Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM KIMIA DASAR

PERCOBAAN 6 : PENGENALAN GUGUS FUNGSI

OLEH :

LABORATORIUM KIMIA DASAR

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO
IV. DATA PENGAMATAN

NO PERLAKUAN HASIL KET

1. Identifikasi Gugus Aldehid Alifatik

a) Uji Schiff
- Tabung reaksi I:
Ungu +
1 mL Formalin + 2 tetes pereaksi Schiff

- Tabung reaksi II :
Bening -
1 mL Glukosa + 1 tetes pereaksi Schiff

b) Uji Tollens Hitam, terdapat


- Formalin 1 mL + 2 tetes Tollens A + 2 tetes endapan perak
+
Tollens B dipermukaan

AgNH3 + NaOH  Ag(OH)2 + NaNH3

c) Uji Fehling Berubah dari biru +


- Formalin 1 mL + Fehling A&B 1 mL menjadi orange dan
terdapat endapan
CH3CH2OH + Cu2+ + NaOH + H2 O 
merah bata
CH3CH2COONa + CuO + H+

d) Uji Benedict
- Tabung Reaksi I :
Hijau kebiruan dan +
Formalin 1 mL + 1 ml larutan Benedict terbentuk endapan.

- Tabung Reaksi II :

Formalin 1 mL + 2 tetes larutan Benedict Bening dan tidak


-
terbentuk endapan
2. Identifikasi Gugus Hidroksil

a) Identifikasi Alkohol Primer

- Tabung reaksi I :

1 mL Etanol + 1 mL Asam Asetat + 1 mL H2SO4 Bau menyengat. +


(pemanasan)

- Tabung reaksi II :
Bau tidak +
1 mL Etanol + 1 mL Asam Benzoat + 1 mL H2SO4, menyengat
(pemanasan)

b) Identifikasi Alkohol lain Terbentuk cincin


berwarna biru
1 mL Gliserol + 1 mL CuSO4 + 1 mL NaOH
ditengah larutan.
C3H8O3 + CuSO4 NaOH  [C3H5O3.CuNa]2 + +
3H2O
+
V. PEMBAHASAN

Telah dilakukan praktikum kimia dasar percobaan 6 yang berjudul Reaksi


Kimia : Pengenalan Gugus Fungsi yang dilakukan di Laboratorium Kimia Dasar
Fakultas Sains dan Matematika. Percobaan ini bertujuan agar praktikum mampu
menjelaskan pengelompokan senyawa berdasarkan gugus fungsi, dan mampu
menjelaskan periodisitas kereaktifan satu kelompok senyawa dengan gugus
fungsi tertentu. Dalam percobaan ini dilakukan dua sub bab percobaan yaitu
Identifikasi gugus aldehid alifatik dan Identifikasi gugus hidroksil. Secara lebih
rinci, dilakukan 6 uji yaitu uji schiff, uji tollens, uji fehling, uji benedict, uji
identifikasi alhohol primer dan uji identifikasi alkohol lain. Berikut pembahasan
percobaan:

5.1 Uji Schiff

Tujuan dari percobaan ini adalah membuktikan adanya gugus aldehid pada
senyawa. Sampel yang digunakan dalam percobaan ini adalah formalin, glukosa
sebagai bahan pembanding, dan pereaksi schiff. Apabila pereaksi Schiff yang
tidak berwarna bereaksi dengan senyawa kompleks aldehid akan dihasilkan
warna antara merah dan ungu. Reaksi ini tidak berlaku untuk kelompok aldehida
yang berada didalam bentuk hidrat dan juga tidak berlaku untuk aldosa,walaupun
aldosa mempunyai radikal formil (–CHO ) seperti aldehid. Pereaksi ini berasal
dari zat warna Fuschin yang warnanya telah hilang karena penambahan SO2 dan
H2SO4.

(Petrucci, 1992)

Percobaan dilakukan dengan cara menyiapkan 2 tabung reaksi


masing-masing tabung diisi 1 mL formalin dan 1mL glukosa lalu pereaksi schiff
diteteskan 2 tetes pada masing-masing tabung reaksi. Lalu larutan digojog, tujuan
penggojogan agar larutan menjadi homogen. Kemudian dilakukan pengamatan.
Hasil yang diperoleh adalah formalin berubah warna menjadi ungu yang
menunjukkan bahwa formalin mengandung gugus aldehid alifatik, dan glukosa
warna larutan tetap sama yaitu bening atau tidak berwarna karena glukosa
termasuk golongan aldehid aldosa yang mana pereaksi schiff tidak bisa bereaksi
dengan gugus aldehid golongan hidrat dan aldosa. Perubahan ini dihasilkan dari
formalin yang merupakaan gugus aldehid.

Reaksinya:

O O SO3 H Cl

H C H + H S N C N H
H

O H

H O Cl

H 3C C S C N

OH O

(Keenan, 1986)

5.2 Uji Tollens


Uji tollens ini bertujuan agar praktikan mengetahui adanya gugus aldehid yang
bersifat reduktor didalam suatu sampel yang merupakan formalin atau
formaldehida (H2CO). Bahan yang diperlukan dalam uji ini adalah
formalin,pereaksi tollens A dan pereaksi tollens B. Kandungan Tollens A terdiri
dari AgNO3 dan Tollens B terdiri dari NH3 berelebih, sehingga jika dicampurkan
endapan menjadi larut.(Sudarmo,2006)

Percobaan ini didahului dengan menuangkan formalin kedalam tabung


reaksi 1.Kemudian pereaksi Tollens A dan B dituangkan kedalam tabung reaksi 2
sebelum nantinya dicampurkan dengan sampel (formalin).Hal ini disebabkan
karena jika tollens A dan B langsung dimasukkan kedalam tabung reaksi 1,maka
formalin yang ada akan bereaksi terlebih dahulu dengan tollens A/B. Tentunya
hasil yang didapat akan berbeda dengan pereaksi tollens A dan tollens B yang sudah
dicampurkan lalu ditambahkan ke sampel. Setelah dicampurkan lalu tabung reaksi
digojog.Fungsi penggojokan adalah untuk mempercepat reaksi antara formalin dan
tollens karena partikel yang bertumbukkan semakin banyak serta untuk
menghomogenkan kedua campuran tersebut. Hasil yang diperoleh adalah larutan
formalin yang berwarna bening berubah menjadi berwarna hitam. Hal ini
menandakan bahwa formalin merupakan gugus aldehid yang memiliki gugus [OH]
bebas sehingga bereaksi dengan reagen tollens dan berubah menjadi warna hitam.
(fessenden,1986)

Setelah itu dipanaskan diatas lampu spirtus dengan bantuan penjepit tabung
reaksi dan tissue sebagai pengganjal. Tujuan dari pemanasan ini adalah untuk
mempercepat reaksi karena frekuensi partikel-partikel untuk bertumbukkan
semakin banyak yang mana mempercepat tebentuknya produk. Hasil yang terjadi
adalah warna larutan hitam sebelumnya menjadi mengendap dan terdapat cermin
perak pada tabung reaksi.Hal ini menunjukkan bahwa hasil uji tollens dengan
formaldehid adalah positif dan formaldehid termasuk aldehid. Hal ini sesuai dengan
literatur bahwa formaldehid merupakan gugus aldehid dan memiliki gugus OH
bebas sehingga bereaksi dalan uji tollens ini dan membentuk cermin perak
(Sudarmo, 2006)

Terjadinya endapan karena Pereaksi Tollens mengandung ion


diamminperak [Ag(NH3)2]+.Aldehid mereduksi ion diamminperak(I) menjadi
logam perak. Karena larutan bersifat basa, maka aldehid dengan sendirinya
dioksidasi menjadi sebuah garam dari asam karboksilat. (Fessenden,1986)

5.3 Uji Fehling

Percobaan uji fehlin ini bertujuan untuk menguji adanya gugus aldehid
dalam senyawa aldehida. Senyawa aldehida disini menggunakan senyawa
formalin. Sedangkan untuk pereaksi fehling terdiri atas dua macam larutan, yaitu
larutan fehling A dan fehling B. Larutan fehling A adalah larutan CuSO4,
sedangkan fehling B adalah larutan kalium-natrium-tratat dan NaOH dalam air.
larutan fehling A danB dicampr terlebih dahulu dengan ukuran masing-masing 1
ml. Warna dari campuran tersebut merupakan warna biru. Kemudian pereaksi
fehling yang terdiri dari fehling a dan tersebut ditambahkan ke dalam tabung
reaksi yang sudah terdapat formalin sebanyak 1 ml. Kemudian digojog supara
bisa menjadi campuran yang homogen. Kemudian dipanaskan untuk bisa
mengetahui apakah ada gugus aldehid pada senyawa formalin.
Dari hasil percobaan didapati warna larutan menjadi warna kuning dan
terdapat endapan merah. Endapan merah tersebut merupakan endapan CuO yang
terbentuk dari hasil reduksi ion Cu2+. Berdasarkan literatur, Cu2+ direduksi oleh
gugus aldehid. Sedangkan aldehid dioksidasi menjadi asam karboksilat. Maka
dari itu, uji fehling terhadap formalin ini positif, yang artinya formalin
mengandung gugus aldehid.
(Eric F. Hequet & Noureddine Abidi, 1997)

