Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

FISIOLOGI TUMBUHAN
“RESPIRASI SEL PADA TUMBUHAN”
(Makalah ini diajukan untuk memenuhi tugas matakuliah fisiologi tumbuhan)

Oleh:

Reni

17507079

Kelas : D

UNIVERSITAS NEGERI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
2019

1
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan kesempatan dan kemampuan untuk terus belajar dan belajar lagi
mendalami satu disiplin ilmu. Dalam kesempatan ini kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul“ RESPIRASI SEL TUMBUHAN ” dengan baik.

Dalam proses penyusunan makalah ini kami banyak mendapat bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Maka diucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
berperan dalam penyusunan makalah ini.

Demikianlah penyusunan makalah ini di ucapkan banyak terima kasih.

Tondano ,23 Mei 2019

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 3


B. Rumusan Masalah ..................................................................................... 3
C. Tujuan ....................................................................................................... 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Respirasi .................................................................................. 5


B. Faktor yang Mempengaruhi Proses Respirasi ........................................... 6
C. Penggolongan Respiras ............................................................................. 7
D. Perbedaan Respirasi Aerob dengan Respirasi Anaerob ............................ 15
E. Manfaat Respirasi...................................................................................... 16

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................... 18
B. Saran .......................................................................................................... 18

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam pengertian sehari-hari, bernafas sekedar diartikan sebagai proses
menghirup udara berupa gas O2 dan melepaskan udara berupa gas CO2. Sedangkan
tumbuhan bernafas dengan menghirup CO2 dan mengeluarkan O2. Peran
tumbuhan inilah yang membuat kita bisa menghirup udara segar setiap paginya,
karena tumbuhan telah menyerap semua gas-gas racun yang berterbangan di udara
bebas.
Secara biologis, pengertian respirasi bukan hanya proses pertukaran gas.
Pernafasan lebih menunjuk kepada proses pembongkaran atau pembakaran zat
sumber energi di dalam sel-sel tubuh untuk memperoleh energy atau tenaga. Zat
makanan sumber tenaga yang paling utama adalah karbohidrat.Sebenarnya
tumbuhan juga menyerap O2 untuk pernafasannya, umumnya diserap melalui daun
(stomata). Pada keadaan aerob, tumbuhan melakukan respirasi aerob. Bila dalam
keadaan anaerob atau kurang oksigen, jaringan melakukan respirasi secara anaerob.
Untuk lebih jelasnya penjelasan mengenai respirasi aerob dan anaerob akan
dijelaskan pada makalah ini.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan respirasi?
2. Apa factor-faktor yang mempengaruhi respirasi?
3. Bagaimana penggolongan respirasi berdasarkan ada tidaknya oksigen bebas?
4. Bagaimana tahap-tahap yang terjadi pada proses respirasi aerob?
5. Bagaimana tahap-tahap yang terjadi pada proses respirasi anaerob?
6. Apa perbedaan respirasi aerob dan anaerob?
7. Apa manfaat respirasi aerob dan anaerob?

4
C. Tujuan
1. Mengetaui pengertian respirasi
2. Mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi respirasi
3. Mengetahui penggolongan respirasi berdasarkan ada tidaknya oksigen bebas
4. Memahami tahap-tahap yang terjadi pada proses respirasi aerob
5. Mengetahui tahap-tahap yang terjadi pada proses respirasi anaerob
6. Mengetahui perbedaan respirasi aerob dan anaerob
7. Mengetahui manfaat respirasi aerob dan anaerob

