Anda di halaman 1dari 19

PERTENTANGAN KELAS DI INDONESIA

DALAM NOVEL BUMI MANUSIA


KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
Kajian Analisis Isi Strukturalisme Genetik dengan
Penekanan Pada Unsur Penokohan

Rony Pigome
Dosen Program Studi Bahasa Inggris Universitas Satya Wiyata Mandala, Nabire-Papua

Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan memberikan pemahaman yang lebih
mendalam tentang pertentangan kelas di Indonesia dalam novel Bumi Manusia karya
Pramoedya Ananta Toer. Fokus dalam penelitian ini adalah Pertentangan Kelas di
Indonesia dalam Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, dengan subfokus:
(1) Penokohan dalam novel Bumi Manusia sebagai mediator pandangan dunia
Pramoedya Ananta Toer; (2) Pengelompokan tokoh-tokoh ke dalam kelas-kelas sosial
berdasarkan faktor genetiknya; (3) Bentuk pertentangan kelas yang terdapat dalam novel
Bumi Manusia; (4) Akibat pertentangan kelas terhadap manusia Indonesia; (5). Makna
estetis pertentangan kelas dalam novel Bumi Manusia. Penelitian ini menggunakan
metode kualitatif dengan teknik analisis isi. Pendekatan yang digunakan adalah
strukturalisme genetik. Sumber datanya adalah novel “Bumi Manusia” karya Pramoedya
Ananta Toer. Kesimpulan hasil penelitian tentang pertentangan kelas di Indonesia dalam
novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer adalah usaha pengarang dalam
mengungkapkan kondisi Indonesia ditengah arus politik dan ekonomi kapitalis. Dalam
arus kapitalis, Indonesia terbagi dalam kelas-kelas sosial yang saling bertentangan antara
kelas penguasa dengan rakyat bawah. Di tengah pertentangan ini, lahir kelas menengah
yang kehadirannya merupakan pembelah kelas bawah.
Kata Kunci: Novel Bumi Manusia, analisis isi, sastra, struktur genetik, pertentangan kelas.

bahwa inti pendapat-pendapat para sarjana


PENDAHULUAN antropologi itu menunjuk pada adanya tujuh
Karya sastra adalah hasil cipta atau karya unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural
manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi universal yaitu salah satu unsur kebudayaan
berupa tulisan dengan menggunakan bahasa manusia adalah kesenian, yang didalamnya
sebagai mediumnya. Selain itu, karya sastra juga termasuk sastra. Sebagai produk kebudayaan,
merupakan hasil karya seseorang yang sastra dapat diartikan sebagai hasil pemikiran
diekspresikan melalaui tulisan yang indah, sebuah masyarakat, yang dalam hal ini diwakili
sehingga karya yang dinikmati mempunyai nilai oleh pengarang. Hal ini dapat diartikan bahwa
estetis dan dapat menarik para pembaca untuk sastra merupakan manifestasi pemahaman
menikmatinya dengan sepenuh hati, jiwa dan pikiran masyarakat terhadap budayanya yang
raga. pada gilirannya karya sastra menjadi “cermin”
Dalam bukunya Sosiologi Suatu Pengantar, keadaan sosial masyarakat tempat karya sastra
Soerjono Soekanto (1999:192-193) mengatakan itu lahir dan hidup.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 108
Dalam perkembangannya, sastra dapat menyelami dan seolah-olah hadir dalam
Indonesia menunjukkan kecenderungan cerita tersebut.
tersebut. Hardjana (1991:71) mengatakan Pulau Buru menjadi saksi di mana
bahwa dalam sastra Indonesia, munculnya Pramoedya telah memanfaatkan sejarah dengan
roman tidak dapat dipisahkan dari tata baik dalam menulis karya-karyanya, terutama
kemasyarakatan yang ada. Roman dalam sastra pada novel-novel yang ia ciptakan, salah satu
Indonesia merupakan pengolahan data karyanya adalah novel yang bertajuk Bumi
kemasyarakatan oleh kaum terpelajar Indonesia Manusia.
sekitar tahun 20-an. Tata kemasyarakatan Dalam novel Bumi Manusia ini
tersebut tidak hanya dicerminkan atau diuraikan dimanfaatkannya sebagai sejarah masa
dengan lukisan-lukisan yang rapi, rinci, dan kebangkitan bangsa Indonesia pada awal abad
hidup, tetapi juga digarap dengan semangat ke 20. Hal ini didorong oleh kesadaran
zaman yang menandai masa-masa kebangkitan Pramoedya akan kedudukan sejarah pada
nasional. Dalam hal ini Hardjana memberikan perkembangan manusia. Ia menyadari dengan
contoh Azab dan Sengsara, Sitti Nurbaya, slogan “The people must know their history” yang
Pertemuan dan salah Asuhan. Dalam keempat dilontarkan Maxim Gorky, sastrawan Rusia
novel ini benar-benar dilukiskan masyarakat pendiri aliran sastra realisme sosialis. Suatu
bangsa harus mengetahui sejarah bangsanya,
Minangkabau secara jelas. Hal ini disebabkan
karena kesadaran akan sejarah membawa rakyat
penulisnya berasal dari Minangkabau yang
untuk mampu berpikir secara dialektis (artinya
sudah pasti mengetahui dan menghayati
rakyat tidak lagi memandang sejarah sebagai
p ers o al an - p er s o a l an y an g di h a dap i sesuatu yang telah “selesai”, tetapi melihatnya
masyarakatnya. Dengan demikian dapat sebagai realitas yang harus bergerak secara
diasumsikan bahwa karya tidak lahir dari aktif), yang ditandai dengan kemampuan
kekosongan sosial. memandang masa lampau, sekarang dan masa
Dengan kenyataan demikian, sastra sering yang akan datang sebagai suatu kesatuan
dijadikan objek dokumen suatu kurun waktu integral (Toer, 1963:15).
atau peristiwa tertentu. Hal ini diungkapkan Konsepsi dalam karya sastra telah
oleh Damano (1984:7) dalam mengungkapkan menjerumuskannya ke dalam prasangka negatif
pandangannya tentang novel. Menurutnya yang berkepanjangan. Ia dianulir sebagai
novel, sebagai genre utama sastra, dalam zaman sastrawan yang berideologi komunis. Prasangka
industri ini, dapat dianggap sebagai usaha untuk ini diperburuk oleh tergabungnya Pramoedya
menciptakan kembali dunia sosial ini: dengan lembaga kebudayaan LEKRA yang
hubungan manusia dengan keluarganya, berdiri di bawah naungan Partai Komunis
lingkungannya, politik, negara, dan sebagainya, Indonesia (PKI). Sejak itu buku-bukunya
sehingga pendekatan sosiologi terhadap karya dilarang terbit oleh Pemerintah Indonesia,
sastra yang banyak dilakukan saat ini menaruh bahkan Pramoedya sendiri mengalami
perhatian besar pada aspek dokumenter sastra. hukuman penjara tanpa proses pertadilan. Di
Seperti yang diungkapkan “The American luar dugaan, bukunya bisa lolos diterbitkan
College Dictonary” (dalam Tarigan, 1984:164) secara diam-diam dan diterjemahkan ke dalam
bahwa novel adalah suatu cerita prosa yang berbagai bahasa. Karena buku-bukunya ini,
fiktif dalam panjang yang tertentu yang Pramoedya mendapat penghargaan dari dunia
melukiskan para tokoh, gerak serta adegan internasional dengan penganugerahan Roman
kehidupan nyata yang representatif dalam suatu Magsaysay Award for Journaslism, literature, and
alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau Creative Communications Arts di Manila tahuin
kusut. Karya novel biasanya mengangkat 1995, meskipun diwarnai aksi protes dari pihak
berbagai fenomena yang terjadi dimasyarakat. sastrawan.
Karya-karya yang menarik itu dapat Berdasarkan fenomena ini, menimbulkan
mempengaruhi jiwa para pembaca sehingga banyak pertanyaan dalam pikiran peneliti untuk

