Anda di halaman 1dari 8

ANALISA

PERUBAHAN STRUKTUR ORGANISASI


RSUD KELAS B KOTA MATARAM

Oleh:
Dr. EMIRALD ISFIHAN
KEPALA BIDANG PELAYANAN MEDIK
RSUD KOTA MATARAM

MATARAM
TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, Rumah Sakit adalah suatu badan usaha yang memberikan pelayanan
medis jangka pendek dan jangka panjang yang terdiri atas tindakan observasi, diagnostik,
terpeutik dan rehabilitatif untuk orang-orang yang menderita sakit, terluka, mereka yang mau
melahirkan dan menyediakan pelayanan berobat jalan.
Definisi rumah sakit menurut Keputusan Menteri Republik Indonesia nomor
983.MENKES/SK/1992 mengenai pedoman rumah sakit umum dinyatakan bahwa: ”Rumah
Sakit Umum adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan kesehatan yang bersifat dasar,
spesialistik dan pendidikan tenaga kesehatan dan pelatihan”. Sementara itu menurut Siregar
(2003) menyatakan bahwa rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan
gabungan ilmiah khusus dan rumit, dan difungsikan oleh berbagai kesatuan personel terlatih dan
terdidik dalam menghadapi dan menangani masalah medik modern, yang semuanya terikat
bersama-sama dalam maksud yang sama, untuk pemulihan dan pemeliharaan kesehatan yang
baik.

Definisi rumah sakit ini di setiap peraturan daerah pada umumnya sama, hanya saja
terdapat perbedaan pada tugas pokoknya, yang diantaranya adalah: luas tidaknya lingkup
spesialistik yang dimiliki, kekhususan menyertainya dengan adanya rumah sakit yang dibina
Dirjen Yanmed Kemenkes RI yang secara fisik berada di daerah kabupaten, kota ataupun di
provinsi.

Rumah sakit melaksanakan tugas dan fungsi yang komprehensif seiring dengan kemajuan
teknologi dan paradigma ilmu kesehatan dimana rumah sakit tidak hanya melaksanakan fungsi
kuratif dan rehabilitatif tetapi juga terlibat dalam pelayanan promotif dan preventif bahkan
berperan penting dalam pendidikan dan penelitian. Berikut merupakan tugas sekaligus fungsi
dari rumah sakit, yaitu:

1. Melaksanakan pelayanan medis dan pelayanan penunjang medis


2. Melaksanakan pelayanan kedokteran kehakiman
3. Melaksanakan pelayanan medis khusus
4. Melaksanakan pelayanan rujukan kesehatan
5. Melaksanakan pelayanan kedokteran gigi
6. Melaksanakan pelayanan penyuluhan kesehatan.
7. Melaksanakan pelayanan rawat jalan atau rawat darurat dan rawat inap
8. Melaksanakan pelayanan administratif.
9. Melaksanakan pendidikan paramedis.
10. Membantu pendidikan tenaga medis umum dan tenaga medis spesialis.
11. Membantu penelitian dan pengembangan kesehatan.

Tugas dan fungsi ini berhubungan dengan kelas dan tipe rumah sakit yang di Indonesia
terdiri dari rumah sakit umum dan rumah sakit khusus, kelas “A, B, C, dan D”, dapat berbentuk
badan dan sebagai unit pelaksana teknis daerah.
Sumberdaya Kesehatan yang ada di rumah sakit yaitu tenaga kesehatan terdiri dari :
tenaga medis, tenaga keperawatan, tenaga kefarmasian, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga
gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian medis.

(1) Tenaga medis meliputi dokter dan dokter gigi.


(2) Tenaga keperawatan meliputi perawat dan bidan.
(3) Tenaga kefarmasian meliputi apoteker, analis farmasi dan asisten apoteker.
(4) Tenaga kesehatan masyarakat meliputi epidemiolog kesehatan, entomolog kesehatan,
mikrobiolog kesehatan, penyuluh kesehatan, administrator kesehatan dan sanitarian.
(5) Tenaga gizi meliputi nutrisionis dan dietisien.
(6) Tenaga keterapian fisik meliputi fisioterapis, okupasiterapis dan terapis wicara.
(7) Tenaga keteknisian medis meliputi radiografer, radioterapis, teknisi gigi, teknisi
elektromedis, analis kesehatan, refraksionis optisien, otorik prostetik, teknisi transfusi
dan perekam medis.

