Anda di halaman 1dari 37

LAPORAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH

DASAR NEGERI 3 & 4 HAURPANGGUNG KEC.


TAROGONG KIDUL KAB. GARUT

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Program Profesi Ners XXXVI
Stase Keperawatan Komunitas

DISUSUN OLEH :
GELOMBANG 2 KELOMPOK 3 STASE KOMUNITAS PPN 36

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXVI


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
GARUT
2019
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH

3.1 Data Hasil Pengkajian

Pengkajian Keperawatan Kesehatan Sekolah dilakukan pada hari Senin, 15


April 2019 di SDN 3 dan 4 Haurpanggung yang berlokasi di jl. Sudirman No.
611/612, RT/RW 05/07 Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul,
Kabupaten Garut. Pengkajian dilakukan melalui proses wawancara kepada Kepala
Sekolah SDN Haurpanggung 3 dan 4, pihak puskesmas, dan siswa. Data
pengkajian mencakup 5 dimensi utama, yaitu: Dimensi sekolah, Psikologis siswa,
perilaku, sosial dan sistem kesehatan. Pengkajian kepada siswa dilakukan dengan
cara membagikan kuesioner individu yang berisi data demografi dan PHBS.
Pengkajian juga dilengkapi dengan pemeriksaan oleh mahawiswa terkait status
gizi, keadaan umum, pemeriksaan fisik dan jiwa, serta aktivitas siswa. Selain itu
dilakukan observasi langsung pada lingkungan sekolah. Siswa yang dilakukan
pengkajian merupakan siswa kelas 1 dan 5. Data hasil pengkajian mencakup 5 dimensi
utama yaitu dimensi fisik sekolah, psikologis siswa, perilaku, sosial, dan sistem kesehatan.

3.1.1 Pengkajian Sekolah

3.1.1.1 Profil Sekolah


Nama : SDN 3 & 4 Haurpanggung
Alamat : Jl. Sudirman No. 611/612
Status : Negeri
Jumlah Siswa :
Haurpanggung 3 : 135 siswa
Haurpanggung 4 : 143 siswa
Kegiatan Belajar : Kegiatan belajar mengajar berlangsung setiap
hari senin sampai sabtu mulai pukul 07.20-
12.00
Karakteristik Sekolah
Berdiri Sejak : Tahun 1975
Luas : 1260 m
Ruangan Yang Ada : Haurpanggung 3 & 4 masing-masing terdiri dari
4 ruang kelas, 1 ruangan multiguna (ruang
kepala sekolah, perpustakaan dan sudut UKS),
dan 1 Ruang Guru.
Keadaan lingkungan : tidak ada sampah berserakan namun sedikit
berdebu.
3.1.1.2 Dimensi Fisik Sekolah
A. Karakteristik Sekolah

Kondisi sekolah SDN 3 dan 4 Haurpanggung nampak rapi namun pada


beberapa tempat seperti toilet, halaman depan, dan kantin tampak sedikit
kotor, terdapat beberapa bungkus dan sisa makanan. Sekolah tampak
gersang karena tidak terdapat tanaman atau pohon. Ruang kelas dan
gedung multiguna tampak sedikit berdebu. Ventilasi dan pencahayaan
ruangan cukup baik. Terdapat 4 kamar mandi namun hanya bisa digunakan
2 kamar mandi dengan keadaan kamar mandi kurang bersih dan sedikit
berbau karena persediaan air yang terbatas. Tidak terdapat sabun pada
setiap toilet, dan tidak terdapat westafel cuci tangan di sekolah. Tempat
sampah tersedia sebanyak 1 buah di setiap koridor kelas tanpa adanya
pemisahan sampah organik dan non-organik.
Tipe bangunan SDN Haurpanggung 3 dan 4 adalah permanen.
Atap, dinding, tangga dan lantai cukup bersih. Jarak papan tulis dengan
meja siswa paling depan belum memenuhi syarat minimal yaitu 2,5 meter,
sedangkan untuk jarak papan tulis dengan bangku paling belakang sudah
memenuhi syarat yaitu 9 meter. Kondisi meja dan kursi baik, tidak terdapat
meja dan kursi yang rusak dan membahayakan siswa. Kantin SDN 3 dan 4
Haurpanggung terdapat di depan gerbang sekolah. Kondisi kantin cukup
bersih namun jenis makanan yang dijual belum masuk kedalam kategori
makanan sehat. Mayoritas jajanan yang dijual adalah makanan ringan yang
banyak mengandung MSG dan bahan pengawet. Tidak terdapat tempat
cuci tangan dan tempat sampah di sekitar kantin.
3.1.2 Dimensi UKS
Terdapat pojok UKS di SDN 3 dan 4 Haurpanggung. UKS di SDN 3 dan 4
Haurpanggung dibentuk sejak april 2019 dan yang menjadi penanggung jawab
yaitu guru olah raga. Dalam pelaksanaanya, program UKS belum berjalan, bahan
dan obat P3K tidak tersedia dengan lengkap, struktur organisasi pun belum
terbentuk. Pengawasan terkait 7 K (Kebersihan, keindahan, kenyamanan,
ketertiban, keamanan, kerindangan, dan kekeluargaan) dilakukan oleh dewan guru.
Kegiatan yang dilakukan terdiri dari pengawasan kebersihan diri (seperti
kebersihan kuku, pakaian, rambut), penerapan jadwal piket yang dilaksanakan oleh
siswa, serta kegiatan pembersihan lingkungan oleh petugas kebersihan sekolah.
Pendidikan kesehatan diberikan di sela materi pendidikan jasmani dan olahraga
oleh guru. Namun, belum terdapat alat peraga terkait pendidikan kesehatan yang
diberikan. Adapun materi pendidikan berupa kegiatan menjaga kebersihan diri
dan kesehatan jasmani. Program pendidikan kesehatan lainnya dilaksanakan
bersama dengan pihak puskesmas. Program imunisasi dilakukan oleh pihak
puskesmas terutama untuk kelas satu sampai tiga. Pengendalian vektor di
lingkungan sekolah dilakukan bekerjasama dengan dinas kesehatan, seperti
pemberian fogging setiap tiga bulan sekali. SDN 3 dan 4 Haurpanggung tidak
mendapatkan pemeriksaan rutin dari puskesmas. Pembentukan perawat cilik di
SDN 3 dan 4 Haurpanggung belum pernah dilaksanakan
3.1.2.1 Pengkajian Siswa
A. Data Demografi Siswa Kelas I dan I SDN Haurpanggung 3 & 4
Tabel 3. 1 Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin Siswa Kelas I SDN
Haurpanggung 3 & 4 (n=72)

Kategori Kelas 1 Kelas 5


Presentase Presentase
Frekuensi (f) Frekuensi (f)
(%) (%)
Laki-laki 23 63,9 26 72,2
Perempuan 13 36,1 10 27,8
Total 36 100 36 100

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa karakteristik siswa


berdasarkan jenis kelamin kelas I di SDN 3 dan 4 Haurpanggung yaitu laki-laki
sebanyak 23 orang (63,9) dan perempuan sebanyak 13 orang (36,1 %).
Karakteristik siswa berdasarkan jenis kelamin kelas 5 di SDN 3 dan 4
Haurpanggung yaitu laki-laki sebanyak 26 orang (72,2) dan perempuan sebanyak
10 orang (27,8 %).

