Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA PRA SEKOLAH

Disusun oleh:

DINI ALDILA AISA

20184030070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masayarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2010).
Keluarga adalah dua atau tiga individu yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam suatu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain, dan di dalam peranannya masing-masing, menciptakan serta
mempertahankan kebudayaan (Bailon dan Maglaya dalam Setiadi, 2010).
2. Tahap Perkembangan Keluarga
Menurut Friedman 2012 membagi keluarga dalam 8 tahap perkembangan, yaitu:
a. Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru menikah yang belum mempunyai anak. Tugas perkembangan
keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Membina hubungan intim yang memuaskan

2) Menetapkan tujuan bersama

3) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social

4) Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB

5) Persiapan menjadi orang tua

6) Memehami prenatal care (pengertisn kehamilan, persalinan dan menjadi orang


tua)

b. Keluarga dengan anak pertama < 30 bulan (Child Bearing)


Masa ini merupakan transisi menjadi orang tua yang akan menimbulkan krisis
keluarga. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1) Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual dan kegiatan)

2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan

3) Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi
dengan memberi sentuhan dan kehangatan)

4) Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak

5) Konseling KB post partum 6 minggu


6) Menata ruang untuk anak

7) Biaya / dana Child Bearing

8) Memfasilitasi role learning angggota keluarga

9) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin

c. Keluarga dengan Anak Pra Sekolah


Tugas perkembangannya adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra
sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar dan kotak sosial) dan
merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini
adalah :
1) Pemenuhan kebutuhan anggota keluarga.

2) Membantu anak bersosialisasi.

3) Beradaptasi dengan anak baru lahir, anakl yang lain juga terpenuhi.

4) Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluarga.

5) Pembagian waktu, individu, pasangan dan anak.

6) Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak.

d. Keluarga dengan Anak Usia Sekolah (6 – 13 tahun)


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah dan
lingkungan lebih luas.

2) Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual.

3) Menyediakan aktivitas untuk anak.

4) Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikut sertakan anak.

5) Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan


anggota keluarga.

6) Meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman


sebaya

7) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan


8) Memenuhi kebutuhan fisik anggota keluarga

9) Mebiasakan belajar teratur

10) Memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas sekolah

e. Keluarga dengan Anak Remaja (13-20 tahun).


Tugas perkembangan keluarga pada say ini adalah :
1) Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan
brertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan
mulai memiliki otonomi).

2) Memelihara komunikasi terbuka

3) Memelihara hubungan intim dalam keluarga.

4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan anggota keluarga untuk


memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.

f. Keluarga dengan Anak Dewasa (anak 1 meninggalkan rumah).


Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan
menerim,a kepergian anaknya, menata kembali fasilitas dan sumber yang ada dalam
keluarga, berperan sebagai suami istri, kakek dan nenek. Tugas perkembangan
keluarga pada saat ini adalah :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.

2) Mempertahankan keintiman.

3) Menbantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.

4) Mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan menerima kepergian anaknya.

5) Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga.

6) Berperan suami – istri kakek dan nenek.

7) Menciptakan lingkungan rumah yang dapat menjadi contoh bagi anak – anaknya.

g. Keluarga Usia Pertengahan (Midle Age Family).


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat social dan
waktu santai.
2) Memuluhkan hubungan antara generasi muda tua.

3) Keakrapan dengan pasangan.

4) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

5) Persiapan masa tua/ pension.

h. Keluarga Lanjut Usia.


Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah :
1) Penyesuaian tahap masa pension dengan cara merubah cara hidup.

2) Menerima kematian pasangan, kawan dan mempersiapkan kematian.

3) Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat.

4) Melakukan life review masa lalu.