Sebagai unsur manajemen, sumber daya manusia kesehatan yang dimiliki oleh rumah
sakit akan mempengaruhi diferensiasi dan kualitas pelayanan kesehatan, keterbatasan
keanekaragaman jenis tenaga kesehatan akan menghasilkan kinerja rumah sakit dalam
pencapaian indikator mutu pelayanan rumah sakit. Kekhususan ini sangatlah tidak mungkin
dimanajemeni secara umum, karena SDM kesehatan adalah SDM fungsional yang kepadanya
melekat fungsi profesi berdasarkan latar belakang pendidikan kesehatannya.

Secara struktur Organisasi Daerah, rumah sakit dapat berdiri dengan legalitas dan
merupakan unit pelaksana teknis dinas dan atau sebagai institusi yang bertanggungjawab kepada
kepala daerah atau sebagai rumah sakit vertikal yang ada di daerah. Kondisi ini akan
berhubungan dengan kemapanan dukungan kebijakan dan dukungan anggaran yang pada
akhirnya berdampak pada kualitas dan kuantitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Sebagai institusi milik pemerintah, rumah sakit daerah memiliki acuan yang jelas dalam
pengorganisasian secara struktural dan melaksanakan misi dalam rangka pencapaian program
kerja daerah. Kualitas dan kinerja dari sumber daya manusia serta sistem yang dibangun dalam
struktur organisasi sangat berperan penting dalam melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
pelaksana kebijakan daerah.

Pengelolaan rumah sakit memiliki keunikan tersendiri, ada misi sosial, disamping
pengelolaan rumah sakit juga harus mencegah kerugian, mengembangkan pelayanan yang
berkualitas sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Misi Rumah Sakit tidak terlepas dari misi
layanan sosial, namun tidak dipungkiri bahwa dalam pengelolaan Rumah Sakit tetap terjadi
konflik kepentingan dari berbagai pihak. Konflik kepentingan berbagai pihak ini dapat
bersumber dari klasifikasi organisasi Rumah Sakit. Klasifikasi organisasi dibedakan menjadi
dua, yaitu organisasi bisnis dan organisasi non bisnis. Rumah Sakit pemerintah lebih tepat
sebagai klasifikasi non bisnis, namun Rumah Sakit swasta tidak seluruhnya diklasifikasikan
dalam kelompok non bisnis.
Beberapa rumah sakit masih memiliki kualitas pelayanan yang masih sangat
memprihatinkan. Hal ini antara lain disebabkan karena keterbatasan sumber daya baik sumber
daya finansial maupun sumber daya non finansial. Tuntutan peningkatan kualitas pelayanan
membutuhkan berbagai dana investasi yang tidak sedikit. Kenaikan tuntutan kualitas pelayanan
rumah sakit harus dibarengi dengan profesionalisme dalam pengelolaannya. Perkembangan
pengelolaan Rumah Sakit, baik dari aspek manajemen maupun operasional sangat dipengaruhi
oleh berbagai tuntutan dari lingkungan, yaitu lingkungan eksternal dan internal. Tuntutan
eksternal antara lain adalah dari para stakeholder bahwa Rumah Sakit dituntut untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu, dan biaya pelayanan kesehatan terkendali
sehingga akan berujung pada kepuasan pasien. Tuntutan dari pihak internal antara lain adalah
pengendalian biaya. Pengendalian biaya merupakan masalah yang kompleks karena
dipengaruhi oleh berbagai pihak yaitu mekanisme pasar.

Kesimpulan akhir dari deskripsi tentang rumah sakit adalah kesepakatan bahwa rumah
sakit adalah suatu unit yang kompleks yang padat sumber daya, padat teknologi dan padat
biaya. Karena kompleksitasnya tersebut, rumah sakit harus benar-benar dikelola dengan sistem
dan oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Harapan akhir dari apa yang
diselenggarakan oleh rumah sakit adalah terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam bidang
kesehatan yang akan bermuara pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah sakit
bersifat sangat dinamis, sangat ditentukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
kondisi masyarakat yang membutuhkan. Rumah sakit harus selalu siap melakukan perubahan
ke arah perbaikan dengan mengacu pada standar-standar pelayanan dan peraturan yang
berlaku.