109 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
mengetahui apa sebenarnya yang menyebabkan Sesuai dengan masalah dan rumusan
banyaknya novel-novel Pramoedya dilarang masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan
diterbitkan oleh pemerintah pada masa orde untuk mengetahui dan memberikan
baru tersebut. Hal inilah yang menjadi pemahaman yang lebih mendalam tentang
penelitian peneliti untuk meneliti lebih jauh Pertentangan Kelas di Indonesia dalam Novel
karya Pramoedya dalam novel Bumi Manusia Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer.
dengan melihat pertentangan kelas di Indonesia Manfaat penelitian dalam penelitian ini
dengan melihat unsur-unsur penokohannya. adalah memberikan pemahaman yang lebih
Fokus dalam penelitian ini adalah mendalam kepada pengajar tentang karya sastra
Pertentangan Kelas di Indonesia dalam Novel dan juga sebagai referensi dalam
Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, mengembangkan karya sastra dan membuka
dengan subfokus: (1) Penokohan dalam novel wawasan kepada para mahasiswa dalam
Bumi Manusia sebagai mediator pandangan melakukan penelitian tentang karya sastra
dunia Pramoedya Ananta Toer, (2) khusus penelitian lanjutan dari novel Bumi
Pengelompokan tokoh-tokoh ke dalam kelas- Manusia karya Pramoedya Ananta Toer
kelas sosial berdasarkan faktor genetiknya, (3) tersebut serta hasil penelitian ini juga
Bentuk pertentangan kelas yang terdapat dalam memberikan sumbangan yang positif bagi
novel Bumi Manusia, (4) Akibat pertentangan peneliti lainnya maupun penikmat karya sastra
kelas terhadap manusia Indonesia, (5) Makna dalam memahami dan melakukan penelitian
estetis pertentangan kelas dalam novel Bumi lanjutan.
Manusia.
Berdasarkan latar belakang masalah KAJIAN TEORI
tersebut di atas, masalah utama yang menjadi
fokus dalam penelitian ini dapat dirumuskan 1. Novel
dalam pertanyaan seb agai beri kut: Dalam The American College Dictionary
“Bagaimanakah Pertentangan Kelas di (Tarigan, 1984:164) bahwa novel adalah suatu
Indonesia dalam Novel Bumi Manusia karya cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang
Pramoedya Ananta Toer? tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak
Pertanyaan penelitian digunakan untuk serta dengan adegan nyata representatif dalam
memperoleh gambaran dan uraian tentang suatu alur atau suatu keadaan yang kacau atau
bagaimana Pertentangan Kelas di Indonesia kusut.
dalam Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Dalam bahasa Jerman istilah novel yaitu
Ananta Toer, maka dibuatlah pertanyaan novelle, dan secara harafiah novella berarti
penelitian sesuai dengan subfokus penelitian sebuah barang baru yang kecil dan kemudian
sebagai berikut. diartikan sebagai cerita yang pendek dalam
1. Bagaimanakah penokohan dalam novel bentuk prosa (Abrams dalam Nurgiyantoro,
Bumi Manusia sebagai mediator 2000:9).
pandangan dunia Pramoedya Ananta Unsur-unsur Intrinsik novel sebagai
Toer? berikut: (a). Tema. Menurut Scharbach
2. Bagaimanakah pengelompokan tokoh- (Aminuddin, 2000:91) bahwa istilah tema
tokoh ke dalam kelas-kelas sosial berasal dari bahasa latin yang berarti “tempat
berdasarkan faktor genetiknya? meletakkan suatu perangkat”. Disebut demikian
3. Bagaimanakah bentuk pertentangan karena tema adalah ide yang mendasari suatu
kelas yang terdapat dalam novel Bumi cerita sehingga berperan juga sebagai pangkal
Manusia? tolak pengarang dalam memaparkan karya fiksi
4. Apa akibat pertentangan kelas terhadap yang diciptakannya; (b) Alur atau plot. Menurut
manusia Indonesia? Stanton (Nurgiyantoro, 2000:113)
5. Apa makna estetis pertentangan kelas mengemukakan bahwa alur atau plot adalah
dalam novel Bumi Manusia? cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 110
kejadian itu hanya dihubungkan secara segala mampu merekonstruksikan pandangan dunia
akibat, peristiwa yang satu disebabkan atau pengarang. Bukan seperti pendekatan Marxisme
menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. yang cenderung positivistik dan mengabaikan
Aminuddin (2000:83) mengutarakan bahwa kelitereran sebuah karya sastra. Goldmann
plot atau alur adalah rangkaian cerita yang tetap berpijak pada strukturalisme karena ia
dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa menggunakan prinsip struktural yang dinafikan
sehingga menjalin suatu cerita yang dihadirkan oleh pendekatan marxisme, hanya saja,
oleh para pelaku dalam suatu cerita; (c) kelemahan pendekatan strukturalisme
Penokohan. Menurut Nurgiyantoro (2000:1164), diperbaiki dengan memasukkan faktor genetik
istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, di dalam memahami karya sastra (Rachmat
watak dan perwatakan, atau karakter dan Djoko Pradopo. et al, 2002:60).
karakterisasi. Istilah tersebut merupakan istilah Goldmann (dalam Teeuw, 2003:126:127)
yang sama yang dipergunakan dalam menyeb ut meto de kri ti k s as tranya
penokohan. Istilah tokoh merujuk pada strukturalisme genetik. Ia memakai istilah
orangnya, dan pelaku cerita; (d) Latar atau strukturalisme karena lebih tertarik pada
Setting. Latar atau setting menyangkut tempat, struktur kategori yang ada dalam suatu dunia
waktu, dan situasi yang mendukung dalam visi, dan kurang tertarik pada isinya. Genetik,
suatu cerita. Menurut Abrams (Nurgiyantoro, karena ia sangat tertarik untuk memahami
2000:216) latar atau setting adalah landas bagaimana struktur mental tersebut diproduksi
tumpu, menyaran pada pengertian tempat, secara historis. Dengan kata lain, Goldmann
hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat memusatkan perhatian pada hubungan antara
terjadinya peristiwa-peristiwa yang diceritakan; suatu visi dunia dengan kondisi-kondisi historis
(e) Sudut Pandang atau Point of View. Sudut yang memunculkannya. Kemudian, atas dasar
pandang merupakan strategi, teknik, siasat,
analisis visi pandangan dunia pengarang dapat
yang secara sengaja dipilih pengarang untuk
membandingkannya dengan data dan analisis
mengemukakan gagasan dan ceritanya. Menurut
sosial masyarakat. Untuk menopang teorinya
Aminudin (2000:90) titik pandang adalah cara
tersebut, Goldmann membangun seperangkat
pengarang menampilkan para pelaku dalam
kategori yang saling bertalian satu sama lain
cerita yang dipaparkannya; (f)Gaya Bahasa.
Istilah gaya menurut Aminuddin (2000:72) sehingga membentuk apa yang disebut sebagai
diangkat dari istilah style yang berasal dari strukturalisme genetik.
bahasa latih stillus dan mengandung arti leksikal Strukturalisme genetik tidak dapat lepas
“alat untuk menulis”. Gaya mengandung begitu saja dari struktur dan pandangan
pengertian cara seorang pengarang pengarang. Pandangan pengarang itu sendiri
m e n y a mp a i k an g a g a s an n y a d e n g a n dapat diketahui melalui latar belakang
menggunakan media bahasa yang indah dan kehidupan pengarang (Faruk 1999:12 -13).
harmonis serta mampu menuansakan makna Orang yang dianggap sebagai peletak dasar
dan suasana yang dapat menyentuh daya mazhab genetik adalah Hippolyte Taine
intelektual dan emosi pembaca. (Sapardi Djoko Damono dalam Zaenudin
Fananie 2000:116). Taine mencoba menelaah
2. Strukturalisme Genetik sastra dari sudut pandang sosiologis. Menurut
Taine, sastra tidak hanya sekedar karya yang
Strukturalisme genetik merupakan
bersifat imajinatif dan pribadi, tetapi dapat pula
pendekatan yang biasanya digunakan dalam
merupakan cerminan atau rekaman budaya,
sosiologi sastra. Adapun tokohnya yang
suatu perwujudan pikiran tertentu pada saat
terkenal adalah goldmann. Lucien goldmann
karya itu dilahirkan (Umar Junus dalam
merupakan pelopor kritus modern penganut
Zaenudin Fananie 2000:117). Fenomena
aliran marxis dari Perancis (Saraswati, 2003:75).
hubungan tersebut kemudian dikembangkan
Pendekatan strukuralime genetik
oleh Lucien Goldmann dengan teorinya yang
merupakan satu-satunya pendekatan yang
111 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
dikenal dengan Strukturalisme genetik kenyataan empiris. Ketiga, analisis yang
(Zaenudin Fananie 2000:117). dilakukan menyangkut struktur yang sinkronis
Strukturalisme-Genetik pada prinsipnya dan bukan yang diakronis. Keempat,
adalah teori sastra yang berkeyakinan bahwa strukturalisme adalah metode pendekatan yang
karya sastra tidak semata-mata merupakan antikausal (bukan sebab-akibat tetapi hukum
suatu struktur yang statis dan lahir dengan perubahan bentuk) (Saraswati, 2003:75).
sendirinya, melainkan merupakan hasil Untuk menopang teorinya Goldmann
strukturasi struktur kategoris pikiran subjek mengemukakan seperangkat konsep dasar
penciptanya atau subjek kolektif tertentu yang (kategori) yang saling berkaitan yang akhirnya
terbangun akibat interaksi antara subjek itu membentuk strukturalisme genetik tadi.
dengan situasi sosial dan ekonomi tertentu. Konsep dasar atau kategori itu adalah fakta
Oleh karena itu, pemahaman mengenai struktur kemanusiaan, subjek kolektif, strukturasi,
karya sastra, bagi strukturalisme genetik, tidak pandangan dunia, pemahaman penjelasan.
mungkin dilakukan tanpa pertimbangan faktor- a. Fakta Kemanusiaan: (1) Fakta kemanusiaan
faktor sosial yang melahirkan-nya, sebab faktor- adalah segala hasil aktivitas atau perilaku
faktor itulah yang memberikan kepaduan pada manusia baik yang verbal maupun yang fisik.
struktur itu (Goldmann dalam Faruk 1999 Fakta itu dapat berwujud aktivitas sosial,
(b):13). aktivitas politik maupun kreasi kultural
Penelitian strukturalisme genetik semula seperti filsafat, seni rupa, seni musik, dan
dikembangkan di Perancis atas jasa Lucien seni sastra; (2) Goldmann menganggap
Goldmann. Dalam beberapa analisis novel, bahwa fakta kemanusiaan merupakan suatu
Goldmann selalu menekankan latar belakang struktur yang berarti, jadi ada strukturnya
sejarah. Karya sastra, di samping memiliki dan ada artinya. Dikatakan mempunyai arti
unsur otonom juga tidak dapat lepas dari unsur karena fakta kemanusiaan itu merupakan
ekstrinsik. Teks sasta sekaligus respon dari subjek kolektif atau individual,
mempresentasikan kenyataan sejarah yang sebagai upaya untuk mengubah situasi yang
mengkondisikan munculnya karya sastra. Pada ada agar sesuai atau cocok bagi aspirasi
dasarnya, pengarang akan menyarankan suatu subjek itu, yaitu dalam upaya mencapai
pandangan dunia yang kolektif. Pandangan keseimbangan dengan dunia sekitar.
tersebut juga bukan realitas, melainkan sebuah b. Subjek Kolektif. Pada konsep ini ditekankan
refleksi yang diungkapkan secara imajinatif. bahwa fakta kemanusiaan di atas bukanlah
Goldmann mengemukakan bahwa semua sesuatu yang muncul begitu saja melainkan
aktivitas manusia merupakan respon dari subjek hasil dari aktivitas manusia sebagai subjek.
kolektif atau individu dalam situasi tertentu Di sini pun Goldmann membedakan antara
yang merupakan kreasi atau percobaan untuk subjek individual dan subjek kolektif. Subjek
memodifikasi situasi yang ada agar cocok kolektiflah yang merupakan subjek dari fakta
dengan aspirasinya. Sesuatu yang dihasilkan sosial dan historis.
merupakan fakta hasil usaha manusia untuk c. Pandangan Dunia. Menurut Goldmann
mencapai keseimbangan yang lebih baik dengan (dalam Saraswati, 2003:76-78)., pandangan
dunia sekitarnya (Fananie, 2000:117). dunia adalah (1) kompleks menyeluruh dari
Metode strukturalisme memiliki beberapa gagasan, aspirasi-aspirasi, dan perasaan-
ciri. Pertama, perhatihannya terhadap keutuhan, perasaan, yang menghubungkan/mengikat
terhadap totalitas. Yang menjadi dasar telaah anggota-anggota suatu kelompok sosial
strukturalisme bukanlah bagian-bagian totalitas tertentu dalam suatu kesatuan dan yang
itu, tetapi jaringan hubungan yang ada antara membedakannya dari kelompok-kelompok
bagian-bagian itu, yang menyatuhkannya sosial yang lain. Dengan demikian,
menjadi totalitas. Kedua, strukturalisme tidak pandangan dunia itu bukanlah kesadaran
menelaah struktur permukaannya, tetapi individual, melainkan kesadaran kolektif.
struktur yang ada di bawah atau di balik Pendekatan strukturalisme genetik

