Anda di halaman 1dari 28

1

KUMPULAN SOAL ENDOKRINOLOGI

1. Seorang ibu rumah tangga berusia30 tahun, G1P0A0 hamil 12 minggu, dirujuk oleh sejawat
Obgyn dengan hasil pemeriksaan laboratorium GDP 140 mg/dl dan GD2PP 220 mg/dl. Pasien
tetap beraktivitas seperti biasa sesuai anjuran dokter kandungan. Tatalaksana yang paling tepat
untuk kondisi pasien tersebut adalah
A. Perencanaan makan selama 1 minggu dan setelah itu dilakukan pemeriksaan GDP dan
GD2PP
B. Perencanaan makan selama 1 bulan dan setelah itu dilakukan pemeriksaan GDP dan GD2PP
C. Perencanaan makan dan pemberian obat antihiperglikemi oral
D. Perencanaan makan dan pemberian insulin
E. Perencanaan makan dan aktivitas fisik

2. Seoranglaki-lakiusia 19tahundatangkePoliklinikPenyakitDalamdengankeluhanseringlemas, lapar,


disertaikeringatdingin, mualdanbadangemetaran. Dari pemeriksaanfisikdidapatkan TB 146 cm,
BB 61 kg, pemeriksaanfisik lain dalambatas normal.
Hasilpemeriksaanlaboratoriumhormontiroidtidakdidapatkankelainan, kolesterol total 238 mg/dl,
LDL 180 mg/dl, TG 133 mg/dl, HDL 50 mg/dl, GDS 78 mg/dl. Pasien jugamengatakanmemiliki
orang tuadenganperawakanpendek.
Kemungkinanpenyebabkelainanpadapasientersebutdiatasadalah:
A. Gangguan metabolisme vitamin D
B. Pseudohipoparatiroidisme
C. Defisiensi Growth Hormone Kongenital
D. Defisiensi Growth Hormone didapat
E. Perawakanpendekgenetic.

3. Seorangwanitausia 60
tahundatangkepraktekandamemperlihatkanhasilpemeriksaanlaboratoriumkolesterolpuasa. TG 149
mg/dl, HDL 50 mg/dl, LDL 168 mg/dl, kolesterol total 201 mg/dl. Osdalamterapi simvastatin
untukdislipidemianya. Osadalahseorangpenderita DM danhipertensidiketahuisejak 10 tahun yang
lalu, rutincontroldanberobatkepuskesmassebelumnya. Yang
termasukcriteriasindrommetabolikmenurut IDF (2005) untukhasil lab
kolesterolpadapasientersebut di atasadalah
A. TG 149 mg/dl
B. HDL 50 mg/dl
2

C. LDL 168 mg/dl


D. Kolesterol total 201 mg/dl
E. Bukansalah satu jawaban di atas

4. Seorang wanita usia 31 tahun datang dengan keluhan lemas,mudah lelah, pusing, nafsu makan
berkurang, mual, muntah, sulit BAB dan berat badan turun sebanyak 5 kg dalam 5 bulan terakhir.
Dari pemeriksaan didapatkan tanda vital: TD 95/65 mmHg, Nadi 92 x/menit, RR 16 x/menit,
Suhu 37,2˚C. Terdapat hiperpigmentasi di wajah, lengan, siku, lipatan kulit telapak tangan dan
lutut. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
Hb 10,1 g/dl, Hmt 38%, MCV 90 fL, MCH 30 pg/cell, AL 7100 mm3, AE 4,11 x106/µL, AT
310.000, limfosit 48%, monosit 3%, neutrofil segmen 48%, eosinofil 0,5%, basofil 0,5%, GDS
110 mg/dl, Na 130 Meq/L, K 6 mEq/L, Cl 100 mEq/l, Ca 10,8 mEq/l. Apakah diagnosis dari
pasien ini?
A. Adenoma hipofisis
B. Sindrom Cushing
C. Krisis Adrenal
D. C-17 Hydroxylase deficiency
E. Addison Disease

5. Seorang wanita usia 41 tahun datang berobat ke Poliklinik Penyakit Dalam dengan keluhan
benjolan di leher yang dirasakan sejak 2 tahun yang lalu, disertai dengan keluhan mudah lelah,
tidak tahan terhadap suhu dingin dan menstruasi yang tidak teratur. Os juga merupakan penderita
Hepatitis C dan dalam pengobatan dengan interferon alfa. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar free T4 rendah, TSH meningkat dan TPOAb +. Kemungkinan penyebab
kondisi pasien tersebut diatas adalah:
A. Kekurangan asupan iodium (deff.iodium)
B. Infeksi virus yang menimbulkan peradangan pada kelenjar tiroid (tiroidits ec virus)
C. Kerusakan pada kelenjar hipofise (tumor, radiasi, operasi, sarkoidosis, amiloidosis,
hemokromatosis)
D. Sistem imun yang merusak sel kelenjar tiroid (hipotiroid autoimun)
E. Efek pemberian interferon alfa (obat-obatan pada yg mempunyai bakat tiroid)

6. Seorang wanita berusia 55 tahun bekerja sebagai buruh pabrik garmen, sejak 1 bulan terakhir
sering mengeluhkan gangguan di tangan kanan berupa kesemutan terutama di jari pertama
3

hingga ke empat disertai nyeri di telapak tangan terutama saat digunakan untuk menjahit. Pasien
diketahui menderita DM dan hipertensi sejak 5 tahun dan tidak rutin berobat. Dilakukan
pemeriksaan laboratorium Hb 10 gr/dl, leukosit 4500, trombosit 330.000, GDS 320 mg/dl,
ureum 36 mg/dl, kreatinin 2,0 mg/dl. Pemeriksaan fisik ditemukan tanda phalen’s test positif,
serta elektromiografi didapatkan gambaran neuropati. Kemungkinan diagnosis pasien diatas
adalah :
a. Neuropati DM
b. Stroke non hemorhagik
c. Carpal tunnel sindrom
d. Tenosinovitis de quervain
e. Stenosing tenosynovitis

7. Pasien lelaki 50 tahun, datang dengan keluhankaki kanan sering kesemutan hilang timbul
membaik dengan istirahat, pasien menderita dislipidemia dan merokok selama 30 tahun terakhir.
Hasil pemeriksaan Ankle Brachial Index (ABI) skor pada pasien tersebut
A. <0,1
B. 1,0-1,4
C. 0,9-1,3
D. >1,4
E. 1,5-2,5

8. Seorang wanita usia 46 tahun, penderita diabetes mellitus dan hipertensi sejak 2 tahun. Sebulan
lalu melakukan pemeriksaan profil lipid dengan hasil LDL 120 mg/dL, Trigliserida 455 mg/dL,
dan HDL 25 mg/dL, saat itu pasien mendapatkan terapi insulin, metformin 2x500mg, valsartan
1x80mg, dan gemfibrozil 1x300mg. Saat ini pasien datang kembali berobat dengan keluhan
letih, nyeri otot, 2 hari terakhir buang air kecil berwarna pekat seperti teh dengan volume yang
jauh berkurang dari biasanya. Hasil laboratorium terbaru menunjukkan Hb 12 g/dL, lekosit
8000/ul, trombosit 175000/ul, BUN 42 mg/dL, creatinin 3,2 mg/dl, GDS 125 mg/dL, natrium
142 mmol/L, Kalium 4,8 mmol/L, Chlorida 99 mmol/L. Mekanisme patofisiologi yang
menyebabkan gangguan ginjal pada kasus di atas adalah
A. Dilatasi vasa averen dan everen yang menyebabkan penurunan tekanan intraglomerular
B. Nekrosis tubular akut
C. Obstruksi tubuli akibat penumpukan mioglobin
D. Mikroangiopati trombotik pada mikrosirkulasi
4

E. Nefritis interstisial kronik


9. Seorang laki-laki berusia 50 tahun menderita diabetes melitus diketahui sejak 1 tahun lalu. Saat
ini dirawat di rumah sakit karena terdiagnosis pneumonia. Pasien mendapatkan terapi ceftriaxon
selama 10 hari. Namun karena evaluasi klinis dan ronsen toraks tidak membaik, diganti
levofloxacin selama 10 hari. Pada hari perawatan ke 20 pasien mengeluh diare sebanyak 10
kali/hari, tidak berdarah, demam, nafsu makan menurun. Pasien diberikan metronidazole untuk
terapi diarenya, namun selama 3 hari belum membaik. Dari pemeriksaan fisik tekanan darah
100/60 mmHg, nadi 110 kali/menit, respirasi 28 kali/menit suhu 39.5 C aksila. Terapi apa yang
selanjutnya Anda rencanakan pada pasien tersebut?
A. Rehidrasi, diet rendah serat, metronidazole dilanjutkan sampai menunggu hasil kultur feses
B. Rehidrasi, antipiretik, mengganti metronidazole dengan vankomisin
C. Rehidrasi, antipiretik, memberikan tambahan terapi loperamid
D. Rehidrasi, diet tinggi kalium, memberikan tambahan loperamid
E. Rehidrasi, diet tinggi serat, mengganti metronidazole dengan vankomisin

10. Seorang wanita usia 35 tahun telah didiagnosa sebelumnya dengan hipotiroid datang ke
poliklinik dengan keluhan fatigue dan lemah. Pasien kemudian diterapi dengan levotiroksin 50
µg /hari. Pasien mencari tahu tentang penyakitnya di internet dan membaca beberapa buku
kedokteran tentang diagnosa hipotiroid serta pengobatan levotiroksin dan efek sampingnya dan
sangat tertarik dengan pengobatan menggunakan ekstrak tiroid dan tiroid titrase . Pada
pemeriksaan fisik didapatkan pasien dengan berat badan lebih dari normal tapi tidak over
weight. Heart Rate 70x/menit dan tekanan darah 110/ 70 mmHg. Manakah langkah berikut
yang terbaik dilakukan sehubungan dengan penyakit yang diderita oleh pasien?

A. Memberikan informasi ulangan bahwa pengobatan yang telah dilakukan adalah benar dan
sesuai dengan tatacara penanganan hipotiroid
B. Tetap dengan dosis levotiroksin 50 µg /hari dan menyuruh pasien kembali 2 bulan kedepan
C. Merubah pemberian oral tiroksin menjadi bentuk tiroid ekstrak dan titrase sesuai yang dibaca
dan permintaan oleh pasien
D. Meningkatkan dosis tiroksin dan memintanya untuk kontrol ke poliklinik 4 minggu
kedepan
E. Melakukan cek ulang TSH pada saat itu juga pada temapat pemeriksaan laboratorium yang
lain untuk membanding 2 hasil mencegah kesalah penilaian fungsi tiroid

11. Sorang lelaki berusia 50 tahun menderita penyakit diabetes melitus tipe 2, datang berobat ke
poliklinik dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang lalu disertai sesak napas. Pada pemeriksaan
fisik paru didapatkan bronkovesikular pada paru kanan bawah disertai ronki basah nyaring.
Pada foto toraks didapatkan bercak-bercak infiltrat inhomogen pada paru kanan bawah.
Mikroorganisme penyebab infeksi tersering pada kasus pasien tersebut adalah :
A. Bacteroides sp
B. Enterobacteriaceae
C. Staphylococcus aureus
D. Mycoplasma pneumonia
E. Streptococccus pneumonia

