Agroklimatologi Makalah
Agroklimatologi Makalah
PENDAHULUAN
Selain itu budidaya padi sawah menyumbang 76% dari keseluruhan gas
CH4 yang diemisikansektor pertanian. Padi merupakan komoditi utama tanaman
pangan di Indonesia yang terus ditingkatkan produktivitas dan produksinya. Hal
ini disebabkan karena padi merupakan komoditi tanaman pangan yang menjadi
sumber utama gizi dan energi bagi sebagian besar penduduk.Kebutuhan terhadap
beras akan terus meningkat seiring dengan meningkatnya jumlah
1
tanama sebaiknya dibenamkan ke dalam tanah untuk menambah bahan organik
tanahserta mengurangi produksi gas CH4. Perlu dikembangkan sistem irigasi
ramah lingkungan, yakni sistem irigasi yang tidak menggunakan energi penggerak
berbahan bakar fosil. Limbah pertanian dan agroindustri dapat diolah menjadi
kompos guna mengurangi emisi GRK. Terkait dengan pemupukan, perlu
dilakukan efisiensi pemupukan dan penggunaan varietas padi yang responsif
terhadap pupuk Nitrogen. Hal ini perlu dilakukan karena peningkatan produksi
pertanian di masa yang akan datang bukan hanya ditujukan untuk stabilitas
ketahanan pangan, tetapi juga untuk mitigasi emisi GRK dan stabilitas ketahanan
energi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.2 Perubahan Iklim Global Indonesia
4
Berdasarkan studi Lennart Burg, dkk (2004) abrasi di Pantai Kuta telah
mengakibatkan hilangnya pantai rata-rata sekitar 30 meter.
“Dulu namanya Pantai Jerman ada penangkaran perahu, disebut Pantai
Jerman karena tanah dimana kalo dihitung kebarat lagi tanahnya 3x, perumahan
insinyur Jerman. Yang ada sekarang bagian belakangnya, bunglow, hilang
semua.” (disampaikan Bp. Nugre).
Abrasi Pantai Kuta menurut anggapan masyarakat berkaitan dengan
pembangunan landasan pacu (runway) Bandara Ngurah Rai. Masyarakat
beranggapan sejak adanya pembangunan runway pantai dirasakan semakin
terkikis. Pembangunan runway ini dilakukan dengan membangun bangunan yang
menjorok ke tengah laut. Pembangunan runway juga tidak disertai gorong-gorong
untuk meneruskan aliran air (arus). Sebagaimana diungkapkan oleh masyarakat
mengenai pembangunan runway Bandara Ngurah Rai.
Hal ini mengancam keberlangsungan pendapatan dari pariwisata yang
mengandalkan kekayaan dan keindahan pantai dan laut di Bali. Daerah yang lebih
‘aman’ adalah pantai berkarang yang bersifat terjal, seperti Uluwatu dan Nusa
Penida serta daerah perbukitan dan pegunungan yang saat ini mempunyai
ketinggian di atas 50 meter.
Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia menghadapi risiko
kehilangan banyak pulau-pulau kecilnya dan penciutan kawasan pesisir akibat
kenaikan permukaan air laut. Wilayah Indonesia akan berkurang dan akan ada
pengungsi dalam negeri.
Dampak kenaikan muka air laut akan mengurangi lahan pertanian dan
perikanan yang pada akhirnya akan menurunkan potensi pendapatan rata-rata
masyarakat petani dan nelayan. Kerusakan pesisir dan bencana yang terkait
dengan hal itu akan mengurangi pendapatan negara dan masyarakat dari sektor
pariwisata. Sementara itu, negara harus menaikkan anggaran untuk
menanggulangi bencana yang meningkat, mengelola dampak kesehatan, dan
menyediakan sarana bagi pengungsi yang meningkat akibat bencana. Industri di
kawasan pesisir juga kemungkinan besar akan menghadapi dampak ekonomi
akibat permukaan air laut naik. Kesemuanya ini akan meningkatkan beban
anggaran pembangunan nasional dan daerah.Dampak-dampak ini memang sering
5
dikatakan sebagai ”diperkirakan”, tetapi perubahan pola cuaca, intensitas hujan
dan musim kering, serta peningkatan bencana sudah mulai kita rasakan sekarang,
tidak perlu menunggu 2030 atau 2050. Kalau peningkatan suhu rata-rata bumi
tidak dibatasi pada 2⁰C maka dampaknya akan sulit dikelola manusia maupun
alam.
