Anda di halaman 1dari 5

MASALAH PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA

Kebijakan Rencana Tata Ruang


Relokasi Masyarakat Kampung Baru Dadap
Kabupaten Tangerang, Banten

Dosen Pengampu :

Dwiana Novianti Tufail, S.T, M.T


Elin Diyah Syafitri, S.T, M.Sc

Disusun Oleh :

Rizky Thian (08151034)

Siti Fatimah (08161078)

PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

JURUSAN TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

INSTITUT TEKNOLOGI KALIMANTAN

BALIKPAPAN

2019
I. Kebijakan
Kebijakan relokasi permukiman pada Kampung Baru Dadap bertujuan untuk
meminimalisir bencana banjir rob atau laut pasang yang sering terjadi setiap
tahunnya di kawasan pesisir utara Kabupaten Tangerang. Hal ini dilakukan
karena banjir yang sering terjadi menyebabkan air menjadi kotor sehingga akan
membahayakan kesehatan masyarakat serta pemerintah berencana menata
Kawasan Kampung Baru dadap yang selama ini dianggap kumuh. Namun
terdapat tujuan lain yang diinginkan oleh pihak pemeintah Kabupaten Tangerang
yaitu melaksanakan pembanguna jalan akses Pulau Reklamasi sebagai jalur
alternatif baru kendaraan dari Tangerang ke Jakarta. Kebijakan ini diambil oleh
Pemerintah Kabupaten Tangerang untuk mengurangi beban kendaraan dan
kemacetan di wilayah utara Kabupaten Tangerang dan sekitar Bandara
Soekarno-Hatta. Dengan adanya kebijakan tersebut maka kegiatan di kawasan
sekitar Kampung Baru Dadap dilakukan pemindahan atau relokasi. Pihak
pemerintah yaitu Bupati Tangerang telah mengeluarkan surat perintah untuk
relokasi yang tertuang dalam Surat Perintah 1 (SP1) dengan Nomor.301/1081-
SPPP yang ditujukan kepada pemilik bangunan tempat usaha dan tempat hiburan
Kampung Baru Dadap. Namun surat peringatan tersebut ditolak oleh masyarakat
sebab masyarakat merasa di dalam surat tersebut Pemerintah Daerah hendak
menggusur ratusan kepala keluarga dengan dalih penertiban lokalisasi. Selain itu
masyarakat mencurigai pemerintah yang hendak menggusur Kampung Baru
Dadap untuk kepentingan pembangunan jembatan penghubung antara Pulau
Reklamasi C dan D di Teluk jakarta ke akses Tol Sedyatmo menuju PIK II dan
akses menuju Bandara Soekarno Hatta. Penolakan terus terjadi dimana
masyarakat yang menolak untuk digusur, menghiasi rumah dan tembok-tembok
mereka dengan spanduk di sepanjang jalan Kampung Baru Dadap. Hingga Surat
Perintah 2 (SP2) dikeluarkan warga kampung tersebut menolak dan memblokade
jalan menuju Kampung Baru Dadap. Karena banyak masyarakat yang tidak
setuju mengenai relokasi ini maka mereka melaporan hal ini kepada pihak
berwenang yaitu OMBUDSMAN. Pihak ini merupakan lembaga pemerintahan
yang mengawasi penyelenggaraan pelayanan publik. Ombudsman mengeluarkan
surat ringkasan rekomendasi nomor 0004/Reg/0461.2016/VII?2016

1
maladminisstrasi berdasarkan penyelidikan dokumen, wawancara dengan pihak
terkait serta peninjauan lapangan. Dimana pada surat tersebut disimpulkan
bahawa rencana penggusuran Kampung Baru Dadap mengandung kesalahan
administrasi dan ketidakpatuhan pada peraturan. Dimana Pemerintah Kabupaten
Tangerang melakukan penataan permukiman kumuh Kampung Baru Dadap
sebelum menyelesaikan Peraturan Daerah yang mengatur penataan permukiman
tersebut sehingga tindakan pembongkaran dilakukan sebelum membentuk
instrumen hukum pendukung yang disyaratkan oleh peraturan perundang-
undangan. Selain itu, ketidaksesuaian wewenang yang dilakukan dimana
melakukan penataan terhadap kawasan permukiman kumuh yang memiliki luas
antara 10-15 Ha tanpa terlebih dahulu memperoleh penugasan dari Provinsi
sehingga tidak sesuai dengan ketentuan mengenai pembagian kewenangan
konkiuren pada sub urusan kawasan permukiman yang diatur dalam UU 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang seharusnya menjadi
kewenangan Pemerintah Provinsi.

II. Masalah
Masalah yang timbul dalam proyek pembangunan untuk jalan akses pulau
reklamasi ini memiliki dampak khususnya terhadap masyarakat yang menjadi
korban relokasi yang berada Kampung Baru Dadap. Karena sebagian besar
masyarakat yang tinggal di Kampung Baru Dadap merupakan masyarakat yang
turun temurun bermukim di daerah tersebut dan memiliki profesi dominan
sebagai nelayan dan mereka mengandalkan sumberdaya laut untuk memperoleh
penghasilan. Dengan adanya pembangunan untuk jalan akses Pulau Reklamasi
menyebabkan para nelayan harus melaut dengan jarak tangkapan yang lebih
jauh dari sebelumnya sehingga berdampak pada penghasilan mereka. Karena
banyak masyarakat yang tidak setuju dengan kebijakan relokasi ini maka terjadi
perlawanan antara masyarakat dengan pemerintah hingga menyebabkan banyak
korban yang terluka. Masyarakat tetap tidak mau meninggalkan Kampung Baru
Dadap karena selain adanya tidak ada sosialisasi terlebih dahulu dan pelaksanaan
relokasi cenderung memaksakan sebelah pihak membuat kebijakan ini kurang
memberikan manfaat yang optimal bagi masyarakat

2
III.Faktor Penyebab
..............
Ka Tian

Gambar 1 Bagan permasalahan Relokasi Kampung Baru Dadap


Sumber : Penulis, 2019

3
IV. Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa.

V. Lesson Learned
Pada pembahasan ini dapat diambil pelajaran bahwa perlunya koordinasi setiap
stakeholder baik pemerintah maupun masyarakat dalam berperan aktif untuk
pelaksanaan suatu pembangunan agar tidak terjadi permasalahan di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai