Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PANCASILA

Dinamika Demokrasi Berdasarkan Pancasila dan UUD


1945 Sesudah dan Sebelum di Amandemen

Disusun oleh:

Yudha Aji Nugroho (142160074)

Kelompok 7

Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Yogyakarta

Tahun Akademik 2016/2017

1
Kata Pengantar

Assalamualaikum wr.wb

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah memberikan segala keniknamatan kepada
kami dan memberikan kelancaran terhadap penyusunan makalah ini. Terima kasih kami
ucapkan kepada

1. Bapak Heru Santoso,IR,M.Hum selaku dosen pengampu


2. Kepada teman-teman kelompok 7 yang telah bekerja sama dalam menyusun makalah
ini.
Besar harapan kami supaya makalah ini bisa bermanfaat bagi pembacanya. Apabila dari
segi penulisan dan pembahasan makalah kami ada kekurangan maupun kesalahan kami
mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wasalamualaikum wr. Wb

Yogyakarta, 18 Oktober 2016

Penulis

2
DAFTAR ISI

I. Kata pengantar……………………………………………………………….2
II. Daftar isi……………………………………………………………………...3
III. Bab I Pendahuluan…………………………………………………………...4
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………...4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………..4
1.3 Tujuan Makalah………………………………………………………….4
IV. BAB II Pembahasan………………………………………………………..5
V. BAB III
3.1 Penutup…………………………………………………………………19
3.2 Kesimpulan……………………………………………………………..19
3.3 Saran……………………………………………………………………20
3.4 Daftar Pustaka………………………………………………………….21

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tidak dipungkiri bahwa UUD 1945 pernah mengalami perubahan atau
biasa disebut amandemen. Perubahan yang terjadi adalah mengubah pasal-
pasal pada UUD 1945 pada beberapa aspek, salah satunya pada bidang
demokrasi. Terjadi banyak perubahan pada saat sebelum dan sesudah
amandemen
3
1.2 Rumusan Masalah
a. Bagaimana perbedaan demokrasi sebelum dan sesudah amandemen UUD
1945?
b. Bagaimana dampak amandemen UUD 1945 dalam hal pemilu legislatif
dan eksekutif?
c. Bagaimana perbedaan tugas dari lembaga tinggi negara sebelum dan
sesudah amandemen.
1.3 Tujuan makalah
a. Mengetahui perbedaan demokrasi sebelum dan sesudah diamandemen
UUD 1945.
b. Mengetahui dampak perubahan dari amandemen UUD 1945 di bidang
pemilu.
c. Mengetahui perbedaan tugas lembaga tinggi negara sebelum dan sesudah
amandemen.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Demokrasi berdasarkan pancasila dan UUD sebelum amandemen


1. Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik. Kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dijalankan sepenuhnya oleh MPR. Presiden sebagai kepala
negara dan kepala pemerintahan.
2. Rakyat berasal dari beragam suku bangsa, agama, dan budaya yang tersebar di
ribuan pulau besar dan kecil dan masuk dalam Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI)
3. Kelembagaan negara meliputi:
a. Lembaga legislatif meliputi MPR sebagai lembaga tertinggi dan DPR.