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 112
menyatakan bahwa karya sastra tidak semata- (Suseno, 1999:112). Sedangkan menurut Lenin
mata merupakan struktur yang statis dan lahir (Suseno, 1999:111), kelas sosial dianggap
dengan sendirinya, tetapi tetapi merupakan jasil sebagai golongan sosial dalam sebuah tatanan
strukturisasi struktur kategoris pikiran subjek masyarakat yang ditentukan oleh posisi tertentu
penciptanya yang terbangun akibat interaksi dalam produksi.
antarsubjek itu dengan situasi sosial dan
ekonomi tertentu (Triyono, 1993:4). METODOLOGI PENELITIAN
Pendekatan strukturalisme genetik Penelitian terhadap karya ini
hanya mungkin diterapkan pada karya sastra menggunakan metode kualitatif dengan teknik
yang memiliki empat syarat. Pertama, karya analisis isi. Pendekatan yang digunakan adalah
sastra yang merupakan karya besar atau agung. strukturalisme genetik.
Kedua, objek merupakan karya sastra masa Penelitian ini merupakan penelitian
lampau, tetapi syarat ini bukan merupakan studi pustaka, maka tempatnya bisa di mana
prinsip, hanya sekedar pertanyaan fakta saja. saja dengan waktu penelitian selama 2 bulan.
Ketiga, karya yang memiliki pandangan dunia Data tentang pertentangan nilai di
pengarang duduk sebagai subjek individu yang Indonesia dalam novel Bumi Manusia
memiliki subjek kolektif. Goldmann dikumpulkan untuk dianalisis secara deskriptif
berpandangan bahwa tanpa pandangan dunia, agar mendapatkan gambaran bagai-mana cara
novel besar tidak mungkin diciptakan. Keempat, pengarang menggambarkan pertentangan nilai
karya sastra yang memunculkan tokoh tersebut.
problematik (Damono, 1984:42-46). Sumber data penelitian ini adalah novel
3. Pertentangan Kelas “Bumi Manusia” karya Pramoedya Ananta Toer,
terbitan Lentera Dipantara, Utan Kayu, Jakarta
Dalam mengembangkan teorinya, Timur, Indonesia, cetakan ke 13, tahun 2008,
Goldmann tidak terlepas dari teori marxis dan buku-buku lain yang berhubungan dengan
meskipun dia menganggap teori sosiologi novel Bumi Manusia.
sasatra marxis terlalu reduksionis dan simplistis Pendekatan yang digunakan dalam
dan searah, karena persoalan yang bersangkut penelitian ini adalah pendekatan struktural
paut dengan hubungan antara kesusastraan genetik dengan langkah-langkah sebagai
dengan masyarakat merupakan persoalan berikut: (1) Membaca novel secara intensif, (2)
komplek (Faruk, 1994:10). Meskipun demikian, Menganalisis struktur novel, (3) Membuat
Goldmann mengakui teori kelas marxis, kesimpulan tentang pertentangan nilai di
karrena ia menganggap pengertian kelas ini Indonesia berdasarkan struktur novel Bumi
telah terbukti dalam sejarah sebagai kelompok Manusia, dan (4) Menyususn laporan penelitian.
tyang telah menciptakan suatu pandangan yang
menyeluruh tentang kehidupan dan yang telah HASIL DAN PEMBAHASAN
memengaruhi perkembangan sejarah umat
manusia (Faruk, 1994:15). Oleh karena itu ia 1. Penokohan Dalam Novel Bumi Manusia
menspesifikasikan subjek kolektif sebagai kelas Tokoh-tokoh yang ditampilkan tidak
sosial menurut pengertian ini. kurang dari dua puluh orang dan tokoh-tokoh
Pencetus teori kelas, Marx hanya ini memiliki karekter yang beraneka ragam
mengemukakan bahwa sebuah kelas naru di dengan latar belakang yang berbeda pula, yang
dianggap kelas dalam arti sebenarnya apabila dapat diuraikan berikut.
dia bukan hanya ‘secara objek’ merupakan
golongan sosial dengan kepentingan sendiri, a. Nyai Ontosoroh
melainkan juga ‘secara subjektif’ menyadari diri
Nyai Ontosoroh bernama asli Sanikem.
sebagai kelas, sebagai golongan khusus dalam
Nama Nyai Ontosoroh ia dapat setelah
masyarakat yang mempunyai kepentingan-
berdirinya perusahan Boerderij Buitenzorg. Ia
kepentingan spesifik serta memperjuangkannya
terlahir sebagai anak seorang juru tulis
113 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
perkebunan milik Tuan Herman Mellema, pun yang tidak berhubungan dengan keluarga
Sastrotomo. Orang tuanya telah menjadikan dan perusahaannya.
dirinya sebagai nyai-nyai sebagai penukar untuk b. Minke
jabatan ayahnya sebagai kasir perkebunan. Oleh
karena itu, ia sangat mendendam terhadap Minke (bukan nama asli) lahir dari
orang tuanya tersebut. “Ya Ann, aku telah keluarga bangsawan. Dia memiliki gelar
mendendam orang tuaku sendiri” (hlm. 80) bangsawaan di depan namanya, tetapi dia tidak
Kedendaman saja dirasakan belum pernahmemakainya. Ia sekolah di HBS, yang
cukup, karena bagaimanapun hidupnya sebagai dengan demikian dia mendapat pengajaran cara
nyai-nyai harus berjalan, maka ia berusaha Belanda. Dia banyak mengenal ilmu
untuk menjadi nyai-nyai yang baik, yang selalu pengetahuan dan teknologi yang telah
menuruti kemauan tuannya. Sebagai nyai-nyai, berkembang saat itu dari sekolahnya. Selain
ia termasuk nyai-nyai yang beruntung karena mendapat pelajaran, ia juga dituntut untuk
Tuan Herman Mellema adalah seorang tuan berperilaku sebagaimana adat dan kebiasaan
yang baik dan menghormatinya. Ia banyak Eropa. Mau tidak mau hal ini telah melahirkan
mendapat pelajaran yang hanya layak dipelajari paham yang berseberangan dengan paham
wanita Eropa dari tuannya ini. keluarganya. Mau tidak mau hal ini telah
melahirkan telah melahirkan paham yang
“Akan kubuktikan pada mereka, apapun yang
telah diperbuat atas diriku, aku harus bisa
berseberangan dengan paham keluarganya.
lebih berharga daripada mereka, sekalipun Keluarganya penganut budaya Jawa yang
hanya sebagai nyai” (hlm. 80). fanatik, terutama ayahnya yang kemudian hari
diangkat menjadi bupati. Dari pemahamannya
Berbekal pelajaran yang ia dapat dari tentang budaya Eropa, Minke menganggap
tuannya, ia bertekad untuk bisa menunjukkan budaya Jawa yang dianut keluarganya sudah
integritas dirinya. Ia tidak ingin menjadi seorang tidak relevan dengan perkembangan zaman.
nyai-nyai biasa. Kekerasan tekadnya semakin Zaman yang telah ia kenal adalah zaman
kuat setelah tragedi yang menimpa keluarganya. modern yang tentu saja diikuti dengan
Tragedi yang dimaksud adalah ketika putra peradaban yang modern pula. Budaya Jawa
Tuan Herman Mellema datang dengan sangat baginya sudah merupakan budaya yang sangat
tidak sopan mendakwanya sebagai perempuan kolot dan sangat menyiksa. Watak ini terlihat
yang telah merebut suami dari istrinya dan ketika Minke harus merangkak sambil
menuntut semua yang menjadi haknya. Pada menunduk ketika menghadap panggilan bupati
saat itu pula ia kehilangan rasa hormat terhadap yang ternyata adalah ayahnya sendiri.
tuannya karena ia melihat tuannya tidak dapat “Sungguh temam-teman sekolah akan
bersikap tegas atas semua perlakuan Maurits menertawakan aku sekenyangnya melihat
sandiwara bagaimana manusia, biasa berjalan
Mellema terhadapnya.
sepenuh kaki, di atas telapak kaki sendiri,
“Sejak detik itu, Ann, lenyap rasa hormatku sekarang harus berjalan setengah kaki, dengan
pada ayahmu. Didikannya tentang harga diri bantuan dua belah tangan. Ya Allah, kau nenek
dan kehormatan telah jadi kerajaan dalam moyangku, apa sebab kau ciptakan adat
diriku. Dia tidak lebih dari seorang menghina martabat turunanmu sendiri begini
Sastrotomo dan istrinya. Kalau Cuma sampai macam? Tak pernah terpikir olehmu, nenek
di situ bobotnya dalam menghadapi ujian moyang yang keterlaluan! Keturunan bisa lebih
sekecil itu, tanpa dia pun aku dapat urus anak mulia tanpa menghinakan kau! Sial dangki!
-anakku seorang diri” (hlm. 93-94). Mengapa kau sampai hati mewariskan adat
semacam” (hlm. 116-117).
Sejak saat itu, Nyai Ontosoro
menjalankan perusahaannya dan mengurus Pengetahuan tentang perkembangan
anak-anaknya dengan penuh tekad dan teknologi yang kebetulan lebih banyak
dendam. Ia berkembang menjadi wanita kuat d i t o n j o l k a n d i E r o p a m en a m b a h
dan tidak mau menaruh kepercayaan pada siapa kekagumannya terhadap Eropa. Eropa
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 114
di an g g apn ya s an g at memp erh atikan dikirim ke Afrika untuk memimpin peperangan.
kemanusiaan. Baginya, mereka telah memiliki Maurits Mellema berusaha memperoleh
peradaban yang sangat tinggi. Dia sangat warisan atas kekayaan yang telah menjadi hak
bangga dapat bergaul dan mengetahui Nyai Ontosoroh dan anak-anaknya. Untuk
peradaban orang-orang Eropa. memperoleh warisan itu, ia berusaha dengan
“Tentu dada ini menjadi gembung. Aku belum cara yang sangat licik. Ia memanfaatkan
pernah ke Eropa –benar tidaknya ucapan Tuan kelemahan kedudukan Nyai Ontosoroh.
Direktur aku tak tahu. Hanya karena
menyenangkan aku cenderung d. Ayah Minke
mempercayainya. Lagi pula semua guruku
kelahiran sana, dididik di sana pula. Rasanya
Ayah Minke adalah seorang penganut
tak layak tak mempercayainya guru . . . Oleh fanatik budaya Jawa, khususnya budaya yang
masyarakat Eropa, terpelajar dan Indo hidup dalam lingkungan bangsawan. Kebesaran
dianggap terbaik dan tertinggi nilainya di bangsawaan ditandai dengan kesetiaannya
seluruh Hindia Belanda. Maka aku harus kepada feodalisme. Dia berusaha memelihara
mempercayainya” (hlm. 2). budaya ‘berkuasa’ sebagai ciri khas bangsawan
feodal. Ia tidak mau disamaratakan dengan
Kemudian Minke telah melahirkan orang-orang biasa yang menjadi bawaannya,
penilaian-penilaian yang polos. Akan tetapi paham ini disimbolkan dalam tata cara
kemudaannya p ula yang kemudian penyembahan kawula kepadanya pada saat
mengantarkannya pada persoalan-persoalan menghadap petinggi mereka.
sulit, yang kemudian hari akan membentuknya Pada sisi lain, ayah Minke, yang kemudian
menjadi pemuda terpelajar yang dewasa. Atas diangkat menjadi Bupati B, merasa dirinya
ajakan Robert Suurhof, Minke berkenalan terlalu rendah bila berhadapan dengan orang-
dengan Annelies, gadis Indo yang cantik tiada orang Eropa. Eropa dianggapnya sebagai orang
tandingan. Pada saat yang sama, ia juga -orang yang telah menebar jasa bagi
berkenalan dengan Nyai Ontosoroh, ibu kekuasaannya, sehingga mereka harus disegani.
Annelies. Kecucukannya telah menyeretnya ke Jika sudah demikian, segala keputusan orang
dalam persoalan pelik keluarga Nyai Eropa, baginya dianggap sebagai perintah yang
Ontosoroh. tidak bisa dibantah. Ia menganggap Eropa
Keanehan keluarganya nyai-nyai ini adalah lambang kebesarannya, sehingga
berpengaruh terhadap pembentukan karakter berhubungan dengan Eropa dengan sendirinya
Minke. Karena tinggal bersama keluarga ini, ia telah menambah poin bagi martabatnya, hal ini
jadi mengetahui persoalan yang terjadi dalam terlihat pada saat Minke mendapat undangan
keluarga tersebut, ia juga merasa ikut dari Assisten Resident Herbert de la Croix, semua
bertanggung jawab untuk menyelesaikan kesalahan yang telah didakwakan kepada
persoalan-persoalannya. Dalam menangani Minke, terampuni dengan sendirinya (hlm.
permasalahannya ini, intelektualitas Minke 142).
merasa tertantang. Sebagai golongan intelektual,
ia merasa memiliki tuntutan tersendiri dalam e. Robert Suurhof
menghadapi berbagai persoalan. Robert Suurhof adalah teman sekelas
Minke di HBS. Dia selalu merasa lebih tinggi
c. Maurits Mellema dari Minke dengan kewarganegaraan Belanda
Maurits Mellema adalah anak tunggal yang ia peroleh. Pada hal kewarganegaraan itu
Herman Mellema dari perkawinan sahnya ia peroleh hanya karena lahir di atas kapal Van
dengan Amilia Mellema Hammers. Pada surat- Heemskerk yang sedang berlabuh di Tangjung
surat Sarah dan Miriam De la Croix untuk Perak. Sedangkan bapak dan ibunya seorang
Minke, dikatakan bahwa Maurits Mellema Indo (hlm. 8). Tidak hanya itu, dia bahkan
adalah bekas pasukan perang Belanda yang membenci Pribumi, apalagi si Pribumi itu lebih