B. Data Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas I dan V SDN
Haurpanggung 3 & 4

Tabel 3.2 Distribusi Frekuensi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa Kelas
I SDN Haurpanggung 3 & 4 (n=72)

Kelas 1 Kelas 5
Kategori Frekuensi Presentase
Frekuensi (f) Presentase (%)
(f) (%)
Jajan
Sembarangan
Ya 16 55,6 18 50
Tidak 20 44,4 18 50
36 100 36 100

Cuci Tangan
dengan Benar
Ya 7 19,4 29 80,6
Tidak 29 80,6 7 19,4
36 100 36 100
Menggunakan
Jamban Sekolah
Ya 30 83,3 19 52,8
Tidak 6 16,7 17 47,2
36 100 36 100
Menggosok Gigi
setiap hari
Ya 35 97,2 34 94,4
Tidak 1 2,8 2 5,6
36 100 36 100

Tahu cara
menggosok gigi
dengan benar
Ya 14 38,9 34 94,4
22 61,1 2 5,6
Tidak
36 100 36 100

Menggosok gigi
dua kali sehari
Ya 14 58,3 33 91,7
22 41,7 3 8,3
Tidak
36 100 36 100

Mengikuti
Pemeriksaan
Jentik Nyamuk
14 38,9
Ya 14 38,9
22 61,1
Tidak 22 61,1
36 100
36 100
Menimbang Berat
Badan secara
Teratur
Ya 19 52,8 19 52,8
Tidak 17 47,2 17 47,2
36 100 36 100
Membuang
Sampah sesuai
Tempat
Ya 31 86,1 31 86,1
Tidak 5 13,9 5 13,9
36 100 36 100

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa karakteristik siswa kelas 1


berdasarkan perilaku hidup bersih dan sehat di sekolah SDN 3 dan 4 yaitu
sebanyak 16 orang masih suka jajan sembarangan di luar kantin sekolah (55,6%),
masih ditemukan 7 orang yang tidak cuci tangan pakai sabun (19,4%), sebanyak 30
orang menggunakan jamban yang tersedia di sekolah (83,3%), sebanyak 35 siswa
yang tidak menggosok gigi dengan benar (97,2%), sebanyak 22 orang (61,1%)
tidak mengikuti pemeriksaan jentik nyamuk, siswa yang rutin menimbang BB
sebanyak 19 orang (52,8%), dan kebiasaan membuang sampah sesuai tampat
sebanyak 31 orang (86,1%). Sedangkan pada siswa kelas 5 yaitu sebanyak 18
orang masih suka jajan sembarangan di luar kantin sekolah (50%), masih
ditemukan 29 orang yang tidak cuci tangan pakai sabun atau sekitar 80,6%,
sebanyak 19 orang menggunakan jamban yang ada di sekolah (52,8%).
Sebanyak 34 siswa (94,4) menggosok gigi dengan benar, 33 siswa (91,7%)
menggosok gigi dua kali sehari, dan 14 orang siswa (38,9%) mengikuti
pemeriksaan jentik nyamuk. Sebanyak 19 siswa menimbang berat badan secara
teratur (52,8%), sebanyak 31 siswa (86,1%) membuang sampah di tempat yang
benar.
Tabel 3.4 Distribusi Frekuensi Index Massa Tubuh (IMT)/ Umur Siswa
Kelas I dan V SDN Haurpanggung 3 & 4(n=72)
KELAS 5
KELAS 1
Presentase Frekuensi Presentase
Kategori Frekuensi (f)
(%) (f) (%)
Sangat Kurus 0 0 17 47,2
Kurus 5 13,9 1 2,8
Normal 30 83,3 17 47,2
Obesitas 1 2,8 1 2,8
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa karakteristik siswa kelas I
berdasarkan index massa tubuh (IMT) di SDN Haurpanggung 3 dan 4, yaitu
mayoritas siswa memiliki IMT normal sebanyak 30 siswa (83,3%), diikuti kurus
sebanyak 5 orang (13,9%), obesitas sebanyak 1 orang (2,8%) dan tidak ada siswa
yang sangat kurus. Sedangkan di kelas 5 yaitu mayoritas siswa memiliki IMT
normal dan sangat kurus sebanyak masing-masing 17 orang (47,2%), diikuti kurus
dan obesitas sebanyak masing-masing 1 orang (2,8%).

C. Data Pemeriksaan Fisik Siswa Kelas I dan V SDN 3 & 4 Haurpanggung


Tabel 3. 9 Distribusi Frekuensi Riwayat Masalah Kesehatan Siswa Kelas I
dan V SDN 3 & 4 Haurpanggung (n=72)
Kelas I Kelas V

Kategori Frekuensi (f) Persentase Frekuensi Persentase


(%) (f) (%)
Diare
Ya 7 19,4 27 75
Tidak 29 80,6 9 25
Campak
Ya 0 0 19 52,8
Tidak 36 100,0 17 47,2
ISPA
Ya 11 30,6 21 58,3
Tidak 25 69,4 15 41,7
Penyakit Kulit
Ya 2 5,6 17 47,2
Tidak 34 94,4 19 52,8
Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa karakteristik siswa kelas I
berdasarkan frekuensi riwayat masalah kesehatan siswa di SDN Haurpanggung 3
dan 4 yaitu, sebanyak 7 orang memiliki riwayat diare (19,4%), tidak ada yang
pernah mengalami campak, sebanyak 11 orang memiliki riwayat ISPA (30,6%)
dan sebanyak 2 orang memiliki riwayat penyakit kulit (5,6%). Sedangkan di kelas
V SDN Haurpanggung 3 dan 4 yaitu sebanyak 27 orang memiliki riwayat diare
(75%), sebanyak 19 orang memiliki riwayat campak (52,8%), sebanyak 21 orang
memiliki riwayat penyakit ISPA (52,3%), dan sebanyak 17 orang memiliki
riwayat penyakit kulit (47,2%).
Tabel 3.11 Distribusi Frekuensi Hasil Pemeriksaan Fisik Siswa Kelas I dan
V SDN Haurpanggung 3 & 4 (n = 72)

Kelas 1 Kelas V
Presentase Presentase
Kategori Frekuensi (f) Frekuensi (f)
(%) (%)
Kebersihan Diri
Bersih 34 94,4 27 75
Tidak bersih 1 2,8 9 25
Rambut Kotor
Ya 7 19,4 22 61,1
Tidak 28 77,8 14 38,9
Bibir Pecah
Ya 2 5,6 35 97,2
Tidak 33 91,7 1 2,8
Denyut Nadi
Normal
Ya 33 91,7 33 91,7
Tidak 0 0 2 5,6
Denyut nadi
lambat
Ya 2 5,6 0 0
Tidak 0 0 84 100
Ketajaman
Penglihatan
Normal 35 100 36 100
Rabun jauh 0 0 0 0
Rabun dekat 0 0 0 0
Radang Mata
Ya
35 97,2 35 97,2
Tidak
1 2,8 1 2,8
Daun Telinga
Normal 36 100 84 100
Tidak normal 0 0 0 0
`
Kotoran telinga
Ya
0 0 35 97,2
Tidak ada
100 100 1 2,8

