Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Sustainable Development Goals (SDGs) adalah program
pembangunan berkelanjutan dimana merupakan agenda pembagunan
dunia untuk kesejahteraan manusia dan planet bumi. Menurut
Kemenkes RI dalam program SDGs bahwa target sistem kesehatan
nasional yaitu pada goals ke 3 menerangkan bahwa pada 2030,
mengurangi angka kematian ibu hingga dibawah 70 per 100.000
kelahiran hidup, mengakhiri kematian bayi dan balita yang dapat
dicegah, dengan seluruh negara berusaha. Angka Kematian Neonatal
setidaknya hingga 12 per 1.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian
Balita 25 per 1.000 kelahiran hidup, mengurangi sepertiga
kematian prematur akibat penyakit tidak menular melalui
pencegahan dan perawatan, serta mendorong kesehatan dan
kesejahteraan mental. Pada 2030 menjamin akses semesta kepada
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi, termasuk keluarga
berencana (KB), informasi dan edukasi, serta integrasi
kesehatan reproduksi ke dalam strategi dan program nasional
(Kernenkes RI, 2016).
Dalam mencapai keberhasilan goal tersebut dapat dilihat dari
indikator Angka Kematian Ibu (AKI). AKI adalah jumlah kematian
ibu seJama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan
oleh kebamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan
karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau terjatuh di setiap
100.000 kelahiran hidup. Indikator ini tidak hanya mampu menilai
program kesehatan ibu, terlebih lagi mampu menilai derajat
kesehatan masyarakat, karena sensitifitasnya terhadap perbaikan
pelayanan kesehatan, baik dari sisi aksesibilitas maupun kualitas
(Kemenkes RI, 20 l7).
Namun nyatanya penurunan AKI masih fluktuatif dan tidak
pasti tiap tahunya, penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun
1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun
demikian, SDKI tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang
signifikan yaitu menjadi 359 kernatian ibu per 100.000 kelahiran
hidup. AKl kembali menujukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu
per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei Penduduk
Antar Sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes RI, 2017). AKB di
Provinsi DKI Jakarta menurut data Seksi Kesehatan Keluarga Dinkes
DKl Jakarta tahun 2016 sebesar 4 bayi mati per 1.000 kelahiran
hidup dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar 3 bayi mati per
1.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan tahun 2014 sebesar 7
bayi per 1.000 kelahiran hidup, Daerah Jakarta Barat memiliki
jumlah kematian bayi terbanyak ke dua sebanyak 214 bayi mati.
Angka kematian bayi dan balita di wiJayah Jakarta Barat dan
Utara tinggi dibandingkan wilayah lain. Hal itu kemungkinan
karena kesadaran masyarakat untuk bersalin di fasilitas pelayanan
kesehatan masih rendah, serta angka dukun bersalin sebagai penoloug
persalinan masih tinggi dibandingkan dengan wilayah lain diluar
Kepulauan Seribu. Upaya pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan di Provinsi DKI Jakarta terus meningkat yaitu sebesar
97,3% pada tahun 2016, dibandingkan dengan tahun 2015 sebesar
94,2%, meningkat 3,1%. Persentase persalinan ditolong tenaga
kesebatan tabun 2016 di Jakarta Barat sebesar 97% (Profil
Kesehtan Jakarta 2016)
Menurut data Profil Kesehatan Indonesia tahun 2015, lima
penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi
dalarn kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus.
Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab
utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK)
dan infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan
dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK
proporsinya semakin meningkat. Lebih dari 25'Yo kematian ibu di
Indonesia pada tabun 2013 disebabkan oleh HDK (Depkes RI, 20L6).
Upaya percepatan peuurunan AKI dapat dilakukan dengan
menjamin agar setiap ibu mampu mengakses pelayanan kesehatan ibu
yang berkualitas, seperti pelayanan kesehatan ibu hamil, pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan terlatih di fasilitas pelayanan
kesehatan, perawatan pasca persalinan bagi ibu dan bayi, perawatan
khusus dan rujukan jika terjadi komplikasi, kemudahan mendapatkan
euti harnil dan melahirkan, dan pelayanan keluarga berencana
(Kemenkes RI, 2017).
Untuk itu, Bidan yang memiliki peran sebagai ujung tombak
pelayanan kesehatan dimasyarakat dan sebagai seseorang yang
sangat berkaitan erat dengan setiap siklus kehidupan wanita. Setiap
siklus hidupnya wanita akan mengalami permasalah yang berbeda-beda,
terutama dalam masa keharnilan, persalinan dan setelah persalinan.
Masa-masa tersebut merupakan masa yang rawan bagi wanita, karena
terjadi perubaban-perubahan sistem tubuh sebagai penyesuaian diri
terhadap kehamilan, persalinan, dan pasca persalinan, perawatan bayi
baru lahir, dan keluarga bereneana serta kebutuhan ginekologi.
Sehingga untuk menekankan angka kematian ibu, bidan dapat
melakukan asuhan kebidanan secara komprehensif yakni suatu
pemeriksaan yang dilakukan seeara lengkap dengan adanya
pemeriksaan laboratorium dan konseling. Asuhan kebidanan
komprehensif mencakupempat kegiatan pemeriksaan berkesinambungan
diantaranya adalah asuhan kebidanan kehamilan, asuhan kebidanan
persalinan, asuhan kebidanan masa nifas, dan asuban kebidanan bayi
baru lahir.
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Melakukan Asuhan Kebidanan secara Komprehensif kepada
Ny.M di Puskesamas Kecamatan Tanjung Priok
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian pada ibu hamil, ibu bersalin,
bayi bam lahir, dan nifas.
b. Menganalisis masalah, diagnosa kebidanan pada ibu
hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas.
c. Menyimpulkan diagnosa kebidanan potensial pada ibu
hamil, bersalin, bayi baru lahir, dan nifas.
d. Melakukan tindakan segera pada ibu harnil, bersalin,
bayi baru lahir dan nifas.
e. Merencanakan tindakan pada ibu hamil, bersalin, bayi
baru lahir, dan nifas.
f. Melaksanakan rencana pada ibu hamil, bersalin, bayi
bam lahir, dan nifas.
g. Melaksanakan evaluasi pada ibu hamil, bersalin, bayi
bam lahir, dan nifas.
h. Melakukan pendokumentasian dengan metode SOAP

B. WAKTU DAN TEMPAT PENGAMBILAN KASUS


Pengambilan kasus dilakukan di ruang KIA dan RB puskesmas
Kecamatan Tanjung Priok Jakarta Utara dengan menerapkan asuhan
kebidanan yang dimulai tanggal :
1. 19 Maret 2019 : Kunjungan Kehamilan Pertama
2. 25 Maret 2019 : Kunjungan Kehamilan Kedua
3. 30 Maret 2019 : Kunjungan Kehamilan Ketiga
4. 01 April 2019 : Pertolongan Persalinan dan BBL 1 jam
5. 01 April 2019 : Kunjungan Neonatus (KN I) 6 Jam
6. 02 April 2019 : Kunjungan Nifas 1 (KF I) 6 Jam
7. 06 April 2019 : Kunjungan Nifas 2 dan Kunjungan Neonatus 2
8. 15 April 2019 : Kunjungan Neonatus 3 (KN III)
9. 03 Mei 2019 : Kunjungan Nifas 3 (KF III
8

Anda mungkin juga menyukai