Anda di halaman 1dari 8

Pengertian lembaga islam, komunitas muslim, masyarakat islam dan dunia islam”

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jika seseorang hendak mempelajari dan memahami masyarakat tertentu, maka
ia harus memperhatikan dan memahami dengan seksama lembaga yang terdapat
dalam masyarakat yang bersangkutan tersebut. Oleh sebab itu, terlebih dahulu harus
mengetahui segala aspek dalam lembaga itu sendiri. Seperti terlebih dahulu kita harus
mengetahui pengertian dan makna dari kata Lembaga, ciri-ciri yang ada dalam
lembaga, fungsi serta macam-macam dari lembaga itu sendiri. Agar dapat memahami
tingkah laku serta adat istiadat dalam suatu negara. Sehingga dengan demikian dapat
mencapai tujuan dari keberhasilan pola lingkungan sosial. Karena manusia itu
fitrahnya adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan.
Islam merupakan komponen terpenting untuk membentuk dan mewarnai corak
hidup masyarakat. Lembaga Islam sangat penting bagi umat Islam karena dapat
mempelajari norma atau aturan-aturan dan yang lainnya. Adanya lembaga Islam juga
memberikan kemudahan bagi umat Islam dalam menjalani kehidupannya. Mereka
akan berinteraksi dengan yang lain melalui lembaga Islam, karena lembaga Islam
merupakan wadah bagi umat Islam dalam menjalani kehidupannya. untuk lebih
jelasnya dalam makalah ini akan dibahas tentang kelembagaan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan lembaga islam ?
2. Bagaimana terbentuknya komunitas muslim?
3. Apa yang dimaksud dengan masyarakat islam?
4. Bagaimana perkembangan dunia islam?

1
BAB II

PERMASALAHAN

A. Pengertian Lembaga Islam

Sebelum masuk ke dalam pembahasan mengenai pengertian lembaga Islam, perlu


diketahui bahwa ada beberapa istilah yang berhubungan dengan lembaga sosial atau
lembaga kemasyarakatan. Kata lembaga mengandung arti sama dengan istilah dalam
bahasa inggris yaitu Institution. Dalam Sosiologi kata Institution sering dirangkai dengan
kata social institution yang oleh Soerjono Soekanto diterjemahkan dengan istilah
“lembaga kemasyarakatan”. Istilah lain yang diusulkan adalah “bangunan sosial”
terjemahan dari bahasa jerman soziale gebilde. Lembaga sosial didalam setiap masyarakat
senantiasa saling pengaruh mempengaruhi dan mempunyai hubungan yang bersifat
fungsional. Suatu lembaga pendidikan misalnya, senantiasa berkaitan dengan lembaga
ekonomi, hokum, agama dan seterusnya. Apabila terjadi hubungan yang dwifungsional
maka dapat diduga bahwa masyarakat akan mengalami kegoncangan.

Dalam bahasa sehari-hari istilah institution sering dikacaukan dengan


istilah institute. Koentjaraningrat menggunakan istilah “Pranata” sebagai terjemahan
dari Institution, sedangkan istilah “Lembaga” adalah terjemahan
dari Institute. Menurutnya, kedua kata ini dibedakan karena memiliki arti tidak sama.
“Pranata” adalah sistem norma atau aturan-aturan yang mengenai suatu aktivitas
masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga atau Institute adalah badan atau organisasi
yang melaksanakan aktivitas itu Dari batasan ini, Koenjaraningrat menekankan bahwa
“Pranata” adalah sistem norma, tata kelakuan, tingkah laku atau aturan-aturan yang
mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan lembaga adalah wujud
konkrit dari aktivitas, yang juga disebut association atau perkumpulan (badan atau
organisasi yang melaksanakan aktivitas itu).