CH2O (aq) + 2Cu(OH)2 (aq) HCOONa + Cu2O (s) + 3H2O (l)


(MGMP Cilacap, 2017)
5.3 Uji Benedict
Percobaan ini bertujuan untuk menunjukkan adanya aldehid dalam senyawa
sampel. Bahan yang digunakan adalah formalin dan benedict. Percobaan ini
dilakukan dengan cara menyiapkan 2 tabung reaksi, pada tabung reaksi pertama
diisi dengan larutan formalin dan benedict dengan perbandingan 1:1 sedangkan
pada tabung kedua diisi dengan larutan formalin 1 ml dan benedict 2 tetes.
Penambahan benedict ini berfungsi sebagai indikator yang digunakan untuk
membuktikan adanya aldehid dalam larutan formalin yang ditandai dengan
terbentuknya endapan Cu2O pada dasar tabung ketika dipanaskan.
Selanjutnya kedua tabung dipanaskan dengan tujuan untuk mereaksikan
larutan dalam tabung sehingga senyawa formalin akan mengalami oksidasi
menjadi asam karboksilat sedangkan pereaksi benedict akan mengalami reduksi
menjadi CU2O yang mengendap pada bagian bawah tabung percobaan
(Damin,dkk,2018).
Reaksinya :
H C O
(aq) + Cu2+(aq) + H2O (aq) + Na+(aq) H-COONa(aq)+Cu2O(s)+ 2H+(aq)
H

(Ridwan, 1989)
Hasil yang terjadi yaitu tabung pertama menunjukkan hasil positif karena
terbentuk endapan CU2O pada dasar tabung dan terjadi perubahan warna larutan
menjadi berwarna biru kehijauan. Hal ini membuktikan bahwa dala Sedangkan
pada tabung kedua menunjukkan hasil negatif karena tidak terbentuk endapan dan
warna larutan tetap berwarna bening. Hal tersebut terjadi karena benedict yang
ditambahkan tidak memenuhi jumlah yang dibutuhkan agar dapat bereaksi.
5.4 Identifikasi alkohol primer
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk menegtahui apakah larutan yang diuji
merupakan alkohol primer. Alkohol primer adalah alkohol yang gugus –OH
terletak pada atom C primer. Atom C primer yaitu atom C yang hanya mengikat
atom C lainnya (Petrucci,1985). Sampel yang digunakan yaitu larutan ethanol,
asam asetat dan asam benzoat sebagai bahan serta larutan asam sulfat sebagai
katalis. Katalis adalah suatu zat atau senyawa yang berfungsi untuk mempercepat
laju reaksi dengan jalan menurunkan energi aktivasi. Percobaan dilakukan dengan
cara mereaksikan larutan uji dengan bantuan katalis. Langkahnya diawali dengan
menyiapakan larutan ethanol yang dimasukkan ke dalam dua tabung reaksi yang
berbeda dengan volume yang sama. Kemudian tabung reaksi 1 ditambahkan
dengan larutan asam asetat, sedangkan tabung reaksi 2 dengan larutan asam
benzoat. Perlakuan ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh larutan tambahan
tersebut terhadap hasil percobaan yang dihasilkan. Setelah itu masing-masing
tabung reaksi ditambahkan dengan larutan asam sulfat. Larutan asam sulfat disini
berfungsi sebagai katalis. Kemudian kedua larutan dalam tabung reaksi tadi
dipanaskan sampai mendidih yang kemudian diamati bau yang dihasilkan setelah
proses pemanasan. Pemanasan dilakukan unutuk mempercepat laju reaksi dengan
adanya tambahan energi berupa panas. Larutan asam asetat dan asam benzoat
merupakan asam karboksilat, asam karboksilat adalah turunan hidrokarbon
dengan sebuah atom karbon ujung yang mempunyai ikatan rangkap ke oksigen
dan sebuah gugus hidroksil, mempunyai rumus molekul umum RCO2H
(Brady,1994). Dalam percobaan ini penggunaan larutan tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi apakah ethanol merupakan alkohol primer dengan adanya bukti
reaksi esternifikasi dari hasil percobaan. Reaksi esternifikasi adalah salah satu
reaksi untuk mengidentifikasi gugus karboksilat. Dalam percobaan ini hasil dari
reaksi esterifikasi adalah senyawa ester yaitu senyawa yang berbau harum
(Keenan,1980). Hasil percobaan yang diperoleh yaitu pada tabung reaksi 1
dihasilkan bau harum, begitu pula dengan hasil pada tabung reaksi 2. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa hasil percobaan menunjukan hasil positif, dimana
ethanol adalah alkohol primer. Berikut reaksi yang terjadi:

