12
13
14
18 UNIVERSITAS HASANUDDIN
19 MAKASSAR
20 2019
21 HALAMAN PENGESAHAN
22
Tanggal Pengesahan
Makassar, Mei 2019
23
24
2
25 KATA PENGANTAR
26Assalamualaikum Wr.Wb
27 Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas izin dan berkat
28rahmatnyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Lapang
29Metode Teknik Survey dan Sumberdaya Hayati Laut Di Desa Laikang Kecamatan
30Mangarabombang Kabupaten Takalar. Dimana dalam laporan ini memuat
31serangkaian hasil data yang didapatkan dilapangan.
32 Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman dan kakak-
33kakak assisten karena terselesaikannya laporan ini berkat bantuan dan kerjasama
34mereka. Meskipun dalam laporan ini penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak
35kekurangan baik dari segi penggunaan bahasa ataupun penggunaan kalimat. Untuk itu
36penulis berharap kritikan dan saran yang membangun dari pembaca untuk terus
37memperbaiki kesalahan yang dilakukan. Demikianlah yang dapat disampaikan dari
38penulis, semoga pembaca dan penulis bertambah khazanah wawasannya.
39
40
41
43
44 Penulis,
45
3
46 DAFTAR ISI
47
48HALAMAN PENGESAHAN............................................................................................ii
49KATA PENGANTAR.......................................................................................................iii
50DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
51DAFTAR GAMBAR........................................................................................................ v
52DAFTAR TABEL............................................................................................................ vi
53DAFTAR GRAFIK......................................................................................................... vii
54I. PENDAHULUAN.....................................................................................................1
55 A. Latar Belakang......................................................................................................1
56 B. Tujuan dan Kegunaan...........................................................................................1
57 C. Ruang Lingkup......................................................................................................2
58II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................3
59 A. Pengertian Ekosistem Terumbu Karang................................................................3
60 B. Fungsi Terumbu Karang Bagi Ekosistem..............................................................3
61 C. Zonasi Terumbu Karang........................................................................................8
62 D. Penentuan Kriteria Kondisi Terumbu Karang........................................................9
63III. METODOLOGI PRAKTIKUM............................................................................10
64 A. Waktu dan Tempat..............................................................................................10
65 B. Alat dan Bahan...................................................................................................10
66 C. Prosedur Kerja....................................................................................................10
67 D. Analisis Data.......................................................................................................11
68IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..............................................................................12
69 A. Profil Lokasi........................................................................................................12
70 B. Hasil....................................................................................................................12
71 C. Pembahasan.......................................................................................................14
72V. PENUTUP............................................................................................................. 16
73 A. Kesimpulan.........................................................................................................16
74 B. Saran..................................................................................................................16
75DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................17
76Lampiran 1. Foto-foto Kegiatan....................................................................................19
77
78
4
79 DAFTAR GAMBAR
97
5
98 DAFTAR TABEL
106
107
6
108 DAFTAR GRAFIK
7
112 I. PENDAHULUAN
145
1
146C. Ruang Lingkup
147 Ruang lingkup praktik lapang ini meliputi peninjauan awal untuk melihat kondisi
148ekosistem yang ada di Teluk Laikang dan menentukan stasiun tempat pengambilan
149data. Selanjutnya pengambilan data tutupan terumbu karang.
150
2
151 II. TINJAUAN PUSTAKA
175 Karang memiliki varasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi
176lingkungan perairan. Berbagai jenis bentuk pertumbuhan karang dipengaruhi oleh
3
177intensitas cahaya matahari, hydrodinamis (gelombang dan arus), ketersediaan bahan
178makanan, sedimen, sub areal exposure dan factor genetik. Berdasarkan bentuk
179pertumbuhannya karang batu terbagi atas karang acropora dan non-acropora.
180Perbedaan Acropora dengan non-Acropora terletak pada struktur skeletonnya,
181Acropora memiliki bagian yang disebut axial koralit dan radial koralit, sedangkan non-
182Acropora hanya memiliki radial koralit (English et, al., 1994).
