OLEH :
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS DIPONEGORO
IV. DATA PENGAMATAN
a) Uji Schiff
- Tabung reaksi I:
Ungu +
1 mL Formalin + 2 tetes pereaksi Schiff
- Tabung reaksi II :
Bening -
1 mL Glukosa + 1 tetes pereaksi Schiff
d) Uji Benedict
- Tabung Reaksi I :
Hijau kebiruan dan +
Formalin 1 mL + 1 ml larutan Benedict terbentuk endapan.
- Tabung Reaksi II :
- Tabung reaksi I :
- Tabung reaksi II :
Bau tidak +
1 mL Etanol + 1 mL Asam Benzoat + 1 mL H2SO4, menyengat
(pemanasan)
Tujuan dari percobaan ini adalah membuktikan adanya gugus aldehid pada
senyawa. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah formalin, glukosa
sebagai bahan pembanding, dan pereaksi schiff. Apabila pereaksi Schiff yang
tidak berwarna bereaksi dengan senyawa kompleks aldehid akan dihasilkan
warna antara merah dan ungu. Reaksi ini tidak berlaku untuk kelompok aldehida
yang berada didalam bentuk hidrat dan juga tidak berlaku untuk aldosa,walaupun
aldosa mempunyai radikal formil (–CHO ) seperti aldehid. Pereaksi ini berasal
dari zat warna Fuschin yang warnanya telah hilang karena penambahan SO2 dan
H2SO4.
(Petrucci, 1992)
Reaksinya:
O O SO3 H Cl
H C H + H S N C N H
H
O H
H O Cl
H 3C C S C N
OH O
(Keenan, 1986)
Setelah itu dipanaskan diatas lampu spirtus dengan bantuan penjepit tabung
reaksi dan tissue sebagai pengganjal. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk
mempercepat reaksi karena frekuensi partikel-partikel untuk bertumbukkan
semakin banyak yang mana mempercepat tebentuknya produk. Hasil yang terjadi
adalah warna larutan hitam sebelumnya menjadi mengendap dan terdapat cermin
perak pada tabung reaksi.Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji tollens dengan
formaldehid adalah positif dan formaldehid termasuk aldehid. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa formaldehid merupakan gugus aldehid dan memiliki gugus OH
bebas sehingga bereaksi dalan uji tollens ini dan membentuk cermin perak
(Sudarmo, 2006)
Percobaan uji fehlin ini bertujuan untuk menguji adanya gugus aldehid
dalam senyawa aldehida. Senyawa aldehida disini menggunakan senyawa
formalin. Sedangkan untuk pereaksi fehling terdiri atas dua macam larutan, yaitu
larutan fehling A dan fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4,
sedangkan fehling B adalah larutan kalium-natrium-tratat dan NaOH dalam air.
larutan fehling A danB dicampr terlebih dahulu dengan ukuran masing-masing 1
ml. Warna dari campuran tersebut merupakan warna biru. Kemudian pereaksi
fehling yang terdiri dari fehling a dan tersebut ditambahkan ke dalam tabung
reaksi yang sudah terdapat formalin sebanyak 1 ml. Kemudian digojog supara
bisa menjadi campuran yang homogen. Kemudian dipanaskan untuk bisa
mengetahui apakah ada gugus aldehid pada senyawa formalin.
Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi warna kuning dan
terdapat endapan merah. Endapan merah tersebut merupakan endapan CuO yang
terbentuk dari hasil reduksi ion Cu2+. Berdasarkan literatur, Cu2+ direduksi oleh
gugus aldehid. Sedangkan aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat. Maka
dari itu, uji fehling terhadap formalin ini positif, yang artinya formalin
mengandung gugus aldehid.
(Eric F. Hequet & Noureddine Abidi, 1997)
(Ridwan, 1989)
Hasil yang terjadi yaitu tabung pertama menunjukkan hasil positif karena
terbentuk endapan CU2O pada dasar tabung dan terjadi perubahan warna larutan
menjadi berwarna biru kehijauan. Hal ini membuktikan bahwa dala Sedangkan
pada tabung kedua menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuk endapan dan
warna larutan tetap berwarna bening. Hal tersebut terjadi karena benedict yang
ditambahkan tidak memenuhi jumlah yang dibutuhkan agar dapat bereaksi.