4
b. Lembaga eksekutif meliputi atas presiden yang dibantu oleh wakil presiden
dan kabinet.
c. Lembaga yudikatif yang menjalankan kekuasaan kehakiman dilakukan oleh
Mahkamah Agung (MA).
4. Fungsi dari kelembagaan negara yang meliputi:
a. Fungsi MPR selaku lembaga tertinggi negara adalah menyusun konstitusi
negara, mengangkat dan memberhentikan presiden/wakil presiden dan
menyusun Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN). Anggota MPR adalah
700 orang yaitu 500 anggota DPR dan 200 utusan golongan dan daerah.
Fungsi DPR adalah mengawasi jalannya pemerintahan dan bersama-sama
dengan pemerintah menyusun undang-undang. Anggota DPR adalah 500
orang yang dipilih melalui pemilu 5 tahun sekali.
b. Presiden sebagai kepala negara dan kepala pemerintahan yang berkedudukan
sama dengan lembaga tinggi negara lainnya. Presiden juga berkedudukan
sebagai mandataris MPR yang berkewajiban menjalankan GBHN yang
ditetapkan MPR. Presiden mengangkat menteri dan kepala non departemen
setingkat menteri. Menurut UUD 1945 presiden dan wakil presiden dipilih
oleh MPR dengan suara terbanyak, menjabat selama 5 tahun dan dapat dipilih
kembali.
c. MA berfungsi melakukan pengadilan, pengawasan, pengaturan,memberi
nasihat dan administrasi. MA bersifat independen dan intervensi pemerintah.
d. Lembaga tinggi lainnya adalah BPK (Badan Pengawas Keuangan) dan DPA
(Dewan Pertimbangan Agung). Fungsi BPK adalah melakukan pemeriksaan
keuangan pemerintah. DPA berfungsi untuk memberi jawaban terhadap
pertanyaan presiden yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara, termasuk
masalah politik, ekonomi, social budaya dan militer. Jumlah anggota DPA
adalah 45 orang yang diusulkan DPR dan diangkat presiden.
e. Daerah profinsi dikepalai oleh seorang gubernur dan daerah kabupaten/kota
dikepalai oleh seorang bupati/wali kota. Sejak diberlakukannya UU no
22/1999 tentang pemerintah daerah pada tanggal 1 januari 2001, kewenangan
pengelolaan daerah dititikberatkan ditingkat kabupaten/kota.

B. Penjabaran Demokrasi menurut UUD 1945 dalam Sistem Ketatanegaraan


Indonesia Pasca Amandemen 2002
Berdasarkan ciri-ciri sistem demokrasi tersebut maka penjabaran demokrasi dalam
ketatanegaraan indonesiadapat ditemukan dalam konsep demokrasi sebagaimana
5
terdapat dalam UUD 1945 sebagai ‘staats fundamentalnorm’. Selanjutnya didalam
penjelasan UUD 1945 tentang sistem pemerintahan negara angka romawi III
dijelaskan “kedaulatan rakyat”. Rumusan kedaulatan ditangan rakyat menunjukkan
bahwa kedudukan rakyatlah yang tertinggi dan paling sentral. Rakyat adalah sebagai
asal mula kekuasaan negara dan sebagai tujuan kekuasaan negara. Oleh karena itu
“Rakyat” merupakan paradigma sentral kekuasaan negara. Adapun rincian struktural
ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan demokrasi menurut UUD 1945 adalah
sebagai berikut:

1. Konsep kekuasaan
Konsep kekuasaan negara menurut UUD 1945 adalah sebagai berikut:
A. Kekuasaan di tangan Rakyat
a. Pembukaan UUD 1945 alenia IV
b. Pokok pikiran dalam pembukaan UUD 1945
c. Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (1)
d. “Negara Indonesia ialah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik”.
e. Undang- Undang Dasar 1945 pasal 1 ayat (2)
f. “kedaulatan berada ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-
undang dasar”

Berdasarkan ketentuan tersebut dapat disimpulkan bahwadalam negara


republik indonesia pemegang kekuasaan tertinggi atau kedaulatan tertinggi
adalah ditangan rakyat dan realisasinya diatur dalam UUD 1945. Sebelum
dilakukannya amandemen kekuasaan tertinggi dilakukan oleh MPR.

