Anda di halaman 1dari 23

(Keperawatan Gerontik II)

ISU-ISU, STRATEGI, DAN KEGIATAN PROMOSI


KESEHATAN DAN KESEJAHTERAAN LANSIA SERTA
DUKUNGAN TERHADAP YANG TERLIBAT MERAWAT
LANSIA

Disusun oleh :

KELOMPOK 5
(Kelas C/Sem 6)
Nindy Imon (16061043)
Christania Langi (16061200)
Natalia Sutoyo (16061138)
Jelia Makatilik (16061195)
Anchela T. Siagian (16061143)
Imelda kembuan (16061106)
Titania lasapu (16061051)

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KATOLIK DE LA SALLE MANADO
2019
1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas tuntunan kuasanyaNya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “isu-isu, strategi, dan
kegiatan promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap yang terlibat
merawat lansia” ini sebagai pemenuhan tugas dari mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini belum sempurna sehingga saran dan kritik
diperlukan untuk membuat makalah ini menjadi lebih baik.

Akhir kata, kami berharap agar makalah ini dapat berguna dan dipergunakan
semestinya.

Manado, 02 Maret 2019

Kelompok 5

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................ i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................


B. Rumusan Masalah .................................................................................................
C. Tujuan ....................................................................................................................
D. Manfaat ..................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................

A. Pengertian Geriatri ..........................................................................................


B. Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik ..................................
C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia ........................
D. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas ...
E. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia .................................
F. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia .................................................
G. Dukungan keluarga .........................................................................................

BAB III PENUTUP .................................................................................................................


A. Kesimpulan ..................................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ..............................................................................................................

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dengan semakin luasnya pelaksanaan upaya kesehatan dan keberhasilan
pembangunan nasional pada semua sector, sehingga hal tersebut mendorong
peningkatan kesejahteraan sosioekonomi serta kesehatan. Pendekatan yang harus
dilakukan dalam melaksanakan program kesehatan adalah pendekatan kepada
keluarga dan masyarakat. Pendekatan ini lebih memprioritaskan upaya memelihara
dan menjaga yang sehat semakin sehat serta merawat yang sakit agar menjadi sehat.
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang semakin
meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya pemeliharaan serta
peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua yang sehat, bahagia, berdaya
guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan mengakibatkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi
dan kemampuan tubuh secara keseluruhan.
Menjadi tua ditandai dengan adanya kemunduran biologis yang terlihat
sebagai gejala-gejala kemunduran fisik, antara lain kulit menjadi mengendur, timbul
keriput, rambut menjadi beruban, gigi mulai ompong, pendengaran dan penglihatan
berkurang, mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, serta terjadi
penimbunan lemak terutama di perut dan pinggul. Kemunduran lain yang terjadi
adalah kemampuan-kemampuan kognitif seperti suka lupa, kemunduran orientasi
terhadap waktu, ruang, tempat serta tidak mudah menerima ide baru.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia dapat
menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan bahagia.

4
B. Rumusan Masalah
1) Apakah yang dimaksud isu-isu pada lansia ?
2) Bagaimana strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia?
3) Bagaimana dukungan terhadap orang yang merawat lansia ?

C. Tujuan
1) Untuk mendeskripsikan isu-isu pada lansia
2) Untuk mendeskripsikan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada
lansia
3) Untuk mendeskripsikan dukungan terhadap orang yang merawat lansia.

D. Manfaat
Dengan adanya penyusunan makalah ini mampu mempermudah penyusun dan
pembaca guna memahami materi tentang komunitas 2 yang berhungan dengan Isu –
isu, strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta
dukungan terhadap orang yang terlibat merawat lansia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Geriatri

Geriatri merupakan cabang ilmu dari gerontology dan kedokteran yang


mempelajari kesehatan pada lansia dalam berbagai aspek, yaitu promotif, preventif,
kuratif, dan rehabilitative. Pada prinsipnya geriatric mengusahakan masa tua yang
bahagia dan berguna.

Gerontology adalah suatu ilmu yang mempelajari proses penuaan dan masalah
yang akan terjadi pada lansia yaitu kesehatan, social, ekonomi, perilaku, lingkungan
dan lail-lain.