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Respirasi
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.
Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel
hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari.
Sebagaimana kita ketahui dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan
energy begitu juga dengan tumbuhan. Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh
tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggirespirasi terjadi baik pada akar, batang
maupun daun dan secara kimia pada respirasi aerobic pada karbohidrat (glukosa)
adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi pembakaran glukosa oleh oksigen
akan menghasilkan energy karena semua bagian tumbuhan tersusun atas jaringan
dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi pada sel (Campbell,
2002).Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak
semua tumbuhan bernapas dengan menggunkan oksigen.Tumbuhan tak berklorofil
benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk
memperoleh energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan
yang bernapas secara anaeraob mendapatkan energy dengan cara menguraikan
bahan – bahan tertentu dimana mereka hidup. Dalam proses pernapasan aerob /
anaerab.akan dihasilkan gas karbondioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut
dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan dan karbondioksida yang dihasilkan
masuk dan keluar dari tubuh secara difusi. Gas – gas tersebut masuk dan keluar
melalui stomata yang ada pada permukaan daun dan inti sel yang ditemukan pada
kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam tanah juga dapat melakukan proses

6
keluar masuknya gas. Tumbuhan yang hidup di daerah rawa/berlumpur mempunyai
akar yang mencuat keluar dari tanah. Akar ini disebut akar napas. Kandungan
katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi respirasi
(sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan
mencampur dengan fungsi dari enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya.
Penggunaan ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim
(Kimball, 1983).

B. Faktor yang Mempengaruhi Proses Respirasi


Laju respirasi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain yaitu:
1. Ketersediaan substrat.
Tersedianya substrat pada tanaman merupakan hal yang penting dalam
melakukan respirasi. Tumbuhan dengan kandungan substrat yang rendah
akan melakukan respirasi dengan laju yang rendah pula. Demikian
sebaliknya bila substrat yang tersedia cukup banyak maka laju respirasi
akan meningkat.
2. Ketersediaan Oksigen
Ketersediaan oksigen akan mempengaruhi laju respirasi, namun besarnya
pengaruh tersebut berbeda bagi masing-masing spesies dan bahkan berbeda
antara organ pada tumbuhan yang sama. Fluktuasi normal kandungan
oksigen di udara tidak banyak mempengaruhi laju respirasi, karena jumlah
oksigen yang dibutuhkan tumbuhan untuk berrespirasi jauh lebih rendah
dari oksigen yang tersedia di udara.
3. Suhu
Pengaruh faktor suhu bagi laju respirasi tumbuhan sangat terkait dengan
faktor Q10, dimana umumnya laju reaksi respirasi akan meningkat untuk
setiap kenaikan suhu sebesar 10o C, namun hal ini tergantung pada masing-
masing spesies.

7
4. Tipe dan umur tumbuhan
Masing-masing spesies tumbuhan memiliki perbedaan metabolsme, dengan
demikian kebutuhan tumbuhan untuk berespirasi akan berbeda pada
masing-masing spesies. Tumbuhan muda menunjukkan laju respirasi yang
lebih tinggi dibanding tumbuhan yang tua. Demikian pula pada organ
tumbuhan yang sedang dalam masa pertumbuhan (Ross, 1995)
5. Kadar CO2 dalam udara
Kurangnya O2 atau kelebihan CO2 tampak pada kegiatan respirasi biji-
bijian, akar maupun batang yang terpendam dalam tanah. Jika kadar CO2
naik sampai 10 % dan kadar O2 turun sampai 0 % maka respirasi akan
terhenti.
6. Persediaan air
Jika kadar air sedikit maka respirasi kecil. Jika biji (direndam air) maka
respirasi menjadi lebih giat. Pada daun yang layu maka respirasi lebih giat
++ gula (timbunan tepung/KH)
7. Cahaya
Cahaya fotosintesis + substrat repirasi. Cahaya menambah panas , panas
menambah kegiatan respirasi.

C. Penggolongan Respirasi
1. Respirasi Aerob
Respirasi aerob merupakan proses pembakaran zat yang melibatkan
oksigen dari pernapasan. Oksigen akan digunakan sebagai penerima
elektron terakhir dalam pembentukan ATP. Respirasi pada tingkat organisme
berupa pertukaran oksigen dengan karbon dioksida di dalam alveolus paru-
paru. Sedangkan respirasi pada tingkat sel terjadi didalam mitokondria. Secara
singkat reaki yang terjadi pada respirasi aerob adalah sebagai berikut:
C6H12O6 + 6O2 6CO2 + 6H2O+ 36 ATP

8
Respirasi aerob terjadi dalam tiga tahap, yaitu glikolisis, siklus kreb dan system
transport elektron. Hubungan antara glikolisis.