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Mataram adalah rumah sakit pemerintah
yang juga mengalami berbagai kondisi di atas. Sebagai rumah sakit kelas B, RSUD Kota
Mataram saat ini telah menjadi pusat rujukan regional bagi Fasilitas kesehatan lainnya di NTB
baik dari Puskesmas, rumah sakit, maupun fasilitas kesehatan lain. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan tingkat pendidikan masyarakat perkotaan yang semakin tinggi menjadi
sebuah tuntutan bagi rumah sakit untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang
kesehatan yang berkualitas dan komprehensif. Dalam rangka mewujudkan hal tersebut,
pengelolaan rumah sakit harus benar-benar dilakukan secara profesional oleh tenaga yang
kompeten serta menciptakan suatu sistem dan struktur organisasi rumah sakit yang tepat.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan antara lain:

Apakah Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram saat ini sudah dapat
memenuhi kebutuhan organisasi dan masyarakat?

Apakah perlu melakukan perubahan Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Mataram?
C. Tujuan

Tujuan penulisan analisa ini adalah :

Mengetahui kondisi Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram saat ini

Mengetahui Pola Struktur Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram yang
dibutuhkan saat ini.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Penyelenggaraan Rumah Sakit Umum Daerah Kota Mataram


1. Profil RSUD Kota Mataram
2. Capaian Kinerja

B. Analisa Beban Kerja dan kebutuhan Struktur Organisasi RSUD Kota Mataram

Beranjak dari visi dan misi rumah sakit sangat terlihat jelas bahwa arah perkembangan
rumah sakit adalah menjadi rumah sakit berstandar internasional yang setidaknya menuju rumah
sakit pendidikan, menjadi rumah sakit wisata kesehatan (medical tourism) dan menjadi pusat
rujukan. RSUD Kota Mataram sebagai rumah sakit kelas B sangat memungkinkan untuk
mengembang pola Struktur Rumah Sakit maksimal yaitu terdiri dari 3 (tiga) wakil direktur,
masing-masing wakil direktur membawahi maksimal 3 bidang dan masing-masing bidang
membawahi maksimal 3 seksi/subbagian. Hal ini sangat dimungkinkan mengingat jumlah
kumjungan pasien yang terus meningkat, jumlah pelayanan yang dimiliki sangat banyak serta
program-program baru (inovasi) yang terus dikembangkan.

Jumlah sumberdaya manusia yang sangat banyak dari berbagai disiplin ilmu dan sebagai
bentuk pelaksanaan misi mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya
saing akan sangat membutuhkan bagian khusus yang akan mengelola sumberdaya manusia yang
dimiliki. Disiplin pegawai sangat dibutuhkan, perkembangan skill dan pengetahuan menjadi
suatu keharusan sehingga akan dapat dilaksanakan dengan maksimak dengan pengelolaan yang
jelas dan tepat.

Perkembangan rumah sakit secara otomatis akan diikuti oleh peningkatan aset baik
berupa aset bangunan fisik maupun alat-alat medis yang terus berkembang seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan pemenuhan kebutuhan alat oleh tanaga medis sebagai user.
Hal ini akan sangat membutuhkan pengelolaan sarana prasarana termasuk juga pemeliharaannya
yang akan sangat mengahruskan rumah sakit memiliki bagian khusus sebagai pengelola sarana
prasarana tersebut.

Biaya adalah nilai dari sejumlah factor produksi (input)yang dipakai untuk menghasilkan
suatu produk (output). Menurut Ascobat Gani, biaya adalah semua pengorbanan yang
dikeluarkan untuk memproduksi atau memperoleh suatu komuditi, dimana biaya terdiri dari
beberapa jenis :

Berdasarkan pengaruhnya pada perubahan skala produksi

a. Biaya Tetap (Fixed Cost)

Biaya tetap adalah biaya yang nilainya secara relative tidak dipengaruhi oleh besarnya
jumlah produksi (output)
b. Biaya Variabel (Variabel Cost)

Biaya Variabel adalah biaya yang nilainya dipengaruhi oleh banyaknya output
(produksi). Pada umumnya besar volume produksi sudah direncanakan secara rutin. Oleh sebab
itu biaya variable sering juga disebut sebagai biaya rutin.

c. Biaya Total (Total Cost)

Biaya total adalah jumlah dari biaya tetap (fixed cost) dan variable ( variable cost)
atu (Total Cost =Fixed Cost + Variabel Cost).