Tujuan pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Mempertahan derajat kesehatan setinggi-tingginya sehingga terhindar dari


penyakit atau gangguan/kesehatan.
2. Memelihara kondisi kesehatan dengan aktivitas fisik sesuai kemampuan dan
aktivitas mental yang mendukung.
3. Melakukan diagnosis dini yang tepat dan memadai.
4. Melakukan pengobatan yang tepat.
5. Memelihara kemandirian secara maksimal.
6. Tetap memberikan bantuan moril dan perhatian sampai akhir hayatnya agar
kematiannya berlangsung dengan tenang.

Prinsip-prinsip pelayanan geriatric adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan yang menyeluruh (biopsikososialspiritual).


2. Orientasi terhadap kebutuhan klien.
3. Diagnosis secara terpadu.
4. Team work (koordinasi).
5. Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.

Perkembangan geriatric baru terjadi pada abad ke-20. Di Indonesia, geriatric


baru berkembang dan masih dalam masa perintisan. Pada prinsipnya, geriatric

6
mengusahakan agar para lansia dapat menjadi lansia yang berguna dan bahagia,
sehingga tidak menjadi beban bagi keluarga dan masyarakat.

B. Issu dan Kecenderungan Masalah Kesehatan Gerontik

 Masalah kehidupan sexual


Adanya anggapan bahwa semua ketertarikn seks pada lansia telah hilang
adalah mitos atau kesalahpahaman. (parke, 1990). Pada kenyataannya hubungan
seksual pada suami isteri yang sudah menikah dapat berlanjut sampai bertahun-
tahun. Bahkan aktivitas ini dapat dilakukan pada saat klien sakit atau mengalami
ketidakmampuan, dengan cara berimajinasi atau menyesuaikan diri dengan
pasanagan masing-masing. Hal ini dapat menjadi tanda bahwa maturitas dan
kemesraan antara kedua pasangan sepenuhnya normal. Ketertarikan terhadap
hubungan intin dapat berulang antara pasangan dalam membentuk ikatan fisik
dan emosional secara mendalam selama masih mampu melaksanakan.

 Perubahan perilaku
Pada lansia seering dijumpai terjaadi perubahan perilaku diantaranya :
daya ingat menurun, pelupa, sering menarik diri, ada kecenderungan
penurunan merawat diri, timbulnya kecemasan karena dirinya sudah tidak
menarik lagi, lansia sering menyebabkan sensitivitas emosional seseorang
yang akhirnya menjadi sumber banyak masalah.

 Pembatasan fisik
Dengan semakin lanjut usia seseorang, mereka akan mengalami
kemunduran terutama dibidang kemampuan fisik yang dapat mengakibatkan
pula timbulnya gangguan di dalam hal mencakupi kebutuhan hidupnya
sehingga dapat meningkatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan orang
lain.

 Palliative care
7
Pemberian obat pad lansia yang bersifat palliative care adalah obat
tersebut ditujukan untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan oleh lansia.
Fenomena polifarmasi dapat menimbulkan masalah, yaitu adanya interaksi
obat dan efek samping obat. Sebagai contoh klien dengan gangguan jantung
dan edema mungkin diobati dengan digoksin dan diuretika. Diuretic berfingsi
untuk mengurangi volume darah dan salah satu efek sampingnya yaitu
keracunan digoksin. Klien yang sama mungkin mengalami depressi sehingga
diobati dengan antidepresi. Dan efek samping Antidepressant adalah retensi
urin. Dan efek samping inilah yang menyebabkan ketidaknyamanan pada
lansia.

 Penggunaan obat
Medikasi pada lansia memerlukan perhatian yang khusus dan
merupakan persoalan yang sering kali muncul dimasyarakat atau rumah sakit.
Persoalan utama dan terapi obat pada lansia adalah terjadinya perubahan
fisiologis pada lansia akibat efek obat yang luas, termasuk efek samping obat
tersebut. (Watson, 1992). Dampak praktis dengan adanya perubahan usia ini
adalah bahwa obat dengan dosis yang lebih kecil cenderung diberikan untuk
lansia. Namun hal ini tetap bermasalah karena lansia sering kali menderita
bermacam-macam penyakit untuk diobati sehingga mereka membutuhkan
beberapa jenis obat. Persoalan yang dialami lansia dalam pengobatan adalah :
a. Bingung
b. Lemah ingatan
c. Penglihatan berkurang
d. Tidak bisa memegang
e. Kurang memahami pentingnya program tersebut untuk dipatuhi dan
dijalankan.