B. Konsep Anak Usia Pra Sekolah


1. Definisi Anak Usia Pra Sekolah
Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan rentang tiga
hingga enamtahun (Potter dan Perry, 2009). Pengertian yang sama juga
dikemukakan oleh Hockenberry dan Wilson (2009) bahwa usia prasekolah
merupakan usia perkembangan anak antara usia tigahingga limatahun. Pada usia ini
terjadi perubahan yang signifikan untuk mempersiapkan gaya hidup yaitu masuk
sekolah dengan mengkombinasikan antara perkembangan biologi, psikososial,
kognitif, spiritual dan prestasi sosial. Anak pada masa prasekolah memiliki
kesadaran tentang dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, dapat mengaturdiri
dalam toilet training dan mengenal beberapa hal yang berbahaya dan mencelakai
dirinya (Mansur, 2011).
2. Ciri-ciri Anak Usia Pra Sekolah
a. Ciri fisik ,
Penampilan maupun gerak gerik prasekolah mudah dibedakan dengan anak
yang berada dalam tahapan sebelumya
1) Anak prasekolah umumnya aktif
2) Setelah anak melakukan berbagai kegiatan, anak membutuhkan istirahat
yang cukup, sering kali anak tidak menyadari bahwa mereka harus
beristirahat cukup
3) Otot – otot besar pada anak prasekolah lebih berkembang dari control
terhadap jari dan tangan. Olehy karma itu biasanya anak belum terampil,
belum biasa melakukan kegiatan yang rumit misalnya mengikat tali sepatu.
4) Anak masih sering mengalami kesulitan apabila harus memfokuskan
pandangannya pada objek – objek yang kecil ukurannya, itulah sebabnya
koordinasi tangan masih belum sempurna.
5) Walaupun tubuh anak lentur tapi tengkorak kepala yang melindungi otak
masih lunak.
6) Walaupun anak laki – laki lebih besar, anak perempuan lebih terampil
dalam tugas yabg bersifat praktis, khusubya dalam tugas motorik halus.
b. Ciri sosial
1) Umumnya anak oada tahap ini memiliki satu atau dua sahabat, sahabat
yang dipilih biasanya yang sama jenis kelaminnya, tetapi kemudian
berkembang sahabat dari jenis kelamin yang berbeda.
2) Kelompok bermain cenderung kecil dan tida terorganisasi dengan baik,
oleh karena kelompok tersebut cepat berganti – ganti.
3) Anak lebih mudah seringkali bermain bersebelahan dengan anak yang
lebih besar
c. Ciri emosional
1) Anak prasekolah cenderung mengekpresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka., sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
2) Iri hati pada anak prasekolah sering terjadi, mereka seringkali
memperebutkan perhatian guru.
d. Ciri kognitif
1) Anak prasekolah umumnya terampil dalam berbahasa. Sebagian dari
merekla senang berbicara khususnya dalam klelompoknya.
2) Kompetensi anak perlu dikembangkan melalui interaksi minat,
kesempatan, interaksi, mengagumi dan kasih sayang.
3. Tugas Perkembangan Keluarga

Tabel 1. Tahap III Siklus Kehidupan Keluarga Inti dengan anak usia pra sekolah dan
Tugas-Tugas Perkembangan Keluarga yang Bersamaan.
Tugas-Tugas Perkembangan
Tahap Siklus Kehidupan Keluarga
Keluarga

Keluarga dengan anak usia Prasekolah. 1. Memenuhi kebutuhan anggota


keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2. Mensosialisasikan anak.
3. Mengintegrasi anak yang baru
sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4. Mempertahankan hubungan yang
sehat dalam keluarga (hubungan
perkawinan dan hubungan orangtua
dan anak) dan di luar keluarga
(keluarga besar dan komunitas).
Diadaptasi dari Carter dam McGoldrick (1988) ; Duvall dan Miller (1985)

Karena daya tahan spesifik terhadap banyak bakteri dan penyakit virus dan
paparan yang meningkat, anak-anak usia prasekolah sering menderita sakit dengan
satu penyakit infeksi minor secara bergantian. Penyakit infeksi sering terjadi bolak-
balik dalam keluarga. Sering ke dokter, merawat anak-anak yang sakit, kembali ke
rumah untuk menjemput anak sakit dari taman kanak-kanak merupakan krisis
mingguan. Jadi kontak anak dengan penyakit infeksi dan menular dan kerentanan
umum mereka terhadap penyakit merupakan masalah-masalah kesehatan utama.

Kecelakaan, jatuh, luka bakar dan laserasi juga cukup sering terjadi. Kejadian-
kejadian ini lebih sering ditemukan dalam keluarga besar, keluarga di mana pengasuh
dewasa tidak ada (orangtua sering tidak di rumah), dan keluarga dengan pendapatan
rendah. Keamanan lingkungan dan pengawasan anak yang adekuat merupakan kunci
untuk mengurangi kecelakaan.