5.4 Identifikasi alkohol primer
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menegtahui apakah larutan yang diuji
merupakan alkohol primer. Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH
terletak pada atom C primer. Atom C primer yaitu atom C yang hanya mengikat
atom C lainnya (Petrucci,1985). Sampel yang digunakan yaitu larutan ethanol,
asam asetat dan asam benzoat sebagai bahan serta larutan asam sulfat sebagai
katalis. Katalis adalah suatu zat atau senyawa yang berfungsi untuk mempercepat
laju reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi. Percobaan dilakukan dengan
cara mereaksikan larutan uji dengan bantuan katalis. Langkahnya diawali dengan
menyiapakan larutan ethanol yang dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi yang
berbeda dengan volume yang sama. Kemudian tabung reaksi 1 ditambahkan
dengan larutan asam asetat, sedangkan tabung reaksi 2 dengan larutan asam
benzoat. Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh larutan tambahan
tersebut terhadap hasil percobaan yang dihasilkan. Setelah itu masing-masing
tabung reaksi ditambahkan dengan larutan asam sulfat. Larutan asam sulfat disini
berfungsi sebagai katalis. Kemudian kedua larutan dalam tabung reaksi tadi
dipanaskan sampai mendidih yang kemudian diamati bau yang dihasilkan setelah
proses pemanasan. Pemanasan dilakukan unutuk mempercepat laju reaksi dengan
adanya tambahan energi berupa panas. Larutan asam asetat dan asam benzoat
merupakan asam karboksilat, asam karboksilat adalah turunan hidrokarbon
dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan rangkap ke oksigen
dan sebuah gugus hidroksil, mempunyai rumus molekul umum RCO2H
(Brady,1994). Dalam percobaan ini penggunaan larutan tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi apakah ethanol merupakan alkohol primer dengan adanya bukti
reaksi esternifikasi dari hasil percobaan. Reaksi esternifikasi adalah salah satu
reaksi untuk mengidentifikasi gugus karboksilat. Dalam percobaan ini hasil dari
reaksi esterifikasi adalah senyawa ester yaitu senyawa yang berbau harum
(Keenan,1980). Hasil percobaan yang diperoleh yaitu pada tabung reaksi 1
dihasilkan bau harum, begitu pula dengan hasil pada tabung reaksi 2. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan menunjukan hasil positif, dimana
ethanol adalah alkohol primer. Berikut reaksi yang terjadi:
O
H2SO4
C2H5OH(aq) + CH3COOH(aq) H3C C OC2H5(aq) + H2O(aq)
(Fesenden, 1986)
O O
(Fesenden, 1986)
Ligan : Na
(Fessenden,1986)
VI. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
1. Senyawa carbon dikelompokkan berdasarkan gugus fungsinya, yaitu
alkohol dengan gugus fungsi hidroksil, eter, aldehid dengan gugus fungsi
aldehid (misalnya senyawa formalin), keton, asam karboksilat dengan
gugus fungsi karboksil, dan ester
2. Gugus aldehid reaktif terhadap pereaksi schiff, tollens dan fehling. Sedang
gugus hidroksil reaktif terhadap asam karboksilat yang jika bereaksi akan
menghasilkan senyawa ester (reaksi esterifikasi) serta reaktif terhadap
CuSO4NaOH.
5.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menakar larutan yang dipakai agar
dihasilkan hasil yang akurat
3. Praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam memanaskan larutan agar tidak
terjadi kecelakaan laboratorium
4. Praktikan diharapkan menggunakan sarung tangan (latex) saat percobaan untuk
menghindari kecelakaan laboratorium .
5. Praktikan diharapkan lebih cermat melihat perubahan yang terjadi pada larutan.
VII. Lampiran
Brady, James. 1994. Kimia Universitas – Asas dan Struktur (Edisi ke-5, jilid ke-1).
Jakarta : Erlangga
Damin,dkk.2018. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Semarang : Universitas
Diponegoro
Fessenden, Ralph J. 1986. Organic Chemistry (Edisi ke-2). USA : Willard Grant Press
Publisher
Hequet, Eric F dan Noureddine Abidi. 2006. Sticky Cotton Measurement and Fiber
Processing. Texas: Texas Tech University Press.
Keenan and Kleinfelter, Wood.1980. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga
Keenan and Kleinfelter, Wood, 1986, Kimia Universitas, Erlangga, Jakarta.
MGMP Cilacap. 2017. Kimia Kelas 12. Cilacap: MGMP Cilacap Press.
Petrucci, Ralph H. 1992. General Chemistry. Jakarta : Erlangga
Ridwan, S, Drs, 1989, Kimia Organik, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Sudarmo, Unggul.2006.Kimia 3.Jakarta : Erlangga.
LEMBAR PENGESAHAN