12. Seorang laki – laki, 45 tahun dibawa ke unit gawat darurat dalam keadaan kesadaran menurun.
Istri pasien mengatakan bahwa sejak 4 hari terakhir pasien sering buang air kecil hingga
badannya makin lemah dan hari ini tidak sadar. Berat badan pasien menurun 10 kg dalam 3
bulan terakhir tapi pasien tidak mau berobat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan pasien
5

somnolen, tekanan darah 90/60 mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, isi kurang, irama reguler,
frekuensi pernafasan 24x/menit, suhu 38,2oC. JVP R+1cm, pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 17,3 g/dl; hematokrit 54; glukosa darah 996 mg/dl, kreatinin serum 1,6 mg/dl;
Na 165 mEq/L; K 2,8 mEq/L; Cl 127 mEq/L; pH 7,34; pCO223 mmHg; pO2 92 mmHg; HCO3
22 mEq/L; BE -2,4; Saturasi O2 95%. ß hidroksi butirat (-). Apakah penatalaksanaan awal pada
pasien tersebut?:
A. Bolus insulin 0,15U/kgBB inttravena dilanjutkan drip 0,1U/kgBB perjam
B. Rehidrasi adekuat
C. Koreksi Hipokalemia
D. Pemberian antibiotik
E. Pemberian dobutamin

13. Seorang perempuan berkulit putih berusia 36 tahun datang ke poli penyakit dalam dengan
keluhan merasa lelah, iritabilitas, berat badan bertambah selama 2 tahun terakhir. Pasien
sebelumnya bekerja sebagai pelayan restoran, namun 6 bulan terakhir sudah tidak bekerja
karena kelemahan otot. Pasien juga sering emosi dan adanya gangguan menstruasi. Pada
pemeriksaan didapatkan tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 86 kali/menit, reguler, moon face,
buffalo hump, pada laboratorium didapatkan GDS 180mg/dl, kadar kortisol 38 ug/dl dan
menurun menjadi 32 ug/dl setelah pemberian 1 mg dexamethason. Apa terapi medis pada
pasien tersebut ?
A. Metirapone
B. Hidrokortison
C. Cosyntropin
D. Terapi sulih hormon ( hormon replacement therapy)
E. DHEA

14. Seorang laki-laki berusia 57 tahun menderita DM sejak 10 tahun yang lalu, kontrol rutin
berobat ke klinik dengan mendapat terapi insulin basal bolus dengan riwayat pemasangan stent
di pembuluh koroner. Pada pemeriksaan profil lipid didapatkan hasil kolesterol total 240 mg/dl,
kolestrol HDL 35 mg/dl, kolesterol LDL162 mg/dl, trigliserid 215 mg/dl. Target perbaikan
dislipidemia pada kasus diatas adalah :
A. Kolesterol LDL < 70mg/dl
B. Kolesterol HDL < 50mg/dl
C. Kolesterol total < 200mg/dl
D. Kolesterol LDL < 130mg/dl
E. Kolesterol non-HDL < 100mg/dl
15. Seorang laki-laki usia 20 tahun, Berat badan 100 kg, tinggi badan 189 cm, oleh orang tuanya
dikatakan bahwa anak tersebut pertumbahan badan cepat setelah 5 tahun terakhir . Setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan moon face, striae abdomen, bufalo hamp dan hipertensi.
Hasil pemeriksaan MRI kepala : ditemukan tumor pada fossa hipofisis.
6

Apa diagnosis pasien tersebut ?


A. Addison disease
B. Cushing’s disease
C. Sindrom Cushing’s
D. Sindrom metabolik
E. hiperprolaktinemia
16. Seorang perempuan berumur 40 tahun datang ke UGD dengan penurunan kesadaran sejak 1
jam sebelum masuk rumah sakit. Dari keterangan keluarga, pasien mengeluhkan lemah,
penglihatan kabur, berkeringat banyak, gemetar, tidak ada riwayat jatuh maupun sakit
sebelumnya dengan pola makan normal. Dari pemeriksaan gula darah didapatkan kadar 30
mg/dl. Setelah diberikan infuse dengan dextrose 40% dan infuse D 10% pasien sadar. Setelah
dilakukan monitor ketat selama 1 hari didapatkan kadar gula darah selalu turun. Setelah
dilakukan pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin 0,9 mg/dl, dan C-peptida yang
meningkat. Diagnosa yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
a) diabetes insipidus sentral
b) pankreatitis akut
c) insulinoma
d) nefropati diabetic
e) tumor adrenal

18. Seorang laki-laki usia 20 tahun, Berat badan 100 kg, tinggi badan 189 cm, oleh orang tuanya
dikatakan bahwa anak tersebut pertumbahan badan cepat setelah 5 tahun terakhir . Setelah
dilakukan pemeriksaan didapatkan moon face, striae abdomen, bufalo hamp dan hipertensi.
Hasil pemeriksaan MRI kepala : ditemukan tumor pada fossa hipofises. Apa pemeriksaan
laboratorium yang dianjurkan ?
A. Tiroksin.
B. Prolactin.
C. Testosteron.
D. Kortisol
E. Antidiuretik hormon.

19. Wanita 20 tahun yang menderita diabetes sejak usia 10 tahun datang dengan keluhan poliuria,
pandangan kabur, berat badan menurun. Saat ini mendapat terapi insulin aspart 20 unit
sebanyak 3 kali sehari setiap sebelum makan dan detemir 24 unit pada malam hari. Sejak 1
bulan lalu pasien sering mengeluh berkeringat dan lemas pada tengah malam. Tidak
riwayat DM dalam keluarga. Pasien makan 3 kali sehari sejumlah 1500 Kkal sehari tanpa
makanan sebelum tidur malam. Aktivitas olahraga minimal. Pada pemeriksaan fisik didapatkan
7

120/80 mmHg, tidak demam, nadi 80 kali per menit, pernapasan normal, TB 154 cm, BB 50 kg.
Laboratorium: GDP 259 gr/dL, Ur 28 mg/dL, Cr 0,9 mg/dL.
Diagnosis pasien tersebut adalah :
a. DM tipe 2
b. DM tipe lain
c. DM tipe 1
d. Maturity onset diabetes of the young
e. Bukan salah satu di atas

20. Pada kasus 34, apakah yang menyebabkan glukosa darah puasa belum terkendali :
a. Efek somogi
b. Dosis insulin prandial yang masih kurang
c. Dosis insulin basal yang masih kurang
d. Kurang olahraga
e. Makan malam yang terlalu banyak

21. Tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah pada pasien tersebut adalah :
a. Tidak perlu mengganti dosis insulin
b. Pasien harus makan snack malam dan olahraga berat sebelum tidur
c. Diet DM dinaikkan menjadi 1700 kal/hari
d. Dosis insulin prandial dan basal dinaikkan
e. Dosis insulin prandial dan basal diturunkan

22. Seorang perempuan berusia 30 tahun dibawa ke instalasi gawat darurat (IGD)
dengan keluhan luka robek sekitar 5 cm di dahinya bagian depan setelah mengalami kecelakaan
sepeda motor dimana perempuan tersebut ditabrak oleh mobil dengan kecepatan 70 km per jam.
Perempuan tersebut berada dalam kondisi sadar dan tidak mengalami disorientasi. Perempuan
tersebut dimonitor selama 6 jam dan kemudian dipulangkan. Dia kembali ke IGD setelah 36
jam kemudian dengan keluhan lehernya terasa sakit, pusing, rasa haus dan buang air kecil yang
berlebihan dengan jumlah urin sekitar 10 liter/24 jam. Tekanan darahnya 110/70 mmHg,
frekuensi nadi 132 kali/menit dan frekuensi pernapasan 20 kali/menit. Hasil Laboratorium kadar
Hb; 15,8 g/dl, leukosit 8.200/mm3 , Trombosit 228.000/mm3 dan hematokrit 42%, Na+ serum;
168 mEq/L, kadar K+ serum 6,0 mEq/L, Kadar glukosa sewaktu 110 mg/dL, Osmolalitas
serum: 395 mOsm/kg, Osmolalitas urine: 410 mOsm/kg, fungsi ginjal dan fungsi hati dalam
batas normal. Apakah diagnosis yang paling mungkin pada pasien tersebut:
A. Syndrome of Inappropriate Antidiuretic Hormone
B. Poliuria pada hipokalemi
C. Diabetes Insipidus
D. Cereberal Salt Wasting Syndrome
E. Hypernatermi Acute

23. Seorang laki – laki berusia 60tahun datang ke poliklinik dengan luka di kaki sebelah kanan,
nyeri, dan mengeluarkan nanah. Pasien seorang penderitaDM tipe 2 yang mungkin
memerlukandebridementdalam waktu dekat, riwayatmakan sekarang baik. Berat badan 72 kg,
Obat yang dikonsumsi dirumah : Glipizide 10 mg pagi hari, Metformin 1000 mg Pagi dan
malam, dan Insulin basal 20 unit malam hari, Lab : HbA1c 10%, GDS 287 mg/dL, keton
negatif. BagaimanaAndaakanmengelola gula darah pasien tersebut?
8

A. Memberikan insulin basal dan bolus


B. Memberikan premix insulin
C. Memberikan insulin secara intravena
D. Melanjutkan terapi yang sudah ada dirumah
E. Memberikan hanya insulin bolus 3 kali

24. Seorang laki-laki 50 tahun datang dengan keluhan tungkai kaki, pasien selama beberapa tahun
terakhir mengkonsumsi obat nyeri tulang, dari pemeriksaan fisik ditemukan : kesadaran
composmentis, TD: 150/90 mmhg, N: 80 x/menit, RR: 20 x/menit, T; 36,8 , moon face (+),
bufallow hump (+), striae rubra (+). Pada pasien ini dilakukan pemeriksaan test provokasi
(Challenge) dexamethasone, prosedur pelaksaanaannya adalah :
a. 1 mg deksametason diberikan per oral disekitar pukul 11.00 pagi, lalu diikuti
pemeriksaan kortisol puasa pukul 8.00 malam hari berikutnya
b. 1 mg deksametason diberikan per oral disekitar pukul 11.00 malam, lalu diikuti
pemeriksaan kortisol puasa pukul 8.00 pagi hari berikutnya
c. 1 mg deksametason diberikan per oral disekitar pukul 11.00 malam, lalu diikuti
pemeriksaan kortisol puasa pukul 8.00 malam hari berikutnya
d. 10 mg deksametason diberikan per oral disekitar pukul 11.00 pagi, lalu diikuti
pemeriksaan kortisol puasa pukul 8.00 malam hari berikutnya
e. 10 mg deksametason diberikan per oral disekitar pukul 11.00 malam, lalu diikuti
pemeriksaan kortisol puasa pukul 8.00 pagi hari berikutnya

25. Seoarang Laki-laki 55 tahun, berobat kepoli Penyakit Dalam, dengan riwiyat DM diketahui
sejak 4 tahun disertai Penyakit jantung koroner dan Dislipidimia. Selama 2 tahun terakhir
mendapat pengobatan : terapi nutrisi, olaraga teratur, Glibenklamid 2x 5 mg, metformin 3 x 500
mg, Acarbose 3 x 50 mg, Aspilet 1 x 80 mg dan Simvistatin 1 x 20 mg. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan glokosa darah puasa 140 mg/dl dan 2 jam post prandial 270 mg/dl,
kadar A1C 8,9%. Rekomendasi saudara untuk mengendalikan kadar glukosa darah pada pasien
ini :
A. Menaikan dosis metformin dan acarbose sampai maksimal, sedangkan glibenklamid diganti
dengan glimepirid.
B. Memberikan basal insulin dikombinasikan dengan obat anti diabetic yang sudah
diminum sebelumnya.
C. Menambahkan obat anti diabetic oral dengan golongan tiazolidinedion.
D. Mengganti obat anti diabetic oral dengan fixed dose combination.
E. Menambahkan dengan obat anti diabetic oral glimepirid.