183
191b. Acropora meja (Acropora Tabulate), bentuk bercabang dengan arah mendatar dan
192 rata sepert meja. Karang ini ditopang dengan batang yang berpusat atau bertumpu
193 pada satu sisi membentuk sudut atau datar.
4
194
196c. Acropora merayap (Acropora Encrusting), bentuk merayap dan biasanya terjadi
197 pada acropora yang belum sempurna.
198
204e. Acropora berjadi (Acropora Digitate), bentuk percabangan rapat dengan cabang
205 seperti jari-jari tangan.
5
206
211a. Bentuk bercabang (Branching), memiliki cabang lebih panjang daripada diameter
212 yang dimiliki, banyak terdapat disepanjang tepi terumbu dan bagian atas lereng
213 terutama yang terlindungi atau setengah terbuka. Bersifat banyak memberikan
214 tempat perlindungan bagi ikan dan invertebrate tertentu.
215
217b. Bentuk padat (Massive), memiliki ukuran yang bervariasi dan beberaa bentuk
218 seperti bongkahan batu. Permukaan karang ini halus dan padat, biasanya
219 ditemukan disepanjang tepi terumbu karang dan bagian atas lereng terumbu.
220
222c. Bentuk kerak (Encrusting), tumbuh menyerupai dasar terumbu dengan permukaan
223 yang kasar dan keras serta berlubang-lubang kecil. Banyak ditemukan pada lokasi
6
224 yang terbuka dan berbatu-batu, terutama mendominasi sepanjang tepi lereng
225 terumbu bersifat memberikan tempat berlindung untuk hewan-hewan kecil yang
226 sebagian tubuhnya tertutup cangkang.
227
235e. Bentuk jamur (mushroom), berbentuk oval dan tampak seperti jamur, memiliki
236 banyak tonjolan seperti punggung bukit beralur dari tepi hingga pusat mulut.
237
239f. Bentuk submasif (Submassive), memiliki bentuk yang kokoh dengan tonjolan-
240 tonjolan atau kolom-kolom kecil.
7
241
258d. Fore-reef Slope dan Reef Base, lanjutan daerah lereng atau hanya merupakan
259 dasar merata yang cenderung mulai tertutupi oleh sedimentasi, sehingga
260 terkadang lebih banyak substrat berpasir yang ditemui. Di daerah ini sudah jarang
261 terlihat komunitas karang keras yang lebat, tetapi beberapa jenis karang lunak dan
262 hewan bentik invertebrata lannya yang banyak ditemui. Kedalaman mencapai 10
263 meter keatas.
8
264
265 Gambar 14 Zona Terumbu Karang (Rani, 2014 dalam Andrianto, 2016).
0-25 Buruk
25-50 Sedang
50-75 Baik
272
273
9
274 III. METODOLOGI PRAKTIKUM
10
295pertumbuhan karang sesuai dengan kategori metode PIT dan pencatatan dilakukan
296dengan menggunakan sabak didalam air.