B. Pembagian kekuasaan
Telah dijelaskan bahwa kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat dan
dilakukan menurut undang-undang dasar, oleh karena itu pembagian
kekuasaan menurut demokrasi sebagaimana tercantum dalam UUD1945
adalah sebagai berikut:
a. Kekuasaan Eksekutif, didelegasikan kepada presiden (pasal 4 ayat 1
UUD1945). “ Presiden Republik Indonesia memegang kekuasaan
pemerintah menurut undang-undang dasar” .
b. Kekuasaan Legislatif, didelegasikan kepada Presiden,DPR dan DPD (pasal
5 ayat 2, pasal 19 dan pasal 22 c UUD 1945). “Presiden menetapkan
peraturan pemerintah untuk menjalankan undang-undang sebagaimana
mestinya” (pasal 5 ayat(2)). “Susunan dan kedudukan Dewan
Perwakilan Daerah diatur dengan undang-undang***)” (pasal 22 C ayat
4).
6
c. Kekuasaan yudikatif, didelegasikan kepada Mahkamah Agung (pasal 24
ayat 1 UUD 1945). “Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang
merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum
dan keadilan”
d. Kekuasaan inspektif, atau pengawasan didelegasikan kepada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Hal ini
termuat dalam UUD 1945 pasal 20 ayat 1. “ Dewan Perwakilan Rakyat
memegang kekuasaan membuat Undang-Undang *”.

7
Dalam UUD 1945 hasil amandemen tidak ada kekuasaan konsultatif, yang
ada dalam UUD lama, didelegasikan kepada Dewan Pertimbangan Agung
(DPA), pasal 16 UUD 1945. Mekanisme pendelegasian kekuasaan yang
demikian ini dalam khasanah ilmu hukum tatanegara dan ilmu politik dikenal
dengan istilah ‘Distribution Of Power’ yang merupakan unsur mutlak dari
negara Demokrasi.

C. Pembatasan kekuasaan
Menurut konsep UUD 1945 pembatasan dapat dilihat melalui proses
mekanisme 5 tahunan kekuasaan adalah sebagai berikut:
a. Pasal 1 ayat 2 UUD 1945, kedaulatan politik rakyat dilaksanakan lewat
pemilu untuk memebentuk MPR dan DPR setiap 5 tahun sekali. MPR
memiliki kekuasaan melakukan perubahan UUD, melantik presiden dan
wakil, serta melakukan impeachmen terhadap presiden jika melanggar
konstitusi.
b. Pasal 20 A ayat “dewan perwakilan rakyat memiliki fungsi legislasi,
fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan. **”
c. Rakyat kembali mengadakan pemilu setelah membentuk MPR dan DPR.

2. Konsep pengambilan keputusan


Menurut UUD 1945 dirinci sebagai berikut:
a. Penjelasan UUD 1945 tentang pokok ke III
b. Putusan majelis permusyawaratan rakyat (MPR) ditetapkan suara terbanyak,
misal pasal 7B ayat 7.
“keputusan majelis permusyawaratan rakyat atas usul pemberhentian
presiden/wakilnya harus diambil dalam rapat paripurna MPR yang dihadiri
sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota yang hadir, seteleh
presiden/wakilnya diberi kesempatan menyampaikan penjelasan dalam rapat
paripurna Majelis Permusyawaratan Rakyat. ***”
Dari ketentuan diatas mengandung pokok pikiran bahwa dalam pengambilan
keputusan didasarkan pada:
a. Musyawarah sebagai asasnya
b. Jikalau tidak memungkinkan maka keputusan diambil dari suara
terbanyak(persetujuan terbanyak).

3. Konsep pengawasan
Menurut UUD 1945 ditentukan sebagai berikut:

8
a. Pasal 1 ayat 2, rakyat memiliki kekuasaan tertinggi namun dilaksanakan dan
didistribusikan berdasarkan UUD. Berbeda dengan UUD lama sebelum
dilakukan amandemen, MPR yang memiliki kekuasaan tertinggi sebagai
penjelmaan kekuasaan rakyat. Maka menurut UUD hasil amandemen MPR
kekuasaannya menjadi terbatas, yaitu meliputi presiden dan wakil presiden
dan memberhentikan presiden sesuai masa jabatannya atau jikalau melanggar
UUD.
b. Pasal 2 ayat 1, MPR terdiri atas DPR dan DPD. Berdasarkan ketentuan
tersebut maka menurut UUD 1945 hasil amandemen MPR hanya dipilih
melalui pemilu.
c. Penjelasan UUD 1945 tentang DPR

Pada dasarnya konsep pengawasan menurut demokrasi indonesia adalah:

a. Dilakukan oleh seluruh warga negara. Karena kekuasaan berada di tangan


rakyat
b. Secara formal pengawas ketatanegaraan adalah DPR.