26. Seoarang Perempuan 42 tahun, berobat kepoli Penyakit Dalam karena rasa nyeri
pada leher. Dua minggu sebelumnya ia mengalami demam dan pembengkakan pada kelenjar
gondok disertai rasa nyeri. Satu minggu terakhir muncul gejala berdebar-debar, banyak
keringat, gemetar, nyeri kepala dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma
difus, tidak ada eksotalmus, nadi 115 x/mnt, regular. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan Hb 13 g/dl, leukosit 7.800/uI, trombosit 280.000/uI, LED 110 mm/jam, FT4 2,2
ng/dl ( normal 0,71-1,8 ng/dl), TSH 0,3 (normal 0,4-5 mU/I), anti-TPO antibodies positif.
Gejala klinis penyakit tersebut diatas paling mungkin disebabkan oleh :
A. Peningkatan antibody reseptor tiroid menyebabkan kelenjar tiroid sangat peka terhadap
stimulasi TSH.
B. Adanya bagian dari kelenjar tiroid yang hiperfungsi.
9

C. Inflamasi menyebabkan ambilan yodium meningkat sehingga produksi hormone tiroid


meningkat.
D. Peningkatan antibody reseptor tiroid menyebabkan kelenjar tiroid membesar sehingga
produksinya meningkat.
E. Kerusakan folikel tiroid sehingga hormone tiroid terlepas ke sirkulasi berlebihan.

27. Seoarang laki-laki 47 tahun, dibawah ke unit gawat darurat dalam keadaan kesadaran menurun,
istri pasien mengatakan bahwa sejak 5 hari terakhir pasien mengatakan badan terasa lemas dan
hari ini tidak sadar. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran somnolen, pernapasan cepat
dan dalam dengan RR 30 x/mnt, turgor kulit berkurang, lidah dan bibir kering Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan gula darah 460 mg/dl, Kalium 3,7 mEg/l, AGD
asidosis metabolic, dan keton urine positif.

Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus diatas adalah :

A. Diabetes insipidus
B. Hiperosmolar non ketotik.
C. Ketoasidosis Diabetik.
D. Insufisiensi adrenal
E. Pankreatitis akut

28. Seorang laki laki , 48 tahun dibawa ke UGD dengan penurunan kesadaran. Istri pasien
menceritakan bahwa 5 hari terakhir pasien sering BAK terutama malam hari hingga badan
semakin lemas dan sejak pagi hari sering tidur, tapi masih bisa dibangunkan. Berat badan
pasien menurun 5 kg dalam 3 bulan terakhir, tapi pasien belum berobat. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan kesadaran somnolen, TD 100/60 mmHg, nadi 120 x/menit, reguler, frekuensi
pernapasan 32 x/menit, suhu 38,6ºC. Pemeriksaan lab: Hb 14,4; lekosit 12.000, glukosa darah
sewaktu 680 mg/dl, Na 135 mEq/L, K 3,0. AGD: pH 7,31; pCO2 35 mmHg; pO2 90 mmHg,
HCO3 16 mEq/L. Pemeriksaan urin: keton (+).
Diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini adalah :
A. Diabetes insipidus
B. Insufisiensi adrenal
C. Ketoasidosis DM
D. Hiperosmolar non ketotik
E. Insufisiensi adrenal

29. Seorang perempuan, 29 tahun, sedang hamil trimester II dikonsulkan ke poli penyakit dalam
dengan keluhan benjolan di leher dan jantung berdebar debar. Pada pemeriksaan fisik dijumpai
TD 110/80 mmHg, nadi 128 x/menit, reguler, frekuensi pernapasan 20 x/menit, suhu 37,2 C,
exophtalmus pada kedua mata, struma difus disertai bruit, tremor halus pada kedua tangan. Pada
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10,8 gr/dl, lekosit 11.000/uL, trombosit 310.000, TSH <
0,005, fT4 9 ng/dl.

Terapi yang sesuai dengan diagnosis diatas adalah:

A. Operasi tiroidektomi
B. Pemberian lugol
C. Ablasi tiroid
D. Obat anti tiroid
10

E. Pemberian Levotiroksin
30. Seorang laki laki, 52 tahun dikonsulkan ke poli penyakit dalam dengan keterangan riwayat
diabetes mellitus sejak 5 tahun disertai penyakit jantung koroner dan dislipidemia. Selama 3
tahun terakhir mendapat pengobatan: terapi nutrisi, olahraga teratur, glibenklamid 2x5 mg,
metformin 3x500 mg, acarbose 3x50 mg, aspilet 1x80 mg, simvastatin 1x20 mg. Hasil
pemeriksaan laboratorium : Gula darah puasa 148 mg/dl, gula darah post prandial 290 mg/dl,
kadar HbA1C 9,3%.

Rekomendasi anda untuk mengendalikan kadar gula darah pada pasien diatas adalah:

A. Menambahkan OAD tiazolidinedion


B. Menambahkan OAD glimepirid
C. Menaikkan dosis metformin, acarbose sampai maksimal
D. Menambahkan basal insulin dikombinasikan OAD sebelumnya
E. Mengganti OAD dengan fixed dose combination

31. Seorang laki-laki 48 tahun dikonsulkan ke poli penyakit dalam dengan keterangan diabetes
melitus diketahui sejak 5 tahun disertai penyaakit jantung koroner dan dis lipidemia. Selama 3
tahun terakhir mendapat pengobatan : terapi nutrisi, olahraga t eratur, glibenklamid 2x5 mg,
metformin 3x500 mg, acrbose3x50 mg, aspilet 1x80 mg, dan simvastatin 1x20 mg. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan gluk osa darah puasa 145 mg/dL dan 2 jam post
prandial 268 mg/dL, serta kadar A1C 9 ,1%. Apa rekomendasi Saudara untuk mengendalikan
kadar glukosa darah pada p asien ini :
A. Menambahkan dengan obat antidiabetik oral glimepirid
B. Menambahkan obat antidiabetik oral golongan tiozolidinedion
C. Mengganti obat antidiabetik oral dengan fixed dose combination
D. Memberikan basal insulin dikombinasikan dengan obat anti diabetik yang sudah
diberikan sebelumnya
E. Menaikkan dosis metformin dan acarbose sampai maksimal, sedangkan glibenklamid diganti
glimepiride

32. Seorang wanita berusia 32 tahun datang ke klinik dengan keluhan penurunan berat badan,
mudah lelah, amenore, dan jerawat bertambah sejak beberapa bulan. Pasien tidak dapat
menyebutkan sejak kapan pastinya gejala muncul, tapi tanpa diet pasie n turun 12,3 kg dalam 6
bulan ke belakang. Dia mengalami amenore sejak beberapa bulan. Pada pemeriksaan
didapatkan obesitas dengan striae keunguan pada kedua pinggang. Dia diduga menderita
Cushing syndrome. Pemeriksaan penunjang apa s aja yang perlu dilakukan untuk menegakkan
diagnosis?
A. 24 h urine free cortisol
B. ACTH basal
C. Kadar CRH pada pk 08.00
D. Inferior petrosal venous sampling
E. Overnight 1 mg dexamethason suppresion test

33. Seorang laki-laki 33 tahun dengan CKD st V on hemodialysis mengeluh libido menurun, tidak
mampu mempertahankan ereksi, mudah lelah, dan sedikit lemah. Pasien stabil dengan
hemodialisis rutin selama 8 tahun, dan kadar elektrolitnya normal. Ev aluasi lebih lanjut
didapatkan kadar testosteron menurun. Pemeriksaan manakah yang dapat membedakan apakah
pasien menderita hipogonadime primer atau sekunder?
A. Aldosteron
B. Kortisol
11

C. Estradiol
D. Luteinizing hormone
E. TSH

34. Seoarang wanita 75 tahun di diagnosa dengan hipertiroid. Dia sudah lama menderita gangguan
arteri coronaria dan dia bertanya tanya konsekuensi apa yang mungkin akan terjadi pada sistem
kardiovaskulernya. Manakah dari pernyataan berikut benar mengenai interaksi hipotiroidisme
dan sistem kardiovaskular ?
A. Myocardial contractility akan meningkat dengan adanya hipotiroidisme
B. Didapatkan penurunan stroke volum pada hipertiroidisme
C. Pericardial efusion manisfestasi yang jarang terjadi pada hypertiroidisme
D. Resistensi perifer berkurang padai hipotiroidisme dan bisa disertai dengan hipotensi.
E. Aliran darah dialihkan ke kulit dalam hipotiroidisme

35. Disfungsi endokrin dapat dipisahkan menjadi kelenjar hyperfunction atau hipofungsi , atau
hormon resisten. Yang manakah dari penyakit-penyakit berikut ini disebabkan hormon resisten?
A. Graves’ disease
B. Hashimoto’s thyroiditis
C. Pheochromocytoma
D. Sheehan’s syndrome
E. Type 2 diabetes mellitus

36. Manakah dari studi berikut ini yang paling sensitif untuk mendeteksi nefropati diabetik?
A. Serum creatinine level
B. Creatinine clearance
C. Urine albumin
D. Glucose tolerance test
E. Ultrasonography

37. seorang perempuan berusia 17 tahun datang ke poli karena rasa nyeri pada leher. Dua minggu
sebelumnya, ia mengalami demamdan pembengkakan pada kelenjar gondok diserta rasa nyeri.
Satu minggu terakhir muncul gejala berdebar-debar, banyak keringat, gemetar, nyeri kepala,
dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma difus, tidak ada eksoftalmus,
frekuensi nadi 110 x/menit, reguler, Hasil lab Hb 12.8 g/dl, leukosit 6.700/ul, trombosit
270.000/ul, LED 120 mm/jam, FT4 2.2 ng/dl, TSHs 0.3 mU/l.

Diagnosis yang paling mungkin untuk kasus di atas adalah:


a. Goiter endemik
b. Penyakit graves
c. Dugaan karsinoma tiroid
d. Tiroiditis
e. Hipotiroid

41. Seorang perempuan berusia 32 tahun sedang hamil trimester II, dikonsulkan ke poli penyakit
dalam dengan keluhan benjolan di leher dan jantung berdebar-debar. Pada pemeriksaan fisik
dijumpai tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit, irama teratur, frekuensi
napas 20 x/menit, suhu 36.6C, proptosis pada kedua mata, struma difus disertai bruit serta
tremor halus pada kedua tangan. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 10.2 gr/dl,
leukosit 12.000/ul, trombosit 245.000/ul, FT4 9 mg/dl, TSH <0.005 mU/l. Pasien mendapat
terapi PTU 3x100 mg.

