PENDAHULUAN
2.1.2 Etiologi
Penyebab pasti dari Gullaine Barre Syndrom (GBS) sampai
saat ini masih belum dapat diketahui dan masih menjadi bahan
perdebatan. Tetapi pada banyak kasus, penyakit ini sering
dihubungkan dengan penyakit infeksi viral, seperti infeksi saluran
pernafasan dan saluran pencernaan. GBS sering sekali berhubungan
dengan infeksi akut non spesifik. Insidensi kasus GBS yang berkaitan
dengan infeksi ini sekitar antara 56% - 80%, yaitu 1 sampai 4 minggu
sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi saluran pernafasan
atas atau infeksi gastrointestinal. . (Davids, HR. 2008)
Semua kelompok usia dapat terkena penyakit ini, namun
paling sering terjadi pada dewasa muda dan usia lanjut. Pada tipe yang
paling berat, sindroma Guillain-Barre menjadi suatu kondisi
kedaruratan medis yang membutuhkan perawatan segera. Sekitar 30%
penderita membutuhkan penggunaan alat bantu nafas sementara.
Kondisi yang khas adanya kelumpuhan yang simetris secara
cepat yang terjadi pada ekstremitas yang pada banyak kasus sering
disebabkan oleh infeksi viral. Virus yang paling sering menyebabkan
penyakit ini adalah Cytomegalovirus (CMV), HIV, Measles dan
Herpes Simplex Virus. Sedangkan untuk penyebab bakteri paling
sering oleh Campylobacter jejuni. Tetapi dalam beberapa kasus juga
terdapat data bahwa penyakit ini dapat disebabkan oleh adanya
kelainan autoimun.
Lebih dari 60% kasus mempunyai faktor predisposisi antara
satu sampai beberapa minggu sebelum onset. Beberapa keadaan/
penyakit yang mendahului dan mungkin ada hubungannya dengan
terjadinya SGB, antara lain:
1. Infeksi
2. Vaksinasi
3. Pembedahan
4. Diare
5. Peradangan saluran nafas atas
6. Kelelahan
7. Demam
8. Kehamilan/ dalam masa nifas
9. Penyakit sistematik :
1) keganasan
2) systemic lupus erythematosus
3) tiroiditis
4) penyakitAddison
2.2.3 Patogenesis
Mekanisme bagaimana infeksi, vaksinasi, trauma, atau faktor lain yang
mempresipitasi terjadinya demielinisasi akut pada SGB masih belum diketahui
dengan pasti. Banyak ahli membuat kesimpulan bahwa kerusakan saraf yang
terjadi pada sindroma ini adalah melalui mekanisme imunlogi. Bukti-bukti bahwa
imunopatogenesa merupakan mekanisme yang menimbulkan jejas saraf tepi pada
sindroma ini adalah:
1. Didapatkannya antibodi atau adanya respon kekebalan seluler (cell mediated
immunity) terhadap agen infeksius pada saraf tepi.
2. Adanya auto antibodi terhadap sistem saraf tepi.
3. Didapatkannya penimbunan kompleks antigen antibodi dari peredaran pada
pembuluh darah saraf tepi yang menimbulkan proses demielinisasi saraf tepi.
Proses demielinisasi saraf tepi pada SGB dipengaruhi oleh respon
imunitas seluler dan imunitas humoral yang dipicu oleh berbagai peristiwa
sebelumnya. Pada SGB, gangliosid merupakan target dari antibodi. Ikatan
antibodi dalam sistem imun tubuh mengaktivasi terjadinya kerusakan pada
myelin. Alasan mengapa komponen normal dari serabut mielin ini menjadi target
dari sistem imun belum diketahui, tetapi infeksi oleh virus dan bakteri diduga
sebagai penyebab adanya respon dari antibodi sistem imun tubuh. Hal ini
didapatkan dari adanya lapisan lipopolisakarida yang mirip dengan gangliosid
dari tubuh manusia.
Campylobacter jejuni, bakteri patogen yang menyebabkan terjadinya
diare, mengandung protein membran yang merupakan tiruan dari gangliosid
GM1. Pada kasus infeksi oleh Campylobacter jejuni, kerusakan terutama terjadi
pada degenerasi akson. Perubahan pada akson ini menyebabkan adanya cross-
reacting antibodi ke bentuk gangliosid GM1 untuk merespon adanya epitop yang
sama.
Berdasarkan adanya sinyal infeksi yang menginisisasi imunitas humoral
maka sel-T merespon dengan adanya infiltrasi limfosit ke spinal dan saraf perifer.
