OLEH
normal akibat proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan
mengenai organ tertentu dari suatu tindakan histerektomi untuk melahirkan janin
dalam rahim (Perry & Potter, 2010). Sectio Cesarea merupakan suatu cara
melahirkan janin dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding
depan perut atau vagina atau histerektomia untuk janin dari dalam rahim (Kurnia,
2014).
cesarea disebuah Negara yaitu sekitar 5-15%. Presentase operasi sectio cesarea di
Indonesia sekitar 5%, di rumah sakit pemerintah rata-rata 11%, sementara dirumah
sakit swasta bisa lebih dari 30%. Angka kematian ibu di Indonesia masih sangat
tinggi. Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2012, Angka
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih 359 per 100.000 kelahiran hidup. Sebagian
besar kematian Ibu (60%) terjadi selama nifas yakni masa sesudah bersalin sampai
6-8 minggu, setelah alat-alat kandungan pulih kembali. Angka kematian Ibu akibat
sectio cesarea mengalami peningkatan yaitu pada tahun 2012 terdapat 8 ibu
meninggal, sedangkan pada tahun 2013 terdapat 10 ibu meninggal akibat sectio
cesarea.
Kebutuhan paling utama yang harus dipenuhi oleh ibu post partum dengan luka
sectio cesarea adalah nutrisi yang baik untuk sistem imun dan penyembuhan luka.
Penyembuhan dan perbaikan luka adalah proses penggantian sel-sel mati yang
berbeda dari sel asalnya. Sel baru membentuk jaringan granulasi, yang nantinya
memulihkan jaringan ke dalam bentuk semula, namun bila tidak mungkin akan
terbentuk jaringan parut. Hal ini dikarenakan ada beberapa zat gizi yang sangat
diperlukan untuk mendukung sistem imun tubuh dan berperan penting dalam proses
Pemenuhan kebutuhan akan gizi pada pasien post operasi dan trauma dimulai
persalinan denga cara sectio cesarea perlu diperhatikan tentang nutrisi diet tinggi
kalori tinggi proteinnya untuk menunjang proses penyembuhan. Nutrisi yang baik
sangat penting untuk mencapai keberhasilan penyembuhan luka. Nutrisi yang baik
sangat penting untuk mencapai keberhasilan penyembuhan luka. Nutrisi juga dapat
dan pada akhirnya akan membantu proses penyembuhan luka. Zat-zat yang
mengandung berbagai gizi yang sangat dibutuhkan oleh tubuh ini biasanya
Tetapi masih banyak sekali anggapan masyarakat serta pasien yang mengalami
pembedahan kalau makan makanan yang mengandung protein seperti telur, ikan,
daging luka jahitan akan menjadi gatal dan luka lama sembuhnya. Pemberian nutrisi
itu terkait dengan jenis makanan yang dimakan, frekuensi dan jadwal pemberian
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Praktis
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan bahan
2. Bagi Perawat
Diharapkan analisis jurnal ini dapat menjadi masukan bagi rumah sakit
yang dapat diterapkan dalam pemberian edukasi tentang gizi pada proses
Analisis jurnal ini menggunakan 1 (satu) media atau metode pencarian jurnal,
yaitu menggunakan Database dari Google Scholar sebagai berikut :
melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerotomi).
Tindakan operasi Sectio Caesarea dilakukan untuk mencegah kematian janin dan
ibu karena adanya suatu komplikasi yang akan terjadi kemudian bila persalinan
tidak banyak, bahaya peritonitis yang tidak besar, parut pada uterus
umumnya kuat sehingga bahaya rupture uteri dikemudian hari tidak
besar karena dalam masa nifas ibu pada segmen bagian bawah uterus
tengah dari korpus uteri sepanjang 10-12 cm dengan ujung bawah di atas
batas plika vesio uterine. Tujuan insisi ini dibuat hanya jika ada
Profunda, misal karena uterus melekat dengan kuat pada dinding perut
selanjutnya.
Insisi pada dinding dan fasia abdomen dan musculus rectus dipisahkan
- Plasenta Previa
- Letak Lintang
- Preeklampsia
jaringan tubuh yang disebabkan oleh trauma benda tajam atau tumpul, perubahan
suhu, zat kimia, ledakan, sengatan listrik, atau gigitan hewan. Luka merupakan
Caesarea adalah gangguan dalam kontinuitas sel akibat dari pembedahan yang
dilakukan untuk mengeluarkan janin dan plasenta dengan cara membuka dinding
1) Fase Hemostasis
2) Fase Inflamasi
3) Fase Proliferatif
Merupakan fase yang ditandai dengan adanya proliferasi epitel dan re-
fibroblast dan sel endotel merupakan jenis sel yang paling penting dan
4) Fase Remodeling
bertahun-tahun. Pada fase ini, terjadi regresi dari banyak kapiler yang
2) Nutrisi
3) Obesitas
4) Medikasi
5) Oksigenasi
6) Infeksi
7) Lingkungan sekitar
Gizi ibu nifas adalah zat-zat makanan yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan
kesehatan ibu dan bayi pada masa nifas. Fungsi gizi ibu nifas adalah sebagai sumber tenaga,
manfaat gizi pada ibu nifas adalah menjaga kesehatan, mempercepat pengembalian alat-
alat kandungan seperti sebelum hamil, untuk aktivitas dan metabolisme tubuh, untuk
(Supariasa, 2014).