Sebenarnya pengertian yang dikemukakan oleh Koentjaraningrat tidak berbeda


dengan pendapatnya Soekanto yang menggunakan istilah “Lembaga” untuk Institution. Ia
mendefinisikan “Lembaga” sebagai himpunan dari norma yang berlaku dalam masyarakat
dari segala tingkatan sosial yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat. Sedangkan Institute yang merupakan wujud konkrit dari lembaga,

2
ia sebut assosiasi. Menurut Robert Bierstedt, “Lembaga” atau “institution” dapat
dibedakan dengan assosiasi. Assosiasi adalah kelompok yang terorganisasi dan memiliki
identitas atau nama. Sedangkan Lembaga adalah prosedur yang diorgamisasikan yang
terdiri dari konsep-konsep seperti kebiasaan, ide, dan norma. Lembaga
membutuhkan Assosiasi. Lembaga tidak mungkin ada tanpa
assosiasi dan assosiasi bertindak menurut cara-cara yang telah terlembaga. Misalnya,
perguruan tinggi, pesantren, sekolah-sekolah, merupakan lembaga pendidikan Islam.

Jadi dari data di atas dapat disimpulkan bahwa Lembaga memiliki 3 pengertian
yaitu Pranata (Norma atau Aturan-aturan), Institusi (Tempat atau wadah) dan Assosiasi
(Perkumpulan atau Organisasi). Sehingga Lembaga merupakan Subuah wadah atau
tempat yang berisi perkumpulan orang-orang dengan memiliki aturan-aturan atau norma-
norma untuk mencapai tujuan yang sama. Kemudian untuk pembahasan yang lebih
khusus lagi tentang lembaga Islam, bahwa pengertian Lembaga Islam adalah sistem
norma yang didasarkan pada ajaran Islam, yang sengaja diadakan untuk memenuhi
kebutuhan umat Islam yang sangat beragam mengikuti perkembangan zaman. Kebutuhan
tersebut diantaranya adalah kebutuhan keluarga, kebutuhan pendidikan, kebutuhan
hukum, kebutuhan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

B. Komunitas Muslim

Komunitas muslim terbentuk dari tersebarnya agama Islam melalui jalur


kekuasaan, kesan simpati para tokoh pembawanya dan didukung oleh terjadinya
perkawinan antara para pendatang yang nota bene beragama Islam dengan penduduk
setempat. Kemudian umumnya komunitas muslim ini berdomisili di daerah pantai atau
pesisir, hal ini mudah dimengerti karena pedagang-pedagang muslim baik yang berasal
dari Arab, India atau pun Cina memang pertama kali menginjakkan kakinya ke bumi
Nusantara ini di daerah pesisir atau dermaga tempat dimana mereka menurunkan barang
dagangannya. Karena itu pula maka komunitas muslim di Nusantara dalam banyak hal
memiliki karakteristik seperti bangsa-bangsa tersebut di atas (Arab, India dan Cina).
“Bahkan wajah Arab dan India sangat mendominasi wajah penduduk Indonesia yang
berdomisili di daerah-daerah pesisir seperti Aceh, Pasaman (Sumatera Barat) dan pesisir
Sunda Kelapa” (Kemora, 1997:25) . Seni (arsitektur) dan kebudayaan (tradisionil) yang
berkembang hingga saat ini juga sangat dipengaruhi oleh seni dan budaya Arab, India dan
Cina.

3
C. Masyarakat Islam
Masyarakat islam adalah kelompok manusia dimana hidup terjaring
kebudayaan islam, yang diamalkan oleh kelompok tersebut sebagai kebudayaannya.
Dalam artian , kelompok itu bekerjasama dan hidup bersama berasaskan prinsip Al-
qur’an dan Hadist dalam kehidupan. Dasar masyarakat dalam ajaran islam adalah
islam itu sendiri. Karena manusia semuanya diperintahkan untuk menganutnya, dan
diperintahkan mengetahui kedudukannya dalam kehidupan ini dan mengetahui
hubungan manusia dengan alam dan sebab apa dia dijadikan. Islam mengarahkan
pemikiran manusia, perbuatan dan tindak lanjutnya, dan yang menjadi dasar
pegangannya dalam semua keadaan. Kalau manusia dianggap sebagai makhluk sosial,
maka islam mengarahkan mereka dalam membina masyarakat ini dan sistem islamlah
yang menjadi pilihannya.
D. Perkembangan Islam di Dunia