 Kesehatan mental
Selain mengalami kemunduran fisik lansia juga mengalami
kemunduran mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan
semakin berkurang dan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan
lingkungannya.
8
C. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia
a) Promosi Kesehatan dan Strategi Proteksi Kesehatan untuk Komunitas Lansia
Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen
pencegahan primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu
masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi
kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah
melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi
dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal – hal
yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar. Konsep kesehatan lansia
harus ditinjau kembali dalam upaya merencanakan intervensi promosi
kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 ) mendefinisikan kesehatan lansia
sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan berfungsi secara efektif dalam
masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa percaya diri dan otonomi sampai
pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas dari penyakit. Apabila
dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di Amerika lansia lebih aktif
dalam mencari informasi mengenai kesehatan dan mempunyai kemauan untuk
mempertahankan kesehatan dan kemandirinya. Promosi kesehatan harus benar
– benar berfokus pada perilaku beresiko yang dapat dimodifikasi yang
disesuaikan dengan masalah kesehatan utama menurut usia ( USDHHS, 1998
). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita ( O’Malley dan Blakeney,
1994 )
Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas
dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah
pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.

b) Intervensi Berfokus – Individu atau Kelompok


Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus – individu
atau keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan keterampilan
dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat keputusan kesehatan
9
yang memaksimalkan promosi kesehatan dan perilaku proteksi kesehatan.
Tujuannya adalah mendayagunakan lansia dan keluarganya dalam membuat
keputusan kesehatan yang rasional. Beberapa kategori yang termasuk ke dalam
intervensi promosi kesehatan dan proteksi kesehatan dengan target individu
dan / atau keluarga adalah :
a. Skrining kesehatan
b. Modifikasi gaya hidup
c. Pendidikan kesehatan ( individu atau kelompok )
d. Konseling
e. Kelompok pendukung
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Imunisasi
h. Keamanan di rumah
i. Perawatan di rumah ( pelayanan kesehatan di rumah, perawatan personal
atau bantuan rumah tangga )
j. Makanan yang dikirimkan ke rumah
k. Dukungan sosial ( penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah )
l. Manajemen kasus
m. Bantuan pemeliharaan di rumah

c) Intervensi berfokus pada komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang
diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok lansia
yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas adalah
meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap pelayanan
gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan dalam upaya
mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di komunitas.
Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi tindakan politis dan
partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang memengaruhi lansia di
komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas adalah sebagai berikut :
 Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang menekankan
pada masyarakat lansia
10
 Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai
older American Month ( bulan lansia Amerika )
 Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs internet
 Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk
pelayanan di rumah
 Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia proyek
pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang tersedia untuk
memberikan pelayanan yang komprehensif kepada subkelompok asia
 Aktivitas pencegahan kejahatan
 Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

d) Kemitraan dengan Komunitas Lansia


Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan baru
dan berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang berpotensi
meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan program kesehatan
yang efektif perawat kesehatan komunitas harus memvalidasi strategi dan
tujuan bersama kelompok lansia yang ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam
merencanakan promosi kesehatan dan aktivitas pencegahan penyakit adalah
hal yang esensial karena lansia sensitif terhadap kehilangan potensi
kemandiriannya. Oleh karena itu jika lansia dilibatkan rasa kemandirian
mereka akan menngkat. Tahapan tindakan yang dilakukan ketika bekerja
dengan lansia di komunitas antara lain:
1. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti
gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
2. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
3. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
4. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau
penglihatan tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar,
membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang dan /
atau pengeras suara yang adekuat.

11
5. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup
untuk berespons
6. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi pengalaman
hidup
7. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
8. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi 1
9. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan rasa
nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan atau
menanyakan informasi baru atau informasi yang masih meragukan
mereka
10. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
11. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di komunitas
serta kebijakan yang memengaruhi lansia

D. Kebutuhan promosi kesehatan dan proteksi kesehatan lansia di komunitas


a. Pelayanan Kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan
kesehatan primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah penyakit kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam
hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat mendasari
intervensi keperawatan komunitas meliputi :
1. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )
2. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler,
dan diabetes.
3. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada (
pendidikan kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen
medikasi).
4. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya (
termasuk biaya pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare
Managed Care, asuransi Medicare tambahan, dan program
asuransi kesehatan spesifik.
5. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses
lansia pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi
12
kesehatan, pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di
komunitas, Personel yang ditugaskan bisa karyawan perusahaan
swasta, staf gereja, dan karyawan perudahaan BUMN yang dapat
merujuk lansia kepada sumber-sumber yang ada di komunitas
(Florioet al, 1996).
6. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta
advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.
7. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan,
kepatuhan, kalender, dan sebagainya ).
8. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
9. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
10. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

b. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu
lansia meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian
nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat
membantu. Daftar Periksa Skrining Nutrisi ( Nutrision Screning
Checklist ) yang dibuat oleh American Academy of Family Physicians,
American Dietetic Association, dan National Council on Aging (
Nutrition Screning Initiative, 1992 ) adalah alat pengkajian nutrisi yang
sangat baik. Berikut ini adalah program kemitraan dalam bidang
kesehatan nutrisi yang dapat Anda pertimbangkan.

c. “Makan sehat dan enak!”


Rencanakan kelas atau serial kelas nutrisi yang berfokus pada
nutrisi dasar dan manajemen resiko nutrisi ( rendah garam, rendah
lemak, rendah gula, tinggi serat dan sebagainya ). Apabila kebutuhan
terhadap diet gula khusus harus dibahas, pertimbangkan untuk
mengadakan serial kelas dan bentuk kelompok menurut ingkatran
kebutuhan diet spesifiknya. Kelas nutrisi akan lebih efektif jiak
13
penyajiannya sangat interaktif dengan para partisipan-mencicipi dan
berbagi resep, membangun kebiasaan positif yang ada, dan
memasukkan makanan yang etnis. Pemasangan poster dengan tulisan
yang besar dan berwarna-warni serta tayangan video aalah langkah
yang tepat. Makalah juga bisa membantu. Ingat, lansia senang
membicarakan dan menceritakan pengalaman hidup mereka. Berikan
hadiah kepda lansia yang menghadiri kelas, seperti tongkat, kanduk
kertas, makaronidan makanan yang tidak cepat membusuk. Dapatkan
bantuan hadiah dari toko yang menjual bahan makanan. Tantangan
terbesarnya adalah enumbuhkan minat para lansia
untukmenghadirikelas ini. Pertimbangkan individu dari komunitas atau
kelompok teman sebaya untuk membantu marketing dan program
outreach.