6
dalam bentukdana iklim senilai 100 miliar dolar mulai tahun 2020, dan
pengawasan terhadap janji mengurangi emisi CO2 namun prosentase kadar
emisinya tidak ditentukan sampai batas tertentu.
Untuk bisa melakukan semua ide tersebut dibutuhkan kerja keras seluruh
pihak baik pemerintah maupun warga masyarakat tanpa terkecuali sebagai
penduduk bumi. Memulai sesuatu memang tidak mudah, tapi dengan tekad yang
kuat dan konsep yang tepat dan terarah, panas bumi dapat diturunkan hingga batas
normal.
7
terhadap gelombang panjang yang bersifat panas (inframerah) yang diemisikan
oleh permukaan bumi kembali ke permukaan bumi. Pengamatan temperatur
global sejak abad 19menunjukkan adanya perubahan rata-rata temperatur yang
menjadi indikator adanya perubahan iklim. Perubahan temperatur global ini
ditunjukkan dengan naiknya rata-rata temperatur hingga 0.74 ⁰C antara tahun
1906 hingga tahun 2005. Temperatur rata-rata global ini diproyeksikan akanterus
meningkat sekitar 1.8-4.0 ⁰C di abad sekarang ini, dan bahkan menurut kajian lain
dalam IPCC diproyeksikan berkisar antara 1.1-6.4 ⁰C.
8
3. Mengancam ketersediaan air
4. Mengakibatkan pergeseran musim dan perubahan pola hujan
5. Menurunkan produktivitas pertanian
6. Peningkatan temperatur akan mengakibatkan kebakaran hutan
7. Mengancam biodiversitas dan keanekaragaman hayati Kenaikan muka laut
menyebabkanbanjir permanen dan kerusakan infrastruktur di daerah pantai
9
bergantung pada sifat fisiologis dan morfologis suatu varietas. Pemilihan varietas
padi yang ditanam di suatu daerah ditentukan oleh potensi hasil panen, kondisi
ekosistem, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit endemik serta kondisi
ekstrim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap varietas padi menghasilkan
emisimetana yang berbeda-beda, sehingga penggunaan varietas yang tepat
diharapkan dapat menekanemisi metana. Padahal jumlah varietas padi sangat
banyak.
Oleh karena itu diperlukan penelitian yang berkelanjutan untuk mengetahui
varietas padi yang mampu menekan emisi metana.Penekanan emisi metana
dengan menanam varietas yang tepat merupakan pilihan yang paling mudah
diterapkan petani. Apalagi varietas-varietas padi yang di introduksikan ke petani
mempunyai daya hasil yang tinggi atau minimal sama dengan varietas yang biasa
ditanam petani. Hasil pengujian beberapa varietas padi sawah irigasi, sawah tadah
hujan maupun sawah pasang surut sejak tahun 1995 menunjukkan bahwa varietas
Cisadane mengemisi metana paling tinggi, sedangkan IR36 dan Dodokan paling
rendah Cisadane diduga mempunyai kemampuan fotosintesis yang lebih baik dari
varietas lain sehingga eksudat akar yang dihasilkan lebih mudah terdegradasi.
Sebaliknya IR36 dan Dodokan di duga mempunyai kapasitas pengoksidasi akar
yang lebih baik dari varietas lain sehingga konsentrasi oksigen di sekitar akar
meningkat dan metana teroksidasi secara biologis oleh bakteri metanotropik.