Otitis Media
Ya 8 22,2 8 22,2
Tidak 27 75,0 27 35
Ketajaman
Pendengaran
Normal
35 100 33 91,7
Gangguan Ringan
0 0 2 5,6
Bibir Atas
Terbelah
Ya 0 0 0 0
Tidak 35 100 35 100
Gusi Radang
Ya 1 2,8 1 2,8
Tidak 34 94,4 34 94,4
Gigi berlubang
Ya 32 88,9 1 2,8
Tidak 3 11,1 34 94,4

Jawaban Ganda pada Pemeriksaan Gigi


Gigi Karies
Ya 1 2,8
1 2,8
34 94,4

Tidak 34 94,4
1 2,8
34 94,4

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa karakteristik siswa


kelas I berdasarkan frekuensi hasil pemeriksaan fisik siswa di SDN
Haurpanggung 3 dan 4 yaitu, sebanyak 34 siswa tampak bersih (94,4%)
dan sebanyak 1 siswa tampak tidak bersih (2,8%), sebanyak 7 siswa
tampak rambut kotor (19,4%) dan sebanyak 28 siswa tidak tampak rambut
kotor (77,8%), sebanyak 2 siswa tampak bibir pecah (5,6%), dan sebanyak
33 siswa tidak tampak bibir pecah (91,7%), sebanyak 33 siswa denyut nadi
teraba normal (91,7%) sebanyak 2 siswa teraba denyut nadi lambat (5,6%),
sebanyak 35 orang memiliki ketajaman penglihatan normal (100%), tidak
ada yang memiliki radang mata, sebanyak 35 orang memiliki daun telinga
normal (100%), tidak ada siswa yang memiliki kotorang telinga, tidak ada siswa
yang memiliki otitis media, ketajaman pendengaran 35 siswa normal (100%),
sebanyak 35 orang tidak tampak bibir atas terbelah (100%), sebanyak 1
orang memiliki gusi radang (2,8%), sebanyak 1 orang tampak gigi karies
(2,8%). Gigi kotor sebagian 25 siswa (51%), seabanyak 2 orang tampak
gigi kotor seluruhnya (3,4%), sebanyak 32 orang tampak gigi berlubang
(88,9%).
D. Data Pengetahuan Kesehatan Remaja Siswa Kelas V SDN 3 & 4 Haurpanggung
Tabel 3.13 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Kesehatan Remaja Siswa Kelas
V SDN Haurpanggung 3 & 4 (n=36)
Presentase
Kategori Frekuensi (f) (%)
Kebiasaan
Merokok
0
Ya 0
36
Tidak 100
Terpapar Rokok
Ya 17 47,2
Tidak 19 52,8
Bahaya Nikotin
Ya 36 100
Tidak 0 0
Bahaya Rokok
Terhadap
kekebalan tubuh
Ya 31 86,1
Tidak 5 23,9
Roko menyebabkan kecanduan
Ya 26 72,2
Tidak 10 27,8
Rokok membuat seseorang berkonsentrasi dengan
baik
Ya 18 50
Tidak 18 50
Rokok menyebabkan kanker
Ya 19 52,7
Tidak 17 47,3
Rokok menyebabkan gigi kuning
Ya 19 52,7
Tidak 17 47,3
Rokok menyebabkan kekebalan terganggu
Ya 19 52,7
Tidak 17 47,3

Berdasarkan tabel di atas, didapatkan bahwa karakteristik siswa kelas V


berdasarkan frekuensi Pengetahuan kesehatan Remaja di SDN Haurpanggung 3 dan 4,
tidak ada yang memiliki kebiasaan merokok,
, sebanyak 17 orang terpapar rokok di rumahnya (47,2%), seluruh siswa mengetahui bahaya
nikotin, sebanyak 31 orang mengetahui bahaya rokok terhadap kekebalan tubuh (86,1%),
sebanyak 26 orang (72,2%) mengetahui bahwa rokok menyebabkan kecanduan, sebanyak 18
siswa (50%) rokok membuat seseorang berkosentrasi dengan baik, sebanyak 19 siswa (52,7%)
berpendapat bahwa rokok dapat menyebabkan kanker, gigi kuning, dan kekebalan terganggu.
3.2 Analisa data dan diagnosa keperawatan

No Data Penyebab Masalah Keperawatan


1. DS: Ketidaktahuan siswa Sekolah Dasar Negeri Risiko terjadinya peningkatan penyakit
DO: 03 & 04 Haurpanggung tentang PHBS di berbasis lingkungan
- Tidak terdapat sabun pada setiap toilet, dan lingkungan Sekolah.
tidak terdapat westafel cuci tangan di
sekolah
- Tidak terdapat tempat cuci tangan di sekitar
kantin
- 55,6% siswa kelas 1 SDN 3 dan 4
Haurpanggung jajan sembarangan di luar
kantin sekolah
- 19,4% siswa kelas 1SDN 3 dan 4
Haurpanggung tidak cuci tangan pakaisabun
- 50% siswa kelas 5 SDN 3 dan 4
Haurpanggung jajan sembarangan di luar
kantin sekolah
- 80,6% siswa kelas 5 SDN 3 dan 4
Haurpanggung tidakcuci tangan pakaisabun
- 19,4% siswa kelas 1 SDN 3 dan 4
Haurpanggung memiliki riwayat Diare
- 75% siswa kelas 5 SDN 3 dan 4
Haurpanggung memiliki riwayat Diare
- 5,6% siswa kelas 1 SDN 3 dan 4
Haurpanggung memiliki riwayat penyakit
kulit
- 47,2% siswa kelas 5 SDN 3 dan 4
Haurpanggung memiliki riwayat penyakit
kulit

2. DS: Ketidaktahuan siswa Sekolah Dasar Negeri Risiko terjadinya caries gigi pada agregat
DO: 03 & 04 Haurpanggung tentang cara sikat anak usia sekolah
- 97,2% tidak menggosok gigi dengan benar gigi yang benar
- Pada siswa kelas 1 SDN Haurpanggung 3 &
4, sebanyak 1 orang memiliki gusi radang
(2,8%), sebanyak 1 orang tampak gigi karies
(2,8%).
- Pada siswa kelas 1 SDN Haurpanggung 3 &
4, terdapat siswa dengan kondisi gigi kotor
sebagian sebanyak 25 siswa (51%), 2 orang
tampak gigi kotor seluruhnya (3,4%), dan
sebanyak 32 orang tampak gigi berlubang
(88,9%).
- Pada siswa kelas 5 SDN Haurpanggung 3 &
4, terdapat siswa yang mengalami gigi
berlubang sebanyak 36,7% dan mengalami
karies gigi sebanyak 32,7%
3. DS: Ketidaktahuan Sekolah Dasar Negeri 03 & Kurang optimalnya pelaksanaan fungsi
04 Haurpanggung tentang pengelolaan UKS usaha kesehatan sekolah
DO:
- Terdapat pojok UKS di SDN 3 dan 4
Haurpanggung
- Program UKS belum berjalan
- Obat P3K tidak tersedia dengan lengkap
- struktur organisasi belum terbentuk
- Pembentukan perawat cilik di SDN 3 dan 4
Haurpanggung belum pernah dilaksanakan
-