d. Olahraga dan Kebugaran


Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan
manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan
dan status fungsionalnya. Di bawah ini adalah beberapa bentuk
program olahraga kebugaran.
 “DUDUK MENENDANG KE ATAS: OLAHRAGA UNTUK
LANSIA”
Ketika mengadakan klinik skrining tekanan darah
dipusat nutrisi lansia, perawat mengobservasi bahwa
pengunjung sering kali datang sekitar pukul 8 pagi. Mereka
mengisi waktu dengan duduk-duduk sampai makan siang
dihidangkan pada pukul 12 siang. Mereka bermain permainan
meja seperti kartu atau domino, tetapi aktivitas fisik mereka
sedikit. Ketika memeriksa tekanan darah, perawat menanyakan
tentang aktivitas fisik yang lansia lakukan dan memperoleh
informasi bahwa kebanyakan lansia tidak merasa aman untuk
berjalan di sekitar lingkungan mereka atau mereka belum
mengetahui bentuk lain dari olahraga. Setelah memvalidasi
kebutuhan terhadap tipe olahraga ringan ( low-impact ) yang
14
dapat dilakukan di kursi,suatu program dikembangkan dan
beberapa pertisipan dilatih sebagai instruktur olahraga. Rogram
tersebut dinamakan “Duduk, Menendang ke Atas: Olahraga
untuk Lansia”. Dengan bimbingan sukarelawan instruktur
olahraga, program telah dimasukkan secara nyata ke dalam
jadwal aktivitas sehari-hari.
 Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia. Anda mungkin
hendak membangun sebuah tim dengan ahli terapi oku pasional
dan ahli terapi fisik untuk mengadakan kelas pencegahan jatuh
pada lokasi tempat para lansia biasa berkumpul ( ya , mungkin
saja anda tidak dapat mempengaruhi para lansia untuk datang
mengahadiri kelas ini yang justru sangat mereka butuhkan; para
lansia tersebut berada di rumahanya karena meraka takut jatuh
jika mereka pergi keluar). Beberapa individu dapat memberikan
koesioner mengenai pengkajian jatuh, sebagian lagi dapat
melakukan tes keseimbangan, mendemonstrasikan cara – cara
untuk mencegah jatuh dan memberikan konseling individual
mengenai hal – hal yang dapat menyebabkan jatuh. Proyek
kolaborasif multidisiplin ini dapat berdampak sangat besar
terhadap masalah yang terkadang mengakibatkan lansia
kehilangan kemandiriannya atau bahkan dapat membawa
kepada kematian. Anda mungkin perlu memasarkan proyek ini
serta mendapatkan tempat untuk skrining, tes keseimbangan,
demonstrasi dan konseling. Pertimbangkan untuk memiliki
formulir pernyataan dan persetujuan untuk menjalani tes
keseimbangan pada setiap kejadian jatuh.
 Keamanan komunitas
Dalam upaya menurunkan ketakutan lansia terhadap
kekerasan yang sering menghantui mereka, perawat perlu
bekerja sama dengan lembaga penegak hukum setempat untuk
mengembangkan program komunitas. Prototipe program
meliputi neighborbood crime watch program, citizens on patrol
15
dan program keamanan organisasi kemasyarakatan lainnya.
Lansia membutuhkan pendidikan yang mencakup program
pertahan diri, baik secara fisik maupun secara psikologis.
Kampanye media di masyarakat harus berkonsentrasi pada
upaya menumbuhkan kewaspadaan lansia terhadap tipe – tipe
kejahatan spesifik di dalam masyarakat, termasuk frekuensi dan
waktu kejadian. Selain itu, menabungkan cek bulanan untuk
menurunkan kerentanan terhadap kejahatan.
 Keamanan berkendara
Seiring dengan peningkatan presentasi lansia di
amerika, jumlah pengendara lansia juga semakin banyak.
Derekomendasikan agar pengendara lansia belajar mengemudi
kembali untuk mengakomodasikan perubahan neuromuskular
dan sensorik yang terjadi seiring proses menua. Pengendara
lansia dianjurka untuk mengevaluasi kemabli secara periodik
kemampuan mereka dalam mengemudi, termasuk pemerikasaan
penglihatan / pendengaran dan evaluasi perubahan fisik lainnya
dapat mempengaruhi mereka dalam berkendara. AARP
mensponsori 55 ALIVE / Mature Driving Program untuk
membantu pengendara yang berusia lanjut meningkatkan
kemampuan berkendaranya, mencegah tabrakan kendaraan dan
menghindari pelanggaran lalu lintas (AARP, 1999a) . AARP
juga menerbitkan Older Driver Assesment and Resource Guide (
panduan pengkajian dan sumber pengemudi lansia) yang
disediakan secara gratis. Pengemudi yang berusia lanjut harus
mengacu kepada sumber ini atau sumber lain yang ada di
komunitas.