1. Perkembangan Agama, Politik, Dan Ekonomi Islam Di Dunia


Sesudah berakhirnya periode klasik islam 650-1250 M kaum muslimin
memasuki masa kemunduran. Akan tetapi, justru eropa bangkit dari politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi. Bahkan kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi itulah mendukung keberhasilan politik Eropa. Kemajuan eropa tersebut
sesungguhnya tidak bisa dipisahkan dari perkembangan islam di spanyol karena dari
islam spanyol, eropa banyak menimba ilmu.
a. Dinasti Islam Di Spanyol
Pada zaman Khalifah Al walid (705-715), salahseorang khalifah dari bani
umayyah yang berpusat di damaskus, telah sukses memperkenalkan islam di spanyol,
bahkan pengaruhnya telah menguasai Afrika utara. Penguasaan sepenuhnya atas
afrika uatara itu terjadi di masa khalifah Abdul malik (685-705 M) yang mengangkat
Hasan ibnu Nu’man Al gassani menjadi gubernur di daerah itu. Sejarah panjang
perjalanan islam di Spanyol itu dibagi menjadi enam periode, yaitu sebagai berikut:
- Periode pertama (711-755 M), dimana spanyol berada di bawah pemerintahan para
wali yang diangkat oleh khalifah bani umayyah yang berpusat di damaskus. Dalam
periode pertama ini islam spanyol belum memasuki kegiatan pembangunan dibidang
peradapan dan kebudayaan.

4
- Perioda kedua (755-912 M), di mana spanyol berada dibawah pemerintahan seorang
bergelar Amir, tetapi tidak tunduk kepada pusat pemerintahan islam, yang ketika itu
dipegang oleh khalifah abbasiyyah di bagdad.
- Periode ketiga(912-1013 M), dimana berlangsung mulai dari pemerintahan
Abdurrahman III sampai munculnya raja-raja kelompok. Penguasaannya disebut
dengan gelar khalifah yang dipakai mulai tahun 929 M. khalifah khalifah besar pada
periode ini ada tiga orang yaitu, Abdurrahman an Nasir (951-961 M), Hakam II (961-
976 M), Hisyam II (976-1009 M). pada periode ini umat islam di spayol mencapai
puncak kemajuan dan kejayaan menyaingi daulah abbasiyyah di bagdad di tandai
dengan berdirinya universitas di cordova.
- Periode keempat (1013-1086 M) dimana spanyol terpecah menjadi lebih dar tiga
puluh Negara keciil di bawah pemerintahan raja raja yang berpusat di suatu kota,
seperti Seville, cordova, teledo, dan yang terbesar di antaranya adalah Abbadiyyah di
sevelli. Meskipun pada periode ini kehidupan politik tidak stabil, namun kehidupan
intelektual terus berkembang.
- Periode kelima (1086-1248 M) diaman meski islam di spanyol sudah terpecah
pecah, tetapi terdapat satu kekuatan yang dominan, yaitu dinasti Murabitun (1086-
1143 M) dan dinasti Muwahiddun (1146-1235 M). pada periode ini islam menurun.
- Periode keenam (1248-1492 M) pada periode ini berekhirlah kekuasaan islam di
spanyol tahun 1492 m.
b. Dinasti mamaliki di mesir
Mesir adalah negeri islam yang selamat dari kehancuran akibat serangan
bangsa mongol, baik serangan hulagu khan maupun timur lenk. Pemimpinya, al malik
As salih meninggal 1249 dan diganti anaknya turansyah sebagai sultan 1250 m.
mamalik di bawah pimpnan aybak dan baybas berhasil membunuh turansyah.
Kepemimpinan dipegang oleh istri Al malik as salih yang bernama syajarah ad durr
dan berlangsung selama tiga bulan akrena menikah dengan seorang tokoh mamalik
yaitu aybak dan menyerahkan kepemimpiananya. Aybak kemudian membunuh istrina
sediri dan berkuasa secara penuh. Tentara mamalik di bawah pimpinan qutus dan
baybar berhasil merebut dan menghancurkan pasukan mongol.
c. Masa 3 kerejaan Besar (1500-1800 M)
Pengaruh dan perkembangan islam pada masa ini diwakili oleh tiga kerajaan besar
islam yaitu:

5
დ Kerajaan turki usmani
დ Kerajaan safawi di Persia
დ Kerajaan mughal di india
2. Perkenbangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi Islam Di Dunia
Kemajuan pemikiran islam zaman tiga kerajaan besar kembali berkembang,
tetapi tidak sebanding dengan yang dicapai pada masa klasik islam. Umat islam
bertaklid kepada imam imam besar yang lahir pada masa klasik islam. Kalaupun ada
mujtahid, maka yang dilakukan adalah ijtihad fil mazhab, yaitu ijtihad yang masih
berada dalam batas-batas mazhab tertentu. Padamasa tiga kerajaan besar islam. Tidak
ada lagi ijtihad mutlak, hasil pemikiran besar yang mandiri dan filsafat di anggap
bidah.
Kemajuan kemajuan yang diperoleh, khususnya pada masa turki usmani yaitu:
a) Bidang kemiliteran dan pemerintah terdiri orang orang cerdas dan kuat, berani,
terampil, dan tangguh. Sultan sultan turki usmani bertindak tegas, terhindar dari
korupsi, amanipulasi dan nepotisme.
b) Bidang ilmu penegtahuan dan budaya memcatat beberapa kemajuan di antaranya
tumbuh bermacam perpaduan budaya
3. Perkembangan seni dan budaya Islam di dunia
Kedatangan islam tidak mengubah semua budaya masyarakat yang ada. Lagu
dan syair tetap di hargai dan semakin dikembangkan. Perkembangan budaya pada
masa turki usmani memcatat banyaknya kemudahan kemudahan berasimilasi dengan
bangsa asing dan terbuka dalam menerima kebudayaan luar. Berkembangnya seni
arsitektur islam berupa bangunan mesjid yang indah. Bidang pembangunan fisik dan
seni antara lain berhasil menciptakan Isfahan, ibu kota kerajaan safawi menjadi kota
yang indah. Kerajaan mughal dapat mengembangkan program pertanian,
pertambangan, perdagangan, di bidang seni budaya juga berkembang karya seni
seperti gubahan penyair islam.

6
BAB III

KESIMPULAN

Agama merupakan suatu lembaga atau institusi penting yang mengatur kehidupan
rohani manusia. Kita sebagai umat beragama semaksimal mungkin berusaha untuk terus
meningkatkan keimanan kita melalui rutinitas beribadah, sehingga mencapai rohani yang
sempurna kesuciannya. Selain itu kita juga membutuhkan sebuah Lembaga. Lembaga yang
kita butuhkan adalah lembaga Islam. Dalam makalah diatas telah dijelaskan pengertian dari
Lembaga Islam yaitu suatu sistem norma yang didasarkan pada ajaran Islam, yang sengaja
diadakan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam yang sangat beragam mengikuti
perkembangan zaman. Komunitas muslim terbentuk dari tersebarnya agama Islam melalui
jalur kekuasaan, kesan simpati para tokoh pembawanya dan didukung oleh terjadinya
perkawinan antara para pendatang yang nota bene beragama Islam dengan penduduk
setempat. Masyarakat islam adalah kelompok manusia dimana hidup terjaring kebudayaan
islam, yang diamalkan oleh kelompok tersebut sebagai kebudayaannya. Dalam artian ,
kelompok itu bekerjasama dan hidup bersama berasaskan prinsip Al-qur’an dan Hadist dalam
kehidupan. Dengan adanya sejarah yang mencatat bagaimana perkembangan islam semenjak
awal datangnya Islam, hingga sampai pada saat sekarang ini Islam berkembang secara pesat
maka kita dapat mengambil hikmah dari sejarah terdahulu tersebut. Yang mana hal-hal yang
baik dari cerita sejarah, dan mendatangkan manfaat dapat kita jadikan pedoman dalam
kehidupan. Dan meninggalkan serta mengambil pelajaran dari hal-hal yang tidak baik yang
terjadi pada masa perkembangan islam terdahulu.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aminuddin, dkk. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 2008.

Koentjoroningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta. 2009.

Margiono, dkk. Pendidikan Agama Islam 3 Lentera Kehidupan. Jakarta: Yudhistira. 2007.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers. 1987.

Anda mungkin juga menyukai