Monitor yang paling tepat untuk menilai respon pengobatan pada pasien ini adalah:
a. T3
b. FT4
c. TSHs
12

d. Antibodi TRH
e. Antibodi TPO

42. Seorang perempuan berusia 25 tahun hamil 10 minggu, datang berobat ke poliklinik dengan
keluhan sesak napas dan batuk sejak tiga hari yang lalu. Pasien menderita asma sejak kecil,
tetapi jarang kambuh.Sejak 2 bulan yang lalu, diketahui menderita hipertiroid namun putus obat
sejak 2 bulan.Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang tekanan darah 130/80 mmHg;
frekuensi nadi 110x/menit, irama teratur; frekuensi napas 28x/menit.Teraba pembesaran tiroid
difus.Pada pemeriksaan paru didapatkan wheezing di kedua lapangan paru, terdapat tremor
halus di kedua tangan.
Tata laksana yang paling tepat sehubungan dengan kasus di atas adalah :
A. B2 agnosis oral dan PTU
B. Long acting B2 agnosis inhalerdan methimazol
C. Short acting B2 agnosis inhaler, propranolol, dan PTU
D. Short acting B2 agnosis inhaler, kortikosteroid dan PTU
E. Long acting B2 agnosis inhaler, kortikosteroid dan methimazol

44. Seorang lelaki berusia 50 tahun dengan diabetes mellitus tipe 2, datang berobat ke poliklinik
dengan keluhan batuk sejak 4 hari yang lalu disertai sesak napas. Pada pemeriksaan fisik paru
didapatkan bronkovesikular pada perut kanan bawah disertai ronki bawah nyeri.Pada foto toraks
didapatkan bercak-bercak infiltrat inhomogen pada paru kanan bawah.
Mikroorganisme penyebab infeksi tersering pada kasus tersebut adalah :
A. Baeteroides sp
B. Enterabacterlaceae
C. Staphyloenecus aureus
D. Mycoplasma pneumonia
E. Streptococcus pneumonia

45. Seorang laki-laki berusia 50 tahun menderita diabetes melitus diketahui sejak 1 tahun yang lalu.
Dari pemeriksaan fisik didapatkan tinggi badan 165 cm, berat badan 80 kg, dengan lingkar
pinggang 110 cm, tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 18 kali/menit,
suhu 36 ºC aksila. Pasien bekerja sebagai karyawan sebuah bank swasta. Pasien datang ke
tempat praktek Anda dan menanyakan saran nutrisi bagi dirinya. Berapakah jumlah kalori yang
Anda sarankan pada pasien tersebut?
A. 1500 Kkal
B. 1700 Kkal
C. 1900 Kkal
D. 2100 Kkal
E. 2300 Kkal

46. Seorang wanita berusia 55 tahun datang ke praktek Anda dengan membawa hasil pemeriksaan
general check up dengan hasil laboratorium kolesterol total 210 mg/dL, LDL 150 mg/dL, HDL
39 mg/dL, GDS 100 mg/dL. Dari pemeriksaan ronsen dada didapatkan paru dan jantung dalam
batas normal. Pemeriksaan elektrokardiografi didapatkan irama sinus, dengan frekuensi jantung
80 kali permenit. Anda selanjutnya melakukan pemeriksaan fisik dengan hasil tekanan darah
140/90 mmHg, nadi 80 kali/menit, respirasi 18 kali/menit, suhu badan 36 ºC aksila. Pengukuran
berat badan 70 kg, tinggi badan 155 cm, dengan lingkar pinggang 104 cm. Apakah tatalaksana
utama yang Anda sarankan pada pasien ini?
A. Penurunan berat badan
B. Pemberian statin
C. Pemberian statin dan ACE inhibitor
D. Penurunan berat badan dan metformin
E. Pemberian statin dan metformin
13

47. Seorang laki-laki berusia 60 tahun didiagnosis dengan pneumonia. Pasien telah dirawat selama
3 hari. Pada hari perawatan ke 3 pasien didapatkan kondisi lemah, tekanan darah 80/50 mmHg,
nadi 130 kali/menit, respirasi 32 kali/menit, suhu badan 39 ºC aksila. Telah diberikan antibiotik,
resusitasi cairan, dan pemberian vasopresor namun tidak didapatkan perbaikan tanda vital dan
kondisi pasien. Pasien mengalami mual, muntah, tidak mau makan, dan mengeluh nyeri perut.
Pasien dilakukan pemeriksaan laboratorium dengan hasil Hb 10 gr/dL, leukosit 22.000/µL,
trombosit 100.000/µL, ureum 78 mg/dL, kreatinin 2,01 mg/dL, SGOT 86 µ/L, SGPT 102 µ/L,
Natrium 120, Kalium 7,01, GDS 50 mg/dL. Apakah kondisi klinis yang paling mungkin
menyebabkan perburukan pada pasien ini?
A. Akut abdomen
B. Hipoglikemia
C. Insufisiensi adrenal
D. Hiponatremia berat
E. Dehidrasi berat

48. Seorang wanita, 66 tahun datang dengan keluhan ada benjolan pada payudara kiri dan nyeri
pada perut kanan atas. Benjolan pada payudara sudah sejak 2 tahun dan ada luka kurang lebih 1
bulan yang lalu. Nyeri perut dirasakan sejak 1 bulan yang lalu, pasien berbaring terus karena
nyeri ini dan pasien tinggal seorang diri saat ini. Pada riwayat penyakit dahulu didapatkan
riwayat diabetes mellitus sejak 8 tahun yang lalu, pasien tidak berobat teratur. Pasien juga
memiliki riwayat benjolan di payudara sejak 2 tahun dan 1 tahun lalu sudah dibiopsi dengan
hasil intraductal carcinoma tetapi pasien memilih berobat alternatif. Pada Pemeriksaan Fisik=
KU:lemah; Kesadaran:CM; TD: 100/70; Nadi:84 x/mnt; RR:20 x/mnt; Suhu=36,7 C;
conjungtiva anemis, sclera subikterik; pada payudara kiri didapatkan massa berukuran diameter
+ 10 cm, dengan ditengahnya terdapat luka dan kulit di permukaan seperti kulit jeruk; pada
ketiak kiri teraba pembesaran KGB axilla, keras, imobil, nyeri -. Abdomen: Hepar membesar,
permukaan berbenjol-benjol, nyeri pada perabaan; kedua tungkai edema. Hasil laboratorium :
Hb: 9,0 mg/dL; Leukosit 10000 sel/µL; Trombosit 241000; SGOT 60; SGPT 78; Ur: 48; Cr 2,0;
Albumin 2,3; GDS: 248 mg/dL; HbA1c: 7,8%

Target pengelolaan diabetes mellitus pada pasien ini adalah :

a. Tidak ada target HbA1C, monitoring komplikasi akut hiperglikemik pada pasien
b. Target HbA1C < 7,0 % dengan kombinasi insulin dan OHO
c. Target HbA1C <7,0 % dengan insulin terapi
d. Target HbA1C < 7,5 % dengan OHO
e. Target HbA1C <7,5 % dengan kombinasi OHO dan insulin

49. Seorang wanita, usia 56 tahun dikonsulkan dari bagian neurologi dengan riwayat kejang 1 hari
yang lalu, kejang seluruh tubuh terutama kaki dan tangan, demam -, sakit kepala -, muntah -,
luka pada daerah kaki dan tangan -, nafsu makan sebelumnya baik, penurunan berat badan
yang signifikan -, keringat malam -, batuk lama -.Riwayat penyakit dahulu : Riwayat hipertensi
+ minum obat captopril 2x25 mg secara teratur, Riwayat operasi pengangkatan kelenjar tiroid +
kurang lebih 5 tahun yang lalu karena alasan kosmetik, hasil biopsy kesan tumor jinak dan
pasen sementara ini minum L-Tiroksin 1x 100mcg riwayat kejang sejak kecil -. Pada PF =
KU:sedang; Kesadaran:CM; TD 140/80; Nadi: 88 x/menit; RR:20 x/mnt; S: 36,3 C;
eksopthalmus -,kaku kuduk -; tampak ke-4 ekstremitas kaku dan jari2 kedua tangan fleksi pada
sendi MCP dan ekstensi pada sendi PIP dan DIP. Hasil laboratorium sementara : Hb: 13,1; L:
14

8000; Trombosit: 168000; GDS: 114 mg/dL: Natrium: 145 ; K: 3,9; Clorida 98; Ureum 30;
Creatinin 0.9; pemeriksaan EKG dalam batas normal.
Rencana pemeriksaan yang paling tepat untuk menegakkan etiologi kejang adalah
a. Pemeriksaan FT4, TSHs, dan PTH.
b. Pemeriksaan FT4, PTH, Kalsium dan Albumin
c. Peneriksaan Magnesium
d. Pemeriksaan CT Scan Kepala dengan kontras
e. Pemeriksaan Electro Encephalo Graphy (EEG)

50. Seorang wanita usia 33 tahun dikonsulkan dari bagian ginekologi dengan hipertiroid dan
kehamilan mola hidatidosa. Saat ini umur kehamilan adalah 8 minggu. Pasien saat ini keluhan
sering berdebar-debar, tidak tahan dengan udara panas, mudah lelah dan ke dua telapak tangan
sering berkeringat, penurunan berat badan +, sesak-, perdarahan per vaginam sudah 2 minggu
terakhir ini, buang air besar dalam batas normal. Pasien hendak dilakukan operasi pengangkatan
mola. Pada PF= TD: 130/80; Nadi: 120 x/menit, irregular; kuat angkat; RR: 22 x/menit; Suhu
37,0 C; conjungtiva anemis +, exophtalmus -; Jantung: takikardia, gallop +, bising sistolik
derajat 3 hampir di semua katup; Pulmo:dbn. Hasil laboratorium : Hb: 9,0 mg/dL; Leukosit:
11.000; Thrombosit 160.000; GDS 118 mg/dL; Na 145; K 3,4; Clroida 99; FT4: 28 ; TSHs:
0,005. Hasil EKG : AF dengan rapid ventricular response.

Penatalaksanaan hipertiroid dan komplikasinya pada kasus ini adalah :

a. PTU 3 x 100 mg, propanolol 3 x20 mg, kontrol FT4 dan TSHs 1 bulan setelah terapi
b. Metimazol 3x10 mg, metilprednisolon 3x 16 mg, bisoprolol 5 mg 1-0-0
c. PTU 4x300 mg, Propanolol 4x40 mg, dexametason 2x 10 mg, larutan iyodida 8-10 tetes/
6 jam,
d. Metimazol 3 x 10 mg, propanolol 3x20 mg, dabigatran 2 x 110 mg, kontrol FT4 dan TSHs
setelah terapi 1 bulan
e. Metimazol 3x10 mg, bisoprolol 5 mg 1-0-0, metilprednisolon 3x 16 mg

51. Seorang laki laki berusia 52 tahun datang ke poliklinik Penyakit Dalam untuk kontrol diabetes
melitus yang sudah dialaminya sejak 8 tahun yang lalu. Saat ini pasien mengkonsumsi obat
glimepirid 1 x 2 mg dan metformin 3 x 500 mg. Pada pemeriksaan darah didapatkan Hb : 13
gr/ dl, ureum : 31 mg/ dl, kreatinin : 1 mg/dl, GDP : 120 mg/ dl, GD post prandial 180 mg/ dl
dan dari pemeriksaan urinalisis didapatkan protein urin +1. Komplikasi diabetes yang perlu
segera ditangani pada pasien ini adalah :

A. Neuropati diabetes

B. Penyakit arteri perifer

C. Retinopati diabetes

D. Stroke

E. Nefropati diabetes

52. Seorang perempuan berusia 32 tahun dibawa keluarganya ke Instalasi Gawat Darurat karena
mengalami penurunan kesadaran sejak 3 jam yang lalu. Sebelumnya pasien sering mengeluh
berdebar-debar, mengalami penurunan berat badan dan sering berkeringat. Pasien mengalami
15

batuk dan demam 5 hari yang lalu. Tiga hari yang lalu pasien mengalami diare, sudah makan
obat antidiare tapi tidak mengalami perbaikan. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran
somnolen, TD : 140/ 90 mmHg, nadi 114 x/ menit, napas : 28 x/ menit, suhu : 38 °C dan teraba
struma pada regio colli. Pada EKG didapatkan kesan fibrilasi atrial. Hasil pemeriksaan
laboratorium TSH < 0,01 µIU/ mL, T3 5,2 pg/mL, FT4 7,4 ng/ dL. Terapi farmakologik yang
akan diberikan pada pasien ini adalah :
a. PTU, lugol, propanolol, Inj. Dexametason, antibiotik
b. PTU dan propanolol
c. PTU dan lugol
d. Metimazol, propanolol, antibiotik
e. Metimazol, lugol, antibiotik

53. Seorang pasien 46 tahun datang kerumah sakit untuk kontrol Diabetes mellitus yang dialami
sejak 4 tahun yang lalu, sudah mendapatkan metformin 3x500 mg, edukasi olah raga dan pola
makan. Hasil lab : GDS 129 mg/dl, GDS 2 jam PP 450 mg/dl, HbAic 8,6 %, Kolesterol total
250 mg/dl. Apakah tujuan olahraga tersebut :
a. Menaikkan lipolisis dalam lemak
b. Menaikkan ambilan glukosa di usus
c. Menaikkan kerja pankreas
d. Menurunkan HDL
e. Menurunkan aliran oksigen dalam darah