4. Konsep partisipasi
Menurut UUD 1945 adalah:
1. Pasal 27 ayat 1.
“segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam hukum dan
pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya.
2. Pasal 28
“kemerdekaan berserikat berkumpul, mengeluarkan pikiran dengan lisan dan
tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-undang.”
3. Pasal 30 ayat 1
“tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.**”.

DEMOKRASI-DEMOKRASI DI INDONESIA

A. Demokrasi Parlementer
Pada masa ini terjadi kebebasan dalam berpartai politik. Terbentuk beberapa partai
politik di masa ini yaitu:
1. Masyumi (majelis syura muslimin indonesia)
2. PKI (partai komunis indonesia)
3. PBI (partai buruh indonesia)
4. Partai rakyat jelata
9
5. Partai kristen indonesia (parkindo)
6. PSI (partai sosialis indonesia)
7. PRS (partai rakyat sosialis)
8. PKRI (partai katolik republik indonesia)
9. Persatuan rakyat marhaen indonesia (permai)
10. PNI (partai nasional indonesia)

Pada masa demokrasi parlementer indonesia mampu melaksanakan pemilu yang


demokratis, namun pada masa ini kabinet tidak bisa bertahan lama dan sering
berganti. Dibawah ini uraian masa kabinet pada masa demokrasi parlementer:

1. Kabinet natsir (8 september 1950 -21 maret 1951)


2. Kabinet sukiman (27 april 1951 – 3 april 1952)
3. Kabinet wilopo (3 april 1952 – 3 juni 1953)
4. Kabinet Ali sastroamijoyo (31 juli 1953 – 12 agustus 1955)
5. Kabinet burhanudin harahap ( 12 agustus 1955 -3 maret 1956)
6. Kabinet ali sastroamijoyo II (20 maret 1956 – 4 maret 1957)
7. Kabinet karya atau kabinet djuanda ( 9 april 1957 – 5 juli 1959 )

B. Masa Demokrasi Terpimpin


Ditandai dengan adanya dekrit presiden 5 juli 1959. Pada masa ini kekuasaan
diambil alih oleh presiden secara mutlak. Berdasarkan UUD kedudukan presiden
dibawah MPR namun pada masa ini MPR justru tunduk dan patuh kepada presiden.

C. Masa demokrasi panacasila


Pada masa ini indonesia dipimpin oleh presiden tetapi kekuasaan tertinggi
berada di tangan MPR(sebelum amandemen), setelah amandemen UUD 1945
menyatakan bahwa kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat.

PEMILU DI INDONESIA

A. Pemilu legislatif
Adalah pemilu yang diadakan untuk memilih anggota DPR,DPD,dan anggota
DPRD, dan yang terakhir adalah presiden dan wakil presiden. Penghitungan
dilaksanakan oleh KPU.
Sistem pemilu berdasarkan pasal 5 UU nomor 10 tahun 2008 tentang
pemilihan umum anggota DPR,DPD,dan DPRD menggunakan sistem pemilu
proporsional terbuka merubah definisi sistem pemilu sebelumnya (2004).
Sistem proporsional terbuka menentukan calon anggota legislatif dengan
ketentuan:

10
1. Calon terpilih ditetapkan dengan batasan prosentase terhadap bilangan
pembagi pemilih (BPP) sebesar 30%.
2. Bila terdapat lebih dari satu calon yang mencapai 30% atau bila sama sekali
tidak ada satu pun yang mencapai 30% maka penentuan calon terpilih
berdasarkan pada nomor urut.