3.2.1 Diagnosa Keperawatan

1. Risiko terjadinya peningkatan penyakit berbasis lingkungan berhubungan dengan ketidaktahuan siswa Sekolah Dasar Negeri 03 & 04 Haurpanggung
tentang PHBS di lingkungan Sekolah.
2. Risiko terjadinya caries gigi pada agregat anak usia sekolah berhubungan dengan ketidaktahuan siswa Sekolah Dasar Negeri 03 & 04 Haurpanggung
tentang cara sikat gigi yang benar.
3. Kurang optimalnya pelaksanaan fungsi usaha kesehatan sekolah berhubungan dengan ketidaktahuan Sekolah Dasar Negeri 03 & 04 Haurpanggung
tentang pengelolaan UKS.
3.2.2 Prioritas Masalah Keperawatan

Masalah Kesadaran Motivasi Kemampuan Ketersediaan Konsekuensi Percepatan Jumlah Prioritas


kesehatan Masyarakat Masyarakat Perawat untuk Keahlian jika Masalah Penyelesaian nilai
Akan dalam Mempengaruhi yang Relevan tak Masalah
Adanya Menyelesaikan dalam Terselesaikan yang Dapat
Masalah Masalah Penyelesaian Dicapai
Masalah
Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria: Kriteria:
*tinggi *tinggi *tinggi *tinggi *tinggi *tinggi
*sedang *sedang *sedang *sedang *sedang *sedang
*rendah *rendah *rendah *rendah *rendah *rendah
Bobot 5 Bobot 10 Bobot 5 Bobot 7 Bobot 8 Bobot 8
Risiko
terjadinya
peningkatan
1/3 2/3 2/3 3/3 3/3 2/3 96/3 = 32 1
penyakit
berbasis
lingkungan
Risiko
terjadinya
caries gigi
1/3 1/3 3/3 3/3 3/3 2/3 91/3 = 30,3 2
pada agregat
anak usia
sekolah
Kurang
optimalnya
pelaksanaan
1/3 1/3 3/3 2/3 3/3 1/3 76/3 = 25,3 3
fungsi usaha
kesehatan
sekolah
3.3 Perencanaan

Penanggung Jawab
Rencana Tindakan

Output/Outcome
Keperawatan

Indikator
Diagnosa

Evaluasi
Sasaran

Tempat
Metode
Tujuan

Waktu
Risiko terjadinya Jangka Panjang 1. Pemberian materi  Kepala  Komunikasi Selasa SDN Mahasiswa:  90% Evaluasi
peningkatan Terbentuknya mengenai: konsep sekolah, guru, dan 16/04/ 3-4 Andika mengikuti Formatif:
penyakit berbasis kebiasaan PHBS di sekolah, dan petugas informasi. 2019 Haur kegiatan Observasi
lingkungan melaksanakan dan pentingnya cuci UKS SDN 3-4  Ceramah dan Pukul pang Sekolah: penyuluhan ketika
berhubungan tangan serta cara Haurpanggung diskusi. 08.30- gung Siswa kelas  80% peserta pelaksanaan
menjaga PHBS oleh
dengan mencuci tangan yang Garut  Edukasi dan 09.00 Garut I, Petugas mengalami program
ketidaktahuan siswa siswi SDN 3-4 baik dan benar,  Kelompok demonstrasi. UKS, dan peningkatan
siswa Sekolah Haurpanggung. konsep jajanan sehat anak usia  Monitoring. Kepala pengetahuan Evaluasi
Dasar Negeri 03 dan konsep asupan sekolah di Sekolah terkait Sumatif:
& 04 gizi seimbang. SDN 3-4 PHBS Survei siswa
Haurpanggung Jangka Pendek 2. Lakukan kerjasama Haurpanggung Puskesmas dapat
tentang PHBS di Setelah dilakukan dengan puskesmas Garut. Haurpangg melakukan
lingkungan asuhan keperawatan setempat untuk  Puskesmas ung: cuci tangan
Sekolah selama1 kali melakukan monitoring Haurpanggung Clinical dengan benar
pertemuan diharapkan: terhadap kelompok Instructor
anak usia sekolah di
- Memahami konsep SDN 3-4
PHBS di sekolah. Haurpanggung Garut.
- Memahami dan
menjaga
kebersihan dan
kesehatan
perorangan dengan
mencuci tangan
yang baik dan
benar sesuai
kebutuhan.
- Memilih jajanan
yang sehat.
- Memiliki perilaku
hidup sehat.
- Memahami dan
menjaga asupan
gizi seimbang.
Risiko terjadinya Jangka Panjang 1. Berikan penyuluhan  Kepala  Komunikasi Selasa SDN Mahasiswa:  90% Evaluasi
caries gigi pada Terbentuknya kesehatan tentang sekolah, guru, dan 16/04/ 3-4 Eva mengikuti Formatif:
agregat anak usia kelompok anak usia karies gigi pada dan petugas informasi. 2019 Haur kegiatan Observasi
sekolah sekolah yang peduli kelompok anak usia UKS SDN 3-4  Ceramah dan Pukul pang Sekolah: penyuluhan ketika
berhubungan terhadap kesehatan sekolah. Haurpanggung diskusi. 09.00- gung Siswa kelas  80% peserta pelaksanaan
dengan gigi. 2. Demonstrasikan cara Garut  Edukasi dan 09.30 Garut I, Petugas mengalami program.
ketidaktahuan menggosok gigi  Kelompok demonstrasi. UKS, dan peningkatan
siswa Sekolah Jangka Pendek dengan baik dan benar anak usia  Monitoring Kepala pengetahuan Evaluasi
Dasar Negeri 03 - Agregat anak usia pada kelompok anak sekolah di Sekolah terkait Sumatif:
& 04 sekolah tidak usia sekolah. SDN 3-4 kebersihan Survei siswa
Haurpanggung mengalami karies 3. Beri kesempatan pada Haurpanggung Puskesmas gigi. dapat
tentang cara sikat gigi. kelompok anak usia Garut. Haurpangg melakukan
gigi yang benar - Agregat anak usia sekolah untuk  Puskesmas ung: cara
sekolah bersama-sama Haurpanggung Clinical menggosok
mendapatkan mempraktikkan cara Instructor gigi dengan
pengetahuan yang menggosok gigi baik dan
cukup tentang dengan baik dan benar. benar.
pencegahan 4. Lakukan kerjasama
masalah karies dengan puskesmas
gigi. setempat untuk
melakukan monitoring
terhadap kelompok
anak usia sekolah di
SDN 3-4
Haurpanggung Garut.

Kurang Jangka Panjang 1. Pembuatan tim  Kepala  Komunikasi Selasa SDN Mahasiswa:  90% Evaluasi
optimalnya Memberdayakan perawat cilik sebagai sekolah, guru, dan 16/04/ 3-4 Fitria mengikuti Formatif:
pelaksanaan kembali UKS dan tim pelaksana UKS dan petugas informasi. 2019 Haur kegiatan Observasi
fungsi usaha terbentuknya struktur 2. Berikan penyuluhan UKS SDN 3-4  Ceramah dan Pukul pang Sekolah: penyuluhan ketika
kesehatan organisasi UKS penanganan mimisan, Haurpanggung diskusi. 09.30- gung Siswa kelas  80% peserta pelaksanaan
sekolah Garut  Edukasi dan 10.00 Garut I, Petugas program
berhubungan Jangka Pendek sakit gigi, gusi  Kelompok demonstrasi. UKS, dan mengalami
dengan Terbentuknya tim berdarah, sariawan, anak usia Kepala peningkatan Evaluasi
ketidaktahuan perawat cilik dari maag, konstipasi, sekolah di Sekolah pengetahuan Sumatif:
Sekolah Dasar kelas V SDN 3 & 4 keseleo, kram, luka, SDN 3-4 terkait UKS. Terbentuknya
Negeri 03 & 04 Haurpanggung, diare, muntaber, Haurpanggung Puskesmas tim perawat
Haurpanggung kemudian memberikan pingsan, dan pusing. Garut. Haurpangg cilik dan
tentang pendidikan kesehatan  Puskesmas ung: mampu
pengelolaan UKS mengenai penanganan Haurpanggung Clinical memahami
mimisan, sakit gigi, Instructor materi P3K.
gusi berdarah,
sariawan, gastritis,
konstipasi, keseleo,
kram, luka, diare,
muntaber, pingsan,
dan pusing.
LAMPIRAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KESEHATAN GIGI

A. PENGANTAR
Topik : Kesehatan Gigi
Hari/ Tanggal : Kamis, 18 April 2019
Waktu : 09.00 WIB sampai dengan selesai
Tempat : SD Negeri Haurpanggung 4
Sasaran : Murid SD kelas 1

B. LATARBELAKANG
Gigi merupakan bagian terpenting dalam mulut yang dapat berfungsi untuk makan dan
berbicara. Kerusakan gigi merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh kurangnya
kebersihan gigi dan mulut. Anak usia sekolah merupakan usia dimana mereka lebih cenderung
untuk memilih makanan yang manis seperti cokelat dan permen. Hal ini menjadi faktor utama
meningkatnya anak usia sekolah dengan masalah kerusakan gigi. Oleh karena itu, perlu
dilakukan pendidikan kesehatan terhadap anak usia sekolah tentang pentingnya kesehatan gigi
dan mulut.

C. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan penjelasan kelompok Anak Usia Sekolah Dasar mampu melakukan
perawatan gigi dan mulut dengan baik dan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan selama 60 menit diharapkan anak usia sekolah
mampu :
a) Menjelaskan fungsi gigi dan manfaat menggosok gigi
b) Menjelaskan cara perawatan gigi dan mulut
c) Menyebutkan tanda dan gejala adanya kerusakan gigi
d) Mempraktikan cara menyikat gigi dengan benar
D. ISI MATERI
TERLAMPIR
E. METODE
1. Demonstrasi
2. Tanya jawab
F. MEDIA
1. Power point
2. Poster
3. Video

KEGIATAN PEMBELAJARAN
No. Waktu Uraian Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Murid
1. 3 Menit Pendahuluan Memperkenalkan diri dan Mendengarkan
menjelaskan tujuan. dan
memperhatikan
2. 20 Menit Penjelasan materi dan Menjelaskan materi dan Mendengarkan
mempraktikan mempraktikan dan mempraktikan
menggosok gigi
3. 5 Menit Evaluasi Tanya jawab :  Peserta
Memberi pertanyaan bertanya
kepada peserta : pertanyaan
 Pengertian menggosok mengenai
gigi masalah yang
 Menjelaskan cara belum di
menggosok gigi yang pahami
benar  Peserta
menjawab
pertanyaan
 Mempraktekan
kembali cara
menggosok
gigi yang
benar
4. 2 Menit Penutup Menyimpulkan Memperhatikan
E. EVALUASI
Metode evaluasi : Tanya jawab
Jenis pertanyaan : Lisan
Pertanyaan :
1. Apa pengertian menggosok gigi ?
2. Jelaskan cara menggosok gigi yang benar ?
Jawab :
1. Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi.
2. Cara menggosok gigi yang benar, yaitu :
1) Cuci tangan
2) Ambil dan dekatkan peralatan
3) Keluarkan isi pasta gigi penuh dan merata pada permukaan sikat gigi
4) Tutup kembali pasta gigi dan kembalikan pada tempatnya
5) Mulailah berkumur dengan air
6) Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di
daerah perbatasan antara gigi dengan gusi.
7) Gerakan sikat dengan lembut dan memutar.
8) Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
9) Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah.
10) Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak
dan gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
11) Berkumur- kumur sampai mulut terasa bersih
12) Lap / keringkan mulut dengan handuk.
13) Rapikan alat – alat
LAMPIRAN MATERI
PEMELIHARAAN KESEHATAN GIGI
A. Pengertian gigi sehat
Gigi sehat yaitu gigi yang bersih tak ada plak apa lagi karang gigi, tak ada keluhan sakit atau
ngilu, tak ada ciri-ciri ada karies gigi.
B. Cara merawat gigi, gusi dan mulut agar tetap bersih dan sehat :
 Makanlah panganan yang bergizi (Empat sehat lima sempurna).
 Batasi makan dan minum panganan yang mengandung karbohidrat (gula) seperti es krim,
permen, coklat dsb. Kandungan gula inilah yang menyebabkan gigi cepat keropos. Demikian
juga dengan makanan-makanan yang lengket, dan tak perlu proses pengunyahan yang cukup,
seperti fast food, yang membuat plak gigi mudah terbentuk.
 Sikat gigi setiap hari pada pagi hari sehabis sarapan dan sesudah makan malam dengan cara yang
baik dan benar.
 Gunakan pasta gigi yang mengandung fluor, karena fluor terbukti bisa menurunkan angka
kejadian karies gigi.
 Melakukan pemeriksaan berkala ke dokter gigi setiap enam bulan sekali, supaya kalau ada gigi
yang mulai bermasalah/berlubang dapat segera ditangani sebelum terlanjur menjadi besar
(deteksi dini). Hendaknya dipahami bahwa sekali gigi mulai berlubang, karies ini tidak bisa
mengecil lagi tetapi secara pelan tapi pasti akan membesar terus.
Menggosok gigi
1. Pengertian menggosok gigi
Menggosok gigi adalah membersihkan gigi dengan sikat gigi dan pasta gigi.
Merawat gigi merupakan suatu upaya yang dilakukan untuk menjaga agar gigi tetap dalam keadaan
yang bersih dan sehat.
2. Fungsi gigi
Gigi primer atau gigi susu berjumlah 20 buah dimana setiap rahang atas dan rahang bawah memiliki 10
buah gigi.
Ada 3 jenis gigi yaitu :
i. Gigi seri yang berjumlah 4 buah fungsinya untuk memotong.
ii. Gigi taring berjumlah 2 buah fungsinya untuk menahan dan merobek makanan.
iii. Gigi gerahan berjumlah 4 buah fungsinya untuk menghaluskan
3. Manfaat menggosok gigi
a) Gigi menjadi bersih dan sehat.
b) Mencegah timbulnyacaries atau karang gigi, lubang gigi dan penyakit lainnya.
c) Memberikan perasaan segar dalam mulut.
4. Cara menyikat gigi
a) Persiapan alat
1. 1 buah sikat gigi
2. Gelas atau gayung berisi air
3. Pasta gigi
4. Lap dan handuk kering
b) Cara kerja
1. Cuci tangan
2. Ambil dan dekatkan peralatan
3. Keluarkan isi pasta gigi penuh dan merata pada permukaan sikat gigi
4. Tutup kembali pasta gigi dan kembalikan pada tempatnya
5. Mulailah berkumur dengan air
6. Sikat gigi dan gusi dengan posisi kepala sikat membentuk sudut 45 derajat di daerah
perbatasan antara gigi dengan gusi.
7. Gerakan sikat dengan lembut dan memutar. Sikat bagian luar permukaan setiap gigi atas
dan bawah dengan posisi bulu sikat 45derajat berlawanan dengan garis gusi agar sisa
makanan yang mungkin masih menyelip dapat dibersihkan.
8. Gunakan gerakan yang sama untuk menyikat bagian dalam permukaan gigi.
9. Gosok semua bagian permukaan gigi yang digunakan untuk mengunyah. Gunakan hanya
ujung bulu sikat gigi untuk membersihkan gigi dengan tekanan ringan sehingga bulu sikat
tidak membengkok. Biarkan bulu sikat membersihkan celah-celah gigi. Rubah posisi sikat
gigi sesering mungkin.
10. Untuk membersihkan gigi depan bagian dalam, gosok gigi dengan posisi tegak dan
gerakkan perlahan ke atas dan bawah melewati garis gusi.
11. Berkumur- kumur sampai mulut terasa bersih
12. Lap / keringkan mulut dengan handuk.
13. Rapikan alat – alat
c) Perhatian
1. Kita harus menggunakan sikat gigi sendiri
2. Menyikat gigi jangan terlalu keras
3. Jangan sampai tertelan air bekas kumur – kumur
4. Gunakan sikat gigi yang berbulu lembut
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)