54. Seorang laki-laki 55 tahun periksa di poliklinik dengan keluhan luka kaki yang tidak kunjung
sembuh sejak 2 minggu yang lalu. Pasien menderita diabetes sejak 5 tahun sebelumnya dan saat
ini sudah rutin menggunakan insulin kerja panjang 20 iu malam hari dan Insulin pre prandial 6
iu setiap sebelum makan. Dari hasil pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil: Hb: 13,5 g/dl,
Leukosit 16,800 /ul, Trombosit 252,000 /ul, Gula darah puasa 128 mg/dl, Gula darah 2 jam
setelah makan 320 mg/dl, HbA1c 10,8%. Tata laksana yang paling tepat pada pasien tersebut
adalah:
a. Rawat luka kaki diabetes, antibiotik, lanjutkan insulin dengan dosis seperti biasa
b. Rawat luka kaki diabetes, antibiotik, ganti insulin pre prandial dengan golongan Acarbose
c. Rawat luka kaki diabetes, antibiotik, tambahkan dosis insulin kerja panjang 2 iu
d. Rawat luka kaki diabetes, antibiotik, tambahkan dosis insulin pre prandial 4 iu
e. Rawat luka kaki diabetes, antibiotik, pemberian insulin kerja panjang dibagi menjadi 12 iu
dua kali sehari

56. Seorang wanita 26 tahun datang ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 1 hari sebelumnya.
Mual, muntah sejak 5 hari disertai diare.Batuk sejak 2 minggu disertai dahak kekuningan,
demam sejak 10 hari. Pemeriksaan fisik didapatkan GDS 345, tekanan darah 110/70mmHg,
nadi 128x/m regular, frekuensi nafas 28x/m, suhu 39.5C. Rhonki basah nyaring pada lapang
paru tengah kanan.Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Leukosit 15.600/uL, Free T4 29
mg/dl, TSH <0.01 IU/ml, Kalium 4.9 mmol/ L, EKG menunjukkan sinus takikardia. Berikut
merupakan terapi yang tepat untuk pasien tersebut adalah :

a. Antibiotik, Propranolol 4x20mg, PTU loading 600 mg 1 jam kemudian dilanjutkan


pemberian solusio lugol
b. Antibiotik, Propranolol 4x20mg, pemberian solusio lugol dilanjutkan PTU loading
600mg
c. Antibiotik, Propanolol 4x10mg, metimazol loading 200mg dilanjutkan pemberian
solusio lugol.
d. Antibiotik, Deksametason 3x10mg, PTU loading 600mg 1 jam kemudian dilanjutkkan
pemberian solusio lugol
16

e. Antibiotik, Deksametason 3x10mg, propranolol 4x10mg, Metimazole loading 200mg

57. Seorang laki-laki usia 30 tahun, ayah dari tiga anak, mengalami pembesaran payudara
progresif selama 6 bulan terakhir. Tidak ada riwayat obat-obatan sebelumnya. Dari hasil
laboratorium didapatkan LH dan testosteron rendah. Evaluasi lebih lanjut dari pasien ini yaitu

a) Pengambilan sampel darah untuk SGOT dan serum alkali fosfatase dan kadar bilirubin
b) Pengukuran estradiol dan kadar human chorionic gonadotropin (hCG)
c) Urin 24 jam untuk pengukuran 17 ketosteroids
d) Analisis kariotipe untuk menyingkirkan sindrom Klinefelter
e) Biopsi payudara

58. Seorang wanita 62 tahun datang ke poliklinik mengeluh rasa kelelahan dan lesu selama 6
bulan. Dia juga mengeluhkan kulit kering dan kehilangan rambut. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan bradikardi dengan nadi 52 x/ menit dengan tekanan darah normal dan didapatkan
kulit kering dan kasar, alopesia dan edema ringan pada ekstremitas bawah. Manakah dari
berikut ini yang paling mungkin sebagai diagnosis klinis dan tes skrining yang diperlukan?
A. Hipertiroidi: thyroid-stimulating hormone (TSH)
B. Hipertiroid: free T4
C. Hipotiroid: TSH
D. Hipotiroid: free T4
E. Hipotiroid: T3 dan T4

62. Laki-laki 75 tahun datang dengan keuhan obesitas sentral, miopati proksimal dan
hiperpigmentasi kulit. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan alkalosis metabolik dan
hipokalemi. Pasien diduga menderita Cushing’s syndrome. Manakah pernyataan yang sesuai
dengan diagnosis pasien :
A. Kadar ACTH basal biasanya rendah
B. Corticotropin-releasing hormon di sirkulasi meningkat
C. MRI pada pituitari akan menunjukkan tumor yang mensekresi ACTH
D. Pasien perlu segera diperiksakan darah dari inferior petrosal
E. Kadar kalium dibawah 3,3 mmol/L kemungkinan karena produksi ACTH ektopik

63. Penyebab hiperprolaktinemia kecuali :


a. Sirosis hati
b. Hirsutism
c. Stimulasi putng susu
d. Opiat abuse
e. Kista rathke

64. Seorang wanita berusia 54 tahun datang ke poli penyakit dalam. Pasien diketahui menyandang
DM sejak 15 tahun yang lalu. Saat ini pasien rutin minum obat metformin, pioglitazon dan
glimepiride dengan dosis maksimal dari dokter. Anjuran pola hidup sehat dan olah raga telah
dijalankan oleh pasien sesuai anjuran dokter. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil
HbA1C 10,2%, GDS 341 mg/dl, kreatinin 0,7 mg/dL, ureum 21 mg/dL.
Terapi farmakologis yang paling tepat pada pasien tersebut adalah?
A. Melanjutkan ketiga OAD tersebut dan menambahkan pemberian basal insulin
17

B. Melanjutkan ketiga OAD tersebut dan menambahkan pemberian basal insulin serta
insulin prandial
C. Melanjutkan pemberian metformin dan menambahkan pemberian basal insulin
dengan atau tanpa pemberian insulin prandial
D. Melanjutkan pemberian glimepirid tersebut dan menambah dengan insulin prandial
E. Menghentikan pemberian metformin tersebut dan menambah dengan basal insulin serta
insulin prandial.

65. Seorang wanita usia 36 tahun datang ke sebuah klinik di kantornya dengan keluhan terasa
lelah. Dia merasakan staminanya menurun sejak 3 bulan ini. Sebelumnya merasakan sehat
sehat saja dan tidak pernah mengkonsumsi obat obatan. Dia melaporkan penurunan berat
badan 5 kg dan sering konstipasi sehingga memerlukan beberapa obat pencahar. Kadar TSH
meningkat 25mU/L. Free T4 rendah. Dia menanyakan bagaimana dia menderita hipothyroid.
Tes berikut yang manakah yang digunakan untuk diagnosa etiologinya ?
A. Antithyroglobulin antibody
B. Antithyroid peroxidase antibody
C. Radioiodine uptake scan
D. Serum thyroglobulin level
E. USG thyroid

66. Seorang perempuan berusia 30 tahun, dating berobat ke UGD karena penurunan kesadaran.
Tiga hari yang lalu, pasien demam dan pada daerah leher terdapat pembengkakan diserta rasa
nyeri. Sejak 6 bulan terakhir muncul gejala gemetar, banyak keringat, berdebar-debar, sering
cemas dan mudah lelah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma difus padat kenyal tidak
nyeri; tidak ada eksoftalmus; frekuensi nadi 140x/menit, irama regular, pernafasan 24 kali per
menit tanpa disertai kussmaul. Hasil laboratorium manunjukkan Hb 12g/dL; leukosit
15.000/ul; trombosit 140.000/ul; LED 150 mm/jam. GDA 550 mg/dl, PH 7,420, pCO2
28,6mmHg, pO2 94,4 mmHg, HCO3-18,7 mmol/L, skor Burch-Watofsky 95. Terapi yang
paling tepat untuk kondisi tersebut saat ini adalah :
A. Infus NaCl 0,9% + PTU + Lugol + Insulin + Kortikosteroid
B. Infus NaCl 0,9% + Antibiotik + Lugol + Propranolol + PTU + Insulin
C. Infus NaCl 0,9% + Antibiotik + Lugol + PTU + Propanolol
D. Infus NaCl 0.9% + PTU + Kortikosteroid + Insulin
E. Infus NaCl 0.9% + PTU + Insulin

70. Seorang wanita usia28 tahun datang ke poliklinik penyakit dalam dengan mengeluhkan sering
BAK dalam 23 bulan terakhir disertai sering merasa haus sepanjang hari. Pasien sedang hamil
anak ke-3 dengan usia kehamilan 21 minggu dan selalu rutin memeriksakan kandungannya.
Dari pemeriksaan vital sign: TD:120/80 mmHg, Nadi:82x/I, temp:36,30C.Pem.fisik:turgor kulit
baik. Laboratorium: Hb;10,4gr/dl; leukosit:9300/mm3,KGD N/2jam PP:
96/135mg/dl.Pemeriksaan urine 24 jam: volume 6 liter/24 jam; Osmolaritas urine: 200mOsm/L.
Pernyataan di bawah ini yang tidak tepat, sesuai dengan keluhan yang dialami pasien adalah:
a. Dapat disebabkan peningkatan aktivitas enzim Cystine aminopeptidase yang dihasilkan
oleh plasenta.
b. Kelainan yang disebabkan defisiensi relatif plasma Arginin Vasopresin (AVP) atau
kenaikan kecepatan metabolisme AVP.
c. Umumnya berhubungan dengan preeclampsia,acute fatty liver dan koagulopati.
d. Poliuria biasanya tidak dapat dikoreksi dengan pemberian AVP sebab secara cepat akan
didegradasi.
e. Tidak dapat dikontrol dengan DDAVP, AVP V2 receptor agonistkarena resisten
terhadap degradasi oleh oxytosinase atau vasopressinase.
18

71. Seorang perempuan, 65 tahun datang kontrol ke poliklinik penyakit dalam dengan keluhan
badan sering lemas. Pasien merupakn penderita DM dan sering mengecek gula darahnya sendiri
dan didapatkan hasil gula darah di bawah 70 gr/dL. Beberapa hormon utama berperan dalam
mengatur keseimbangan glukosa darah. Demkian pula hormon dibawah ini, selain berperan
dalam mengatasi hipoglikemia juga dapat menurunkan kadar glukosa :
a. Insulin
b. Glukagon
c. Norepinefrin
d. Growth hormone
e. Adrenalin

72. Seorang laki-laki 56 tahun sering datang kontrol ke poliklinik interna dengan diagnosis DM
dengan komplikasi Penyakit Jantung Koroner (PJK). PJK merupakan salah satu komplikasi
kronik Diabetes Melitus yang didasar dengan kejadian Hiperglisolia kronik. Hiperglisolia kronik
akan mengubah homeostasis biokomiawi sel yang kemudian berpotensi untuk terjadinya
perubahan terbentuknya komplikasi kronik diabetes yang meliputi jalur biokimiawi di bawah ini
:
a. Jalur reduktase alkalosa
b. Jalur stress oksdatif neoplasmik
c. Jalur protein kinase B
d. Jalur pembetukan produk akhir glikasi lanjut
e. Bukan salah satu diatas

