2005. Akan tetapi, esensi isi dan arah pengembangan
pembelajarantetap masih bercirikan tercapainya paket-paket kompetensi (dan
bukan pada tuntas tidaknya sebuah subject matter), yaitu:

ü Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual


maupun klasikal.

ü Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.

ü Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang


bervariasi.
ü Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang
memenuhi unsur edukatif.

ü Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.

Terdapat perbedaan mendasar dibandingkan dengan KBK tahun 2004 dengan


KBK tahun 2006 (versi KTSP), bahwa sekolah diberi kewenangan penuh dalam
menyusun rencana pendidikannya dengan mengacu pada standar-standar yang
ditetapkan, mulai dari tujuan, visi-misi, struktur dan muatan kurikulum, beban
belajar, kalender pendidikan hingga pengembangan silabusnya.

8. KTSP 2006

Awal 2006 ujicoba KBK dihentikan. Muncullah Kurikulum Tingkat Satuan


Pendidikan. Pelajaran KTSP masih tersendat. Tinjauan dari segi isi dan proses
pencapaian target kompetensi pelajaran oleh siswa hingga teknis evaluasi tidaklah
banyak perbedaan dengan Kurikulum 2004. Perbedaan yang paling menonjol
adalah guru lebih diberikan kebebasan untuk merencanakan pembelajaran sesuai
dengan lingkungan dan kondisi siswa serta kondisi sekolah berada. Hal ini
disebabkan karangka dasar (KD), standar kompetensi lulusan (SKL), standar
kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD) setiap mata pelajaran untuk setiap
satuan pendidikan telah ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Jadi
pengambangan perangkat pembelajaran, seperti silabus dan sistem penilaian
merupakan kewenangan satuan pendidikan (sekolah) dibawah koordinasi dan
supervisi pemerintah Kabupaten/Kota. (TIAR)

Kurikulum yang terbaru adalah kurikulum 2006 KTSP yang merupakan


perkembangan dari kurikulum 2004 KBK. Kurikulum 2006 yang digunakan pada
saat ini merupakan kurikulum yang memberikan otonomi kepada sekolah untuk
menyelenggarakan pendidikan yang puncaknya tugas itu akan diemban oleh
masing masing pengampu mata pelajaran yaitu guru. Sehingga seorang guru disini
menurut Okvina (2009) benar-benar digerakkan menjadi manusia yang
professional yang menuntuk kereatifitasan seorang guru. Kurikulum yang kita
pakai sekarang ini masih banyak kekurangan di samping kelebihan yang ada.
Kekurangannya tidak lain adalah (1) kurangnya sumber manusia yang potensial
dalam menjabarkan KTSP dengan kata lin masih rendahnya kualitas seorang guru,
karena dalam KTSP seorang guru dituntut untuk lebihh kreatif dalam menjalankan
pendidikan. (2) kurangnya sarana dan prasarana yang dimillki oleh sekolah.

https://gledysapricilia.wordpress.com/study/sejarah-
perkembangan-kurikulum-di-indonesia/
c. Istilah-istilah dalam Kurikulum
1) Kurikulum ideal
2) Kurikulum actual/factual
3) Kurikulum tersembunyi (hiden curriculum)
4) Kurikulum terpisah-pisah (sparated curriculum)
5) Kurikulum terintegrasi (integrated curriculum)
6) Kurikulum korelasi (correlated curriculum)
7) Kurikulum tingkat satuan pendidikan
d. Perbedaan Kurikulum
1) KBK
2) Kurikulum 2006/2008 (KTSP)
3) Kurikulum 2013
4) Kurikulum 2013 edisi revisi
5) Perbedaan Kurikulum 2013 Dengan KTSP - Kurikulum 2013
diluncurkan secara resmi pada tanggal 15 Juli 2013. Sedangkan
implementasinya telah diterapkan pada tahun pelajaran 2013/2014
di sekolah-sekolah tertentu atau masih terbatas. Dulu dan sekarang,
kita sudah mengenal dengan yang namanya KTSPatau Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan yang mulai diberlakukan sejak tahun
ajaran 2007/2008. Kalau kita cermati bersama, perbedaan paling
mendasar antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Dalam KTSP, kegiatan
pengembangan silabus merupakan kewenangan satuan pendidikan,
namun dalam Kurikulum 2013 kegiatan pengembangan silabus
beralih menjadi kewenangan pemerintah, kecuali untuk mata
pelajaran tertentu yang secara khusus dikembangkan di satuan
pendidikan yang bersangkutan.
6)
7)
8)
9) Namun dibalik perbedaan yang ada, sebenarnya juga terdapat
kesamaan esensi antara Kurikulum 2013 dengan KTSP. Misalnya
tentang pendekatan ilmiah (Scientific Approach) yang pada
hakekatnya adalah pembelajaran berpusat pada siswa. Siswa mencari
pengetahuan bukan menerima pengetahuan. Pendekatan ini
mempunyai esensi yang sama dengan Pendekatan Keterampilan
Proses (PKP). Masalah pendekatan sebenarnya bukan masalah
kurikulum, tetapi masalah implementasi yang tidak jalan di kelas. Bisa
jadi pendekatan ilmiah yang diperkenalkan di Kurikulum 2013 akan
bernasib sama dengan pendekatan-pendekatan kurikulum terdahulu
bila guru tidak paham dan tidak bisa menerapkannya dalam
pembelajaran di kelas.
10)
11) Berikut ini adalah perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan KTSP

No Kurikulum 2013 KTSP

SKL (Standar Kompetensi Lulusan)


Standar Isi ditentukan terlebih
ditentukan terlebih dahulu, melalui
dahulu melaui Permendiknas No 22
Permendikbud No 54 Tahun 2013. Setelah
Tahun 2006. Setelah itu ditentukan
1 itu baru ditentukan Standar Isi, yang
SKL (Standar Kompetensi Lulusan)
bebentuk Kerangka Dasar Kurikulum, yang
melalui Permendiknas No 23 Tahun
dituangkan dalam Permendikbud No 67, 68,
2006
69, dan 70 Tahun 2013

Aspek kompetensi lulusan ada lebih menekankan pada aspek


2
keseimbangan soft skills dan hard skills yang pengetahuan
meliputi aspek kompetensi sikap,
keterampilan, dan pengetahuan

di jenjang SD Tematik Terpadu untuk kelas di jenjang SD Tematik Terpadu untuk


3
I-VI kelas I-III

Jumlah jam pelajaran per minggu lebih Jumlah jam pelajaran lebih sedikit
4 banyak dan jumlah mata pelajaran lebih dan jumlah mata pelajaran lebih
sedikit dibanding KTSP banyak dibanding Kurikulum 2013

Proses pembelajaran setiap tema di jenjang


SD dan semua mata pelajaran di jenjang
SMP/SMA/SMK dilakukan dengan
Standar proses dalam pembelajaran
pendekatan ilmiah (saintific approach),
5 terdiri dari Eksplorasi, Elaborasi, dan
yaitu standar proses dalam pembelajaran
Konfirmasi
terdiri dari Mengamati, Menanya,
Mengolah, Menyajikan, Menyimpulkan, dan
Mencipta.

TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi)


6 bukan sebagai mata pelajaran, melainkan TIK sebagai mata pelajaran
sebagai media pembelajaran

Standar penilaian menggunakan penilaian


otentik, yaitu mengukur semua kompetensi Penilaiannya lebih dominan pada
7
sikap, keterampilan, dan pengetahuan aspek pengetahuan
berdasarkan proses dan hasil.

8 Pramuka menjadi ekstrakuler wajib Pramuka bukan ekstrakurikuler wajib

Pemintan (Penjurusan) mulai kelas X untuk


9 Penjurusan mulai kelas XI
jenjang SMA/MA

BK lebih menekankan mengembangkan BK lebih pada menyelesaikan


10
potensi siswa masalah siswa

http://info-data-guru-ptk.blogspot.co.id/2014/01/perbedaan-
kurikulum-2013-dengan-ktsp.html

 Kurikulum 2006

Kurikulum 2006 memuat sejumlah permasalahan diantaranya :


1. Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetisi sesuai tuntutan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.

2. Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan


dan pengetahuan.

3. Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan


(misalnya pendidikan karakter, metodologi, pembelajaran aktif, keseimbangan
soft skills dan hard skill, kewirausahaan), belum terakomodasi didalam
kurikulum.

4.Kurikulum belum peka dan tanggapan terhadap perubahan sosial yang terjadi
pada tingkat lokal, nasional maupun global.

5. Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pengajaran yang


rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beraneka ragam dan berujung
pada pembelajaran yang berpusat pada guru.

6. Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis pada kompetensi


(proses dan hasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara
berskala.

7. Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci agar tidak
menimbulkan multi tafsir.

 KTSP 2013

1. Pada kurikulum 2013 tantangan masa depan yang dihadapi yaitu arus
globalisasi, masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi informasi, konfergensi
ilmu dan teknologi, dan ekonomi berbasis pengetahuan.

2. Kompetensi masa depan yaitu meliputi kemampuan berkomunikasi, kemapuan


berfikir jernih dan kritis, kemampuan mempertimbangkan segi moral suatu
permasalahan kemampuan menjadi warga negara yang efektif, dan kemampuan
mencoba untuk mengerti dan toleran terhadap pandangan yang berbeda.

3. Fenomena sosial yang mengemukakan seperti perkelahian pelajar, narkoba,


korupsi, plagiarisme, kecurangan dalm berbagai jenis ujian, dan kejolak sosial.

4. Persepsi publik yang menilai pendidikan selama ini terlalu menitikberatkan


pada aspek kognitif, beban siswa yang terlalu berat dan bermuatan karakter.

D. Di tinjau dari esensialnya

 Kurikulum 2013
1. Tiap mata pelajaran mendukung semua kompetensi (sikap, pengetahuan,
keterampilan)

2. Mata pelajaran dirancang terkait satu dengan yang lain dan memiliki
kompetensi dasar yang diikat oleh kompetensi inti tiap kelas.