Suami-ayah menerima lebih banyak keterlibatan dalam tanggungjawab rumah


tangga selama tahap perkembangan keluarga ini daripada tahap lain, persentase
terbesar dalam tahap ini digunakan untuk aktifitas perawatan anak. Keterlibatan ayah
dalam perawatan anak saat ini benar-benar penting, karena hubungan ini dengan anak
usia prasekolah dapat membantu anak mengindentifikasi jenis kelaminnya. Khusus
bagi anak laki-laki dalam usia 5 tahun, penting sekali bagi mereka untuk bergaul
secara rapat dengan lingkungan terbatas yang kuat, ayah yang hanya atau pengganti
ayah sehingga identitas peran laki-laki dapat terbentuk (Walters, 1976).

Peran yang lebih matang juga diterima oleh anak-anak usia prasekolah, yang
secara perlahan-lahan menerima lebih banyak tanggungjawab perawatan dirinya
sendiri, plus membantu ibu atau ayah dalam melakukan pekerjaan rumah tangga. Di
sini bukan produktifitas anak yang penting, melainkan proses belajar yang
berlangsung.

Berlawanan dengan harapan, penelitian membuktikan bahwa kelahiran anak


kedua dalam keluarga memiliki efek yang bahkan lebih merusak hubungan
perkawinan dari pada kelahiran anak pertama. Feldman (1961) melaporkan bahwa
peran orangtua membuat peran-peran perkawinan lebih sulit, seperti terungkap dalam
observasi berikut ini : pasangan suami istri masing-masing merasakan perubahan
kepribadian yang negatif ; mereka kurang puas dengan keadaan di rumah, terdapat
banyak interaksi yang berorientasi pada tugas, pembicaraan pribadi lebih sedikit dan
pembicaraan yang berpusat pada anak lebih banyak, kehangatan yang diberikan
kepada anak lebih banyak dari pada yang diberikan satu sama lain, dan tingkat
kepuasan hubungan seksual lebih rendah (Feldman, 1969).

Penelitian yang cukup terkenal ini paralel dengan laporan dan observasi para
konselor keluarga bahwa hubungan perkawinan sering mengalami keguncangan
dalam tahap siklus ini. Sebenarnya, banyak sekali perceraian yang terjadi dalam
tahun-tahun seperti ini karena ikatan perkawinan yang lemah atau tidak memuaskan.
Privasi dan waktu bersama merupakan kebutuhan yang utama. Konseling perkawinan
dan kelompok-kelompok pertemuan perkawinan merupakan sumber-sumber yang
penting dikalangan kelas menengah. Akan tetapi keluarga tanpa sumber-sumber
ekonomi, hanya memiliki bantuan yang terbatas untuk memperkokoh upaya
penyelamatan perkawinan. Terdapat trend bagi para pastur dan pendeta untuk menjadi
terlatih sebagai konselor perkawinan dan konselor keluarga yang tidak bisa
mengupayakan terapi pribadi.

Tugas utama dari keluarga adalah mensosialisasikan anak. Anak-anak usia


prasekolah mengembangkan sikap diri sendiri (konsep diri) dan dapat secara cepat
belajar mengekspresikan diri mereka, seperti tampak dalam kemampuan menangkap
bahasa dengan cepat.

Tugas lain selama masa ini menyangkut bagaimana mengintegrasikan anggota


keluarga yang baru (anak kedua dan ketiga) semasa masih memenuhi kebutuhan anak
yang lebih tua. Penggeseran seorang anak oleh bayi baru lahir secara psikologis
merupakan suatu kejadian traumatik. Persiapan anak-anak menjelang kelahiran
seorang bayi membantu memperbaiki situasi, khususnya jika orangtua sensitif
terhadap perasaan dan tingkah laku anak yang lebih tua. Persaingan dikalangan kakak
beradik (sibling rivalry) biasanya diungkapkan dengan memukul atau berhubungan
secara negatif dengan bayi, tingkah laku regresif, melakukan kegiatan-kegiatan yang
menarik perhatian. Cara terbaik menangani persaingan dikalangan kakak adik adalah
dengan meluangkan waktu setiap hari untuk berhubungan lebih erat dengan anak
yang lebih tua untuk meyakinkannya bahwa ia masih dicintai dan dikehendaki.

