Norma-Norma Dalam Kehidupan Bermasyaraka
Norma-Norma Dalam Kehidupan Bermasyaraka
MEWUJUDKAN KEADILAN
A. Tujuan
Dengan membaca modul dan berdiskusi peserta pelatihan diharapkan mampu :
1. Menjelaskan norma-norma yang berlaku dalam kehidupan bermasyarakat
2. Menganalisis arti penting norma untuk mewujudkan keadilan
3. Mengidentifikasi tata urutan perundangan dalam norma hukum di Negara
Kesatuan Republik Indonesia
C. Materi
1. Pengertian Norma
Setiap individu dalam kehidupan sehari-hari melakukan interaksi dengan manusia
atau kelompok lainnya berdasarkan adat dan norma yang berlaku dalam masyarakat.
Norma-norma mempunyai dua macam isi yang berwujud perintah dan larangan.
Perintah merupakan kewajiban bagi seseorang untuk berbuat sesuatu oleh karena
akibat-akibatnya dipandang baik. Larangan merupakan kewajiban bagi seseorang
untuk tidak berbuat sesuatu oleh karena akibat-akibatnya dipandang tidak baik.
Sebelum membahas konsep norma, hendaknya memahami dulu hubungan antara
nilai, norma dan moral. Nilai menurut Darmadi,H (2006:72) adalah kualitas suatu yang
bermanfaat bagi kehidupan manusia, baik lahir maupun batin. Fraenkel (1981) dalam
Darmadi,H (2006:70) mengemukakan bahwa nilai bersifat abstrak, adanya dalam
“people’s minds” yaitu tidak dapat ditangkap dengan indra manusia. Imam Al Ghazali
menyatakan keberadaan nilai-moral ini dalam “lubuk hati” (al-qolbu) serta menyatu di
dalamnya menjadi suara hati nurani (the conscience of man).
Wujud yang lebih kongkrit dari nilai adalah norma. Norma adalah perangkat
ketentuan/hukum/arahan, dia bisa datang dari luar (eksternal) seperti dari
Tuhan/agama, negara/Hukum, masyarakat/adat dan bisa pula (yang terbaik) datang
dari dalam diri atau sanubari/qolbu kita sendiri (Djahiri.K, 2006:6). Sedangkan moral
adalah tuntutan sikap-perilaku yang diminta oleh norma dan nilai tadi.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, Norma mengandung makna sebagai
berikut :
1. Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok di masyarakat, dipakai
sebagai panduan, tatanan dan pengendali tingkah laku yang sesuai dan berterima
2. Aturan, ukuran atau kaidah yang dipakai sebagai tolok ukur untuk menilai atau
memperbandingkan sesuatu
Secara umum norma adalah petunjuk tingkah laku (perilaku) yang harus dilakukan
dan tidak boleh dilakukan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
berdasarkan suatu alasan dan dorongan tertentu dengan disertai sanksi.
2. Macam-Macam Norma
Kirschenbaum dalam Djahiri, K. (2006:8) menjelaskan bahwa norma merupakan
tatanan aturan hukum (arti luas). Jadi sesuatu yang sudah memiliki kekuatan normatif
atau kekuatan lain dan bisa berasal dari negara (Norma Hukum), dari Tuhan (Norma
Agama), dari masyarakat (Adat) dan dari ilmu pengetahuan (hukum ekonomi, politik,
hukum alam dan lain-lain). Norma secara umum diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Norma Agama merupakan peraturan hidup yang harus diterima manusia sebagai
perintah-perintah, larangan-larangan dan ajaran-ajaran yang berasal dari Tuhan
Yang Maha Esa.
b. Norma Kesusilaan merupakan peraturan hidup yang berasal dari suara hati nurani
manusia
c. Norma Kesopanan adalah peraturan hidup yang bersumberkan dan diadakan oleh
masyarakat itu sendiri untuk mengatur pergaulan sehingga masimg-masing anggota
masyarakat saling menghormati
d. Norma Hukum adalah peraturan hidup yang dibuat oleh lembaga kekuasaan negara.
Pada hakekatnya setiap norma-norma tersebut memiliki persamaan dan
perbedaan. Setiap nilai dan norma mengandung dua nilai gunanya, yaitu bila
dilaksanakan bernilai baik dan menyenangkan subyek pelaku. Sebaliknya bila dilanggar
berakibat penyesalan, rasa berdosa, kecewa dan nestapa subyek pelaku. Oleh karena itu
setiap norma memiliki sanksi. Sanksi merupakan alat pemaksa untuk menaati
ketetapan yang telah ditentukan. Adapun perbedaannya dapat digambarkan tabel di
bawah ini.