115 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
maju dari padanya. Dia selalu membuat untuk Ia bermimpi ingin menjadi seorang Eropa
meyakinkan bahwa dia lebih baik dari seorang sepaerti ayahnya. Baginya, menjadi Eropa jauh
Minke. akan lebih baik daripada menjadi pribumi.
Kekalahannya dalam persaingan dengan Pilihan Robert ini terbentur pada
Minke untuk mendapat perhatian Annelies kenyataan. Ibunya yang pribumu telah berhasil
tidak mengurangi kesombongannya. Pada pesta menjadi pengusaha dan menguasai urusan
perkawinan Minke dan Annelies, ia keluarga, serta menjadi nyonya rumah yang
menghadiahkan sebuah cincin berlian yang menguasai semua harta keluarga. Sedangkan
sangat besar meskipun untuk itu ia harus Robert melihat orang yang justru ia banggakan
menggali kuburan Cina. Pada suratnya, ia juga telah menjadi gila dan pecandu ‘pelesir’ di
mengatakan akan berlayar ke Eropa untuk rumah pelesiran Baba Ah Tjong. Ia kehilangan
meneruskan sekolahnya. Pada kemudian hari, sandaran hidup. Gengsinya terlalu tinggi untuk
menurut berita Jufrouw Magda Peters, Robert mengikuti aturan main nyonya rumah.
bekerja di kapal layar. Di tengah kebimbangannya, Minke hadir
dengan membawa kebesaran HBS-nya. Robert
f. Babah Ah Tjong tidak menyukai kehadiran Minke. Ia
Babah Ah Tjong adalah seorang warga menganggap Minke langsung sebagai saingan
Cina yang usahanya membuka rumah pelesiran. beratnya sebagai ahli waris kekayaan keluarga
Rumah pelesiran itu terletak bersebelahan karena Minke langsung mendapat tempat di
dengan rumah dan perusahaan keluarga hatinya ibu dan adiknya. Dengan membawa
Herman Mellema dan Nyai Ontosoroh. Ia kebimbangannya, ia terjebak ke dalam
membuka rumah pelesirannya hanya pada kenikmatan semu yang ia dapat dari rumah
waktu-waktu tertentu. pelesiran tempat ayahnya mendekam selama
Berdasarkan pengakuannya di depan lima tahun.
pengadilan kulit putih, Babah Ah Tjong terlibat
dalam pembunuhan Herman Mellema. Motif h. Kakak Minke
pembunuhannya sendiri tidak dijelaskan. Ia Kakak Minke adalah siswa SIBA (School
hanya mengaku bahwa secara sengaja voor Inlandsche Bestuur-sambtenaren), sekolah
mencampurkan racun pada minuman Herman calon Pejabat Pangreh Praja. Sebagai siswa
Mellema. Racun itu akan membunuh secara SIBA ia dicetak untuk menjadi amtenar yang
perlahan-lahan orang yang meminumnya. akan menjadi pejabat pemerintahan pribumi.
Pengakuan Babah Ah Tjong tentang Menjadi pejabat pemerintahan berarti menjadi
pembunuhan itu telah membebaskan Nyai priyayi terhormat. Oleh karena itu, ia selalu
Ontosoroh dari tuduhan membunuh tuannya. menjaga tradisi kepriyayian untuk terus menjaga
Atas pengakuannya ini, Babah Ah Tjong wibawanya.
dihukum sepuluh tahun ditambah denda untuk Sebagai orang yang berjiwa priyayi, ia
biaya pengadilan dan pengobatan terhadap tidak menyukai sikap Minke yang ke Barat-
penyakit yang dihidap Maiko, serta kerja paksa. baratan. Ia menganggap adiknya sudah bukan
Jawa karena hal itu sangat menyalahi tradisi
g. Robert Mellema keluarganya. Sebaliknya, oleh Minke, ia
Robert Mellema adalah anak pertama dianggap sebagai intelek-tual pengecut.
Nyai Ontosoroh dengan Tuan Herman 2. Pengelompokan Tokoh - tokoh ke
Mellema (berarti kakak kandung Annelies dalam Kelas-kelas Sosial Berdasarkan
Mellema). Tidak seperti Annelies, Robert Faktor Genetiknya
Mellema sangat membenci ibunya karena ia
seorang pribumi. Ibunya juga dianggap sebagai Struktur penokohan Bumi Manusia
penghalangnya dalam mencapai cita-citanya mengindikasikan bahwa terdapat disfungsi
untuk menjadi awak kapal sebagai orang Eropa, sistem dalam struktur masyarakat Indonesia,
karena ibunya telah mengeluarkannya dari ELS. yang kemudian melahirkan kelas-kelas sosial.
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 116
Dalam teks Bumi Manusia, tokoh-tokoh wajar, sedangkan hukum kolonial akan
tergolong ke dalam stratifikasi kelas masyarakat. menghukum manusia dengan tingkat usaha itu
Kelas sosial tertinggi diduduki oleh p[enduduk dalam melawan kolonialisme.
kulit putih, setelah itu menyusul golongan Indo, Maurits Mellema memiliki dendam dan
warga Asia Timur (dalam hal ini Cina), ambisi pribadi terhadap Nyai Ontosoroh, si
bangsawan-bangsawan lokal, kaum intelektual, pribumi nyai-nyai ayahnya. Karena ia seorang
dan rakyat biasa. Juga mengingat pendapat Belanda dan yang menjadi sasarannya adalah
Pramoedya mengenai ciri karya sastra realisme pribumi, ia mendapat dukungan penuh dari
sosial, Pemerintah Hindia Belanda dan pengadilan
“Realisme sosial . . . dalam menghadapi Amsterdam untuk mendapatkan ambisinya.
persoaln masyarakat mempergunakan Keabsahan pengadilan Amsterdam dan
pandangan yang struktural fundamental, keabsolutan perintah pemerintah Hindia
mendapatkan kontradiksi pokok dan Belanda ia jadikan alat untuk meyakinkan
mengikuti gerak-gerik kontradiksi sosial yang dirinya bahwa ia adalah orang yang paling
kurang pokok . . .” (Kurniawan, 1999:146).
berkuasa di atas orang-orang pribumi semacam
Nyai Ontosoroh dan lainnya. Ia menyadari
Kontradiksi sosial dalam konteks di atas
bahwa di bawah Hukum Eropa, orang-orang
mengacu pada pengertian pertentangan kelas.
pribumi tidak akan dapat berbuat apa-apa. Ia
Kontradiksi sosial oleh Pramoedya dikatakan
menggenggam hidup-matinya pribumi, karena
sebagai kontradiksi struktural fundamental di
ia menyadari bahwa itu sudah seharusnya
dalam kehidupan sosial anatara kelas penghisap
terjadi.
dan kelas terhisap, kelas penindas dan kelas
tertindas, serta golongan yang terlibat di b. Bangsawan (Bupati B, Tokohnya: Ayah
dalamnya. Minke)
Golongan-golongan masyarakat dalam
Bumi Manusia, dengan memperhatikan struktur Pada masa penjajahan, Bupati adalah
masyarakat Indonesia yang dimaksud oleh kedudukan tinggi dalam sistem kekuasaan
Pramoedya dan pendapat tokoh kelas feodalisme Jawa. Orang-orang atau keluarga
menengah Indonesia lainnya, dapat dikatakan yang terlibat dalam kekuasaan ini termasuk ke
sebagai refleksi struktur masyarakat Indonesia. dalam golongan bangsawan meerupakan kaki
Kelas-kelas yang dimaksud adalah kelas tangan Belanda, karena melalui pemanfaatan
penguasa, kelas pendatang (dalam hal ini warga loyalitas rakyat terhadap Bupati, Belanda secara
etnis Cina), bangsawan-bangsawan lokal tidak langsung telah menguatkan kekuasaan
(birokrat pemerintahan), intelektual, dan rakyat mereka terhadap pribumi.
biasa. c. Timur Asing (Pedagang, Tokohnya:
a. Penguasa (Tokohnya: Maurits Mellema) Babah Ah Tjong)
Maurits Mellema dapat Pada masa penjajahan Belanda, kolonial
dikatakan sebagai penguasa karena ia adalah Belanda membagi masyarakat Hindia Belanda
seorang Belanda, kulit putih totok. Dalam menjadi tiga golongan besar berdasarkan ras,
cerita, kulit putih, apalagi warga Belanda atau yaitu Europeanen (semua kulit putih), Vreemde
Hindia Belanda, memiliki kedudukan dan Oasterlingen (Timur asing termasuk Cina, Arab,
derajat lebih tinggi dibandingkan dengan Indo dan India), dan Inlanders (golongan pribumi)
atau pribumi. Orang-orang kulit putih (Siong,1962:30).
mendapat perlindungan kuat dari hukum Para pedagang Cina memiliki sifat rajin,
Eropa. Hukum Eropa yang dipakai itu sendiri ulet, dan cerdas dan mereka memiliki hubungan
bukan hukum yang bersifat universal tetapi perdagangan baik dengan pribumi. Dengan
hukum yang bersifat kolonial. Hukum yang demikian, pedagang Cina mengetahui seluk
universal memandang atau menghukum beluk perdagangan pribumi. Hal ini membawa
manusia yang melakukan kesalahan secara keberuntungan bagi Belanda dalam usahanya