3. Bahasa Indonesia sebagai penghela maple lain (sikap dan keterampilan bahasa)

4. Semua mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan yang sama (saintifik)


melalui mengamati, menanya, mencoba, menalar, dll

5. Bermacam jenis konten pembelajaran di ajarkan terkait dan terpadu satu sama
lain (cross curriculum atau integrated curriculum ), konten ilmu pengetahuan
diintegrasikan dan dijadikan penggerak konten pembelajaran lainnya.

6. Tematik integratif untuk kelas I – IV SD

7. TIK merupakan sarana pembelajaran, dipergunakan sebagai media


pembelajaran mata pelajaran lain.

8. Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi dan carrier of knowledge

9. Tidak ada penjurusan di SMA. Ada mata pelajaran wajib, permintaan, antar
minat dan pendalaman minat.

10. SMA dan SMK memiliki mata pelajaran wajib yang sama terkait dasar – dasar
pengetahuan, keterampilan dan sikap.

11. Penjurusan di SMK tidak terlalu detil (sampai bidang studi), didalamnya
terdapat pengelompokkan peminatan dan pendalaman.

 KTSP 2006

1. Mata pelajaran tertentu mendukung kompetensi tertentu

2. Mata pelajaran dirancang berdiri sendiri dan memiliki kompetensi dasar sendiri

3. Bahasa Indonesia sejajar dengan maple lain

4. Tiap mata pelajaran diajarkan dengan pendekatan berbeda

5. Tiap jenis konten pembelajaran diajarkan terpisah (separated curriculum)

6. Tematik untuk kelas I – III SD (belum terintegratif)

7. TIK adalah mata pelajaran sendiri


8. Bahasa Indonesia sebagai pengetahuan

9. Untuk SMA, ada penjurusan sejak kelas XI

10. SMA dan SMK tanpa kesamaan kompetensi

11. Penjurusan di SMK sangat detil (sampai keahlian)

https://revyareza.wordpress.com/2013/11/01/perbedaan-
kurikulum-2013-dan-ktsp-2006/

e. Landasan/Dasar dalam Mengembangkan Kurikulum

1. Landasan Pengembangan Kurikulum

Kurikulum merupakan inti dari bidang pendidikan dan memiliki pengaruh terhadap
seluruh kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya kurikulum dalam pendidikan
dan kehidupan manusia, maka penyusunan kurikulum tidak dapat dilakukan secara
sembarangan. Penyusunan kurikulum membutuhkan landasan-landasan yang kuat,
yang didasarkan pada hasil-hasil pemikiran dan penelitian yang mendalam.
Penyusunan kurikulum yang tidak didasarkan pada landasan yang kuat dapat
berakibat fatal terhadap kegagalan pendidikan itu sendiri. Dengan sendirinya, akan
berkibat pula terhadap kegagalan proses pengembangan manusia.

Kurikulum disusun untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional dengan


memperhatikan tahap perkembangan peserta didik dan kesesuaiannya dengan
lingkungan, kebutuhan pembangunan nasional, perkembangan ilmu pengetahuan
dan tekhnologi serta kesenian, sesuai dengan jenis dan jenjang masing-masing
satuan pendidikan. (Bab IX, Ps.37). Pengebangan kurikulum berlandaskan faktor-
faktor sebagai berikut:

1. Tujuan filsafat dan pendidikan nasional yang dijadikan sebagai dasar untuk
merumuskan tujuan institusional yang pada gilirannya menjadi landasan
dalam merumuskan tujuan kurikulum suatu satuan pendidikan.
2. Sosial budaya dan agama yang berlaku dalam masyarakat kita.
3. Perkembangan peserta didik, yang menunjuk pada karekteristik
perkembangan peserta didik.
4. Keadaan lingkungan, yang dalam arti luas meliputi lingkungan manusiawi
(interpersonal), lingkungan kebudayaan termasuk iptek (kultural), dan
lingkungan hidup (bioekologi), serta lingkungan alam (geoekologis).
5. Kebutuhan pembangunan, yang mencakup kebutuhan pembangunan di
bidang ekonomi, kesejahteraan rakyat, hukum, hankam, dan sebagainya.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang sesuai dengan sistem
nilai dan kemanusiawian serta budaya bangsa.
Keenam faktor tersebut saling kait-mengait antara satu dengan yang lainnya.

1. Filsafat dan tujuan pendidikan

Filsafat pendidikan mengandung nilai-nilai atau cita-cita masyarakat. Berdasarkan


cita-cita tersebut terdapat landasan, mau dibawa kemana pendidikan anak. Dengan
kata lain, filsafat pendidikan merupakan pandangan hidup masyarakat. Filsafat
pendidikan menjadi landasan untuk merancang tujuan pendidikan, prinsip-prinsip
pembelajaran, serta perangkat pengalaman belajar yang bersifat mendidik. Filsafat
pendidikan dipengeruhi oleh dua hal pokok, yakni (1). Cita-cita masyarakat, dan
(2). Kebutuhan peserta didik yang hidup di masyarakat.

Nilai-nilai filsafat pendidikan harus dilaksanakan dalam perilaku sehari-hari. Hal


ini menunjukkan pentingnya filsafat pendidikan sebagai landasan dalam rangka
pengembangan kurikulum.

Filsafat pendidikan sebagai sumber tujuan. Filsafat pendidikan mengandung nilai-


nilai atau perbuatan seseorang atau masyarakat. Dalam filsafat pendidikan
terkandung cita-cita tentang model manusia yang diharapakan sesuai dengan nilai-
nilai yang disetujui oleh individu dan masyarakat. Karena itu, filsafat pendidikan
harus dirumuskan berdasarkan kriteria yang bersifat umum dan obyektif. Hopkin
dalam bukunya Interaction The democratic Process, mengemukakan kriteria antara
lain:

1) Kejelasan, filsafat/keyakinan harus jelas dan tidak boleh meragukan.

2) Konsisten dengan kenyataan, berdasarkan penyelidikan yang akurat.

3) Konsisten dengan pengalaman, yang sesuai dengan kehidupan individu.

1. Sosial budaya dan agama yang berlaku di masyarakat

Keadaan sosial budaya dan agama tidaklah terlepas dari kehidupan kita. Keadaan
sosial budayalah yang sangat berpengaruh pada diri manusia, khususnya sebagai
peserta didik. Sikap atau tingkah laku seseorang sebagian besar dipengaruhi oleh
interaksi sosial yang membuat sseeorang untuk bertingkah laku yang sesuai dengan
kondisi lingkungan dan masyarakat sekitar. Agama yang membatasi tingkah laku
kita juga sangat besar pengaruhnya dalam membuat suatu kurikulum.

1. Perkembangan Peserta didik yang menunjuk pada karateristik


perkembangannya

Setiap peserta didik pasti mempunyai karateristik yang berbeda. Dengan keadaan
peserta didik yang memiliki perbedaan dalam hal kemampuan beradaptasi atau
dalan hal perkembangan, tentunya juga ikut ambil bagian dalam melandasi
terwujudnya kurikulum yang sesuai dengan harapan. Kurikulum akan dibuat
sedemikian rupa untuk mengimbangi perkembangan peserta didiknya.

1. Kedaaan lingkungan

Dalam arti yang luas, lingkungan merupakan suatu sistem yang disebut ekosistem,
yang meliputi keseluruhan faktor lingkungan, yang tertuju pada peningkatan mutu
kehidupan di atas bumi ini. Faktor-faktor dalam ekosistem itu, meliputi:

1) Lingkungan manusiawi/interpersonal

2) Lingkungan sosial budaya/kultural

3) Lingkungan biologis, yang meliputi flora dan fauna

4) Lingkungan geografis, seperti bumi, air, dan sebagainya.

Masing-masing faktor lingkungan memiliki sumber daya yang dapat digunakan


sebagai modal atau kekuatan yang mempengaruhi pembangunan. Lingkungan
manusiawi merupakan sumber daya menusia (SDM), baik dalam jumlah maupun
dalam mutunya. Lingkungan sosial budaya merupakan sumber daya alam (SDA).
Jadi ada tiga sumber daya alam (SDA). Jadi ada tiga sumber daya yang terkait erat
dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

1. Kebutuhan Pembangunan

Tujuan pokok pembangunan adalah untuk menumbuhkan sikap dan tekad


kemandirian manusia dan masyarakat Indonesia dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia untuk mewujudkan kesejahteraan lahir batin yang
lebih selaras, adil dan merata. Keberhasilan pembangunan ditandai oleh terciptanya
suatu masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera.

Untuk mencapai tujuan pembangunan tersebut, maka dilaksanakan proses


pembangunan yang titik beratnya terletak pada pembangunan ekonomi yang seiring
dan didukung oleh pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas, serta
upaya-upaya pembangunan di sektor lainnya. Hal ini menunjuk pada kebutuhan
pembangunan sesuai dengan sektor-sektor yang perlu dibangun itu sendiri, yang
bidang-bidang industri, pertanian, tenaga kerja, perdagangan, transportasi,
pertambangan, kehutanan, usaha nasional, pariwisata, pos dan telekomunikasi,
koperasi, pembangunan daerah, kelautan, kedirgantaraan, keuangan, transmigrasi,
energi dan lingkungan hidup (GBHN, 1993).

Gambaran tentang proses dan tujuan pembangunan tersebut di atas sekaligus


menggambarkan kebutuhan pembangunan secara kesuluruhan. Hal mana
memberikan implikasi tertentu terhadap pendidikan di perguruan tinggi. Dengan
kata lain, penyelenggaraan pendidikan di perguruan tinggi harus disesuaikandan
diarahkan pada upaya –upaya dan kebutuhan pembangunan, yang mencakup
pembangunan ekonomi dan pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas.
Penyelenggaraan pendidikan diarahkan untuk menyiapkan peserta didik menjadi
anggota masyarakat yang memiliki kemampuan keilmuan dan keahlian, yang
bersifat mendukung ketercapaian cita-cita nasional, yakni suatu masyarakat yang
maju, mandiri, dan sejahtera.

1. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Tekhnologi

Pembangunan didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi


dalam rangka mempercepat terwujudnya ketangguhan dan keunggulan bangsa.
Dukungan iptek terhadap pembangunan dimaksudkan untuk memacu
pembangunan menuju terwujudnya masyarakat mandiri, maju dan sejahtera. Untuk
mencapai tujuan dan kemampuan-kemampuan tersebut, maka ada tiga hal yang
dijadikan sebagai dasar, yakni:

1) Pembangunan iptek harus berada dalam keseimbangan yang dinamis dan efektif
dengan pembinaan sumber daya manusia, pengembangan sarana dan prasarana
iptek, pelaksanaan penelitian dan pengembangan serta rekayasa dan produksi
barang dan jasa.

2) Pembangunan iptek tertuju pada peningkatan kualitas, yakni untuk


meningkatkan kualitas kesejahteraan dan kehidupan bangsa.

3) Pembangunan iptek harus selaras (relevan) dengan nilai-nilai agama, nilai luhur
budaya bangsa, kondisi sosial budaya, dan lingkungan hidup.

4) Pembangunan iptek harus berpijak pada upaya peningkatan produktivitas,


efisiensi dan efektivitas penelitian dan pengembangan yang lebih tinggi.

5) Pembangunan iptek berdasarkan pada asas pemanfaatannya yang dapat


memberikan pemecahan masalah konkret dalam pembangunan.

Penguasaan, pemanfaatan, dan pengembangan ilmupengetahuan dan tekhnologi


dilaksanakan oleh berbagai pihak, yakni:

1) Pemerintah, yang mengembangkan dan memanfaatkan iptek untuk menunjang


pembangunan dalam segala bidang.

2) Masyarakat, yang memanfaatkan iptek itu untuk pengembangan masyarakat


dan mengembangkannya secara swadaya.

3) Akademisis terutama di lingkungan perguruan tinggi, mengembangkan iptek


untuk disumbangkan kepada pembangunan.

4) Pengusaha, untuk kepentingan meningkatan produktivitas.


Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan empat landasan utama dalam
pengembangan kurikulum, yaitu: (1) filosofis ; (2) psikologis; (3) sosial-budaya;
dan (4) ilmu pengetahuan dan tekhnologi.

Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan
tersebut.

1. Landasan Filosofis

Filsafat memegang peranan penting dalam pengembangan kuikulum. Sama halnya


seperti dalam Filsafat Pendidikan, kita dikenalkan pada berbagai aliran filsafat,
seperti : perenialisme, essensialisme, eksistesialisme, progresivisme, dan
rekonstruktivisme. Dalam pengembangan kurikulum pun senantiasa berpijak pada
aliran – aliran filsafat tertentu, sehingga akan mewarnai terhadap konsep dan
implementasi kurikulum yang dikembangkan. Dengan merujuk kepada pemikiran
Ella Yulaelawati (2003), di bawah ini diuraikan tentang isi dari-dari masing-masing
aliran filsafat, kaitannya dengan pengembangan kurikulum.

1. Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan


keindahan dari warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan
dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari.
Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut,
kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini
lebih berorientasi ke masa lalu.
2. Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian
pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi
anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran
lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga
untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme
juga lebih berorientasi pada masa lalu.
3. Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan
tentang hidup dan makna. Untuk memahamu kehidupan seseorang mesti
memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan bagaimana saya
hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
4. Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan
individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan
proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar
peserta didik aktif.
5. Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme.
Pada rekonstruksivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan.
Disamping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada
progresivisme, rekonstuktivisme lebih jauh menekankan tentang
pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan
mempertanyakan untuk apa berfikir kritis , memecahkan masalah, dan
melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dan
proses.
Aliran filsafat Perenialisme, Essensialisme, eksistensialisme merupakan aliran
filsafat yang mendasari terhadap pengembangan Model Kurikulum Subjek-
Akademis. Sedangkan, filsafat progresivisme memberikan dasar bagi
pengembangan Model Kurikulum Pendidikan Pribadi. Sementara, filsafat
rekonstruktivisme banyak diterapkan dalam Pengembangan Model Kurikulum
Interaksional.

Masing-masing aliran filsafat pasti memiliki kelemahan dan keunggulan tersendiri.


Oleh karena itu, dalam praktek pengembangan kurikulum, penerapan aliran filsafat
cenderung dilakukan secara eklektif untuk lebih mengkompromikan dan
mengakomodasikan berbagai kepentingan yang terkait dengan pendidikan.
Meskipun demikian saat ini, pada beberapa negara dan khususnya di Indonesia,
tampaknya mulai terjadi pergeseran landasan dalam pengembangan kurikulum,
yaitu dengan lebih menitikberatkan pada filsafat rekonstruktivisme.

Berdasarkan luas lingkup yang menjadi objek kajiannya, filsafat dapat dibagi dalam
dua cabang besar, yaitu: 1) Filsafat Umum atau Fisafat Murni, dan 2) Filsafat
Khusus atau Filsafat Terapan.

Cabang Filsafat Umum terdiri atas:

1) Metafisika, membahas hakikat kenyataan atau realitas yang meliputi (1)


metafisika umum atau ontologi, dan (2) metafisika khusus yang meliputi kosmologi
(hakikat alam semesta), teologi (hakikat ketuhanan) dan antrofologi filsafat
(hakikat manusia).

2) Epistemologi dan logika, membahas hakikat pengetahuan (sumber pengetahuan,


metode mencari pengetahuan, kesahihan pengetahuan, dan batas-batas
pengetahuan); dan hakikat penalaran (induktif dan deduktif).A

3) Aksiologi, membahas hakikat nilai dengan cabang-cabangnya etika (hakikat


kebaikan), dan estetika (hakikat keindahan).

Cabang-cabang filsafat khusus atau filsafat terapan, pembagiannya didasarkan


pada kekhususan objeknya antara lain: filsafat hukum, filsafat sejarah, filsafat
ilmu, filsafat religi, filsafat moral, filsafat ilmu, dan filsafat pendidikan.

Manfaat Filsafat Pendidikan

Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dari pemikiran-pemikiran


filsafat untuk memecahkan permasalahan pendidikan. Dengan demikian filsafat
memiliki manfaat dan memberikan kontribusi yang besar terutama dalam
memberikan kajian sistematis berkenaan dengan kepentingan pendidikan.
Nasution (1982) mengidentifikasi beberapa manfaat filsafat pendidikan, yaitu:
1) Filsafat pendidikan dapat menentukan arah akan dibawa ke mana anak-anak
melalui pendidikan di sekolah? Sekolah ialah suatu lembaga yang didirikan untuk
mendidik anak-anak ke arah yang dicita-citakan oleh masyarakat, bangsa, dan
negara.

2) Dengan adanya tujuan pendidikan yang diwarnai oleh filsafat yang dianut, kita
mendapat gambaran yang jelas tentang hasil yang harus dicapai. Manusia yang
bagaimanakah yang harus diwujudkan melalui usaha-usaha pendidikan itu?

3) Filsafat dan tujuan pendidikan memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha
pendidikan.

4) Tujuan pendidikan memungkinkan si pendidik menilai usahanya, hingga


manakah tujuan itu tercapai.

5) Tujuan pendidikan memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan-kegiatan


pendidikan.

Filsafat dan Tujuan Pendidikan

Pandangan-pandangan filsafat sangat dibutuhkan dalam pendidikan, terutama


dalam menentukan arah dan tujuan pendidikan. Filsafat akan menentukan arah ke
mana peserta didik akan dibawa. Untuk itu harus ada kejelasan tentang pandangan
hidup manusia atau tentang hidup dan eksistensinya. Filsafat atau pandangan hidup
yang dianut oleh suatu bangsa atau kelompok masyarakat tertentu atau bahkan yang
dianut oleh perorangan akan sangat mempengaruhi tujuan pendidikan yang ingin
dicapai. Sedangkan tujuan pendidikan sendiri pada dasarnya merupakan rumusan
yang komprehensif mengenai apa yang seharusnya dicapai.

Tujuan pendidikan memuat pernyataan-pernyataan mengenai berbagai kemampuan


yang diharapkan dapat dimiliki oleh peserta didik selaras dengan sistem nilai dan
falsafah yang dianutnya. Dengan demikian, sistem nilai atau filsafat yang dianut
oleh suatu komunitas akan memiliki keterkaitan yang sangat erat dengan rumusan
tujuan pendidikan yang dihasilkannya. Dengan kata lain, filsafat suatu negara tidak
bisa dipungkiri akan mempengaruhi tujuan pendidikan di negara tersebut. Oleh
karena itu, tujuan pendidikan di suatu negara akan berbeda dengan tujuan
pendidikan di negara lainnya, sebagai implikasi dari adanya perbedaan filsafat yang
dianutnya.

2. Landasan Psikologis

Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua


bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi
perkembangan dan (2) psikologi belajar. Psikologi perkembangan merupakan ilmu
yang mempelajari tentang perilaku individu berkenaan dengan perkembangannya.
Dalam psikologi perkembangan dikaji tentang hakekat perkembangan, pentahapan
perkembangan, aspek-aspek perkembangan, tugas-tugas perkembangan individu,
serta hal-hal lainnya yang berhubungan perkembangan individu, yang semuanya
dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dan mendasari pengembangan
kurikulum. Psikologi belajar merupakan ilmu yang mempelajari tentang perilaku
individu dalam konteks belajar. Psikologi belajar mengkaji tentang hakekat belajar
dan teori-teori belajar, serta berbagai aspek perilaku individu lainnya dalam belajar
yang semuanya dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan sekaligus mendasari
pengembangan kurikulum.

Masih berkenaan dengan landasan psikologis, Ella Yulaelawati memaparkan teori-


teori psikologis yang mendasari Kurikulum Berbasis Kompetensi. Dengan
mengutip pemikiran Spencer, Ella Yulaelawati mengemukakan pengertian
kompetensi bahwa kompetensi merupakan ”karakteristik mendasar dari seseorang
yang merupakan hubungan kausal dengan referensi kriteria yang efektif dan atau
penampilan yang terbaik dalam pekerjaan pada suatu situasi”.

Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu:

1. Motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau
keinginan untuk melakukan suatu aksi.
2. Bawaan; yaitu karakteristik fisisk yang merespons secara konsisten
berbagai situasi atau informasi.
3. Konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang.
4. Pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang;
5. Keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun
mental.

Kelima kompetensi tersebut mempunyai implikasi praktis terhadap perencanaan


sumber daya manusia atau pendidikan. Keterampilan dan pengetahuan cenderung
lebih tampak pada permukaan ciri-ciri seseorang, sedangkan konsep diri, bawaan
dan motif lebih tersembunyi dan lebih mendalam serta merupakan pusat
kepribadian seseorang. Kompetensi permukaan (pengetahuan dan keterampilan)
lebih mudah dikembangkan Pelatihan merupakan hal tepat untuk menjamin
kemampuan ini. Sebaliknya, kompetensi bawaan dan motif jauh lebih sulit untuk
dikenali dan dikembangkan.

Psikologi Belajar dan Pengembangan Kurikulum Psikologi belajar merupakan


suatu studi tentang bagaimana individu belajar. Pembahasan tentang psikologi
belajar erat kaitannya dengan teori belajar. Pemahaman tentang teori-teori belajar
berdasarkan pendekatan psikologis adalah upaya mengenali kondisi objektif
terhadap individu anak yang sedang mengalami proses belajar dalam
rangka pertumbuhan dan perkembangan menuju kedewasaannya. Pemahaman
yang luas dan komprehensif tentang berbagai teori belajar akan memberikan
kontribusi yang sangat berharga bagi para pengembang kurikulum baik di tingkat
makro maupun tingkat mikro untuk merumuskan model kurikulum yang
diharapkan. Pendekatan terhadap belajar berdasarkan satu teori tertentu merupakan
asumsi yang perlu dipertimbangkan dalam pelaksanaannya berkaitan dengan aspek-
aspek dan akibat yang kungkin ditimbulkannya.

https://suwilah.wordpress.com/2014/03/28/landasan-
pengembangan-kurikulum-2/

f. Pembelajaran Aktif, Interaktif, Kooperatif, Efektif dan


Menyenangkan (PAIKEM)
g. Pengertian PAIKEM
h. PAIKEM adalah singkatan dari Pembelajaran Aktif, Inovatif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan. Aktif dimaksudkan bahwa
dalam proses pembelajaran guru harus menciptakan suasana
sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan,
dan mengemukakan gagasan.
i. Pembelajaran inovatif bisa mengadaptasi dari model pembelajaran
yang menyenangkan. Learning is fun merupakan kunci yang
diterapkan dalam pembelajaran inovatif. Jika siswa sudah
menanamkan hal ini di pikirannya tidak akan ada lagi siswa yang
pasif di kelas, perasaan tertekan dengan tenggat waktu tugas,
kemungkinan kegagalan, keterbatasan pilihan, dan tentu saja rasa
bosan.
j. Membangun metode pembelajaran inovatif sendiri bisa dilakukan
dengan cara diantaranya mengakomodir setiap karakteristik diri.
Artinya mengukur daya kemampuan serap ilmu masing-masing
orang. Contohnya saja sebagian orang ada yang berkemampuan
dalam menyerap ilmu dengan menggunakan visual atau
mengandalkan kemampuan penglihatan, auditory atau kemampuan
mendengar, dan kinestetik. Dan hal tersebut harus disesuaikan pula
dengan upaya penyeimbangan fungsi otak kiri dan otak kanan yang
akan mengakibatkan proses renovasi mental, diantaranya
membangun rasa percaya diri siswa.
k. Kreatif dimaksudkan agar guru menciptakan kegiatan belajar yang
beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa.
Menyenangkan adalah suasana belajar-mengajar yang
menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara
penuh pada belajar sehingga waktu curah perhatiannya (“time on
task”) tinggi.
l. Menurut hasil penelitian, tingginya waktu curah perhatian terbukti
meningkatkan hasil belajar. Keadaan aktif dan menyenangkan
tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidak efektif, yaitu tidak
menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses
pembelajaran berlangsung, sebab pembelajaran memiliki sejumlah
tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya
aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif, maka pembelajaran
tersebut tak ubahnya seperti bermain biasa.
Penerapan PAIKEM dalam Proses Pembelajaran
Secara garis besar, PAIKEM dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Siswa terlibat dalam berbagai kegiatan yang mengembangkan
pemahaman dan kemampuan mereka dengan penekanan pada
belajar melalui berbuat.
2. Guru menggunakan berbagai alat bantu dan berbagai cara dalam
membangkitkan semangat, termasuk menggunakan lingkungan
sebagai sumber belajar untuk menjadikan pembelajaran menarik,
menyenangkan, dan cocok bagi siswa.
3. Guru mengatur kelas dengan memajang buku-buku dan bahan
belajar yang lebih menarik dan menyediakan ‘pojok baca’
4. Guru menerapkan cara mengajar yang lebih kooperatif dan
interaktif, termasuk cara belajar kelompok.
5. Guru mendorong siswa untuk menemukan caranya sendiri dalam
pemecahan suatu masalah, untuk mengungkapkan gagasannya, dan
melibatkam siswa dalam menciptakan lingkungan sekolahnya.
PAIKEM diperlihatkan dengan berbagai kegiatan yang terjadi
selama KBM. Pada saat yang sama, gambaran tersebut
menunjukkan kemampuan yang perlu dikuasai guru untuk
menciptakan keadaan tersebut. Berikut adalah tabel beberapa contoh
kegiatan KBM dan kemampuan guru yang besesuaian.
https://tarmizi.wordpress.com/2008/11/11/pembelajaran-aktif-
inovatif-kreatif-efektif-dan-menyenangkan/
m. Model Pembelajaran
1) Personal learning
Model personal menekankan pada pengembangan konsep diri
setiap individu. Hal ini meliputi pengembangan proses individu
dan membangun serta mengorganisasikan dirinya sendiri. Model
memfokuskan pada konsep diri yang kuat dan realistis untuk
membantu membangun hubungan yang produktif dengan orang
lain dan lingungannya.
Model ini bertitik tolak dari teori humanistik, yaitu berorientasi
pada pengembangan individu. Perhatian utamanya pada
emosional peserta didik dalam mengembangkan hubungan yang
produktif dengan lingkungannya. Model ini menjadikan pribadi
peserta didik mampu membentuk hubungan harmonis serta
mampu memproses informasi secara efektif. Tokoh humanistik
adalah Abraham Maslow (1962), R. Rogers, C. Buhler dan
Arthur Comb. Menurut teori ini, guru harus berupaya
menciptakan kondisi kelas yang kondusif, agar peserta didik
merasa bebas dalam belajar mengembangkan dirinya baik
emosional maupun intelektual. Teori humanistik timbul sebagai
cara untuk memanusiakan manusia. Pada teori humanistik ini,
pendidik seharusnya berperan sebagai pendorong bukan
menahan sensivitas peserta didik terhadap perasaanya. Implikasi
teori ini dalam pendidikan adalah sebagai berikut.
a. Bertingkah laku dan belajar adalah hasil pengamatan.
b. Tingkahlaku yang ada dapat dilaksanakan sekarang
(learning to do).
c. Semua individu memiliki dorongan dasar terhadap
aktualisasi diri.
d. Sebagian besar tingkahlaku individu adalah hasil dari
konsepsinya sendiri.
e. Mengajar adalah bukan hal penting, tapi belajar bagi
peserta didik adalah sangat penting.
f. Mengajar adalah membantu individu untuk
mengembangkan suatu hubungan yang produktif dengan
lingkungannya dan memandang dirinya sebagai pribadi yang
cakap.
http://muhammadsatriawan27.blogspot.co.id/2012/09/kelompo
k-model-pembelajaran-personal.html
2) Cooperative learning

Pembelajaran kooperatif muncul karena adanya perkembangan


dalam sistem pembelajaran yang ada. Pembelajaran kooperatif
menggantikan sistem pembelajaran yang individual. Dimana
guru terus memberikan informasi ( guru sebagai pusat ) dan
peserta didik hanya mendengarkan. Pembelajaran kooperatif
mendapat dukungan dari Vygotsky tokoh teori kontruktivisme.
Dukungan Vygotsky antara lain:
a. Menekankan peserta didik mengkonstruksi pengetahuan
mealui interaksi sosial dengan orang lain.

b. Selain itu dia juga berpendapat bahwa penekanan belajar


sebagai proses dialog interaktif. Semua hal tersebut ada dalam
pembelajaran kooperatif.

c. Arti penting belajar kelompok dalam pembelajaran.