Kira-kira saat anak mencapai usia prasekolah, orangtua memasuki tahap


pengasuhan anak yang ketiga, salah satunya belajar berpisah dari anak-anak ketika
mereka mulai masuk ke kelompok bermain, tempat penitipan anak, atau taman kanak-
kanak. Tahap ini berlangsung terus selama usia prasekolah hingga memasuki awal
usia sekolah. Pisah seringkali terasa sulit bagi orangtua dan mereka perlu mendapat
dukungan dan penjelasan tentang bagaimana penguasaan tugas-tugas perkembangan
anak usia prasekolah memberikan kontribusi untuk semakin meningkatnya otonomi
mereka.

Pisah dari orangtua juga sulit bagi anak-anak usia prasekolah. Pisah dapat
terjadi karena orangtua pergi bekerja, ke rumah sakit, melakukan perjalanan atau
berlibur. Persiapan keluarga untuk pisah dengan anak sangat penting dalam
membantu anak menyesuaikan diri terhadap perubahan.

Membantu keluarga untuk mendapatkan pelayanan keluarga berencana setelah


kelahiran seorang bayi, atau melanjutkan kontrasepsi jika tidak terdapat kehamilan,
juga diindikasikan. Misalnya, adalah tidak biasa bagi seorang wanita untuk berhenti
menggunakan alt kontrasepsi karena terlambat haid dengan keyakinan bahwa ia
hamil, hanya untuk mencari tahu apakah kehamilannya terjadi karena hubungan seks
tanpa perlindungan kontrasepsi.

Kedua orangtua perlu memiliki kesenangan dan kontak di luar rumah untuk
mengawetmudakan mereka sehingga mereka dapat melaksanakan berbagai tugas-
tugas dan tanggungjawab di rumah. Orangtua dari golongan kelas rendah dan orang
tunggal sering tidak punya kesempatan untuk melakukan hal ini, dan keluarga-
keluarga ini mendapat kepuasan paling sedikit terhadap pergaulan mereka dan
komunitas yang lebih luas karena posisi mereka yang terasing dan kekurangan
sumber-sumber yang tersedia bagi mereka.
4. Masalah Anak Usia Pra Sekolah
Banyak sekali masalah kesehatan yang telah diidentifikasi sepanjang
pembahasan kita tentang keluarga dengan anak usia prasekolah. Seperti telah
dinyatakan sebelumnya, masalah kesehatan fisik yang utama adalah penyakit-
penyakit menular yang lazim pada anak dan jatuh, luka bakar, keracunan dan
kecelakaan-kecelakaan yang lain yang terjadi selama usia prasekolah.

Masalah-masalah kesehatan psikososial keluarga yang utama adalah hubungan


perkawinan. Beberapa studi mencoba meneliti menurunnya kepuasan yang dialami
oleh banyak pasanga selama tahun-tahun ini dan perlunya penanganan terhadap
masalah ini untuk memperkokoh dan memberikan semangat pada unit lain yang
vital ini. Masalah-masalah kesehatan lain yang penting adalah persaingan diantara
kakak-adik, keluarga berencana, kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan,
masalah-masalah pengasuhan anak seperti membatasi lingkungan (disiplin),
penganiayaan dan menelantarkan anak, keamanan di rumah dan masalah-masalah
komunikasi keluarga.

Strategi-strategi promosi kesehatan umum berhubungan erat selama tahap ini,


karena tingkah laku gaya hidup yang dipelajari selama masa kanak-kanak dapat
menyebabkan konsekuensi-konsekuensi jangka pendek dan jangka panjang.
Pendidikan kesehatan keluarga diarahkan pada pencegahan masalah-masalah
kesehatan utama seperti merokok, penyahagunaan obat-obatan dan alkohol,
seksualitas manusia, keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga dan penanganan
stress/dukungan sosial.

C. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tahap Perkembangan Usia


Sekolah
Asuhan keperawatan keluarga pada anak prasekolah adalah suatu rangkaian
kegiatan yang diberikan kepada keluarga dengan anak usia prasekolah. Dimana, pada
anak usia inilah yang rentan dan memiliki masalah tertentu dalam menghadapi proses
tumbuh kembangnya. Peran keluarga sangat dibutuhkan sehingga proses tumbuh dan
kembang anak dapat mencapai hasil yang sesuai dengan yang diharapkan, terutama
dalam pola hidup sehat.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
1) Identitas keluarga yang dikaji adalah umur, pekerjaan, tempat tinggal, dan tipe
keluarga .
2) Riwayat dan Tahap Perkembangan keluarga
3) Riwayat keluarga sebelumnya. Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga dari pihak suami dan istri.
4) Latar belakang budaya /kebiasaan keluarga
5) Status Sosial Ekonomi
a) Pendidikan
Tingkat pendidikan keluarga mempengaruhi keluarga dalam mengenal suatu
penyakit dan pengelolaannya. Berpengaruh pula terhadap pola pikir dan
kemampuan untuk mengambil keputusan dalam mengatasi masalah dangan tepat
dan benar.
b) Pekerjaan dan Penghasilan
Penghasilan yang tidak seimbang juga berpengaruh terhadap keluarga dalam
melakukan pengobatan dan perawatan pada angota keluarga yang sakit salah
satunya disebabkan karena suatu penyakit. Menurut (Friedman, 2012)
mengemukakan bahwa ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit salah satunya disebabkan karena tidak seimbangnya sumber-
sumber yang ada pada keluarga .
6) Tingkat perkembangan dan riwayat keluarga
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini termasuk riwayat perkembangan
dan kejadian serta pengalaman kesehatan yang unik atau berkaitan dengan
kesehatan yang terjadi dalam kehidupan keluarga yang belum terpenuhi
berpengaruh terhadap psikologis seseorang yang dapat mengakibatkan kecemasan.
7) Aktiftas
Pola aktifitas yang dipilih oleh suatu keluarga dapat berpengaruh terhadap
terjadinya suatu penyakit dan gaya hidup suatu keluarga.
8) Data Lingkungan
a) Karakteristik rumah
Cara memodifikasikan lingkungan fisik yang baik seperti lantai rumah,
penerangan dan fentilasi yang baik dapat mengurangai faktor penyebab terjadinya
suatu penyakit.
b) Karakteristik Lingkungan
Derajad kesehatan dipengaruhi oleh lingkungan. Ketenangan lingkungan sangat
mempengaruhi derajat kesehatan.
9) Struktur keluarga
a) Pola komunikasi
Semua interaksi perawat dengan pasien adalah berdasarkan komunikasi.
Istilah komunikasi teurapetik merupakan suatu tekhnik diman usaha mengajak
pasien dan keluarga untuk bertukar pikiran dan perasaan. Tekhnik tersebut
mencakup ketrampilan secara verbal maupun non verbal, empati dan rasa
kepedulian yang tinggi.
b) Struktur Kekuasaan
Kekuasaan dalam keluarga mempengaruhi dalam kondisi kesehatan,
kekuasaan yang otoriter dapat menyebabkan stress psikologik.
c) Struktur peran
Anggota keluarga menerima dan konsisten terhadap peran yang dilakukan, maka
ini akan membuat anggota keluarga puas atau tidak ada konflik dalam peran, dan
sebaliknya bila peran tidak dapat diterima dan tidak sesuai dengan harapan maka
akan mengakibatkan ketegangan dalam keluarga.
10) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif
Keluarga harus saling menghargai satu dengan yang lainnya agar tidak
menimbulkan suatu permasalahan maupun stressor tertentu bagi anggota keluarga
itu sendiri.
b) Fungsi sosialisasi.
Keluarga memberikan kebebasan bagi anggota keluarga dalam bersosialisasi
dengan lingkungan sekitar. Bila keluarga tidak memberikan kebebasan pada
anggotanya, maka akan mengakibatkan anggota keluarga menjadi sepi. Keadaan
ini mengancam status emosi menjadi labil dan mudah stress.
c) Fungsi kesehatan
Fungsi mengembangkan dan melatih anak untuk berkehidupan sosial sebelum
meninggalkan rumah untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah.
d) Fungsi reproduksi
e) Fungsi ekonomi
11) Pola istirahat tidur
12) Stress dan Koping keluarga
a) Stressor jangka pendek dan panjang
Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan.
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang memerlukan
penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor\
d) Strategi koping yang digunakan
e) Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan terhadap semua anggota keluarga . Metode yang
digunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik di
klinik.
c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, type rumah, jumlah
ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber air, sumber air minum
yang digunakan serta denah rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Menjelaskan mengenai karakteristik tetangga dan komunitas setempat yang
meliputi kebiasaan, lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat,
budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis keluarga ditentukan dengan kebiasaan keluarga berpindah
tempat.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana interaksi keluarga dengan
masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga.
Yang termasuk dalam sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau dukungan
dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
d. Pengkajian Anak Sekolah
1) Bagaimana karakteristik teman bermain
2) Bagaimana lingkungan bermain
3) Berapa lama anak menghabiskan waktunya disekolah
4) Bagaimana stimulasi terhadap tumbuh kembang anak dan adakah sarana yang
dimilikinya
5) Bagaimana temperamen anak saat ini
6) Bagaiman pola anak jika menginginkan sesuatu barang
7) Bagaimana pola orang tua menghadapi permintaan anak
8) Bagaimana prestasi yang dicapai anak saat ini
9) Kegiatan apa yang diikuti anak selain di sekolah
10) Sudahkah memperoleh imiunisasi ulangan selama disekolah
11) Pernahkah mendapat kecelakaan selama disekolah atau dirumah saat bermain
12) Adakah penyakit yang muncul dan dialami anak selama masa ini
13) Adakah sumber bacaan lain selain buku sekolah dan apa jenisnya
14) Bagaimana pola anak memanfaatkan waktu luangnya
15) Bagaimana pelaksanaan tugas dan fungsi keluarga
e. Harapan keluarga
Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
2. Masalah Keperawatan Kesehatan Keluarga Yang Mungkin Muncul
a. Hambatan Interaksi Sosial
b. Disfungsi Proses Keluarga
c. Ketidakmampuan menjadi orang tua
d. Resiko pertumbuhan tidak proporsional
e. Resiko Keterlambatan Perkembangan
f. Resiko cedera
g. Resiko trauma
h. Resiko infeksi
3. Menyusun prioritas
Friedman (2012), menjelaskan perencanaan perawatan meliputi seleksi bersama
yang dirancang untuk mencapai tujuan. Faktor penetapan prioritas perasaan peka
terhadap klien dan efek terpeutik terhadap tindakan dimasa mendatang. Cara membuat
skor penentuan prioritas masalah keperawatan keluarga :
N KRITERIA S B
O K O
O B
R O
T