Terbentuk makrofag di daerah kerusakan dan menyebabkan adanya proses
demielinisasi dan hambatan penghantaran impuls saraf. (Saharso D. 2006)
2.1.3 Patofisiologi
2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Bleeding)
c. B3 (Brain)
d. B4 (Bladder)
e. B5 ( Bowel)
3. Pengelompokan data
a. Data subjektif:
1) Bangun tidur di pagi hari mengeluh tidak bisa berjalan
2) Sebelumnya dia mengalami diare-diare dan demam kira-kira 1
minggu sebelumnya
3) Tidak mampu menelan air liurnya
4) Sebelum sakit sangat aktif baik dalam pekerjaannya, olahraga lari
pagi, berkebun, mengendarai kendaraan dan merawat dirinya
b. Data Objektif:
1) Hasil pemeriksaan fisik tidak ditemukan tanda-tanda objektif yang
menunjukakan stroke
2) Kelemahan pada kedua ekstrmitas atasnya dan akhirnya
menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator)
3) Hasil lumbal pungsi cairan serebrospinal ditemukan protein tinggi
dan tekanan meningkat, leukositosis
4. Analisa Data
a. DS:
1) Tidak mampu menelan air liurnya
2) Bangun tidur di pagi hari mengeluh tidak bisa berjalan
b. DO:
1) Pernapasan cepat , dangkal, dan ireguler
2) Bunyi paru wheezing +/+
3) Pengembangan dada tidak maksimal
4) GDA kurang dari normal
5) Menggunakan ventilator Pola napas dan pertukaran gas tidak efektif
Kelemahan otot-otot bantu pernapasan
Tindakan:
Tindakan:
4) Kolaborasi :
a. Seting ventilator SIMV PS 15, PEEP +2, FiO2 40 %, I : E 1:2
b. SAnalisa hasil BGA
3. Dx : Resiko tinggi terjado infeksi b.d pemakaian alat perawatan
seperti kateter dan infus
Tindakan :
Kolaborasi :
1) Kontraktur (-)
2) Nutrisi terpenuhi
3) Bab dan bak terbantu
4) Personal hygiene baik
Tindakan:
Kolaborasi:
1) Alinamin F 3 X 1 ampul
2) Sonde pediasuer 6 X 50 cc
3) Latihan fisik fasif oleh fisiotherapis
5. Dx. Kecemasan pada orang tua b.d ancaman kematian pada anak serta
perawatan yang lama
Tujuan :
Tindakan :
2.3 Kesimpulan
Guillaine Barre Syndrom (GBS) adalah penyakit autoimun yang menimbulkan
peradangan dan kerusakan mielin (material lemak, terdiri dari lemak dan protein yang
membentuk selubung pelindung di sekitar beberapa jenis serat saraf perifer). Gejala dari
penyakit ini mula-mula adalah kelemahan dan mati rasa di kaki yang dengan cepat
menyebar menimbulkan kelumpuhan.
Penyebab pasti dari Gullaine Barre Syndrom (GBS) sampai saat ini masih belum
dapat diketahui dan masih menjadi bahan perdebatan. Tetapi pada banyak kasus, penyakit
ini sering dihubungkan dengan penyakit infeksi viral, seperti infeksi saluran pernafasan dan
saluran pencernaan.
Mekanisme bagaimana infeksi, vaksinasi, trauma, atau faktor lain yang
mempresipitasi terjadinya demielinisasi akut pada SGB masih belum diketahui dengan
pasti. Banyak ahli membuat kesimpulan bahwa kerusakan saraf yang terjadi pada sindroma
ini adalah melalui mekanisme imunlogi.
Tidak ada yang mengetahui dengan pasti bagaimana GBS terjadi dan dapat
menyerang sejumlah orang. Yang diketahui ilmuwan sampai saat ini adalah bahwa sistem
imun menyerang tubuhnya sendiri, dan menyebabkan suatu penyakit yang disebut sebagai
penyakit autoimun. Umumnya sel-sel imunitas ini menyerang benda asing dan organisme
pengganggu; namun pada GBS, sistem imun mulai menghancurkan selubung myelin yang
mengelilingi akson saraf perifer, atau bahkan akson itu sendiri.
2.4 Saran
Disarankan kepada seluruh masyarakat setelah menegetahui apa yang dimaksud
dengan penyakit Guillaine Barre Syndrom dapat mengerti bahwa penyakit ini cukup
berbahaya. Sehingga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan apabila menemui orang
dengan gejala yang telah dijabarkan.
DAFTAR PUSTAKA