Tahap – tahap respirasi aerob


1. Glikolisis
Glikolisis terjadi didalam sitoplasma sel. Pada tahap glikolisis terjadi dua
langkah reaksi, yaitu langkah memerlukan energi dan langkah melepaskan
energi. Saat langkah memerlukan energi, 2 molekul ATP diperlukan untuk
mentransfer gugus fosfat ke glukosa sehingga gukosa memiliki simpanan
energi yang lebih tinggi. Energi ini akan diperlukan untuk reaksi pelepasan
energy.

Gambar 1: glikolisis

9
2. Dekarboksilasi Oksidatif
Senyawa hasil glikolisis akan masuk ke tahapan dekarboksilasi oksidatif,
yaitu tahapan pembentukan CO2 melalui reaksi oksidasi reduksi (redoks)
dengan O2 sebagai penerima elektronnya. Dekarboksilasi oksidatif ini terjadi
di dalam mitokondria sebelum masuk ke dalam siklus krebs. Oleh karena itu
tahapan ini disebut sebagai tahapan lanjutan antara glikolis dengan siklus krebs.
Pada tahapan ini asam piruvat hasil glikolisisdari sitosol diubah menjadi asetil
KoA di dalam mitokondria. Pada tahap 1 molekul piruvat melepaskan elektron
(oksidasi) membentuk CO2 (piruvat pecah menjadi CO2 dan molekul
berkarbon 2). Pada tahap 2, NAD+ direduksi (menerima elektron menjadi
NADH + H+. Pada tahap 3 molekul berkarbon 2 di dioksidasi dan mengikat
KoA sehingga terbentuk asetil KoA. Hasil akhir tahapan ini adalah asetik KoA,
CO2 dan 2NADH.

Gambar 2: dekarboksilasi oksidatif

10
3. Siklus krebs
Nama siklus ini berasal dari orang yang menemukan secara rinci tahap
ketiga respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs (tahun 1930-an). Siklus ini disebut
juga siklus asam sitrat. Tahap awal siklus kreb adalah 2 molekul asam piruvat
yang dibentuk pada glikolisis meninggalkan sitoplasma dan memasuki
mitokondria. Siklus kreb terjadi di dalam mitokondria. Selama reaksi tersebut
dilepaskan 3 molekul karbon dioksida, 4 NADH, 1 FADH2 dan 1 ATP. Reaksi
ini terjadi 2 kali karena pada glikolisis, glukosa di pecah menjadi 2 molekul
asam piruvat. Jadi siklus krebs menghasilkan 8 NADH, 2 FADH2 DAN 2
ATP.