Analisa biaya rumah sakit adalah suatu kegiatan menghitung biaya rumah sakit untuk
berbagai jenis pelayanan yang ditawarkan, baik secara total maupun per unit/ per pasien, dengan
cara menghitung seluruh biaya pada seluruh unit / pusat biaya serta mendistribusikannya ke unit-
unit produksi yang kemudian di bayar oleh pasien.

Prinsip pokok analisa biaya adalah menghitung biaya yang telah dikeluarkan selama satu
tahun di setiap unit- unit fungsional yang ada di rumah sakit bersangkutan, meliputi semua biaya
investasi, biaya operasional dan biaya pemeliharaan. Jumlah biaya – biaya disetiap unit akan
menggambarkan biaya total di rumah sakit bersangkutan. (manajemen Rumah Sakit).

Manfaat melakukan analisis Biaya antara lain berguna untuk : mengetahui struktur biaya
menurut jenis dan lokasi biaya itu ditempatkan. Hal ini dapat dijadikan bahan pertimbangan
dalam mengendalikan biaya yang dikeluarkan. Analisis biaya juga berguna untuk mengetahui
biaya satuan. Hal ini sangat berguna dalam memutuskan besarnya tarif pelayanan yang diberikan
sehingga dapat diperkirakan pada tariff berapa suatu pelayanan memperoleh keuntungan atau
merugi, atau impas (break event point).

Dalam era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) rumah sakit harus dapat melaksanakan
kendali mutu dan juga kendali biaya. Rumah sakit yang tidak dapat menjamin mutu akan
berakibat fatal untuk keselamatan pasien. Pengendalian biaya tidak serta merta diasumsikan
sebagai pengurangan kualitas pelayanan. Pengendalian mutu harus seimbang dengan
pengendalian biaya, pengendalian mutu dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan sementara
pengendalian biaya berarti penggunaan sumber daya dan pemberian pelayanan seefektif dan
seefisien mungkin sesuai dengan kebutuhan medik. Pengendalian mutu dan biaya ini menjadi
suatu hal besar yang harus dilakukan oleh setiap rumah sakit karena perkembangan dan
keberlangsungan operasional rumah sakit sangat tergantung dari pengelolaan yang benar
sehingga sangat dianjurkan rumah sakit memiliki bagian yang menjalankan fungsi tersebut.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Rumah sakit adalah suatu unit yang kompleks yang padat sumber daya, padat teknologi dan
padat biaya. Karena kompleksitasnya tersebut, rumah sakit harus benar-benar dikelola dengan
sistem dan oleh sumber daya manusia yang berkualitas dan profesional. Harapan akhir dari apa
yang diselenggarakan oleh rumah sakit adalah terpenuhinya kebutuhan masyarakat dalam
bidang kesehatan yang akan bermuara pada peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Rumah
sakit bersifat sangat dinamis, sangat ditentukan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta kondisi masyarakat yang membutuhkan. Rumah sakit harus selalu siap melakukan
perubahan ke arah perbaikan dengan mengacu pada standar-standar pelayanan dan peraturan
yang berlaku.

2. Sebagai rumah sakit kelas B, RSUD Kota Mataram saat ini telah menjadi pusat rujukan regional
bagi Fasilitas kesehatan lainnya di NTB baik dari Puskesmas, rumah sakit, maupun fasilitas
kesehatan lain. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tingkat pendidikan masyarakat perkotaan
yang semakin tinggi menjadi sebuah tuntutan bagi rumah sakit untuk dapat memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan yang berkualitas dan komprehensif. Dalam
rangka mewujudkan hal tersebut, pengelolaan rumah sakit harus benar-benar dilakukan secara
profesional oleh tenaga yang kompeten serta menciptakan suatu sistem dan struktur organisasi
rumah sakit yang tepat.

3. Struktur Oraganisasi RSUD Kota Mataram saat ini harus dikembangkan mendekati pola
maksimal dalam rangka menunjang Visi dan Misi, mengimbangi perkembangan rumah sakit
serta memenuhi kebutuhan masyarakat.

B. SARAN

RSUD Kota Mataram dapat mengembangkan Struktur Organisasi Rumah Sakit sebagai
berikut:

Anda mungkin juga menyukai