Reaksi esterifikasi ethanol dan asam asetat

O
H2SO4
C2H5OH(aq) + CH3COOH(aq) H3C C OC2H5(aq) + H2O(aq)

(Fesenden, 1986)

Reaksi esterifikasi ethanol dan asam benzoat

O O

C2H5OH(aq) + C OH C OC2H5(aq) + H2O(aq)

(Fesenden, 1986)

5.5 Identifikasi Alkohol Lain

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk membuktikan adanya senyawa


kompleks. Bahan yang digunakan adalah larutan gliserol, larutan CuSO4, larutan
NaOH. Larutan gliserol dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan CuSO4. Kemudian larutan di tambahkan NaOH. Penambahan
CuSO4 membuat warna menjadi biru, sedangkan penambahan NaOH membuat
larutan menjadi berwarna hijau kekuningan. Larutan setelah ditambahkan NaOH
muncul cincin berwarna biru ditengah, hal ini menunjukkan bahwa larutan
tersebut mengandung senyawa kompleks.
Reaksi yang terjadi:

2C3H8O3 + CuSO4 C3H5O3 Cu 2 + 6 H+ + SO42-

C3H8O3 + CuSO4 + NaOH [C3 H5 O3.CuNa]2 + 3H2O + H2SO4

Atom pusat : Cu (atom pusat merupakan unsur transisi)

Ligan : Na

(Fessenden,1986)
VI. KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan
1. Senyawa carbon dikelompokkan berdasarkan gugus fungsinya, yaitu
alkohol dengan gugus fungsi hidroksil, eter, aldehid dengan gugus fungsi
aldehid (misalnya senyawa formalin), keton, asam karboksilat dengan
gugus fungsi karboksil, dan ester
2. Gugus aldehid reaktif terhadap pereaksi schiff, tollens dan fehling. Sedang
gugus hidroksil reaktif terhadap asam karboksilat yang jika bereaksi akan
menghasilkan senyawa ester (reaksi esterifikasi) serta reaktif terhadap
CuSO4NaOH.
5.2 Saran
1. Praktikan diharapkan lebih teliti dalam menakar larutan yang dipakai agar
dihasilkan hasil yang akurat
3. Praktikan diharapkan lebih berhati-hati dalam memanaskan larutan agar tidak
terjadi kecelakaan laboratorium
4. Praktikan diharapkan menggunakan sarung tangan (latex) saat percobaan untuk
menghindari kecelakaan laboratorium .
5. Praktikan diharapkan lebih cermat melihat perubahan yang terjadi pada larutan.
VII. Lampiran

Gambar VII.1 Uji Benedict Gambar VII.2 Uji Fehling

Gambar VII.3 Uji Tollens

Gambar VII.4 Uji Alkohol Lain Gambar VII.5 Uji Schiff


DAFTAR PUSTAKA

Brady, James. 1994. Kimia Universitas – Asas dan Struktur (Edisi ke-5, jilid ke-1).
Jakarta : Erlangga
Damin,dkk.2018. Modul Praktikum Kimia Dasar 1. Semarang : Universitas
Diponegoro
Fessenden, Ralph J. 1986. Organic Chemistry (Edisi ke-2). USA : Willard Grant Press
Publisher
Hequet, Eric F dan Noureddine Abidi. 2006. Sticky Cotton Measurement and Fiber
Processing. Texas: Texas Tech University Press.
Keenan and Kleinfelter, Wood.1980. Kimia Universitas. Jakarta : Erlangga
Keenan and Kleinfelter, Wood, 1986, Kimia Universitas, Erlangga, Jakarta.
MGMP Cilacap. 2017. Kimia Kelas 12. Cilacap: MGMP Cilacap Press.
Petrucci, Ralph H. 1992. General Chemistry. Jakarta : Erlangga
Ridwan, S, Drs, 1989, Kimia Organik, Bina Rupa Aksara, Jakarta.
Sudarmo, Unggul.2006.Kimia 3.Jakarta : Erlangga.
LEMBAR PENGESAHAN

Anda mungkin juga menyukai