I. IDENTITAS
1. Pokok Bahasan : Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
2. Sub Pokok Bahasan :
a. Pelaksanaan P3K
b. Penanganan luka berdarah
c. Penanganan pingsan
d. Penanganan mimisan
e. Penanganan sakit gigi
f. Penanganan gusi berdarah
g. Penanganan sariawan
h. Penanganan maag
i. Penanganan keseleo
j. Penanganan kram
k. Penanganan diare
l. Pengertian perawat cilik (Percil)
m. Kegiatan perawat cilik (Percil)
3. Sasaran : Siswa SDN Haurpanggung 3 & 4 Kelas 1 dan 5
4. Hari / tanggal : Selasa, 16 April 2019
5. Jam : 08.00 WIB
6. Waktu : 1x30 menit
7. Tempat : Ruang kelas 1 & 5 SDN Haurpanggung 3&4

II. TUJUAN INSTRUKSIONAL


1. TIU (Tujuan Instruksional Umum)
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan siswa dapat
mengerti tentang tugas dan kegiatan, salah satunya adalah pelaksanaan pertolongan
pertama pada kecelakaan (P3K).

2. TIK (Tujuan Instruksional Khusus)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit, siswa dapat:
A. Menjelaskan kembali pengertian P3K
B. Mengetahui pelaksanaan P3K
III. METODE
Ceramah, diskusi, demonstrasi dan tanya jawab
IV. MEDIA
1. PPT
2. Poster
3. Video
V. ISI MATERI
a. Pelaksanaan P3K
b. Penanganan luka berdarah
c. Penanganan pingsan
d. Penanganan mimisan
e. Penanganan sakit gigi
f. Penanganan gusi berdarah
g. Penanganan sariawan
h. Penanganan maag
i. Penanganan keseleo
j. Penanganan kram
k. Penanganan diare
l. Pengertian perawat cilik (Percil)
m. Kegiatan perawat cilik (Percil)

PROSES PELAKSANAAN
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon Siswa Media
1. 3 Pembukaan:
menit ­ Memberi salam Menjawab salam
­ Memperkenalkan diri Menyimak
­ Menjelaskan tujuan Menyimak
penyuluhan, menyebutkan
materi / pokok bahasan
yang akan disampaikan
­ Membuat kontrak waktu

Menyetujui kontrak
2. 25 Isi PPT,
menit ­ Menyampaikan materi ­ Mengemukakan Video,
- Menggali pendapat Poster
pengetahuan ­ Mendengarkan
peserta penyuluhan
tentang pengertian
P3K, penanganan
luka berdarah,
penanganan
pingsan,
penanganan
mimisan,
pelaksanaan P3K,
penanganan luka
berdarah,
penanganan gusi
berdarah,
penanganan ­ Menyimak dan
sariawan, memperhatikan
penanganan maag, ­ Mengemukakan
penanganan pendapat
keseleo, ­ Mendengarkan
penanganan kram
dan penanganan
diare
­ Memberikan reinforcement
positif ­ Menyimak dan
­ Menjelaskan pengertian memperhatikan
perawat kecil (Percil) ­ Mengemukakan
­ Menggali pengetahuan pendapat
peserta penyuluhan tentang
tugas dan kewajiban perawat
kecil (Percil) ­ Mendengarkan
­ Memberikan reinforcement ­ Menyimak dan
positif memperhatikan
­ Menggali pengetahuan ­ Mengemukakan
peserta penyuluhan tentang pendapat
kegiatan perawat kecil ­ Mendengarkan
­ Memberikan reinforcement ­ Menyimak dan
positif memperhatikan
­ Menggali pengetahuan
peserta penyuluhan tentang
pelaksanaan P3K
­ Memberikan reinforcement
positif
3. 2 Penutup: Mendengarkan dan
menit Menyimpulkan materi yang memperhatikan
telah disampaikan Peserta menjawab
Mengakhiri pertemuan dengan salam
mengucapkan terimakasih dan
salam

VI. EVALUASI

Metode : Pertanyaan lisan


Butir soal : 6 soal
1. Sebutkan minimal 3 cara penanganan luka !
2. Sebutkan minimal 3 cara penanganan pingsan !
3. Sebutkan minimal 3 cara penanganan mimisan !
4. Sebutkan minimal 3 cara penanganan keseleo !
5. Apa yang dimaksud dengan perawat cilik (Percil) ?
6. Apa saja kegiatan perawat cilik (Percil) ?
Lampiran
Materi Penyuluhan

PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN

1. Pelaksanaan P3K
a. Prinsip dasar P3K
1. Pegertian p3k adalah
Memberikan pertolongan pertama pada korban kecelakaan dengan cepat dan tepat sebelum
korban dibawa ke puskesmas atau rumah sakit
2. Tujuan p3k
a. Mencegah cidera bertambah parah
b. Menunjang upaya penyembuhan

3. Pedoman yang harus dipegang oleh pelaku p3k


P= penolong mengamankan diri sendiri terlebih dahulu sebelum bertindak
A= amankan korban dari gangguan di tempat kejadian sehingga bebas dari bahaya
T= tanda tempat kejadian sehingga orang lain tahu bahwa ditempat itu ada kecelakaan
U= usahakan menghubungi ambulans, dokter, rumah sakit atau yang berwajib
(polisi/keamanan setempat)
T= tindakan pertolongan terhadap korban dalam urutan yang paling tepat
2. Penanganan luka berdarah
A. Luka
Yaitu suatu keadaan terputusnya kontinuitas jaringan secara tiba-tiba karena kekerasan/injury.
Gejala
a. Terbukanya kulit
b. Pendarahan
c. Rasa nyeri
Penanganan
a. Bersihkan luka dengan antiseptic (alcohol/boorwater)
b. Tutup luka dengan kasa steril/plester
c. Balut tekan (jika pendarahannya besar)
d. Jika hanya lecet, biarkan terbuka untuk proses pengeringan luka
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menangani luka:
a. Ketika memeriksa luka: adakah benda asing, bila ada:
Keluarkan tanpa menyinggung luka
Kasa/balut steril (jangan dengan kapas atau kain berbulu)
Evakuasi korban ke pusat kesehatan
b. Bekuan darah: bila sudah ada bekuan darah pada suatu luka ini berarti luka mulai menutup.
Bekuan tidak boleh dibuang, jika luka akan berdarah lagi.