B. Pemilu Eksekutif
 Penyelenggaraan pemilu presiden dan wakil presiden sebelum amandemen.
UUD 1945 mengatur secara umum tentang penyelenggaraan pemilihan
presiden dan wakil presiden. Dalam pasal 6 ayat 2 (sebelum amandemen)
dinyatakan bahwa presiden dan wakil presiden dipilih oleh MPR dengan suara
yang terbanyak. Anggota MPR terdiri dari DPR ditambah dengan utusan-
utusan daerah dan golongan-golongan. Anggota DPR dan wakil-wakil rakyat
dipilih oleh rakyat melalui pemilu.

Pemilihan presiden dan wakil presiden secara tidak langsung yakni oleh
lembaga negara yang diisi oleh sebagian kecil elit politik dan pemerintahan
terjadi sejak pemilihan presiden soekarno dan moh.Hatta. mereka dipilih oleh
PPKI yang diakui oleh pasal III Aturan peralihan UUD republik indonesia
tahun 1945. Karena saat itu MPR belum dibentuk. Pemilihan secara tidak
langsung ini berlanjut sampai terakhir saat Abdurrahman Wahid terpilih
menjadi presiden RI ke-4.

 Penyelenggaraan pemilu presiden dan wakil presiden setelah amandemen UUD


1945.
Amandemen UUD 1945 sebanyak 4 kali banyak membawa perubahan
dalam berbagai bidang kehidupan. Salah satu perubahan penting yang dibawa
UUD 1945 adalah pemilihan presiden dan wakil presiden secara langsung.
Pasal 6 A ayat 1 mengatakan “presiden dan wakil presiden dipilih dalam satu
pasangan secara langsung oleh rakyat”
Pasal diatas secara tegas menyatakan bahwa sistem pemilihan
presiden dan wakil presiden bukan lagi secara tidak langsung yakni oleh MPR,
namun rakyatlah yang memilih pemimpin mereka sendiri. Dasar hukum yang
diberikan sangatlah jelas. Hal ini merupakan sebuah terobosan politik (politic
breakthrough) yang hebat dalam sistem politik indonesia.

Ada dua faktor yang menghambat terlaksanya pemilihan presiden secara


langsung.
11
1. Kepentingan kelompok tertentu dari elit politik. Elit politik ini lebih
cenderung kepada pemilihan tidak langsung karena lebih mudah
dikendalikan sehingga rekayasa untuk mendudukkan tokoh tertentu dapat
dilakukan.
2. Keraguan tentang kemampuan rakyat indonesia untuk bisa memilih
dengan baik dan benar karena adanya keraguan tentang kemampuan,
kesadaran, dan wawasan politik bangsa indonesia.
Tentu saja ada sejumlah besar rakyat indonesia memiliki kesadaran
politik yang rendah, namun tidak bisa disangkal bahwa hampir semua rakyat
yang tinggal di daerah perkotaan dan sebagian yang tinggal dipedesaan
mampu menggunakan hak pilihnya dengan baik. Oleh karena itu diperkirakan
sebagian besar rakyat indonesia bisa menjalankan peran mereka dengan baik
dalam memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Dengan
disetujuinya RUU pemilihan presiden dan wakil presiden 7 juli 2003, bangsa
indonesia semakin dekat dengan terselanggaranya pemilihan presiden dan
wakil presiden secara langsung untuk pertama kali dalam sejarah bangsa
indonesia.