73. Seorang wanita 60 tahun dibawa ke Instalasi Gawat Darurat dengan demam dan berdebar-debar.
Sebelumnya pasien mengeluh mudah lelah, banyak berkeringat, mata menonjol, nafsu makan
meningkat, dan diare. Pemeriksaan fisik menunjukkan tinggi badan 165 cm, berat badan 40 kg,
Tekanan darah 122/60 mmHg, nadi 120 x/menit, irreguler irreguler, suhu axilla 39 C.
Ditemukan ronki halus bilateral lapang paru bawah, tremor halus pada tangan saat istirahat dan
eksoptalmus bilateral. Didapatkan benjolan pada leher sisi anterior, tidak nyeri, ukuran 10x8x7
cm, difus, dan ikut bergerak saat menelan. Pemeriksaan jantung didapatkan ictus teraba di ICS
VI 2 cm lateral dari MCL S, disertai gallop, dan edema ekstremitas bilateral. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan leukosit 9.080/μl, TSH <0.001 mIU/L dan total T4 17.8 mIU/L, SGOT
133 U/L dan SGPT 113 U/L, lain-lain dalam batas normal. EKG menunjukkan gambaran atrial
fibrilasi rapid ventriculer response dengan heart rate 110-130x/m. Terapi yang paling sesuai
untuk kasus di atas adalah:
A. PTU, Propranolol, Furosemide, Solusio Lugol, Digoxin
B. PTU, Propranolol, Dexamethason, Antibiotik, Amiodarone
C. Methimazol, Digoxin, Furosemide, Solusio Lugol, Propranolol
D. Methimazol, Furosemide, Solusio Lugol, Hidrokortison, Digoxin
E. Methimazol, Propranolol, Solusio Lugol, Dexamethason, Antibiotik

74. Seorang laki-laki berusia 51 tahun datang ke klinik karena diare 5x/hari selama 3 hari, cair,
tanpa disertai demam dan nyeri perut, kadang disertai mual dan kembung. Didapatkan pula
keluhan kabur pada mata kanan dan kiri sejak setahun terakhir. Riwayat penyakit diabetes
sejak 5 tahun yang lalu dengan obat glibenklamid 2x5 mg, diminum tidak teratur. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan TB 165 cm, BB 75 kg, TD 150/90 mmHg. Pemeriksaan
laboratorium didapatkan gula darah puasa 150 mg/dL, gula darah 2 jam pp 240 mg/dL, dan
Hba1c 10.1 %. Hasil kolonoskopi didapatkan hasil normal.Hasil pemeriksaan funduskopi
19

didapatkan mikroaneurisma (+), cotton wool spot (+), dan hard exudate (+). Problem pada
pasien ini adalah:
A. DM tipe 2, HT st 1, Obese 1, Autonomic neuropathy, Non-Proliferative Diabetic
Retinopathy
B. DM tipe 2, HT st 1, Obese 2, Autonomic neuropathy, Proliferative Diabetic Retinopathy
C. DM tipe 2, HT st 1, Obese 1, Sensoric Neuropathy, Proliferative Diabetic Retinopathy
D. DM Tipe 2, HT st 1, Overweight, Sensoric Neuropathy, Non-Proliferative Diabetic
Retinopathy
E. DM Tipe 2, HT St 1, Obese 1, Motoric Neuropathy, Proliferative Diabetic Retinopathy

75. Seorang wanita berusia 43 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan penurunan berat badan 10
kg selama 2 tahun terakhir. Pasien memiliki riwayat DM, Hipertensi dan Dislipidemia. Ibu
pasien meninggal karena penyakit jantung koroner. Pasien ini memeriksa kadar glukosa darah
puasa 2x seminggu dan nilainya antara 140-160 mg/dL. Pasien ini mendapatkan terapi
Metformin 3x500 mg, Glibenclamide 1x5 mg, Hidrochlortiazide 1x25 mg, Lisinopril 1x20 mg,
Simvastatin 1x20 mg Pada pemeriksaan fisik didapatkan TB 168 cm, BB 80 kg, TD 130/80
mmHg. Pemeriksaan laboratorium didapatkan gula darah puasa 150 mg/dL, gula darah 2 jam pp
200 mg/dL, dan Hba1c 10.4 %. Target HbA1C dan terapi medikamentosa yang selanjutnya
paling tepat diberikan adalah
A. HbA1C 8%, diberikan Insulin long acting dan insulin rapid acting
B. HbA1C 8%, OAD diganti dengan kombinasi Sitagliptin/Metformin
C. HbA1C 7%, diberikan dosis optimal metformin, glibenclamide dan pioglitazon
D. HbA1C 7%, diberikan Insulin rapid acting, metformin dan glibenclamide dilanjutkan
E. HbA1C 7%, diberikan Insulin long acting, metformin dilanjutkan, glibenclamide
stop

76. Seorang pria 38 tahun untuk ketiga kalinya dirawat dengan keluhan hipertensi dan episode
lemah anggota gerak hingga tidak mampu berdiri sendiri. Ia mendapatkan amlodipin 5mg/24
jam, tidak pernah mendapat terapi diuretik. Pemeriksaan fisik dalam batas normal kecuali untuk
kekuatan motorik, pemeriksaan penunjang: fungsi tiroid dalam batas normal, K 2,8 mmol/L,
pemeriksaan elektrolit lain dalam batas normal, demikian pula dengan fungsi ginjal dalam batas
normal. Pemeriksaan apakah yang dapat anda lakukan sebelum mencari evaluasi dari ahli
endokrin?
A. plasma aldosterone
B. trans tubuler potassium gradient
C. plasma renin
D. urin natrium dan kalium 24 jam
E. osmolalitas urin dan analisa gas darah

77. Pasien Pria, 64 tahun dengan keluhan sejak enam tahun terakhir pasien mempunyai
permasalahan dorongan seksual yang menurun, kemudian bila dorongan seksual ada, pasien
tidak mampu untuk ereksi. Pasien juga mengaku sudah tidak tidur sekamar dengan isteri sejak 6
tahun belakangan ini, walaupun isteri sudah menopouse namun masih mempunyai libido yang
tinggi dan pasien tidak bisa melayani isteri sehingga sering terjadi pertengkaran. Pasien sudah
20

pernah minum viagra dan cialis selama 6 bulan, yang terjadi penis hanya mengeras sesaat.
Pasien juga sudah pernah berobat ke poliklinik psikosomatis, neurologi dan saat ini sedang
berobat di urologi. Pasien diketahui menderita sakit DM sejak 26 tahun yang lalu dan rutin
kontrol ke poli endokrin sejak 2012. Saat ini pasien sudah mempunyai 2 orang anak dan 2 orang
cucu. Skor IIEF : 0. Hasil CTA : Tidak tampak stenosis di a. pudenda interna dan arteri pudenda
externa kanan dan kiri. Dari anamnesis diatas penyebab disfungsi ereksi pada pasien adalah :
a. Ketidak seimbangan hormonal
b. Kerusakan syaraf
c. Gangguan pembuluh darah
d. Trauma dan riwayat operasi pelvic
e. Alkohol dan merokok

78. Seorang laki-laki usia 68 tahun datang dengan keluhan sering pusing dan seperti akan jatuh dan
lemas , tidak ada nyeri dada atau sesak nafas. Akibatnya akhir-akhir ini pasien lebih sering
berbaring. Keluhan ini mulai timbul sejak 2 minggu dan terutama pada saat pasien mau bangun
dari tempat tidur, selain itu pasien juga mengeluh adanya batuk kering selama 1 minggu ini,
tanpa demam dan pasien sering tidak bisa menahan kencing. Pasien penderita hipertensi dengan
tekanan darah sekitar 140/90 dan dari riwayat obat-obatan diketahui diuretika dan obat
golongan ACEbloker. Pada saat pemeriksaan TD 100/70 mm Hg Nadi 100 RR 20x/menit dan
suhu 36,8C. Diabetes, Penyakit jantung dan ginjal serta TBC disangkal. Hb 13 HT 45 Trombo
350000 dan leukosit 9800 Kalium 3,0 Na 144 Cl 119 GDS 98 Kreatinin 1,5 Ureum 35.
Kemungkinan diagnosa penyakit diatas yang paling mendekati:
a. Penyakit iatrogenik
b. Penyakit metabolik/endokrin
c. Penyakit kardiovaskular
d. Penyakit neurogenik
e. Penyakit renal

79. Seorang wanita 68 tahun dating dengan nyeri punggung hebat secara tiba-tiba. Foto
torakolumbal menunjukan adanya wedge shaped deformity pada torakal XII. Pemeriksaan
BMD menunjukan skor T -3,5 pada lumbal dan -2,6 pada colum femoris. Tiga tahun
sebelumnya pasien pernah menjalani skrining BMD dan didapatkan hasil osteopenia ringan.
Pasien menopause pada usia 49 tahun. Selama 3 tahun terakhir pasien control rutin di poli
penyakit dalam oleh karena hipertensi, DMT2 dan riwayat kencing batu. Pemeriksaan fisik
menampilkan pasien gemuk dengan wajah kemerahan, adanya kelemahan otot proksimal serta
nyeri tekan region spinal sekitar torakal XII. Selain pemeriksaan DPL, panel metabolic dasar
dan kadar 25-hidroksi-vitamin D. Pemeriksaan apa lagi yang dibutuhkan untuk menjelaskan
penyebab osteoporosis berat pada pasien ini ?
A. Elektroforesis protein serum
B. Triptase serum
C. Kadar PTH serum
D. Kadar IGF-1 serum
E. Kortisol saliva tengah malam

80. Seorang pasien wanita G2P1A0, 27 tahun, hamil 24-25 minggu, dikonsulkan dari bagian
obstetrik untuk dilakukan evaluasi karena riwayat melahirkan bayi 4700 gram pada kehamilan
pertama (melahirkan di bidan desa). Riwayat DM disangkal penderita. Saat kehamilan kedua ini
berumur 2 bulan pasien pernah memeriksakan gul darah di puskesmas dan hasilnya normal.
Pemeriksaan apa yang hendak saudara minta untuk pasien ini ?
21

A. Gula darah 1 jam post prandial


B. Gula darah 2 jam post prandial
C. HbA1c
D. Tes toleransi glukosa oral 75 g
E. Tes toleransi glukosa oral 100 mg

81. Seorang laki-laki 53 tahun dating ke tempat praktek saudara untuk pemeriksaan kesehatan.
Tidak ada masalah kesehatan sebelumnya. Sering minum multivitamin. Pada PF ditemukan
nodule pada kelenjar tiroid. Setelah dilakukan pemeriksaan TSH ditemukan kadar yang
rendah. Apa langkah berikutnya untuk evaluasi kelainan pasien ini ?
A. Follow up dan pengukuran TSH dalam 6 bulan kedepan
B. FNAB
C. Low dose Thyroid Replacement
D. PET scan diikuti operasi
E. Radionuclide tiroid scan

82. Seorang laki-laki usia 39 tahun di ruang rawat intensif karena pneumonia berat dan memerlukan
intubasi. Sebelumnya kondisi pasien sehat dan tidak memiliki riwayat diabetes. Pemeriksaan
glukosa darah acak pada hari pertama rawatan adalah 210 mg/dl, 231 mg/dl dan 202 mg/dl.
HbA1c 5,6%. Bagaimana penatalaksanaan gula darah pada pasien tersebut?
a. hanya memantau kadar gula darah
b. pemberian insulin dengan target glukosa 110-125 mg/dl
c. pemberian insulin dengan target glukosa 110-140 mg/dl
d. pemberian insulin dengan target glukosa 140-180 mg/dl
e. pemberian insulin dengan target glukosa 140-199 mg/dl

83. Seorang laki-laki usia 55 tahun datang dibawa keluarga ke rumah sakit dengan penurunan
kesadaran.Pasien menderita diabetes dan rutin mengkonsumsi obat. Pada pasien didapati mulut
kering dan palpitasi.Pada perjalanan menuju rumah sakit juga menurun pengakuan keluarga
bahwa pasien sempat kejang.Pada pemeriksan penunjang didapatkan kadar gula darah 32
mg/dl.Mekanisme regulasi umpan balik yang terjadi pada tubuh pada keadaan glukosa plasma
yang rendah atauhipoglikemia adalah:
a. pada sel α pankreas akan menurunkan produksi glukagon
b. aktifasi sistem saraf simpatis menurunkan produksi adrenalin
c. pada hipofise anterior merangsang sekresi ACTH yang kemudian menstimulasi
adrenalmelepas kortisol
d. pada pituitary anterior akan menekan sekresi growth hormone
e. terjadi penurunan proses glikogenolisis dan gluconeogenesis