Proses nutrisi dibutuhkan oleh tubuh manusia dimana tubuh membutuhkan asupan
makanan secara kontinue. Selama pencernaan cukup banyak zat gizi yang diabsorbsi untuk
memenuhi kebutuhan energi tubuh sesuai kebutuhan. Tubuh kita mengubah zat gizi yang
berlebihan yang diambil selama makan dalam bentuk bahan bakar cadangan. Untuk
kebutuhan zat gizi pada orang normal, ibu hamil dan melahirkan mempunyai kebutuhan
yang berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh kondisi dan aktifitas yang dialami. Perencanaan
gizi setelah melahirkan akan membantu dalam proses penyembuhan luka post Sectio
Caesaria dengan memehuhi kebutuhan terutama tinggi protein yang dapat membantu dalam
pembentukan sel mati pada luka post Sectio Caesaria (Wartonah, 2015).
dan roti
- Vitamin
daging
pembuluh darah
keju.
3.2 Pembahasan
Dari beberapa hasil penelitian mengenai hubungan antara status gizi
dengan penyembuhan luka post SC pada ibu nifas menunjukkan bahwa
status gizi sangat berpengaruh terhadap proses penyembuhan luka post SC.
Hal ini didukung oleh beberapa penelitian, salah satunya penelitian yang
dilakukan oleh Dwi Kurnia P.S (2014) dengan judul Hubungan antara status
gizi dengan penyembuhan luka post operasi Sectio Caesarea (SC) pada ibu
nifas di poli kandungan RSUD DR. R. Koesma Tuban. Hasil penelitian
yaitu tingkat kemaknaan a = 0,05 diperoleh p = 0,000 dimana 0,000 < 0,05,
maka H1diterima dengan demikian terdapat hubungan antara status gizi
dengan penyembuhan luka post operasi Sectio Caesarea(SC) pada ibu nifas.
Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden yang
penyembuhan lukanya tidak terinfeksi mempunyai status gizi dengan berat
badan normal sebesar 27 (100%) responden. Sedangkan responden yang
penyembuhan lukanya terinfeksi mempunyai status gizi dengan berat badan
kurang sebesar 7 (100%) responden lebih tinggi dibandingkanresponden
yang penyembuhan lukanya terinfeksi mempunyai status gizi dengan berat
badan lebih yaitu sebesar2 (100%) responden. Terdapat berbagai faktor
yang mempengaruhi penyembuhan luka diantaranya usia, obesitas,
merokok, obat-obatan, diabetes mellitus, stres luka, status gizi, sosial
budaya (pantangan makanan), dan personal hygiene. personal hygiene.
Status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk
dalam tubuh dan penggunaannya. Perbaikan status gizi pada pasien yang
memerlukan tindakan bedah sangat penting untuk mempercepat
penyembuhan luka operasi. Status gizi sangat penting untuk proses
penyembuhan luka pasca operasi. Apabila status gizi pasien baik maka
penyembuhan luka juga akan baik (Suhardjo, 2009).
Penelitian lain dilakukan oleh Elisa (2014), dengan judul Hubungan
antara status gizi terhadap proses penyembuhan luka post sc di ruang dewi
kunti RSUD Kota Semarang menunjukkan hasil menunjukkan hasil dengan
nilai r = 0,234 dan p value 0,027 < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara status gizi dengan penyembuhan luka Sectio Caesarea di RSUD
Kota Semarang,dimana ada hubungan yang sedang dengan nilai r = 0,234.
Secara umum untuk mempercepat proses penyembuhan luka dan pemulihan
kondisi Sectio Caesaria dengan lebih memperhatikan makanan sesuai kebutuhan
karena dengan asupan nutrisi yang cukup sesuai dengan kondisi berpengaruh pada
status gizi, yang pada akhirnya mendukung proses penyembuhan luka Sectio
Caesaria. Beberapa tips selama proses penyembuhan berlangsung yaitu dengan
lebih banyak mengkonsumsi makanan berprotein tinggi guna mengganti sel-sel
kulit mati, banyak minum air putih, cukup istirahat. Adapun kegiatan fisik
responden selama penyembuhan luka berlangsung dengan melakukan mobilisasi
bertahap hingga dapat beraktivitas seperti biasa, dimana cepat semakin bagus,
melakukan perawatan diri, serta mengkontrol secara teratur untuk evaluasi luka
operasi dan pemeriksaan kondisi tubuh. Dan minum obat sesuai anjuran dokter
(Brunner & Suddart, 2014).