Pembelajaran kooperatif ini membuat siswa dapat bekerjasama


dan adanya partisiasi aktif dari siswa. Guru sebagai fasilisator
dan pembimbing yang akan mengarahkan setiap peserta didik
menuju pengetahuan yang benar dan tepat.

https://kurniawanbudi04.wordpress.com/2013/05/27/model-
pembelajaran-kooperatif-cooperative-learning/

n. Langkah-langkah Metode Pembelajaran


1) Zigsaw
Menurut Nanang Hanafiah dan Cucu Suhana (2010:44) langkah-langkah
dalam model pembelajaran tipe jigsaw, yaitu:

1. Peserta didik dikelompokkan menjadi 4 anggota tim.


2. Setiap anggota dalam tim diberi bagian materi yang ditugaskan.
3. Anggota dari tim yang berbedayakan telah mempelajari bagian atau
sub bagian yang sama bertemu dalam kelompok baru (kelompok
ahli) untuk mendiskusikan sub bab mereka.
4. Setelah selesai, diskusi sebagai tim ahli setiap anggota kembali
kelompok asal dan bergantian mengajar teman satu tim mereka
tentang sub bab yang mereka kuasai dan anggota lainnya
mendengarkannya.
5. Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi.
6. Guru memberi evaluasi.
7. Penutup.

http://www.jejakpendidikan.com/2016/10/langkah-langkah-
pembelajaran-metode.html
2) Peer teaching
3) Langkah – langkah Pelaksanaan Metode Peer Teaching
1. Cara pertama dalam menggunakan strategi ini yaitu, setelah
melakukan apersepsi atau memberi salam dan melakukan pre
test terhadap materi minggu lalu, guru juga menghubungkan
materi minggu lalu dengan topik yang akan dibahas pada waktu
itu. Kemudian guru menerangkan secara umum tentang topik
yang dibahas pada waktu itu. Kemudian guru membuat
kelompok antar siswa secara merata, artinya dalam satu
kelompok terdapat siswa yang pintar sedang dan kurang pintar.
Maksudnya agar terdapat keseragaman pemikiran nantinya.
2. Langkah berikutnya adalah menjelaskan secara detil materi
yang akan dibahas pada waktu itu meliputi indicator yang harus
dicapai oleh siswa pada waktu itu. Selanjutnya siswa diberikan
lembaran berisi tugas berupa pertanyaan untuk didiskusikan
menurut pengetahuan yang mereka kuasai.
3. Dalam lembaran tersebut setiap kelompok diminta untuk
memberikan pendapat menurut persepsi mereka sendiri masing-
masing, lalu satu pendapat didiskusikan sampai permasalahan
yang di indikasikan terpecahkan. Dalam diskusi tersebut di
tuntut setiap anggota kelompok memberikan tanggapan serta
pendapat mereka sendiri yang nantinya akan di satukan dalam
satu kesimpulan yang mengerucut pada tujuan yang hendak
dicapai dalam materi tersebut. Peran guru di sini adalah
mengawasi serta mengamati kegiatan diskusi yang dilakukan
setiap kelompok siswa, serta memberikan bantuan bila mereka
mendapatkan kesulitan dalam hal-hal tertentu, namun bukan
berarti guru harus ikut memecahkan masalah tersebut. Mengenai
pemecahan masalah tersebut, setiap kelompok siswa harus
memikirkannya sendiri dan tidak keluar dari batasan materi yang
diberikan pada waktu itu. Bila ada yang menyimpang dari
koridor, maka guru harus mengembalikan perdebatan mereka ke
materi semula.
4. Bila masing-masing setiap kelompok telah selesai
melaksanakan semua instruksi yang ada dalam lembaran kerja
tersebut, maka setiap kelompok harus merumuskan hasil
diskusinya dalam satu kesimpulan yang telah disepakati
bersama. Kemudian hasil diskusinya diserahkan ke guru dalam
bentuk lembaran yang ditulis rapi.
5. Selanjutnya guru memerintahkan setiap kelompok satu per
satu membacakan hasil diskusinya. Hasil diskusi yang dibacakan
di depan kelompok yang lainnya. Sementara kelompok yang lain
memberikan tanggapan tentang hasil diskusi kelompok tersebut
serta memberikan pendapat atau sanggahan kepada kelompok
tersebut. Setiap masalah baru yang muncul, dicatat guru.
6. Terakhir, semua masalah yang muncul pada waktu diskusi
kelompok tersebut diberikan solusinya oleh guru. Dan guru
mengevaluasi serta menyimpulkan semua masalah dan
pemecahannya kepada seluruh anggota kelas. Sehingga terdapat
satu pemahaman yang seragam bagi setiap siswa. Terakhir guru
memberikan tugas kepada siswa untuk merangkum semua
penjelasan guru tadi untuk dikumpulkan sebagai post test bagi
siswa.
Metode ini sangat cocok digunakan untuk kelas yang memiliki
mahasiswa dalam jumlah banyak. Aktivitas ini memberikan
simulasi pada setiap kelompok untuk melatih setiap sub bab
lebih baik.
Aktivitas yang akan dideskripsikan disini merupakan
”cooperative learning activity” yang merupakan suatu strategi
dimana mahasiswa bekerjasama dalam kelompok-kelompok
kecil dengan tujuan untuk memaksimalkan pembelajaran
anggota kelompok yang ada didalamnya (Cooper, KcKinney dan
Robinson 1991). Metode tersebut dimaksudkan untuk
meningkatkan proses belajar.

4) Student team achievement division (STAD)


Sintak atau Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD

Sintak atau Langkah-langkah Model Pembelajaran STAD, Rusman


menyebutkan sebagai berikut:

a. Penyampaian tujuan dan motivasi. Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin


dicapai pada pembelajaran tersebut dan memotivasi siswa untuk belajar.

b. Pembagian kelompok. Siswa dibagi ke dalam beberapa kelompok, dimana setiap


kelompoknya terdiri dari 4-5 siswa yang memprioritaskan heterogenitas kelas
dalam prestasi akademik, jenis kelamin, ras, atau etnik.

c. Presentasi dari guru. Guru menyampaikan materi pelajaran dengan terlebih


dahulu menjelaskan tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pertemuan tersebut
serta pentingnya pokok bahasan tersebut dipelajari.

d. Kegiatan belajar dalam tim (kerja tim). Siswa bekerja dalam kelompok yang telah
dibentuk. Kerja tim merupakan ciri terpenting dari STAD.

e. Kuis (evaluasi). Guru mengevaluasi hasil belajar melalui pemberian kuis


(evaluasi) tentang materi yang dipelajari dan juga melakukan penilaian terhadap
presentasi hasil kerja masing-masing kelompok.

f. Penghargaan prestasi atas keberhasilan kelompok.

https://modelpembelajaran1.wordpress.com/2016/02/20/model-
pembelajaran-stad/
5) Problem based learning (PBL)
angkah-Langkah Proses Problem Based Learning (PBL)
Problem Based Learning (PBL) akan dapat dijalankan bila pengajar siap dengan
segala perangkat yang diperlukan. Pemelajar pun harus harus sudah memahami
prosesnya, dan telah membentuk kelompokkelompok kecil. Umumnya, setiap
kelompok menjalankan proses yang dikenal dengan proses tujuh langkah:

 Mengklarifikasi istilah dan konsep yang belum jelas

Memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan konsep yang ada dalam
masalah. Langkah pertama ini dapat dikatakan tahap yang membuat setiap peserta
berangkat dari cara memandang yang sama atas istilah-istilah atau konsep yang ada
dalam masalah.

 Merumuskan masalah
Fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan apa
yang terjadi di antara fenomena itu.

 Menganalisis masalah

Anggota mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki anggota


tentang masalah. Terjadi diskusi yang membahas informasi faktual (yang tercantum
pada masalah), dan juga informasi yang ada dalam pikiran anggota. Brainstorming
(curah gagasan) dilakukan dalam tahap ini.

 Menata gagasan secara sistematis dan menganalisis

Bagian yang sudah dianalisis dilihat keterkaitannya satu sama lain kemudian
dikelompokkan; mana yang paling menunjang, mana yang bertentangan, dan
sebagainya. Analisis adalah upaya memilahmemilah sesuatu menjadi bagian-
bagian yang membentuknya.

 Memformulasikan tujuan pembelajaran

Kelompok dapat merumuskan tujuan pembelajaran karena kelompok sudah tahu


pengetahuan mana yang masih kurang, dan mana yang masih belum jelas. Tujuan
pembelajaran akan dikaitkan dengan analisis masalah yang dibuat

 Mencari informasi tambahan dari sumber lain

Saat ini kelompok sudah tahu informasi apa yang tidak dimiliki, dan sudah punya
tujuan pembelajaran. Kini saatnya mereka harus mencari informasi tambahan itu,
dan menemukan kemana hendak dicarinya.

 Mensistesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru dan membuat


laporan.

D. Kelebihan Problem Based Learning (PBL)


Pembelajaran Problem Based Learning atau berdasarkan masalah memiliki
beberapa kelebihan dibandingkan dengan model pembelajaran yang lainnya, di
antaranya sebagai berikut:

 Pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk memahami


isi pelajaran.
 Pemecahan masalah dapat menantang kemampuan siswa serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa.
 Pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa
 Pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana menstansfer
pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
 Pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk
mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam
pembelajaran yang mereka lakukan.
 Melalui pemecahan masalah bisa memperlihatkan kepada siswa
bahwa setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan lain
sebagainya), pada dasarnya merupakan cara berfikir, dan sesuatu yang
harus dimengerti oleh siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau
dari buku-buku saja.
 Pemecahan masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa
 Pemecahan masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa
untuk berpikir kritis dan mengembangkan kemampuan mereka
untuk menyesuaikan dengan pengetahuan baru
 Pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa
yang mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia
nyata.
 Pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

6) Project based learning (PjBL)


3. Langkah-langkah PJBL

1.a. Tahap persiapan

-Guru menjelaskan materi mengenai teks anekdot

-Guru membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari lima


orang

-Guru melakukan pembagian materi kepada setiap kelompok

2.b. Tahap pelaksanaan

-Siswa membahas atau berdiskusi mengenai materi yang di


berikan oleh guru

-Siswa membuat pertnyaan kemudian praktek di lapangan

Siswa melaporkan hasil observasi kepada guru


-Kemudian guru menilai hasil pengamatan dari setiap
kelompok

3.c. Tahap evaluasi

-Menilai hasil akhir

-menerapkan tahapan proses belajar mengajar untuk bekerja


melalui masalah

-bagaimana siswa akan menyampaikan pengetahuan hasil


pemecahakan masalah atau sebagai bentuk pertanggung
jawaban mereka belajar menyampaikan hasil-hasil penilaian
atau respon-respon mereka dalam berbagai bentuk yang
beragam, misalnya secara lisan atau verbal,

7) Role playing
← Pengertian Model Pembelajaran Role Playing
Kelebihan dari model pembelajaran role playing dalam kegiatan pembelajaran. →

Langkah-langkah model Pembelajaran Role Playing atau bermain peran


Posted on November 21, 2011 by belajarterus1

Dengan mengutip dari Shaftel dan Shaftel, E. Mulyasa (2003) mengemukakan


tahapan pembelajaran bermain peran meliputi:

1. Menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik.

Menghangatkan suasana kelompok termasuk mengantarkan peserta didik terhadap


masalah pembelajaran yang perlu dipelajari. Hal ini dapat dilakukan dengan
mengidentifikasi masalah, menjelaskan masalah, menafsirkan cerita dan
mengeksplorasi isu-isu, serta menjelaskan peran yang akan dimainkan.