84. Seorang wanita usia 57 tahun datang dibawa keluarga ke rumah sakit dengan penurunan
kesadaran. Pasien menderita diabetes dan menggunakan insulin. Pada pemeriksan penunjang
didapatkan kadar gula darah 37 mg/dl.Penatalaksanaan pada pasien tersebut adalah:
a. glukosa oral, hidrokortison, dioxazide
b. glukosa oral, hidrokortison, streptozotocin
c. glukosa intravena, hidrokortison, dioxazide
d. glukosa intravena, glukagon, hidrokortison, dioxazide, bromokriptin
e. glukosa intravena, glukagon, hidrokortison, dioxazide

85. Seorang laki-laki usia 59 tahun datang dibawa keluarga ke rumah sakit dengan penurunan
kesadaran. Pasien menderita diabetes dan rutin mengkonsumsi obat. Pada pemeriksan penunjang
didapatkan kadar gula darah 41 mg/dl. Etiologi hipoglikemia pada kasus tersebut kemungkinan
akibat obat hipoglikemik oral. Obat-obatan yang dapat menyebabkan hipoglikemia diantaranya
yaitu:
22

a. insulin, sulfonilurea, kloroquin, ciprofloksasin


b. insulin, sulfonilurea, kina, ciprofloksasin
c. insulin, sulfonilurea, trimethoprim-sulfamethoxazole, hidroklorotiazide
d. insulin, sulfonilurea, penyekat beta, indomethacin, ocreotide
e. indomethacin, penyekat beta, trimethoprim-sulfamethoxazole, kloroquin

86. Seorang laki-laki usia 54 tahun datang dengan penurunan kesadaran. Pasien telah menderita
diabetesselama 10 tahun. Menurut pengakuan keluarga pasien, selama 3 bulan terakhir pasien
menghentikan obat-obatannyakarena merasa tidak ada keluhan. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan tekanan darah 126/84mmHg, frekuensi nafas 30x/menit, kesan kussmaul. Thorax
dalam batas normal. Pemeriksaanlaboratorium didapatkan Hb 13,1 gr/dl; kadar gula darah 781
mg/dl; pada analisa gas darah pH 7,05; dandijumpai ketonuria. Pasien dimasukkan ke ruang
rawat intensif. Komponen yang dinilai untuk fase resolusi ketoasidosis diabetik yaitu:
a. kadar gula darah, bikarbonat, pH darah, kreatinin, anion gap
b. kadar gula darah, bikarbonat, anion gap, pH darah, fosfat
c. pH darah, bikarbonat, fosfat, anion gap, kadar gula darah
d. anion gap, bikarbonat, kadar gula darah, pH darah
e. kreatinin, kadar gula darah, fosfat, bikarbonat, anion gap.

93. Seorang wanita usia 32 tahun datang untuk konsultasi. Pasien baru saja selesai melahirkan yang
saat sedang mengandung diketahui menderita diabetes melitus gestasional.Saat ini pasien
datang untuk konsultasi sekaligus menanyakan mengenai penyakit DM gestasionalnya tersebut.
Yang saudara anjurkan untuk evaluasi pada pasien tersebut adalah:
a. tes toleransi glukosa oral 3 minggu pasca persalinan, selanjutnya per 1 tahun
b. tes toleransi glukosa oral 3 minggu pasca persalinan, selanjutnya per 3 tahun
c. tes toleransi glukosa oral 6 minggu pasca persalinan, selanjutnya per 1 tahun
d. tes toleransi glukosa oral 6 minggu pasca persalinan, selanjutnya per 3 tahun
e. tes toleransi glukosa oral 3 minggu pasca persalinan, jika normal maka tidak perlu diulang lagi

94. Seorang laki-laki usia 63 tahun datang dengan keluhan kejang. Pasien merupakan penderita
hipertiroid yang telah menjalani operasi tiroidektomi.Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda
Chovstek dan bradikardi.Pada elektrokardiografi didapatkan interval QT yang
memanjang.Diduga pasien mengalami hipokalsemia dengan etiologi hipoparatiroid yang
disebabkan operasi tiroidektominya.Hormon paratiroid memiliki peranan yang penting dalam
mengatur kadar kalsium serum. Efek hormone paratiroid dalam mengatur kadar kalsium dalam
serum yaitu:
a. menurunkan ekskresi fosfat
b. meningkatkan ekskresi fosfat
c. menurunkan absorpsi kalsium di tubulus distal
d. menurunkan resorpsi tulang
e. menurunkan kadar 1,25(OH)2D3

95. Seorang wanita usia 32 tahun datang dengan keluhan tidak haid selama 4 bulan. Sebelumnya
pasien mengaku selalu haid teratur.Pasien juga mengeluhkan sering sakit kepala.Pada anamnesa
lebih lanjut didaptkan galactorrhea pada pasien, namun pasien saat ini tidak sedang
menyusui.Pada pemeriksaan hormon tiroid dalam batas normal.Pasien juga tidak sedang
menggunakan kontrasepsi hormon.Padapemeriksaan hormon prolaktin dijumpai
hiperprolaktinemia. Pada MRI didapatkan makroadenoma dengan diameter 1,4 cm.
Berikut ini pernyataan yang benar sehubungan dengan prolaktinoma yaitu:
a. salah satu penyebab sekundernya adalah hipertiroid
b. penatalaksanaan dimulai jika muncul gejala atau ada hipogonadisme
23

c. bromocriptine tidak boleh diberikan pada kehamilan


d.Pasien yang telah menjalani transsphenoidal surgery tidak akan mengalami
hiperprolaktinemia lagi
e. cabergoline dapat diberikan pada pasien dengan kelainan katup jantung

96. Seorang wanita usia 40 tahun datang dengan keluhan sering berdebar-debar. Pasien juga
mengeluhkansering berkeringat dan semakin kurus. Pada pemeriksaan fisik didapatkan teraba
massa soliter pada leher.Pasien direncanakan pemeriksaan lebih lanjut.Salah satu modalitas
pemeriksaan kelenjar tiroid adalahradioiodine uptake.
Radioiodine uptake akan meningkat pada keadaan:
a. Grave disease
b. Cold nodul soliter
c. Kelebihan iodine
d. Hashimoto
e. Cold nodul multinodular

97. Seorang laki-laki berusia 55 tahun, dibawa ke UGD dalam keadaan kesadaran menurun.Istri
pasien mengatakan bahwa sejak 2 hari terakhir pasien sangat sering buang air kecil hingga
badannya makin lemah dan hari ini tidak sadar. Sejak 5 hari pasien batuk berdahak warna
kuning dan demam, asupan makan jauh berkurang karena mual, berat badan pasien menurun 3
kg dalam 1 bulan terakhir, tapi pasien tidak mau berobat. Dari pemeriksaan fisik didapatkan
pasien somnolen, tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 140 x/mnt, isi kurang, irama
reguler, frekuensi pernafasan 24 x/mnt, suhu 38,2o C. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan
Hb 17,3 g/dl, hematokrit 54, glukosa darah 996 mg/dl, kreatinin serum 1,6 mg/dl, natrium 165
meq/L, kalium 2,8 meq/L Cl 127 mEq/L; pH 7,35; pCO2 23 mmhg, pO2 92 mmHg; HCO3 19
mEq/L; BE -2,4; saturasi O2 95%, Betahidroksi butirat negatif
Tatalaksana kedaruratan yang tepat pada pasien ini adalah:
A. Resusitasi cairan + regulasi glukosa darah+ antibiotik+ natrium bikarbonat
B. Regulasi cairan + regulasi glukosa darah + antibiotik + koreksi hipokalemi
C. Regulasi glukosa darah secepatnya + koreksi hipokalemi + pemberian vasopresor
D. Resusitasi cairan + regulasi glukosa + natrium bikarbonat + koreksi hipokalsemi
E. Regulasi glukosa darah + natrium bikarbonat + koreksi hipokalemia + pemberian
Vasopressor

98. Seorang perempuan berusia 37 tahun, dating ke poliklinik karena rasa nyeri pada leher, dua
minggu sebelumnya ia mengalami demam dan pembengkakan pada kelenjar gondokdisertai
rasa nyeri. Satu minggu terakhir muncul gejala berdebar-debar, banyak keringat, gemetar, nyeri
kepala, dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma diffuse, tidak ada
eksoftalmus, frekuansi nadi 110x/menit, regular. Hasil laboratorium menunjukkan Hb 12,8 g/dl;
leukosis 6700/ ul; trombosit 271.000/uL, LED 120 mm/jam. FT4 2,2 ng/dl, TSHs 0,3 ml/L.
Dalam jangka panjang komplikasi yang dapat terjadi pada pasien tersebut
A. hipotiroid
B. Krisis tiroid
C. Abses tiroid
D. Nodul tiroid
E. Keganasan tiroid

99. Seorang wanita 64 tahun, perokok, penderita DM 15 tahun, datang dengan keluhan nyeri dan
bengkak pada pergelangan kaki sejak 1 minggu yang lalu, sehingga menyebabkan jalannya
pincang. Pada telapak kaki kanannya, didapatkan kalus berukuran 2x2 cm yang disertai
warna kemerahan pada kulit sekitarnya. Gambaran radiologi menunjukkan proses
degeneratif pada daerah midfoot dengan arsitektur sendi yang menunjukkan disorganisasi
24

yang ekstensif. Pasien mempunyai tinggi badan 160 cm dan berat badan 78 kg.pernyataan
berikut yang berhubungan dengan keadaan pasien ini adalah :
A. tidak ada risiko osteomielitis yang bermakna
B. merupakan komplikasi dari neuropati perifer dan trauma
C. disebabkan oleh vaskularisasi yang buruk dan infark tulang
D. berhubungan dengan clubbing dan periostitis tulang panjang
E. ditemukan pada penderita DM dengan berat badan lebih, dengan osteofit yang besar pada
korpus vertebra dan osteofit pada siku dan kalkancus

100. Seorang laki-laki, 42 tahun, dikonsulkan ke Poli Penyakit Dalam dengan keterangan
riwayat DM diketahui sejak 5 tahun disertai penyakit jantung koroner dan dislipidemi.
Selama 3 tahun terakhir mendapat pengobatan: management nutrisi, olahraga dan obat
glibenklamid 2x5 mg, metformin 3x500 mg, acarbose 3x50 mg. Hasil pemeriksaan
laboratorium menunjukkan: gula darah puasa 145 mg/dL dan 2 jam PP 268 mg/dL dan
kadar AIC 9,1%.

Apa saran anda selanjutnya untuk mengendalikan gula darah pada penderita ini:
A. Mengganti obat antidiabetik oral dengan fixed dose combination
B. Penambahan Obat Anti Diabetik oral ke-4 golongan tiazolidinedion
C. Dosis metformin dan acarbose dinaikkan sampai maksimal dan glibenklamid diganti
glimepirid
D. Pemberian basal insulin dikombinasikan dengan obat anti diabetic yang sudah
diminum sebelumnya.
E. Menambahkan glimepirid untuklebih meningkatkan produksi insulin dan perlindungan
kardiovaskuler.