TUGAS LEMBAGA TINGGI NEGARA

Menurut UUD 1945

 Sebelum amandemen kelembagaan negara berdasarkan UUD1945 adalah :


1. Majelis permusyawaratan rakyat (MPR)
2. Presiden dan wakil presiden
3. Dewan pertimbangan agung (DPA)
4. Dewan perwakilan rakyat (DPR)
5. Badan pemeriksa keuangan (BPK)
6. Mahakamah Agung (MA)

Sedangkan setelah amandemen lembaga negara ada 8 karena sebelumnya MPR yang
merupakan lembaga tertinggi, akan tetapi setelah amandemen semua lembaga negara
kedudukannya sama.

 SEBELUM AMANDEMEN

12
Tugas dan wewenang MPR sebelum perubahan UUD 1945 ada didalam pasal
3 dan pasal 6 UUD 1945 serta dalam pasal 3 ketetapan MPR No.1/MPR/1983, dan
dinyatakan sebagai berikut

- Menetapkan undang-undang dasar


- Menetapkan garis-garis besar haluan negara
- Memilih (dan mengangkat) presiden dan wakil presiden.

1. MPR
a. Sebagai lembaga tinggi negara diberi kekuasaan tak terbatas (super power) karena
“kekuasaan ada ditangan rakyat dan dilakukan sepenuhnya oleh MPR dan MPR
adalah penjelmaan dari seluruh rakyat yang berwenang”
Menetapkan UUD, menetapkan GBHN, mengangkat presiden dan wakil presiden.
b. Susunan keanggotaannya terdiri dari DPR dan utusan daerah serta utusan
golongan yang diangkat.

Dalam praktik kenegaraan, MPR pernah menetapkan antara lain:


- Presiden, sebagai presiden seumur hidup
- Presiden yang dipilih secara terus menerus sampai 7 kali berturut-turut
- Memberhentikan sebagai pejabat presiden.
- Meminta presiden untuk mundur dari jabatan.
- Tidak memperpanjang masa jabatan presiden.
- Lembaga negara yang paling mungkin menandingi MPR adalah presiden yaitu
dengan memanfaatkan kekuatan partai politik yang paling banyak menduduki
kursi di MPR.

2. Presiden dan wakil presiden


- Presiden memegang posisi sentral dan dominan sebagai mandataris MPR,
meskipun kedudukannya tidak “neben” tetapi “untergeordnet”
- Presiden menjalankan kekuasaan pemerintahan negara tertinggi (consentration of
power and responsibility upon the president)
- Presiden selain memegang kekuasaan eksekutif juga memegang kekuasaan
legislatif dan kekuasaan yudikatif.
- Presiden mempunyai hak prerogratif yang sangat besar
- Tidak ada aturan mengenai batasan periode seseorang dapat menjabat sebagai
presiden serta mekanisme pemberhentian presiden dalam masa jabatannya.

3. DPR
- Memberikan persetujuan atas RUU yang diusulkan presiden
- Memberikan persetujuan atas PERPU
13
- Memberikan persetujuan atas anggaran
- Meminta MPR untuk mengadakan sidang istimewa guna meminta
pertanggungjawaban presiden.

4. DPA dan BPK


Disamping itu UUD 1945 tidak banyak mengintrodusir lembaga-lembaga lain
seperti DPA dan BPK dengan memberikan kewenangan yang sangat minim.

5. MA

Merupakan lembaga tinggi negara dari peradilan tata usaha negara,PN,PA,dan PM.

 SETELAH AMANDEMEN
1. MPR
Wewenang MPR berdasarkan pasal 3 dan pasal 8 ayat 2 dan ayat 3 UUD 1945 adalah:
- Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar
- Melantik presiden dan wakil presiden
- Memberhentikan presiden dan wakil presiden dalam masa jabatannya menurut
Undang-Undang Dasar.
- Memilih wakil presiden dari dua calon yang diusulkan oleh presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya.
- Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara bersamaan
dalam masa jabatannya, dari dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden
yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik yang pasangfan calon
presiden dan calon wakil presiden meraih suara terbanyak pertama dan kedua dalam
pemilihan umum sebelumnya, sampai berakhir masa jabatannya.