Hasil padi per kilogram metana dapat digunakan untuk menghitung tingkat
emisimetana yang dihasilkan oleh suatu varietas. Rasio antara hasil padi dan
besarnya emisi metana(indeks) dapat digunakan untuk menduga besarnya emisi
metana dalam satu musim .Dengan hasil gabah 5 t/ha maka dugaan emisi metana
untuk Way Apoburu adalah103,9 kg/ha/musim. Bila yang ditanam Tukad Unda
(indeks 28,6) maka emisi metana adalah 174,8 kg/ha/musim. Emisi metana di
tentukan oleh karakteristik tanaman, diameter rongga aerenkima, eksudasi akar,
daya oksidasiakar, serta pemupukan dan pengaturan air. Apapun yang dilakukan
untuk menekan emisi metana dari lahan sawah, termasuk pemilihan varietas, hal
penting yang harus diperhatikan adalah peningkatan produksi padi. Oleh karena
itu perlu adanya pengembangan varietas padi yang tidak hanya berdaya hasil
tinggi, tetapi juga emisi metananya.
10
2.5 Dampak Perubahan Iklim terhadap Pertanian dan Perikanan
Berdasarkan data dan keterangan dari beberapa lembaga dan peneliti iklim
dan cuaca, perubahan iklim global telah mempengaruhi pertanian dan perikanan
dunia. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika juga menerangkan bahwa
telah terjadi penyimpangan cuaca di Indonesia sebagai akibat dari anomali suhu
permukaan laut yang cenderung hangat. Anomali ini juga terjadi di beberapa
negara diantaranya Pakistan, Cina dan Rusia.
Di Kabupaten Sumbawa sendiri dampak dari global climate change ini tidak
hanya dirasakan oleh para nelayan yang fokus usahanya mencari dan menangkap
ikan di laut, namun juga seluruh kalangan masyarakat terutama petani yang mana
profesi ini digeluti oleh sebagian besar masyarakat Pulau Sumbawa dan Indonesia
umumnya.
Setahun terakhir banyak sekali petani yang mengalami gagal panen dan
nelayan tidak melaut akibat kondisi iklim dan cuaca yang tidak menentu. Jadwal
dan pola tanampun mengalami perubahan, kondisi ini diperparah karena sebagian
besar petani dan nelayan kita khususnya di Kabupaten Sumbawa merupakan
bertani dan nelayan tradisional yang mana iklim dan cuaca merupakan faktor
penentu sekaligus pembatas keberhasilan usaha mereka.
Jane Lubchenco Kepala Badan Nasional Kelautan dan Atmosfir (NOAA)
Amerika Serikat dalam kunjungannya ke Indonesia beberapa waktu lalu
menerangkan bahwa perubahan iklim telah menimbulkan sirkulasi arus laut dunia
atau yang selama ini dikenal dengan sebutan Great Ocean Conveyor Belt telah
berubah. Hal ini menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laut dan
mengakibatkan kondisi yang ekstrem. Air laut bisa menjadi sangat panas atau
sebaliknya sangat dingin sekali.
Sementara itu Kepala Badan Riset Kelautan dan Perikanan (BRKP) Dr.
Gellwynn Yusuf dalam salah satu media masa nasional mengatakan, dengan
berubahnya sirkulasi arus laut dunia, akan membawa dampak yang sangat besar
khususnya di bidang perikanan. Hasil kajian ilmiah yang dilakukan oleh
K.E.Trenberth membuktikan bahwa selama 50 tahun terakhir, suhu atmosfir bumi
dan konsentrasi karbon dioksida (CO2) terus meningkat, yang secara langsung
11
kondisi ini juga menaikkan suhu bumi termasuk komponen akuatik, yaitu sungai,
danau dan laut. Dalam salah satu tulisannya “Effects of Global Climate Change on
Marine and Estuarine Fishes and Fisheries”, J.M. Roessig menyebutkan bahwa
dalam 10 tahun terakhir, paras laut meningkat setinggi 0,1-0,3 m dan
kemungkinan menutupi area seluas 1 juta km2. Armi Susandi, pakar perubahan
iklim dari Institut Teknologi Bandung juga sepakan akan hal ini, dia mengatakan
bahwa jika permukaan air laut naik setinggi 1 meter, diperkirakan lahan
persawahan seluas 346.808 hektar dan juga 700 buah pulau di Indonesia akan
terancam tenggelam yang mana 5% diantaranya pulau yang berpenghuni.