Tahap ini lebih banyak dimaksudkan untuk memotivasi peserta didik agar tertarik
pada masalah karena itu tahap ini sangat penting dalam bermain peran dan paling
menentukan keberhasilan. Bermain peran akan berhasil apabila peserta didik
menaruh minat dan memperhatikan masalah yang diajukan guru.

2. Memilih peran

Memilih peran dalam pembelajaran, tahap ini peserta didik dan guru
mendeskripsikan berbagai watak atau karakter, apa yang mereka suka, bagaimana
mereka merasakan, dan apa yang harus mereka kerjakan, kemudian para peserta
didik diberi kesempatan secara sukarela untuk menjadi pemeran.

3. Menyusun tahap-tahap peran

Menyusun tahap-tahap baru, pada tahap ini para pemeran menyusun garis-garis
besar adegan yang akan dimainkan. Dalam hal ini, tidak perlu ada dialog khusus
karena para peserta didik dituntut untuk bertindak dan berbicara secara spontan.

4. Menyiapkan pengamat

Menyiapkan pengamat, sebaiknya pengamat dipersiapkan secara matang dan


terlibat dalam cerita yang akan dimainkan agar semua peserta didik turut
mengalami dan menghayati peran yang dimainkan dan aktif mendiskusikannya.

5. Pemeranan

Pada tahap ini para peserta didik mulai beraksi secara spontan, sesuai dengan
peran masing-masing. Pemeranan dapat berhenti apabila para peserta didik telah
merasa cukup, dan apa yang seharusnya mereka perankan telah dicoba lakukan.
Ada kalanya para peserta didik keasyikan bermain peran sehingga tanpa disadari
telah mamakan waktu yang terlampau lama. Dalam hal ini guru perlu menilai
kapan bermain peran dihentikan.

6. Diskusi dan evaluasi

Diskusi akan mudah dimulai jika pemeran dan pengamat telah terlibat dalam
bermain peran, baik secara emosional maupun secara intelektual. Dengan
melontarkan sebuah pertanyaan, para peserta didik akan segera terpancing untuk
diskusi.

7. Pemeranan ulang

Pemeranan ulang, dilakukan berdasarkan hasil evaluasi dan diskusi mengenai


alternatif pemeranan. Mungkin ada perubahan peran watak yang dituntut.
Perubahan ini memungkinkan adanya perkembangan baru dalam upaya
pemecahan masalah. Setiap perubahan peran akan mempengaruhi peran lainnya.

8. Diskusi dan evaluasi tahap dua

Diskusi dan evaluasi tahap dua, diskusi dan evaluasi pada tahap ini sama seperti
pada tahap enam, hanya dimaksudkan untuk menganalisis hasil pemeranan ulang,
dan pemecahan masalah pada tahap ini mungkin sudah lebih jelas.

9. Membagi pengalaman dan mengambil kesimpulan


Pada tahap ini para peserta didik saling mengemukakan pengalaman hidupnya
dalam berhadapan dengan orang tua, guru, teman dan sebagainya. Semua
pengalaman peserta didik dapat diungkap atau muncul secara spontan.

8) Numbered head together (NHT)


LANGKAH-LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN NHT
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh
Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran
dengan membuat Skenario Pembelajaran (SP), Lembar Kerja
Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif
tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model
pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru membagi para siswa
menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang
siswa. Guru memberi nomor kepada setiap siswa dalam
kelompok dan nama kelompok yang berbeda. Penomoran
adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru
membagi siswa menjadi beberapa kelompok atau tim yang
beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa
nomor sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor
berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di dalam kelompok.
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang
ditinjau dari latar belakang sosial, ras, suku, jenis kelamin dan
kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok
digunakan nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam
menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku
panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki
buku paket atau buku panduan agar memudahkan siswa dalam
menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap
siswa sebagai bahan yang akan dipelajari. Dalam kerja
kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan
dan meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari
pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau pertanyaan yang
telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang
bersifat spesifik sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian
jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari
tiap kelompok dengan nomor yang sama mengangkat tangan dan
menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua
pertanyaan yang berhubungan dengan materi yang disajikan.