Tabel 2.1 Perbedaan Norma-Norma dalam kehidupan bermasyarakat
Norma Sumber Sifat Tujuan Kegunaan Sanksi
Agama Tuhan/ Universal Menjadikan Mengendalikan Dosa
agama manusia beriman sikap dan perilaku
dan bertakwa manusia di dunia
dan akhirat
Kesusilaan Hati Universal Memiliki rasa Mengendalikan Penyesalan
nurani kesusilaan yang tutur kata, sikap
tinggi dalam dan perilaku setiap
kehidupan individu melalui
bermasyarakat teguran hati
nuraninya sendiri
Kesopanan Masya Lokal Menciptakan Mengatur Cemooh/
rakat ketertiban dalam kehidupan antar celaan dari
hidup manusia dalam anggota
bermasyarakat berinteraksi dengan masyarakat
sesamanya
Hukum Negara Lokal Mewujudkan Melindungi Hukuman
ketertiban dan kepentingan orang dan
kedamaian dalam lain, misalnya sanksinya
masyarakat untuk berkaitan dengan memaksa
menciptakan jiwa, badan,
keadilan dan kehormatan dan
kepastian hukum kekayaan/harta
benda
3. Perilaku yang sesuai dan Perilaku yang tidak sesuai dengan Norma-norma
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya bahwa norma mempunyai dua macam isi yakni
perintah dan larangan. Perilaku yang sesuai dengan norma (konformitas) mengandung
arti sikap dan perilaku yang menjalankan perintah, mengikuti peraturan yang berlaku
dan menjauhi larangannya, walaupun tidak ada orang yang mengawasinya.
Perilaku menyimpang adalah setiap perilaku yang tidak sesuai dengan norma-
norma dalam masyarakat. Perilaku menyimpang dikatakan sebagai perilaku yang tidak
diinginkan dalam lingkungan masyarakat karena dapat menyebabkan akibat-akibat yang
tidak baik bagi diri maupun orang lain. Bentuk-bentuk perilaku menyimpang antara
lain :
a. Perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat
b. Perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar batas-batas toleransi
c. Tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem
sosial
Perilaku yang tidak sesuai dengan norma seharusnya dihindari agar tidak menjadikan
konflik dalam kehidupan bermasyarakat berbangsa dan bernegara.
Setiap orang harus selalu bersikap positif dalam melaksanakan norma. Sikap positif
dimaknai sebagai individu, anggota masyarakat dan warga negara mengerti dan
mentaati norma karena keyakinan dalam hatinya bahwa dengan mentaati norma akan
menciptakan kebaikan bagi dirinya dan semua orang. Bukan semata-mata karena ada
sanksi. Sehingga dapat menciptakan ketertiban, ketentraman dan keadilan masyarakat
dan negara.
Secara mikro pengembangan pendidikan agar setiap orang selalu bersikap positif
dalam melaksanakan nilai dan norma dapat dibagi dalam empat pilar, yakni kegiatan
belajar mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya satuan pendidikan
(school culture); kegiatan ko-kurikuler dan/atau ekstra kurikuler, serta kegiatan
keseharian di rumah, dan dalam masyarakat (Budimansyah, 2010:58).
5. Pengertian Keadilan
Pengertian Keadilan Menurut Kamus Bahasa Indonesia (KBBI) adalah suatu hal
yang tidak berat sebelah atau tidak memihak serta tidak sewenang-wenang. Keadilan
merupakan suatu bentuk kondisi kebenaran ideal secara moral akan sesuatu hal. Ada
banyak teori tentang jenis-jenis keadilan antara lain Aristoteles menggolongkan jenis-
jenis keadilan sebagai berikut: keadilan komutatif, keadilan distributif, keadilan kodrat
alam, keadilan konvensional dan keadilan perbaikan.
2. Langkah Kegiatan:
a. Mohon dibaca dengan cermat permasalahan di bawah ini :
Mari kita perhatikan kasus-kasus korupsi akhir-akhir tersebut di media massa dengan
mengajukan beberapa pertanyaan dan sekaligus analisis jawabannya!
1) Bagaimana keterkaitan perilaku warga negara dalam kasus-kasus korupsi
tersebut ditinjau dari norma-norma baik norma agama, norma kesopanan, norma
kesusilaan dan norma hukum ?
2) Banyaknya Peraturan perundangan-undangan anti korupsi antara lain UU No 28
tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Pemerintah yang bersih dan bebas dari
KKN, UU No 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan
UU No 30 tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
ternyata tidak membawa hasil yang signifikan terhadap pemberantasan korupsi
di Indonesia. Coba anda analisa mengapa hal tersebut dapat terjadi!
3) Model pembelajaran yang bagaimanakah menurut anda yang paling tepat
digunakan agar peserta didik memiliki karakter patuh dan taat terhadap aturan ?
Berikan alasannya sesuai situasi, kondisi dan potensi peserta didik anda masing-
masing.
b. Pelajari hand out atau modul yang relevan, media massa, serta peraturan
perundangan yang berkaitan dengan masalah di atas
c. Analisa, diskusikan dan presentasikan hasil diskusi kelompok anda
E. Daftar Pustaka
Abdulkarim, Aim. 2014. Learning More Pancasila and Civic Education 2. Bandung:
Grafindo Media Pratama.
Budimansyah, D. 2010. Penguatan Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Membangun
Karakter Bangsa. Bandung : Widya Aksara Press.
Budimansyah, D. 2008. Pembelajaran Pendidikan Kesadaran Hukum. Bandung :
Genesindo.
Darmadi, H. 2007. Dasar Konsep Pendidikan Moral. Bandung : Alfabeta.
Djahiri, K. 2006. Pendidikan Nilai Moral dalam Dimensi Pendidikan Kewarganegaraan.
Bandung : Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan FPIPS UPI.
Taupan, M. & Susanti, D. 2014. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan untuk
SMP/MTs Kelas VIII. Bandung: Yrama Widya.