Jika tidak segera ditangani dan berupaya mencari solusi yang tepat,
perubahan iklim global (global climate change) dikhawatirkan akan mengancam
sistem ketahanan pangan kita. Bahkan saat ini disadari atau tidak global climate
change telah memberikan dampak pada sektor industri pertanian dan perikanan di
Indonesia dan dunia baik yang bersekala besar maupun tradisional, pada akhirnya
kondisi ini berimbas pada menurunya pendapatan sekaligus menghambat
perputaran roda perekonomian masyarakat.
Karena dampak dari global climate change ini dapat terjadi secara langsung
maupun tidak langsung serta muncul dalam variasi waktu yang berbeda, maka
dibutuhkan kesigapan, strategi dan perencanaan yang matang dari pemerintah dan
pmerintah daerah dengan memanfaatkan inovasi teknologi, melakukan kajian
yang konfrehansif dan multidisipliner serta menjalin kerja sama dengan semua
pihak untuk dapat menduga sekaligus mengantisipasi dampak yang lebih luas dari
fenomena perubahan iklim global (global climate change) ini.
12
Apabila negara-negara maju mau memperlambat laju pertumbuhan
kemakmurannya dan memberikan kesempatan kepada negara yang miskin untuk
meningkatkan kemakmuran dengan cara yang bertanggung jawab terhadap
lingkungannya, maka pada suatu saat akan tercapai suatu ekuilibrium yang
membuat perbuatan manusia semakin berimbang dan perubahan iklim global pun
akan cenderung kembali ke arah yang positif.
Mengingat begitu seriusnya dampak pemanasan global dan perubahan iklim
kiranya sangat penting untuk melakukan upaya-upaya pencegahan terutama
dimulai dari hal-hal kecil yang dapat kita lakukan pada skala rumah tangga seperti
di bawah ini:
13
a. Bila menggunakan shower atau washtafel, matikan kran pada saat anda
bercukur, menggosok gigi dan kramas dengan cara ini anda dapat berhemat
sampai dengan lebih dari 6000 L air perminggu;
b. Kumpulkan air bekas mencuci sayur, gunakan air bekas ini untuk sekedar
menyiram tanaman, merendam lap-lap kotor dll.;
c. Lakukan cuci mobil menggunakan air dalam ember dan lap, jangan gunakan
kran air;
d. Periksa secara berkala dan ganti kran atau pipa air yang mulai bocor, anda
dapat menghemat hingga 9500 Liter air perbulan.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perubahan Iklim Global adalah perubahan pola perilaku iklim dalam kurun
waktu tertentu yang relatif panjang (sekitar 30 tahunan). Perubahan Iklim Global
ini merupakan perubahan unsur-unsur iklim (suhu, tekanan, kelembaban, hujan,
angin,dan sebagainya) secara global terhadap normalnya. Perubahan iklim global
Indonesia dirasakan sebagai kenaikan suhu rata-rata tiap tahun, musim hujan
datang lebih lambat, variasi musiman dan cuaca ekstrim , kenaikan permukaan air
laut, dan lainnya. Penyebab perubahan iklim global antara lain adalah efek dari
pemanasan global dan efek rumah kaca
Dampak perubahan iklim global antara lain perubahan jumlah curah hujan,
mencairnya es di kutub utara, naiknya permukaan laut, dan lain-lain.
Indonesia dampak perubahan iklim global anatara lain kerusakan pesisir pantai
termasuk mangrove, turunnya produksi pertanian dan perikanan, tingginya variasi
penyakit seperti malaria, dan lain-lain
3.2 Saran dan kritik
Dengan tujuan penulisan makalah perubahan iklim global, diharapkan
setiap individu mampu berperan aktif dalam menjaga lapisan atmosfer agar
dipermukaan bumi tidak terjadi pemanasan global. Dengan adanya iklim yang
tidak menentu. Diharapkan kepada teman-teman dan pembaca memberikan
kritikan dan saran untuk mendukung menjaga kestabilitasan perubahan iklim
global.
15
DAFTAR PUSTAKA
CIFOR. Center for International Forestry Research. 2009. REDD: Apakah itu?
Pedoman CIFOR tentang hutan, perubahan iklim dan REDD. Bogor:
CIFOR.
Susandi, Armi et al (2007), Climate Change in Jakarta: Its Historical Study for
Projection, Proceedings of Annual Scientifi c Meeting HAGI, Jakarta,
Indonesia (7 maret 2007).
16