297
298 Gambar 15 Bentuk Pengambilan Data Dengan Metode PIT (Manuputty, 2009)
303
304
305
11
306 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
313B. Hasil
314Tabel 4 Data karang yang diperoleh pada lokasi
12
16 Coral Branching 24 Sand
16.5 Sand 24.5 Coral Foliose
17 Sand 25 Coral Foliose
17.5 Sand 25.5 Coral Foliose
18 Coral Massive 26 Coral Foliose
18.5 Sand 26.5 Coral Foliose
19 Sand 27 Coral Foliose
19.5 Sand 27.5 Sand
20 Sand 28 Sand
20.5 Sand 28.5 Coral Foliose
21 Sand 29 Coral Foliose
21.5 Sand 29.5 Sand
22 Sand 30 Sand
22.5 Sand
23 Coral Massive ↓ ↓
23.5 Coral Foliose 50 Sand
315
13
316
317Tabel 5 Hasil Pengolahan Data Terumbu Karang
321Tabel 6 Data Persentase Karang Hidup, Karang Mati, Other, dan Abiotik
% Karang
Hidup % Karang Mati Other Abiotik
75
25
15
0
Live Coral Dead0Coral Other Abiotik
Kategori
323
324 Grafik 2 Persentase Karang Hidup, Karang Mati, Other, dan Abiotik
325C. Pembahasan
326 Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di lapangan, ditemukan beberapa
327jenis tutupan karang dengan frekuensi kemunculan yang berbeda-beda dengan
328transek garis yang ditarik sepanjang 50m searah garis pantai. Sehingga diperoleh
329presentase tutupan karang hidup yaitu sebesar 48.50% yang didominasi oleh substrat
330berpasir, dimana nilai tersebut menunjukkan kondisi tutupan karang pada daerah ini
331tergolong kedalam kondisi sedang. Sesuai dengan kategori kondisi tutupan
332terumbu karang yang dikemukakan oleh English et al. (1997) dan Kepmen
333Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2001 bahwa kriteria kondisi karang berdasarkan
334besarnya persentase tutupan karang hidupnya, yaitu terumbu karang dikatakan
335kategori buruk bila besar tutupan karang hidupnynya antara 0,0–24,9%,
336kategori sedang kisaran persetase tutupannya 25,0–49,9%, kategori baik
337persentase tutupannya 50–74,9% dan kategori sangat baik bila persen
338tutupannya 75–100%.
339 Persentase tutupan terumbu karang merupakan salah satu indikator yang
340digunakan untuk menilai kondisi terumbu karang, yaitu seberapa persen tutupan
341karang yang hidup yang tercatat pada garis transek, maka sebesar itulah tutupan
342karang pada area tersebut. Besarnya persentase tutupan karang dapat disebabkan
343oleh pertumbuhan dan perkembangan dari terumbu karang itu sendiri. Pertumbuhan
344terumbu karang sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitar misalnya tingkat toleransi
345terumbu karang terhadap salinitas yaitu dibawah 33°C, sehingga jika suhu suatu
346perairan melebihi angka tersebut maka akan menyebabkan gejala pemutihan
347(bleaching), yaitu keluarnya zooxanthellae dari polip karang dan akibat selanjutnya
348dapat mematikan karang [ CITATION Sup09 \l 1033 ].
349
350
351
352 V. PENUTUP
353A. Kesimpulan
354 Pada praktik lapang Metode Teknik Survey Sumberdaya Hayati Laut yang telah
355dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil perolehan data terumbu
356karang di Teluk Laikang ini masih tergolong sedang dengan persentase nilai yang
357diperoleh yaitu 48.50%, meskipun pasir lebih mendominasi namun masih banyak
358ditemukan karang hidup yang berekosistem di perairan tersebut.
359B. Saran
360 Saran kami untuk praktikum ini semoga kedepannya dapat terlaksana dengan
361lebih tersusun dan terarah.
362
363 DAFTAR PUSTAKA
369English, S., C. Wilkinson., V. baker., 1994. Survey Manual for Tropical Marine
370 Resources. Australian Institute Of Marine Science. Townsville.
371Guntur. Murachman, dan Soemarno. 2000. Konsep Pengelolaan kawasan Konservasi
372 laut selat Madura dan Sekitarnya. AGRITEK.
373Juwana, S. dan Romimohtarto, Ka. 2007. Biologi Laut Ilmu Pengetahuan tentang Biota
374 Laut. Penerit Djambatan. Jakarta.
375Manuputty, A. E.W., Djuwariah. 2009. Panduan Metode Point Intersept Transect (PIT)
376 untuk MASYARAKAT: Studi baseline dan monitoring Kesehatan Karang di
377 Lokasi Daerah Perlindungan Laut (DPL).
382 L
383 A
384 M
385 P
386 I
387 R
388 A
389 N
390
393
394