2. DPR
- Membentuk UU yang dibahas dengan presiden untuk mendapat persetujuan bersama
- Membahas dan memberikan persetujuan peraturan pemerintah pengganti UU
- Menerima dan membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang berkaitan dengan
bidang tertentu dan mengintruksikan dalam pembahasan.
- Menetapkan APBN bersama presiden dengan memperhatikan pertimbangan DPD.
- Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan UU, APBN, serta kebijakan
pemerintah.
- Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan atas pertanggungjawaban
keuangan negara yang disampaikan oleh BPK.
- Memberikan persetujuan kepada presiden untuk menyatakan perang, membuat
perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain.
14
- Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi rakyat.

3. DPD
Menurut pasal 22 D UUD 1945, DPD memiliki tugas dan wewenang sebagai berikut:
- Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR yang berkaitan dengan
otonomi daerah,hubungan pusat dan daerah, pembentukan,pemekaran,serta
penggabungan daerah, pengelolaan sember daya alam atau sumber ekonomi
lainnya, juga yang berkaitan dengan perimbangan keuangan pusat daerah.
- Memberi pertimbangan kepada DPR atas rancangan undang-undang APBN dan
rancangan undang-undang yang berkaitan dengan pajak,pendidikan,dan agama.
- Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan mengenai hal” diatas tadi, serta
menyampaikan hasil pengawasan kepada DPR untuk ditindak lanjuti. DPD ini
bersidang sedikitnya sekali dalam setahun.

4. Presiden
Presiden sebagai kepala negara memiliki tugas dan wewenang berikut:
- Memegang kekuasaan tertinggi atas AD,AL dan AU (pasal 10 UUD 1945)
- Menyatakan perang, membuat perjanjian dan perdamaian dengan negara lain
dengan persetujuan DPR (pasal 11 UUD 1945)
- Menyatakan negara dalam keadaan bahaya (pasal 12 UUD 1945)
- Mengangkat duta dan konsul.
- Memberi grasi, amnesti, dan rehabilitasi.
- Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormatan.
Presiden sebagai kepala pemerintah memiliki tugas dan wewenang berikut:
- Memegang kekuasaan pemerintah menurut UUD.
- Mengajukan RUU kepada DPR.
- Menetapkan PP untuk menjalankan undang-undang.
- Mengangkat dan memberhentikan menteri-meteri.

5. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)


- Memeriksa semua pelaksanaan APBN.
- Memeriksa tanggungjawab pemerintah tentang keuangan negara
- Memeriksa tanggung jawab keuangan negara dan memberitahukan hasilnya
kepada DPR,DPD dan DPRD.

6. Mahkamah Agung
Sesuai pasal 24 A ayat 1 MA mempunyai tugas :
- Mengadili pada tingkat kasasi
- Menguji peraturan perundang-undangan dibawah undang-undang terhadap
undang-undang.
- Wewenwng lainnya yang diberikan oleh undang-undang.

7. Mahkamah Konstitusi
- Menguji undang-undang terhadap undang-undang dasar.
15
- Memutus sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannnya
diberikan oleh UUD.
- Memutus pembubaran partai politik.
- Memutus perselisihan tentang pemilihan umum.

8. Komisi Yudisial (KY)


- Mengawasi hakim agung dan Mahkamah Agung.
- Mengawasi Hakim pada bidang peradilan disemua lingkungan peradilan yang
berada di bawah mahkamah agung, seperti peradilan umum,agama,militer,dan
badan peradilan lainnya.
- Mengawasi hakim mahkamah konstitusi.