117 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
untuk menguasai perdagangan pribumi. d. Golongan Intelektual (Tokohnya: Min-
Belanda kemudian memanfaatkan Cina untuk ke)
menguasai perdagangan pribumi. Untuk Menurut Harry Benda (dalam
melancarkan usahanya ini, Belanda memberi Legge,1993:23), golongan intelektual di
imbalan dengan perlakuan istimewa terhadap Indonesia . lahir dari golongan bangsawan yang
golongan ini. Mereka mendapat kedudukan mendapat kesempatan belajar disekolah yang
lebih tinggi dari pribumi dan memiliki hak disediakan Belanda khusus untuk para
istimewa seperti hak monopoli (terhadap bangsawan lokal.Mereka mendapat pelajaran
pribumi), menjual candu, menarik pajak, hak (hanya) mengenai hukum dan sastra Eropa.
bea cukai dan lain-lain (Tan, 1981:15). Setelah lulus, mereka bekerja pada bidang yang
Hak istimewa yang diberikan dalam sama sekali tidak berhubungan dengan bidang
rangka mendayagunakan golongan Cina demi studi mereka.Meskipun ada, mereka hanya
kepentingan Belanda dalam menguasai sebagai juru tulis (klerk). Kenyataan ini
perdagangan pribumi ini, pada akhirnya menyebabkan perasaan frustrasi bagi mereka.
menimbulkan kekhawatiran bagi Belanda. Pada akhirnya para intelektual ini memilih arah
Belanda khawatir, perdagangan justru akan jalan yang berbeda-beda. Beberapa diantaranya
dikuasai pedagang Cina. Untuk mengatasinya, ada yang memilih untuk menjabat sebagai
Belanda mengeluarkan berbagai kebijakan yang pengawai pemerintahan atau sebagai bagian
intinya mempersempit ruang gerak golongan dari golongan para aktivisyang kemudian
Cina (misalnya, golongan Cina diharuskan membentuk suatu organisasi. Kaum intelektual
tinggal di daerah tertentu) (Siong, 1962:30). yang disebutkan terakhir ini merupakan
Mengenai perlakuan hukum, golongan golongan intelektual yang tidak mau menerima
Cina ini tidak berbeda dengan perlakuan pekerjaan yan bertolak belakang dengan
hukum terhadap Pribumi. Mereka hanya ilmunya.
di p erb o l eh kan un tuk mel es tari - kan Mengenai kegiatan kaum intelektual ini,
kebudayaannya. Segala persoalan hukum yang Jhon Kautsky (dalam legge, 1993:23-24)
menyangkut pidana, ditangani dengan cara berpendapat bahwa peranan sebagai
kode hukum Belanda (Eropa) seperti halnya pemerakarsa utama dalam mengerahkan
yang diberlakukan bagi golongan Pribumi dukungan rakyat dan mengorganisir suatu
(Siong, 1962:22). pergerakan politik nasionalis,dimainkan oleh
Ciri-ciri karakter pada tokoh Babah Ah kaum intelektual yang telah menyerap sejumlah
Tjong sangat relevan dengan gambaran di atas. wawasan dan nilai peradaban Barat melalui
Babah Ah Tjong, meskipun dalam teks tidak pendidikan yan disediakan oleh negara penjajah
diwujudkan sebagai pedagang, memiliki peran dan merasa frustrasi karena keterbatasan
dalam usaha Maurits Mellema untuk kesempatan plitik dan kesempatan yang lain di
mengeksploitasi kekayaan Nyai Ontosoroh. dalam rezim kolonial. Sebagian dari mereka
Meskipun tidak secara eksplisit dinarasikan oleh juga memperoleh pengalaman politik di dalam
pengarang dalam teks novel, melalui rangkaian perhimpunan-perhimpunan politik mahasiswa
peristiwa yang tersusun dan nasib yang dialami dan kemudian memegang sebagian besar
Babah Ah Tjong sendiri, penulis dapat kepemimpinan organisasi-organisasi nasionalis.
menyimpulkan bahwa tragedi pembunuhan Selanjutnya, dalam masyarakat, kaum
Herman Mellema yang dilakukan oleh Babah intelektual memperoleh kedudukan dan
Ah Tjong adalah keinginan Maurits Mellema. pengaruh semata-mata karena mereka adalah
Melihat peran Babah Ah Tjong-sebagai intelektual. Angota-angotanya membentuk
perantara usaha pembunuhan dan eksploitasi kelas tersendiri dan karenanya kaum
ekonomi dalam novel ini, secara otomatis, intelegensia memegang kekuasaan politik
penulis mengindikasikan bahwa Babah Ah “secara independen ... sebagai intelegensia, dan
Tjong merupakan bagian dari golongan Cina. bukan sebagai juru bicara kekuatan-kekuatan
sosial yang sudah berakar”. Selain itu, menjadi
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 118
intelektual berarti melakukan suatu pekerjaan, mengantri panjang untuk menerima jasanya.
memenuhi panggilan hidup, dengan nilai-nilai Kedudukan Nyai Ontosoroh semakin
dan aturan, disiplin, serta kode etiknya sendiri. rendah dengan predikatnya sebagai nyai-nyai
Minke digambarkan sebagai keturunan Belanda, meskipun dalam hal intelektualitasnya,
bangsawan, kakeknya adalah seorang pejabat ia menandingi Magda Peters (guru Minke).
yan g s ederaj at deng an wedan a. Kedudukannya ini telah menjadikannya
Kebangsawanannya ini diperkuat dengan manusia yang hidupnya sama sekali tidak
pengangkatan ayahnya sebagai Bupati kota B. dijamin oleh hukum apa pun. Ikatan
Dia memperoleh kesempatan untuk persaudaraan dengan semua anggota
mengenyam pendidikan Barat di ELS dan HBS. keluarganya telah terbeli dan hukum
Dia bahkan dinyatakan sebagai siswa terbaik Belandapun tidak pernah menganggap
pertama di Surabaya yang berarti terbaik kedua keberadaannya. Ia semakin terpuruk dalam
se Hindia Belada. ketidakmenentuan statusnya.
Sebagai terpelajar, seperti yang dikatakan
Kautsky di atas, Minke memiliki tanggung 3. Bentuk Pertentangan Kelas Di Indonesia
jawab untuk berbuat sesuatu yang sesuai Dalam Novel Bumi Manusia
dengan aturan dan kode etik intelektual. Sikap Dalam menjalankan misi realisme
ini ditunjukkan Minke di antaranya pada saatia sosialnya, Pramoedya mencoba menggali
harus menilai siapa sebenarnya Nyai Ontosoroh sejarah Indonesia akhir abad ke 19 dalam novel
yang ia kenal sebagai nyai-nyai. Secara umum ia Bumi Manusia dengan tidak mengabaikan kelas
mengenal nyai-nyai adalah seorang yang hanya -kelas sosial yang ada pada masyarakat
menjual harga dirinya untuk mendapatkan Indonesia. Pramoedya mencoba menekankan
kesenangan materi dari tuannya. Dan sebagian
bahwa di tengah-tengah hiruk-pikuk per-
besar mereka adalah wanita-wanita rendahan
kembangan sejarah Indonesia juga diwarnai
yang tidak terdidik. Nyai-nyai yang dia kenal
oleh adanya pertentangan kelas.
kali ini tidak seperti anggapan umumitu. Dia
Dalam usaha menggali sejarah melalui
harus mengerahkan kedewasaan intelektualnya
kelas-kelas sosial ini, yang harus diperhatikan
untuk menilai secara adil nyai-nyai yang satu ini.
bukan hanya kelas macam apa yang harus
Mengenai kedudukannya di masyarakat,
Minke telah menjadi tokoh pemuda luar biasa ditemukan, melainkan bagaimana struktur
yang dianggap memiliki kelebihan hanya karena kekuasaan di antara mereka. Menurut Marx,
ia siswa HBS. Bagi siswa HBS, sudah menjadi akan terlihat bahwa dalam setiap masyarakat
haknya mendapat penghormatan, dan orang terdapat kelas-kelas yang berkuasa dan kelas
lain juga berkewajiban menghormatinya. yang dikuasai (Suseno, 1997:113).
Penghormatan ini ditunjukan pula oleh ayahnya Hal di atas menunjukkan bahwa bangsa
setelah Minke mendapat undangan dari Assisten Indonesia yang pada masa awal abad ke 20
Residen Herbert de la Croix. telah memasuki masa transisi ke peradaban
modern (dengan ditandai lahirnya para kaum
e. Rakyat Biasa (Tokohnya: Nyai Ontoso- terdidik dan masuknya pemikiran-pemikiran
roh) baru tentang humanisme Eropa), dapat
Nyai Ontosoroh yang sebenarnya dikatakan bahwa perekonomian Indonesia
bernama Sanikem ini adalah anak seorang juru mulai di-pengaruhi sistem kapitalistik. Dengan
tulis perkebunan bernama Sastrotomo. Jabatan sistem perekonomian yang kapitalistik ini,
juru tulis dalam masyarakat Hindia pada saat itu Indonesia mulai menunjukkan adanya kelas-
merupakan jabatan rendah yang memberi kelas. Kelas-kelas sosial di Indonesia yang
pengaruh apa-apa bagi kehormatan/martabat secara umum dimanifestasi ke dalam tokoh-
keluarga. Oleh karena itulah, Sastrotomo tokoh Bumi Manusia tergolong menjadi lima
menginginkan jabatan kasir yang bisa memaksa kelas sosial. Kelima kelasi ini memiliki susunan
pekerja untuk menaruh hormat dan harus kekuasaan yang berlapis mulai dari yang atas