E. Peran Perawat dalam Promosi Kesehatan untuk Lansia


Penuaan di dalam masyarakat kita merupakan fenomena yang dominan pada
saat ini. Tiga dari empat penyebab kematian yang sering terjadi di kalangan lansia –
penyakit jantung, kanker dan stroke merupakan akibat dari gaya hidup yang kurang
sehat. Namun gambaran suram tentang penduduk lansia yang kurang gerak, lansia
16
yang mengalami penyakit kronis secara bertahap telah digantikan oleh konsep baru
seperti masa tua dengan penuh kesuksesan ( misalnya kemampuan individu untuk
beradaptasi terhadap proses penuaan ) dan penurunan morbiditas ( misalnya
penundaan awitan terjadinya penyakit kronis dan melemahkan sampai pada tahap
akhir kehidupan ). Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal
yang mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia.
Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang
berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen
penting dalam perawatan kesehatan.

F. Upaya Pelayanan Kesehatan terhadap Lansia


Upaya pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi azaz, pendekatan, dan
jenis pelayanan kesehatan yang diterima.
1) AZAZ
a. Menurut WHO (1991) adalah to Add Life to the Years that
Have Been Added to Life, dengan prinsip kemerdekaan
(independence), partisipasi, perawatan, pemenuhan diri, dan
kehormatan.
b. Azaz yang dianut oleh Departemen Kesehatan RI Add Life to
the Years, Add Health to Life, and Add Years to Life. Yaitu
meningkatkan mutu kehidupan lanjut usia, meningkatkan
kesehatan, dan memperpanjang usia.
2) PENDEKATAN
Menurut WHO (1982), pendekatan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
a. Menikmati hasil pembangunan.
b. Masing-masing lansia memiliki keunikan.
c. Lansia diusahakan mandiri dalam berbagai hal.
d. Lansia turut memilih kebijakan.
e. Memberikan perawatan dirumah.
f. Pelayanan harus dicapai dengan mudah.
g. Mendorong ikatan akrab antar kelompok/antar generasi.
h. Transportasi dan utilitas bangunan yang sesuai dengan lansia.

17
i. Para lansia dapat terus berguna dalam menghasilkan karya.
j. Lansia beserta keluarga aktif memeliharan kesehatan lansia.
3) JENIS
Jenis pelayanan kesehatan terhadap lansia meliputi lima upaya
kesehatan, yaitu peningkatan (promotion), pencegahan (prevention),
diagnosis dini dan pengobatan, pembatasan kecacatan, serta pemulihan.
a. Promotif
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung
dan tidak langsung untuk menigkatkan derajat kesehatan dan
mencegah penyakit. Upaya promotif juga merupakan proses
advokasi kesehatan untuk meningkatkan dukungan klien, tenaga
professional dan masyarakat terhadap praktik kesehatan yang
positif menjadi norma-norma social. Upaya promotif dilakukan
untuk membantu orang-orang mengubah gaya hidup mereka dan
bergerak kea rah keadaan kesehatan yang optimal serta
mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat pilihan
yang sehat tentang prilaku hidup mereka.
Upaya perlindungan kesehatan bagi lansia adalah sebagai
berikut:
 Mengurangi cedera, dilakukan dengan tujuan mengurangi
jatuh, mengurangi bahaya kebakaran dalam rumah,
meningkatkan penggunaan alat pengaman dan mengurangi
kejadian keracunan makanan atau zat kimia.
 Meningkatkan kemanan ditempat kerja yang bertujuan
untuk mengurangi terpapar dengan bahan-bahan kimia
dan menigkatkan penggunaan system keamanan kerja.
 Menigkatkan perlindungan dari kualitas udara yang buruk,
bertujuan untuk mengurangi penggunaan semprotan
bahan-bahan kimia, mengurangi radiasi di rumah,
meningkatkan pengelolaan rumah tangga terhadap bahan
berbahaya, serta mengurangi kontaminasi makanan dan
obat-obatan.

18
 Meningkatkan perhatian terhadap kebutuhan gigi dan
mulut yang bertujuan untuk mengurangi karies gigi serta
memelihara kebersihan gigi dan mulut.

Penyampaian 10 prilaku yang baik pada lansia, baik


perorangan maupun kelompok lansia adalah dengan cara
sebagai berikut:

 Mendekatkan diri pada Tuhan Yang Maha Esa.