16
BAB III

PENUTUP

1. KESIMPULAN
Indonesia mengalami banyak dinamika demokrasi mulai dari demokrasi
parlementer yang dikuasai oleh partai politik, demokrasi terpimpin yang dikuasai
presiden secara mutlak, dan demokrasi pancasila yg sebelum adanya amandemen
MPR pemegang kekuasaan tertinggi, namun setelah Amandemen kekuasaan tertinggi
berada di tangan rakyat. Terjadi juga perubahan pemilihan presiden dari dipilih oleh
MPR menjadi dipilih secara langsung oleh rakyat. Dan adanya perbedaan tugas dan
wewenang antara sebelum UUD 1945 diamandemen dan setelah diamandemen.

Menurut beberapa pakar, demokrasi merupakan system pemerintahan yang


paling baik hingga sekarang ini. Demokrasi sendiri lahir atas adanya kesadaran
bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara segala kebijakan dan pengambil
kebijakan harus berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Namun apabila dilihat dari
kenyataan, keterpurukan dari berbagai sector kehidupan Negara penganut demokrasi
masih sangat besar, termasuk Indonesia.

Indonesia menggunakan system demokrasi pancasila yang dianggap


merupakan perwujudan nilai-nilai dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
berasaskan kekeluargaan. Implementasi demokrasi pancasila sendiri telah di buktikan
dengan sebuah proses pemilihan umum yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur
dan adil.

17
2. SARAN

Untuk dapat mencapai suatu tujuan yang sama yaitu menjunjung tinggi dan
menerapkan nilai-nilai luhur pancasila disegala bidang kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Penulis menyarankan marilah bersama-sama memahami
dan mendalami ajaran pancasila secara menyeluruh supaya kita paham dan dapat
mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dengan tujuan dapat mengurangi
sedikit hal-hal yang dapat mengacam dan membahayakan pancasila yang tidak hanya
datang dari luar negeri tetapi juga dari dalam negeri, terlebih lagi di era globalisasi
sekarang ini.

Sudah saatnya, kita bersama-sama bergerak untuk mencapai angan demokrasi


yang telah dicita-citakan oleh para pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh Indonesia.
Unsur-unsur demokrasi yangkadang menjadi akar permasalahan harus bisa
diselesaikan dan diperbaiki, karena konsep demokrasi bukan hak paten yang tidak
bisa dirubah. Ia harus bersifat dinamis dan bisa mengikuti kultur sosial- politik-
budaya Negara yang menggunakannya sebagai asas Negara. Usaha perubahan
tersebutsebenarnya telah sering dilakukan dan sayangnya malah menjadi ancaman
bukan kenyamanan.Rakyat perlu diperkuat kembali bahwa mereka bukan alat
kekuasaan yang dengan mudah diatur kesana ke mari. Elit penguasa dan rakyat harus
bisa bekerja sama selama tujuan demokrasi menjadi patokan utama bernegara yang
baik.

18
DAFTAR PUSTAKA

Matroji.2008.sejarah 3 sma/ma program IPS.jakarta:Bumi Aksara

Poesponegoro,Marwati Djoened.1984.sejarah Nasional Indonesia V dan VI.jakarta:Balai


Pustaka.

HUKUM TATA NEGARA RI oleh Sri Hartini SH dan Drs Muchson AP.UT.2000

Astrid S. Susanto Sunario, 1999,Masyarakat Indonesia Memasuki Abad ke Duapuluh Satu,


Jakarta: Ditjen Dikti

Depdikbud.Darmodiharjo, Darji dan Shidarta, 1996,Penjabaran Nilai-nilai Pancasila


dalam Sistem Hukum Indonesia, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada.

Mubyarto, 2000,Membangun Sistem Ekonomi, Yogyakarta: BPFE.

Notonagoro, 1974,Pancasila Dasar Falsafah Negara, Jakarta: CV Pantjuran Tudjuh.

http://lenamegawati.blogspot.com/2012/01/normal-0-false-false-false-in-x-none-x.html

Budiyanto.2006.Pendidikan Kewarganegaraan untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga

Bonar Sidjabat, 'Notulen Rapat Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia', Majalah Ragi
Buana, 52, 1968

19

Anda mungkin juga menyukai