Tanpa adanya asupan makanan yang bergizi dan banyak mengandung
protein proses penyembuhan luka akan lama dan pemondokan juga akan
lebih lama, sebaliknya apabila asupan makanan sesuai diit yang diberikan
maka akan mempercepat proses penyembuhan luka Sectio Caesaria
tersebut.
Hasil penelitian ini sejalan dengan Niainu Nasee, (2015), dengan judul
Hubungan status nutrisi ibu nifas dengan proses penyembuhan luka post SC
di RSUD DR. Moewardi dengan personal hygiene.Berdasarkan hasil
analisis data pada penelitian ini menggunakan uji Chi-Square, yang
digunakan untuk mengetahui hubungan status nutrisi ibu nifas dengan
proses penyembuhan luka post sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.
Menunjukkan p value 0,003 (<0,05) maka Ho ditolak. Sehingga kesimpulan
dari penelitian ini adalah ada hubungan status nutrisi ibu nifas dengan proses
penyembuhan luka post sectio caesarea di RSUD Dr. Moewardi.
Berdasarkan pengukuran hubungan membuktikan terdapat hubungan tetapi
lemah karena Contingency Coefficient value 0,436(<0,5).
Status nutrisi berpegaruh terhadap proses penyembuhan luka sectio
caesarea, semakin normal status nutrisi ibu nifas semakin baik proses
penyembuhan luka sectio caesarea. Adanya perbedaan proses penyembuhan
luka pada responden dengan status nutrisi normal dan status nutrisi gemuk
menunjukan bahwa mal nutrisi dan obesitas, keduanya dapat mempengaruhi
kesembuhan luka. Menaikkan kepekaan terhadap infeksi dan mendukung
insiden komplikasi, perawatan luka yang lebih lama. Sedangkan obesitas
sangat meningkatkan resiko dan keparahan komplikasi yang berkaitan
dengan pembedahan. Selain itu obesitas menciptakan masalah – masalah
tehnik dan mekanik oleh karena itu dehidrasi (perlepasan luka) dan infeksi
umum terjadi pada status nutrisi gemuk.
3.3 Implikasi Keperawatan
Status gizi sangat penting untuk proses penyembuhan luka pasca
operasi, hal ini telah diketahui bahwa status gizi yang buruk akan
memperlambat penyembuhan luka akibat kekurangan vitamin, mineral,
protein dan zat-zat lain yang diperlukan dalam proses penyembuhan luka.
Status gizi dapat dilihat dari hasil indeks massa tubuh yang diketahui
berdasarkan perbandingan antara berat badan dan tinggi badan ibu nifas.
Apabila status gizi pasien baik maka penyembuhan luka juga akan baik.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Perencanaan gizi setelah melahirkan akan membantu dalam proses
terutama tinggi protein yang dapat membantu dalam pembentukan sel mati
protein proses penyembuhan luka akan lama dan pemondokan juga akan
lebih lama, sebaliknya apabila asupan makanan sesuai diet yang diberikan
tersebut.
Nutrisi merupakan salah satu kebutuhan dasar ibu nifas yang harus
dipenuhi. Pada ibu dengan post caesarea di butuhkan lebih banyak nutrisi
dari pada ibu yang sehat. Nutrisi sendiri digunakan untuk melakukan
4.2 Saran
4.2.1 Bagi Program Studi Profesi Ners
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan tambahan teori dan
bahan bacaan tentang keperawatan maternitas
4.2.2 Bagi Perawat
Diharapkan analisis jurnal ini dapat dijadikan sebagai bahan
masukan bagi perawat dalam tindakan pemberian edukasi yaitu
pentingnya status gizi terhadap proses penyembuhan luka post SC
pada ibu nifas.
4.2.3 Bagi Rumah Sakit dan Puskesmas
Memberikan perawatan yang lebih baik lagi pada ibu post operasi,
baik sarana maupun prasarana terutama untuk perawatan luka post
operasi. Memberikan pendidikan kesehatan pada pasien dan
keuarganya untuk pemenuhan nutrisi lebih lanjut setelah pasien
pulang dari rumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S. (2001). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.
Brunner dan Suddart, (2014) Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah ed-8. Jakarta: EGC.
Elisa. 2014. Hubungan Antara Status Gizi Terhadap Proses Penyembuhan Luka Post
Sectio Caesarea di Ruang Dewi Kunti RSUD Kota Semarang.
Guo, S., dan DiPietro, L.A., 2010. Factors Affecting Wound Healing. World J Surg.
Naesee, Niainu. 2015. Hubungan Status Nutrisi Ibu Nifas Dengan Proses
Penyembuhan Luka Post Operasi Sectio Caesarea di RSUD DR.
Moewardi.
Sjamsuhidajat, R. dkk. (2014), Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 3. Jakarta: EGC