119 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
sampai dengan yang paling bawah. Kelas yang Suseno, yang melihat kebudayaan birokratis
lebih tinggi berkuasa atas kelas yang paling sebagai sebuah gejala pengaruh budaya Jawa ke
rendah. Kelas tertinggi dimiliki oleh orang- dalam politik Indonesia. Kita menyadari
orang Belanda atau orang-orang kulit putih memang banyak perbendaharaan kata Jawa
yang terlibat dalam kolonialisme. masuk ke dalam birokrasi, seperti pada nama-
nama gedung, lembaga-lembaga, dan semboyan
a. Kaum Intelektual versus Bangsawan -semboyan.
(Tokohnya: Minke versus Bupati) Budaya yang dimaksud adalah budaya
Tokoh yang menampakkan suasana birokrasi yang membudayakan tingkat loyalitas
pertentangan dalam novel Bumi Manusia bawahan kepada atasannya. Budaya ini
adalah Minke dengan ayahnya. Sebagai kaum ditunjukkan oleh sistem kekuasaan yang
intelektualyang telah mempelajari ilmu dipegang ayah Minke. Pejabat yang lbih rendah
pengetahuan dan teknologi, Minke menilai tingkatannya akan bersikap tunduk kepada
bentuk kekuasaan yang dianut Jawa, bangsanya pejabat yang lebih tinggi. Jika perlu mereka
sendiri, dianggap sangat menjatuhkan martabat akan berjalan merangkak menggunakan kedua
manusia, sehingga ia membencinya. Minke tangannya sebagai pijakan (hal ini terpaksa
tidak menyukai ayahnya karena ayahnya dilakukan Minke ketika harus menghadap
seorang pemegang teguh feodalisme Jawa. Bupati dengan dongkol). Bentuk penghormatan
Pada sisi lain, ayahnya yang kemudian seperti ini dapat meningkatkan promosi ke
diangkat menjadi Bupati meng-anggap perlu jabatan yang lebih tinggi.
untuk melestarikan budaya Jawa, khususnya Kebudayaan birokrasi semacam ini
budaya hormat pada orang yang lebih tua atau merupakan kontradiksi bagi bangsa Indonesia
pada orang yang lebih tinggi kedudukan yang telah memasuki budaya industrial.
sosialnya. Budaya hormat itu berlaku pada Industrialisasi ditandai dengan berdirinya
sistem kekuasaan. Penguasa wilayah yang lebih industri-industri yang bisa mencetak berbagai
rendah harus bersikap loyal terhadap penguasa kebutuhan manusia. Sedangkan berdirinya
wilayah yang lebih tinggi. Dalam hal ini, industri-industri itu sendiri membutuhkan
seorang Bupati harus menjaga loyalitas mereka orang-orang terdidik semacam Minke.
kepada pemerintah Hindia Belanda yang Hubungan Minke dengan bapaknya
menguasai wilayahnya. Sebaliknya, mereka akan sebagai Bupati dapat diasumsikan bahwa
menindas orang-orang yang kedudukannya golongan ini (bangsawan) mereka alat penguasa
lebih rendah di bawahnya. Bentuk penindasan untuk mengatur hubungan masyarakat dengan
ini disimbolkan pada tata cara menghadap para penguasa agar tidak langsung berhubungan.
pembesar. Para hamba saya harus berjalan Alat itu dapat disamakan dengan birokrasi dan
dengan bertumpu pada kedua tangannya dan semua perangkat birokrasi, baik berupa hukum
tidak diperbolehkan menengahdakan kepalanya maupun aturan-aturan yang bersifat mengikat
apalagi untuk menatap pembesarnya. lainnya.
Dalam kegiatan pemerintahan, Dalam teks Bumi Manusia terlihat
bangsawan-bangswan ini merupakan kaki fungsi Bupati dalam struktur kekuasaan
tangan Belanda. Kedudukan Bupati yang sangat golongan ini sengaja dilegitimasikan sebagai
disegani rakyatnya dimanfaatkan Belanda untuk penguasa pribumi, tetapi legitimasi itu pun di
pribumi. Dengan iming-iming, Belanda bawah kekuasaan pemerintah Belanda.
memanfaatkan bangsawan, yang memang sudah Golongan ini memiliki wibawa tersendiri
gila hormat ini, untuk menekan rakyat. dikalangan rakyat kecil, raja merupakan posisi
Kuntowijoyo (1994:178) mengatakan sakral yang dengan sendirinya memiliki nilai
bahwa ciri-ciri feodalisme semacam itu diwarisi keteladanan yang tinggi. Tidak sembarang
oleh sistem birokrasi Indonesia. Selanjutnya orang bisa berhadapan dengan golongan ini.
dikatakan bahwa banyak sarjana Asing dan Wibawa ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk
domestik, seperti Anderson dan Magnis meletakkan otoritas mereka.

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 120
Bangsa Indonesia memanfaatkan tidak segan-segan menyuarakan keinginannya
birokrasi yang kurang lebih bersifat sama akan perubahan itu. Dengan demikian, kaum
seperti keadaan di atas. Untuk mengukuhkan intelek merupakan pihak oposan yang sewaktu-
kekuasaannya, penguasa Indonesia sengaja waktu dapat mengguncangakan kekuasaan.
menciptakan birokrasi yang hanya bersifat Kevokalan golongan intelektual
fleksibel bagi orang-orang yang dikehendakinya, merupakan ancaman rezim penguasa. Kritikan
yaitu orang-orang yang tidak akan mengganggu dan orasi politik dapat mengancam wibawa
stabilitas kekuasaan, ia akan gagal menembus pemerintah di mata rakyatnya, bahkan
birokrasi. Para elit birokrat sengaja diberi menjatuhkan kekuasaan itu sendiri. Untuk
fasilitas dan berbagai kemudahan sebagai mengantisipasi hal ini, penguasa malakukan
jaminan kualitas kerja mereka dalam berbagai cara untuk membendung suara vokal
mempertahankan birokrasi. mereka.
Untuk membendung suara-suara kritis
b. Kaum Intelektual versus Penguasa golongan ini penguasa melakukan kebijakan-
(Tokohnya: Minke versus Maurits Mel- kebijakan yang membatasi perkembangan
lema) intelektualitas kaum ini. Upaya ini dilakukan
juga oleh pemerintah Indonesia dalam
Pertentangan yang terjadi antara kaum menghadapi berbagai kritikan dan hal-hal yang
intelektual dengan penguasa adalah masalah mengancam kekuasaan mereka.
menyangkut kedudukan status quo. Sepanjang Pada masa kekuasaan Orde Baru, berita-
sejarah Indonesia, kaum terpelajar Indonesia berita surat kabar dibatasi oleh undang-undang
memiliki peranan penting dalam pergantian pers yang sekarang jurnalisme untuk
rezim yang berkuasa di Indonesia. Pada awal mengeluarkan berita yang menimbulkan
abad ke-20, peran kaum terpelajar yang “keresahan” masyarakat, pelarangan penerbitan
mendapat didikan dari sekolah gubermen dan peredaran buku-buku tertentu, misalnya
membentuk suatu organisasi yang disebut Budi buku yang dianulir sebagai penyebar paham
Utomo, atau organisasi lain seperti SDI (Serikat Marxisme, buku-buku Pramoedya dan catatan-
Dagang Islam), yang pada intinya memiliki visi catatannya. Dalam upanya ini, dengan tanpa
yang sama, yaitu menuju kebangkitan pertimbangan kemanusiaan, pemerintah
Indonesiayang merdeka dan terbebas dari menangkap atau menculik orang-orang yang
tekanan penjajah. Peran pemuda intelektual dianggap aktif dalam menyuarakan kritikan
begitu besar terhadap ambruknya kekuasaan terhadap penguasa. Penangkapan sering terjadi
Orde Lama dan kemudian terbangunnya pada orang-orang dari dunia pers yang
kekuasaan Orde Baru. Selang 32 tahun, melanggar undang-undang yang telah
kekuasaan Orde Baru juga akhirnya ambruk digariskan atau anggota kelas menengah yang
atas peran pemuda-pemuda kampus yang menghendaki suatu perubahan. Pramoedya
berorasi meneriakkan gerakan anti Soeharto. adalah korban nyata dari politik ini.
Melalui catatan sejarah itu, dapat terlihat
bahwa sejarah memilki peran yang tinggi c. Rakyat versus Warga Timur Asing
terhadap kontrol politik di Indonesia. Dengan (Pedagang) (Tokohnya: Ontoh Soroh
bekal intelektual, mereka mampu membaca versus Babah Ah Tjong)
realitas selelilingnya, dan menghayati setiap Warga etnis Cina dan Tiongkok di
peristiwa yang terjadi di masyarakat, rasa Indonseia selama ini dianggap tidak lebih dari
tanggung jawab yang tinggi dan tuntutan penguasa perdagangan pribumi. Kegiatan
intelektualitas- nya mendorong mereka untuk perdagangan rakyat pribumi. Kegiatan
menyuarakan kejadian-kejadian di sekililingnya perdagangan warga Cina ini menguasai hampir
tersebut. Jika kondisi politik terlihat semua pasar di Indonesia menyaingi
menunjukkan adanya tanda-tanda perdagangan-perdagangan dari Padang. Sifat
membutuhkan perubahan, kaum intelektual rajin dan ulet sangat menunjang keberhasilan