Gambar 3: siklus krebs

11
4. Transport Elektron
Transport elektron terjadi di membran dalam mitokondria. Pelepasan atom
H pada waktu glikolisis, dan siklus Kreb’s jika tdak ditangkap oleh NAD atau
FAD akan menyebabkan peningkatan ion H di bagian dalam sel dan akan
menyebabkan sel keracunan. NAD ataupun FAD bisa berikatan dengan atom H
adalah karena sifat dari kedua molekul tersebut (NAD/FAD) bersifat sebagai
oksidator yang kuat sehingga sangat mudah untuk berikatan dengan
H.Selanjutnya NAD atau FAD harus tetap tersedia di dalam sel sebagai
oksidator, oleh karenanya NAD/FAD yang sudah berikatan dengan atom H
menjadi bentuk NADH/FADH harus segera melepas/membuang ion H
tersebut. NADH atau FADH akan melepaskan atom H sebagai elektron pada
suatu sistem yang disebut Sistem Trasnport Elektron. Alasan harus digunakan
Sistem Transport Elektron adalah karena sistem ini akan melepas energi yang
besar secara bertahap. Jika atom H langsung dilepaskan dari NAD/FAD dan
diterima oleh oksigen tanpa melalui Sistem Transport Elektron maka akan
terjadi ledakan energi di dalam sel. oleh karenanya agar tidak terjadi ledakan
dilepaskanlah energi itu perlahan-lahan dalam sistem ini.
ATP dapat dibentuk pada waktu elektron dipindahkan dari NADH dan
FADH2 ke O2 adalah karena ada pembebasan energi yang cukup besar untuk
menyatukan 1 gugus phosphat dengan 1 molekul ADP antara senyawa
penerima elektron sebelum dan sesudahnya. Q-cytochrome c oxidoreductase
iii. Q-sitokrom c oksidoreduktase juga dikenal dengan, kompleks sitokrom bc1,
atau kompleks III. setiap kompleks mengandung 11 subunit protein ,
sebuah[2Fe-2S] klaster besi-sulfur dan 3 cytochromes: 1 cytochrome c1 and 2
bcytochromes.[35] Sitokrom adalah semacam protein yang bisa mentransfer
elektron yang mengandung sekurang-kurangnya gugus heme. atom besi yang
terdapat pada kompleks III memberikan bentuk alternatif antara ferro yang
tereduksi dan feri yang teroksidasi karena elektron yang ditranser sepanjang

12
membran. Reaksi yang dikatalisis oleh kompleks III adalah mengoksidasi satu
molekul ubikuinol dan mereduksi 2 molekul sitokrom c., Sebuah protein heme
kehilangan hubungan dengan mitokondria. Tidak sperti koenzim Q, yang
membawa 2 elektron, sitokrom c hanya memwabawa 1 elektron saja. Karena
hanya bisa mengangkut satu elektron saja dari OH2 ke sitokrom c dalam sekali
waktu makaharus terjadi dalam 2 tahap yang disebut siklus Q. Kemudian
karena koenzim Q tereduksi menjadi ubikuinol pada sisi dalam membran dan
teroksidasi menjadi bentuk ubikuinon di bagian luar, pengeluaran proton terjadi
lagi sehingga menambahkan kekuatan gradient proton.

Gambar 4: transport electron

Berikut ini adalah komponen –komponen yang terlibat dalam sistem transport
elektron:
1. NAD+ dan NADH
Nicotinamide Adenine Dinucleotide, dibentuk oleh penambahan inti Hidrogen
dan dua elektron hydride ion ke NAD+. Cincin Nicotinamide akan kurang stabil

13
saat menerima ion hidrida, akibatnya elektron ion hidrida dari NADH dapat
dengan mudah ditransfer.
2. Protein Fe-S(Besi Sulfur)
Berikatan dengan flavoprotein (metaflavoprotein) dan dengan sitokrom b
3. Ubiquinone/Coenzyme Q
Terdapat dalam mitokondria dalam bentuk kuinon teroksidasi (aerob) dan
kuinol tereduksi (anaerob), merupakan unsure pembentuk lipida, rumus bangun
mirip vitamin K dan E, menyerupai plastokuinon (pada kloroplas), rantai
samping poliisosprenoid, pengumpul ekivalen pereduksi dari suksinat kolinn,
gliserol-3-fosfat, sarkosin, dimetilglisin, asilkoa, yang berikatan langsung
dengan rantai respirasi lewat enzim (Flavoprotein dehidrogenase), menerima
aliran ekivalen pereduksi dari NADH Dehidrogenase, mengalirkan elektron
melewati rangkaian sitokrom menuju molekul Oksigen.
4. sitokrom c oksidase (kompleks IV)
Complex IV: cytochrome c oxidase. Cytochrome c oxidase, dikenal juga
sebagai kompleks IV, merupakan kompleks protein yang terakhir dalam
STE. mengandung 13 subunits protein, 2 gugus heme, 3 atoms ion metal yaitu
1 copper, 1 magnesium and 1 zinc. Enzim ini berfungsi mentransfer elektron ke
oksigen, sementara memompa proton melewati membran sehingga
berkontribusi dalam menciptkan gradien proton. Oksigen sebagai aseptor
elektron terakhir akan direduksi menjadi air pada tahap ini. reaksinya yaitu
mengkatalisis oksidasi sitokrom c dan reduksi oksigen.Inter membrane
dehidrogenase, menerima aliran ekivalen pereduksi dari NADH
Dehidrogenase, mengalirkan elektron melewati rangkaian sitokrom menuju
molekul Oksigen.