101. Rencana penatalaksanaan selanjutnya untuk pasien ini adalah


A. Pemeriksaan gula darah puasa
B. Melakukan pemeriksaan komplikasi kronis
C. Pemeriksaan gula darah rata-rata mingguan
D. Pemeriksaan gula darah 1 jam post prandial
E. Pemeriksaan gula darah 2 jam post prandial

102. Berapa sasaran terapi kadar LDL dan TG pada pasien ini?
A. LDL < 70 mg/dL dan TG < 150 mg/dL
B. LDL < 100 mg/dL dan TG < 150 mg/dL
C. LDL < 130 mg/dL dan TG < 200 mg/dL
D. LDL < 130 mg/dL dan TG < 150 mg/dL
E. LDL < 150 mg/dL dan TG < 200 mg/dL

103. Jika pada penderita ini terdapat edema tungkai maka obat diabetes yang sebaiknya
dihindari adalah
A. Metformin
B. Glibenklamid
C. Human insulin
D. Thiazolidinedione
E. Insulin long acting

104. Jika penderita mau suntik insulin sesuai konsep basal-bolus, maka disarankan
A. Suntik insulin basal (long actiong) ditambah OAD sulfonylurea
25

B. Semua OAD diteruskan ditambah suntik insulin basal (long acting) dan insulin prandial
(rapid acting) tiga kali sehari
C. Suntik insulin basal (long acting) ditambah suntik insulin prandial (rapid acting)
sebelum makan pagi, siang dan malam
D. Suntik insulin basal (long acting) ditambah suntik insulin prandial (rapid acting)
sebelum makan (pada jadwal dengan porsi terbanyak) ditambah OAD.
E. Suntik insulin basal (long acting) ditambah suntik insulin prandial (rapid acting)
sebelum makan (pada jadwal dengan porsi terbanyak) dan sebelum tidur

105. Seorang laki-laki berusia 50 tahun, dibawa ke UGD dengan keluhan kesadaran makin
menurun sejak 4 jam sebelum masuk RS. Empat hari yang lalu pasien mulai mengeluh
demam disertai batuk, dan sejak itu pasien tidak mau makan dan minum.Satu hari
kemudian pasien mulai sulit diajak berkomunikasi dan pasien terlihat gelisah.Sejak pagi
hari ini pasien tidak bangun dari tempat.Bila dibangunkan I hanya membuka mata lalu
tidur lagi. Pasien diketahui menderita diabetes sejak 4 tahun yang lalu, dan mendapat
pengobatan gliquidon 2x30 mg, metformin 2x500 mg. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan keadaan umum sakit berat, kesadaran somnolen, TD: 90/80, nadi: 90
o
x/menit, suhu: 39,2 C, frekuensi nafas 24 x/menit. Sklera tampak ikterik, kongjungtiva
tidak pucat.Pada paru-paru didapat suara nafas bronkhovesikuler dan ronkhi basah di
bagian basal paru kanan.Jantung masih dalam batas normal.
Pemeriksaan abdomen didapatkan hati tidak teraba, limfa membesar sampai SI.Pada
tungkai didapatkan kulit hiperpigmentasi, akral dingin, dan terlihat eritema Palmaris.
Diagnosis (D) dan diagnosis banding (DD) untuk masalah penurunan kesadaran pada
pasien diatas adalah

A. D/ Ensefalopati hepatic DD/ Kern icterus


B. D/ Ensefalopati hepatic DD/ Koma hopoglikemia
C. D/ Koma hopoglikemia DD/ Ensefalopati hepatic
D. D/ Stroke non hemoragik DD/ Koma hopoglikemia
E. D/ Ensefalopati hepatic DD/ Stroke non hemoragik

106. Pemeriksaan yang anda sarankan untuk menegakkan diagnosis bagi masalah penurunan
kesadaran pada pasien ini adalah
A. PET scan kepala
B. Keton dalam darah
C. Pemeriksaan SGOT dan SGPT
D. Pemeriksaan gula darah sewaktu
E. Pemeriksaan ureum dan kreatinin

107. Tindakan apa yang sebaiknya saudara lakukan di UGD sebelum mendapatkan hasil
pemeriksaan darah
A. Transfusi darah
B. Pemberian insulin
C. Pemberian antibiotik
D. Pemberian glukosa 40% intravena
E. Melakukan bilas lambung dengan air es

108. Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan gula darah sewaktu 85 gr/dl, SGOT 48, SGPT
33, albumin 2,8 gr/dl, globulin 3,5 gr/dL, Hb 11,2 gr/dL, leukosit 13500/uL, trombosit
76.000/uL. Obat yang saudara berikan adalah :
26

A. Probiotik
B. Kurkuma
C. Laktulosa
D. Piracetam
E. Branched-chtain amino acid

109. Bagaimana tindakan saudara terhadap masalah trombositopenia pada pasien tersebut
A. Transfusi trombosit
B. Tidak ada tindakan khusus
C. Memeriksa kadar trombopoictin
D. Melakukan bone marrow puncture (BMP)
E. Memberikan vit K intravena untuk mencegah pendarahan

110. Seorang wanita usia 34 tahun, datang dengan keluhan rasa nyeri di bagian depan leher, disertai
meriang dan demam lebih kurang 7 hari yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluh berdebar-
debar. Tekanan darah 120/80, nadi 100x per menit. Pada pemeriksaan fisik teraba adanya
massa di bagian depan leher dan pada palpasi. Ikut bergerak saat menelan, ditus, keras,
permukaan berbenjol disertai dengan nyeri saat ditekan, terdapat tremor halus pada kedua
telapak tangan dan reflek fisiologis bisep meningkat. Pada pemeriksaan laboratorium Hb 12,9
mg/dl, leukosit 8900, trombosit 190.000, FT4 4,4 pmol/L dengan TsHs 0,01 plU/ml.
Sebutkan diagnosis yang paling mungkin pada pasien ini!
A. Tiroditis akut
B. Struma difusi toksik
C. Struma nodosa toksik
D. Kista tiroid terinfeksi
E. Struma difusi dengan nodul toksik

111. Patotisiologi timbulnya keadaan di atas berkaitan dengan?


A. Trauma
B. Proses infeksi
C. Proses degenerasi
D. Proses autoimmune
E. Proses keganasan

112. Pemeriksaan penunjang yang anda sarankan untuk memastikan diagnosa adalah …
A. USG
B. Thyroid scintigraphy
C. Pemeriksaan anti TPQ
D. Pemeriksaan reseptor antibody timid

113. Pasien sudah mendapat pengobatan metimazol 1x10 mg. satu bulan kemudian pasien datang
untuk kontrol, keluhan berdebar-debar berkurang. Pada pemeriksaan fisik didapatkan : tekanan
darah 100/80 mmHg, nadi 70x per menit, tremor tidak ada. Pada pemeriksaan leher teraba
kelenjar gondok dengan permukaan berbenjol keras. Pemeriksaan laboratorium TsHs 7 Piu/ ml
FT4 0,01 pmoI/L, ANTI tpo x 200 nmoI/L.

Apa masalah yang paling utama pada pasien saat ini?


A. Hipotiroid
B. Tiroiditis kronis
C. Tiroiditis hashimoto
D. Hipotiroid akibat obat metimazol
27

114. Tatalaksana selanjutnya yang anda rencanakan adalah?


A. Total tiroidektomi
B. Parsial toroidektomi
C. Ablasi yodium radioaktif
D. Substitusi hormone tiroksin
E. Suplementasi hormone tiroksin

115. Seorang perempuan, 37 tahun, datang ke poli karena rasa nyeri pada leher. Dua minggu
sebelumnya ia mengalami demam dan pembengkakan pada kelenjar gondok disertai rasa
nyeri. Satu minggu terakhir muncul gejala berdebar – debar, banyak keringat, gemetar,
nyeri kepala dan badan lemah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan struma difus, tidak ada
eksoftalmus, frekuensi nadi 110 x/menit, reguler. Hasil lab : Hb 12,8 g/dl, leukosit
6.700/ul, trombosit 271.000/ul, LED 120 mm/jam, FT4 2,2 ng/dl (normal 0,71-1,8 ng/dl),
TSHs 0,3 (normal 0,4-5 mU/l), anti –TPO antibodies positif.
Gejala klinis pada kasus di atas paling mungkin disebabkan oleh :
A. Adanya bagian dari kelenjar tiroid yang hiperfungsi
B. Kerusakan folikel tiroid sehingga hormone tiroid terlepas ke sirkulasi berlebihan
C. Inflamasi menyebabkan ambilan yodium meningkat sehingga produksi hormone tiroid
meningkat.
D. Peningkatan antibody reseptor tiroid menyebabkan kelenjar tiroid sangat peka terhadap
stimulasi TSH.
E. Peningkatan antibody reseptor tiroid menyebabkan ukuran tiroid membesar sehingga
produksinya meningkat.

116. Seorang laki – laki, 45 tahun dibawa ke unit gawat darurat dalam keadaan kesadaran
menurun. Istri pasien mengatakan bahwa sejak 4 hari terakhir pasien sering buang air
kecil hingga badannya makin lemah dan hari ini tidak sadar.Berat badan pasien menurun
10 kg dalam 3 bulan terakhir tapi pasien tidak mau berobat. Dari pemeriksaan fisik
didapatkan pasien somnolen, tekanan darah 80/60 mmHg, frekuensi nadi 140x/menit, isi
o
kurang, irama reguler, frekuensi pernafasan 24x/menit, suhu 38,2 C. pemeriksaan
laboratorium menunjukkan Hb 17,3 g/dl; hematokrit 54; glukosa darah 996 mg/dl,
kreatinin serum 1,6 mg/dl; Na 165 mEq/L; K 2,8 mEq/L; Cl 127 mEq/L; pH 7,34; pCO 2
23 mmHg; pO2 92 mmHg; HCO3 22 mEq/L; BE -2,4; Saturasi O2 95%. ß hidroksi butirat (-
).
Diagnosis yang paling mungkin pada kasus diatas adalah :
A. Pankreatitis akut
B. Ketoasidosis DM
C. Diabetes insipidus
D. Insufisiensi adrenal
E. Hiperosmolar non ketotik

117. Seorang perempuan, 34 tahun, dikonsulkan ke bagian penyakit dalam karena hipertensi
(140/100 mmHg) dan hipokalemia berulang. Tidak ada riwayat muntah, diare, atau
minum obat – obatan selain yang diresepkan oleh dokter. Dari pemeriksaan didapatkan Na
150 mEq/L; K 2,4 mEq/L, K urin dalam urin tamping 24 jam meningkat. Pemeriksaan
penunjangapa yang perlu dilakukan untuk menegakkan diagnosis penyebab hipokalemia
berulang tersebut ?
A. Kortisol plasma, kortisol urin, aldosteron serum.
B. CT scan abdomen, CT scan kepala, kortisol urin
C. Analisis gas darah, ureum kreatinin, kortisol urin
28

D. CT scan abdomen, kortisol urin, aldosteron serum


E. Analisis gas darah, kortisol plasma, aldosteron serum

118. Seorang perempuan berusia 32 tahun, sedang hamil trimester II, dikonsulkan ke poli
penyakit dalam dengan keluhan benjolan di leher dan jantung berdebar – debar. Pada
pemeriksaan fisik dijumpai tekanan darah 120/80 mmHg, frekuensi nadi 120 x/menit
o
irama teratur, frekuensi napas 20 x/menit, suhu 36,6 C, proptosis pada kedua mata, struma
difus disertal bruit, serta tremor halus pada kedua tangan. Pada pemeriksaan penunjang
didapatkan Hb 10,2 gr/dL, leukosit 12000/ul, trombosit 245.000/ul, FT4 9ng/dl, TSH
<0,005. Terapi yang sesuai dengan diagnosis di atas adalah:
A. Ablasi tiroid
B. Obat anti tiroid
C. Operasi tiroidektomi
D. Pemberian kalium iodide
E. Suplementasi levotiroksin

Anda mungkin juga menyukai