Luka Bakar
Yaitu luka yang terjadi akibat sentuhan tubuh dengan benda-benda yang menghasilkan panas
(api, air panas, listrik, atau zat-zat yang bersifat membakar)
Penanganan
1. Matikan api dengan memutuskan suplai oksigen
2. Perhatikan keadaan umum penderita
3. Pendinginan
4. Membuka pakaian penderita/korban
5. Merendam dalam air atau air mengalir selama 20 atau 30 menit. Untuk daerah wajah,
cukup dikompres air
Mencegah infeksi
1. Luka ditutup dengan perban atau kain bersih kering yang tak dapat melekat pada luka
2. Penderita dikerudungi kain putih
3. Luka jangan diberi zat yang tak larut dalam air seperti mentega, kecap dll.
4. Pemberian sedative/morfin 10 mg im diberikan dalam 24 jam sampai 48 jam pertama
5. Transportasi kefasilitasan yang lebih lengkap sebaiknya dilakukan dalam satu jam bila
tidak memungkinkan masih bisa dilakukan dalam 24-48 jam pertama dengan pengawasan
ketat selama perjalanan.

B. Penanganan pada korban yang pingsan (kehilangan kesadaran)


Pingsan (Syncope/collapse)
Yaitu hilangnya kesadaran sementara karena otak kekurangan O2, lapar, terlalu banyak
mengeluarkan tenaga, dehidrasi (kekurangan cairan tubuh), hiploglikemia, animea.
Gejala :
1. Perasaan limbung
2. Pandangan berkunang-kunang
3. Telinga berdenging
4. Nafas tidak teratur
5. Muka pucat
6. Biji mata melebar
7. Lemas
8. Keringat dingin
9. Menguap berlebihan
10. Tak respon (beberapa menit)
11. Denyut nadi lambat
Penanganan :
1. Baringkan korban dalam posisi terlentang
2. Tinggikan tungkai melebihi tinggi jantung
3. Longgarkan pakaian yang mengikat dan hilangkan barang yang menghambat pernafasan
4. Beri udara segar
5. Periksa kemungkinan cedera lain
6. Selimuti korban
7. Korban diistirahatkan beberapa saat
8. Bila tak segera sadar >> periksa nafas dan nadi >> posisi stabil >> Rujuk ke instansi
kesehatan

C. Penanganan pada korban yang mimisan


Mimisan
Yaitu pecahnya pembuluh darah di dalam lubang hidung karena suhu ekstrim (terlalu
panas/terlalu dingin)/kelelahan/benturan.
Gejala
1. Dari lubang hidung keluar darah dan terasa nyeri
2. Korban sulit bernafas dengan hidung karena lubang hidung tersumbat oleh darah
3. Kadang disertai pusing
Penanganan
1. Bawa korban ke tempat sejuk/nyaman
2. Tenangkan korban
3. Korban diminta menunduk sambil menekan cuping hidung
4. Diminta bernafas lewat mulut
5. Bersihkan hidung luar dari darah
6. Buka setiap 5/10 menit. Jika masih keluar ulangi tindakan Pertolongan Pertama.

D. Penanganan pada Sakit Gigi

1. Campur 1 sendok makan garam dan 1 gelas air hangat


2. Kumur 30 detik, air garam dapat membunuh kuman dan meredakan nyeri
3. Masukan es batu dalam kantong/kain, taruh di daerah yang sakit, biarkan 5-10 menit dan
lepaskan.
4. ika masih sakit, beri obat penghilang rasa sakit sesuai anjuran dokter
E. Penanganan Gusi Berdarah

1. Tuang air dingin di atas kain kassa, letakkan di antara bibir dan gusi, tekan bagian yang
berdarah
2. Jaga kebersihan gigi, jangan menyikat gigi terlalu keras

F. Penanganan Sariawan

1. Makan buah-buahan
2. Banyak minum air putih
3. Oleskan madu di tempat yang sariawan

G. Penanganan Maag

Maag adalah nyeri ulu hati , disertai mual , muntah perut kembung, cepat kenyang dan
bersendawa. Cara penanganan:

1. Berikan biskuit dan minuman hangat


2. Makan secara teratur
3. Beri obat maag

H. Penanganan Keseleo

1. Kompres dengan es
2. Kompres/penekanan pada bagian cidera, bisa dilakukan perban/dibalut
3. Istirahatkan kaki dengan kaki diangkat dan diganjal untuk mengurangi pembengkakan.
4. Berikan obat anti sakit dan anti radang sesuai petunjuk dokter

I. Penanganan Kram

1. Otot yang mengalamikram diregangkan, dipijat, kompres air hangat


2. Anjurkan untuk banyak minum
3. Untuk keram pada paha bagian belakang, lutut diluruskan dan kaki diangkat. Pada kedua
paha, otot di pijat
4. Kram bagian lengan atas depan, diatasi dengan memijat otot tersebut satu tangan , minta
bantuan teman untuk meluruskan kaki yang kram.

J. Penangan Diare

1. Beri minuman larutan oralit (larutkan satu sendok teh gula dan ¼ sendok teh garam dalam
200ml air hangat)
2. Berikan karbon aktif atau obat anti diare sesuai anjuran dokter.

K. Pengertian Perawat Kecil (Percil)

Perawat Kecil adalah siswa yang memiliki kriteria dan telah dilatih untuk ikut
melaksanakan sebagai usaha pemeliharan dan peningkatan kesehatan terhadap diri sendiri,
teman, keluarga dan lingkungan.

L. Tugas dan Kewajiban Perawat Kecil (Percil)

- Selalu bersikap dan berperilaku sehat


- Dapat menggerakkan usaha kesehatan terhadap diri masing-masing
- Berusaha bagi tercapainya kesehatan lingkungan, baik di sekolah maupun di rumah
- Membantu guru dan petugas kesehatan pada waktu pelaksanaan pelayanan kesehatan
di sekolah
- Berperan aktif dalam rangka peningkatan kesehatan antara lain: pekan kebersihan, pekan
gizi, pekan penimbangan BB di sekolah, pekan kesehatan gigi, pekan kesehatan mata
dan lain-lain.

4. Kegiatan Perawat Kecil (Percil)

- Pengamatan kebersihan dan kesehatan pribadi


- Pengukuran TB dan BB
- Penyuluhan kesehatan
- Membantu petugas kesehatan dalam pelayanan kesehatan di sekolah antara lain:

 Distribusi obat cacing dan vitamin


 Membantu dalam pelaksanaan program imunisasi
 Pertolongan pertama pada kecelakaan
 Pertolongan pertama pada penyakit.