14
2. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak membutuhkan oksigen
bebas sebagai penerima elektron akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi
anaerob juga memerlukan glukosa sebagai substrat. Respirasi anaerob
merupakan proses fermentasi.
Beberapa organism yang melakukan fermentasi diantaranya adalah bakteri
dan protista yang hidup di rawa, lumpur, makanan yang diawetkan atau tempat-
tempat lain yang tidak mengandung oksigen. Beberapa organisme dapat
menggunaka oksigen untuk respirasi tetapi juga melakuka fermentasi.
Organisme ini melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sel-
sel otot juga dapat melakukan fermentasi jika sel-sel otot kekuranga oksigen.
Contoh fermentasi adalah fermentasi alcohol dan fermentasi asam laktat.
Fermentasi alcohol dilakukan oleh jamur ragi secara anaerob. Sebagai substrat
fermentasi adalah asam piruvat. Molekul asam piruvat di fermentasi menjadi
asetal dehid. NADH memberikan elektron dan hydrogen kepada asetal dehid,
sehingga terbentuk produk akhir alcohol, yaitu etanol. Pada fermentasi ini
dihasilkan 2 ATP. Fermentasi asam laktat terjadi pada otot manusia saat
melakukan kerja keras dan persediaan oksigen kurang mencukupi. Pada
fermentasi asam laktat, molekul asam piruvat hasil glikolisis menerima elektron
dan hydrogen dari NADH. Transfer elektron dan hydrogen menghasilkan
NAD+ kembal. Pada saat yang sama, asam piruvat diubah menjadi asam laktat
menghasilkan 2 ATP. Kerja otot terus-menerus akan menimbulkan asam laktat
dalam jumlah besar. Penimbunan asam laktat pada otot menyebabkan elastisitas
otot menjadi berkurang dan menimbulkan gejala kram dan kelelahan.

15
D. Perbedaan Respirasi Aerob dengan Respirasi Anaerob
a. Respirasi Aerob
Secara sederhana, respirasi yang satu ini diartikan sebagai sebuah reaksi
katabolisme yang memerlukan suasana aerobic dengan demikian dalam
prosesnya keberadaan oksigen sangat dibutuhkan. Hasil dari reaksi ini adalah
energi dengan jumlah yang besar. Energi tersebut disimpan dalam bentuk
energi kimiawi yang dikenal dengan kode ATP. Energi ATP ini akan digunakan
oleh sel di dalam tubuh makhluk hidup untuk menunjang beberapa hal seperti
pertumbuhan, gerak, transportasi, reproduksi dan kegiatan lainnya. Secara
sederhana, rumus yang menggambarkan respirasi aerob adalah C6H12 + 6O2
= 6CO2 + 6H20.
Respirasi aerob ini dibagi ke dalam 3 tahapan, yang secara berturut-turut
mencakup:
1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi
senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.
2. Siklus krebs, yakni reaksi CoA atau molekul asetil yang akan menghasilkan
oksalosetat dan juga asam sitrat.
3. Transpor electron, yakni reaksi reduksi atau oksidasi NADH2 dan molekul
FADH2 yang pada akhirnya menghasilkan H2O juga energi berupa ATP.

b. Respirasi Anaerob
Respirasi anaerob merupakan pernapasan yang tidak memerlukan oksigen
atau O2. Respirasi yang satu ini terjadi pada bagian sitoplasma dan tujuannya
untuk mengurai senyawa organik. Tidak seperti respirasi aerob, respirasi
anaerob hanya menghasilkan sejumlah energi yang jauh lebih kecil yakni 2
ATP. Proses respirasi anaerob ini bisa dijumpai pada reaksi fermentasi juga
pernapasan intra-molekul. Jika pada reaksi aerob, terdapat pembebasan CO2
juga H2O secara sempurna, maka pada respirasi anaerob glukosa dipecah