o. Media Pembelajaran
1) Media audio
2) Media visual
3) Media audio-visual
Klasifikasi Media
1. Media Audio
Media audio berfungsi untuk menyalurkan pesan audio dari sumber
pesan ke penerima pesan. Media audio berkaitan erat dengan indra
pendengaran.contoh media yang dapat dikelompokkan dalam media
audio diantarany : radio, tape recorder, telepon, laboratorium
bahasa, dll.
2. Media Visual
Media visual yaitu media yang mengandalkan indra penglihat. Media
visual dibedakan menjadi dua yaitu (1) media visual diam (2) media
visual gerak
a. Media visual diam contohnya foto, ilustrasi, flashcard,gambar
pilihan dan potongan gambar, film bingkai, film rngkai,OHP, grafik,
bagan, diagram, poster, peta, dan lain- lain.
b. Media visual gerak contohnya gambar-gambar proyeksi bergerak
seperti film bisu dan sebagainya.
3. Media audio visual
Media audiovisual merupakan media yang mampu menampilkan
suara dan gambar. Ditinjau dari karakteristiknya media audio visual
dibedakan menjadi 2 yaitu (1) madia audio visual diam, dan (2) media
audio visual gerak.
a). Media audiovisual diam diantaranya TV diam, film rangkai
bersuara, halaman bersuara, buku bersuara.
b). Media audio visual gerak diantaranya film TV, TV, film bersuara,
gambar bersuara, dll.
4. Media Serbaneka
Media serbaneka merupakan suatu media yang disesuaikan dengan
potensi di suatu daerah, di sekitar sekolah atau di lokasi lain atau di
masyarakat yang dapat dimanfaatkan sebagai media pengajaran.
Contoh media serbaneka diantaranya : Papan tulis, media tiga
dimensi, realita, dan sumber belajar pada masyarakat.
a). Papan (board) yang termasuk dalam media ini diantaranya : papan
tulis, papan buletin, papan flanel, papan magnetik, papan listrik, dan
papan paku.
b). Media tiga dimensi diantaranya : model, mock up, dan diorama.
c). Realita adalah benda-benda nyata seperti apa adanya atau aslinya
. contoh pemanfaatan realit misalnya guru membawa kelinci, burung,
ikan atau dengan mengajak siswanya langsung ke kebun sekolah atau
ke peternakan sekolah.
d). Sumber belajar pada masyarakat diantaranya dengan karya wisata
dan berkemah
Latuheru (1988) menyatakan bahwa (1) media pembelajaran berguna
menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan,
(2) media pembelajaran berguna dalam hal meningkatkan pengertian
anak didik terhadap materi yang disajikan, (3) media pembelajaran
mampu menyajikan data yang kuat dan terpercaya .
Heinich, Malenda, Russel (1982) dalam Ilda Prayitno (1989)
mengemukakan keuntungan penggunaan media dalam
pembelajaran adalah:
1) Membangkitakan ide-ide atau gagasan-gagasan yang bersifat
konseptual, sehingga mengurang kesalahpahaman siswa dalam
mempelajarinya.
2) Meningkatkan minat siswa untuk materi pelajaran.
3) Memberikan pengalaman-pengalaman nyata yang merangsang
aktivitas diri sendiri untuk belajar.
4) Dapat mengembangkan jalan pikiran yang berkelanjutan.
5) Menyediakan pengalaman-pengalaman yang tidak mudah
didapat melalui materi-materi yang lain dan menjadikan proses
belajar mendalam dan beragam.
Sehingga pembuatan media pembelajaran diperlukan untuk proses
pelaksanaan pembelajaran dan proses berpikir siswa.
Manfaat positif dari penggunaan media
sebagai bagian integral pengajaran di kelas adalah sebagai berikut: 1).
Penyampaian pelajaran menjadi lebih baku. Setiap pelajar yang
melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima pesan
yang sama. 2). Pengajaran bisa lebih menarik. Media dapat
diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap
terjaga dan memperhatikan. 3). Pembelajaran menjadi lebih
interaktif dengan diterapkannya teori belajar dan prinsip-prinsip
psikologis yang diterima dalam hal partisipasi siswa, umpan balik, dan
penguatan. 4). Lama waktu pengajaran yang diperlukan dapat
dipersingkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran
dalam jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap
oleh siswa. 5). Kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan 6). Pengajaran
dapat diberikan kapan dan dimana diinginkan. 7). Sikap positif siswa
terhadap apa yang mereka pelajari dan terhadap proses belajar dapat
ditingkatkan. 8). Peran guru dapat berubah kearah yang lebih
positif,dalam proses belajar mengajar.
BERBAGAI JENIS MEDIA PEMBELAJARAN
Media pembelajaran banyak jenis dan macamnya. Dari yang palng
sederhana dan murah hingga yang canggih dan mahal. Ada yang
dapat dibuat oleh guru sendiri dan ada yang diproduksi pabrik. Ada
yang sudah tersedia di lingkungan untuk langsung dimanfaatkan dan
ada yang sengaja dirancang.
Berbagai sudut pandang untuk menggolongkan jenis-jenis media.
Rudy Bretz (1971) menggolongkan media berdasarkan tiga unsur
pokok (suara, visual dan gerak):
1. Media audio
2. Media cetak
3. Media visual diam
4. Media visual gerak
5. Media audio semi gerak
6. Media visual semi gerak
7. Media audio visual diam
8. Media audio visual gerak
Anderson (1976) menggolongkan menjadi 10 media:
1. audio : Kaset audio, siaran radio, CD, telepon
2. cetak : buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar
3. audio-cetak : kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis
4. proyeksi visual diam : Overhead transparansi (OHT), film
bingkai (slide)
5. proyeksi audio visual diam : film bingkai slide bersuara
6. visual gerak : film bisu
7. audio visual gerak : film gerak bersuara, Video/VCD, Televisi
8. obyek fisik : Benda nyata, model, spesimen
9. manusia dan lingkungan : guru, pustakawan, laboran
10. komputer : CAI
Schramm (1985) menggolongkan media berdasarkan kompleksnya
suara, yaitu: media kompleks (film, TV, Video/VCD,) dan media
sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu
menggolongkan media berdasarkan jangkauannya, yaitu media
masal (liputannya luas dan serentak / radio, televisi), media
kelompok (liputannya seluas ruangan / kaset audio, video, OHP, slide,
dll), media individual (untuk perorangan / buku teks, telepon, CAI).
Henrich, dkk menggolongkan:
1. media yang tidak diproyeksikan
2. media yang diproyeksikan
3. media audio
4. media video
5. media berbasis komputer
6. multi media kit.
Pada artikel ini, media akan diklasifikasikan menjadi media visual,
media audio, dan media audio-visual.
jenis media belajar, diantaranya:
1. Media Visual : grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik
2. Media Audial : radio, tape recorder, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya
3. Projected still media : slide; over head projektor (OHP), LCD
Proyektor dan sejenisnya
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR),
komputer dan sejenisnya.
5. Study Tour Media : Pembelajaran langsung ke obyek atau tempat
study seperti Museum, Candi, dll.
Sejalan dengan perkembangan IPTEK penggunaan media, baik yang
bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion
media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat
saja yang disebut Multi Media. Contoh : dewasa ini penggunaan
komputer tidak hanya bersifat projected motion media, namun dapat
meramu semua jenis media yang bersifat interaktif.
Allen mengemukakan tentang hubungan antara media dengan tujuan
pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel di bawah ini :
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Gambar Diam S T S S R R
Gambar Hidup S T T T S S
Televisi S S T S R S
Obyek Tiga Dimensi R T R R R R
Rekaman Audio S R R S R S
Programmed Instruction S S S T R S
Demonstrasi R S R T S S
Buku teks tercetak S R S S R S
Keterangan :
R = Rendah S = Sedang T= Tinggi
1 = Belajar Informasi faktual
2 = Belajar pengenalan visual
3 = Belajar prinsip, konsep dan aturan
4 = Prosedur belajar
5= Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 = Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Kriteria yang paling utama dalam pemilihan media bahwa media
harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi
yang ingin dicapai. Contoh : bila tujuan atau kompetensi peserta didik
bersifat menghafalkan kata-kata tentunya media audio yang tepat
untuk digunakan. Jika tujuan atau kompetensi yang dicapai bersifat
memahami isi bacaan maka media cetak yang lebih tepat digunakan.
Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik (gerak dan aktivitas),
maka media film dan video bisa digunakan. Di samping itu, terdapat
kriteria lainnya yang bersifat melengkapi (komplementer), seperti:
biaya, ketepatgunaan; keadaan peserta didik; ketersediaan; dan
mutu teknis.
A. MEDIA VISUAL
1. Media yang tidak diproyeksikan
a. Media realia adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus
dihadirkan di ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke
obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan
pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari
keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup,
ekosistem, dan organ tanaman.
b. Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang
merupakan representasi atau pengganti dari benda yang
sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu
sebagai pengganti realia. Misal untuk mempelajari sistem gerak,
pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan
syaraf pada hewan.
c. Media grafis tergolong media visual yang menyalurkan pesan
melalui simbol-simbol visual. Fungsi dari media grafis adalah menarik
perhatian, memperjelas sajian pelajaran, dan mengilustrasikan suatu
fakta atau konsep yang mudah terlupakan jika hanya dilakukan
melalui penjelasan verbal. Jenis-jenis media grafis adalah:
1) gambar / foto: paling umum digunakan
2) sketsa: gambar sederhana atau draft kasar yang melukiskan
bagian pokok tanpa detail. Dengan sketsa dapat menarik perhatian
siswa, menghindarkan verbalisme, dan memperjelas pesan.
3) diagram / skema: gambar sederhana yang menggunakan garis
dan simbol untuk menggambarkan struktur dari obyek tertentu
secara garis besar. Misal untuk mempelajari organisasi kehidupan
dari sel samapai organisme.
4) bagan / chart : menyajikan ide atau konsep yang sulit sehingga
lebih mudah dicerna siswa. Selain itu bagan mampu memberikan
ringkasan butir-butir penting dari penyajian. Dalam bagan sering
dijumpai bentuk grafis lain, seperti: gambar, diagram, kartun, atau
lambang verbal.
5) grafik: gambar sederhana yang menggunakan garis, titik, simbol
verbal atau bentuk tertentu yang menggambarkan data kuantitatif.
Misal untuk mempelajari pertumbuhan.
2. Media proyeksi
1. Transparansi OHP merupakan alat bantu mengajar tatap muka
sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, guru dapat
bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa).
Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead
transparancy / OHT) dan perangkat keras (Overhead projector /
OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu:
- Mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu
- Membuat sendiri secara manual
2. Film bingkai / slide adalah film transparan yang umumnya
berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2X2 inci. Dalam satu paket berisi
beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film
bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual
yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah beaya
produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk
menyajikan dibutuhkan proyektor slide.
B. MEDIA AUDIO
1. Radio
Radio merupakan perlengkapan elektronik yang dapat digunakan
untuk mendengarkan berita yang bagus dan aktual, dapat
mengetahui beberapa kejadian dan peristiwa-peristiwa penting dan
baru, masalah-masalah kehidupan dan sebagainya. Radio dapat
digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.
2. Kaset-audio
Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di
sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis
karena biaya pengadaan dan perawatan murah.
C. MEDIA AUDIO-VISUAL
1. Media video
Merupakan salah satu jenis media audio visual, selain film. Yang
banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasa dikemas
dalam bentuk VCD.
2. Media komputer
Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain.
Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar,
komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya
searah. Bahkan komputer yang disambung dengan internet dapat
memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta
menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas
D. Riset dan Penelitian
a. Langkah-langkah Melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas
Dalam melaksanakan penelitian tindakan kelas ini ada beberapa langkah
yang dilakukan peneliti. diantara adalah sebagai berikut:
Mengidentifikasi Masalah
Suatu rencana penelitian tindakan kelas diawali adanya masalah yang
dirasakan peneliti. Masalah merupakan suatu kesenjangan antara harapan
dengan kenyataan (Mulyadi, 2009). Untuk mengidentifikasi masalah,
upaya yang dilakukan peneliti yaitu dengan mengajukan beberapa
pertanyaan, seperti yang dianjurkan IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit
(2008:26) seperti di bawah ini :

1. Apa yang sedang terjadi di kelas saya?


2. Masalah apa yang ditimbulkan oleh kejadian tersebut?
3. Apa pengaruh tersebut bagi kelas saya?
4. Apa yang terjadi bila masalah tersebut saya biarkan?
5. Apa yang dapat saya lakukan untuk mengatasi masalah tersebut
atau memperbaiki situasi yang ada?

Berdasarkan pada pertanyaan-pertanyaan di atas kemudian peneliti


memilih salah satu jenis masalah yang mungkin bisa ditangani sesuai
dengan kebutuhan kelas, kemampuan guru, dan waktu untuk
melaksanakannya, karena tidak mungkin semua masalah bisa ditangani
oleh peneliti dalam waktu yang bersamaan.

Menganalisis dan Merumuskan Masalah


Setelah masalah teridentifikasi peneliti perlu melakukan analisis sehingga
dapat merumuskan masalah dengan jelas. Abimanyu dalam Subyantoro
(2009:40) memberi arahan yang perlu diperhatikan dalam pemilihan
permasalahan untuk Penelitian Tindakan Kelas sebagai berikut :

1. Pilih permasalahan yang dirasa penting oleh guru sendiri dan


muridnya, atau topik yang melibatkan guru dalam serangkaian
aktivitas yang memang diprogramkan oleh sekolah.
2. Jangan memilih masalah yang di luar kemampuan dan atau
kekuasaan guru untuk mengatasinya.
3. Pilih dan tetapkan permasalahan yang skalanya cukup kecil dan
terbatas (manageable).
4. Usahakanlah untuk bekerja secara kolaboratif dalam
pengembangan focus penelitian.
5. Kaitkan Penelitian tindakan Kelas yang akan dilakukan dengan
prioritas-prioritas yang ditetapkan dalam rencana pengembangan
sekolah.

Setelah menetapkan fokus permasalahan serta menganalisisnya menjadi


bagian-bagian kecil, selanjutnya peneliti perlu merumuskan permasalahan
secara lebih jelas ,spesifik dan operasional. Sebagai bahan pendukung
dalam mengidentifikasi masalah peneliti juga mengumpulkan data tertulis
berupa daftar nilai ulangan harian/ hasil tes formatif dan menelaah
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Hal ini dilakukan dengan minta
masukan dari teman sejawat, guru dan kepala sekolah, sehingga peneliti
dapat merumuskan masalah.

Merencanakan Perbaikan
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan, maka kegiatan peneliti
selanjutnya adalah membuat perencanaan (proposal penelitian tindakan
kelas) dan menentukan siklus tindakan. Termasuk dalam hal ini adalah
menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disesuaikan
dengan hipotesis tindakan yang diajukan.

Secara garis besar Penelitian Tindakan Kelas ini terdapat empat langkah
kegiatan (siklus) yang lazim dilakukan. Menurut Arikunto (2006:16)
keempat langkah tersebut adalah (1)perencanaan, (2)pelaksanaan,
(3)pengamatan dan (4)refleksi.

Tahap 1: Menyusun Rencana Tindakan (Planning)


Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan,
dimana, oleh siapa dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Seperti
telah disampaikan di muka, bahwa untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan tadi maka peneliti minta masukan dari guru, kepala sekolah
dan teman sejawat.

Tahap 2 : Pelaksanaan Tindakan (Acting)


Tahap ke-2 dari penelitian tindakan kelas adalah pelaksanaan yang
merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu melakukan
tindakan kelas.

