Disusun oleh :
KELOMPOK 5
(Kelas C/Sem 6)
Nindy Imon (16061043)
Christania Langi (16061200)
Natalia Sutoyo (16061138)
Jelia Makatilik (16061195)
Anchela T. Siagian (16061143)
Imelda kembuan (16061106)
Titania lasapu (16061051)
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan kuasanyaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “isu-isu, strategi, dan
kegiatan promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap yang terlibat
merawat lansia” ini sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.
Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga saran dan kritik
diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.
Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan dipergunakan
semestinya.
Kelompok 5
2
DAFTAR ISI
3
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara
dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi
dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul
keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi
penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi
adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi
terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.
4
B. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?
2) Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?
3) Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?
C. Tujuan
1) Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
2) Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada
lansia
3) Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.
D. Manfaat
Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan
pembaca guna memahami materi tentang komunitas 2 yang berhungan dengan Isu –
isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia.
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Geriatri
Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah
yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan
dan lail-lain.
6
mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.
Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya :
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak
menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.
Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang
lain.
Palliative care
7
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung
dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi
untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi sehingga
diobati dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant adalah retensi
urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada
lansia.
Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologis pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan.
Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan
semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.
8
C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia
a) Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen
pencegahan primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu
masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi
kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah
melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi
dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal – hal
yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia
harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi
kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia
sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam
masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai
pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif
dalam mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk
mempertahankan kesehatan dan kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar
– benar berfokus pada perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang
disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia ( USDHHS, 1998
). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney,
1994 )
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah
pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.
11
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup
untuk berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman
hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi 1
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa
nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau
menanyakan informasi baru atau informasi yang masih meragukan
mereka
10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas
serta kebijakan yang memengaruhi lansia
b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu
lansia meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian
nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat
membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning
Checklist ) yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians,
American Dietetic Association, dan National Council on Aging (
Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat pengkajian nutrisi yang
sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan dalam bidang
kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.
17
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3) JENIS
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention),
diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung
dan tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan
mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses
advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan
untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan
bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan
yang sehat tentang prilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai
berikut:
Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi
jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah,
meningkatkan penggunaan alat pengaman dan mengurangi
kejadian keracunan makanan atau zat kimia.
Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan
untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia
dan menigkatkan penggunaan system keamanan kerja.
Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk,
bertujuan untuk mengurangi penggunaan semprotan
bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di rumah,
meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan
berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan
obat-obatan.
18
Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta
memelihara kebersihan gigi dan mulut.
19
Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada
lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan
promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan minum
beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga
terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah
sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram,
papsmear, gigi mulut dan lain-lain.
Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah
terdapat gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat
bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap,
tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien
rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi
20
ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan berfungsi.
G. Dukungan keluarga
Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan
keluarga terhadap lansia yaitu:
1) Memahami persepsi dan perasaan lansia
2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit
untuk menerima perubahan
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan
kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.Kami juga memohon untuk saran dan
kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan
22
DAFTAR PUSTAKA
Karima, A., dkk. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activity Daily Living Di Panti
Social Tresna Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol 2, No. 1.
Mustika I. 2016. Membangun kebijakan kesehatan lansia berbasis kearifan lokal. Jurnal skala
husada. Vol 13. No. 1. Hal 1-12.
23