16
secara tidak sempurna menjadi komponen H2O dan juga CO2. Pada respirasi
anaerob ini pula , hodrogen bergabung bersama sejumlah komponen yakni
asam piruvat, asetaldehida yang kemudian membentuk asam laktat juga etanol.
Sementara itu pada respirasi aerob, hydrogen yang dibebaskan justru akan
bergabung bersama dengan 02 dan pada akhirnya membentuk H2O . Jika didata
secara detil, maka perbedaan respirasi aerob dan anaerob bisa dilihat pada list
berikut:
1. Respirasi Aerob: Memerlukan oksigen, prosesnya terjadi di dalam
matriks mitokondria, respirasi ini bertujuan untuk memecah senyawa
organik ke an-organik, menghasilkan energi dalam jumlah yang besar
yakni 36 ATP.
2. Respirasi Anaerob: tidak memerlukan kehadiran oksigen dalam
prosesnya, berlangsung di dalam sitoplasma, tujuannya untuk mengurai
senyawa organik, hasil akhirnya berupa energi tapi dalam jumlah yang
sedikit yakni 2 ATP.

E. Manfaat Respirasi
Respirasi banyak memberikan manfaat bagi tumbuhan. Manfaat tersebut
terlihat dalam proses respirasi dimana terjadi proses pemecahan senyawa organik,
dari proses pemecahan tersebut maka dihasilkanlah senyawa-senyawa antara yang
penting sebagai “Building Block”. Building Block merupakan senyawa- senyawa
yang penting sebagai pembentuk tubuh. Senyawa-senyawa tersebut meliputi asam
amino untuk protein; nukleotida untuk asam nukleat; dan prazat karbon untuk
pigmen profirin (seperti klorofil dan sitokrom), lemak, sterol, karotenoid, pigmen
flavonoid seperti antosianin, dan senyawa aromatik tertentu lainnya, seperti lignin.
Telah diketahui bahwa hasil akhir dari respirasi adalah CO2 dan H2O, hal ini terjadi
bila substrat secara sempurna dioksidasi, namun bila berbagai senyawa di atas
terbentuk, substrat awal respirasi tidak keseluruhannya diubah menjadi CO2 dan
H2O. Hanya beberapa substrat respirasi yang dioksidasi seluruhnya menjadi CO2

17
dan H2O, sedangkan sisanya digunakan dalam proses anabolik, terutama di dalam
sel yang sedang tumbuh. Sedangkan energi yang ditangkap dari proses oksidasi
sempurna beberapa senyawa dalam proses respirasi dapat digunakan untuk
mensintesis molekul lain yang dibutuhkan untuk pertumbuhan.

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan energi.
Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan maupun sel
hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari.
Berdasarkan ada tidaknya oksigen bebas, respirasi dibagi manjadi dua yaitu,
respirasi aerob dan anaerob. Glikolisis, dekarboksilasi oksidatif, siklus krebs dan
transport elektron merupakan tahapan dari respirasi aerob, sedangkan fermentasi
merupakan tahap dari respirasi anerob.

B. Saran
Sebagai generasi penerus sebaiknya kita bias menjaga kelestarian lingkungan,
karena segala keistimewaan tumbuhan kita masih bisa menikmati indahnya
pepohonan dan menghirup udara yang segar. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat kesalahan, untuk itu diperlukan saran dan
kritik yang membangun.

19
DAFTAR PUSTAKA

Kimball W John. Biologi ed.5 Jilid 1. Erlangga. Jakarta. p . 171- 190

Anonim. Hhtp:// respirasisi- tumbuhan-fix.pdf. 24/6/2010

Salisbury B Frank, Ross W Cleon. Fisiologi tumbuhan jilid 2. Bandung.


Penerbit ITB. p. 86- 100

20

Anda mungkin juga menyukai