 Mau menerima keadaan, sabar dan optimis, serta
meningkatkan rasa percaya diri dengan melakukan
kegiatan sesuai kemampuan.
 Menjalin hubungan teratur dengan keluarga dan sesama.
 Olahraga ringan setiap hari.
 Makan sedikit tetapi sering, memilih makanan yang
sesuai, dan banyak minum (sebaiknya air putih).
 Berhenti merokok dan meminum minuman keras.
 Meminum obat sesuai anjuran dokter.
 Kembangkan hobi atau minat sesuai kemampuan.
 Tetap memeliharan dan bergairah dalam kehidupan seks.
 Memeriksa kesehatan dan gigi secara teratur.

Menyampaikan pesan B-A-H-A-G-I-A.

 B-Berat badan berlebihan harus dihindari.


 A-Atur makanan yang seimbang.
 H-Hindari factor resiko penyakit jantung iskemik dan
situasi menegangkan.
 A-Agar terus merasa berguna dengan mengembangkan
kegiatan atau hobi yang bermanfaat.
 G-Gerak badan teratur dan sesuai kemampuan.
 I-Ikuti nasihat dokter.
 A-Awasi kesehatan dengan pemeriksaan secara berkala.
b. Preventif

19
 Mencakup pencegahan primer, sekunder dan tersier.
 Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada
lansia sehat, terdapat factor resiko, tidak ada penyakit dan
promosi kesehatan.
Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai
berikut.
- Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.
- Konseling : berhenti merokok dan minum
beralkohol.
- Dukungan nutrisi.
- Exircise.
- Keamanan didalam dan disekitar rumah.
- Manajemen stress.
- Penggunaan medikasi yang tepat.
 Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan
terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga
terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan
mengidap factor resiko.
Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain adalah
sebagai berikut.
- Control hipertensi.
- Deteksi dan pengobatan kanker.
- Screening : pemeriksaan rectal, mammogram,
papsmear, gigi mulut dan lain-lain.
 Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah
terdapat gejala penyakit dan cacat; mencegah cacat
bertambah dan ketergantungan; serta perawatan bertahap,
tahap (1) perawatan di rumah sakit, (2) rehabilitasi pasien
rawat jalan, dan (3) perawatan jangka panjang.
Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut.
- Mencegah berkembangnya gejala dengan
memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi

20
ketidakmampuan akibat kondisi kronis. Misalnya
osteoporosis atau inkontinensia urine/fekal.
- Mendukung usaha untuk mempertahankan
kemampuan berfungsi.
G. Dukungan keluarga
Pendekatan yang bisa dilakukan keluarga pada lansia
Menurut Lueckenotte (2006), ada beberapa pendekatan yang bisa dilakukan
keluarga terhadap lansia yaitu:
1) Memahami persepsi dan perasaan lansia
2) Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3) Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit
untuk menerima perubahan
4) Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

21
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perlindungan kesehatan dan promosi kesehatan merupakan hal yang


mendesak dan juga merupakan kerangka kerja yang tepat untuk merawat lansia.
Perawat profesional untuk lansia mengenal bahwa pencegahan untuk orang yang
berusia 65 tahun yang dapat diharapkan hidup 20 tahun lagi merupakan komponen
penting dalam perawatan kesehatan.

B. Saran
Demikian makalah yang telah kami buat, kami menyadari masih terdapat
banyak kekurangan pada makalah yang kami susun. Atas kekurangan dan kelebihan
kami mohon maaf yang sebesar – besarnya.Kami juga memohon untuk saran dan
kritik untuk makalah kami apabila ada yang kurang berkenan

22
DAFTAR PUSTAKA

Mubarak,W. 2009. Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta: Salemba Medika.

Mickey S, Patricia.2006.Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta:ECG.

Anderson, Elizabeth T.2006.Keperawata Komunitas Teori dan Praktik. Jakarta:EGC.

Karima, A., dkk. 2016. Tingkat Kemandirian Lansia Dalam Activity Daily Living Di Panti
Social Tresna Werdha Senja Rawi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. Vol 2, No. 1.

Mustika I. 2016. Membangun kebijakan kesehatan lansia berbasis kearifan lokal. Jurnal skala
husada. Vol 13. No. 1. Hal 1-12.

23

Anda mungkin juga menyukai