1 Sifat masalah
· Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
· Ancaman kesehatan 2 1
· Keadaan sejahtera 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
· Mudah 2
· Sebagian 1 2
· Tidak dapat 0
3 Potensi masalah untuk dicegah
· Tinggi 3
· Sedang 2 1
· Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
· Masalah berat, harus segera 2
ditangani 1 1
· Ada masalah, tetapi tidak perlu
segera ditangani 0
· Masalah tidak dirasakan
Skoring :

Catatan : Skor dihitung bersama dengan keluarga

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas

a. Kriteria 1
Sifat masalah : bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena yang
pertama memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh
keluarga
b. Kriteria 2
Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan terjangkaunya
faktor-faktor sebagai berikut :
1) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk menangani masalah
2) Sumber daya keluarga dalam bentuk fisik, keuangan dan tenaga
3) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan waktu.
4) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fadsilitas, organisasi dalam masyarakat dan
dukungan masyarakat
a. Kriteria 3
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan :
1) Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau masalah
2) Lamanya masalah, yang berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada
3) Tindakan yang sedang dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam
memperbaiki masalah.
4) Adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah.
b. Kriteria 4
Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor tertinggi yang terlebih
dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Zaidin. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Prasekolah Dengan Gangguan Tumbuh


Kembang. Diakses pada 8 April 2019 dari https://docplayer.info/73055698-Asuhan-
keperawatan-keluarga-dengan-anak-prasekolah-dengan-gangguan-tumbuh-
kembang.html

Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anak Usia Prasekolah. Diakses pada 8 April 2019
darihttps://www.academia.edu/10000021/ASUHAN_KEPERAWATAN_PADA_KELU
ARGA_DENGAN_ANAK_USIA_PRASEKOLAH

Nanda International. Diagnosis Keperawatan Definisi Dan Klasifikasi. 2015-2017. Jakarta :


EGC
Nursing Outcomes Classification (NOC). Fourth Edition
Nursing Interventions Classification (NIC). Fourth Edition

Anda mungkin juga menyukai