121 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
usaha dagang mereka hingga dapat menguasai kematian Herman Mellema, dia hanya
per-dagangan rakyat yang terutama berpusat di memperoleh keuntungan dari rekening bulanan
pasar-pasar tradisional. Hal ini menimbulkan yang setiap bulan dilunasi oleh Nyai
kecenderungan bagi rakyat pribumi. Ontosoroh. Dengan demikian, keuntungan
Kecemburuan pribumi tidak hanya dipicu akan semakin besar apabila Herman Mellema
oleh keberhasilan dagang mereka, tetapi karena tetap hidup dan menjadi pelanggannya.
dalam hal pendidikan mereka juga sangat Peristiwa-perintiwa di atas
menonjol. Tidak jarang siswa Cina lebih mengidentikasikan bahwa Babah Ah Tjong
berprestasi dibandingkan siswa pribumi. Siswa berada di bawah tekanan Maurits Mellema.
yang berprestasi ini kadang-kadang mendapat Pengakuan bahwa ia membunuh Herman
perhatian khusus dari pengajar sehingga siswa Mellema tanpa motif yang jelas telah
yang lain merasa terabaikan. Dalam pergaulan, menunjukkan perasaan frustrasinya dalam
siswa dari golongan ini tampaknya kurang bisa menghadapi perlakuan hukum Belanda
berbaur dengan yang lain. Mereka cenderung terhadapnya, yang pada akhirnya dengan
lebih menfokuskan diri dengan segolongannya berbesar hati menyatakan Nyai Ontosoroh
atau dengan teman-temannya yang juga tidak bersalah (hlm. 278-279).
berprestasi. Dengan melihat peran Babah Ah Tjong
D a l a m k eh i d up an s eh a ri - h a ri , dalam Bumi Manusia ini, penulis berasumsi
kecemburuan ini tidak dianggap sebagai hal bahwa kesan “jahat” yang melekat pada
yang terlalu serius. Akan tetapi, dari hal yang golongan etnis Cina bukan keinginan pribadi
tidak terlalu serius itu bisa menimbulkan hal-hal golongan ini. “Kejahatan” yang melekat ini
yang besar, misalnya kerusuhan anti Cina. hanya merupakan kesan yang muncul sebagai
Gerakan anti Cina ini sering menimbulkan akibat dari usaha golongan ini untuk mencari
situasi rawan dalam masyarakat karena pribumi jalan keluar dari diskriminasi penguasa tertinggi.
anti Cina tidak segan-segan melakukan Siong (1962:30) mengatakan bahwa
pelemparan toko-toko atau basis perdagangan golongan Cina yang hidup dengan dibatasi
Cina. Akibatnya, warga minoritas ini semakin kebijakan-kebijakan dan perlakuan-perlakuan
menarik diri dari perbauran dengan masyarakat yang tidak adil oleh Belanda merasa frustasi.
pribumi. Keadaan ini semakin menambah Kedudukan mereka di Hindia semakin tidak
kesan eksklusif bagi golongan ini karena pada menentu.
akhirnya mereka lebih akrab dengan teman- Dalam ketidakmenentuan ini, etnis Cina
teman segolongannya. mengambil sikap untuk menekuni dunia
Pramoedya yang dalam bukunya, Hao perdagangan dan menyekolahkan para ahli
Kiau di Indonesia dengan tanpa syarat membela waris mereka dengan serius (Onghokham,
golongan ini, kembali meluruskan persoalan 1991:53). Akhirnya mereka sepakat mengambil
yang timbul diantara etnis Cina dengan pribumi sikap untuk bersatu dengan pribumi bersama-
Indonesia dalam Bumi Manusia dengan sama melawan Belanda. Dikatakan
menyuguhkan tokoh Babah Ah Tjong. Onghokham bahwa golongan etnis Cina
Babah Ah Tjong, seorang pengusaha kehidupannya sangat terancam, yang
rumah pelesiran, terlibat dalam pembunuhan disebabkan karena penempatan tempat tinggal
Herman Mellema. Seperti yang terjadi pada oleh Belanda yang jauh dari pemukiman
proses peradilannya, Babah Ah Tjong pribumi. Dalam pengaturan warisan, pada
mengaku telah memasukan racun pada mereka diberlakukan menurut aturan Belanda.
minuman Herman Mellema yang akan Diskriminasi terhadap golongan ini tidak hanya
membunuhnya pelan-pelan. Pengakuan yang sampai di situ. Golongan ini tidak
menjadikannya sebagai terdakwa yang pantas diperkenankan ikut terlibat dalam kegiatan
mendapatkan hukuman mati, sama sekali tidak politik. Kemudian dikatakannya juga setelah
menyinggung motif pembunuhan. Babah Ah masa penjajahan, ketidaktentraman situasi
Tjong tidak mendapatkan keuntungan dari Indonesia lebih memperenggan ikatan
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 122
masyarakat peranakan daripada membantu Mellema (adik tirinya) dengan racun yang pelan
menempa solidaritas etnisnya. -pelan akan membunuh mereka. Setelah
berhasil membunuh ayahnya dan kemungkinan
d. Rakyat versus Penguasa (Tokohnya: juga Robert Mellema, perhatian Maurits beralih
Nyai Onto Soroh versus Maurits Melle- pada Annelies Mellema adik perempuan tirinya.
ma) Dengan dalih Annelies masih di bawah umur,
Masa sebelum Orde Baru, penguasa perwalian Annelies berada ditangannya dan
telah menjadikan hukum sebagai alat untuk harta warisan bagian Annelies menjadi
menyalahgunakan kekuasaan, melakukan KKN, tanggung jawabnya. Annelies juga pada
membiarkan tidak adanya kepastian hukum, akhirnya dibunuh pelan-pelan dengan
mengabaikan keadilan, dan membiarkan warga membiarkan kondisi kesehatannya yang sedang
negara tak terlindungi oleh hukum, termasuk buruk. Semuanya ia lakukan dengan tidak
tindakan dan kebijakan yang melanggar hak mempedulikan Nyai Ontosoroh. Ia
asasi manusia. Bukti-bukti tindakan tersebut menganggap nyai-nyai itu tidak ada sangkut
banyak terjadi terutama pada masyarakat pautnya dengan harta warisan ayahnya, karena
lapisan bawah, misalnya kasus pembunuhan seorang nyai-nyai tidak termasuk ke dalam
Marsinah, karyawan pabrik dan kasus daftar keluarga yang berhak mendapat apa-apa.
pembunuhan Udin, wartawan Bernas yang Kekuasaan yang dimiliki Maurits
tidak diusut secara tuntas atau yang dialami Mellema dengan mutlak mampu memindah-
sendiri oleh Pramoedya Ananta Toer. tangankan hak milik Nyai Ontosoroh tanpa
Hukium sebagai alat penguasa berarti syarat kepadanya. Begitu pula yang terjadi pada
hukum yang mengabdi pada kepentingan bangsa Indonesia, yang tidak jarang
pengusaha. Penguasaha sangat diuntungkan masyarakatnya dibohongi dengan dalih untuk
oleh kondisi hukum yang ada, karena berbagai melancarkan pembangunan kota, masyarakat
tindakan dan kebijakan penguasa dapat harus rela melepaskan tanahnya dengan harga
dibenarkan oleh hukum yang memang yang sangat rendah atau menggusurnya dengan
diciptakan untuk kepentingan penguasa cara paksa.
tersebut. Apa yang kemudian dilakukan
penguasa bisa serba benar dan seolah-olah tidak e. Kaum Intelektual versus Kaum Intel-
ada kekeliruan dan kesalahan. ektual (Tokohnya: Minke versus Robert
Pramoedya yang mengalami sendiri Suurhof dan Kakak Minke)
ketidakadilan dan pelecehan terhadap
kemanusiaannya akibat penguasa yang Ketika tidak adanya keseimbangan
menyalahgunakan kekuasaan, menggambar-kan sistem di tengah kondisi masyarakat Indonesia
hal tersebut secara imajinatif dalam Bumi yang tidak stabil, golongan intelektual juga
Manusia ini melalui tokoh-tokoh Nyai mengalami perpecahan sebagai akibat dari misi
Ontosoroh dan Maurits Mellema. Maurits dan pola hidup yang berbeda. Dalam Bumi
Mellema yang mendapat dukungan penuh dari Manusia digambarkan Minke berseturu dan
pemerintah Hindia Belanda dan Pengadilan tidak bisa menyatuhkan paham dengan
Amsterdam untuk memperoleh apa yang kakaknya atau dengan Robert Suurhof.
diinginkannya, dengan keyakinan yang tinggi Ketiga tokoh ini yakni Minke, Robert
memanfaatkan kekuasaannya untuk menekan Suurhof, dan Kakak Minke sama-sama
Nyai Ontosoroh. Maurits Mellema mendakwa memiliki latar belakang intelektual, tetapi
Nyai Ontosoroh dengan hukuman perkawinan orientasi mereka tentang bangsanya berberda-
yang berlaku bagi bangsanya sendiri. Kemudian beda. Minke memiliki jiwa nasionalis dan
dengan cara yang licik, ia berusaha menghabisi patriotik yang dilandasi yang dilandasi dengan
anggota keluarga yang dianggap paling kuat humanisme Eropa. Jiwa nasionalis dan patriotik
untuk memperoleh harta dengan cara menjebak ini tumbuh setelah ia mengenal kondisi bangsa
Herman Mellema (ayahnya) dan Robert yang sebenarnya yakni kekurangan sikap para

123 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
bangsawan dan kelebihan yang dimiliki Nyai adanya dukungan terhadap persepsi adanya
Ontosoroh, yang kemudian dikuatkan oleh negara kelas. Yang dimaksud negara kelas
paham liberal yang ia kenal dari gurunya dan adalah negara yang kebijakan-kebijakannya
seorang Assisten Residen yang berdarah Eropa. dikeluarkan hanya meng-untungkan kelas-kelas
Berbeda dengan Minke, kakak Minke atas. Negara merupakan alat yang dipakai kelas
menilai kekuasaan sebagai bentuk pengabdian atas untuk mengamankan kekuasaannya. Jadi,
pada bangsanya. Pengabdian itu bisa melalui negara pertama-tama tidak bertindak demi
upaya mempertahankan tradisi feodalis kepentingan umum, melainkan kepentingan
kepriyayian yang juga dianut ayahnya. Oleh kelas-kelas atas (Suseno, 1999:120).
Minke, dunia kepriyayian yang juga dianggap Perspektif negara kelas ini dapat
sangat dekat dengan jabatan, pangkat, gaji, menjelaskan realitas yang terjadi pada bangsa
kecurangan, dan penindasan. Dunia priyai Indonesia, mengapa rakyat kecil selalu menjadi
adalah dunia borjuis yang menindas rakyat. korban pembangunan. Negara Indonesia
“Memang berita mutasi tidak pernah menarik merupakan negara hukum, tetapi orang-orang
perhatianku: pengangkatan, pemecatan, kecil tidak memiliki akses terhadap hukum,
perpindahan. Tak ada urusan. Kepriyayian sehingga orang-orang kelas atas terlindungi
bukan duniaku. Peduli apa iblis diangkat jadi sedangkan orang-orang kelas bawah tidak
mantri cacar, atau diberhentikan tanpa terlindungi.
hormat karena kecurangan. Duniaku bumi
manusia dengan segala persoalannya (hlm.
4. Akibat Pertentangan Kelas terhadap
120). Manusia Indonesia
Marx dalam mengembangkan teori
Adapun dengan Robert Suurhof, ia sama- kelasnya diawali dengan analisisnya tentang
sama siswa HBS yang dengan demikian keterasingan manusia-manusia yang hidup
mengenal humanisme Eropa. Akan tetapi, dibawah tekanan ekonomi kapitalistik.
bukan nilai-nilai humanis yang ia cerna dalam Menurutnya, pertentangan kelas antara
pikirannya, melainkan kebanggaannya terhadap penguasa ekonomi dengan para buruh adalah
dirinya karena merasa bagian dari Eropa. disebabkan oleh kepentingan objektif masing-
Sebagai terpelajar, ia hanya membesar-besarkan masing kelas yang berlawanan dan tidak ada
gengsinya sebagai Eropa, tanpa berfikir apa sangkut pautnya dengan sikap hati atau
yang bisa ia perbuat untuk bangsanya. Jangan moralitas masing-masing pihak. Perspektifnya
untuk bangsanya, berbuat yang berguna bagi mengenai negara kelas, Marx mengatakan
dirinya pun tidak terpikirkan. “negara ... bertujuan untuk mempertahankan
Fenomena tokoh-tokoh intelektual syarat-syarat kehidupan dan kekuasaan kelas
tersebut merupakan gambaran Pra-moedya penguasa terhadap kelas yang dikuasainya
mengenai golongan intelektual Indonesia. Di secara paksa” (Suseno, 1999:120).
saat berada di bawah tekanan krisis ekonomi Berdasarkan pendapat Marx di atas, jika
dan poli ti k, masyarakat Indon esia memang pertentangan kelas bersifat kaku, maka
membutuhkan kekuatan tangan-tangan pihak yang dirugikan adalah para buruh atau
golongan terpelajar untuk dapat mengeluarkan rakyat kelas bawah. Musyawarah saja tidak
mereka dari ke-tidakbebasan dan keterpurukan. mampu untuk mencegah pertentangan di antara
Kondisi krisis ini justru diperburuk oleh keter- penguasa dengan rakyat tersebut. Hal tersebut
pecahan atau bahkan pengkhianatan pada perlu dilakukan karena pemerintahan akan
kalangan ini. Pramoedya berpandangan bahwa berjalan lancar apabila rakyat senantiasa
golongan intelektual Indonesia, dalam mencita- mengikuti keinginan penguasa tanpa diberi
citakan humanisme universalnya, selalu ber- kesemp atan melakukan p erl awan an .
hadapan dengan isme-isme yang pada saat itu Perlawanan yang mampu dilancarkan hanya
mulai menjamah kelas menengah Indonesia. berupa gerutuan kebencian yang sifatnya tidak
Pan dang an P ramo edya ten tang dapat mengubah keadaan.
pertentangan kelas di Indonesia me-nunjukan Nyai Ontosoroh yang begitu berkuasa di

Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 124
tengah pegawai-pegawainya, menjadi tidak sendiri yang mereka anggap sesuai dengan hati
berarti dihadapan Maurits Mellema. Gerutan nuraninya.
dan umpatan yang keluar dari mulut Nyai Masyarakat Indonesia (dalam teks
Ontosoroh tidak dianggap sebagai hal yang diwakili Minke dan Nyai Ontosoroh) tidak
akan mengurangi kekuasaannya, karena hanya berusaha mempertahankan hak asasinya
gerutuan dan umpatan merupakan hal terbesar yang terampas oleh penguasa (Maurits
yang mampu ditunjukkan rakyat sebagai bentuk Mellema), tetapi juga harus berhadapan dengan
perlawanannya. birokrasi yang dibangun di bawah bayang-
Perlakuan Maurits Mellema yang bayang feodalisme Jawa (kekuasaan sistem Jawa
meremehkan keberadaan Nyai Onto-soroh yang dipegang Bupati B).
telah menjadikan Nyai Ontosoroh mengambil Struktur kekuasaan pada dasarnya tetap
tindakan yang sebenarnya di luar hati merugikan kelas bawah. Kelas bawah akan
nuraninya. Nyai Ontosoroh kemudian bertekad tetap tidak dapat memperoleh hak-haknya
membesarkan anak-anak dengan caranya secara penuh karena banyaknya batasan-batasan
sendiri. Ia mengeluarkan anak-anaknya dari dari kelas atas. Berdasarkan hal ini, dalam
sekolah dan mengerja-kan semua yang menghadapi pertikaian rakyat dengan penguasa
berhubungan dengan perusahaan. Nyai Indonesia, Pramoedya tidak memberikan solusi
Ontosoroh melakukan semua pekerjaannya terbaik untuk mengakhiri pertikaian. Hal ini
dalam keadaan perasaan yang penuh dendam, ditunjukkan dalam ending cerita Bumi Manusia
bukan karena keinginannya. Pekerjaan yang yang masih menggantung.
tidak didasari oleh minat nurani secara murni Dengan melakukan pengadilan moral
ini. seperti yang dilakukan Nyai Ontosoroh, sudah
Pertentangan kelas tidak hanya merupakan kemenangan terbaik dan terhormat
menimbulkan keterasingan manusia dari daripada tidak melawan sama sekali, ‘kita telah
hakekatnya. Ia juga telah mengabaikan segi-segi melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-
kemanusiaan. Sifatnya yang struktural telah hormatnya’ (hlm. 353).
menganggap manusia sebagai barang komoditi
bagi kesenangan kelompok atau pribadi. SIMPULAN
Kekuasaan Maurits Mellema telah merenggut Tokoh-tokoh yang terdapat dalam
kehidupan Annelies demi mendapatkan harta Bumi Manusia secara strukturalisme merupakan
kekayaan keluarga Nyai Ontosoroh dan telah simbolisasi dari kelas-kelas sosial dalam
mempermainkan harga diri Minke dan Nyai masyarakat Indonesia. Tokoh-tokoh yang
Ontosoroh di depan pengadilan. mewakili kelas-kelas sosial itu adalah Maurits
Mellema yang mewakili kelas penguasa, Minke
5. Makna Estetis Pertentangan Kelas dalam
mewakili kelas intelektual, Babah Ah Tjong
Novel Bumi Manusia
mewakili golongan Asia Timur (Pedagang), dan
Tema terpenting yang dikemukakan Nyai Ontosorh mewakili rakyat biasa.
Pramoedya dalam Bumi Manusia adalah Lima bentuk pertentangan kelas yang
manusia-manusia yang telah kehilangan terjadi di Indonesia menurut gambaran struktur
eksistensinya sebagai manusia yang bebas Bumi Manusia. Pertentangan itu adalah antara
menentukan hidupnya sendiri. Eksistensi kaum intelektual dan bangsawan yang dalam
mereka terkungkung oleh sistem kekuasaan teks digambarkan melalui tokoh Minke dan
Indonesia yang didasari oleh tiga kekuatan, Bupati, antara kaum intelektual dengan
yaitu kapitalisme, feodalisme, dan militerisme. penguasa yang digambarkan melalui Minke dan
Ketiga kekuatan ini memberi kesempatan lagi Maurits Mellema, rakyat biasa dan etnis Cina
bagi manusia-manusia Indonesia untuk dapat yang digambarkan melalui Nyai Ontosoroh dan
mengekspresikan hasrat hidupnya sehingga Babah Ah Tjong, rakyat dan penguasa yang
mereka tidak dapat menentukan sikapnya digambarkan melalui Nyai Ontosoroh dan
Maurits Mellema, serta kaum intelektual yang
125 Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 1, Juni 2011
digambarkan melalui Minke dan Kakak Minke Aminuddin. 1987. Pengantar Apresiasi Karya
dan Robert Suurhof. Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo
Pertentangan antara Minke dan Maurits Arikunto, Suharsimi. 1988. Prosedur Penelitian
Mellema menggambarkan per-tentangan kaum Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka
Cipta, 1998.
intelektual dan penguasa. Dalam hal ini, Damono, Sapardi Djoko. 1984. Sosiologi Sebuah
penguasa membendung suara-suara kritis Pengantar Ringkas. Jakarta: Balai Pustaka.
intelektual dengan cara menciptakan birokrasi Fananie, Zaenuddin. 2000. “Perspektif
yang menekan kreativitas mereka. Pertentangan Ideologis dalam Sastra Indonesia” dalam
antara Minke dan Bupati menggambarkan per- Sastra: Ideologi, Politik, dan Kekuasaan editor
tentangan antara kaum intelektual dengan elit Soediro Satoto. Surakarta: Univ.
birokrasi. Berkenaan dengan usaha penguasa Muhammdiyah Surakarta Press.
dalam membendung suara-suara kritis dari Faruk. 1994. Pengantar Sosiologi Sastra.
golongan intelektual, dalam menyuarakan Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hardjana, Andre. 1991. Kritik Sastra Sebagai
kritikan dan berbagai hal yang berhubungan Pengantar. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
erat dengan otoritas penguasa, golongan Kuntowijoyo. 1987. Budaya dan Masyarakat.
intelektual harus terlebih dahulu berhadapan Yogyakarta: PT. Tiara Wacana.
dengan berbagai ‘prosedur’. Pertentangan Kurniawan, Eka. 1999. Pramoedya Ananta Toer
antara Nyai Ontosoroh dengan Babah Ah dan Sastra Realisme Sosialis. Yogyakarta:
Tjong me-rupakan gambaran pertentangan Yayasan Aksara Indonesia.
yang ‘terskenario’ antara rakyat dengan warga Legge, JD. 1993. Kaum Intelektual dan Perjuangan
Cina. Pertentangan antara Nyai Ontosoroh dan Kemerdekaan, Peranan Kelompok Syahrir.
Maurits Mellema merupakan bentuk yang Jakarta: PT. Pustaka Utama Grafiti.
Nurgiyantoro, Burhan. 2000. Teori Pengpenelitian
paling mendasar, yang menyebabkan bentuk Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University
pertentangan lainnya. Per-tentangan antara Press.
Minke dan Robert Suurhof serta Kakak Minke, Onghokham., Rakyat dan Negara. Jakarta:
merupakan konflik internal antarkelas Pustaka Sinar Harapan, 1991.
menengah intelektual. Pertentangan ini Rahmanto. B. 1988. Metode Pengajaran Bahasa.
disebabkan oleh paham yang berbeda tentang Yogyakarta: Kanisius.
pengertian pengabdian. Saraswati, Ekarini. 2003. Sosiologi Sastra: Sebuah
Pertentangan kelas merupakan salah Pemahaman Awal. Malang: Bayu Media.
satu bentuk penyelewengan ter-hadap nilai Siong, Gouw Giok. 1962. Warga Negara dan
Orang Asing. Jakarta: Keng Po.
kemanusiaan, karena di dalamnya terdapat Soekanto, Soerjono. 1999. Sosiologi Suatu
penindasan, perampasan, ketidakadilan, dan Pengantar: Edisi baru keempat 1990. Jakarta:
ketidakmerdekaan anggota-anggota kelas. Ia PT. RajaGrafindo Persada.
telah menimbulkan banyak persoalan Suseno, Frans Magnis. 1999. Pemikiran Karl
kemanusiaan. Secara struktural genetis Marx. Jakarta: Gramedia.
(hubungan teks dan konteks di luar karya Tan, Mely G (ed). 1981. Golongan Etnis Tionghoa
sastra), pertentangan kelas di Indonesia muncul di Indonesia. Jakarta: Gramedia.
sejak masuknya pengaruh kapitalisme yang Tarigan, Henry Guntur. 1993. Prinsip-prinsip
menjelma dalam bentuk kolonialisme Eropa Dasar Sastra. Bandung : Angkasa.
Teeuw, A. 1984. Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar
dan berlanjut hingga masa Orde Baru (masa Ilmu Sastra. Jakarta: Dunia Pustaka Jaya.
novel Bumi Manusia diciptakan pengarangnya). Toer, Pramoedya Ananta. 1957. Jembatan
Pertentangan itu muncul dengan bentuknya Gantung dan Konsepsi Presiden. Harian Rakyat.
yang paling kompleks setelah lahirnya kelas- Triyono, Adi. 1993. Pandangan Dunia Pengarang
kelas menengah baru yang tetap berpendirian. (Umar Kayam) dalam Novel Para Priyayi.
Oleh karena itu, Bumi Manusia menggambar Dalam Majalah Ilmiah Bahasa dan Sastra
gejolak yang mencerminkan kenyataan hidup Widyaparwa. Yogyakarta: Balai Penelitian
masyarakat Indonesia pada umumnya. Bahasa.

DAFTAR PUSTAKA
Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra, Tahun 10, No. 2, Juli 2011 126

Anda mungkin juga menyukai