- Pengenalan dini dan tanda-tanda penyakit :

 Pengamatan kebersihan UKS, warung UKS, dan lingkungan sekolah


 Pengamatan sanitasi di sekolah, seperti halaman sekolah, ruang kelas,
perlengkapan, WC, tempat air bersih, kamar mandi, tempat sampah dan saluran
pembuangan termasuk PSN (pemberantasan sarang nyamuk)
 Pencatatan dan pelaporan antara lain buku harian perawat kecil
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PHBS (PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT) DI SEKOLAH

Pokok Bahasan : PHBS di sekolah


Sub Pokok bahasan : 1. Pengertian PHBS
2. Pengertian Kesehatan Lingkungan
3. Kegiatan PHBS di Lingkungan Sekolah Sekolah
4. Manfaat penerapan PHBS dilingkungan PHBS

Sasaran : Siswa/I kelas 1 kelas 5 Haurpanggung 3 dan 4


Tempat : Ruang kelas 1,kelas 5 SDN Haurpanngung 3 & 4
Waktu : 30 Menit
Hari/Tanggal : Selasa, 16 April 2019

I. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan siswa/i kelas 1, kelas 5 SDN
Haurpanggung 3 dan 4 mengerti tentang PHBS di sekolah.

II. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit siswa/i dapat :
1. Menjelaskan pengertian PHBS
2. Menjelaskan Pengertian Kesehatan Lingkungan
3. Menyebutkan Kegiatan PHBS di Lingkungan Sekolah Sekolah
4. Menyebutkan Manfaat penerapan PHBS dilingkungan PHBS

III. Karakteristik Sasaran


Sasaran dalam penyuluhan ini adalah siswa/i kelas 1 dan kelas 5 SDN Haurpanggung 3 dan 4.

IV. Analisis Tugas


Standar Kompetensi :
1. Know
a. Pengertian PHBS
b. Pengertian Kesehatan Lingkungan
c. Kegiatan PHBS di Lingkungan Sekolah Sekolah
d. Manfaat penerapan PHBS dilingkungan PHBS
2. Show
Siswa/i mendiskusikan hal-hal yang belum dimengerti tentang materi yang dipaparkan.
3. Do
- Siswa/i mampu memperhatikan penjelasan yang diberikan oleh penyuluh
- Siswa/i mampu menjawab pertanyaan yang diajukan
- Siswa/i mampu menjelaskan kembali materi yang telah diberikan oleh penyuluh

V. Materi Penyuluhan
Terlampir

VI. Metode Penyuluhan


1. Ceramah
2. Diskusi

VII. Media yang Digunakan


1. Power Point

VIII. Alokasi Waktu Kegiatan


1. Apersepsi (5 menit)
2. Uraian materi (20 menit)
3. Penutup (5 menit)

IX. Strategi Instruksional


1. Menjelaskan materi penyuluhan
2. Menggunakan media pengajaran untuk mempermudah pemahaman peserta
3. Memberikan kesempatan bertanya pada sasaran
4. Mengadakan evaluasi

X. Variasi Pengajaran
1. Suara : intonasi dan volume digunakan untuk memperjelas suatu pernyataan atau pertanyaan
2. Menggunakan mimik wajah, gerakan tangan, anggukan kepala, dan sikap tubuh
3. Mempertahankan kontak mata
4. Menggunakan waktu hening/ silent
5. Memberikan pujian untuk peserta yang dapat menjawab pertanyaan dengan baik
6. Menggunakan variasi media pengajaran Power Point.
XI. Kegiatan Belajar Mengajar

No. Waktu Kegiatan Sasaran


Penyaji Siswa/i
1. 5 Pembukaan - Menyampaikan - Menjawab salam
Menit a. Salam pembuka salam pembuka,
b. Perkenalan perkenalan,
c. Menjelaskan menjelaskan maksud
pokok bahasan dan tujuan serta
d. Menyampaikan kontrak watu
tujuan pelaksanaan
e. Kontrak waktu kegiatan kepada
f. Apersepsi peserta penyuluhan
dengan bahasa yang
sopan dan jelas serta
penggunaan kata
yang efisien
- Menanyakan - Memperhatikan dan
beberapa pertanyaan terlihat antusias
seputar opini peserta mengikuti
mengenai topik penyuluhan
penyuluhan
2 20 Kegiatan Inti - Menyampaikan Menyimak dan
menit Penyampaian materi materi dengan jelas memperhatikan
- Pengertian PHBS dan tepat sesuai penyuluhan dengan
- Pengertian dengan metode yang baik dan antusias
kesehatan dipilih
lingkungan - Menyampaikan
- Kegiatan PHBS materi tidak
- Manfaat kegiatan berbelit-belit serta
PHBS di sekolah efisien sehingga
mencegah
kekurangan waktu
- Memanfaatkan
semua media yang
tersedia untuk
menyampaikan
materi dengan baik
3 5 Penutup
Menit - Sesi tanya jawab - Melakukan dialog - Peserta penyuluhan
interaktif dengan dengan antusias
peserta penyuluhan bertanya dan
berdialog tentang
materi penyuluhan
- Bersama penyaji
- Melakukan - Menanyakan menyimpulkan
evaluasi beberapa pertanyaan materi
singkat kepada
audiens tentang
materi penyuluhan
untuk mengetahui
feed back - Menyimak dan
- Menyimpulkan - Menyampaikan memperhatikan
materi yang kesimpulan dengan
didiskusikan padat dan jelas - Menjawab salam
- Mengakhiri - Menyampaikan
kegiatan dengan salam penutup dan
salam ucapan terimakasih
dengan sopan dan
jelas

XII. Evaluasi
1. Pengertian PHBS
2. Pengertian Kesehatan Lingkungan
3. Kegiatan PHBS di Lingkungan Sekolah Sekolah
4. Manfaat penerapan PHBS dilingkungan PHBS
DAFTAR PUSTAKA

Ananto, Purnomo. 2006. Usaha Kesehatan Sekolah Di Sekolah Dasar Dan Madrasah
Ibtidaiyah. Bandung : Yrama Widya.
Depkes RI. 2007. Pedoman Untuk Tenaga Kesehatan Usaha Kesehatan Sekolah di Tingkat
Sekolah Lanjutan. Jakarta: Depkes.
Diakses dari http://muhsyafar.blogspot.com/2010/11/satuan-acara-penyuluhan-kesehatan-
gigi.html
Diakses dari http://sumardibachtiar.blogspot.com/2010/12/sap-kesehatan-gigi.html
Diakses dari http://polia.netau.net/?10_Cara_Menggosok_Gigi_Yang_Baik
Kementrian Kesehatan RI. 2011. Pedoman Pelatihan Dokter Kecil. Jakarta : Kementrian
Kesehatan RI.
Limited, Dorling Kindersley. 2005. First Aid For Children Fast (Emergency Procedure for
all parent and carers). Alih bahasa Susi Purwoko. Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Maryunani, A. (2013).Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: trans info media
Notoatmojo, S. (2012). Promosi Kesehatan di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Harjadinata, Yohana E. 2013. Pintar Seperti Dokter di Rumah. Jakarta : Grasindo

Anda mungkin juga menyukai