Tahap 3 : Pengamatan (observing)


Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.
Sebetulnya sedikit kurang tepat kalau pengamatan ini dipisahkan dengan
pelaksanaan tindakan karena seharusnya pengamatan dilakukan pada
waktu tindakan sedang berlangsung. Jadi, keduanya berlangsung dalam
waktu yang bersamaan.

Tahap 4 : Refleksi (Reflecting)


Tahap ke-4 merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang
sudah dilakukan. Dalam kegiatan ini peneliti melakukan evaluasi diri atau
dengan kata lain peneliti mengadakan “dialog” pada diri sendiri terhadap
apa yang telah dilakukannya. Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan
ketika peneliti sudah selesai melakukan tindakan, kemudian hasil refleksi
ini digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk merencanakan tindakan
pada siklus berikutnya.

Melaksanakan Tindakan
Skenario pembelajaran yang sudah dibuat akan dilaksanakan pada tahap
ini, termasuk pengamatan terhadap pelaksanaan perbaikan. Dalam
pelaksanaan pembelajaran peneliti juga berkolaborasi dengan teman
sejawat. Kolaborasi dengan teman sejawat sangat diperlukan terutama
dalam mengumpulkan data atau catatan selama pelaksanaan
pembelajaran yang berisi tentang kekurangan-kekurangan maupun
kekuatan tindakan yang dilakukan peneliti.

Merefleksi Diri
Refleksi adalah upaya untuk mengkaji apa yang telah dan atau tidak
terjadi, apa yang telah dihasilkan atau yang belum berhasil dituntaskan
oleh tindakan perbaikan yang telah dilakukan (Subyantoro. 2009:58).
Dalam kegiatan ini peran teman sejawat juga sangat penting, karena
masukan dari teman sejawat akan terasa lebih obyektif dan lebih cermat.

https://paxdhe-mboxdhe.blogspot.co.id/2014/03/langkah-langkah-penelitian-
tindakan.html

b. Tagihan dalam Penilaian Autentik


1) Pengetahuan
2) Keterampilan
3) Sikap
4) April 24, 2017
5)
6) PENILAIAN SIKAP, PENGETAHUAN, DAN KETERAMPILAN
7)
8) A. Penilaian Sikap
9)
10) 1. Gradasi/Taksonomi Sikap (Attitude: Krathwohl)
11)
12) Menerima -> menanggapi->menghargai->menghayati-
>mengamalkan
13)
14) Penilaian sikap dilakukan untuk mengetahui kecendrungan perilaku
spiritual dan sosial siswa di dalam dan luar kelas sebagai hasil
pendidikan.
15)
16) 2. Teknik dan Instrumen Penilaian Sikap
17)

Teknik Penilaian Bentuk Instrumen Keterangan

Observasi Daftar cek Dilakukan selama proses


pembelajaran.
Skala penilaian sikap

Penilaian diri Daftar cek Dilakukan pada akhir semester.

Skala penilaian sikap

Penilaian antar Daftar cek Dilakukan pada akhir semester,


peserta didik setiap pesesrta didik dinalai oleh
Skala penilaian sikap
3 siswa.

Jurnal Catatan pendidik berisi Berupa catatan guru tentang


informasi tentang kelemahan dan kekuatan peserta
kekuatan dan kelemahan didik yang tidak berkaitan dengan
peserta didik mata pelajaran.

18)
19)
20)
21) 3. Hasil Pengolahan Nilai Sikap
22)
23) Hasil penilaian pencapaian sikap dalam bentuk deskripsi.
24)
25) Deskripsi sikap terdiri atas keberhasilan dan/atau ketercapaian sikap
yang diinginkan dan sikap yang belum tercapai yang memerlukan
pembinaan dan pembimbingan.
26)
27) Deskripsi dalam bentuk kalimat positif, memotivasi dan bahan
refleksi
28)
29) Contoh Deskripsi Sikap
30)
31) Sikap Spiritual
32)
33) Selalu bersyukur dan berdoa sebelum melakukan kegiatan serta
toleransi yang baik pada agama yang berbeda; ketaatan beribadah
mulai berkembang.
34)
35)
36)
37) Sikap Sosial
38)
39) Memiliki sikap santun, disiplin, dan tanggung jawab yang baik,
responsif dalam pergaulan; sikap kepedulian mulai meningkat.
40)
41)
42)
43) B. Penilaian Pengetahuan
44)
45) 1. Proses Kognitif
46)
47) a. C1; mengingat (remember), mengingat kembali pengetahuan
dari memorinya.
48)
49) b. C2; memahami (understand), mengkonstruksi makna dari pesan
baik secara lisan, tulisan, dan grafis.
50)
51) c. C3; menerapkan (apply), penggunaan prosedur dalam situasi
yang diberikan atau situasi baru.
52)
53) d. C4; menganalisis (analysis), penguraian materi ke dalam bagian-
bagian dan bagaimana bagian-bagian itu saling berhubungan satu
sama lain dalam keseluruhan struktur.
54)
55) e. C5; mengevaluasi (evaluate) membuat keputusan berdasarkan
kriteria dan standar.
56)
57) f. C6; mengkreasi (create) menempatkan elemen-elemen secara
bersamaan ke dalam bentuk modifikasi atau mengorganisasi elemen-
elemen ke dalam pola baru (struktur baru).
58)
59) 2. Dimensi Pengetahuan
60)
61) a. Pengetahuan faktual; pengetahuan terminologi atau
pengetahuan detail yang spesifik dan elemen.
62)
63) b. Pengetahuan konseptual; pengetahuan yang lebih kompleks
berbentuk klasifikasi, kategori, prinsip dan generalisasi.
64)
65) c. Pengetahuan prosedural; pengetahuan tentang bagaimana
melakukan sesuatu.
66)
67) d. Pengetahuan metakognitif; pengetahuan tentang kognisi,
merupakan tindakan atas dasar suatu pemahaman, meliputi
kesadaran berpikir dan penetapan keputusan tentang sesuatu.
68)
69) 3. Proses dan Hasil Penilaian Pengetahuan
70)
71) a. Nilai pengetahuan diperoleh dari hasil penilaian harian selama
satu semester, penilaian tengah semester dan penilaian akhir
semester
72)
73) b. Nilai akhir pencapaian pengetahuan rerata dari hasil pencapaian
kompetensi setiap KD selama satu semester.
74)
75) c. Nilai pada rapor ditulis dalam bentuk angka skala 0 – 100 dan
dilengkapi dengan deskripsi singkat kompetensi yang
menonjol/tertinggi dan terendah berdasarkan pencapaian KD selama
satu semester
76)
77) d. Deskripsi nilai didasarkan pada nilai tertinggi dan terendah pada
capaian KD per semester
78)
79) 4. Teknik Penilaian Pengetahuan
80)

Teknik Keterangan
Penilaian

Tes tulis Memilih jawaban (pilihan ganda, dua pilihan benar-salah, ya-
tidak), menjodohkan, sebab-akibat.

Mensuplai jawaban (isian atau melengkapi, jawaban singkat atau


pendek, uraian).

Tes Lisan Soal / pertanyaan yang menuntut siswa menjawab secara lisan
(formatif tes)

Penugasan Tugas yang dilakukan secara individu atau kelompok.

81)
82)
83)
84) C. Penilaian Keterampilan
85)
86) 1. Dimensi Keterampilan
87)
88) Keterampilan abstrak: K-1 Mengamati, K-2 Menanya, K-3 Mencoba,
K-4 Menalar, K-5 Menyaji, K-6 Mencipta
89)
90) Keterampilan Konkrit:
91)
92) a. Persepsi (perception): perhatian untuk melakukan suatu gerakan.
93)
94) b. Kesiapan (set): kesiapan mental dan fisik untuk melakukan suatu
gerakan.
95)
96) c. Meniru (guided response): gerakan secara terbimbing.
97)
98) d. Membiasakan gerakan (mechanism): gerakan mekanistik
99)
100) e. Mahir (complex or overt response): gerakan kompleks dan
termodifikasi.
101)
102) f. Menjadi gerakan alami (adaptation): gerakan alami yang
diciptakan sendiri atas dasar gerakan yang sudah dikuasai.
103)
104) g. Menjadi tindakan orisinal (origination): gerakan baru yang
orisinal, sukar ditiru orang lain, dan menjadi ciri khasnya.
105)
106) 2. Proses dan Hasil Penilaian Keterampilan
107)
108) a. Hasil penilaian pada setiap KD keterampilan adalah nilai
optimal dengan teknik dan objek KD yang sama.
109)
110) b. Penilaian KD keterampilan yang dilakukan dengan dua teknik
penilaian seperti proyek dan produk atau praktik dan produk, maka
nilai KD dapat dirata-rata.
111)
112) c. Nilai akhir keterampilan pada setiap mata pelajaran adalah
rerata dari semua nilai KD keterampilan dalam satu semester.
113)
114) d. Penulisan capaian keterampilan pada rapor menggunakan
angka pada skala 0 – 100, predikat dan deskripsi singkat capaian
kompetensi
115)
116) 3. Teknik dan Bentuk Penilaian Keterampilan
117)
Teknik Penilaian Bentuk Instrumen

Unjuk kerja/ kinerja/ Daftar cek, dengan menggunakan daftar cek,


praktik peserta didik mendapat nilai bila kriteria
penguasaan kompetensi tertentu dapat diamati
oleh penilai.

 Skala Penilaian (Rating Scale). Penilaian kinerja


yang menggunakan skala penilaian
memungkinkan penilai memberi nilai tengah
terhadap penguasaan kompetensi tertentu,
karena pemberian nilai secara kontinum dimana
pilihan kategori nilai lebih dari dua.

Projek  Penilaian projek dilakukan mulai dari


perencanaan, pelaksanaan, sampai pelaporan.

 Untuk menilai setiap tahap perlu disiapkan


kriteria penilaian atau rubrik.

Produk  Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)

Portofolio  Daftar cek atau skala penilaian (rubrik)

c. Undang-undang/Peraturan Tentang Pendidikan di Indonesia


d. Tanggapan Tentang Eksistensi UN
BAB 1V

KESIMPULAN

Anda mungkin juga menyukai